Dosen Pengampu:
Dr. Rida Rahim, SE, ME
Disusun Oleh :
SUCI WIDYA - 1920532030
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
Menghitung dan menganalisis Price Earning Ratio dengan Dividen Discount Model.
A. Dengan menggunakan perusahaan sejenis dengan 10 perusahaan yaitu sektor industri konsumsi tahun 2017.
Selanjutnya menghitung nilai instrintik dengan menggunakan nilai PER dengan langkah berikut :
Menentukan EPS
k = (D0/P0 ) + g
STTP PT Siantar Top Tbk 4360 165.16 0.000 15.600 181.760 15.6 26.399 479.28
ULTJ PT UltraJaya Milk Tbk 1295 60.86 0.007 16.788 78.648 16.8 21.278 167.47
B. Selanjutnya kita menghitung nilai instrinsik saham dengan menggunakan Dividen discount model (DDM) menggunakan
formula :
Dt = D0 (1+ g)
k = (D0/P0 ) + g
P0 = D1 / (k- g)
k= P0 =
Retention Dt =
KODE NAMA EMITEN ROE DPS EPS DPR g D0 (1+ g) P0 (D0/P0 D1/
ratio Do+(1+g)
)+g (k-g)
AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk -24.870 1.000 0.000 -171.470 0.000 -24.870 0.000 -23.870 -23.870 476 -24.870 89.265
ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk -14.990 1.000 0.000 -28.480 0.000 -14.990 0.000 -13.990 -13.990 400 -14.990 4.750
BTEK PT Bumi Teknokultura Unggul -2.160 1.000 0.000 -5.440 0.000 -2.160 0.000 -1.160 -1.160 140 -2.160 62.744
- -
CAMP PT Campina Ice Cream Tbk 5.180 -24.450 0.509 0.020 25.450 0.509 -125.142 1185 -126.7 8.797
126.651 125.651
ICBP PT Indofood Sukses Makmur Tbk 17.430 0.996 1.390 325.550 0.004 17.356 1.390 18.356 19.746 8900 17.4 9.811
MYOR PT Mayora Indah Tbk 22.180 0.916 5.970 71.310 0.084 20.323 5.970 21.323 27.293 2020 20.3 234.9
STTP PT Siantar Top Tbk 15.600 1.000 0.000 165.160 0.000 15.600 0.000 16.600 16.600 4360 15.6 0.0
ULTJ PT UltraJaya Milk Tbk 16.910 0.993 0.440 60.860 0.007 16.788 0.440 17.788 18.228 1295 16.8 47.6
INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 11.000 0.999 0.612 474.750 0.001 10.986 0.612 11.986 12.598 7625 11.0 8.140
FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 12.910 1.000 0.013 83.700 0.000 12.908 0.013 13.908 13.921 1440 12.9 117.9
Berdasarkan nilai perhitungan nilai instrintik masing-masing perusahaan barang konsumsi tahun 2017
menggunakan pendekatan PER. Diketahui nilai instrintik perusahaan barang konsumsi ada yang mengalami
kenaikan dan ada yang mengalami fluktuasi. Nilai instrintik terendah pada perusahaan ALTO yaitu sebesar
(1006,41). nilai instrintik tertinggi terdapat pada perusahaan INDF sebesar 787,46.
Berdasarkan nilai perhitungan nilai instrintik masing-masing perusahaan barang konsumsi tahun 2017
menggunakan pendekatan DDM. Diketahui nilai instrintik perusahaan barang konsumsi ada yang mengalami
kenaikan dan ada yang mengalami fluktuasi. Nilai instrintik terendah pada perusahaan ALTO yaitu sebesar
4,750. dan nilai instrintik tertinggi terdapat pada perusahaan MYOR sebesar 234,9.
Perbandingan nilai instrintik perusahaan barang konsumsi dan pengambilan keputusan investasi dengan
pendekatan PER, dan DDM untuk tahun 2017 :
Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan perbandingan nilai intrinsik dengan harga pasar saham menggunakan
pendekatan PER dan DDM. Diketahui apabila dilihat dari pendekatan PER terdapat 9 saham perusahaan barang
konsumsi yang berada dalam kondisi Undervalued yaitu AISA, BTEK, CAMP,ICBP, MYOR, STTP, ULTJ, INDF dan
FAST. Hal ini dikarenakan kesembilan saham perusahaan tersebut memiliki nilai intrinsik yang lebih besar dari harga
pasar saham. Dan hanya satu perusahaan yang berada dalam kondisi Overvalued yaitu ALTO, dikarenakan memiliki nilai
intrinsik yang lebih kecil dari harga pasar saham. Berdasarkan penjelasan diatas pengambilan keputusan investasi
sebaiknya dilakukan bila menggunakan pendekatan PER adalah membeli 9 saham perusahaan sektor konsumsi, yaitu
AISA, BTEK, CAMP,ICBP, MYOR, STTP, ULTJ, INDF dan FAST, karena berada dalam kondisi Undervalued atau
murah. Bagi investor yang telah memiliki saham-saham tersebut, maka keputusan yang sebaiknya diambil adalah
menambah kepemilikan sahamnya atau menahan saham tersebut dengan harapan harga saham akan naik dikmeudian
hari. Begitupun sebaliknya terhadap perusahaan ALTO sebaiknya investor menjual saham tersebut karena berada dalam
kondisi Overvalued atau mahal.
Diketahui apabila dilihat dari pendekatan DDM terdapat 9 saham perusahaan barang konsumsi yang berada dalam
kondisi Undervalued yaitu AISA, BTEK, CAMP,ICBP, MYOR, ALTO, ULTJ, INDF dan FAST. Hal ini dikarenakan
kesembilan saham perusahaan tersebut memiliki nilai intrinsik yang lebih besar dari harga pasar saham. Dan hanya satu
perusahaan yang berada dalam kondisi Overvalued yaitu STTP, dikarenakan memiliki nilai intrinsik yang lebih kecil
dari harga pasar saham. Berdasarkan penjelasan diatas pengambilan keputusan investasi sebaiknya dilakukan bila
menggunakan pendekatan PER adalah membeli 9 saham perusahaan sektor konsumsi, yaitu AISA, BTEK,
CAMP,ICBP, MYOR, ALTO, ULTJ, INDF dan FAST, karena berada dalam kondisi Undervalued atau murah. Bagi
investor yang telah memiliki saham-saham tersebut, maka keputusan yang sebaiknya diambil adalah menambah
kepemilikan sahamnya atau menahan saham tersebut dengan harapan harga saham akan naik dikmeudian hari. Begitupun
sebaliknya terhadap perusahaan STTP sebaiknya investor menjual saham tersebut karena berada dalam kondisi
Overvalued atau mahal.