Anda di halaman 1dari 12

M

A
K
A
L
A
H
TEMA ;
VIRUS CORONA
DISUSUN OLEH
ST. SEJAHTERA ASRAH
KELAS IXF SMPS PPM RAMA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada selaku ibu yang telah
memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini.

Judul makalah ini ialah mengenai Corona virus. Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah
untuk memberikan informasi mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan corona virus
hingga penerapannya di dalam klinis. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara optimal.

saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya dengan
senang hati akan menerima segala bentuk kritikan yang bersifat membangun dan saran-saran
yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi makalah ini. Akhir kata, saya mengucapkan
terima kasih.

Pinrang,Bungi 27 maret 2013

St.Sejahtera Asrah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3

1. Definisi............................................................................................................. 3

2. Epidemiologi.................................................................................................... 3

3. Morfologi......................................................................................................... 3

4. Klasfikasi......................................................................................................... 3

5. Replikasi.......................................................................................................... 4

6. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)................................................. 5

7. Pengobatan....................................................................................................... 9

8. Novel Corona VIrus......................................................................................... 10

BAB III. PENUTUP........................................................................................... 15

3.1. Kesimpulan

BAB I
PENDAHULUAN
Coronavirus berasal dari bahasa Yunani κορών yang berarti mahkota (corona). Dilihat di
bawah mikroskop elektron, mahkota terlihat seperti tancapan paku-paku yang terbuat dari S
glikoprotein. Struktur inilah yang terikat pada sel inang dan nantinya dapat menyebabkan virus
dapat masuk ke dalam sel inang.
Corona Virus yang pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2002-2003 di sepanjang benua Asia
hingga Amerika telah merenggut banyak korban serta memberikan perhatian penuh dari seluruh
dunia terhadap kasus tersebut.
Tujuh kasus virus yang disebut novel coronavirus (NCoV) itu muncul di wilayah Provinsi
al-Ahsa, bagian timur Arab Saudi.Virus NCoV menyebabkan pasien mengalami pneumonia dan
kadang-kadang gagal ginjal. Virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus yang
menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi di Asia pada 2003.
Hingga saat ini belum terdapat pengobatan yang spesifiik untuk penyakit yang
disebabkan oleh Corona virus, tatalaksana yang diberikan masih dalam bentuk supportif dan
mencegah komplikasi lebih lanjut dari infeksi sekunder.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

CORONAVIRUS
1.Definisi
Coronavirus berasal dari bahasa Yunani κορών yang berarti mahkota (corona). Dilihat di
bawah mikroskop elektron, mahkota terlihat seperti tancapan paku-paku yang terbuat dari S
glikoprotein. Struktur inilah yang terikat pada sel inang dan nantinya dapat menyebabkan virus
dapat masuk ke dalam sel inang.
Coronavirus merupakan virus RNA besar yang terselubung. Coronavirus merupakan
virus RNA strand positif terbesar. Coronavirus menginfeksi manusia dan hewan sebagai
penyebab penyakit pernafasan dan saluran pencernaan. Coronavirus pada manusia menyebabkan
batuk pilek dan telah dikaitkan dengan gastroenteritis pada bayi. Coronavirus pada hewan yang
lebih rendah menimbulkan infeksi menetap pada inang alamiahnya. Virus manusia sukar untuk
dibiakkan dan karena itu dicirikan dengan buruk.
Tipe baru dari coronavirus telah diidentifikasi sebagai penyebab penyakit gawat yang
disebut SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). SARS coronavirus (SARS Co-V)secara
resmi telah dideklarasikan oleh WHO sebagai agen causative penyebab SARS. SARS-CoV
mempunyai patogenesis yang unik sebab mereka menyebabkan infeksi pernafasan paa bagian
atas dan bawah sekaligus serta dapat menyebabkan gastroenteritis.

2. Epidemiologi
Pada November 2002, terjadi epidemic yang tidak biasa pneumonia berat yang tidak diketahui
asalnya di Provinsi Guangdong di selatan Cina tercatat. Ada tingginya tingkat penularan pada
petugas kesehatan (petugas kesehatan). Beberapa pasien positif untuk SARS-COV di aspirasi
nasofaring (NPA), sedangkan 87% pasien memiliki antibodi positif terhadap SARS-COV di sera
sembuh mereka. Analisis genetik menunjukkan bahwa isolat SARS-COV dari Guangzhou
memiliki asal yang sama seperti di negara-negara lain, dengan jalur filogenetik yang cocok
penyebaran SARS ke bagian lain dari dunia.
The 2002-2003 wabah SARS terutama dipengaruhi Cina daratan, Hong Kong, Singapura, dan
Taiwan. Di Kanada, wabah signifikan terjadi di daerah sekitar Toronto, Ontario. Di Amerika
Serikat, 8 orang dikontrak dikonfirmasi laboratorium SARS. Semua pasien telah melakukan
perjalanan ke daerah-daerah di mana aktif SARS-COV transmisi telah didokumentasikan. SARS
diduga ditularkan terutama melalui orang-ke-orang kontak, melalui transmisi droplet. Sebagian
besar kasus melibatkan orang-orang yang tinggal dengan atau merawat seseorang dengan SARS
atau yang memiliki paparan sekresi terkontaminasi dari pasien dengan SARS . Beberapa pasien
yang terkena mungkin telah memperoleh infeksi SARS-COV setelah kulit, sistem pernapasan
mereka, atau selaput lendir datang ke dalam kontak dengan tetesan menular didorong ke udara
oleh batuk atau bersin penderita SARS. pipa cadangan limbah, dan sistem ventilasi yang rusak
yang mungkin bertanggung jawab atas wabah SARS parah di Kebun Amoy kompleks
perumahan di Hong Kong. Transmisi mungkin terjadi dalam kompleks melalui udara, virus-sarat
aerosol.
Jumlah seluruh dunia kasus SARS dari wabah asli (November 2002 sampai 31 Juli 2003)
mencapai lebih dari 8000 orang, termasuk 1.706 petugas kesehatan. Dari kasus tersebut, 774
menyebabkan kematian, dengan rasio kematian kasus kematian 9,6%, dan 7295 pemulihan.
Sebagian besar kasus ini terjadi di Cina daratan (5327 kasus, 349 kematian), Hong Kong (1755
kasus, 299 kematian), dengan Taiwan (346 kasus, 37 kematian), dan Singapura (238 kasus, 33
kematian).
Di Amerika Utara, ada 251 kasus, dengan 43 mengakibatkan kematian (semua di Kanada) peta di
bawah ini menunjukkan distribusi di seluruh dunia kasus SARS selama wabah 2002-03.

3.Morfologi
Struktur dan komposisi
Koronavirus merupakan partikel berselubung, berukuran 80-160 nm yang mengandung genom

tak bersegmen dari RNA beruntai tunggal (27-30 kb; BM 5-6x106), genom terbesar di antara
virus RNA. Nukleokapsid heliks berdiameter 9-11 nm. Terdapat tonjolan berbentuk gada atau
daun bunga dengan panjang 20 nm yang berjarak lebar pada permukaan luar selubung,
menyerupai korona matahari. Protein struktural virus meliputi protein nukleokapsid terfosforilasi
50-60K, glikoprotein 20-30K (E1) yang bertindak sebagai protein matriks yang tertanam dalam
lapisan ganda lipid selubung dan berinteraksi dengan nukleokapsid, dan glikoprotein E2 (180-
200K) yang membentuk peplomer berbentuk daun bunga. Beberapa virus mengandung
glikoprotein ketiga (E3; 120-140K) yang menyebabkan hemaglutinasi dan mempunyai aktivitas
asetilesterase.

Genom
RNA beruntai tunggal linear tak bersegmen, protein stuktural virus meliputi protein
nukleokapsid terfosforilasi dan mengandung dua glikoprotein (bertindak sebagai protein matriks
yang teranam dalam lapisan ganda lipid selubung dan berinteraksi dengan nukleokapsid), dan
satu fosfoprotein terselubung serta mengandung duri besar / daun bunga yang menyebabkan
hemaglutirasi dan mempunyai aktivitas asetil esterase.
Protein
Protein yang terdapat dalam coronavirus berupa S (spike) protein (150k), HE protein (65kD), M
(membran) protein, E (envelope) protein (9-12kD), dan N (nucleocapsid) protein (60kD).

S (spike) protein (150k)

S protein dapat mengikat asam salisilat (9-O-acetyl neuraminic acid) pada permukaan membrane
sel inang dimana hal ini memberi kemampuan virus untuk hemagglutinasi. Antibodi yang
melawan S protein dinetralisasi.

HE protein (65kD)

Hanya terdapat pada coronavirus yang mempunyai protein hemagglutinin-esterase. Bentuk


protein ini juga seperti paku (lebih kecil dari S protein) pada permukaan virus. Protein ini juga
dapat mengikat asam salisilat. Aktivitas esterase dari HE protein dapat memecah asam salisilat
dari rantai gula, yang dapa membantu virus untuk masuk dalam sel inang dan bereplikasi.
Antibodi yang melawan HE protein juga akan dinetralisasi oleh virus.

M (membran) protein

Protein ini membantu perlekatan nukleokapsid ke membran dari struktur internal seperti Badan
Golgi dan tidak ditemukan pada membran plasma sel.

E (envelope) protein (9-12kD)

Protein kecil ini juga terdapat pada membran virus. Pada sel yang terinfeksi, protein ini
ditemukan di sekitar nucleus dan permukaan sel.
N (nucleocapsid) protein (60kD)

Nukleokapsid protein mengikat genom RNA didahului dengan beberapa rangkaian dan menuju
M protein pada permukaan dalam membrane virus. N protein merupakan protein terfosforilasi.
Tidak seperti virus RNA lain, coronavirus tidak bergabung dengan RNA polymerase dalam
partikel virus. Polymerase dibuat setelah infeksi dengan menggunakan genom RNA positif
sebagai mRNA.

4. Klasifikasi
Ordo Nidovirales
Familia Coronaviridae
Genus Coronavirus
Coronavirus penyebab SARS terletak pada Group IV ((+)ssRNA)
Tampaknya terdapat dua kelompok antigenik koronavirus manusia, yang diwakili oleh strain
229E dan OC43.

5. Replikasi
Replikasi dari koronavirus dimulai saat ia mengambil tempat dalam sitoplasma.
Koronavirus melekat pada reseptor sel sasaran melalui duri glikoprotein pada selubung virus
(melalui E2 atau E3). Koronavirus manusia dan tikus memakai reseptor yang tidak saling
berhubungan. Reseptor untuk koronavirus manusia adalah N aminopeptidase, sedangkan isoform
majemuk dari antigen karsinoembrionik yang berkaitan dengan famili glikoprotein, bertindak
sebagai reseptor untuk koronavirus tikus. Kemudian partikel diinternalisasi, kemungkinan
melalui endositosis absorptif. Glikoprotein E2 dapat menyebabkan penyatuan selubung virus
dengan selaput sel.
Peristiwa pertama setelah pelepasan selubung adalah sintesis polimerase RNA yang
bergantung pada RNA spesifik virus yang merekam RNA komplementer (untai-minus) dengan
panjang penuh. Hal ini bertindak sebagai cetakan untuk suatu set kumpulan dari 5-7 mRNA
subgenomik. Dengan diterjemahkannya masing-masing mRNA subgenomik ke dalam
polipeptida tunggal, prekursor poliprotein tidak lazim pada infeksi koronavirus. Kemungkinan
RNA genomic menyandi suatu poliprotein besar yang diolah untuk menghasilkan polymerase
RNA virus.
Molekul RNA genomik yang baru disintesis dalam sitoplasma berinteraksi dengan protein
nukleokapsid membentuk nukleokapsid heliks. Nukleokapsid bertunas melalui selaput retikulum
endoplasmik kasar dan apparatus Golgi pada daerah yang mengandung glikoprotein virus. Virus
matang kemudian dibawa dalam vesikel ke bagian tepi sel cuntuk keluar atau menunggu hingga
sel mati untuk dilepaskan. Virion tidak dibentuk melalui pertunasan pada selaput plasma.
Sejumlah besar partikel dapat terlihat pada permukaan luar sel yang terinfeksi dan kemungkinan
diadsorbsi setelah virion dilepaskan. Beberapa koronavirus lebih sering menimbulkan infeksi sel
yang menetap daripada sitosidal.
Penyakit yang ditimbulkan
Penyakit pernafasan dan batuk pilek, infeksi Gastrointestinal akut, penyakit Neurologik susunan
syaraf pada hewan. Pada blog ini, akan lebih dibahas mengenai SARS Coronavirus.

6. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)


Gejala dari SARS
Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam, myalgia, lethargy, gejala
gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala nonspesifik lainnya. Satu-satunya gejala
yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 °C (100.4 °F). Sesak napas bisa
terjadi kemudian.

Gejala tersebut biasanya muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah
dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2–3 hari. Sekitar 10–
20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.

Awalnya tanda jasmani tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan
mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy
kelihatan jelas.

Kemunculan SARS pada Sinar X di dada (CXR) bermacam-macam bentuknya. Kemunculan


patognomonic SARS tidak kelihatan tetapi biasanya dapat dirasakan dengan munculnya lubang
di beberapa bagian di paru-paru. Hasil CXR awalnya mungkin lebih kelihatan. Jumlah sel darah
putih dan platelet cenderung rendah. Laporan awal mengindikasikan jumlah neutrophilia dan
lymphopenia yang cenderung relatif, disebut demikian karena angka total sel darah putih
cenderung rendah. Hasil laboaratorium lainnya seperti naiknya kadar lactat dehydrogenase,
creatinine kinase dan C-Reactive protein.

Penularan SARS
- melalui kontak langsung dengan penderita SARS
- melalui udara yang telah tercemar coronavirus

7.Pengobatan
Pengobatan infeksi corona virus hingga saat ini masih bergantung pada anti-pyretic, supplemen
oksigen dan bantuan ventilasi. Jika terdapat kasus SARS yang mencurigakan, pasien harus
diisolasi, lebih baik di ruangan yang bertekanan negatif, disertai dengan kostum pengaman
lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien SARS. Pada awalnya akan digunakan steroid
dan antiviral drug ribavirin untuk pengobatan, namun tidak ada bukti yang mendukung terapi ini,
bahkan sekarang ini justru banyak yang mencurigai bahwa ribavirin tidak baik bagi kesehatan.
Ribavirin analog dengan nukleo
Ribavirin 400 mg tiap 8 jam (1200 mg sehari) dikonsumsi selama 3 hari (atau sampai mencapai
kondisi stabil) Lalu ribavirin 1200 mg 2 kali sehari(2400 mg sehari)
Di China, obat dari tanaman tradisional telah digunakan secara teratur dikombinasikandengan
obat sintetik untuk mengobati SARS dan dipercaya dapsecara efektif. Test in vitro menghasilkan
pendapat bahwa interferon diperbolehkan dan menjadi pilihan dalam pengobatan SARS.
Oseltamivir phbitor terhadap neuraminidase untuk pengobatan influenza A dan B. Obat ini juga
sering diresepkan bersama dengan obat-obat lain yang digunakan untuk pengobatan SARS si
China. Antibodi prevalensinya meningkat seiring dengan umur, dan ditemukan lebih dari 90 %
pada orang dewasa. Kebanyakan virus yang bagus, namun dengan adanya reinfeksi sering
diindikasikan keadalam lingkungan hidup ini terdapat bermacam-macam jenis coronavirus. Jenis
virus yang telah menginfeksi manusia tidak akan menginfeksi hewan. Pada kebanyakan infeksi
pernafasan, coronavirus sering terjai karena adanya kontak antar manusia yang semakin dekat.
Kebanyakan kejangkitan terjadtiap beberapa tahun dengan siklus hidup yang tergantung dari
jenis coronavirus.
Gefektif digunakan untuk menyembuhkan para penderita SARS. sid, dimana pemakaiannya ra
intravena untuk paling • ri) secara oral n diko at bekerja memperlihatkan interferon dapat
melawan SARS Co-V, sehingga men osphate (Tamiflu, Roche Laboratories Inc., USA)
8. Novel Corona Virus
Tujuh kasus virus yang disebut novel coronavirus (NCoV) itu muncul di wilayah Provinsi al-
Ahsa, bagian timur Arab Saudi.Virus NCoV menyebabkan pasien mengalami pneumonia dan
kadang-kadang gagal ginjal. Virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus yang
menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi di Asia pada 2003.
Selain itu Kementerian Kesehatan juga telah mengambil sampel darah mereka untukmengetahui
apakah mereka tertular.Namun Kementerian Kesehatan Arab Saudi tidak merinci berapa jumlah
orang yang menjalani pemeriksaan.Pada Maret lalu Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan
telah menerima laporan adanya 17 kasus NCoV di sejumlah negara, termasuk 11 kematian.
Kasus-kasus ini antara lain terdeteksi di Arab Saudi,Yordania, Jerman dan Inggris.Menurut
WHO, kematian terbaru akibat NCoV menimpa seorang lakilaki berusia 73 tahun dari Uni
Emirat Arab pada Maret 2013.Laporan-laporan menyebutkan sumber pasti virus sejauh ini belum
jelas. Teori yang berkembang menyebutkan virus berasaldari hewan.
BAB III
KESIMPULAN
Coronavirus berasal dari bahasa Yunani κορών yang berarti mahkota (corona). Dilihat di
bawah mikroskop elektron, mahkota terlihat seperti tancapan paku-paku yang terbuat dari S
glikoprotein. Struktur inilah yang terikat pada sel inang dan nantinya dapat menyebabkan virus
dapat masuk ke dalam sel inang.
Corona Virus yang pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2002-2003 di sepanjang benua Asia
hingga Amerika telah merenggut banyak korban serta memberikan perhatian penuh dari seluruh
dunia terhadap kasus tersebut.
Tujuh kasus virus yang disebut novel coronavirus (NCoV) itu muncul di wilayah Provinsi
al-Ahsa, bagian timur Arab Saudi.Virus NCoV menyebabkan pasien mengalami pneumonia dan
kadang-kadang gagal ginjal. Virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus yang
menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi di Asia pada 2003.

Anda mungkin juga menyukai