Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 4

MENYIMAK DEBAT

Dosen Pengampu:

Dra. Ni Wayan Arini, M.Pd

Nama : Luh Gede Nunung Erayani

Kelas : C/V

NIM : 1811031118 (12)

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2020
A. Topik Debat : Cipta Kerja: Mana Fakta Mana Dusta
B. Sumber : Mata Najwa
C. Ringkasan Isi Debat :
Pada dasarnya debat merupakan suatu kegiatan saling adu argumentasi
antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan buat mencapai sebuah
kemenangan. Tujuan serta fungsi dari adanya debat tersebut ialah sebagai suatu
ajang untuk melatih keberanian dalam beragumentasi di depan umum, melatih
berbicara terutama menanggapi argumen lawan bicara. Sehingga dari cuplikan
vidio debat Cipta kerja: Mana Dusta Mana Fakta di dapatkan:
Setahun usai polemik revisi UUD KPK demonstrasi yang berskala masif
dan serentak kembali melanda akibat UUD Cipta Kerja peraturan sapu jagat
yang merevisi banyak berleklama. Proses penyusunan yang serba kilat dan
terkesan menumbuhkan tanpa sangka dari segenap warga. Transparansi dan
stabilitas yang diabaikan tercermin dari draft yang tak jelas. Dalam hal tersebut
ada dua perbandingan 812 halaman naskah Undang-Undang Cipta Kerja yang
akan diserahkan kepada Presiden dan 905 halaman naskah Undang-Undang
Cipta Kerja yang telah di kelola di tingkat 1 sidang paripurna pada tanggal 5
oktober 2020 lalu.
Dalam perdebatan antara Najwa Shihab dengan Aziz Syamsuddin wakil
ketua DPR fraksi Partai Golkar di dapatkan bahwa perbandingan yang dimaksud
antara naskah 812 halaman dengan naskah 905 halaman merupakan bagian dari
rapat panja di bagian legislasi kemudian di sekje di bidang keahlian dan
pengkajian. Aziz Syamsuddin hanya mengecek secara administrasi apakah
sudah sesuai atau tidak, dalam hal itu pengecekan dilakukan secara random
karena tidak mungkin mengecek secara satu persatu apalagi dia tidak ikut dalam
kegiatan pembahasan serta tidak ikut dalam kegiatan di rapat panja. Aziz
memaparkan bahwa beliau harus menaruh percaya kepada teman-temen yang
ada di badan legislasi baik itu ditingkat panja, rapat timus, serta rapat timsin.
Serta bagian kesekjenan pada suatu hasil yang telah dihasilkan.
Keyakinan yang dimiliki oleh Aziz Syamsuddin sampai ia berani
memberikan sumpah jabatan bahwa tidak ada perubahan dari substansi-substansi
yang ada pada naskah Undang-Undang Cipta Kerja tersebut berasal dari laporan
serta pembicaraan dengan bidang keahlian dan pengkajian legislasi serta
pembicaraannya dengan bapak sekjen yaitu pak Indra. Tetapi pernyataan Aziz
Syamsuddin tersebut ditepis oleh Najwa Shihab karena Ketua Badan Legislatif
menyatakan bahwa ada perubahan ayat-ayat pada naskah yang diberi kepada
presiden yang muncul pada konprensi pers serta pada konprensi pers tersebut
Bapak Ketua Badan Legislatif berdiri di samping Bapak Aziz Syamsuddin.
Sedangkan papar Aziz Syamsuddin bahwa ia sudah beberapa kali
menanyakan hal tersebut kepada Ketua Baleg lalu Pak Sensi serta Pak Indra
tetapi tanggapan mereka bahwa tidak ada perubahan sehingga saya langsung
memparaf rancangan tersebut. Pada dasarnya serta secara substansi tidak boleh
diubah, terkait itu tercantum di Undang-Undang No 12 Tahun 2011. Terkait hal
tersebut Benny K. Harman memaparkan bahwa kita tidak bisa membandingkan
mana yang asli atau hoak karena sejaka mulai tim susun sampai dengan rapat
panja pengambilan keputusan di tingkat 1 memang tidak ada naskah. Padahal
sesuai dengan Undang-Undang P3 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan pada saat rapat pengambilan pada tingkat 1 wajib hukumnya untuk
membacakan rancangan Undang-Undang itu. Serta wajib hukumnya untuk
semua fraksi melalui waktunya untuk memberikan paraf. Walaupun ada
perbedaan opsi-opsi tetap harus dibicakan perbedaannya untuk diputuskan
melalui kegiatan paripurna pengambilan keputusan ditingkat 2. Faktanya tidak
ada naskah yang dibagikan kepada semua anggota dewan yang mengikuti rapat
paripurna tanggal 5 Oktober 2020. Maka dari itulah kita dikatakan dalam rapat
tersebut menyetujui rancangan Undang-Undang hantu.
Klarifikasi dari Achmad Baidowi terkait pernyataan Benny K. Harman,
“pada dasarnya naskah ada karena yang memimpin timus dan timsin adalah
saya”, paparnya. Pada rapat kerja tingkat 1 belum dibagikan fisik dari rancangan
Undang-Undang tapi filenya sudah di dampaikan di masing-masing fraksi dan
akhir rapat ada penandatanganan Rancangan Undang-Undang oleh fraksi –fraksi
bersama Menko Perekonomian. Menurutnya setelah paripurna kemudian ada
waktu 7 hari untuk mencocokkan yang diputuskan oleh panja. Terkait dengan
ketentuan PHK dipanja diputuskan syarat-syarat PHK tidak berubah dari
ketentuan eksistensi di formulasikan sedangkan pada faktanya menemukan
adanya perubahan. Yang dibawa ke paripurna ialah kesepakatan yang di
hasilkan di Panja. Secara susbstansi tidak boleh ada perubahan karena yang
disahkan adalah keputusan panja.
Salah satu perubahan yang terjadi papar Najwa Shihab ialah pasal 19
dalam naskah 905 halaman menggunakan frasa “dengan peraturan pemerintah”
sedangkan dalam naskah 812 halaman diganti menjadi “dalam peraturan
pemerintah”. Dalam pemaparan Achmad Baidowi yang disepakati rumusan itu
ditingkat panja di bawa ke paripurna. Jika urusan substansi yang tidak sesuai
dengan di panja maka kita perbaiki.
Ahli hukum UGM Zainal Arifin Mochtar menyatakan bahwa dalam
sistem presidensial Indonesia tahapan yang paling penting ialah pembahasaan
dan persetujuan. Apapun yang sudah disetujui oleh DPR dan pemerintah sudah
langsung berlaku. Tahapan selanjutnya Presiden menandatangani secara teknis.
Maka dari itu tidak boleh ada perubahan lagi setelah diketuk di paripurna.
Sehingga 7 hari yang dimaksud oleh Baidowi tersebut merupakan penyusunan
teknis yang sesuai dengan format lembaran negara. Jika seperti itu perubahan
susbtansi yang ada seperti tambahan kata, pengurangan kata, pasal dan
penambahan pasal itu merupakan Undang-Undang yang dibuat tergolong
tergesa-gesa. Seharusnya Undang-Undang tersebut diselesaikan sebelum
diajukan ke paripurna. Pernyataan Zainal Arifin Mochtar disanggah oleh
Achmad Baidowi, bahwa yang disahakan ialah keputusan di panja dan rapat
kerja termasuk persetujuan dari fraksi-fraksi untuk kemballi merujuk pada
panja.. Terkiat Undang-Undang yang terburu-buru itu kembali pada pembahasan
di DPR yang dibatasi waktu 3 kali masa sidang.
Konsekuensi naskah yang dikirim ke presiden dan naskah yang diketok
di sidang paripurna menurut Benny ialah naskah tersebut dari panja yang di
serahkan ketimus dan timsin. Hasil kerja dari timus dan timsin di laporkan ke
panja. Dalam hal ini pengambilan keputusan tingkat 1 harus ada naskah dan
wajib di bacakan. Tidak ada naskah yang disetujui di rapat paripurna keputusan
tingkat 2. Jadi pada saat itu menurut Benny “kita menyetujui naskah yang belum
disetujui ditingkat1”. Jika rapat paripurna memberikan kepada alat kelengkapan
dewan untuk melakukan penyempurnaan atau perbaikan maka hal itu bisa di
lakukan. Dan apabila bapak presiden mendapat naskah yang berisi substansi
yang berubah maka dari itu hal tersebut harus ditolak. Dalam hal itu kesalahan
yang dilakukan tersebut merupakan suatu kejahatan.
Sanggah Baidowi bahwa dalam rapat pengambilan keputusan Rancangan
Undang-Undang tidak ada yang dibacakan karena agenda rapat sudah di setujui
laporan dari panja. Ayat demi ayat dibahas dalam tingkat panja atau pansus dan
dirumuskan di timus dan timsin dan dilaporkan kepanja lagi setelah itu baru
laporkan di rapat pleno. Yang wajib dibagikan adalah pidato pembukaan dan
penutupan ketua DPR yang jelas pada pasal 253 ayat 5. Apabila ada rujukan
harus sesuai dengan keputusn panja.
Menurut Zainal DPR memperlakukan Undang-Undang dengan tidak
sacral karena masih bisa dirubah. Padahal dengan Undang-Undang bisa
membunuh manusia. DPR melakukan mustifikasi terhadap proses-prosesnya.
Contohnya dengan menggunakan bahasa seperti bersumpah-sumpah, esensi
dasar terkait transparansi, akuntabel dan lain-lain tidak dipenuhi.
Menurut Menkoinfo Johny G. Plate yang mendasari berita tersebut hoak
ada 2 yaitu pada media sosial dan diluar publiks media sosial. Di media sosial
ada 42 isu hoak, di platform 547, 61 di FB, 241 di instagram, 232 di twitter, di
youtube 11 di tiktok 2 serta di percakapan ada ratusan ribu yang mencangkup isu
yang tidak benar. Menurut Astinawati direktur YLBHI bahwa disinformasi
terjadi karena pemerintah tidak bisa mengerti Undang-Undang dari 1 pasal.
Tetapi hal tersebut disanggah oleh Menkoinfo bahwa pada dasarnya pemerintah
sudah melakukan akuntabilitas yang tinggi. Apabila pemerintah sudah bilang itu
hoak pasti itu hoak karena versi pemerintah selalu benar. Hal tersebut di bantah
oleh Astinawati bahwa ciri-ciri disinformasi ialah tidak mau masuk ke detail,
mengungkapkan argumentasi terus berpatokan pada pokoknya saja, mengancam,
sengaja tidak mau mengangkat hal yang lain. Contohnya pasal 69 ayat 2 tentang
larangan pembukaan lahan dengan membakar. Namun dalam 1035 halaman
menyatakan memperhatikan dengan sungguh-sungguh kearifan local di daerah
masing-masing dalam 812 dikecualikan bagi kegiatan masyarakat yang
dimaksud dengan sungguh-sungguh memperhatikan kearifan local di daerah
masing-masing. Itu cukup berbeda 812 sangat rigit artinya bisa ditafsirkan. Jika
seandainya tidak melihat secara detail masyarakat bisa mati dipenjara karena
pada saat itu kepolisian belum memegang naskah.
Menurut Zainal hoaks terjadi karena adanya ketertutupan dan ketiadaan
sosialisasi yang baik sehingga menyebabkan masyarakat berpatokan pada
naskah-naskah yang beredar di public. Sehingga penafsiran Undang-Undang
tidak bisa masuk kategori hoaks. Namun menurut Mahfud Md Menko Polhukam
hal yang mendasari munculnya kecurigaan ada asing oleh prabowo. Pak Luhud
bilang ditunggangi oleh yang ada kekuasaan yang didasari dari adanya info
intelegensi. Dalam hal ini pemerintah akan memproses hukum demo tersebut.
Pernyataan Benny ketika presiden ke 6 mengklarifikasi fitnah yang
melanda tersebut bahwa pemerintah menjelaskan aksi demo ada yang
menggerakkan tanpa menyebutkan yang dimaksud. Pada saat bersamaan di
media sosial menyebutkan pak presiden ke 6. Pada saat itu negara membiarkan
karena belum ada bukti yang jelas baik dari media sosial. Hal tersebut bukan
salah public tentang pandangan terkait omongan pemerintah. Jika memang hal
tersebut tidak benar maka yang bersangkutan harus mengklarifikasinya. Terkait
dengan pengklarifikasian tersebut Mahfud menegaskan bahwa pemerintah tidak
pernah menjelaskan tentang nama bapak presiden ke 6 itu. Pemerintah sudah
membuat list nama-nama yang terkait orang yeng menunggangi aksi-aksi demo
menentang Undang-Undang Cipta Kerja.

D. Argumentasi Tentang Debat :


Terkait dengan pernyataan demonstrasi tentang rancangan undang-
undang cipta kerja, hal yang mendasari terjadinya hoks tersebut karena kurang
nya transparansi dan akuntabel dari pemerintah tentang isu tersebut. Aksi demo
penolakan undang-undang cipta kerja karena adanya distorsi ekonomi serta
banyaknya poin-poin dalam undang-undang tersebut yang diinformasikan keliru
sehingga banyak menyulut orang-orang terjun ke jalan. Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang isi undang-undang serta hoaks sehingga menimbulkan
banyak pendapat dari sudut pandang yang berbeda. Pemerintah dalam hal ini
juga berperan dalam rancangan undang-undang yang kurang di cermati pada saat
pembuatannya serta saat pengesahannya yang terkesan terlalu tergesa-gesa tidak
melakukan musyawarah pada rakyat merupakan salah satu kesalahan fatal
undang-undang tersebut.
Topik yang digunakan pada saat debat tersebut sudah sangat jelas hal
tersebut terlihat ketika adanya tim afirmatif, negatif serta netral. Dalam hal ini
tim afirmatif ialah tim yang menyetujui RUU tersebut ialah Aziz Syamsuddin,
Achmad Baiduwi, dan Johny G. Plate. Sedangkan tim yang menolak RUU
tersebut ialah Astinawati, Benny K. Harman, Zainal Arifin Mochtar dan Mahfud
Md. Tujuan yang dibahas pada debat tersebut sudah sangat terlihat jelas yang
mencirikan tempat penyuaraan hal-hal yang masih kurang jelas dalam
Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja tersebut serta debat tersebut tergolong
debat parlementer karena memberikan maupun menambah dukungan pada suatu
undang-undang tertentu.

Anda mungkin juga menyukai