TINJAUAN PUSTAKA
6
mewakili sistem yang sesungguhnya. Mils (1989: 4) dalam Wowo Sunaryo dkk
(2007) berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai
proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba
bertindak berdasarkan model itu. Model pengajaran disusun untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Model pembelajaran tersebut juga dapat dijadikan
pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Secara khusus istilah ”model”
diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian model pembelajaran didefinisikan
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran (Winataputra, 2000:3). Menurut Joice dan Weil
(dalam Winataputra, 2000:5) mengatakan bahwa setiap model belajar mengajar
memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
a. Sintakmatik adalah tahap-tahap dari kegiatan model
b. Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam
model
c. Prisip reaksi adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana guru
melihat dan memperlakukan para pelajar, termasuk bagaimana seharusnya
pengajar memberi respon terhadap mereka
d. Sistem pendukung adalah segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk
melaksanakan model
e. Dampak instruksional dan dampak pengiring
Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara
mengarahkan para pelajar pada tujuan yang diharapkan. Sedangkan dampak
pengiring adalah hasil belajar lain yang dihasilkan oleh suatu proses belajar
mengajar, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami oleh para
pelajar tanpa pengarahan langsung dari pengajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah penggambaran kerangka konseptual dengan prosedur yang sistematis dalam
menggorganisasikan pengalaman belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.