Anda di halaman 1dari 23

Analisa Ekonomi Tanaman Buah Pepaya

1. Analisa Kebutuhan Kripik Sale Pepaya, industry Brownies Pepaya, Industri Abon Nabati,
Industri Manisan Pepaya.
Analisa jumlah produksi bertujuan untuk mendapatkan target produksi yang ingin dicapai
pada tahun 2039. Untuk menghitungnya digunakan asumsi sebagai berikut:
1.1 Analisa Kebutuhan Kripik Sale Pepaya
Tabel 1
Luasan Konsep Bahan Baku

Kecamatan Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Jumlah Pohon


(1200 bibit / Ha)
PANGGANG Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
PURWOSARI Lahan Bahan Baku Utama 100 120.000
PALIYAN Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
SAPTOSARI
TEPUS
TANJUNGSARI
RONGKOP
GIRISUBO
SEMANU Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
PONJONG
KARANGMOJO
WONOSARI
PLAYEN
PATUK
GEDANGSARI Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
NGLIPAR Lahan Bahan Baku Pendukung 40 48.000
NGAWEN Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
SEMIN Lahan Bahan Baku Utama 100 120.000

Dari tabel diatas maka dapat diketahui apabila semua lahan konsep tanaman buah pepaya
dimaksimalkan, maka dapat ditanami dengan 588.000 tanaman buah pepaya. Asumsi 1 Ha
menghasilkan 15 ton Dengan daur panen sekali setahun, maka dapat dihitung bahwa dalam
setahun dengan memaksimalkan lahan 490 Ha menghasilkan 7.350 ton buah pepaya

 Maka dapat diperkirakan produksi buah mangga sebesar 7.350.000 kg/tahun atau
20.137 kg/hari
Perlu mengidentifikasi kebutuhan tanaman buah pepaya Provinsi DIY dan Kabupaten
Gunungkidul. Berikut perhitungannya:

a. Kebutuhan Tanaman buah pepaya produksi keripik sale pepaya Kabupaten


Gunungkidul periode pertama rencana (Tahun 2024)
 Target jumlah Toko Kabupaten Gunungkidul: 1000 Toko
 Diasumsikan setiap kios memerlukan keripik sale pepaya sebanyak 150
dus/tahun atau 75.000 bungkus (1 bungkus 500 gram, 1 kotak 12 bungkus, 1 dus
24 kotak)
 Maka total kebutuhan produk keripik sale pepaya di Kabupaten Gunungkidul
yaitu 150.000 dus/tahun, 12.500 dus/bulan, 421 dus/hari.
 Apabila dalam satu kali produksi menghasilkan 50 dus dengan membutuhkan 144
kg buah pepaya, maka dapat diketahui jumlah produksi sebanyak 8.030 kali
produksi yang membutuhkan 1.156.320 kg/tahun buah pepaya yang dibutuhkan di
Gunungkidul
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 1.156.320 kg/tahun
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 96.360 kg/bulan
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 3.168 kg/hari
b. Kebutuhan tanaman buah pepaya Provinsi DIY periode pertama rencana
 Target jumlah kios Provinsi DIY: 5.000 kios
 Diasumsikan setiap kios memerlukan keripik sale pepaya sebanyak 150
dus/tahun
 Maka total kebutuhan keripik sale pepaya Provinsi DIY yaitu 750.000
dus/tahun, 62.500 dus/bulan, 2.055 dus/hari
 Apabila dalam satu kali produksi menghasilkan 50 dus dengan membutuhkan
144 kg buah mangga, maka dapat diketahui jumlah produksi sebanyak 8.760
kali produksi yang membutuhkan 1.261.440 kg/tahun buah pepaya yang
dibutuhkan Provinsi DIY
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 1. 261.440 kg/tahun
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 105.120 kg/bulan
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 3.456 kg/hari
c. Kebutuhan buah pepaya total/hari dan kebutuhan keripik sale pepaya /hari

= Kebutuhan buah pepaya + kebutuhan buah pepaya

= Kebutuhan keripik sale pepaya + kebutuhan keripik sale pepaya

 Kebutuhan buah pepaya total/hari = 3.168+3.456 =6.633 kg/hari


 Kebutuhan buah pepaya total/jam = 276 kg/jam
 Kebutuhan keripik sale pepaya total/hari = 421+2.055 = 2.476 dus/hari
 Kebutuhan keripik sale pepaya total/jam = 103 dus/jam
d. Kebutuhan lahan industry keripik sale pepaya
Menurut Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri, lahan sebesar 1 Ha dapat
menyerap tenaga kerja kerja sebanyak 100 orang. Jika indusri keripik sale pepaya
membutuhkan 700 orang, maka luas lahan yang dibutuhkan adalah 700/100 = 7 Ha

1.2 Analisa Kebutuhan , industry Brownies Pepaya


Tabel 2
Luasan Konsep Bahan Baku

Kecamatan Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Jumlah Pohon


(1200 bibit / Ha)
PANGGANG Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
PURWOSARI Lahan Bahan Baku Utama 100 120.000
PALIYAN Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
SAPTOSARI
TEPUS
TANJUNGSARI
RONGKOP
GIRISUBO
SEMANU Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
PONJONG
KARANGMOJO
WONOSARI
PLAYEN
PATUK
GEDANGSARI Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
NGLIPAR Lahan Bahan Baku Pendukung 40 48.000
NGAWEN Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
SEMIN Lahan Bahan Baku Utama 100 120.000
Dari tabel diatas maka dapat diketahui apabila semua lahan konsep tanaman buah pepaya
dimaksimalkan, maka dapat ditanami dengan 588.000 tanaman buah pepaya. Asumsi 1 Ha
menghasilkan 15 ton Dengan daur panen sekali setahun, maka dapat dihitung bahwa dalam
setahun dengan memaksimalkan lahan 490 Ha menghasilkan 7.350 ton buah pepaya

 Maka dapat diperkirakan produksi buah mangga sebesar 7.350.000 kg/tahun atau
20.137 kg/hari

Perlu mengidentifikasi kebutuhan tanaman buah pepaya Provinsi DIY dan Kabupaten
Gunungkidul. Berikut perhitungannya:

a. Kebutuhan Tanaman buah pepaya Kabupaten Gunungkidul periode pertama rencana


(Tahun 2024)
 Target jumlah kios Kabupaten Gunungkidul: 500 toko
 Diasumsikan setiap took memerlukan brownies pepaya sebanyak 25 dus/tahun
atau 18.750 bungkus (1 bungkus 750 gram, 1 kotak 6 bungkus, 1 dus 12 kotak)
 Maka total kebutuhan produk brownies pepaya di Kabupaten Gunungkidul yaitu
12.500 dus/tahun, 1.041 dus/bulan, 34 dus/hari.
 Apabila dalam satu kali produksi menghasilkan 10 dus dengan membutuhkan 34
kg buah pepaya, maka dapat diketahui jumlah produksi sebanyak 15.330 kali
produksi yang membutuhkan 521.220 kg/tahun buah pepaya yang dibutuhkan di
Gunungkidul
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 521.220 kg/tahun
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 43.435 kg/bulan
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 1.428 kg/hari
b. Kebutuhan tanaman buah pepaya Provinsi DIY periode pertama rencana
 Target jumlah kios Provinsi DIY: 800 kios
 Diasumsikan setiap took memerlukan brownies pepaya sebanyak 25 dus/tahun
atau 18.750 bungkus (1 bungkus 750 gram, 1 kotak 6 bungkus, 1 dus 12 kotak)
 Maka total kebutuhan brownies pepaya Provinsi DIY yaitu 20.000 dus/tahun,
1.666 dus/bulan, 54 dus/hari
 Apabila dalam satu kali produksi menghasilkan 10 dus dengan membutuhkan 34
kg buah pepaya, maka dapat diketahui jumlah produksi sebanyak 20.440 kali
produksi yang membutuhkan 694.960 kg/tahun buah pepaya yang dibutuhkan di
Gunungkidul
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 694.960 kg/tahun
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 57.913 kg/bulan
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 1.904 kg/hari
c. Kebutuhan buah pepaya total/hari dan kebutuhan brownies pepaya total/hari

= Kebutuhan buah pepaya + kebutuhan buah pepaya

= Kebutuhan brownies pepaya + kebutuhan brownies pepaya

 Kebutuhan buah pepaya total/hari = 1.428+1.904 =3.332 kg/hari


 Kebutuhan buah pepaya total/jam = 139 kg/jam
 Kebutuhan brownies pepaya total/hari = 34+54 = 88 dus/hari
 Kebutuhan brownies pepaya total/jam = 4 dus/jam
d. Kebutuhan lahan industry brownies pepaya
Menurut Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri, lahan sebesar 1 Ha dapat
menyerap tenaga kerja kerja sebanyak 100 orang. Jika indusri brownies pepaya
membutuhkan 600 orang, maka luas lahan yang dibutuhkan adalah 600/100 = 6 Ha

1.3 Analisa Kebutuhan Industri Abon Nabati pepaya


Tabel 3
Luasan Konsep Bahan Baku

Kecamatan Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Jumlah Pohon


(1200 bibit / Ha)
PANGGANG Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
PURWOSARI Lahan Bahan Baku Utama 100 120.000
PALIYAN Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
SAPTOSARI
TEPUS
TANJUNGSARI
RONGKOP
GIRISUBO
SEMANU Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
PONJONG
KARANGMOJO
WONOSARI
PLAYEN
PATUK
GEDANGSARI Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
NGLIPAR Lahan Bahan Baku Pendukung 40 48.000
NGAWEN Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
SEMIN Lahan Bahan Baku Utama 100 120.000

Dari tabel diatas maka dapat diketahui apabila semua lahan konsep tanaman buah pepaya
dimaksimalkan, maka dapat ditanami dengan 588.000 tanaman buah pepaya. Asumsi 1 Ha
menghasilkan 15 ton Dengan daur panen sekali setahun, maka dapat dihitung bahwa dalam
setahun dengan memaksimalkan lahan 490 Ha menghasilkan 7.350 ton buah pepaya

 Maka dapat diperkirakan produksi buah mangga sebesar 7.350.000 kg/tahun atau
20.137 kg/hari

Perlu mengidentifikasi kebutuhan tanaman buah pepaya Provinsi DIY dan Kabupaten
Gunungkidul. Berikut perhitungannya:

e. Kebutuhan Tanaman buah pepaya Kabupaten Gunungkidul periode pertama rencana


(Tahun 2024)
 Target jumlah kios Kabupaten Gunungkidul: 1000 toko
 Diasumsikan setiap toko memerlukan Abon Nabati pepaya sebanyak 100
dus/tahun atau 40.000 bungkus (1 bungkus 400 gram, 1 kotak 12 bungkus, 1 dus
24 kotak)
 Maka total kebutuhan produk Abon Nabati pepaya di Kabupaten Gunungkidul
yaitu 100.000dus/tahun, 8.333 dus/bulan, 274 dus/hari.
 Apabila dalam satu kali produksi menghasilkan 40 dus dengan membutuhkan
115 kg buah pepaya, maka dapat diketahui jumlah produksi sebanyak 7.665 kali
produksi yang membutuhkan 881.475 kg/tahun buah pepaya yang dibutuhkan di
Gunungkidul
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 881.475 kg/tahun
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 73.456 kg/bulan
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 2.415 kg/hari
f. Kebutuhan tanaman buah pepaya Provinsi DIY periode pertama rencana
 Target jumlah kios Provinsi DIY: 2000 kios
 Diasumsikan setiap toko memerlukan Abon Nabati pepaya sebanyak 100
dus/tahun atau 40.000 bungkus (1 bungkus 400 gram, 1 kotak 12 bungkus, 1 dus
24 kotak)
 Maka total kebutuhan Abon Nabati pepaya Provinsi DIY yaitu 200.000 dus/tahun,
16.666 dus/bulan, 547 dus/hari
 Apabila dalam satu kali produksi menghasilkan 40 dus dengan membutuhkan
115 kg buah pepaya, maka dapat diketahui jumlah produksi sebanyak 10.220 kali
produksi yang membutuhkan 1.175.300 kg/tahun buah pepaya yang dibutuhkan di
Gunungkidul
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 1.175.300 kg/tahun
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 97.941 kg/bulan
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 3.220 kg/hari
g. Kebutuhan buah pepaya total/hari dan kebutuhan Abon Nabati pepaya total/hari

= Kebutuhan buah pepaya + kebutuhan buah pepaya

= Kebutuhan Abon Nabati pepaya + kebutuhan Abon Nabati pepaya

 Kebutuhan buah pepaya total/hari = 2.415 +3.220 =5.635 kg/hari


 Kebutuhan buah pepaya total/jam = 235 kg/jam
 Kebutuhan Abon Nabati pepaya total/hari = 274+547 = 821 dus/hari
 Kebutuhan Abon Nabati pepaya total/jam = 34 dus/jam
h. Kebutuhan lahan industry Abon Nabati pepaya
Menurut Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri, lahan sebesar 1 Ha dapat
menyerap tenaga kerja kerja sebanyak 100 orang. Jika indusri Abon Nabati pepaya
membutuhkan 400 orang, maka luas lahan yang dibutuhkan adalah 400/100 = 4 Ha

1.4 Analisa Kebutuhan Industri Manisan Pepaya


Tabel 4
Luasan Konsep Bahan Baku

Kecamatan Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Jumlah Pohon


(1200 bibit / Ha)
PANGGANG Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
PURWOSARI Lahan Bahan Baku Utama 100 120.000
PALIYAN Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
SAPTOSARI
TEPUS
TANJUNGSARI
RONGKOP
GIRISUBO
SEMANU Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
PONJONG
KARANGMOJO
WONOSARI
PLAYEN
PATUK
GEDANGSARI Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
NGLIPAR Lahan Bahan Baku Pendukung 40 48.000
NGAWEN Lahan Bahan Baku Pendukung 50 60.000
SEMIN Lahan Bahan Baku Utama 100 120.000

Dari tabel diatas maka dapat diketahui apabila semua lahan konsep tanaman buah pepaya
dimaksimalkan, maka dapat ditanami dengan 588.000 tanaman buah pepaya. Asumsi 1 Ha
menghasilkan 15 ton Dengan daur panen sekali setahun, maka dapat dihitung bahwa dalam
setahun dengan memaksimalkan lahan 490 Ha menghasilkan 7.350 ton buah pepaya

 Maka dapat diperkirakan produksi buah mangga sebesar 7.350.000 kg/tahun atau
20.137 kg/hari

Perlu mengidentifikasi kebutuhan tanaman buah pepaya Provinsi DIY dan Kabupaten
Gunungkidul. Berikut perhitungannya:

i. Kebutuhan Tanaman buah pepaya Kabupaten Gunungkidul periode pertama rencana


(Tahun 2024)
 Target jumlah kios Kabupaten Gunungkidul: 500 toko
 Diasumsikan setiap toko memerlukan Manisan Pepaya sebanyak 60 dus/tahun
atau 21.000 bungkus (1 bungkus 350 gram, 1 kotak 12 bungkus, 1 dus 24 kotak)
 Maka total kebutuhan produk Manisan Pepaya pepaya di Kabupaten
Gunungkidul yaitu 30.000dus/tahun, 2.500 dus/bulan, 82 dus/hari.
 Apabila dalam satu kali produksi menghasilkan 35 dus dengan membutuhkan 18
kg buah pepaya, maka dapat diketahui jumlah produksi sebanyak 32.485 kali
produksi yang membutuhkan 584.730 kg/tahun buah pepaya yang dibutuhkan di
Gunungkidul
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 584.730 kg/tahun
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 48.727 kg/bulan
 Kebutuhan buah pepaya Kabupaten Gunungkidul 1.602 kg/hari
j. Kebutuhan tanaman buah pepaya Provinsi DIY periode pertama rencana
 Target jumlah kios Kabupaten Gunungkidul: 1.500 toko
 Diasumsikan setiap toko memerlukan Manisan Pepaya sebanyak 60 dus/tahun
atau 21.000 bungkus (1 bungkus 350 gram, 1 kotak 12 bungkus, 1 dus 24 kotak)
 Maka total kebutuhan produk Manisan Pepaya pepaya di Kabupaten
Gunungkidul yaitu 90.000dus/tahun, 7.500 dus/bulan, 246 dus/hari.
 Apabila dalam satu kali produksi menghasilkan 35 dus dengan membutuhkan 18
kg buah pepaya, maka dapat diketahui jumlah produksi sebanyak 47.085 kali
produksi yang membutuhkan 847.530 kg/tahun buah pepaya yang dibutuhkan di
Gunungkidul
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 847.530 kg/tahun
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 70.627 kg/bulan
 Kebutuhan buah pepaya Provinsi DIY 2.322 kg/hari
k. Kebutuhan buah pepaya total/hari dan kebutuhan Abon Nabati pepaya total/hari

= Kebutuhan buah pepaya + kebutuhan buah pepaya

= Kebutuhan Manisan Pepaya + kebutuhan Manisan Pepaya

 Kebutuhan buah pepaya total/hari = 1.602 +2.322 =3.924 kg/hari


 Kebutuhan buah pepaya total/jam = 164 kg/jam
 Kebutuhan Manisan Pepaya total/hari = 82 +246 = 328 dus/hari
 Kebutuhan Manisan Pepaya total/jam = 14 dus/jam
l. Kebutuhan lahan industry Manisan Pepaya
Menurut Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri, lahan sebesar 1 Ha dapat
menyerap tenaga kerja kerja sebanyak 100 orang. Jika indusri Manisan Pepaya
membutuhkan 700 orang, maka luas lahan yang dibutuhkan adalah 700/100 = 7 Ha
2. Analisa kebutuhan gudang
Bertujuan untuk menghitung kebutuhan gudang sebagai sarana penyimpanan sementara
hasil komoditi sebelum di distribusikan.
2.1 analisa kebutuhan gudang buah pepaya
 target produksi buah pepaya /tahun = 150.000 kg/tahun
 rencana 1 unit gudang = 3 Ha (30.000 m2)
 sirkulasi gudang = 15% x 30.000 m2 = 4.500 m2
 alokasi ruang penyimpanan tersedia = 30.000 m2 – 4.500 m2 = 25.500 m2
 dimensi buah (per buah) (tebal x lebar x panjang) = 5 cm x 10 cm x 15 cm = 750cm3
= 0.00075 m3
 tinggi gudang = 10 meter
 dimensi gudang = 25.500 m2 x 4 = 102.000 m3
 kapasitas gudang = 102.000 m3/0.00075 m3 = 136.000.000 buah
 1 gudang dapat menampung 136.000.000 buah pepaya, jadi jika target produksi
150.000, maka hanya diperlukan 1 gudang penyimpanan hasil komoditi
2.2 analisa kebutuhan gudang Kripik Sale Pepaya, industry Brownies Pepaya, Industri Abon
Nabati, Industri Manisan Pepaya.
a. Kripik Sale Pepaya
 target produksi hasil olahan/tahun = 21.696.000 kotak = 904.000 dus
 rencana 1 unit gudang = 2 Ha (20.000 m2)
 sirkulasi gudang = 15% x 20.000 = 3.000 m2
 alokasi ruang penyimpanan tersedia = 20.000 m2 – 3.000 m2 = 17.000 m2
 dimensi packaging (ukuran 1 kotak) = 5 cm x 10 cm x 10 cm = 500 cm3 = 0.0005
m3
 1 dus menampung 24 kotak = 0.0005 m3 x 24 = 0.012 m3/dus
 Tinggi gudang = 10 meter
 Dimensi gudang = 17.000 m2 x 4 = 68.000 m3
 Kapasitas gudang = 68.000 m3/0.012 m3= 5.666.667 dus
 1 gudang dapat menampung 5.666.667 dus, jadi jika target produksi 904.000 dus,
maka hanya diperlukan 1 gudang hasil olahan buah pepaya
 Luas lahan gudang = 1 unit gudang x 2 Ha = 2 Ha
b. Industry brownies pepaya
 target produksi hasil olahan/tahun = 385.440 Kotak = 32.120 dus
 rencana 1 unit gudang = 1 Ha (10.000 m2)
 sirkulasi gudang = 15% x 10.000 = 1.500 m2
 alokasi ruang penyimpanan tersedia = 10.000 m2 – 1.500 m2 = 8.500 m2
 dimensi packaging (ukuran 1 bungkus) = 6 cm x 15 cm x 20 cm = 1.800 cm3 =
0.0018 m3
 1 dus menampung 12 Kotak = 0.0018 m3 x 12 = 0.0216 m3/dus
 Tinggi gudang = 10 meter
 Dimensi gudang = 8.500 m2 x 4 = 34.000 m3
 Kapasitas gudang = 34.000 m3/0.036 m3= 944.444 dus
 1 gudang dapat menampung 944.444 dus, jadi jika target produksi 32.120 dus,
maka hanya diperlukan 1 gudang hasil olahan buah pepaya
 Luas lahan gudang = 1 unit gudang x 1 Ha = 1 Ha
c. Industri Abon Nabati pepaya
 target produksi hasil olahan/tahun = 1.198.660 kotak = 299.665 dus
 rencana 1 unit gudang = 2 Ha (20.000 m2)
 sirkulasi gudang = 15% x 20.000 = 3.000 m2
 alokasi ruang penyimpanan tersedia = 20.000 m2 – 3.000 m2 = 17.000 m2
 dimensi packaging (ukuran 1 bungkus) = 6 cm x 15 cm x 20 cm = 1.800 cm3 =
0.0018 m3
 1 dus menampung 15 bungkus = 0.0018 m3 x 15 = 0.027 m3/dus
 Tinggi gudang = 10 meter
 Dimensi gudang = 17.000 m2 x 4 = 68.000 m3
 Kapasitas gudang = 68.000 m3/0.027 m3= 2.518.519 dus
 1 gudang dapat menampung 2.518.519 dus, jadi jika target produksi 3299.665
dus, maka hanya diperlukan 1 gudang hasil olahan buah pepaya
 Luas lahan gudang = 1 unit gudang x 2 Ha = 2 Ha
d. Industri manisan pepaya
 target produksi hasil olahan/tahun = 2.873.280 kotak = 119.720 dus
 rencana 1 unit gudang = 2 Ha (20.000 m2)
 sirkulasi gudang = 15% x 20.000 = 3.000 m2
 alokasi ruang penyimpanan tersedia = 20.000 m2 – 3.000 m2 = 17.000 m2
 dimensi packaging (ukuran 1 bungkus) = 5cm x 10 cm x 10 cm = 500 cm3 =
0.0005 m3
 1 dus menampung 24 kotak = 0.0005 m3 x 24 = 0.012m3/dus
 Tinggi gudang = 10 meter
 Dimensi gudang = 17.000 m2 x 4 = 68.000 m3
 Kapasitas gudang = 68.000 m3/0.084 m3= 809.524 dus
 1 gudang dapat menampung 809.524 dus, jadi jika target produksi 210.000 dus,
maka hanya diperlukan 1 gudang hasil olahan buah pepaya
 Luas lahan gudang = 1 unit gudang x 2 Ha = 2 Ha

3. Analisa modal bahan baku


Bertujuan untuk mengetahui besaran modal yang perlu dimiliki untuk memulai dan
menjalankan industry pengolahan buah mangga.
3.1 analisa modal pohon mangga
 bibit pohon mangga, 1 bibit ukuran tinggi 30 cm, kebutuhan bibit = 600.000 bibit
mangga. Harga bibit @Rp.25.000/bibit, maka biaya modal bibit = 600.000 x 25.000 =
Rp. 15.000.000.000
 kebutuhan pupuk
o dosis untuk 1 pohon = 0.25 kg = 250 gram
o terdapat 150.000 pohon maka, kebutuhan pupuk = 150.000 x 250 = 37.500.000
gram = 37.500 kg
o pemberian pupuk dengan intensitas 6 bulan sekali, masa panen buah mangga yaitu
umur 4 tahun, maka terdapat 8 kali pemupukan sehingga membutuhkan 37.500 x
8 = 300.000 kg
o harga 1 kg pupuk (NPK) = 15.000/kg
o total biaya pupuk = 300.000 x 15.000 = Rp.4.500.000.000
 Total biaya bahan baku = Rp. 15.000.000.000 + Rp. 4.500.000.000 =
Rp.19.500.000.000

4. Analisa gaji tenaga kerja


Dilakukan penghitungan perkiraan gaji tenaga kerja untuk mengetahui besaran modal
selain bahan baku dan peralatan serta untuk mengetahui salah satu faktor penentu nilai
tambah
4.1 analisa gaji tenaga kerja lahan bahan baku
 tenaga kerja = 1000 orang
 total gaji 1000 pekerja = 1000 x Rp. 1.705.000 (UMK Kab.Gunungkidul tahun 2020)
=Rp. 1.705.000.000/bulan
4.2 analisa gaji tenaga kerja keripik sale pepaya
 tenaga kerja = 700 orang
 total gaji 700 pekerja = 700 x Rp. 1.705.000 (UMK Kab.Gunungkidul tahun 2020) =
Rp. 1.193.500.000/bulan
4.3 analisa gaji tenaga kerja brownies pepaya
 tenaga kerja = 600 orang
 total gaji 600 pekerja = 600 x Rp. 1.705.000 (UMK Kab.Gunungkidul tahun 2020) =
Rp. 1.023.000.000/bulan
4.4 analisa gaji tenaga kerja abon nabati pepaya
 tenaga kerja = 400 orang
 total gaji 400 pekerja = 400 x Rp. 1.705.000 (UMK Kab.Gunungkidul tahun 2020) =
Rp. 682.000.000/bulan
4.5 analisa gaji tenaga kerja manisan pepaya
 tenaga kerja = 700 orang
 total gaji 178 pekerja = 178 x Rp. 1.705.000 (UMK Kab.Gunungkidul tahun 2020) =
Rp. 1.193.500.000/bulan
5. analisa peralatan
a. keripik sale pepaya
 mesin pengupas kulit pepaya 100 unit
 tenaga kerja =100 orang
 1 unit dapat menghasilkan 1.200 pcs/jam
 Daya listrik 0.6 KW, jika digunakan dalam sehari kerja = 0.6 KW x 8 = 4.8 KW
 Total daya listrik yang dipakai dalam sebulan = 4.8 KW x 26 = 125 KW/bulan
 Total biaya listrik yang dipakai dalam sebulan = 125 KW x Rp. 1.115 =
Rp.139.375/bulan
 Dalam sebulan terdapat 4000 kali produksi dengan kebutuhan air sebanyak 50 liter
untuk sekali produksi dengan 100 mesin sekaligus, maka diperlukan air sebanyak
1.500.000 liter/bulan
 Jika harga PDAM di Gunungkidul Rp. 4000/1000 liter, maka biaya air sebesar = Rp.
6.000.000/bulan
 Total biaya kebutuhan mesin pengupas kulit pepaya = 100 x Rp.70.000.000 = Rp.
7.000.000.000
b. brownies pepaya
 mesin pengaduk +ekstraksi (powder) kapasitas 50 liter (20 unit)
 tenaga kerja = 40 orang
 daya listrik 2.8 KW, jika digunakan dalam sehari kerja = 2.8 KW x 8 = 22.4 KW
 total daya listrik yang dipakai dalam sebulan = 22.4 KW x 26 = 582.4 KW/bulan
 total biaya listrik yang dipakai dalam sebulan = 582.4 KW x Rp.1.115 = Rp.
649.376/bulan
 dalam sebulan terdapat 4.000 kali produksi dengan kebutuhan air sebanyak 30 liter
untuk sekali produksi dengan 20 mesin sekaligus, maka diperlukan air sebanyak
1.200.000 liter/bulan
 jika harga PDAM di Gunungkidul Rp. 4.000/1.000 liter, maka biaya air sebesar = Rp.
2.400.000/bulan
 total biaya kebutuhan mesin pengering minyak = 20 x Rp. 40.000.000 = Rp.
800.000.000
c. Abon Nabati Pepaya
 mesin pengupas kulit mangga 20 unit
 tenaga kerja =20 orang
 Daya listrik 0.6 KW, jika digunakan dalam sehari kerja = 0.6 KW x 8 = 4.8 KW
 Total daya listrik yang dipakai dalam sebulan = 4.8 KW x 26 = 125 KW/bulan
 Total biaya listrik yang dipakai dalam sebulan = 125 KW x Rp. 1.115 =
Rp.139.375/bulan
 Dalam sebulan terdapat 3000 kali produksi dengan kebutuhan air sebanyak 25 liter
untuk sekali produksi dengan 20 mesin sekaligus, maka diperlukan air sebanyak
1.500.000 liter/bulan
 Jika harga PDAM di Gunungkidul Rp. 4000/1000 liter, maka biaya air sebesar = Rp.
6.000.000/bulan
 Total biaya kebutuhan mesin pengupas kulit pepaya = 20 x Rp.50.000.000 = Rp.
1.000.000.000
d. Manisan pepaya
 mesin pengupas kulit mangga 20 unit
 tenaga kerja =20 orang
 Daya listrik 0.6 KW, jika digunakan dalam sehari kerja = 0.6 KW x 8 = 4.8 KW
 Total daya listrik yang dipakai dalam sebulan = 4.8 KW x 26 = 125 KW/bulan
 Total biaya listrik yang dipakai dalam sebulan = 125 KW x Rp. 1.115 =
Rp.139.375/bulan
 Dalam sebulan terdapat 3000 kali produksi dengan kebutuhan air sebanyak 25 liter
untuk sekali produksi dengan 20 mesin sekaligus, maka diperlukan air sebanyak
1.500.000 liter/bulan
 Jika harga PDAM di Gunungkidul Rp. 4000/1000 liter, maka biaya air sebesar = Rp.
6.000.000/bulan
 Total biaya kebutuhan mesin pengupas kulit mangga = 20 x Rp.70.000.000 = Rp.
1.400.000.000

6. Total modal produksi


6.1 total modal produksi industry keripik sale pepaya
 total modal produksi tanpa memperhitungkan biaya transportasi untuk industry
keripik sale pepaya yaitu
o = (modal bahan baku + modal tenaga kerja)
o = (Rp. 19.500.000.000 + Rp. 1.193.500.000) = Rp. 20.693.500.000/bulan
6.2 total modal produksi industry brownies pepaya
 total modal produksi tanpa memperhitungkan biaya transportasi untuk industry
brownies pepaya yaitu
o = (modal bahan baku + modal tenaga kerja)
o = (Rp. 19.500.000.000 + Rp. 1.023.000.000) = Rp. 20.523.000.000/bulan

6.3 total modal produksi industry abon nabati pepaya


 total modal produksi tanpa memperhitungkan biaya transportasi untuk industry abon
nabati pepaya yaitu
o = (modal bahan baku + modal tenaga kerja)
o = (Rp. 19.500.000.000 + Rp. 682.000.000) = Rp. 20.182.000.000/bulan

6.4 total modal produksi industry manisan pepaya


 total modal produksi tanpa memperhitungkan biaya transportasi untuk industry
manisan pepaya yaitu
o = (modal bahan baku + modal tenaga kerja)
o = (Rp. 19.500.000.000 + Rp. 1.193.500.000) = Rp. 20.693.500.000/bulan

7. Harga jual
7.1 harga produk keripik sale pepaya
 harga 1 bungkus keripik sale pepaya yaitu Rp.3.000/bungkus
 total penjualan apabila target perbulan 21.696.000 bungkus maka 21.696.000 x
3.000 = Rp.65.088.000.000/bulan
7.2 harga produk brownies pepaya
 harga 1 bungkus brownies pepaya yaitu Rp.120.000/bungkus
 total penjualan apabila target perbulan 192.720 bungkus maka = 192.720 x 120.000 =
Rp. 23.126.400.000/bulan
7.3 harga produk abon nabati pepaya
 harga 1 bungkus abon nabati pepaya yaitu Rp.65.000/bungkus
 total penjualan apabila target perbulan 1.198.660 bungkus maka = 1.198.660 x 65.000
= Rp. 77.912.900.000/bulan
7.4 harga produk manisan pepaya
 harga 1 kotak manisan pepaya yaitu Rp.45.000/kotak
 total penjualan apabila target perbulan 1.198.660 kotak maka = 1.198.660 x 45.000 =
Rp. 53.939.700.000/bulan

8. Analisa transportasi
Analisa transportasi dilakukan untuk mengetahui total kebutuhan biaya untuk
mendistribusikan hasil panen buah pepaya dan hasil olahan buah pepaya tersebut.
8.1 kebutuhan biaya transportasi industry keripik sale pepaya
a. perhitungan kebutuhan bensin distribusi keripik sale pepaya
Total unit sentra pemasaran yang harus disuply sebanyak 1 buah dengan masing –
masing lokasi disediakan 1 unit truk box dengan dimensi 5,6 m x 2 m x 2,2 m
= 24,64 m³ dengan kapasitas 3.422 dus/82.128 kotak. Letak lokasi sentra
produksi berada di kecamatan Saptosari dan letak lokasi pemasaran ada di kecamatan
Wonosari . Harga solar di Kabupaten Gunungkidul jika dibulatkan yaitu Rp
6.500/liter yang dapat menempuh jarak 15 km
 apabila dalam sebulan 200.000 kotak/bulan untuk daerah gunungkidul
 maka (200.000/(1 x 82.128) = 2 kali bolak balik)
 jarak dari sentra produksi ke pemasaran yaitu 18 km
 total jarak yang ditempuh = 2 x 18 = 36 km
 total biaya bensin = 36/15 x Rp. 6.500 = Rp.15.600/hari = Rp.468.000/bulan
b. perhitungan kebutuhan bensin pengantaran keripik sale pepaya ke luar kabupaten
Gunungkidul
Untuk wilayah yang mendapat kuota ekspor yaitu wilayah dengan kriteria
kepadatan penduduk banyak dan wilayah sekitar Kabupaten Gunungkidul yaitu
Yogyakarta, Kulon Progo, Bantul, dan Sleman masing-masing disuply dari gudang di
Kecamatan Karang Mojo . dengan 1 unit gudang dan diberi 4 unit truk box dengan
dimensi 5,6 m x 2 m x 2,2 m = 24,64 m³ dengan kapasitas 3.422 dus/82.128 kotak.
Jumlah bungkus yang dikhususkan diexport keluar Gunungkidul yaitu
200.000 kotak/bulan . Maka masing – masing daerah mendapat 50.000
kotak/bulan. Maka untuk perhitungannya sebagai berikut :
 apabila dalam sebulan 300.000 kotak/bulan untuk di ekspor
 maka (300.000/(4 x 82.128) = 1 kali bolak balik
 total jarak yang ditempuh = 222 km
o kec. Karangmojo ke Yogyakarta = 44 km
o kec. Karangmojo ke Kulon Progo = 70 km
o kec. Karangmojo ke Bantul = 50 km
o kec. Karangmojo ke Sleman = 58 km
 total biaya bensin = 222/15 x Rp. 6.500 = Rp.96.200/hari = Rp. 2.886.000/bulan
c. Biaya makan supir
 1 truk terdapat 2 supir
 Total truk = 5 truk = 5 x 2 = 10 orang
 10 orang x Rp. 30.000 = Rp. 300.000/hari = Rp. 9.000.000/bulan
d. Total biaya transportasi industry keripik sale pepaya
 Rp. 468.000 + Rp. 2.886.000+ Rp. 9.000.000 = Rp. 12.354.000/bulan

8.2 kebutuhan biaya transportasi industry brownies pepaya


a. perhitungan kebutuhan bensin distribusi brownies pepaya
Total unit sentra pemasaran yang harus disuply sebanyak 1 buah dengan masing –
masing lokasi disediakan 1 unit truk box dengan dimensi 5,6 m x 2 m x 2,2 m
= 24,64 m³ dengan kapasitas 3.422 dus/68.440 bungkus. Letak lokasi sentra
produksi berada di kecamatan Tepus dan letak lokasi pemasaran ada di kecamatan
Wonosari. Harga solar di Kabupaten Gunungkidul jika dibulatkan yaitu Rp
6.500/liter yang dapat menempuh jarak 15 km
 apabila dalam sebulan 200.000 bungkus/bulan untuk daerah gunungkidul
 maka (200.000/(1 x 68.440) = 2 kali bolak balik)
 jarak dari sentra produksi ke pemasaran yaitu 22 km
 total jarak yang ditempuh = 2 x 22 = 44km
 total biaya bensin = 44/15 x Rp. 6.500 = Rp.19.066/hari = Rp.571.999/bulan
b. perhitungan kebutuhan bensin pengantaran brownies pepaya ke luar kabupaten
Gunungkidul
Untuk wilayah yang mendapat kuota ekspor yaitu wilayah dengan kriteria
kepadatan penduduk banyak dan wilayah sekitar Kabupaten Gunungkidul yaitu
Yogyakarta, Kulon Progo, Bantul, dan Sleman masing-masing disuply dari gudang di
Kecamatan Karangmojo . dengan 1 unit gudang dan diberi 4 unit truk box dengan
dimensi 5,6 m x 2 m x 2,2 m = 24,64 m³ dengan kapasitas 3.422 dus/68.440 bungkus.
Jumlah bungkus yang dikhususkan diexport keluar Gunungkidul yaitu
278.000 bungkus/bulan . Maka masing – masing daerah mendapat 69.500
bungkus/bulan. Maka untuk perhitungannya sebagai berikut :
 apabila dalam sebulan 278.000 bungkus/bulan untuk di ekspor
 maka (278.000/(4 x 68.440) = 1 kali bolak balik
 total jarak yang ditempuh = 222 km
o kec. Karangmojo ke Yogyakarta = 44 km
o kec. Karangmojo ke Kulon Progo = 70 km
o kec. Karangmojo ke Bantul = 50 km
o kec. Karangmojo ke Sleman = 58 km
 total biaya bensin = 222/15 x Rp. 6.500 = Rp.96.200/hari = Rp. 2.886.000/bulan
c. Biaya makan supir
 1 truk terdapat 2 supir
 Total truk = 5 truk = 5 x 2 = 10 orang
 10 orang x Rp. 30.000 = Rp. 300.000/hari = Rp. 9.000.000/bulan
d. Total biaya transportasi industry brownies pepaya
 Rp. 571.999 + Rp. 2.886.000 + Rp. 9.000.000 = Rp. 12.458.000/bulan
8.3 kebutuhan biaya transportasi industry abon nabati pepaya
a. perhitungan kebutuhan bensin distribusi abon nabati pepaya
Total unit sentra pemasaran yang harus disuply sebanyak 1 buah dengan masing –
masing lokasi disediakan 1 unit truk box dengan dimensi 5,6 m x 2 m x 2,2 m
= 24,64 m³ dengan kapasitas 3.422 dus/51.330 bungkus. Letak lokasi sentra
produksi berada di kecamatan Pojong dan letak lokasi pemasaran ada di kecamatan
Wonosari. Harga solar di Kabupaten Gunungkidul jika dibulatkan yaitu Rp
6.500/liter yang dapat menempuh jarak 17 km
 apabila dalam sebulan 100.000 bungkus/bulan untuk daerah gunungkidul
 maka (100.000/(1 x 82.128) = 1 kali bolak balik)
 jarak dari sentra produksi ke pemasaran yaitu 17 km
 total jarak yang ditempuh = 1 x 17 = 17 km
 total biaya bensin = 17/15 x Rp. 6.500 = Rp.7.366/hari = Rp.221.000/bulan
b. perhitungan kebutuhan bensin pengantaran abon nabati pepaya ke luar kabupaten
Gunungkidul
Untuk wilayah yang mendapat kuota ekspor yaitu wilayah dengan kriteria
kepadatan penduduk banyak dan wilayah sekitar Kabupaten Gunungkidul yaitu
Yogyakarta, Kulon Progo, Bantul, dan Sleman masing-masing disuply dari gudang di
Kecamatan Karangmojo. dengan 1 unit gudang dan diberi 4 unit truk box dengan
dimensi 5,6 m x 2 m x 2,2 m = 24,64 m³ dengan kapasitas 3.422 dus/51.330 bungkus.
Jumlah bungkus yang dikhususkan diexport keluar Gunungkidul yaitu
187.000 bungkus/bulan . Maka masing – masing daerah mendapat 46.750
bungkus/bulan. Maka untuk perhitungannya sebagai berikut :
 apabila dalam sebulan 187.000 bungkus/bulan untuk di ekspor
 maka (187.000/(4 x 51.330) = 1 kali bolak balik
 total jarak yang ditempuh = 222 km
o kec. Karangmojo ke Yogyakarta = 44 km
o kec. Karangmojo ke Kulon Progo = 70 km
o kec. Karangmojo ke Bantul = 50 km
o kec. Karangmojo ke Sleman = 58 km
 total biaya bensin = 222/15 x Rp. 6.500 = Rp.96.200/hari = Rp. 2.886.000/bulan
c. Biaya makan supir
 1 truk terdapat 2 supir
 Total truk = 5 truk = 5 x 2 = 10 orang
 10 orang x Rp. 30.000 = Rp. 300.000/hari = Rp. 9.000.000/bulan
d. Total biaya transportasi industry abon nabati pepaya
 Rp. 221.000 + Rp. 2.886.000 + Rp. 9.000.000 = Rp. 12.107.000/bulan
8.4 kebutuhan biaya transportasi industry manisan pepaya
a. perhitungan kebutuhan bensin distribusi manisan pepaya
Total unit sentra pemasaran yang harus disuply sebanyak 1 buah dengan masing –
masing lokasi disediakan 1 unit truk box dengan dimensi 5,6 m x 2 m x 2,2 m
= 24,64 m³ dengan kapasitas 3.422 dus/136.880 kotak. Letak lokasi sentra
produksi berada di kecamatan Patuk dan letak lokasi pemasaran ada di kecamatan
Playen. Harga solar di Kabupaten Gunungkidul jika dibulatkan yaitu Rp
6.500/liter yang dapat menempuh jarak 15 km
 apabila dalam sebulan 200.000 kotak/bulan untuk daerah gunungkidul
 maka (200.000/(1 x 136.880) = 2 kali bolak balik)
 jarak dari sentra produksi ke pemasaran yaitu 11 km
 total jarak yang ditempuh = 2 x 11 = 22 km
 total biaya bensin = 22 /15 x Rp. 6.500 = Rp.9.533/hari = Rp.285.999/bulan
b. perhitungan kebutuhan bensin pengantaran manisan pepaya ke luar kabupaten
Gunungkidul
Untuk wilayah yang mendapat kuota ekspor yaitu wilayah dengan kriteria
kepadatan penduduk banyak dan wilayah sekitar Kabupaten Gunungkidul yaitu
Yogyakarta, Kulon Progo, Bantul, dan Sleman masing-masing disuply dari gudang di
Kecamatan Semin. dengan 1 unit gudang dan diberi 4 unit truk box dengan
dimensi 5,6 m x 2 m x 2,2 m = 24,64 m³ dengan kapasitas 3.422 dus/136.880 kotak.
Jumlah bungkus yang dikhususkan diexport keluar Gunungkidul yaitu
200.000 kotak/bulan . Maka masing – masing daerah mendapat 50.000
kotak/bulan. Maka untuk perhitungannya sebagai berikut :
 apabila dalam sebulan 215.000 kotak/bulan untuk di ekspor
 maka (215.000/(4 x 136.880) = 1 kali bolak balik
 total jarak yang ditempuh = 222 km
o kec. Karangmojo ke Yogyakarta = 44 km
o kec. Karangmojo ke Kulon Progo = 70 km
o kec. Karangmojo ke Bantul = 50 km
o kec. Karangmojo ke Sleman = 58 km
 total biaya bensin = 222/15 x Rp. 6.500 = Rp.96.200/hari = Rp. 2.886.000/bulan
c. Biaya makan supir
 1 truk terdapat 2 supir
 Total truk = 5 truk = 5 x 2 = 10 orang
 10 orang x Rp. 30.000 = Rp. 300.000/hari = Rp. 9.000.000/bulan
d. Total biaya transportasi industry manisan pepaya
 Rp. 285.999+ Rp. 2.886.000 + Rp. 9.000.000 = Rp. 12.172.000/bulan

9. Nilai tambah
9.1 nilai tambah industry keripik sale pepaya
 = Harga jual/bulan – modal
 = Rp. 65.088.000.000– (modal bahan baku + Tenaga Kerja + Transportasi)
 = Rp. 65.088.000.000– (Rp. 19.500.000.000 + Rp. 1.193.500.000+ Rp. 12.354.000)
 = Rp. 44.382.146.000/bulan
9.2 nilai tambah industry brownies pepaya
 = Harga jual/bulan – modal
 = Rp. 38.850.000.000– (modal bahan baku + Tenaga Kerja + Transportasi)
 = Rp. 38.850.000.000– (Rp. 19.500.000.000 + Rp. 1.023.000.000 + Rp.
12.458.000)
 = Rp. 18.314.542.000/bulan

9.3 nilai tambah industry abon nabati pepaya


 = Harga jual/bulan – modal
 = Rp. 77.912.900.000– (modal bahan baku + Tenaga Kerja + Transportasi)
 = Rp. 77.912.900.000– (Rp. 19.500.000.000 + Rp. 1.023.000.000+ Rp.
12.107.000.)
 = Rp. 57.377.793.000/bulan

9.4 nilai tambah industry manisan pepaya7


 = Harga jual/bulan – modal
 = Rp. 53.939.700.000– (modal bahan baku + Tenaga Kerja + Transportasi)
 = Rp. 53.939.700.000– (Rp. 19.500.000.000 + Rp. 1.193.500.000+ Rp.
12.172.000)
 = Rp. 33.234.028.000/bulan

Anda mungkin juga menyukai