Anda di halaman 1dari 4

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu pembelajaran
adalah melalui peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Sekolah adalah bagian
dari masyarakat yang merupakan tempat bagi pembinaan sumber daya manusia
yang sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi. Seorang siswa yang belajar
matematika, akan berusaha untuk dapat memahami materi pelajaran matematika yang
telah dipelajarinya. Keberhasilan yang dicapai siswa dalam menguasai materi
pelajaran yang telah dipelajarinya disebut hasil belajar Matematika (Melati, 2012).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil
yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar matematika setelah
dilakukan tes dan penilaiannya didasarkan pada standar tertentu.
Peran seorang guru dan berbagai pihak yang terkait sangat penting dalam
mencapai tujuan belajar. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa mata pelajaran
Matematika pada materi Persamaan Linier Dua Variabel semester ganjil kelas VII-5
MTsN 1 Medan menunjukkan nilai rata-rata yang masih rendah, terutama di kelas
VII-5 dengan nilai rata-rata kelas adalah 71,52. Jumlah siswa yang memperoleh nilai
di atas skor minimal ketuntasan adalah 23 orang atau mencapai 58,33% dari standar
minimal ketuntasan kelas klasikal 75% dan yang memperoleh nilai di bawah skor
minimal ketuntasan 76 berjumlah 15 orang atau mencapai 41,67%. Nilai tersebut
menunjukkan hasil nilai rata-rata ulangan harian dan prestasi belajar siswa kelas VII-
5 rendah.
Permasalahan tersebut dapat ditanggulangi melalui suatu bentuk
pembelajaran yang memposisikan guru hanya sebagai fasilitator, yakni kondisi
dimana peran guru hanya sebatas mengarahkan siswa untuk mengikuti kegiatan
sesuai dengan perencanaan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini akan
mengkondisikan siswa lebih aktif dalam mencari informasi untuk memperoleh
2

pemahaman konsepnya sendiri. Pembelajaran yang digunakan juga harus mampu


mengatasi masalah dimana siswa sulit untuk mengungkapkan permasalahannya
dalam memahami suatu materi atau persoalan pada gurunya.
Solusi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan suatu model
pembelajaran yang terpadu supaya siswa dapat mengembangkan kemampuannya,
lebih mudah mengkomunikasikan materinya, lebih kreatif dan kritis dalam menyikapi
dan menyelesaikan suatu permasalahan, juga membentuk karakter siswa untuk dapat
bersikap ilmiah.
Upaya guru dalam mewujudkan penguasaan siswa terhadap materi secara
fungsional (sampai pada memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu berdasarkan
konsep dan prinsip keilmuan yang telah dimiliki) guru dapat menggunakan beberapa
alternatif model pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran matematika. Salah
satu model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran Kolaboratif) adalah
seperangkat model pembelajaran yang terbukti efektif untuk semua umur. Model
pembelajaran kolaboratif adalah model pembelajaran yang menekankan pada
kemampuan dan peran aktif siswa untuk memahami materi pelajaran melalui
serangkaian kegiatan yang utuh dan saling berkaitan yaitu melakukan sharing
pengetahuan melalui tahap Review, membangun hubungan antara siswa dengan isi
pelajaran yang akan dipelajari dan memotivasinya untuk belajar pada tahap
Overview, turut menyampaikan hipotesis dan melakukan eksperimen melalui kegiatan
Presentation, melakukan diskusi dan presentasi untuk mempraktekkan apa yang telah
mereka pahami melalui kegiatan Exercise, dan turut serta menyimpulkan materi yang
telah dipelajari melalui kegiatan Summary. Dalam model pembelajaran kolaboratif
diuraikan cara-cara baru untuk memudahkan proses belajar mengajar dengan
mengembangkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang
dapat meningkatkan prestasi siswa.
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
kolaboratif, diperlukan belajar aktif yang bisa mewujudkan pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan dan bermanfaat. Salah satunya adalah siswa belajar sendiri
3

terlebih dahulu sebelum menerima pelajaran sehingga siswa memiliki pengetahuan


awal mengenai materi yang akan diajarkan. Untuk mewujudkan hal tersebut siswa
diberikan tugas meresum materi yang akan diajarkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas
dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MODEL KOLABORATIF PADA SISWA KELAS VII-5 MTSN 1
MEDAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019”.

1.2 Pembatasan Fokus Penelitian


Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah diantaranya
yaitu:
1. Cakupan materi Matematika pada penelitian ini dibatasi hanya pada
kompetensi dasar dengan materi pokok Aljabar.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Pembelajaran Kolaboratif.
3. Hasil belajar Matematika yang ingin dicapai sesuai dengan KKM yaitu 76.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan, yaitu:
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Kolaboratif dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada kelas VII-5 di MTs Negeri 1 Medan Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2018/2019?

1.4 Tujuan
Berdasar pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan peningkatan ketuntasan hasil belajar Matematika dengan
menggunakan model pembelajaran Kolaboratif pada materi Aljabar kelas VII-5 di
MTs Negeri 1 Medan.
4

1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi guru Matematika lainnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah
satu pilihan pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan ketuntasan hasil
belajar dalam pembelajaran Matematika di sekolah.
2. Bagi peneliti, memberikan pengalaman mengajar untuk bekal yang lebih baik
sebagai pendidik.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran
Kolaboratif pada materi Aljabar untuk meningkatkan ketuntasan hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai