penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan empiris. Selanjutnya melalui analisis hasil
pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan tes dilakukan uji hipotesis untuk menarik
siswa secara maksimal dalam proses kesimpulan.
kegiatan belajar, 2) keterarahan kegiatan
secara logis dan sistematis pada tujuan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran, dan 3) mengembangkan
sikap percaya diri pada siswa tentang apa Penelitian ini dilaksanakan dengan
yang ditemukan pada proses inkuiri. menggunakan dua kelas yang dijadikan
Fakta pembelajaran di SMAN 8 sebagai sampel penelitian yaitu kelas X.2
Bengkulu memperlihatkan hasil belajar sebagai kelas eksperimen dan kelas X.1
siswa rata-rata belum mencapai standar sebagai kelas kontrol. Pada kelas
ketuntasan belajar sekolah. Siswa belum eksperimen diberikan perlakuan dengan
mengembangkan kemampuan berpikir logis model pembelajaran inkuiri terbimbing
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu (1)
Hal ini terlihat ketika siswa diberi menyajikan masalah pada siswa, (2)
permasalahan fisika berupa soal-soal latihan membuat hipotesis, (3) merancang
siswa hanya terpaku pada satu persamaan percobaan, (4) melakukan percobaan untuk
yang ada. memperoleh informasi, (5) mengumpulkan
Oleh karena itu, untuk meningkatkan dan menganalisis data (6) dan membuat
hasil belajar siswa dapat digunakan model kesimpulan. Sedangkan pada kelas kontrol
inkuiri terbimbing yang dapat melibatkan tidak diberikan perlakuan sehingga
siswa untuk memecahkan masalah secara pembelajaran tetap dilaksanakan seperti
langsung, sehingga diharapkan siswa dapat biasa dengan menggunakan metode
mengembangkan kemampuan berpikir logis konvensional yaitu metode ceramah plus
untuk menemukan penyelesaian dari setiap dengan lembar diskusi. Untuk mengetahui
permasalahan yang ada berdasarkan perbedaan peningkatan hasil belajar dengan
pengetahuan yang siswa dapatkan sendiri. menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing maka siswa pada kelas
METODOLOGI eksperimen dan siswa kelas kontrol diberi
soal pretes untuk menguji kemampuan awal
Metode penelitian yang digunakan siswa serta soal postes untuk menguji
adalah quasi-eksperimen untuk melihat kemampuan akhir setelah diberi perlakuan.
pengaruh model inkuiri terbimbing pada Berdasarkan data pada kondisi awal,
kelas eksperimen proses pembelajaran kedua sampel memiliki data yang homogen
dilakukan menggunakan model inkuiri jika dianalisis dari nilai mid semester.
terbimbing, sedangkan pada kelas kontrol, Kemudian untuk nilai rata-rata kemampuan
proses pembelajaran dilakukan dengan awal kelas eksperimen diketahui dari nilai
menggunakan model pengajaran pretes sebesar 46,99 sedangkan kelas
konvensional. Selanjutnya kedua kelas kontrol 43.55. Dengan uji homogenitas dua
dievaluasi untuk melihat perubahan / varians, didapatkan bahwa Fhitung < Ftabel ,
peningkatan yang terjadi terhadap yang berarti bahwa kedua kelompok
kemampuan berfikir logis setelah mendapat memiliki varians data yang sama dan
perlakuan metode inkuiri tertimbing dengan berangkat pada kondisi yang sama pula.
yang belum mendapat perlakuan. Instrumen Setelah dilakukan pembelajaran dengan
yang digunakan pada penelitian ini berupa model pembelajaran inkuiri terbimbing
tes untuk memperoleh data tentang hasil pada kelompok eksperimen, rata-rata hasil
belajar siswa. Soal tes yang digunakan postes yang diperoleh mencapai 72,37.
terlebih dilakukan validasi isi dan validasi Pada kelas kontrol yang diajar dengan
menggunakan metode konvensional, rata- dengan lembar diskusi siswa. Pada awal
rata hasil postes hanya mencapai 67.96. pembelajaran, guru memberikan rangkuman
Berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata materi pelajaran agar mempermudah siswa
sampel independent menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya
thitung (2,139) > ttabel (1,67) pada taraf guru memberikan apersepsi untuk
signifikan 95% yang berarti terdapat mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
perbedaan hasil belajar yang signifikan tentang materi yang akan diajarkan. guru
anatara kelas eksperimen dan kelas kontrol. menerangkan dan menyampaikan materi
Hasil uji perbedaan ini juga diperkuat oleh dengan metode ceramah. Selanjutnya guru
rata-rata hasil N-gain kelas eksperimen 0,48 memberikan lembar diskusi dan guru
dan rata-rata N-gain kelas kontrol 0,41 membimbing siswa dalam mengerjakan
yang menunjukkan bahwa peningkatan latihan tersebut. Diakhir pembelajaran
hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dilakukan evaluasi terhadap proses
daripada kelas kontrol. pembelajaran yang telah berlangsung dan
Pada kelas eksperimen yang diajar kemudian guru memberikan tugas dan
dengan menggunakan model pembelajaran persiapan untuk pertemuan berikutnya.
inkuiri terbimbing terbukti memberikan Pembelajaran dengan metode konvensional
kontribusi terhadap peningkatan hasli bisa saja menghasilkan nilai yang tinggi
belajar kognitif siswa berdasarkan uji-t. akan tetapi hal tersebut tidak diikuti dengan
Jika dilihat besarnya pengaruh penerapan adanya eksplorasi kemampuan berpikir
model inkuiri terbimbing terhadap hasil siswa dalam memecahkan masalah dan
belajar siswa pada kelas eksperimen, memahami konsep berdasarkan
persentasenya hanya mencapai 34.81%. Hal pengalaman.
ini menunjukkan bahwa tingginya hasil Pada pembelajaran kelompok
belajar kelas eksperimen tidak sepenuhnya eksperimen, fungsi guru hanya sebagai
dipengaruhi oleh penerapan model inkuiri fasilitator, yaitu memberikan
terbimbing melainkan ada faktor lain yang bimbingan/pengarahan seperlunya kepada
mempengaruhinya, yakni faktor intern salah siswa. Keaktifan siswa lebih ditekankan
satunya faktor psikologis. Hal ini sesuai pada proses pembelajaran. Dengan adanya
dengan pendapat Slameto (2010:55) yang keaktifan dalam diskusi untuk memecahkan
menyatakan bahwa sekurang-kurangnya masalah melalui praktikum di laboratorium
ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam tersebut akan menumbuhkan motivasi
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yang tinggi pada siswa dan pada
belajar. Faktor-faktor itu adalah : akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil
intelegensi, perhatian, mina, minat, bakat, belajar. Tingkat keaktifan siswa pada
motif, kematangan, dan kelelahan. kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
Perbedaan hasil belajar kognitif antara pembelajaran kelompok kontrol. Aktivitas
siswa yang belajar fisika menggunakan yang dilakukan siswa pada pembelajaran
model inkuiri terbimbing dan siswa yang inkuiri terbimbing diseluruh proses
belajar fisika melalui metode konvensional pembelajaran mulai dari menemukan
dipengaruhi juga oleh berbagai faktor, di masalah, melakukan percobaan yang sesuai
antaranya adalah metode mengajar yang untuk mencari pemecahan masalah yang
digunakan. Hal ini juga disampaikan oleh dihadapi baik berdiskusi maupun mencari
Slameto (2010:64) bahwa faktor sekolah informasi melalui studi pustaka, hingga
juga mempengaruhi belajar yang menyimpulkan seluruh kegiatan
diantaranya adalah metode mengajar. pembelajaran yang telah dilakukan oleh
Metode konvensional yang diterapkan pada siswa. Dalam pembelajaran ini, guru
kelas kontrol adalah metode ceramah menciptakan strategi yang tepat agar siswa