Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri


Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis
Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu
Andik Purwanto dan Resty Sasmita
Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unib
Email: mr_andikp@yahoo.co.id
Abstrak. Telah dilakukan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui
penerapan model inkuiri terbimbing dalam menumbuhkan kemampuan berpikir logis siswa
di SMA Negeri 8 Bengkulu. Populasi penelitian adalah siswa kelas X di SMA Negeri 8 Kota
Bengkulu. Sampel penelitian diambil dengan teknik Purposive Sampling sehingga diperoleh
kelas X.2 yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X.1 yang berjumlah
31 siswa sebagai kelas kontrol. Pengambilan data penelitian dengan menggunakan tes hasil
belajar kognitif berupa soal pilihan ganda beralasan pada konsep listrik dinamis. Analisis
data menggunakan Uji-t dua sampel independen, diperoleh hasil skor rata-rata postes kelas
eksperimen berbeda secara signifikan dengan rata-rata skor postes kelas kontrol dengan thitung
2.139> ttabel 1.670 pada taraf signifikan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh penerapan model inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir logis siswa
kelas X di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu.

Kata kunci: model inkuiri terbimbing, kemampuan berpikr logis

PENDAHULUAN menemukan kenyataan bahwa pelajaran


fisika adalah pelajaran ‗berat‘ dan serius
Dalam pembelajaran fisika, kemampuan yang tidak jauh dari persoalan konsep,
pemahaman konsep merupakan syarat pemahaman konsep, penyelesaian soal-soal
mutlak dalam mencapai keberhasilan yang rumit melalui pendekatan matematis.
belajar fisika. Hal ini menunjukkan bahwa Indrawati dalam Trianto (2010)
pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan menyatakan bahwa suatu pembelajaran
tetapi lebih menuntut pemahaman konsep pada umumnya akan lebih efektif apabila
bahkan aplikasi konsep tersebut. diselenggarakan oleh pembelajaran
Kemampuan berpikir logis memerankan pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan
peranan penting dalam pemahaman dan model-model pemrosesan informasi
pembelajaran konsep abstrak dalam sains menekan pada bagaimana seseorang
dan untuk memperoleh prestasi yang lebih berpikir dan bagaimana dampaknya
baik. Penelitian yang dilakukan oleh terhadap cara-cara mengolah informasi.
Roadrangka dalam Usdiyana (2009) Salah satu yang termasuk dalam model
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemrosesan informasi adalah model inkuiri.
kemampuan berpikir formal dengan prestasi Inkuiri sebagai suatu proses umum yang
belajar siswa dalam biologi, kimia, dan dilakukan manusia untuk mencari atau
fisika. Berpikir formal membantu siswa memahami informasi. Gulo (2002) dalam
untuk memahami konsep abstrak. Trianto (2010) menyatakan strategi inkuiri
Menurut Sugiharti (2005) menyatakan berarti suatu kegiatan rangkaian kegiatan
bahwa mata pelajaran fisika pada umumnya belajar yang melibatkan secara maksimal
justru dikenal sebagai mata pelajaran yang seluruh kemampuan siswa untuk mencari
―ditakuti‖ dan tidak disukai murid-murid. dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
Kecenderungan ini biasanya berawal dari logis, analitis, sehingga mereka dapat
pengalaman belajar mereka dimana mereka merumuskan sendiri penemuannya dengan

Semirata 2013 FMIPA Unila |249


Andik Purwanto dan Resty Sasmita: Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model
Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA
Negeri 8 Bengkulu

penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan empiris. Selanjutnya melalui analisis hasil
pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan tes dilakukan uji hipotesis untuk menarik
siswa secara maksimal dalam proses kesimpulan.
kegiatan belajar, 2) keterarahan kegiatan
secara logis dan sistematis pada tujuan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran, dan 3) mengembangkan
sikap percaya diri pada siswa tentang apa Penelitian ini dilaksanakan dengan
yang ditemukan pada proses inkuiri. menggunakan dua kelas yang dijadikan
Fakta pembelajaran di SMAN 8 sebagai sampel penelitian yaitu kelas X.2
Bengkulu memperlihatkan hasil belajar sebagai kelas eksperimen dan kelas X.1
siswa rata-rata belum mencapai standar sebagai kelas kontrol. Pada kelas
ketuntasan belajar sekolah. Siswa belum eksperimen diberikan perlakuan dengan
mengembangkan kemampuan berpikir logis model pembelajaran inkuiri terbimbing
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu (1)
Hal ini terlihat ketika siswa diberi menyajikan masalah pada siswa, (2)
permasalahan fisika berupa soal-soal latihan membuat hipotesis, (3) merancang
siswa hanya terpaku pada satu persamaan percobaan, (4) melakukan percobaan untuk
yang ada. memperoleh informasi, (5) mengumpulkan
Oleh karena itu, untuk meningkatkan dan menganalisis data (6) dan membuat
hasil belajar siswa dapat digunakan model kesimpulan. Sedangkan pada kelas kontrol
inkuiri terbimbing yang dapat melibatkan tidak diberikan perlakuan sehingga
siswa untuk memecahkan masalah secara pembelajaran tetap dilaksanakan seperti
langsung, sehingga diharapkan siswa dapat biasa dengan menggunakan metode
mengembangkan kemampuan berpikir logis konvensional yaitu metode ceramah plus
untuk menemukan penyelesaian dari setiap dengan lembar diskusi. Untuk mengetahui
permasalahan yang ada berdasarkan perbedaan peningkatan hasil belajar dengan
pengetahuan yang siswa dapatkan sendiri. menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing maka siswa pada kelas
METODOLOGI eksperimen dan siswa kelas kontrol diberi
soal pretes untuk menguji kemampuan awal
Metode penelitian yang digunakan siswa serta soal postes untuk menguji
adalah quasi-eksperimen untuk melihat kemampuan akhir setelah diberi perlakuan.
pengaruh model inkuiri terbimbing pada Berdasarkan data pada kondisi awal,
kelas eksperimen proses pembelajaran kedua sampel memiliki data yang homogen
dilakukan menggunakan model inkuiri jika dianalisis dari nilai mid semester.
terbimbing, sedangkan pada kelas kontrol, Kemudian untuk nilai rata-rata kemampuan
proses pembelajaran dilakukan dengan awal kelas eksperimen diketahui dari nilai
menggunakan model pengajaran pretes sebesar 46,99 sedangkan kelas
konvensional. Selanjutnya kedua kelas kontrol 43.55. Dengan uji homogenitas dua
dievaluasi untuk melihat perubahan / varians, didapatkan bahwa Fhitung < Ftabel ,
peningkatan yang terjadi terhadap yang berarti bahwa kedua kelompok
kemampuan berfikir logis setelah mendapat memiliki varians data yang sama dan
perlakuan metode inkuiri tertimbing dengan berangkat pada kondisi yang sama pula.
yang belum mendapat perlakuan. Instrumen Setelah dilakukan pembelajaran dengan
yang digunakan pada penelitian ini berupa model pembelajaran inkuiri terbimbing
tes untuk memperoleh data tentang hasil pada kelompok eksperimen, rata-rata hasil
belajar siswa. Soal tes yang digunakan postes yang diperoleh mencapai 72,37.
terlebih dilakukan validasi isi dan validasi Pada kelas kontrol yang diajar dengan

250| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

menggunakan metode konvensional, rata- dengan lembar diskusi siswa. Pada awal
rata hasil postes hanya mencapai 67.96. pembelajaran, guru memberikan rangkuman
Berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata materi pelajaran agar mempermudah siswa
sampel independent menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya
thitung (2,139) > ttabel (1,67) pada taraf guru memberikan apersepsi untuk
signifikan 95% yang berarti terdapat mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
perbedaan hasil belajar yang signifikan tentang materi yang akan diajarkan. guru
anatara kelas eksperimen dan kelas kontrol. menerangkan dan menyampaikan materi
Hasil uji perbedaan ini juga diperkuat oleh dengan metode ceramah. Selanjutnya guru
rata-rata hasil N-gain kelas eksperimen 0,48 memberikan lembar diskusi dan guru
dan rata-rata N-gain kelas kontrol 0,41 membimbing siswa dalam mengerjakan
yang menunjukkan bahwa peningkatan latihan tersebut. Diakhir pembelajaran
hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dilakukan evaluasi terhadap proses
daripada kelas kontrol. pembelajaran yang telah berlangsung dan
Pada kelas eksperimen yang diajar kemudian guru memberikan tugas dan
dengan menggunakan model pembelajaran persiapan untuk pertemuan berikutnya.
inkuiri terbimbing terbukti memberikan Pembelajaran dengan metode konvensional
kontribusi terhadap peningkatan hasli bisa saja menghasilkan nilai yang tinggi
belajar kognitif siswa berdasarkan uji-t. akan tetapi hal tersebut tidak diikuti dengan
Jika dilihat besarnya pengaruh penerapan adanya eksplorasi kemampuan berpikir
model inkuiri terbimbing terhadap hasil siswa dalam memecahkan masalah dan
belajar siswa pada kelas eksperimen, memahami konsep berdasarkan
persentasenya hanya mencapai 34.81%. Hal pengalaman.
ini menunjukkan bahwa tingginya hasil Pada pembelajaran kelompok
belajar kelas eksperimen tidak sepenuhnya eksperimen, fungsi guru hanya sebagai
dipengaruhi oleh penerapan model inkuiri fasilitator, yaitu memberikan
terbimbing melainkan ada faktor lain yang bimbingan/pengarahan seperlunya kepada
mempengaruhinya, yakni faktor intern salah siswa. Keaktifan siswa lebih ditekankan
satunya faktor psikologis. Hal ini sesuai pada proses pembelajaran. Dengan adanya
dengan pendapat Slameto (2010:55) yang keaktifan dalam diskusi untuk memecahkan
menyatakan bahwa sekurang-kurangnya masalah melalui praktikum di laboratorium
ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam tersebut akan menumbuhkan motivasi
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yang tinggi pada siswa dan pada
belajar. Faktor-faktor itu adalah : akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil
intelegensi, perhatian, mina, minat, bakat, belajar. Tingkat keaktifan siswa pada
motif, kematangan, dan kelelahan. kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
Perbedaan hasil belajar kognitif antara pembelajaran kelompok kontrol. Aktivitas
siswa yang belajar fisika menggunakan yang dilakukan siswa pada pembelajaran
model inkuiri terbimbing dan siswa yang inkuiri terbimbing diseluruh proses
belajar fisika melalui metode konvensional pembelajaran mulai dari menemukan
dipengaruhi juga oleh berbagai faktor, di masalah, melakukan percobaan yang sesuai
antaranya adalah metode mengajar yang untuk mencari pemecahan masalah yang
digunakan. Hal ini juga disampaikan oleh dihadapi baik berdiskusi maupun mencari
Slameto (2010:64) bahwa faktor sekolah informasi melalui studi pustaka, hingga
juga mempengaruhi belajar yang menyimpulkan seluruh kegiatan
diantaranya adalah metode mengajar. pembelajaran yang telah dilakukan oleh
Metode konvensional yang diterapkan pada siswa. Dalam pembelajaran ini, guru
kelas kontrol adalah metode ceramah menciptakan strategi yang tepat agar siswa

Semirata 2013 FMIPA Unila |251


Andik Purwanto dan Resty Sasmita: Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model
Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA
Negeri 8 Bengkulu

memiliki motivasi belajar yang tinggi, lebih tinggi dibandingkan dengan


mampu menerapkan teori yang telah kemampuan siswa menggunakan metode
didapat dalam kehidupan nyata. konvensional. Besar pengaruh model
Pembelajaran fisika dengan model inkuiri terhadap kemampuan berpikir logis
inkuiri terbimbing ini dapat adalah 34.81%.
mengembangkan kemampuan berpikir logis
siswa. Kemampuan berpikir logis siswa SARAN
dicerminkan dalam lima kemampuan yakni Dalam pembelajaran dengan model
penalaran konservasi, pengontrolan inkuiri terbimbing, guru hendaknya dapat
variable, penalaran probalistik, penalaran meningkatkan kreativitasnya agar siswa
korelasi, dan penalaran kombinatorial. Hasil dapat melaksanakan pembelajaran dengan
tes yang dicapai penalaran konservasi baik. Hal tersebut juga sebaiknya didukung
55,56%, pengontrolan variable 47,53%, oleh system pendidikan yang baik. Dalam
penalaran probalistik 44,4%, penalaran proses pembelajaran dengan model inkuiri
korelasi 48,76% dan penalaran terbimbing yang menggunakan
kombinatorial40.74%. Kemampuan laboratorium, sebaiknya dapat
berpikir logis dikelompokan menjadi tiga menggunakan media pembelajaran lain
kategori. Hal ini disampaikan oleh Frear & yang dapat membantu seperti power point
Hirschbuhl dalam Stella& Hilda (2009:666) untuk memperjelas langkah-langkah
yang menyatakan bahwa kategori pertama percobaan.
adalah level operasional konkret, kedua
tahap transisi, dan yang ketiga adalah DAFTAR PUSTAKA
berpikir formal. Hasil akhir tes setelah
melakukan pembelajaran bahwa untuk kelas [1] Amri, Sofan dan Ahmadi, Iif Khoiru.
kontrol 48% berada pada tahap transisi dan (2010). Proses pembelajaran Kreatif dan
52% berada pada tahap operasional formal. Inovatif dalam Kelas.Jakarta: Prestasi
Rata-rata kelas kemampuan siswa berada Pustaka Publisher.
pada tahap transisi. Data hasil kelas [2] Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar
eksperimen diperoleh adalah 25% siswa Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka
yang berada pada tahap transisi dan 75% Cipta.
sudah berada pada tahap berpikir formal.
Rata-rata kelas kemampuan siswa sudah [3] Kunandar. 2009. Guru Profesional
berada pada tahap berpikir formal. Dari Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
analisis data dapat disimpulkan bahwa Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam
model pembelajaran inkuiri terbimbing Sertifikat Guru, Jakarta: Rajawali Press.
terdapat pengaruh terhadap kemampuan [4] Poesprojo, W dan Gilarso. 1985. Logika
berpikir logis siswa. Ilmu Bernalar, Bandung: Remaja Karya
CV
SIMPULAN DAN SARAN
[5] Sanjaya, Wina. 2010. Strategi
SIMPULAN Pembelajaran Berorientasi Standar
Berdasarkan hasil analisis data penelitian Kompetensi guru, Jakarta: Kencana.
dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan [6] Settlage, J dan Southerland. Teaching
bahwa terdapat pengaruh model inkuiri Science to Every Child, United States of
terbimbing terhadap kemampuan berpikir America: Taylor & Francis Group.
logis pada siswa SMAN 8 Bengkulu.
Dimana kemampuan siswa dengan [7] Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
menggunakan model inkuiri terbimbing Faktor yang memepengaruhi, Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.

252| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

[8] Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik [10] Usdiyana, D. Dkk. 2009.


pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers. Meningkatkan kemampuan Berpikir
Logis Siswa SMP Melalui Pembelajaran
[9] Trianto. 2010. Model-Model
Matematika Realistik, jurnal pengajaran
Pembelajaran Inovatif berorientasi
IPA vol 13
Konstruktif, Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.

Semirata 2013 FMIPA Unila |253

Anda mungkin juga menyukai