Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Penelitian


Penelitian ini berjudul “Pengaruh Laba Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Property dan Real Estate
Tahun 2011-2013”

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah “Apakah laba berpengaruh terhadap
nilai perusahaan melalui intervening dividen pada perusahaan Property dan Real
Estate Tahun 2011-2013?”

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laba terhadap nilai
perusahaan melalui intervening dividen pada perusahaan Property dan Real Estate
Tahun 2011-2013.

1.4 Hipotesis dan Statistik


Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Laba tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui intervening dividen
Ha: Laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui intervening dividen

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laba
Berdasarkan PSAK Nomor 1 informasi laba diperlukan dalam menilai perubahan
potensi sumber daya ekonomis yang dapat dikendalikan untuk menghasilkan arus kas
dan merumuskan perimbangan mengenai efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumber daya tambahan (dalam Maruli, 2008). Secara definitif laba merupakan selisih
yang timbul setelah mengurangi beban dan biaya pada pendapatan yang diperoleh
oleh perusahaan. Laba biasanya digunakan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja
perusahaan dalam periode tertentu. Selain itu, laba mencerminkan efektifitas
pengelolaan sumber daya yang ada oleh manajemen perusahaan.
Menurut Chariri dan Ghozali (dalam Sitorus, 2011), terdapat lima karakteristik
mengenai laba, antara lain:
1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi
2. Laba didasarkan postulat periodisasi, yakni prestasi perusahaan pada periode
tertentu
3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman
khusus tentang definisi, ukuran, dan pengakuan pendapatan
4. Laba memerlukan pengukuran biaya dalam bentuk historis yang dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh pendapatan tertentu.
5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan
biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Dalam rangka menilai kinerja manajemen dari periode ke periode, dapat dilihat
dari pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba merupakan perkembangan tingkat laba
yang diperoleh perusahaan dari periode ke periode. Menurut Angkoso (dalam
Sitorus, 2011), pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:

1. Besarnya perusahaan
Semakin besar ukuran perusahaan, maka ketetapan pertumbuhan laba yang
diharapkan semakin tinggi.
2. Umur perusahaan
Perusahaan muda cenderung memiliki ketetapan laba yang rendah bila
dibandingkan perusahaan yang telah lama berdiri.
3. Tingkat Leverage

2
Perusahaan yang memiliki tingkat utang yang tinggi, maka manajer
cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketetapan
pertumbuhan laba.
4. Tingkat Penjualan
Semakin tinggi tingkat penjualan di masa lalu, semakin tinggi pula tingkat
penjualan di masa depan sehingga akan menghasilkan pertumbuhan laba
yang lebih tinggi.
5. Perubahan laba masa lalu
Semakin besar perubahan laba di masa lalu, semakin tidak pasti pertumuhan
laba di masa mendatang.

2.2 Nilai Perusahaan


Berdasarkan theory of the firm, tujuan utama suatu perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm). Nilai perusahaan mengindikasikan
tingkat kemakmuran pemegang saham (sharesholder), semakin tinggi nilai
perusahaan maka semakin makmur pula pemegang saham perusahaan. Nilai
perusahaan dicerminkan dari aset yang dimiliki oleh peusahaan, seperti surat
berharga. Nilai perusahaan juga dikaitkan dengan persepsi investor terhadap
perusahaan yakni mengacu pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga
saham di pasar mencerminkan nilai perusahaan yang baik terhadap para investor
sehingga diharapkan mampu memberikan tingkat pengembalian yang tinggi bagi
pemegang sahamnya.
Menurut Jogiyanto (dalam Wihardjo, 2014), terdapat tiga jenis penting dalam
melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan, yakni penilaian atas nilai buku
(Price to Book Value), nilai pasar (Market Value), dan nilai intrinsik (Intrinsic
Value). Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
nilai perusahaan. Nilai PBV mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menciptakan nilai perusahaan dalam bentuk harga terhadap modal yang tersedia.
Ang (dalam Wihardjo, 2014) merumusakan nilai PBV sebagai berikut:

Harga saham per lembar


PBV = x 100
Nilai buku Lembar saham

Nilai buku per lembar saham diperoreh dengan cara membagi total ekuitas
perusahaan pada periode tertentu dengan jumlah saham yang tercatat di bursa efek.

3
2.3 Dividen
Dividen dapat diartikan sebagai keuntungan yang diberikan kepada pemegang
saham atas kepemilikan saham di perusahaan. Deitiana (2011) mendefinisikan
dividen sebagai
Pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada para pemegang saham secara
proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-
masing pemegang saham tersebut.

Menurut Weygandt (dalam Deitiana, 2011), dividen adalah distribusi oleh


perusahaan kepada pemegang saham sacara prorata (proporsional). Dividen dapat
dibedakan menjadi 4 jenis, yakni: 1) dividen kas (Cash Dividend), 2) dividen properti
(Property Dividend), 3) Scrip, dan 4) Dividen saham (Shares Dividend). Pada
umumnya dividen dibagikan secara berkala, misalnya setiap tahun, enam bulan, dan
sebagainya dengan rasio tertentu. Rasio tersebut biasa disebut juga sebagai Dividen
Payout Ratio.
Menurut Downs dan Goodman (2001), Deviden Payout Ratio merupakan
presentase laba yang dibayarkan secara tunai kepada pemegang saham. Dapat
disimpulakan bahwa Dividen Payout Ratio menunjukkan presentase laba yang
dibagikan kepada pemegang saham, laba bersih perusahaan, perbandingan antara
dividen perlembar saham dengan laba per lembar saham, dan besaran rasio biaasanya
diumumkan pada RUPS (dalam Deitiana, 2011).
Dalam hal prioritas pembayaran dividen, pemegang saham preferences
diutamakan memperoleh pembagian dividen terlebih dahulu sebelum pemegang
saham biasa. Namun pada kondisi perusahaan mengalami likuidasi maka dividen
kepada pemegang saham dibayarkan setelah liabilitas perusahaan dibayarkan.

4
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut
Ardiyansyah (2015), Penelitian Deskriptif merupakan proses pemecahan masalah
yang sistematis dengan menggambarkan suatu penelitian sesuai dengan kenyataannya
tanpa subjektivitas. Pendekatan kuantitatif mengacu pada data penelitian yang
berbentuk angka.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka. Metode ini dilakukan dengan cara membaca literatur-literatur terkait
masalah yang dikaji. Literatur-literatur tersebut dapat bersumber dari media cetak
atapun media elektronik yang diolah kembali sesuai kebutuhan dalam penelitian.

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan cara
menyusun data-data yang diperoleh untuk menghasilkan informasi yang berkaitan
dengan objek penelitian. Proses tersebut terdiri atas: Pengumpulan data (data
collecton), Reduksi data (Data Reduction), Penyajian data (Data Display), dan
Pemaparan dan penegasan kesimpulan. Dalam analisis data dilakukan beberapa
pengujian data, yakni: 1) Statistik Deskriptif, 2) Uji Kualitas Data, 3) Uji Asumsi
Klasik, 4) Uji Statistik Inferensial, dan 5) Analisis Path.

5
BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1 Statistik Deskriptif


4.2 Uji Kualitas Data
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.4 Uji Statistik Inferensial
4.5 Analisis Path

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai