Anda di halaman 1dari 15

BAB 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Pra-Siklus
Kegiatan prasiklus ini dilaksanakan untuk melakukan verifikasi permasalahan
yang terjadi saat pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran pra-siklus dilakukan
oleh peneliti sekaligus guru matematika dan pelaksanaannya menggunakan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang digunakan oleh peneliti sekaligus guru di kelas VII-5
di MTs Negeri 1 Medan. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model
pembelajaran langsung/ konvensional.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan pra-siklus, peneliti menyusun rencana
pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di MTs Negeri 1 Medan yang
disusun berdasarkan hasil observasi di kelas VII-5 MTs Negeri 1 Medan.
Perencanaan ini dilakukan di perpustakaan MTsN 1 Medan jam 12.00 – 13.00 Senin,
tanggal 1 Oktober 2018 dengan dihadiri 3 guru matematika yang terdiri dari 1 orang
peneliti (guru matematika kelas VII-5) dan 2 orang guru matematika lainnya berperan
sebagai observer.
Semua instrumen pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti dikaji secara
teliti dan berikut hasil dari kegiatan ini :
1) Pada saat apersepsi dan motivasi, guru menanyakan kesiapan motivasi belajar
siswa.
2) Susunan kata pada beberapa soal di LKS diubah menjadi lebih sederhana agar
mudah dipahami oleh siswa.
3) Susunan soal pada LKS diubah agar sesuai dengan urutan materi yang
disampaikan.
b. Pelaksanaan dan Observasi
Kegiatan pra-siklus dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2018.
Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa
digunakan di kelas VII-5 MTs Negeri 1 Medan yaitu model pembelajaran langsung/
konvensional. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah, membaca, dan tugas
mengerjakan soal matematika. Pembelajaran diawali dengan menyampaikan
apersepsi dan motivasi kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan materi pelajaran
tentang Aljabar dengan menggunakan metode ceramah menjelaskan. Setelah itu guru
membagi LKS pada masing-masing siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LKS.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan pada LKS.
Setelah itu guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan yang telah dilakukan dan
meminta siswa untuk menyampaikan kesimpulan dari pekerjaannya. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan pemantapan materi dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan kembali materi yang belum dipahaminya. Setelah
itu guru memberikan tes hasil belajar (post-test) pada masing-masing siswa untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan sehari-hari oleh guru.
Pelaksanaan post-test ini dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2018
Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai hasil post-test mengenai materi
yang telah dipelajari dalam kegiatan prasiklus dan dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1 Persentase hasil belajar siswa pra-siklus
Pra Siklus Jumlah
Jumlah Siswa 38
Jumlah Siswa yang Tuntas 22
Jumlah Siswa yang Tidak
16
Tuntas
Persentase ketuntasan 61,11%
Nilai Rata-Rata 67,22

Berdasarkan hasil pelaksanaan pra-siklus, siswa kelas VII-5 belum memenuhi


kriteria ketuntasan hasil belajar klasikal yaitu sebesar ≥75% (sumber: MTs Negeri 1
Medan). Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 22
siswa dari 38 siswa atau persentase ketuntasan hasil belajar siswa ketika prasiklus
adalah 61,11% seperti yang tercantum pada Tabel 4.1. Rendahnya persentase
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
di kelas VII-5 MTs Negeri 1 Medan dapat dikatakan rendah.
c. Refleksi
Kegiatan ini dilaksanakan pada jumat, 5 Oktober 2018 di ruang kelas VII-5
MTs Negeri 1 Medan. Berikut adalah hasil dari kegiatan ini.
1. Refleksi oleh guru model.
a. Menurut guru model, pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan RPP
yang telah disusun. Hanya saja masih banyak siswa yang kesulitan menjawab
soal. Namun semua tahapan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP.
b. Peneliti yang merupakan guru model tidak menyampaikan motivasi belajar.
c. Siswa masih kesulitan memahami Aljabar.
2. Refleksi oleh observer sekaligus guru matematika kelas VII MTs Negeri 1
Medan
Pada kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung pada prasiklus ini,
masih ada siswa yang bermalas-malasan dalam mengerjakan soal. Masih ada siswa
yang tidak bersemangat mengikuti pembelajaran matematika. Menurut peneliti, ini
bisa disebabkan karena siswa belum mampu memahami konsep Aljabar. Menurut
guru matematika kelas VII, guru model tidak menyampaikan motivasi pentingnya
pembelajaran matematika. Untuk pembelajaran selanjutnya, guru model diharapkan
menyampaikan motivasi pembelajaran.
d. Revisi Perencanaan
Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi prasiklus yang telah dilakukan,
maka rencana perbaikan yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa adalah menggunakan model pembelajaran kolaboratif. Pada
saat pembelajaran, guru juga harus lebih sabar dan memberikan perhatian yang
merata kepada seluruh siswa.
4.1.2 Siklus 1
Pada siklus 1 kegiatan pembelajaran dilakukan di kelas VII-5 MTs Negeri 1
Medan oleh peneliti dan sudah menggunakan rencana pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran KOLABORATIF.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu
menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, pedoman observasi aktivitas
guru dan siswa, menyusun kisi-kisi soal tes beserta jawabannya, dan menyusun
lembar kerja siswa. Tahap ini dilaksanakan pada Senin, 8 Oktober 2018 di
perpustakaan MTsN 1 Medan. Tahap ini dihadiri oleh peneliti sebagai guru model
dan 2 orang observer dari tim guru matematika.
Sebelum dilaksanakannya pembelajaran pada siklus 1, peneliti terlebih dahulu
memberikan penjelasan tentang model pembelajaran kolaboratif kepada observer dan
hal-hal apa saja yang akan diamati serta dicatat selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pada model ini, siswa akan diminta berpasangan untuk mengerjakan
LKS dan diskusi yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang akan
dijelaskan.
Berikut ini adalah hasil dari kegiatan ini.

1) Pada LKS ditambahkan kejadian sehari-hai yang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
2) Kata-kata pada LKS diubah menjadi lebih sederhana agar mudah dipahami
oleh siswa.
3) Pada tahap pengenalan konsep lebih banyak siswa yang diberi kesempatan
untuk saling bertanya dan berpendapat kepada siswa yang lain.
4) Guru model diharapkan lebih memperhatikan pada siswa-siswa yang kurang
aktif selama berdiskusi dengan masing-masing kelompoknya.
5) Pembagian kelompok disesuaikan dengan hasil nilai post test pada tahap pra
siklus.
6) LKS ditambahkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi agar lebih
mudah dipahami oleh siswa.
7) Pada LKS lebih baik diselesaikan materinya terlebih dahulu kemudian
diteruskan dengan diskusi.
8) Ditambah tujuan pembelajaran pada LKS.
9) Kesepakatan tentang penilaian aktivitas dan afektif yang dilakukan oleh
observer adalah sebagai berikut :
a) Bertanya : siswa bertanya sesuai dengan materi pembelejaran
(pengenalan konsep dan publikasi).
b) Berdiskusi : siswa mampu berdiskusi dengan sesama teman kelompoknya
(pengenalan konsep).
c) Perhatian terhadap pelajaran : siswa mampu memperhatikan semua
penjelasan baik dari guru maupun dari teman yang berpendapat (selama
pembelajaran berlangsung).
d) Bekerja sama : siswa mampu bekerja sama dengan teman satu
kelompoknya (pengenalan konsep).
e) Memecahkan soal : siswa mampu mengerjakan soal-soal pada LKS
(pengenalan konsep).
f) Peduli : siswa peduli untuk membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam pelajaran (pengenalan konsep dan publikasi).
g) Tanggung jawab : siswa bertanggung jawab dalam memperhatikan guru
selama pembelajaran berlangsung (selama pembelajaran berlangsung).
h) Teliti : siswa teliti dalam mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS
(pengenalan konsep).
i) Berpendapat : siswa menyampaikan pendapat sesuai dengan
pembelajarannya (pengenalan konsep dan publikasi).
b. Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran menggunakan
instrumen pembelajaran yang telah disetujui oleh tim guru matematika pada tahap
perencanaan siklus 1. Proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran kolaboratif dengan pokok bahasan Aljabar. Kegiatan siklus 1
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2018 selama 2x40 menit. Pada tahap
ini juga dilakukan pengamatan oleh 2 observer yang mengamati kegiatan siswa.
Pada tahap ini pembelajaran diawali dengan penyampaian apersepsi dan motivasi
yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintakmatik yang ada di dalam model
pembelajaran kolaboratif.
Pada kegiatan inti, diawali fase organisasi yaitu membagi peserta didik ke
dalam tim-tim belajar. Setelah membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil, Guru mendemonstrasikan dan memberikan sebuah bacaan kepada siswa
mengenai materi yang akan dipelajari yaitu tentang Aljabar dalam bentuk LKS pada
masing-masing kelompok untuk dikerjakan oleh setiap siswa dalam satu kelompok.
Kemudian guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tugas yang
harus diselesaikan. Selanjutnya masuk pada fase pengenalan konsep. Pada fase ini,
guru menginstruksikan setiap siswa untuk mencoba terlebih dahulu memahami dan
mengerjakan permasalahan yang ada pada LKS secara berkelompok. Setelah itu,
semua siswa dalam satu kelompok dapat melaksanakan diskusi kelompok untuk
menjawab pertanyaan pada LKS. Setelah fase pengenalan konsep selesai, masuk fase
selanjutnya yaitu fase publikasi. Pada fase ini, guru menunjuk beberapa kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sementara itu kelompok yang
lain menanggapi kelompok yang presentasi. setelah beberapa kelompok selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian masuk pada fase yang terakhir yaitu
refleksi. Pada fase ini, guru memberikan penguatan tentang materi Aljabar kemudian
guru memberikan kesempatan siswa untuk merefleksi hasil pembelajarannya. Pada
pertemuan selanjutnya yaitu tanggal 11 Oktober 2018 guru memberikan post-test
kepada siswa untuk mengukur ketuntasan hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil post-test diperoleh hasil penilaian kognitif produk siswa
yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Persentase hasil belajar siswa siklus 1
Siklus 1 Jumlah
Jumlah Siswa 38
Jumlah Siswa yang Tuntas 30
Jumlah Siswa yang Tidak
8
Tuntas
Persentase ketuntasan 77,77%
Nilai Rata-Rata 82,80

Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa persentase ketuntasan hasil belajar


siswa pada siklus 1 adalah 77,77% dan telah memenuhi kriteria ketuntasan secara
klasikal yaitu lebih dari 75%. Apabila dibandingkan dengan persentase ketuntasan
hasil belajar pra siklus telah mengalami peningkatan sebesar 16,66%.

c. Refleksi
Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Oktober 2018 di perpustakaan MTsN
1 Medan. Kegiatan refleksi ini dihadiri oleh peneliti dan observer. Berikut adalah
hasil dari kegiatan ini.
1) Refleksi oleh peneliti sekaligus guru model
Menurut guru model, pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan RPP
yang telah disusun.
2) Refleksi oleh observer
Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya. Mereka
beralasan bahwa kurang cocok dengan teman sekelompoknya. Namun, apabila
dibandingkan dengan pada tahap prasiklus, sudah banyak siswa yang aktif dan
sangat antusias dalam berdiskusi dengan teman kelompoknya.
d. Revisi Perencanaan
Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi siklus 1 yang telah
dilakukan, maka rencana perbaikan yang digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa adalah tetap menggunakan model pembelajaran
kolaboratif. Pada saat pembelajaran, guru diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih interaktif agar siswa dapat tertarik dengan materi
pembelajaran. Selain itu, diharapkan perhatian guru dapat merata ke seluruh siswa.
Jadi semua kelompok dapat merasakan bimbingan guru dalam mengerjakan LKS.
Siklus berlanjut ke siklus 2 karena untuk lebih memastikan ketutasan hasil belajar
siswa secara klasikal bukan suatu kebetulan.

4.1.3 Siklus 2
Pada siklus 2 kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan model pembelajaran kolaboratif seperti pada siklus 1.

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu
menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, pedoman observasi aktivitas
guru, menyusun kisi-kisi soal tes beserta jawabannya, dan menyusun lembar kerja
siswa. Tahap ini dilaksanakan pada 12 Oktober 2018 di perpustakaan. Tahap ini
dihadiri oleh peneliti sebagai guru model dan 2 orang observer dari tim guru
matematika.
Sebelum dilaksanakannya pembelajaran pada siklus 2, peneliti terlebih dahulu
memberikan penjelasan tentang hal-hal apa saja yang akan diamati serta dicatat
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus ini, siswa dibagi menjadi
kelompok berpasangan untuk mengerjakan LKS dan diskusi yang berhubungan
dengan materi pembelajaran yang akan dijelaskan.
Berikut ini adalah hasil dari kegiatan ini.
1) Ketika apersepsi guru model diharapkan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Pada LKS ditambahkan kejadian sehari-hai yang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
3) Alokasi waktu untuk disesuaikan lagi agar pembelajaran lebih afektif.
4) Kata-kata pada LKS diubah menjadi lebih sederhana agar mudah dipahami
oleh siswa.
5) Pembagian kelompok disesuaikan dengan hasil nilai post-test pada tahap
siklus 1.
6) Ditambah tujuan pembelajaran pada LKS.
7) Pada tahap pengenalan konsep lebih banyak siswa yang diberi kesempatan
untuk saling bertanya dan berpendapat kepada siswa yang lain.
8) Kesepakatan tentang penilaian aktivitas dan afektif yang dilakukan oleh
observer adalah sebagai berikut :
a) Bertanya : siswa bertanya sesuai dengan materi pembelejran (pengenalan
konsep dan publikasi).
b) Berdiskusi : siswa mampu berdiskusi dengan sesama teman kelompoknya
(pengenalan konsep).
c) Perhatian terhadap pelajaran : siswa mampu memperhatikan semua
penjelasan baik dari guru maupun dari teman yang berpendapat (selama
pembelajaran berlangsung).
d) Bekerja sama : siswa mampu bekerja sama dengan teman satu
kelompoknya (pengenalan konsep).
e) Memecahkan soal : siswa mampu mengerjakan soal-soal pada LKS
(pengenalan konsep).
f) Peduli : siswa peduli untuk membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam pelajaran (pengenalan konsep dan publikasi).
g) Tanggung jawab : siswa bertanggung jawab dalam memperhatikan guru
selama pembelajaran berlangsung (selama pembelajaran berlangsung).
h) Teliti : siswa teliti dalam mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS
(pengenalan konsep).
i) Berpendapat : siswa menyampaikan pendapat sesuai dengan
pembelajarannya (pengenalan konsep dan publikasi).
b. Pelaksanaan dan Observasi
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran menggunakan
instrumen pembelajaran yang telah disetujui oleh tim guru matematika pada tahap
perencanaan siklus 2. Proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran kolaboratif dengan materi pokok Aljabar. Kegiatan siklus 2
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 selama 2x40 menit. Pada
tahap ini juga dilakukan pengamatan oleh 2 observer yang mengamati kegiatan
siswa. Pada tahap ini pembelajaran diawali dengan penyampaian apersepsi dan
motivasi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintakmatik yang ada di dalam model
pembelajaran kolaboratif.
Pada kegiatan inti, diawali fase organisasi yaitu membagi peserta didik ke
dalam tim-tim belajar. Setelah membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil, Guru memberikan permasalahan kepada siswa mengenai materi yang
akan dipelajari yaitu materi Aljabar dalam bentuk LKS pada masing-masing
kelompok. Kemudian guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang
tugas yang harus diselesaikan. Selanjutnya masuk pada fase pengenalan konsep. Pada
fase ini, guru menginstruksikan siswa untu mencoba mengerjakan LKS secara
berkelompok untuk menjawab pertanyaan yang kurang dipahami pada LKS. Setelah
diskusi kelas selesai, masuk fase selanjutnya yaitu fase publikasi. Pada fase ini, guru
menunjuk beberapa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam
diskusi kelas, sementara itu kelompok yang lain menanggapi kelompok yang
presentasi. Setelah beberapa kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya,
kemudian masuk pada fase yang terakhir yaitu refleksi. Pada fase ini, guru
memberikan penguatan tentang materi Aljabar dan memberikan kesempatan siswa
untuk merefleksi hasil pembelajarannya. Pada pertemuan selanjutnya, yaitu tanggal
18 Oktober 2018 guru memberikan post-test kepada siswa untuk mengukur
ketuntasan hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil post-test diperoleh hasil penilaian kognitif produk siswa
yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Persentase hasil belajar siswa siklus 2
Siklus 2 Jumlah
Jumlah Siswa 36
Jumlah Siswa yang Tuntas 36
Jumlah Siswa yang Tidak
2
Tuntas
Persentase ketuntasan 94,4%
Nilai Rata-Rata 85,27

Berdasarkan pada Tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa persentase ketuntasan


hasil belajar siswa pada siklus 2 adalah 94,4% dan telah memenuhi kriteria
ketuntasan secara klasikal yaitu sebesar 75%.

c. Refleksi
Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat 19 Oktober 2018 di perpustakaan
MTsN 1 Medan. Kegiatan refleksi ini dihadiri oleh peneliti dan observer. Berikut
adalah hasil dari kegiatan ini.
1) Refleksi oleh guru model
Menurut guru model, pembelajaran pada siklus 2 ini telah sesuai dengan
RPP yang telah disusun. Alokasi waktu juga sudah tepat dan penguasaan kelas
sudah lebih bagus. Pada pembelajaran siklus 2 ini siswa sudah dapat bekerja
sama dengan teman sekelompoknya. Dan ini mengakibatkan minat belajar siswa
juga meningkat daripada siklus ke 1. Hal ini menjadi alasan bahwa
penelitian ini dihentikan hingga siklus ke 2.
2) Refleksi oleh observer
Menurut 2 observer yang hadir selama proses pembelajaran, pembelajaran pada
siklus 2 ini merupakan pembelajaran yang lebih baik daripada siklus sebelumnya.
Siswa sudah tidak ada yang terlihat bosan ataupun malas. Siswa yang awalnya
memiliki masalah dalam hal bekerja sama, pada pembelajaran ini sudah bisa
bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Berdasarkan hasil ini, maka tim
guru matematika menyetujui penelitian ini dihentikan hingga siklus ke 2.

4.1.4 Hasil Belajar Matematika Siswa


4.1.4.1 Hasil Belajar Siswa
Untuk penjabaran peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika siswa secara
keseluruhan pada masing-masing siklus pada Tabel. 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Persentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Jumlah Jumlah Siswa
Jumlah Persentase Nilai
Siklus Siswa yang yang Tidak
Siswa ketuntasan Rata-Rata
Tuntas Tuntas
Pra-siklus 36 22 16 61,11% 67,22
Siklus 1 36 30 8 77,77% 82,80
Siklus 2 36 36 2 94,4% 85,27

Terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII-5 MTs Negeri
1 Medan mulai dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Pada prasiklus, nilai rata-rata
hasil belajar matematika siswa adalah 67,22 dengan ketuntasan hasil belajar secara
klasikal sebesar 61,11%. Ketuntasan hasil belajar pada pra siklus masih dikatakan
rendah karena masih dibawah batas minimum ketuntasan klasikal yaitu 75%.
Pada siklus 1, nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa adalah 82,80 dengan
ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 77,77%. Pada siklus 2, nilai rata-rata
hasil belajar matematika siswa adalah 85,27 dengan ketuntasan belajar secara
klasikal sebesar 94,4%.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan paparan subbab hasil penelitian, penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa melalui penggunaan model pembelajaran kolaboratif.
Penerapan model pembelajaran kolaboratif pada materi Aljabar berlangsung
cukup baik dan lancar. Siswa terlihat aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan diskusi kelompok sehingga siswa tidak
hanya mendengar apa yang dijelaskan oleh guru tetapi siswa mengalami sendiri apa
yang dipelajarinya. Dengan demikian pembelajaran lebih berpusat pada siswa
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam penelitian ini, pelaksanaan
pembelajaran dibantu oleh 2 observer untuk mengamati proses kegiatan belajar
mengajar.

4.2.1 Pra Siklus


Berdasarkan analisis data pembelajaran pada saat prasiklus persentase
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal adalah sebesar 61,11% dan belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimum secara klasikal yang ditetapkan MTs Negeri
1 Medan yaitu ≥75%. Rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di VII-5 rendah. Pada kegiatan prasiklus,
model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran langsung dengan
metode ceramah. Kegiatan prasiklus dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
awal siswa. Namun kegiatan pra siklus belum dilaksanakan secara maksimal, siswa
masih kurang dilibatkan aktif dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan tidak ada
kegiatan diskusi antar siswa baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas dan
pembelajaran masih berpusat pada guru. Sehingga pada kegiatan prasiklus ketuntasan
hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah.
4.2.2 Siklus 1
Analisis data pada siklus 1, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
kolaboratif dalam pembelajaran, menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil
belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil analisis data, ketuntasan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dari kegiatan pra siklus ke siklus 1, yaitu dari 61,11%
menjadi 77,77%. Peningkatan ketuntasan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa juga
ditunjukkan dengan nilai N-gain yang diperoleh pada siklus 1 sebesar 0,431 dan
termasuk pada kriteria sedang.

4.2.3 Siklus 2
Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dengan model yang sama
dengan siklus 1 yaitu model pembelajaran kolaboratif. Berdasarkan hasil analisis data
pada siklus 2, persentase ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari
yang sebelumnya 77,77% menjadi 94,4%. Peningkatan persentase ketuntasan hasil
belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Berdasarkan nilai N-gain yang diperoleh untuk hasil belajar siswa pada
siklus 2 yaitu sebesar 0,459, maka peningkatan hasil belajar tersebut termasuk dalam
kriteria peningkatan sedang. Karena nilai N-gain yang diperoleh untuk hasil belajar
siswa pada siklus 2 termasuk dalam kriteria peningkatan sedang, maka penelitian
telah mencapai target stop siklus yang telah ditetapkan, dengan demikian tidak perlu
dilaksanakan siklus berikutnya.
Perbaikan hasil belajar ini disebabkan oleh model pembelajaran kolaboratif
yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berbagi pengetahuan dengan
temannya dalam satu kelompok. Pada penerapan model pembelajaran kolaboratif ini
terdiri atas kelompok kecil. Dengan anggota kelompok kerja dalam kelompok kecil
ini membuat siswa lebih aktif bekerja untuk menyelesaikan persoalan yang
diberikan oleh guru dan semua kelompok akan merasa terlibat di dalamnya
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar membuktikan bahwa penerapan model
pembelajaran kolaboratif mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
VII-5 MTs Negeri 1 Medan.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kolaboratif tidak
terlepas dari adanya kendala, diantaranya adalah kesulitan dalam memotivasi
siswa dalam belajar di kelas VII-5 MTsN 1 Medan. Namun kesulitan ini dapat
diselesaikan dengan melakukan bimbingan secara terus menerus pada siswa saat
pembelajaran.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
kolaboratif di MTs Negeri 1 Medan dapat diterapkan sebagai alternatif model
pembelajaran matematika di sekolah MTs Negeri 1 Medan. Jadi, dapat dikatakan
bahwa penerapan model pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan ketuntasan
prestasi belajar matematika siswa di MTs Negeri 1 Medan.

Anda mungkin juga menyukai