Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BELAJAR PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN

NAMA : TITANIA NOVIANA


NIM : A1A119074
PRODI : PENDIDIKAN EKONOMI
KELAS : R002
KODE TUGAS : T04

IDENTIFIKASI KASUS PELANGGARAN HUKUM DI INDONESIA DALAM KURUM WAKTU 3 TAHUN TERAKHIR

N
KASUS PELANGGARAN HUKUM PENEGAKAN HUKUM Kritik terhadap penegakan hukum
O
1 KORUPSI DAN SUAP OLEH divonisenamtahunpenjarada BerdasarkanPasal 12B ataupasal 11 Undang-UndangNomor 31Tahun 1999
GUBERNUR JAMBI ZUMI ZOLA ndicabuthakpolitikselama TentangPemberatasanTindakPidanaKorupsisebagaimanadiubah UU Nomor 20 Tahun
lima tahun 2001 no 55 ayat 1 ke 1 KUHP. Denganbunyipasal 12B adalah
Zumi Zola “pegawainegeriataupenyelenggaranegara yangmenerimahadiah,
dihukumuntukperkarasuapterh padahaldiketahuiataupatutdidugabahwahadiahtersebutdiberikansebagaiakibatataudis
adapparaanggota DPRD Jambi, ebabkankarenatelahmelakukanatautidakmelakukansesuatudalamjabatannya
agar menyetujuianggaran yang yangbertentangandengankewajibannya” sedangkanbunyipasal
diajukanZumi Zola yang 12 :“Dipidanadenganpidanapenjaraseumurhidupataupidanapenjarapaling singkat 4
saatitumenjabatsebagaigubern (empat) tahundan paling lama 20 (duapuluh) tahundanpidanadenda paling sedikitRp
ur Jambi periode 2016-2021. 200.000.000,00 (duaratusjutarupiah) dan paling banyakRp 1.000.000.000,00
(satumiliar rupiah)”,
Majelis Hakim menyatakanZumi MakaseharusnyaZomi Zola dihukum 20 tahundan di dendasebanyak 1 M
Zola
terbuktimenerimagratifikasiber
upauangRp 37.477 miliar, US$
173.300, dan SG$ 100.000,
sertasebuahmobil Toyota
Alphard.

Zumi Zola
jugadinyatakanterbuktimenyua
p 53 anggota DPRD Jambi
periode 2014-2019 dengan
total Rp 16,34 miliarsebagai
'duitketukpalu' agar DPRD
Jambi menyetujuiRaperda
APBD tahunanggaran 2017 dan
2018 menjadiPerda APBD 2017
dan 2018.
Sumber:
https://www.bbc.com/indonesi
a/indonesia-46464518
2 KORUPSI DAN SUAP OLEH Divonis delapan tahun Berdasarkan pasal 12C atau pasal 11 Undang-Undang no 31 tahun 1999 sebagaimana
HAKIM MAHKAMAH KONSTIUSI penjara dan denda tiga ratus diubah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak
PATRIALIS AKBAR juta subside tiga bulan pidana korupsi pasal 55 ayat 1 ke-1 pasal 6 ayat 1 KHUP.
kurungan Dengan bunyi pasal 12C adalah “ hakim menerima hadiah atau janji, padahal diketahui
Mantan hakim Mahkamah atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau
Konstitusi (MK) Patrialis Akbar pendapat yang akan diberikan, berhubungan dengan perkara yang diserahkan kepada
terbukti secara sah dan pengadilan untuk diadili”.
meyakinkan menerima suap sedangkanbunyipasal 12 :“Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
terkait uji materi Undang- penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan
Undang Nomor 41/2014 pidana denda paling sedikitRp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling
tentang Peternakan dan banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”,
Kesehatan Hewan. Patrialis Maka seharusnya Patrialis Akbar dihukum 20 tahun dan di denda sebanyak 1 M.
divonis delapan tahun penjara
dan denda Rp300 juta subsider
tiga bulan kurungan. 
Ia terbukti telah menerima
suap dari pengusaha daging
Basuki Hariman dan stafnya Ng
Fenny melalui orang
kepercayaanya, Kamaludin.
Majelis hakim pun memberikan
hukuman tambahan untuk
Patrialis mengembalikan uang
yang telah diterima dari
Basuki. 
"Menjatuhkan pidana
tambahan, membayar uang
pengganti sebesar Rp4,04 juta
dan US$10 ribu, dengan
ketentuan apabila terdakwa
Patrialis Akbar tak membayar
setelah satu bulan putusan
pengadilan berkekuatan hukum
tetap maka harta bendanya
akan disita, jika tak memiliki
harta benda yang mencukupi
maka diganti pidana penjara
enam bulan," tutur Hakim
Nawawi. 

Usai membacakan putusan,


majelis hakim mempersilakan
Patrialis menyampaikan
tanggapannya. Patrialis setelah
berkonsultssi dengan kuasa
hukum menyatakan pikir-pikir
atas vonis tersebut. 

Sama seperti Patrialis dan tim


kuasa hukum, Jaksa penuntut
umum KPK juga menyatakan
masih pikir-pikir atas vonis
tersebut. 
Hakim Nawawi pun
mengingatkan untuk kedua
pihak bahwa masih ada waktu
satu minggu sebelum
memutuskan apakah banding
atas putusan ini. 

https://www.cnnindonesia.com
/nasional/20170904124215-12-
239276/terima-suap-patrialis-
akbar-divonis-delapan-tahun-
penjara
3 PENIPUAN UMRAH FIRST Direktur First Travel Andika Sejauh hasilketiga putusan, yaitu Putusan PN Depok No. 83/Pid.B/2018/PN.Dpk,
TRAVEL Surachman dan istrinya, Putusan PT Bandung No. 195/PID/2018/PT BDG maupun Putusan MA No. 3096
Anniesa Hasibuan, hukuman K/Pid.Sus/2018, dalam daftar barang-barang bukti yang berjumlah 820 (delapan ratus
Majelis Hakim Pengadilan penjara masing-masing 20 dua puluh) dalam ketiga putusan a quo, tidak ada surat dan pernyataan penolakan
Negeri Depok sebelumnya telah tahun dan 18 tahun. menerima pengembalian barang bukti dari Pengurus Pengelola Asset Korban First
menjatuhkan vonis kepada Travel.
Direktur First Travel Andika Direktur Keuangan First
Surachman dan istrinya, Travel Kiki Hasibuan divonis Demikian halnya, dari keterangan saksi-saksi maupun ahli baik yang diajukan oleh
Anniesa Hasibuan. 15 tahun penjara dan denda Penuntut Umum/Kejaksaan Negeri Depok maupun Terdakwa I Andika Surachman dan
Kedua bos First Travel terbukti Rp 5 miliar atau kurungan Terdakwa II Anniesa Desvitasari Hasibuan tidak ada yang memberikan keterangan
melakukan penipuan lima bulan penjara. adanya surat dan pernyataan penolakan menerima pengembalian barang bukti dari
perjalanan umrah dan tindak Pengurus Pengelola Asset Korban First Travel.Jika pun misalnya ada surat dan
pidana pencucian uang dari Dan Andika dan Anniesa pernyataan penolakan menerima pengembalian barang bukti dari Pengurus Pengelola
uang setoran calon jemaah wajib membayar denda Rp Asset Korban First Travel haruslah diuji apakah benar sesuai kehendak dari para calon
umrah yang mencapai 10 miliar dan apabila tidak jamaah umrah yang berjumlah lebih dari 90.000-an. Secara logis, sangatlah tidak
mencapai Rp 905 miliar. membayar akan diganti masuk akal jika calon jamaah umrah menolak menerima pengembalian barang-barang
"Akibat perbuatan para dengan hukuman delapan bukti untuk mengganti kerugian yang dialaminya.
terdakwa telah mendatangkan bulan penjara.
kerugian bagi sebanyak 63.310 serta kekayaan atau asset Sebagaimana dalam pemberitaan media massa, justru para calon jamaah umrah
orang calon jemaah First Travel akan diberikan ke Negara. korban First Travel malah menuntut agar barang-barang bukti yang menurut putusan
yang telah membayar pengadilan tersebut dirampas untuk negara agar diberikan kepada mereka.Masalah
perjalanan ibadah umrah berikutnya, apakah jika juga terbukti melakukan tindak pidana "pencucian uang"
hingga bulan Juli 2017 dengan secara otomatis barang-barang bukti tersebut dirampas untuk negara? Ketentuan
nilainya Rp 905 miliar," kata Pasal 39 KUHP memang memungkinkan terhadap barang-barang kepunyaan terpidana
Ketua Majelis Hakim Sobandi yang diperoleh dari kejahatan atau yang sengaja dipergunakan untuk melakukan
pada 20 Mei 2018. kejahatan dirampas untuk negara.
Andika dan Anniesa mendirikan
First Travel pada 2009. Tapi rumusan dalam ketentuan Pasal 39 ayat (1) KUHP ini bersifat fakultatif dengan
Perusahaan terdaftar sebagai kata "dapat dirampas". Artinya merampas barang-barang bukti yang disita untuk
penyelenggara perjalanan ibada negara adalah pilihan, bukan keharusan. Bukan hal yang mutlak. Jika dikaitkan dengan
umrah sejak mengantongi ketentuan Pasal 46 ayat (2) KUHAP sifat fakultatif dirampas untuk negara menjadi
Keputusan Direktoran Jenderal lebih jelas.
Penyelenggaraan Umrah dan
Haji Nomor D/746 Tahun 2013. Rumusan Pasal 46 ayat (2) KUHAP menyatakan, "Apabila perkara sudah diputus, maka
Izin kemudian diperpanjang benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada orang atau kepada mereka
dengan keluarnya Keputusan yang disebut dalam putusan tersebut kecuali jika menurut putusan hakim benda itu
Menteri Agama Nomor 723 dirampas untuk negara, untuk dimusnahkan atau untuk dirusakkan sampai tidak dapat
Tahun 2016. dipergunakan lagi atau jika benda tersebut masih diperlukan sebagai barang bukti
dalam perkara lain."
enam tahun agen umrah itu
berjalan, semua tampak Berdasarkan pada ketentuan Pasal 39 ayat (1) KUHP dan Pasal 46 ayat (2) KUHAP
normal. Jemaah yang mereka tersebut bahwa barang-barang kepunyaan terpidana yang diperoleh dari kejahatan
berangkatkan mencapai sekitar dapat dirampas untuk negara, tetapi juga dapat tidak dirampas untuk negara.
54 ribu orang. Pada saat yang
sama Anniesa muncul sebagai Dengan kata lain, dapat dikembalikan kepada orang atau kepada mereka yang disebut
sosok desainer yang berhasil dalam putusan. Artinya, dapat juga dikembalikan kepada para calon jamaah umrah
menembus pekan mode New sebagai korban penipuan dari First Travel. Apalagi Penuntut Umum/Kejaksaan Negeri
York Fashion Week, Amerika Depok sendiri dalam memori kasasi juga memohon agar barang-barang bukti
Serikat. dimaksud dikembalikan kepada para Calon Jamaah Umroh tersebut.

Promo yang First Travel Walupun terbukti melakukan tindak pidana "penipuan" juga terbukti melakukan
tawarkan untuk paket umrah tindak pidana "pencucian uang" tidak lantas secara otomatis barang-barang bukti
terbilang sangat murah, yaitu dirampas untuk negara. Sebab, barang-barang bukti itu sangat jelas diperoleh pemilik
Rp 14,3 juta per jemaah. Harga First Travel dari hasil penipuan kepada para calon jamaah umrah.
yang jauh dari batas kewajaran
ketika itu di level Rp 20 juta Dilihat dari ketentuan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara juga tidaklah
sampai Rp 21 juta. Dalam tepat. Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
kesepakatannya, jemaah akan bahwa yang dimaksud dengan, "Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban
berangkat umrah setelah satu negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
tahun pembayarannya lunas. berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban tersebut."
selama periode November
2016 sampai Mei 2017, First Merujuk pada ketentuan Pasal 1 angka 1 UU No. 17 Tahun 2003 ini mengkualifikasi
Travel berhasil menggaet barang-barang bukti dalam kasus First Travel menjadi milik negara melalui
93.295 orang. Total setoran perampasan adalah tidak sesuai dengan pelaksanaan hak dan kewajiban negara.
uang pembayarannya mencapai Negara tidaklah berhak oleh karena sangat jelas bahwa barang-barang bukti tersebut
Rp 1,319 triliun. Namun, adalah diperoleh dari hasil tindak pidana penipuan terhadap para calon jamaah
selama kurun waktu itu, umrah.
perusahaan hanya mampu
memberangkatkan 29.985 Bahwa soal terbukti juga adanya tindak pidana pencucian uang haruslah dilihat bahwa
orang. pencucian uang tersebut berasal dan terjadi dari uang yang didapat sebelumnya, yaitu
Andika dan Anniesa melakukan dari hasil penipuan. Bukan diperoleh dari hasil kejahatan korupsi yang merugikan
pencucian uang dengan keuangan negara.
mengalihkan setoran calon
jemaah umrah di rekening Negara berkewajiban justru melindungi segenap bangsa Indonesia, sesuai Pembukaan
penampuan perusahaan ke UUD 1945. Jika demikian, maka merampas barang-barang bukti untuk negara tdaklah
sejumlah rekening, termasuk sesuai dengan semangat dan tujuan negara. Maka, mengembalikan barang-barang
rekening pribadi keduanya dan bukti kepada para Calon Jamaah Umroh lebih sejalan dengan semangat dan tujuan
Kiki Hasibuan. negara untuk melindungi segenap bangsanya.
Mereka memakai uang para
korban untuk kepentingan
pribadi, seperti membeli rumah
mewah, tanah, kendaraan,
berjalan-jalan keliling Eropa,
pakaian mewah. Anniesa
beberapa kali membelanjakan
uang jemaah untuk membeli
tas bermerek, seperti Hermes,
yang nilainya ratusan juta
rupiah.
Kepala Pusat Pelaporan Analisis
Transaksi Keuangan Kiagus
Ahmad Badaruddin saat itu
mengungkapkan menemukan
aliran dana dari rekening bos
First Travel yang dipakai untuk
membiayai kegiataan peragaan
busana di New York.
PPATK juga menemukan dana-
dana para jemaah itu untuk
membeli saham sebuah
restoran di London, Inggris. Sisa
aset milik Andika dan Anniesa
hanya Rp 7 miliar. Seluruhnya
tersimpan dalam 50 rekening
yang telah dibekukan oleh
PPATK.

https://katadata.co.id/berita/2
019/11/18/putusan-ma-yang-
kontroversial-dan-rugikan-
jemaah-umrah-first-travel
4 PIDATO DI KEPULAUAN SERIBU Divonis dua tahun penjara Berdasarkan Pengujian  Penistaan agama di MK pada putusan  Nomor 140/PUU-
DAN HARI-HARI HINGGA AHOK VII/2009 dan Nomor 84/PUU-X/2012 terkait pengujian  Pasal 156 a KHUP atau
MENJADI TERSANGKA Undang-Undang Nomor 1 /PNPS tahun 1965 pencegahan penyalahgunaan dan/atau
penodaan agama. Dengan bunyi pasal 156 a KHUP adalah Dipidana dengan pidana
17 November 2016 penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum
Sejumlah kalangan sudah mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: a. yang pada pokoknya bersifat
menentang Ahok sejak sangat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di
awal, namun mereka Indonesia; b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun
sepertinya menemukan juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.
momentum setelah Ahok
menyinggung penggunaan Jadi disisi lain apa yang dilakukan oleh Ahok dalam bentuk ucapan jika dilihat dari
surat Al Maidah dalam suatu pasal tersebut diatas merupakan perbuatan pidana yang dilarang dan itu memiliki
pidato kepada warga di Pulau ancaman hukuman 5 (lima) tahun penjara.
Seribu.
Berikut, peristiwa-peristiwanya, Selain itu penerapan pasal ini sangatlah beresiko tinggi, sebab pasal 156A KUHP
sejak peristiwa Pulau Seribu itu. merupakan pasal yang bersifat karet, tidak memiliki tolak ukur sedikitpun apa yang
27 September: Pidato Ahok menjadi parameter seseorang telah melakukan penistaan atau penodaan terhadap
saat melakukan kunjungan agama dalam arti bahwa pasal tersebut bersifat subjektif yang dibangun berdasarkan
kerja di Pulau Pramuka, suka tidak sukanya seseorang terhadap orang lain.
Kepulauan Seribu, yang lalu
dianggap menghina agama.
Ahok datang untuk meninjau
program pemberdayaan budi
daya kerapu. Menurutnya,
program itu akan tetap
dilanjutkan meski dia nanti tak
terpilih lagi menjadi gubernur
di pilgub Februari 2017,
sehingga warga tak harus
memilihnya hanya semata-
mata hanya ingin program itu
terus dilanjutkan.
"Kan bisa saja dalam hati kecil
Bapak Ibu, nggak pilih saya
karena dibohongi (orang) pakai
Surat Al Maidah 51 macam-
macam itu. Itu hak Bapak Ibu.
Kalau Bapak Ibu merasa nggak
bisa pilih karena takut masuk
neraka, dibodohin, begitu, oh
nggak apa-apa, karena ini
panggilan pribadi Bapak Ibu,"
katanya.
"Program ini (pemberian modal
bagi budi daya kerapu) jalan
saja. Jadi Bapak Ibu nggak usah
merasa nggak enak karena
nuraninya nggak bisa pilih
Ahok," tambahnya.

6 Oktober: Buni Yani


mengunggah video rekaman
pidato itu di akun Facebooknya,
berjudul 'Penistaan terhadap
Agama?' dengan transkripsi
pidato Ahok namun memotong
kata 'pakai'.
Ia menuliskan 'karena
dibohongi Surat Al Maidah 51'
dan bukan "karena dibohongi
pakai Surat Al Maidah 51',
sebagaimana aslinya.
Tak lama kemudian Front
Pembela Islam, FPI, dan Majelis
Ulama Indonesia, MUI,
Sumatera Selatan melaporkan
Ahok kepada polisi.Sejumlah
organisasi lain menyusul
melakukan laporan kepada
polisi.
10 Oktober: Ahok meminta
maaf pada umat Islam, terkait
ucapannya soal surat Al Maidah
ayat 51.
14 Oktober: Ribuan orang dari
berbagai ormas Islam berunjuk
rasa di depan Balai Kota
Jakarta. Massa menuntut Ahok
segera dihukum. Unjuk rasa
sempat berlangsung ricuh.

24 Oktober : Ahok mendatangi


Bareskrim Mabes Polri untuk
memberikan klarifikasi terkait
ucapannya.

4 November: Unjuk rasa anti-


Ahok kembali terjadi. Perkiraan
kasar sekitar 75.000 hingga
100.000 orang -melibatkan
pendiri FPI, Rizieq Shihab, dan
sejumlah anggota DPR seperti
Fahri Hamzah dan Fadli Zon-
turun ke jalan menuntut agar
Ahok diipidanakan dan
dipenjarakan.
Mereka juga menuntut
bertemu Presiden Jokowi yang
sedang tak berada di Istana.
Perwakilan pengunjuk rasa
akhirnya ditemui Wapres Jusuf
Kalla yang menjanjikan untuk
menuntaskan kasus ini dalam
dua pekan.
Unjuk rasa yang semula
berlangsung tertib hingga sore,
kemudian berubah ricuh saat
memasuki malam. Massa di
depan Istana Merdeka terlibat
bentrokan dengan polisi dan di
beberapa sudut kota terjadi
kerusuhan, yang segera bisa
diatasi.

Pukul 00:00, 5 November:


Presiden Jokowi mengatakan
ada aktor politik bermain dalam
unjuk rasa sehingga berbuah
kerusuhan. Ia memerintahkan
penuntasan segera kasus ini,
setransparan mungkin dan jika
perlu dengan membuat gelar
perkara terbuka.

7 November: Ahok diperiksa


untuk kedua kalinya oleh polisi,
kali ini berdasarkan panggilan.
Ahok diperiksa selama sembilan
jam dengan 22 pertanyaan.

8 November: Presiden Joko


WIdodo mengunjungi Nahdlatul
Ulama dan keesokan harinya
dilanjutkan dengan ke
Muhammadyah. Kunjungan
tersebut diikuti pertemuan
dengan berbagai lembaga dan
organisasi Islam lain.
Ia berulangkali mengatakan
tidak akan melindungi Ahok
namun tak bisa melakkan
intervensi. Presiden juga tidak
memenuhi seruan beberapa
orang agar menemui pendiri
FPI, Rizieq Shihab.
10 November: Presiden Joko
Widodo mengunjungi Markas
Kopasus dan disusul
kunjungannya ke berbagai
satuan khusus lain: Paskhas,
Marinir, Brimob, maupun
Kostrad.
15 November: Kepolisian
Republik Indonesia melakukan
gelar perkara secara terbuka
terbatas -karena secara hukum
tak dimungkinkan membuatnya
terbuka pada publik- untuk
menentukan status hukum
Ahok.
16 November: Polisi
menetapkan Ahok sebagai
tersangka dalam kasus dugaan
penistaan agama. Ahok
menyatakan menerima
keputusan polisi dan akan
mengikuti proses hukum
dengan keyakinan tak bersalah.
Ahok juga menegaskan tidak
akan mundur dari pemililah
gubernur Jakarta, Februari
2017.
(http://www.bbc.com/indonesi
a/indonesia-37996601 )

5 PELANGGARAN UU ITE BUNI Divonis satu setengah tahun Sebenarnya perbuatan Buni Yani ini juga dapat dijerat dengan Pasal 311
YANI penjara KUHP tentang Penghinaan, yang dalam ayat (1) berbunyi “Jika yang melakukan
kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis, dalam hal dibolehkan untuk
Majelis hakim menyatakan Buni membuktikan bahwa apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya
Yani terbukti bersalah dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa yang diketahui, maka dia
melakukan tindak pidana diancam karena melakukan fitnah, dengan pidana penjara paling lama empat
terkait UU ITE. Mejelis hakim tahun.”
menilai Buni terbukti melawan Dalam hal ini, Buni Yani telah mengaku telah memotong beberapa bagian dan telah
hukum dengan mengunggah menghilangkan kata ‘pakai’ dalam video yang diunggahnya tersebut. Hal ini
video di akun Facebook-nya menunjukkan bahwa dengan memotong beberapa bagian dan telah
tanpa izin Diskominfomas menghilangkan kata ‘pakai’ dalam video yang diunggahnya, Buni Yani
Pemprov DKI. Posting-an itu terbukti telah melakukan fitnah terhadap Ahok. Dalam captiop yang dituliskan
berupa potongan video pidato Buni Yani dalam akun Facebook, menunjukkan bahwa Ahok telah melakukan
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) penistaan terhadap agama. Tetapi, Buni Yani sendiri tidak dapat membuktikan bahwa
pada 27 September 2016, yang Ahok telah melakukan penistaan terhadap agama. Selain itu, Buni Yani juga terkait
diunggah di akun YouTube dengan Pasal 310 KUHP tentang Penghinaan pada ayat (1) yang bertuliskan
Pemprov DKI Jakarta. “Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seorang,
Buni Yani merupakan tersangka dengan menuduh sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui
terkait kasus dugaan umum, diancam, karena pencemaran, dengan pidana penjara paling lama sembilan
penyebaran informasi yang bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.”. Pasal ini menunjukkan bahwa
menimbulkan rasa kebencian Buni Yani telah melakukan pencemaran nama baik seorang dan bermaksud
berdasarkan SARA akibat untuk menyebarluaskannya agar diketahui oleh umum.
pernyataan atau tulisan Maka dari itu Buni Yani pantas dipidanakan terkait dengan apa yang telah
berupa postingan yang dilakukannya sesuai yang tertera dalam Pasal 28 UU no. 11 tahun 2008 tentang
disebarkan dalam akun Informasi dan Transaksi Elektronik, ayat (1) Pasal 310 KUHP tentang Penghinaan, dan
Facebook milik Buni Yani. ayat (1) Pasal 311 KUHP tentang Penghinaan.
Buni Yani dijerat terkait dengan
Pasal 28 Undang Undang no. 11
tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik
https://news.detik.com/berita/
d-3727348/perjalanan-kasus-
buni-yani-hingga-divonis-15-
tahun
6 KASUS DUA PENGGUNASKUTER Tidak divonis penjara akan Sebenarnya pelaku terancam pasal 310 juncto dan pasal 311 UU 22 tahun 2009
LISTRIK TEWAS DITABRAK tentang lalu lintas dan angkutan jalan. dengan kurun waktu dijerat pidana 1-12 tahun
PENGEMUDI CAMRY penjara dan denda Rp 3 juta-24 juta.
Apalagi dalam berita bahwa pengemudi meminum alcohol. dan salah satunya dia
Peristiwa penabrakan hingga terlepas dari jeratan pidana adalah karena orang tuannya anggota dari Dewan
tewas dua pengguna skuter Perwakilan Derah.
listrik Grabwheels pada Minggu
dini hari di kawasan Senayan,
Jakarta, menyeret satu nama:
inisial DH sebagai tersangka. DH
"di bawah pengaruh alkohol"
saat mengendarai mobil Toyota
Camry hitam bersama satu
orang berinisial L, ujar polisi.

Peristiwa yang terjadi


menjelang pukul 03.00 ini
membuat Ammar Nawar (18)
dan Wisnu Chandra Gunawan
(18) meregang nyawa. "Sudah
dilakukan pemeriksaan,
[pengemudi] ditetapkan
sebagai tersangka. Hasil
pemeriksaan urine tidak positif
narkoba, tapi memang dia
minum alkohol," ucap Kasubdit
Gakkum Ditlantas Polda Metro
Jaya Kompol Fahri Siregar di
Polda Metro Jaya, Rabu
(13/11/2019).

Empat pengendara skuter listrik


lain turut jadi korban peristiwa
ini: Bagus (18), pengendara
skuter yang melaju di antara
Ammar dan Wisnu mengalami
luka di kedua tangannya; dan
tiga pengendara lain di posisi
terdepan: Wanda (18), Wulan
(18), dan Fajar Wicaksono (19),
yang terluka ringan. Menurut
saksi mata dan keterangan
polisi, DH memacu Camry
dengan kecepatan 40-50
kilometer per jam dan hilang
kendali. Ia menabrak keenam
pengendara skuter listrik dari
arah belakang.
Namun, meski jadi tersangka,
Polda Metro Jaya melepas DH
karena dua alasan. Pertama,
penyidik meyakini “DH tidak
akan kabur meski dilepas
sementara.” Kedua,
memastikan penahanan DH
tidak akan meninggalkan
barang bukti baru. “Tidak
ditahan, dengan pertimbangan
penyidik,” tegas Fahri. DH
dikenakan wajib lapor hingga
penyidikan kepolisian rampung.
https://tirto.id/sopir-camry-
penabrak-skuter-listrik-diduga-
kuat-anak-anggota-dpd-elD5

PENTING!

NAMA FILE MENGGUNAKAN NOMOR MAHASISWA + KODE MK + KODE KELAS+KODE TUGAS

CONTOH: A1A119006_UNS123_R02_T04
NAMA FILE YANG TIDAK SESEUA DENGAN CONTOH TERSEBUT TIDAK DIKOREKSI

TUGAS DIKUMPULKAN SESUAI DENGAN JADWAL KULIAH KE EMAIL: belajar.cerdas2020@Gmail.com

Anda mungkin juga menyukai