Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KARYA ILMIAH

HOPES
(Hologram Technology for Pedestrian Crossing)

Disusun Oleh
LUSIANTI
SMAN 1 PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT
NISN / NIS : 0026422480 / 181910090

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PERHUBUNGAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul ”HOPES (Hologram
Technology for Pedestrian Crossing)” dapat diselesaikan.
Karya ilmiah ini disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
Pelopor Pelajar Keselamatan Jalan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
tahun 2019. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, beserta jajarannya
2. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, beserta jajarannya
3. Bapak Nandang Suherwan, S.Pd.,MM., selaku kepala SMA Negeri 1
Pamijahan yang telah membimbing dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
4. Bapak Ageng Suryadi, S.Pd dan Bapak Ade Taufik K, S.Pd., selaku guru
pembimbing karya tulis ilmiah ini yang telah memberikan banyak
bantuan, masukan, dan dukungan terkait penyusunan karya tulis ilmiah
ini.
5. Kak Topan Tri Widia, S.SIT, , Kak Neiza Yuliansyah, MT, Kak Tri
Nugroho, S.Si, Tim Pembimbing dari Dishub Provinsi Jawa Barat yang
sudah memberika support kepada penulis
6. Kak Marisya Aurora Destiany, S.Si, Pembimbing dari Dishub Jabar yang
selalu memberikan motivasi kepada penulis
7. Bapak Sugeng Pambudi., selaku Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas
yang telah memberikan saran terhadap penulisan karya ilmiah ini.
8. Ibu Raden Yuyuk Sukmawati, SIP, Msi., yang telah membimbing penulis
dan mendukung penyusunan karya tulis ilmiah ini.
9. Bapak Muslim Akbar, SE, MM., yang telah memberikan banyak masukan
serta dukungan yang sangat berarti untuk penyusunan karya tulis

i
10. Bapak Reza Candra Kusuma., yang telah memberikan masukan
terhadap alat inovasi keselamatan jalan ini.
11. Ibu Aprianti Yofita Rahayu., yang telah memberikan dukungan dan
masukkan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
12. Seluruh keluarga Komunitas Pelajar Pelopor Keselamatan lalu Lintas
Jalan Provinsi Jawa Barat dan Kab. Bogor yang telah mendukung
penyusunan karya tulis ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan tepat
pada waktunya
13. Kedua Orang tua, saudara yang telah memberiakan doa dan dukungan
selama proses pembuatan karya ilmiah.
14. Sahabat-sahabat tercinta. terima kasih untuk dukungan dan
kebersamaan yang tidak akan terlupakan.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna
dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Bogor, 31 Juli 2019.
Penyusun,

Lusianti
NISN: 0026422480

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………. i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………….. ii

BAB I JUDUL USULAN PENELITIAN……………………………………………………… 1

BAB II LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………………………….... 2

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN………………………………………… 12

BAB IV GAMBARAN UMUM………………………………………………………………….... 13

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH………………………………………….. 26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………... 30

iii
BAB I

JUDUL USULAN PENELITIAN

HOPES (Hologram Technology for Pedestrian Crossing) adalah suatu alat


dimensi pembatas di area Pelican Crossing (pedestrian light controlled crossing),
alat ini akan membatasi pengendara agar tidak menerobos area Pelican Crossing

Alat ini juga akan mengeluarkan hologram secara otomatis ketika pelican
crossing di fungsikan, sehingga para pengendara dapat melihat hologram yang
muncul sebagai pembatas, hal ini merupakan salah satu cara untuk menurunkan
angka kecelakaan yang disebabkan oleh pengendara yang masih menerobos di
pelican crossin karena pelanggaran berlalu lintas ini sangat memiliki resiko yang
sangat tinggi baik untuk dirinya sendiri maupun pejalan kaki

HOPES merupakan rangkaian yang dipasang secara paralel di alat pelican


crossing, perangkat tersebut bekerja dengan menjebak partikel kecil di udara
dengan sinar laser yang tidak dapat dilihat oleh mata, lalu menggerakkan sinar di
sekitar jalur yang telah diprogram di ruang bebas. Pada saat yang sama, sinar
itu akan menerangi partikel dengan lampu berwarna merah, hijau, atau kuning.
Ketika partikel bergerak cukup kencang, ia akan menciptakan citra holografik
yang solid di udara. Apabila digerakkan lebih cepat lagi, maka kita dapat
menciptakan ilusi gerakan.

Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis mengambil judul


mengenai HOPES (Hologram Technology for Pedestrian Crossing)

1
BAB II

LATAR BELAKANG MASALAH

2.1. Latar Belakang

Pejalan kaki merupakan aspek terpenting yang menjadi perhatian


pemerintah, sehingga hak-hak dan kewajiban pejalan kakipun diatur
sedemikian rupa di dalam Undang-Undangterutama keselamatan,
keamanan dan kenyamanan, sebagaimana yang dimaksud di dalam
Undang - undang nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, pada pasal 131 yang menyatakan bahwa: “Pejalan kaki
berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung berupa trotoar, tempat
penyeberangan dan fasilitas lain, pejalan kaki berhak mendapatkan
prioritas pada saat menyeberang jalan di tempat penyeberangan, dan
dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud tadi pejalan
kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih dengan memperhatikan
dirinya.”
Berdasarkan Buku Standar Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan bahwa, fasilitas pejalan kaki dapat
ditempatkan disepanjang jalan atau pada suatu kawasan yang akan
mengakibatkan pertumbuhan pejalan kaki dan biasanya diikuti oleh
peningkatan arus lalu lintas serta memenuhi syarat-syarat atau
ketentuan-ketentuan untuk pembuatan fasilitas bagi pejalan kaki tempat
– tempat yang memenuhi syarat ataupun ketentuan pembuatan fasilitas
tersebut adalah pusat perbelanjaan, sekolah, perkantoran dan lain-lain.
Pejalan kaki menjadi prioritas akan aspek keselamatan, keamanan
dan kenyamanan yang harus diperhatikan oleh pemerintah karena pejalan
kaki merupakan kelompok terbesar pengguna jalan dimana
keberadaannya ini harus dilindungi dan diperhatikan.
Namun Saat ini Fasilitas pejalan kaki (pedestrian) sering terabaikan
oleh pihak -pihak penentu kebijakan, seperti Departemen Perhubungan
beserta jajaran dinas terkait dibawahnya, padahal pejalan kaki termasuk
unsur arus lalu lintas yang perlu mendapat perhatian, khususnya didaerah

2
perkotaan. Karena pejalan kaki merupakan bagian dari arus lalu lintas,
maka posisinya selalu dipihak yang lemah diantara arus lalu lintas lainnya,
terutama dari aspek keselamatan ( safety), dan keadilan (equity ), oleh
karena itu keberadaannya harus dilindungi oleh semua pihak (Zilhardi
Idris, 2007).
Pedestrian alias pejalan kaki seringkali mendapat perlakuan tidak adil.
Mereka ibarat anak tiri yang selalu harus mengalah. Kebijakan Dinas
Perhubungan dengan memasang zona pelican crossing patut disyukuri
sebagai satu langkah maju.
Jalur pedestrian alias trotoar yang buruk adalah kelaziman di
berbagai kota di negeri ini. Bukan hanya sempit dan tidak mulus, malah
ada yang berkontur turun naik, tidak rata bahkan berlubang. Belum lagi
ulah pengendara sepeda motor yang otaknya ditinggal di rumah,
seenaknya mereka melintasi trotoar.
Okupasi terhadap hak pejalan kaki juga dilakukan oleh para
pedagang kaki lima. Barang jualannya macam-macam. Mulai dari
minuman ringan, makanan berat, kacang, kuaci, permen (disingkat
cangcimen) sampai perkakas seperti obeng dan tang juga kerap dijajakan
di trotoar.
Aksi yang dilakukan Koalisi Pejalan Kaki justru suka ditanggapi
nyinyir. Tidak jarang juga ada perlawanan terang-terangan. Padahal,
mereka menyuarakan kebenaran. Pikiran nakal saya mengantarkan pada
kesimpulan bahwa boleh jadi pejalan kaki memang dianggap warga
negara kelas dua. Hak mereka pantas dikesampingkan manakala
berhadapan dengan pengguna kendaraan.
Oleh karena itu, banyak Dinas Perhubungan diperkotaan
menyediakan Pelican Crossing dibeberapa titik rawan, dengan tujuan agar
pejalan kaki dapat meenyeberang dengan aman dan nyaman. Namun
kenyataannya fasilitas tersebut tidak digunakan sebagaimana fungsinya,
pejalan kaki tidak menggunakan fasilitas tersebut ketika
menyeberang. Kurang efektifnya keberadaan Pelican Crossing di sejumlah
kota akibat minimnya sosialisasi dari Dinas Perhubungan. Karena jarang

3
memberikan pengertian langsung akan sistem kerja maupun fungsinya
kepada masyarakat, sehingga banyak pejalan kaki yang masih tidak
mengetahui cara menggunakan alat penyeberangan Pelican Crossing.
Tujuan di lakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis hal-hal yang mengakibatkan hilangnya fungsi Pelican
Crossing sebagai sarana penyeberangan yang aman dan nyaman bagi
pejalan kaki dan menemukan solusi agar keberadaan Pelican Crossing
dapat memberikan manfaat sebagaimana fungsinya. Penelitian ini di
fokuskan aspek yang menyebabkan tidak efektifnya fasilitas tersebut,
dengan permasalahan sejauh mana tingkat efektifitas Pelican Crossing
dalam mengurangi tingkat kecelakaan terhadap pejalan kaki? Urgensi
Penelitian, menemukan alat sebagai solusi agar keberadaan Pelican
Crossing dapat berfungsi sebagai alat yang mampu meminimalisir tingkat
kecelakaan pejalan kaki, sehingga hasil penelitian ini diharapkan: 1)
Dapat memberi kontribusi bagi pemerintah yang akan mengambil
kebijakan terkait dengan masalah transportasi. 2). Dapat menjadi dasar
evaluasi dalam rekayasa Pelican Crossing
Dengan uraian diatas, penulis merancang sebuah inovasi berupa alat
yang diberi nama “HOPES (Hologram Technology for Pedestrian
Crossing)” sebagai rekayasa Pelican crossing yang sudah ada, berfungsi
sebagai penghalang di area pelican crossing sehingga dapat
meminimalisir kecelakaan pejalan kaki

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Fasilitas Pejalan Kaki


Fasilitas Pejalan Kaki adalah Semua bangunan yang
disediakan untuk pejalan kaki guna memberikan pelayanan kepada
pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan
dan kenyamanan pejalan kaki. Fasilitas pejalan kaki yang formal
terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut :
a) Jalur Pejalan Kaki yang terdiri dari :
a) Trotoar

4
b) Non Trotoar.
b) fasilitas penyeberangan, terdiri dari :
a) jembatan penyeberangan,
b) zebra cross,
c) pelican cross,
d) terowongan
1. Fasilitas Penyeberangan (Penyeberangan Sebidang)
a) Fasilitas penyeberangan pejalan kaki ada kaitannya dengan
trotoar, maka fasilitas penyeberangan pejalan kaki dapat
berupa perpanjangan dan trotoar.
b) Untuk penyeberangan dengan Zebra cross dan Pelikan
cross sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan
persimpangan.
c) Lokasi penyeberangan harus terlihat jelas oleh pengendara
dan ditempatkan tegak lurus sumbu jalan.
2. Pelican Crossing adalah fasilitas penyeberangan pejalan kaki
yang dilengkapi dengan lampu lalu lintas untuk menyeberang
jalan dengan aman dan nyaman. Pelican Crossing harus
dipasang pada lokasi sebagai berikut :
a) Pada kecepatan lalu lintas kendaraan dan arus
penyeberang tinggi,
b) Lokasi pelikan dipasang pada jalan dekat persimpangan,
c) Pada persimpangan dengan lampu lalu lintas, dimana
pelican cross dapat dipasang menjadi satu kesatuan
dengan
rambu lalu lintas (traffic signal).
Dasar-dasar penentuan jenis fasilitas penyeberangan sesuai
dengan peraturan Direktorat Jenderal Bina Marga NO.:
011/T/Bt/1995 tentang Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan.

5
2.2.2. Komponen Fasilitas Pejalan kaki
Komponen-komponen yang saling berkaitan dalam
memanfaatkan fasilitas pejalan kaki pada Tata Cara Perencanaan
Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan (1995) dan Keputusan
Dirjen Perhubungan Darat (1997), sebagai berikut :
1. Pejalan Kaki adalah orang yang melakukan aktifitas berjalan
kaki dan merupakan salah satu unsur pengguna jalan.
2. Jalur Pejalan Kaki adalah jalur yang disediakan untuk pejalan
kaki guna memberikan pelayanan kepada pejalan kaki
sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan
kenyamanan pejalan kaki tersebut
3. Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah
milik jalan, diberi lapisan permukaan, diberi elevasiyang
lebihtinggi daripermukaan perkerasan jalan, dan pada
umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan.
4. Non Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang dibangun pada
prasarana umum lainnya diluar jalur; seperti pada taman, di
perumahan dan lain-lain.
5. Lapak Tunggu adalah tempat dimana penyeberang jalan
dapat berhenti untuk sementara dalam menunggu
kesempatan menyeberang.

2.2.3. Ketentuan umum perencanaan fasilitas pejalan kaki


Ketentuan umum dalam merencanakan fasilitas pejalan kaki di
kawasan perkotaan menurut Tata Cara Perencanaan Fasilitas
Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan (1995) sebagai berikut :
1. Pejalan kaki harus mencapai tujuan dengan jarak sedekat
mungkin, aman dari lalu lintas yang lain dan lancar.
2. Terjadinya kontinuitas fasilitas pejalan kaki, yang
menghubungkan daerah yang satu dengan yang lain.
3. Apabila jalur pejalan kaki memotong arus lalu lintas yang lain
harus dilakukan pengaturan lalu lintas, baik dengan lampu

6
pengatur ataupun dengan marka penyeberangan, atau tempat
penyeberangan yang tidak sebidang. Jalur pejalan kaki yang
memotong jalur lalu lintas berupa penyeberangan (Zebra
cross), marka jalan dengan lampu pengatur lalu lintas (Pelican
cross), jembatan penyeberangan dan terowongan.
4. Fasilitas pejalan kaki harus dibuat pada ruas-ruas jalan di
perkotaan atau pada tempat-tempat dimana volume pejalan
kaki memenuhi syarat atau ketentuan untuk pembuatan
fasilitas tersebut.
5. Jalur pejalan kaki sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa dari
jalur lalu lintas yang lainnya, sehingga keamanan pejalan kaki
lebih terjamin.
6. Dilengkapi dengan rambu atau pelengkap jalan lainnya,
sehingga pejalan kaki leluasa untuk berjalan, terutama bagi
pejalan kaki yang tuna daksa.
7. Perencanaan jalur pejalan kaki dapat sejajar, tidak sejajar
atau memotong jalur lalulintas yang ada.
8. Jalur pejalan kaki harus dibuat sedemikian rupa sehingga
apabila hujan permukaannya tidak licin, tidak terjadi
genangan air serta disarankan untuk dilengkapi dengan
pohon-pohon peneduh.
9. Untuk menjaga keamanan dan keleluasaan pejalan kaki, harus
dipasang kerb jalan sehingga fasilitas pejalan kaki lebih tinggi
dari permukan jalan
2.2.4. Ketentuan umum perencanaan jalur pejalan kaki
Jalur pejalan kaki adalah bagian paling penting dari fasilitas
pejalan kaki, oleh sebab itu harus direncanakan secara matang
dan memenuhi ketentuan Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan (1995) sebagai berikut :
1. Trotoar dapat dipasang dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi luar bahu jalan
atau sisi luar jalur lalu lintas. Trotoar hendaknya dibuat

7
sejajar dengan jalan, akan tetapi trotoar dapat tidak
sejajar dengan jalan bila keadaan topografi atau keadaan
setempat yang tidakmemungkinkan.
b) Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi dalam saluran
drainase terbuka atau di atas saluran drainase yang telah
ditutup dengan plat beton yang memenuhi syarat.
c) Trotoar pada pemberhentian bus harus ditempatkan
berdampingan /sejajar dengan jalur bus. Trotoar dapat
ditempatkan di depan atau dibelakang Halte.
2. Zebra cross dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Zebra crossharus dipasang pada jalan dengan arus lalu
lintas, kecepatan lalu lintas dan arus pejalan kaki yang
relatif rendah.
b) Lokasi Zebra crossharus mempunyai jarak pandang yang
cukup, agar tundaan kendaraan yang diakibatkan oleh
penggunaan fasilitas penyeberangan masih dalam batas
yang aman.
3. Pelican cross harus dipasang pada lokasi-lokasi sebagai
berikut :
a) Pada kecepatan lalu lintas kendaraan dan arus
penyeberang tinggi.
b) Lokasi pelican dipasang pada jalan dekat persimpangan.
c) Pada persimpangan dengan lampu lalu lintas, dimana
pelican crossdapat dipasang menjadi satu kesatuan
dengan rambu lalu lintas (traffic signal).
4. Jembatan Penyeberangan Pembangunan jembatan
penyeberangan disarankan memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
a) Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan Zebra
cross dan Pelican Cross sudah mengganggu lalu lintas
yang ada.

8
b) Pada ruas jalan dimana frekwensi terjadinya kecelakaan
yang melibatkan pejalan kaki cukup tinggi.
c) Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus
pejalan kaki yang tinggi.
5. Terowongan Pembangunan terowongan disarankan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan Zebra
crossdan Pelikan Cross serta Jembatan penyeberangan
tidak memungkinkan untuk dipakai.
b) Bila kondisi lahannya memungkinkan untuk dibangunnya
terowongan.
c) Arus lalu lintas dan arus pejalan kaki cukup tinggi.
6. Non Trotoar Fasilitas pejalan kaki ini bila menjadi satu
kesatuan dengan trotoar, maka elevasinya harus sama atau
bentuk pertemuannya harus dibuat sedemikan rupa sehingga
memberikan keamanan dan kenyamanan pejalan kaki.
2.2.5. Ketentuan teknis perencanaan fasilitas penyeberangan
Dalam Ikbal. M. dan Mashuri (2011), perencanaan teknis
fasilitas penyeberangan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1. Zebra cross, Zebra cross ditempatkan dijalan dengan jumlah
aliran penyeberangan jalan atau arus kendaraan yang relatif
rendah sehingga penyeberang masih mudah memperoleh
kesempatan yang aman untuk menyeberang. Zebra cross
dipasang dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Zebra cross harus dipasang pada jalan dengan arus lalu
lintas, kecepatan lalu lintas dan arus pejalan kaki yang
relatif rendah.
b) Lokasi Zebra cross harus mempunyai jarak pandang yang
cukup, agar tundaan kendaraan yang diakibatkan oleh
penggunaan fasilitas penyeberangan masih dalam batas
yang aman.

9
2. Zebra cross dengan lampu kedip Pada fasilitas ini
menyeberang diperbolehkan menyeberang pada saatarus lalu
lintas memberikan kesempatan yang cukup untuk
menyeberang dengan aman.Setiap kendaraan diingatkan
untuk mengurangi kecepatan atau berhenti, memberi
kesempatan kepada pejalan kaki untuk menyeberang terlebih
dahulu. Tipe fasilitas ini dianjurkanditempatkan pada :
a) Jalan dengan 85 % arus lalu lintas kendaraan
berkecepatan (56 Km / Jam).
b) Jalan didaerah pertokoan yang ramai atau terminal
dimana arus penyeberangan jalan tinggi dan terus
menerus sehingga dapat mendominasi penyeberangan
dan menimbulkan kelambatan bagi arus kendaraan yang
cukup besar.
c) Jalan dimana kendaraan besar yang lewat cukup banyak (
300 kend./jam selama 4 jam sibuk ).
3. Pedestrian Light Control (Pelican) Pelican adalah zebra cross
yang dilengkapi dengan lampu pengatur bagi penyeberang
jalan dan kendaraan. Fase berjalan bagi penyeberang
dihasilkan dengan menekan tombol, pengatur dengan lama
periode berjalan yang telah ditentukan.Fasilitas ini bermanfaat
bila di tempatkan dijalan dengan arus penyeberang jalan yang
tinggi.Pelican crossingharus dipasang pada lokasi-lokasi
sebagai berikut:
a) Pada kecepatan lalu lintas kendaraan dan arus
penyeberang tinggi
b) Lokasi pelikan dipasang pada jalan dekat persimpangan.
c) Pada persimpangan dengan lampu lalu lintas, dimana
pelican cross dapat dipasang menjadi satu kesatuan
dengan rambu lalu lintas (traffic signal).
4. Jembatan penyeberangan dan terowongan Fasilitas ini
bermanfaat jika ditempatkan dijalan dengan arus

10
penyeberang jalan dan kendaraan yang tinggi, khususnya
pada jalan dengan arus kendaraan berkecepatan tinggi.
Pembuatan terowongan bawah tanah untuk penyeberangan
membutuhkan perencanaan yang lebih rumit dari pada
pembuatan jembatan penyeberangan. Pembangunan
jembatan penyeberangan disarankan memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a) Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan Zebra
crossdan Pelican crosssudah mengganggu lalu lintas yang
ada.
b) Pada ruas jalan dimana frekwensi terjadinya kecelakaan
yang melibatkan pejalan kaki cukup tinggi.
c) Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus
pejalan kaki yang tinggi.
2.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan


permasalahan makalah Bagaimana efektifitas pemasangan HOPES
(Hologram Technology for Pedestrian Crossing) dalam mewujudkan
keselamatan pejalan kaki dan ketertiban berlalu lintas?
2.4. Analisis Masalah

1. Banyaknya pengemudi yang menerobos Pelican Crossing cross saat


lampu merah menyala
2. Kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki yang masih terganggu
saat akan menyeberang di Pelican Crossing
3. Bagaimana merancang alat yang menjadi pembatas pengendara
dengan batas henti di pelican Crossing

11
BAB III
TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sehubungan dengan rumusan permasalahan yang telah diungkapkan diatas,


maka penelitian ini bertujuan untuk membuat rekayasa Pelican crossing dengan
membuat pembatas berupa hologram untuk keselamatan dan kenyamanan
pejalan kaki serta ketertiban dalam berlalu lintas.
Pejalan kaki adalah orang yang melakukan aktifitas berjalan kaki dan
merupakan salah satu unsur pengguna jalan, dan jalan merupakan prasarana
transportasi yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum termasuk pejalan kaki.
Keselamatan merupakan komoditas psikis yang diinginkan oleh setiap pengguna
jalan, mulai dari mengendarai mobil pribadi sampai kepada para pejalan kaki.
Hal yang perlu diamati adalah sehubungan dengan faktor keselamatan ini
adalah tingkat pengguna pelican crossing yang ada ternyata kurang efisien,
karena ada banyak pejalan kaki yang tidak menggunakan fasilitas
penyeberangan yang ada.

12
BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum Penelitian


4.1.1. Pengumpulan data
Penelitian lakukan adalah penelitian pengumpulan data secara
kuantitatif kualitatif. Menggunakan metode-metode sebagai berikut:
a) Melakukan wawancara dengan pengguna jalan
b) Melakukan wawancara dengan Dinas Perhubungan Kab.Bogor
c) Mempelajari UU no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas
4.1.2. Tempat pelaksanaan penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Cibinong Kabupaten Bogor
4.1.3. Tujuan umum
Mengetahui sejauh mana efektifitas Pelican crossing dalam memenuhi
hak pejalan kaki dan ketertiban dalam mematuhi rambu-rambu lalu
lintas khususnya di area pelican crossing
4.2 Gambaran Umum Komponen Alat
4.2.1 Merancang Prototipe HOPES
Untuk memahami teknologi dasar di balik proyeksi holografik yang
kita butuhkan untuk mengetahui beberapa konsep dasar yang akan
digunakan dalam desain produk ini seperti hologram, laser, teknologi
dinding virtual, dan sirkuit terlibat di dalamnya
desain produk ini yang mencakup mikrokontroler, kemungkinan besar
menggunakan, laser, beberapa komponen elektronik dasar seperti
(resistor, kapasitor, dioda dan lainnya)
Untuk merancang alat ini, kita harus membagi proyek menjadi
beberapa lapisan atau bagian
1. Konsep teoritis
2. Implementasi alat
Sebelum masuk kebagian-bagian alat kita harus melihat mengapa
alat ini diperlukan. Ide ini didasarkan pada keselamatan pejalan kaki

13
dan tidak teraturnya pengendara berlalu lintas yang mengakibatkan
meningkatnya kecelakaan, karena lampu lalu lintas pada pelican
crossing tidak terlihat jelas oleh pengendara. Alat ini adalah rekayasa
pelican crossing yang sudah ada dan untuk dapat mengendalikan lalu
lintas jalan karena lampu lalu lintas mempengaruhi pengemudi secara
psikologis dan membuat penghalang optik
1. Konsep Teoritis
Hologram adalah produk dari teknologi holografi. Hologram
terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan
dalam bentuk mikroskopik. Hologram bertindak sebagai gudang
informasi optik. Informasi-informasi optik itu kemudian akan
membentuk suatu gambar, pemandangan, atau adegan. Hologram
merupakan jelmaan dari gudang informasi ( information storage)
yang mutakhir. Kelebihan hologram ialah ia mampu menyimpan
informasi, yang di dalamnya memuat objek-objek 3 dimensi (3D).
Tidak hanya objek-objek yang biasa terdapat di foto atau gambar
pada umumnya. Hal itu disebabkan prinsip kerja hologram tidak
sesederhana lensa fotografi. Hologram menggunakan prinsip-
prinsip difraksi dan interferensi, yang merupakan bagian dari
fenomena gelombang.
Hal itu disebabkan prinsip kerja hologram tidak sesederhana lensa
fotografi. Hologram menggunakan prinsip-prinsip difraksi dan
interferensi, yang merupakan bagian dari fenomena gelombang.
Karakteristik hologram Hologram, memiliki karakteristik yang unik.
Beberapa diantaranya yaitu: Cahaya, yang sampai ke mata
pengamat, yang berasal dari gambar yang direkonstruksi dari
sebuah hologram adalah sama dengan yang apabila berasal dari
objek aslinya. Seseorang, dalam melihat gambar hologram, dapat
melihat kedalaman, paralaks, dan berbagai perspektif berbeda
seperti yang ada pada skema pemandangan yang sebenarnya.
Hologram dari suatu objek yang tersebar dapat direkonstruksi dari
bagian kecil hologram. jika sebuah hologram pecah berkeping-

14
keping, masing-masing bagian dapat digunakan untuk
mereproduksi lagi keseluruhan gambar. Walau bagaimanapun,
penyusutan dari ukuran hologram, dapat menyebabkan penurunan
perspektif dari gambar, resolusi, dan tingkat kecerahan dari
gambar.
Dari sebuah hologram dapat direkonstruksi dua jenis gambar,
biasanya gambar nyata (pseudoscopic) dan gambar maya
(orthoscopic) Sebuah hologram tabung dapat memberikan
pandangan 360 derajat dari objek Lebih dari satu gambar
independen yang dapat disimpan dalam satu pelat fotografi yang
sama yang dapat dilihat dari satu per satu dalam satu
kesempatan. (sumber : Wikipedia)
Karakteristik Hologram
Hologram, memiliki karakteristik yang unik. Beberapa diantaranya
yaitu:
 Cahaya, yang sampai ke mata pengamat, yang berasal dari
gambar yang direkonstruksi dari sebuah hologram adalah
sama dengan yang apabila berasal dari objek aslinya.
Seseorang, dalam melihat gambar hologram, dapat melihat
kedalaman,  paralaks, dan berbagai perspektif berbeda
seperti yang ada pada skema pemandangan yang
sebenarnya.
 Hologram dari suatu objek yang tersebar dapat
direkonstruksi dari bagian kecil hologram. jika sebuah
hologram pecah berkeping-keping, masing-masing bagian
dapat digunakan untuk mereproduksi lagi keseluruhan
gambar. Walau bagaimanapun, penyusutan dari ukuran
hologram, dapat menyebabkan penurunan perspektif dari
gambar, resolusi, dan tingkat kecerahan dari gambar.
 Dari sebuah hologram dapat direkonstruksi dua jenis
gambar, biasanya gambar nyata (pseudoscopic) dan
gambar maya (orthoscopic)

15
 Sebuah hologram tabung dapat memberikan pandangan
360 derajat dari objek
 Lebih dari satu gambar independen yang dapat disimpan
dalam satu pelat fotografiyang sama yang dapat dilihat dari
satu per satu dalam satu kesempatan
Jenis – jenis Hologram
a) Hologram 2D / 3D
Pembuatan hologram jenis ini adalah dengan
menggabungkan beberapa layer yang diberi jarak sehingga
menyerupai efek 3D dan mempunyai kedalaman, bisa
berupa image, teks maupun logo. Untuk membuat
hologram jenis ini diperlukan desain awal yang terbuat dari
artwork atau fotografi full colour. Hologram ini mudah
diamati oleh orang umum karena logo atau gambar yang
dibuat image hologram tampak asli dan jernih. Hologram
True Colour dan hologram Flip-Flop termasuk dalam jenis
hologram ini.
b) Hologram Dot Matrik
Pembuatan hologram dengan menggunakan peralatan
komputer ini akan menghasilkan hologram yang terdiri dari
sekumpulan titik-titik (dot) yang sudutnya diatur
sedemikian rupa sehingga menghasilkan efek-efek khusus,
seperti:
1) Moving : efek bergerak jika mengubah sudut pandang
2) Running : efek bergerak lari (kiri-kanan, atas-bawah)
jika mengubah sudut pandang
3) Breathing : efek kembang kempis jika mengubah sudut
pandang Kecerahan hasil dari hologram jenis dot matrik
lebih baik dibanding dengan hologram konvensional
serta dapat dibuat efek khusus yang menarik

16
2. Merancang HOPES
Untuk merancang HOPES kita memerlukan diagram sirkuit,
komponen dan berbagai hal lainnya. menggunakan terminologi
dinding virtual kita akan membuat pola berulang sinyal inframerah
untuk mengirim gelombang pembawa untuk itu menggunakan
modulasi lebar sirkuit terintegrasi untuk mengirim sinyal.
Pada dasarnya kita akan menggunakan dua batang vertikal
dimana serangkaian jumlah inframerah sinar laser akan ada di
sana dan di batang lain sirkuit penerimaan laser ini
balok. Ini pada dasarnya akan menjadi tampilan seperti struktur,
untuk bagian pengkodean kita akan menggunakan mikrokontroler
yang ada kode sumber sirkuit yang memiliki tanda-tanda (Stop,
Go, Tunggu) yang akan menjadi ditampilkan dan semua koneksi
rangkaian dilakukan melalui ini mikrokontroler saja
Sekarang untuk bagian pemrosesan gambar kita akan
menggunakan perangkat lunak abstraksi warna gambar yang akan
ditampilkan dalam holografik proyeksi dan gunakan warna tertentu
untuk proyeksi
Untuk menghentikan kendaraan kita akan menampilkan tanda
STOP dengan warna merah dan untuk memungkinkan kendaraan
menggunakan tanda GO dengan warna hijau dan sama untuk
TUNGGU tanda dengan warna kuning dan untuk instruksi lainnya
kita dapat menggunakan gambar yang berbeda atau kombinasi
warna yang berbeda atau kita dapat menampilkan beberapa
informasi yang berguna seperti peraturan keselamatan, pesan
edukatif kepada pengendara
Untuk mengimplementasikan proyek dengan sukses di jalan
dibutuhkan beberapa sirkuit elektronik dan perangkat lunak yang
disebutkan di bawah ini :
1) microcontroller vertikal
2) signal IC (Integrated Circuit)
3) komponen elektrik (resistor, kapasitor, dioda, kabel dll.)

17
4) Beberapa perangkat lunak lainnya
Dengan menggunakan semua komponen ini kita akan dapat
membuat desain HOPES untuk dipasang di pelica crossing atau
tempat lainnya dengan berbasis proyeksi holografik.
4.2.2. Alat dan Bahan
1. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam
sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor,
memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya),
dan perlengkapan input output. Dengan kata lain,
mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang
mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan
program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara
kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.
Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar
membaca dan menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu
Anda bisa membaca tulisan apapun baik buku, cerpen, artikel
dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal
sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan
menulis data maka Anda dapat membuat program untuk
membuat suatu sistem pengaturan otomatik menggunakan
mikrokontroler sesuai keinginan Anda. Mikrokontroler merupakan
komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol
peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas
biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana
sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan
komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS
dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh mikrokontroler ini.
2. Signal IC
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah Komponen
Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan

18
bahkan jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang
diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika dalam
sebuah kemasan kecil. Bahan utama yang membentuk sebuah
Integrated Circuit (IC) adalah Bahan Semikonduktor. Silicon
merupakan bahan semikonduktor yang paling sering digunakan
dalam Teknologi Fabrikasi Integrated Circuit (IC). Dalam bahasa
Indonesia, Integrated Circuit atau IC ini sering diterjemahkan
menjadi Sirkuit Terpadu.

Gambar 4.1. Rangkaian IC

IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang


tegangan Input dan Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu
“Tinggi” dan “Rendah” atau dalam kode binary dilambangkan
dengan “1” dan “0”.
IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :
 Flip-flop
 Gerbang Logika (Logic Gates)
 Timer
 Counter
 Multiplexer
 Calculator
 Memory
 Clock
 Microprocessor (Mikroprosesor)
 Microcontroller
Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan
Komponen Elektronika Aktif yang sensitif terhadap pengaruh

19
Electrostatic Discharge (ESD). Jadi, diperlukan penanganan
khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada IC tersebut.
3. Dioda, Kapasitor, resistor, Kabel
a) Dioda IN4007

Gambar 4.2 Dioda


Dioda IN 4007 adalah salah satu jenis dioda komponen
elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi
menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari
penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing
diberi doping (penambahan material) yang berbeda, dan
tambahan material konduktor untuk mengalirkan listrik.
Struktur utama dioda adalah dua buah kutub elektroda
berbahan konduktor yang masing-masing terhubung dengan
semikonduktor silikon jenis p dan silikon jenis n. Anoda
adalah elektroda yang terhubung dengan silikon jenis p
dimana elektron yang terkandung lebih sedikit, dan katoda
adalah elektroda yang terhubung dengan silikon jenis n
dimana elektron yang terkandung lebih banyak

20
b) Kapasitor

Gambar 4.4. Kapasitor


Kapasitor adalah salah satu jenis komponen elektronika yang
memiliki kemampuan dapat menyimpan muatan arus listrik
di dalam medan listrik selama batas waktu tertentu dengan
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
arus listrik tersebut. Kapasitor juga memiliki sebutan lain,
yakni kondensator.
Saat kapasitor sudah terisi penuh dengan arus listrik, maka
kapasitor tersebut akan mengeluarkan muatannya, dan
kembali mengisinya lagi seperti awal. Proses tersebut
berlangsung terus-menerus dan begitu seterusnya. Pada
umumnya kapasitor terbuat dari bahan dua buah lempengan
logam yang dipisahkan oleh bahan dielektrik.
Bahan dielektrik sendiri adalah bahan yang tidak bisa dialiri
listrik (isolator) seperti ruang hampa udara, gelas, keramik,
dan masih banyak lagi yang lain. Jika kedua ujung plat
logam diberikan aliran listrik, maka yang terjadi adalah
muatan positif akan berkumpul pada ujuang plat logam yang
satunya atau sebaliknya.
Karena ada bahan dielektrik atau non konduktor, maka
muatan positif tidak akan bisa menuju ke muatan negatif,
dan sebaliknya muatan negatif juga tidak akan bisa menuju
ke muatan positif. Muatan elektrik tersebut akan tersimpan

21
selama tidak ada konduksi pada bagian ujung-ujung kaki
kapasitor.
c) Resistor ukuran R 470K

Gambar 4.6. Resistor


Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi
untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang
mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana
fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan
termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori
komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di
sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai
resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain
seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu
dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor
tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu
rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu
mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.
Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian
elektronika yang harus diingat selain menentukan nilai
resistansinya adalah menentukankan kapasitas daya dan
toleransinya. Hal ini berkaitan dengan harga jual resistor
dipasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakan
resistor pada rangkaian elektronika

22
4.1.3. Bahan dan Alat – alat
a) Papan pcb
PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board yang dalam
bahasa Indonesia sering diterjemahkan menjadi Papan Rangkaian
Cetak atau Papan Sirkuit Cetak. Seperti namanya yaitu Papan
Rangkaian Tercetak (Printed Circuit Board), PCB adalah Papan
yang digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen
Elektronika dengan lapisan jalur konduktornya.
Secara struktur, PCB seperti kue lapis yang terdiri dari beberapa
lapisan dan dilaminasi menjadi satu kesatuan yang disebut dengan
PCB. Ada PCB yang berlapis satu lapisan tembaga (Single Sided),
ada juga yang berlapis dua lapisan tembaga (double sided) dan
ada juga PCB yang memiliki beberapa lapisan tembaga atau sering
disebut dengan Multilayer PCB

Gambar 4.7. Papan PCB

b) Solder
Solder adalah alat pemanas untuk melelehkan timah sehingga
menempel pada kaki-kaki transistor atau komponen elektronika
lainnya, sehingga kaki-kaki tersebut bersatu dengan jalur pada pcb
(printed circuit board). Keterampilan yang paling dasar yang
diperlukan untuk merakit / memperbaiki perangkat elektronik
adalah teknik menyolder. 
Teknik menyolder ini tidak bisa secara instant dikuasai, bagi
lulusan sekolah sekolah teknik ini merupakan pelajaran yang
mendasar. Sedangkan untuk orang awam ini membutuhkan

23
latihan beberapa waktu untuk membuat sambungan yang
sempurna.

Gambar 4.8. Solder

c) Lem tembak dan lem bakar


lem tembak yang diperlukan untuk menempelkan berbagai macam
benda dengan kuat dan erat. Lem ini bisa Anda gunakan untuk
mengelem barang dengan bahan kayu hingga kain flannel bahkan
bisa digunakan untuk merekatkan berbagai jenis benda.
Pengeleman menggunakan lem ini sangat mudah serta kuat.

Gambar 4.9. Lem Tembak

d) Timah atau Tenol


Timah solder merupakan sejenis timah yang terbuat dari
pencampuran bahan perak dan timah, timah solder untuk
keperluan mematri komponen elektronika sering juga dikenal
dengan istilah Alloy. Perbandingan pencampuran bahan perak dan
timah tersebut antara lain 60/40%, 63/37% serta 50/50%. Bentuk
timah patri/timah solder yang sering digunakan untuk mematri
biasanya berbentuk seperti kawat panjang, dengan ukuran
diameter yang beragam antara 0,3mm-1,5mm, namun yang

24
banyak digunakan adalah ukuran 0,8 dan 1mm. Untuk pematrian
komponen-komponen elektronika gunakan timah patri/timah
solder yang berbahan dasar 60/40%, dia dapat meleleh disuhu
190c.

Gambar 4.10. Timah atau Tenol

Timah solder dengan perbandingan campuran 50/50% jarang


digunakan dalam pematrian komponen-komponen elektronika,
timah jenis ini biasanya untuk mematri dibagian ground.

25
BAB V

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

5.1 Perancangan Alat dan Sistem

5.5.1 Sistem Alat

Sistem alat HOPES menyesuaikan sistem Pelican crossing


menyala maka alat ini akan menyala, alat ini menyala pada saat
Pelican crossing berwarna merah menyala berupa cahaya, inilah yang
akan menjadi dimensi seiring dengan munculnya cahaya tersebut
maka akan muncul teks berupa himbauan seperti “Berhenti”, “Hati-
hati”, atau pesan dan gambar lain berupa hologram sehingga cahaya
dan teks yang muncul itu dapat terlihat oleh pengendara

Penulis membuat mekaniknya berdasarkan dengan apa yang


diinginkan sesuai dengan perancangan mekanik. Berikut merupakan
langkah-langkah pembuatan alat :
a. Mempersiapkan gambar skematiknya.
b. Menentukan komponen elektronik yang diperlukan sesuai dengan
rangkaian.
c. Menentukan bagian-bagian yang akan dipasang
d. Memastikan tiap titik memiliki hubungan tersendiri untuk dilakukan
penyambungan antar komponen.
e. Memastikan tidak ada komponen yang saling bersinggungan.
f. Penggunaan jumper diusahakan seminimal mungkin.

26
5.5.2 Perancangan Rangkaian Sistem
Langkah pertama yaitu membuat rangkaian terlebih dahulu
siapkan bahan dan alat seperti dioda, elco, resistor, dan kapasitor.
serta solder beserta timahnya, selanjutnya rangkai dioda dan tempel-
tempelkan menggunakan solder dengan berbentuk persegi, dioda
tidak boleh terbalik dioda yang bergaris putih harus bertemu dengan
bergaris warna putih lagi tidak boleh terbalik ditakutkan menjadi
konslet.

Gambar 5.1. Rancangan dioda


Selanjutnya pasang elco dengan solder tepat diantara dioda-
dioda yang telah dipasang,dan pemasangan elko pun tidak boleh
terbalik yang yang positif harus bertemu dengan dioda yang bergaris
putih. 

Gambar 5.2. Memasang elco


Pasang resistor dengan solder ditempat yang sama dengan
elco, resistor harus menghadap ke elco yang negatif. Pasang resistor
ditempat yang berbeda lalu solder dan pasang kapasitor di tempat
resistor tadi.

27
Gambar 5.3. Pemasangan elco

Sambungkan kabel pcb lalu pasangkan led nya menggunakan


tenol dan solder.Dengan catatan lampu led yang bergaris yaitu
bermuatan negatif lalu pemasangan lampu yang bermuatan negatif
tidak boleh berhadap-hadapan. Lampunya dicoba terdahulu
menggunakan multimeter lampu lednya satu persatu. Beri 2 lobang
pcb nya menggunakan bor. Selanjutnya pasangkan resistor pada
lobang yang bermuatan positif lalu sambungkan dengan kabel.
Pasang kabel  lagi pada lobang satunya lagi sambungkan kabel
yang sudah dipasang pada pcb ke rangkaian dengan catatan lampu
led yang bermuatan positif harus diposisi elko yang bermuatan positif
dan negatif ke negatif. Lalu tempelkan pada corong. Dan tes lampu

Gambar 5.4. Rangkaian komponen Elektrik

5.2. Pengujian dan Penggunaan Alat

Pada bab ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah


penggunaan serta hasil yang didapatkan dari uji coba HOPES

28
Penerapan HOPES ini membahas hasil dari penerapan teori
yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sebuah
sistem yang cukup stabil. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan
dari pembuatan.

Gambar 5.5. alat peraga lalu lintas

Alat ini telah telah terlaksana dengan baik atau tidak, maka
perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.
Terlihat pada Gambar 5.5 foto tampak depan dan atas dari hasil
perancangan alat HOPES yang terpasang di lampu lalu lintas.
Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kinerja keseluruhan
system. Setelah alat selesai dilakukan perakitan

Gambar 5.6. Uji coba alat HOPES

dan pengujian masing-masing komponen, alat terlebih dahulu


dipersiapkan semuanya yang akan digunakan untuk uji fungsi.

Dari foto hasil pengujian tersebut bisa dikatakan alat yang


dibuat dapat berfungsi dengan baik.

29
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dibuat maka


dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah berhasil membuat protype HOPES.
2. Penggunaan HOPES dapat jadikan alternatif sebagai salah satu
langkah preventif yang dilakukan oleh Dinas perhubungan terhadap
pelaksanaan dan perwujudan keselamatan pejalan kaki dan
ketertiban berlalu lintas
3. HOPES dirasa sangat efektif. Karena sebagai penghalang bagi
pengendara yang sering menerobos pelican crossing atau yang
berhenti pada garis marka jalan, sehingga menghalangi pejalan kaki
dalam melakukan penyebrangan dan minimalnya membangunkan
kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas
6.2 Saran
Melalui penelitian ini, terlihat bahwa prototype ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu demi kesempurnaan prototype ini, maka perlu
diberikan saran-saran guna memperbaiki dan mengembangkan prototype ini.

30
31
Daftar pustaka

Undang – undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta ; Balai.
https://www.pikiran-rakyat.com/
https://sites.google.com/site/profilbogorkab/gambaran-umum
Website Atcs Live Streaming Area Traffic Control System Dinas Perhubungan
Kabupaten Bogor
http://id.wikipedia.org/wiki/Holografi
http://imanursalita.blogspot.com/2014/04/makalah-teknologi-hologram.html
http://yesiana.blog.com/
http://memeysains.blogspot.com/
http://chiakihyde69.wordpress.com/2014/04/28/makalah-teknologi-hologram/

Anda mungkin juga menyukai