1) Pada LKS ditambahkan kejadian sehari-hai yang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
2) Kata-kata pada LKS diubah menjadi lebih sederhana agar mudah dipahami
oleh siswa.
3) Pada tahap pengenalan konsep lebih banyak siswa yang diberi kesempatan
untuk saling bertanya dan berpendapat kepada siswa yang lain.
4) Guru model diharapkan lebih memperhatikan pada siswa-siswa yang kurang
aktif selama berdiskusi dengan masing-masing kelompoknya.
5) Pembagian kelompok disesuaikan dengan hasil nilai post test pada tahap pra
siklus.
6) LKS ditambahkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi agar lebih
mudah dipahami oleh siswa.
7) Pada LKS lebih baik diselesaikan materinya terlebih dahulu kemudian
diteruskan dengan diskusi.
8) Ditambah tujuan pembelajaran pada LKS.
9) Kesepakatan tentang penilaian aktivitas dan afektif yang dilakukan oleh
observer adalah sebagai berikut :
a) Bertanya : siswa bertanya sesuai dengan materi pembelejaran
(pengenalan konsep dan publikasi).
b) Berdiskusi : siswa mampu berdiskusi dengan sesama teman kelompoknya
(pengenalan konsep).
c) Perhatian terhadap pelajaran : siswa mampu memperhatikan semua
penjelasan baik dari guru maupun dari teman yang berpendapat (selama
pembelajaran berlangsung).
d) Bekerja sama : siswa mampu bekerja sama dengan teman satu
kelompoknya (pengenalan konsep).
e) Memecahkan soal : siswa mampu mengerjakan soal-soal pada LKS
(pengenalan konsep).
f) Peduli : siswa peduli untuk membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam pelajaran (pengenalan konsep dan publikasi).
g) Tanggung jawab : siswa bertanggung jawab dalam memperhatikan guru
selama pembelajaran berlangsung (selama pembelajaran berlangsung).
h) Teliti : siswa teliti dalam mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS
(pengenalan konsep).
i) Berpendapat : siswa menyampaikan pendapat sesuai dengan
pembelajarannya (pengenalan konsep dan publikasi).
b. Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran menggunakan
instrumen pembelajaran yang telah disetujui oleh tim guru matematika pada tahap
perencanaan siklus 1. Proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran kolaboratif dengan pokok bahasan Aljabar. Kegiatan siklus 1
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2018 selama 2x40 menit. Pada tahap
ini juga dilakukan pengamatan oleh 2 observer yang mengamati kegiatan siswa.
Pada tahap ini pembelajaran diawali dengan penyampaian apersepsi dan motivasi
yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintakmatik yang ada di dalam model
pembelajaran kolaboratif.
Pada kegiatan inti, diawali fase organisasi yaitu membagi peserta didik ke
dalam tim-tim belajar. Setelah membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil, Guru mendemonstrasikan dan memberikan sebuah bacaan kepada siswa
mengenai materi yang akan dipelajari yaitu tentang Aljabar dalam bentuk LKS pada
masing-masing kelompok untuk dikerjakan oleh setiap siswa dalam satu kelompok.
Kemudian guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tugas yang
harus diselesaikan. Selanjutnya masuk pada fase pengenalan konsep. Pada fase ini,
guru menginstruksikan setiap siswa untuk mencoba terlebih dahulu memahami dan
mengerjakan permasalahan yang ada pada LKS secara berkelompok. Setelah itu,
semua siswa dalam satu kelompok dapat melaksanakan diskusi kelompok untuk
menjawab pertanyaan pada LKS. Setelah fase pengenalan konsep selesai, masuk fase
selanjutnya yaitu fase publikasi. Pada fase ini, guru menunjuk beberapa kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sementara itu kelompok yang
lain menanggapi kelompok yang presentasi. setelah beberapa kelompok selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian masuk pada fase yang terakhir yaitu
refleksi. Pada fase ini, guru memberikan penguatan tentang materi Aljabar kemudian
guru memberikan kesempatan siswa untuk merefleksi hasil pembelajarannya. Pada
pertemuan selanjutnya yaitu tanggal 11 Oktober 2018 guru memberikan post-test
kepada siswa untuk mengukur ketuntasan hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil post-test diperoleh hasil penilaian kognitif produk siswa
yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Persentase hasil belajar siswa siklus 1
Siklus 1 Jumlah
Jumlah Siswa 38
Jumlah Siswa yang Tuntas 30
Jumlah Siswa yang Tidak
8
Tuntas
Persentase ketuntasan 77,77%
Nilai Rata-Rata 82,80
c. Refleksi
Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Oktober 2018 di perpustakaan MTsN
1 Medan. Kegiatan refleksi ini dihadiri oleh peneliti dan observer. Berikut adalah
hasil dari kegiatan ini.
1) Refleksi oleh peneliti sekaligus guru model
Menurut guru model, pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan RPP
yang telah disusun.
2) Refleksi oleh observer
Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya. Mereka
beralasan bahwa kurang cocok dengan teman sekelompoknya. Namun, apabila
dibandingkan dengan pada tahap prasiklus, sudah banyak siswa yang aktif dan
sangat antusias dalam berdiskusi dengan teman kelompoknya.
d. Revisi Perencanaan
Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi siklus 1 yang telah
dilakukan, maka rencana perbaikan yang digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa adalah tetap menggunakan model pembelajaran
kolaboratif. Pada saat pembelajaran, guru diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih interaktif agar siswa dapat tertarik dengan materi
pembelajaran. Selain itu, diharapkan perhatian guru dapat merata ke seluruh siswa.
Jadi semua kelompok dapat merasakan bimbingan guru dalam mengerjakan LKS.
Siklus berlanjut ke siklus 2 karena untuk lebih memastikan ketutasan hasil belajar
siswa secara klasikal bukan suatu kebetulan.
4.1.3 Siklus 2
Pada siklus 2 kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan model pembelajaran kolaboratif seperti pada siklus 1.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu
menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, pedoman observasi aktivitas
guru, menyusun kisi-kisi soal tes beserta jawabannya, dan menyusun lembar kerja
siswa. Tahap ini dilaksanakan pada 12 Oktober 2018 di perpustakaan. Tahap ini
dihadiri oleh peneliti sebagai guru model dan 2 orang observer dari tim guru
matematika.
Sebelum dilaksanakannya pembelajaran pada siklus 2, peneliti terlebih dahulu
memberikan penjelasan tentang hal-hal apa saja yang akan diamati serta dicatat
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus ini, siswa dibagi menjadi
kelompok berpasangan untuk mengerjakan LKS dan diskusi yang berhubungan
dengan materi pembelajaran yang akan dijelaskan.
Berikut ini adalah hasil dari kegiatan ini.
1) Ketika apersepsi guru model diharapkan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Pada LKS ditambahkan kejadian sehari-hai yang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
3) Alokasi waktu untuk disesuaikan lagi agar pembelajaran lebih afektif.
4) Kata-kata pada LKS diubah menjadi lebih sederhana agar mudah dipahami
oleh siswa.
5) Pembagian kelompok disesuaikan dengan hasil nilai post-test pada tahap
siklus 1.
6) Ditambah tujuan pembelajaran pada LKS.
7) Pada tahap pengenalan konsep lebih banyak siswa yang diberi kesempatan
untuk saling bertanya dan berpendapat kepada siswa yang lain.
8) Kesepakatan tentang penilaian aktivitas dan afektif yang dilakukan oleh
observer adalah sebagai berikut :
a) Bertanya : siswa bertanya sesuai dengan materi pembelejran (pengenalan
konsep dan publikasi).
b) Berdiskusi : siswa mampu berdiskusi dengan sesama teman kelompoknya
(pengenalan konsep).
c) Perhatian terhadap pelajaran : siswa mampu memperhatikan semua
penjelasan baik dari guru maupun dari teman yang berpendapat (selama
pembelajaran berlangsung).
d) Bekerja sama : siswa mampu bekerja sama dengan teman satu
kelompoknya (pengenalan konsep).
e) Memecahkan soal : siswa mampu mengerjakan soal-soal pada LKS
(pengenalan konsep).
f) Peduli : siswa peduli untuk membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam pelajaran (pengenalan konsep dan publikasi).
g) Tanggung jawab : siswa bertanggung jawab dalam memperhatikan guru
selama pembelajaran berlangsung (selama pembelajaran berlangsung).
h) Teliti : siswa teliti dalam mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS
(pengenalan konsep).
i) Berpendapat : siswa menyampaikan pendapat sesuai dengan
pembelajarannya (pengenalan konsep dan publikasi).
b. Pelaksanaan dan Observasi
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran menggunakan
instrumen pembelajaran yang telah disetujui oleh tim guru matematika pada tahap
perencanaan siklus 2. Proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan model
pembelajaran kolaboratif dengan materi pokok Aljabar. Kegiatan siklus 2
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018 selama 2x40 menit. Pada
tahap ini juga dilakukan pengamatan oleh 2 observer yang mengamati kegiatan
siswa. Pada tahap ini pembelajaran diawali dengan penyampaian apersepsi dan
motivasi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintakmatik yang ada di dalam model
pembelajaran kolaboratif.
Pada kegiatan inti, diawali fase organisasi yaitu membagi peserta didik ke
dalam tim-tim belajar. Setelah membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil, Guru memberikan permasalahan kepada siswa mengenai materi yang
akan dipelajari yaitu materi Aljabar dalam bentuk LKS pada masing-masing
kelompok. Kemudian guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang
tugas yang harus diselesaikan. Selanjutnya masuk pada fase pengenalan konsep. Pada
fase ini, guru menginstruksikan siswa untu mencoba mengerjakan LKS secara
berkelompok untuk menjawab pertanyaan yang kurang dipahami pada LKS. Setelah
diskusi kelas selesai, masuk fase selanjutnya yaitu fase publikasi. Pada fase ini, guru
menunjuk beberapa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam
diskusi kelas, sementara itu kelompok yang lain menanggapi kelompok yang
presentasi. Setelah beberapa kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya,
kemudian masuk pada fase yang terakhir yaitu refleksi. Pada fase ini, guru
memberikan penguatan tentang materi Aljabar dan memberikan kesempatan siswa
untuk merefleksi hasil pembelajarannya. Pada pertemuan selanjutnya, yaitu tanggal
18 Oktober 2018 guru memberikan post-test kepada siswa untuk mengukur
ketuntasan hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil post-test diperoleh hasil penilaian kognitif produk siswa
yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Persentase hasil belajar siswa siklus 2
Siklus 2 Jumlah
Jumlah Siswa 36
Jumlah Siswa yang Tuntas 36
Jumlah Siswa yang Tidak
2
Tuntas
Persentase ketuntasan 94,4%
Nilai Rata-Rata 85,27
c. Refleksi
Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat 19 Oktober 2018 di perpustakaan
MTsN 1 Medan. Kegiatan refleksi ini dihadiri oleh peneliti dan observer. Berikut
adalah hasil dari kegiatan ini.
1) Refleksi oleh guru model
Menurut guru model, pembelajaran pada siklus 2 ini telah sesuai dengan
RPP yang telah disusun. Alokasi waktu juga sudah tepat dan penguasaan kelas
sudah lebih bagus. Pada pembelajaran siklus 2 ini siswa sudah dapat bekerja
sama dengan teman sekelompoknya. Dan ini mengakibatkan minat belajar siswa
juga meningkat daripada siklus ke 1. Hal ini menjadi alasan bahwa
penelitian ini dihentikan hingga siklus ke 2.
2) Refleksi oleh observer
Menurut 2 observer yang hadir selama proses pembelajaran, pembelajaran pada
siklus 2 ini merupakan pembelajaran yang lebih baik daripada siklus sebelumnya.
Siswa sudah tidak ada yang terlihat bosan ataupun malas. Siswa yang awalnya
memiliki masalah dalam hal bekerja sama, pada pembelajaran ini sudah bisa
bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Berdasarkan hasil ini, maka tim
guru matematika menyetujui penelitian ini dihentikan hingga siklus ke 2.
Terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII-5 MTs Negeri
1 Medan mulai dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Pada prasiklus, nilai rata-rata
hasil belajar matematika siswa adalah 67,22 dengan ketuntasan hasil belajar secara
klasikal sebesar 61,11%. Ketuntasan hasil belajar pada pra siklus masih dikatakan
rendah karena masih dibawah batas minimum ketuntasan klasikal yaitu 75%.
Pada siklus 1, nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa adalah 82,80 dengan
ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 77,77%. Pada siklus 2, nilai rata-rata
hasil belajar matematika siswa adalah 85,27 dengan ketuntasan belajar secara
klasikal sebesar 94,4%.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan paparan subbab hasil penelitian, penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa melalui penggunaan model pembelajaran kolaboratif.
Penerapan model pembelajaran kolaboratif pada materi Aljabar berlangsung
cukup baik dan lancar. Siswa terlihat aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan diskusi kelompok sehingga siswa tidak
hanya mendengar apa yang dijelaskan oleh guru tetapi siswa mengalami sendiri apa
yang dipelajarinya. Dengan demikian pembelajaran lebih berpusat pada siswa
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam penelitian ini, pelaksanaan
pembelajaran dibantu oleh 2 observer untuk mengamati proses kegiatan belajar
mengajar.
4.2.3 Siklus 2
Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dengan model yang sama
dengan siklus 1 yaitu model pembelajaran kolaboratif. Berdasarkan hasil analisis data
pada siklus 2, persentase ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari
yang sebelumnya 77,77% menjadi 94,4%. Peningkatan persentase ketuntasan hasil
belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Berdasarkan nilai N-gain yang diperoleh untuk hasil belajar siswa pada
siklus 2 yaitu sebesar 0,459, maka peningkatan hasil belajar tersebut termasuk dalam
kriteria peningkatan sedang. Karena nilai N-gain yang diperoleh untuk hasil belajar
siswa pada siklus 2 termasuk dalam kriteria peningkatan sedang, maka penelitian
telah mencapai target stop siklus yang telah ditetapkan, dengan demikian tidak perlu
dilaksanakan siklus berikutnya.
Perbaikan hasil belajar ini disebabkan oleh model pembelajaran kolaboratif
yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berbagi pengetahuan dengan
temannya dalam satu kelompok. Pada penerapan model pembelajaran kolaboratif ini
terdiri atas kelompok kecil. Dengan anggota kelompok kerja dalam kelompok kecil
ini membuat siswa lebih aktif bekerja untuk menyelesaikan persoalan yang
diberikan oleh guru dan semua kelompok akan merasa terlibat di dalamnya
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar membuktikan bahwa penerapan model
pembelajaran kolaboratif mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
VII-5 MTs Negeri 1 Medan.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kolaboratif tidak
terlepas dari adanya kendala, diantaranya adalah kesulitan dalam memotivasi
siswa dalam belajar di kelas VII-5 MTsN 1 Medan. Namun kesulitan ini dapat
diselesaikan dengan melakukan bimbingan secara terus menerus pada siswa saat
pembelajaran.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
kolaboratif di MTs Negeri 1 Medan dapat diterapkan sebagai alternatif model
pembelajaran matematika di sekolah MTs Negeri 1 Medan. Jadi, dapat dikatakan
bahwa penerapan model pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan ketuntasan
prestasi belajar matematika siswa di MTs Negeri 1 Medan.