Anda di halaman 1dari 9

Proposal Usaha

BATIK TIE DYE

DISUSUN OLEH:KELEMPOK GANJIL XII IPS 3

ACH. NURURROBBI

ARINI MAS’ADAH

FAJRIYATUL MASYRIFAH

FITRI ANNISA PUTRI

HIJRIANI FITRIYAH

IKE YUNITA NUR INDAH SARI

IRFAN SYARIF MULYANA

LAILATUL FITRIA

LIANSYAH QURNIA ROMADLATI

LITA SAFARIYAH

MOH. TAIZIR ZIBYAN

MOHAMMAD ARVIN MANDA ARADHANA

R. FATHAN QILBANY

SEPTIAN ALDI PRANATA

SYAIFUL BAHRI

TAUFIKUR RAHMAN

TEGUH GHARA SAMUDERA

YOGI FAIKUR RAHMAN


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN …………..……………………………………………………………

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...……………

1.2 Tujuan …..……………………………………………………...……………………..

BAB II RENCANA PRODUKSI…….. …………………………………………………………

2.1 Proses Pembuatannya…………………………………………………………...……..

2.2 Modal Usaha…………………………………………………………………………..

2.3 Penentuan Harga Jual…………………………………………………….……………

BAB III RENCANA PEMASARAN……………….……...………..……………………………

3.1 Analisis Persaingan Usaha SWOT…………………………………….………………

3.2 Strategi Pemasaran……………………………………………………….……………

BAB IV…………………………………………………………………………...……………….

4.1 Kesimpulan…………………………………………………..………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya UMKM di daerah khususnya di Jawa Timur membuat masyarakat semakin
mengembangkan kreativitasnya. Bermacam-macam jenis usaha yang dapat ditemukan salah
satunya kain ikat celup (Tie Dye) biasa disebut kain jumputan.Sebenarnya teknik tie dye selama
ini sudah cukup populer dan menjadi salah satu teknik pewarnaan kain tradisional di berbagai
negara. Di Peru berkembang pre-Columbian tie-dye dengan corak bulat dan garis dengan warna-
warna terang seperti merah, kuning, hijau.

Di Jepang teknik ini dikenal dengan nama ‘Shibori,’ dan juga telah lama dikenal di
Afrika Barat. Di Amerika, tie dye merupakan salah satu seni tekstil warisan kaum ‘Hippies’ yang
berkembang pada awal tahun 1970. Coraknya yang penuh dengan warna melambangkan
semangat kebebasan. Perkembangan teknik tie dye di luar negeri dan dengan dibantu oleh
perkembangan teknologi informasi membuat teknik ini semakin populer, di Indonesia misalnya.

Awalnya, Indonesia tidak mengenal teknik membatik ini. Perkembangan tie dye di


industri fashion dunia memberikan pengaruh pada industri fashion di Tanah Air. Untuk membuat
teknik tie dye, dapat dilakukan dengan 3 tahapan yaitu melipat, mengikat, dan mencelup. Melipat
adalah proses untuk membentuk pola pada kain.Lipatan tersebut dapat diaplikasikan seperti
teknik melipat origami. Tingkat kekencangan ikatan pada proses mengikat akan memengaruhi
resapan warna pada kain. Pencelupan pada warna dapat dilakukan dengan satu atau dua warna.

Di era modern seperti ini banyak produk import yang menguasai pasar Indonesia, namun
dengan banyaknya UMKM di Indonesia khususnya di Jawa Timur pun bisa bersaing dengan
produk luar. Keunikan produk-produk UMKM merupakan menjadi ciri khas Indonesia, dengan
bahan-bahan yang mungkin hanya terdapat di Indonesia akan menjadi minat untuk para
wisatawan asing sebagai oleh-oleh atau cinderamata.

1.2 Tujuan

 Mengembangkan kreativitas menjadi sebuah usaha


 Memperkenalkan produk daerah kepada masyarakat
BAB II
RENCANA PRODUKSI
2.1 Proses Pembuatan
 ALAT DAN BAHAN
1. kaos berwarna putih polos berbahan kain katun 100%
2. pewarna tekstile
3. karet gelang atau tali
4. larutan pengawet
5. kantong plastik
6. Sarung tangan

 TEKNIK PEMBUATAN BATIK IKAT CELUP


*Tie dye motif spiral
1. Bentangkan kaos di atas permukaan yang rata.
2. Cubit bagian tengah kaos, lalu gulung hingga membentuk spiral.
3. Lakukan dengan perlahan dan ratakan bagian kaos saat kamu menggulung agar hasil
spiralnya bisa rata.
4. Gunakan 4-5 karet gelang untuk mengikat gulungan dengan saling berlawanan arah
hingga menjadi 8-10 bagian.
5. Berikan satu warna pada setiap bagian kaos.
6. Masukan ke dalam kantong plastik dan tunggu minimal 8 jam hingga 24 jam untuk
hasil warna yang maksimal. 
7. Keluarkan kaos dari kantong plastik dan bilas dengan air bersih untuk menghilangkan
sisa pewarna yang masih menempel. 
8. Jemur seperti biasa hingga kering. Kaos tie dye kamu siap dipakai!

*Teknik firecracker
1. Letakan kaos dengan membentang di atas permukaan yang rata.
2. Gulung baju secara horizontal dari samping. 
3. Ikat kaos menggunakan dua karet gelang menjadi tiga bagian.  Kurang lebih ⅓ per
bagian dari atas ke bawah.
4. Warnai bagian paling atas dengan warna merah, lalu bagian paling bawah dengan
warna biru. 
5. Biarkan bagian tengah antara karet gelang tetap putih.
6. Masukan ke dalam kantong plastik dan tunggu hingga warna menyerap dengan
sempurna.   

*Warna ombre
1. Masih dengan langkah yang sama, rentangkan kaos yang telah direndam larutan
pengawet di atas permukaan rata.
2. Jangan lupa untuk menggunakan alas di bawah kaos agar lantai kamu tidak kotor yah!
3. Tuangkan satu warna yang kamu inginkan pada bagian ujung bawah kaos. 
4. Gunakan kuas besar untuk meratakan warna tersebut dari bawah ke atas.
5. Kamu bisa mengendalikan konsentrasi gradasi warna sesuai keinginanmu.
6. Hasilnya adalah efek ombre yang cantik untuk kaosmu. 

Untuk desain sendiri kelompok kami akan menggunakan desain berupa


teknik spiral. Dimana banyak sekali masyarakat yang menggunakan desain
tersebut, selain gampang dibuat teknik ini juga hasilnya akan bagus di baju tie dye
tersebut. Dibawah ini kita melampirkan contoh desain spiral

Contoh

2.2 Modal Usaha


1. Kaos putih katun : Rp. 28.000,00
2. Pewarna tektil : Rp. 17.000,00
Total : Rp. 45.000,00
2.3 Penentuan Harga Jual
Dari hasil produksi batik tie dye kelompok kami sepakat akan dijual dengan harga per
kaos seharga Rp.65.000.dengan modal Rp.45.000 dan dijual dengan harga Rp.65.000
kelompok kami memperoleh laba sebesr Rp.20.000 dari hasil penjualan per kaos batik tie
dye.
BAB III
RENCANA PEMASARAN
3.1 Analisis Persaingan Usaha SWOT
1. Strenghts (kekuatan)

 Memiliki motif yang berbeda dari Batik Tie Dye pada umumnya
 Proses pembuatannya mudah dan cepat
 Harga terjangkau tidak terlalu mahal
 Kualitas terjamin
 Harga bahan baku tidak terlalu mahal dan mudah ditemukan

2.Weakness (kelemahan)

 Masyarakat kurang mengenal / memahami keunikan motif Tie Dye


 Kurangnya media promosi
 Masyarakat kurang tertarik dibandingkan dengan batik tradisional pada umumnya

3.Opprtunity (peluang)

 Menumbuhkan kesadaran masyarakat terutama untuk anak remaja agar lebih minat
memakai Tie Dye
 Meningkatkan promosi melalui media yang bersifat online
 Menjadikan Tie Dye lebih dikenal masyarakat

4. Threats (ancaman)

 Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap adanya tie dye ini


 Kurangnya media promosi untuk mengenal produk ini
 Berkembangnya gaya luar negeri dari cara berpakaian sehingga menggeser budaya asli
setempat

3.2 Strategi Pemasaran

Sasaran kami adalah seluruh masyarakat dari segala usia akan tetapi lebih
mengarah kepada anak remaja. Karena anak remaja sekarang mulai banyak yang
menggunakan baju tie dye ini. Untuk itu kami memulai promosi dari daerah sekitar
tempat tinggal kami serta melakukan promosi pada rekan mahasiswa di kampus,
karena kami menganggap promosi akan lebih efektif jika terjadi dalam suatu
kelompok.
Untuk itu, kami menggalakkan promosi di berbagai sosial media, seperti
facebook, WhatsApp, instagram, dll. Hal ini kami maksudkan untuk memberi
kemudahan dalam pemesanan dan pembelian produk kami.
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melalui pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha dari kain kaos
atau Tie Die ini sudah sangat layak untuk dijalankan. Dalam cara menjalankannya pun terlihat
tidak terlalu sulit, sehingga proses penjualannya pun tidak terlalu memakan waktu dan pikiran
terlalu banyak.

Akhir kata, besar pengharapan kami untuk memperoleh keuntungan dalam kegiatan
kewirausahaan ini. Karena setelah dilakukan penghitungan, ternyata keuntungan yang
didapatkan dari program ini selain manfaat pengetahuan dan relasi serta kita juga memperoleh
keuntungan dalam bentuk materi.

Anda mungkin juga menyukai