Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM

A. Definisi
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan atau abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong [ CITATION Agu08 \l 1057 ].
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi
cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. Kista
ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi
Kista adalah tumor jinak di yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik,
berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang
berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya. Kista termasuk tumor
jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu
terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian
tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan
pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya (Lowdermilk,
2005).

B. Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu :
a. Kista non-neoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan
biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan.
1) Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda, sebagian akibat folikel de
graft yang matang karena tidak dapat menyerap cairan setelah ovulsi. Kista
ini bisanya asimptomotik kecuali jika robek, dimana kasus ini terdapat
nyeri pada panggul. Jika kista tidak robek, bisanya meyusut setelah 2-3
siklus menstrusi.
2) Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesteron
akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri,
tendenderness pada ovari, keterlambatan menstuasi dan siklus menstuasi
yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat mengakibatkan
haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang selama 1-
2 siklus menstruasi.
3) Sindroma rolisistik ovarium
Terjadi ketika endokrin tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang
terlalu tinggi, testosteron dan LH serta penurunan sekresi FSH. Tanda dan
gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens
tidak teratur, infertilitas.
4) Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat
lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine (HCG).
b. Kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada
ukuran dan sifatnya.
1) Kistadenoma
Berasal dari pembungkus ovarium yang tumbuh menjadi kista. Kista ini
juga dapat menyerang ovarium kanan atau kiri. Gejala yang timbul
biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti vesika
urinaria sehingga dapat menyebabkan inkontinensia atau retensi. Jarang
terjadi tapi mudah menjadi ganas terutama pada usia di atas 45 tahun atau
kurang dari 20 tahun.
2) Kista coklat (endometrioma)
Terjadi karena lapisan di dalam rahim tidak terletak di dalam rahim tapi
melekat pada dinding luar indung telur. Akibatnya, setiap kali haid,
lapisan ini akan menghasilkan darah terus menerus yang akan tertimbun di
dalam ovarium dan menjadi kista. Kista ini dapat terjadi pada satu
ovarium. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama ketika haid atau
bersenggama.
3) Kista dermoid
Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik
kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi perubahan kearah keganasan,
seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur
melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak
diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista.
4) Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada
di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama
saat menstruasi dan infertilitas.
5) Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
6) Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.
7) Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan.
Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista
polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan
untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan
rasa sakit.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva
(bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara
lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang
tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta
inklusi epidermal (Doengoes, 2008).
C. Penyebab
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu
yaitu :
1)    Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
a)      Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b)      Zat tambahan pada makanan
c)      Kurang olah raga
d)      Merokok dan konsumsi alcohol
e)      Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f)       Sering stress
g)      Zat polutan
2)      Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker,
yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia
tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi
onkogen, yaitu gen pemicu kanker (Mansjoer, 2010).

D. Tanda dan Gejela


Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian
besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau
komplikasi tumor tersebut. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak
menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi
dan tidak spesifik.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a.   Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b.   Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c.   Nyeri saat bersenggama.
d.  Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin pendarahan lebih lama,
mungkin lebih pendek, atau mungkin tiak keluar darah menstruasi pada siklus
biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a.    Gangguan haid
b.   Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
c.    Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d.   Nyeri saat bersenggma
Pada stadium lanjut :
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut
(usus dan hati)
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat
penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat
merasa sesak nafas.
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium
seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan
mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor
marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein. Semua
pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi
hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada
pasien yang tersangka kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa
(Price, 2006).

E. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan
FSH dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal
sepanjang stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari
normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus
menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan
kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang
menyebabkan terjadinya ovarium polikistik.
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan
dengan abdomen dan pelvis dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga
abdomen dan pelvis. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra
peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan
berat pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro
intestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan
konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina
skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen
beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi.
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista
folikel dan luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap
sebagai varian fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel
graaf yang tidak ruptur atau pada  folikel yang sudah pecah dan segera menutup
kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah
lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm
dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa
dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel
teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat
menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang – kadang kista ini pecah, menimbulkan
perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut (Robbins, 2007).
Pathway
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian fokus
a. Biodata Klien
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Keluhan utama
- Klien biasanya mengeluh nyeri pada perut kanan bawah
- Klien biasanya merasa berat pada daerah pelvis dan cepat merasa
lelah.
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Tanyakan apakah klien pernah mengalami penyakit ini sebelumnya
f. Tanyakan apakah klien ada mengalami / menderita penyakt
molahidatidos / kehamilan anggur, kehamilan ektopik.
g. Riwayat penyakit Keluarga

Tanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama


denagn klien

h. Riwayat Obestri

·    Tanyakan kapan menstruasi terakhir?


·    Tanyakan haid pertama dan terakhir?
·    Tanyakan siklus menstruasi klien, apakah teratur atau tidak?
·    Tanyakan lamanya menstruasi dan banyaknya darah saat menstruasi?
·    Tanyakan apakah ada keluhan saat menstruasi?
·    Pernahkah mengalami abortus? Berapa lama perdarahan?
·    Apakah partus sebelumnya spontan, atern atau proterm?

i. Pola Kebiasaan

1)  Aktivitas / istirahat
·     Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari, adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti: nyeri, cemas,
berkeringat malam.
·      Kelemahan atau keletihan.
·      Keterbatasan latihan ( dalam berpartisipasi terhadap latihan ).
2)  Sirkulasi.
Palpitasi (denyut jantung cepat / tidak beraturan / berdebar-debar),
nyeri dada, perubahan tekanan darah.

3)  Integritas ego


·   Faktor stres (pekerjaan, keuangan, perubahan peran), cara
mengatasi stres (keyakinan, merokok, minum alkohol dan lain-
lain).
·    Masalah dalam perubahan dalam penampilan : pembedahan,
bentuk tubuh.
·    Menyangkal, menarik diri, marah.
4)       Eliminasi.
·    Perubahan pola defekasi, darah pada feces, nyeri pada defekasi.
·   Perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih, nematuri, sering
berkemih.
·    Perubahan pada bising usus : distensi abdoment.
5)       Makanan / cairan
·    Keadaan / kebiasaan diet buruk : rendah serat, tinggi lemak,
adiktif, bahan pengawet
·    Anorexsia, mual-muntah.
·    Intoleransi makanan.
·    Perubahan berat badan.
·    Perubahan pada kulit: edema, kelembaban.
6)       Neurosensori
Pusing, sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba)
7)       Nyeri
Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat)
h.      Pemeriksaan Fisik Head to Toe
1)       Inspeksi
a. Kepala         :  Rambut rontok, mudah tercabut, warna rambut.
b. Mata            :  Konjungtiva tampak anemis, icterus pada sklera.
c. Leher      : Tampak adanya pembesaran kelenjar limfe dan
bendungan vena jugularis.
d. Payudara :  Kesimetrisan bentuk, adanya massa.
e. Dada :   Kesimetrisan, ekspansi dada, tarikan dinding dada
pada inspirasi, frekuensi per-nafasan.
f. Perut  :   Terdapat luka operasi, bentuk, warna kulit,
pelebaran vena-vena abdomen, tampak pembesaran striae.
g. Genitalia     :   Sekret, keputihan, peradangan, perdarahan, lesi.
h. Ekstremitas :   Oedem, atrofi, hipertrofi, tonus dan kekuatan otot.
2)       Palpasi
a. Leher          :   Pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar
submandibularis.
b. Ketiak         :   Pembesaran kelenjar limfe aksiler dan nyeri tekan.
c. Payudara     :   Teraba massa abnormal, nyeri tekan.
d. Abdomen    :  Teraba massa, ukuran dan konsistensi massa, nyeri
tekan, perabaan hepar, ginjal dan hati.
3)       Perkusi
a. Abdomen    :   Hipertympani, tympani, redup, pekak, batas-batas
hepar.
b. Refleks       :   Fisiologis dan patologis
4)       Auskultasi
Abdomen meliputi peristaltik usus, bising usus, aorta abdominalis
arteri renalis dan arteri iliaca.

B. Diagnosa Keperawatan
a.    Preoperasi

1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses penyakit


(penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen.
2) Gangguan eliminasi urinarius, perubahan/retensi berhubungan dengan
adanya edema pada jaringan lokal.
3) Cemas berhubungan dengan diagnosis dan rencana pembedahan.
b.    Post operasi

1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post operasi


2) Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan pembedahan
3) Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas (nyeri paska
pembedahan)
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit
(jaringan, perubahan sirkulasi).
C. Rencana Asuhan Keperawatan
a.    Preoperasi

Perencanaan
No Dx
Tujuan Intervensi Rasional

1. I Rasa nyeri klien 1. Kaji penyebab nyeri 1. Penyebab diketahui


hilang/ berkurang 2. Monitor TTV sehingga dapat dengan
setelah tinakan 3. Ajarkan tehnik mudah menentukan
keperawatan 3 × 24 relaksasi intervensi
jam. 4. Atur posisi yang 2. Perubahan TTV
Kriteria hasil: nyaman merupakan identifikasi
1. Klien tidak 5. Kaji skala nyeri diri terhadap
mengeluh perkembangan px
nyeri / nyeri 3. Tehnik relaksasi akan
berkuran membantu otot-otot
2. TTV normal berelaksasi sehingg
Menunjukkan persepsi nyeri akan
nyeri berkurang
berkurang/terko 4. Posisi yang
ntrol sesuai/nyaman akan
3. Menunjukkan mambantu otot-otot
ekspresi berelaksasi sehingga
wajah/postur nyeri berkurang
tubuh rileks 5. Skala nyeri
4. Berpartisipasi menunjukan respon px
dalam aktivitas terhadap nyeri.
dan
tidur/istirahat
dengan tepat
5. Skala nyeri 0
dari skala nyeri
2. II 0-10. 1. Pantau pola
penolakan. 1. Informasi ini sangat
2. Palpasi kandung penting untuk
Gangguan eliminasi kemih merncakan perawatan
urin dapat 3. Tingkatkan masukan dan mempengaruhi
berkurang/hilang cairan 2000 – 3000 pilihan intervensi
setelah dilakukan ml/hari (28 tpm - 48 invidu.
tindakan tpm) 2. Distensi kanung kemih
keperawatan kurang 4. Hindari tanda - mengindikasi retensi
selama 3 × 24 jam. tanda penolakan urinarius.
Kriteria hasil: verbal atan 3. Mempertahankan
1. Klien dapat nonverbal. hidrasi aekuat dan
mempertahan meningkatkan fungsi
kan atau ginjal
memperoleh
pola eliminasi
yang efektif
4. Ekspresi kekecewaan
akan menurunkan rasa
2. Klien ikut serta percaya diri dan tidak
dalam membantu
pengobatan. mensukseskan
3. Memulai program.
3. III perubahan gaya
1. Bina hubungan yang
hidup yang
terapeutik dengan
diperlu
klien.
2. Kaji dan pantau
1. Hubungan yang
terus tingkat
cemas dapat terapeutik dapat
kecemasan klien.
berkurang dan hilang menurunkan tingkat
3. Berikan penjelasan
dan pengetahuan kecemasan klien.
tentang semua
klien bertambah 2. Mengidentifikasi
permasalahan yang
setelah dilakukan lingkup masalah secara
berkaitan dengan
tindakan dini, sebagai pedoman
penyakitnya.
keperawatan 2 × 24 tindakan selanjutnya.
4. Libatkan orang
jam. 3. Informasi yang tepat
terdekat ssesuai
Kriteria hasil: menambah wawasan
indikasi bila
1. Klien dapat klien sehingga klien
keputusan penting
menuturkan tahu tentang keadaan
akan dibuat.
pemahanan dirinya.
kondisi, efek 4. Menjamin sistem
prosedur dan pendukung untuk klien
pengobatan dan memungkinkan
2. Klien dapat orang terdekat terlibat
menunjukkan dengan tepat.
prosedur yang
diperlukan dan
menjelaskan
alasan suatu
tindakan
3. Klien memulai
perubahan gaya
hidup yang
diperlukan dan
ikut serta dalam
program
perawatan
b.        Post Operasi

No Dx Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional

1. I Gangguan rasa 1. Kaji skala nyeri 1. Untuk mengetahui tingkat


nyaman (nyeri) 2. Kaji faktor yang nyeri
berkurang / hilang memperberat dan 2. Dapat membantu perawat
setelah tindakan memperingan nyeri dalam memberikan
keperawatan 2 × 24 3. Observasi TTV intervensi berikutnya
jam. 4. Atur posisi klien 3. Peningkatan Tekanan
Kriteria hasil: senyaman mungkin Darah dan nadi
1. Klien mengatakan 5. Anjurkan tehnik menandakan adanya nyeri
tidak pernah nyeri relaksasi 4. Mengurangi rasa nyeri
lagi 6. Alihkan perhatian 5. Memberikan rasa nyaman
2. Klien tidak klien dari rasa nyeri pada klien
tampak meringis 7. Ciptakan lingkungan 6. Agar klien tidak terlalu
lagi nyaman bagi klien merasakan nyerinya
3. Klien tidak lagi 8. Kolaborasi: 7. Memberikan kenyamanan
memegangi area♦       Berikan analgetik sesuai sehingga mengurangi
nyeri indikasi nyeri
4. Skala nyeri 0 8. Kolaborasi:
(tidak ada nyeri) Analgetik dapat mengurangi
dari skala nyeri 0- nyeri
10.
5. TTV dalam batas
normal
6. Klien tampak
rileks

2. II Resiko infeksi pada 1. Kaji tanda-tanda 1. Dapat menentukan


luka post operasi infeksi intervensi yang tepat
dapat dicegah setelah 2. Observasi TTV klien 2. Mengetahui status
dilakukan tindakan 3. Lakukan perawatan kesadaran umum klien
keperawatan 2 × 24 luka dengan tehnik 3. Meminimalkan
jam. aseptik dan anti septik masuknya mikro
Kriteria hasil: 4. Jaga kebersihan area organisme
1. Tidak terdapat sekitar luka 4. Mencegah penyebaran
tanda-tanda infeksi 5. Diskusikan dengan infeksi
seperti kemerahan, klien dan keluarga 5. Istirahat menurunkan
bengkak, nyeri, klien tentang proses metabolisme,
panas pada area perawatan luka post memungkinkan O2
luka post op operasi dan nutrien digunakan
2. Insisi luka operasi 6. Tingkatkan istirahat untuk penyembuhan
tampak mongering 7. Kolaborasi: 6. Kolaborasi
Beri Antibiotik sesuai
♦         Anti biotik untuk
indikasi mematikan mikro organisme

3. Suhu tubuh klien


dalam batas
normal (36-37,2
C)
3. III 1. Kaji defisit perawatan 1. Untuk menentukan dan
Defisit perawatan diri diri klien mengetahui tingkat
tidak terjadi setelah 2. Anjurkan keluarga defisit perawatan klien
dilakukan tindakan untuk menyeka klien guna memberikan
keperawatan 2 × 24 tiap pagi dan sore hari perawatan.
jam. 3. Anjurkan keluarga 2. Agar kebersihan diri klien
Kriteria hasil: klien untuk tetap terjaga
1. Klien dapat mengganti pakaian 3. Agar klien merasa
mandi sendiri klien 2 × sehari nyaman dengan pakaian
2. Klien bebas dari 4. Berikan penjelasan yang bersih.
bau kepada klien dan 4. Untuk meningkatkan
3. Klien tampak keluarga tentang pengetahuan klien
menunjukkan pentingnya tentang personal hygene
kebersihan kebersihan diri setelah post operasi
4. Klien nyaman setelah post operasi. 5. Personal hygene
5. Menyeka klien terpenuhi
6. Mengganti sprei 6. Agar klien merasa
nyaman dan bersih.

4. IV 1. Periksa luka secara 1. Mengobservasi adanya


Luka operasi teratur, catat kegagalan proses
mencapai karakteristik dan penyembuhan luka
penyembuhan setelah integritas kulit. 2. Mencegah kontaminasi
tindakan keperawatan 2. Anjurkan pasien untuk luka
2 × 24 jam. tidak menyentuh 3. Mengurangi resiko
Kriteria hasil : daerah luka trauma kulit.
1. Tercapainya 3. Secara hati-hati 4. Diberikan secara
penyembuhan lepaskan perekat dan profilaksis atau untuk
luka pembalut saat mengobati infeksi
2. Mencegah mengganti balutan khusus dan
komplikasi 4. Kolaborasi Pemberian meningkatkan
3. Tidak timbul antibiotik penyembuhan.
jaringan parut
Proses keperawatan praoperatif kista ovarium

Di ruang prabedah (ruang sementara), perawat melakukan pengkajian ringkas


mengenai kondisi fisik pasien dan kelengkapan yang berhubungan dengan
pembedahan. Diagnosa keperawatan individu tergantung pada pengkajian
keperawatan. Tinjau rekam medik untuk merencanakan kebutuhan pasien yang
spesifik dalam hubungan nya dengan pendekatan bedah yang di rencanakan,
posisi pasien, kebutuhan perlengkapan dan peralatan khusus, tindakan
pendahuluan ( jalur kateter IV, cukur dan lain-lain)

Pengkajian ringkas tersebut sebagai berikut

a) Validasi: perawat melakukan konfirmasi kebenaran identitas pasien


dengan data dasar untuk mencocokan prosedur jenis pembedahan yang
akan di lakukan
b) Kelengkapan administrasi: status rekam medik,data-data penunjang
(laboratorium,radiologi, hasil CT-Scan,serta nomor serial tengkorak harus
tersedia ), dan kelengkapan informed consent.
c) Kelengkapan alat dan sarana : sarana pembedahan seperti benang ,cairan
intra vena, dan obat antibiotik profilaksis sesuai dengan kebijakan
instruksi.
d) Pemeriksaan fisik: terutama tanda-tanda vital dan neurovaskuler
(parestesia,kesemutan,paralisis), serta pencukuran rambut
e) Tingkat kecemasan dan pengetahuan pembedahan

Diagnosa keperawatan di ruang sementara yang lazim di gunakan adalah


kecemasan dan pemenuhan informasi

Rencana intervensi yang lazim di lakukan adalah sebagai berikut:

a) Observasi TTV dan berkolaborasi dengan tim medis apabila di


temukan perubahan atau ketidaknormalan dari hasil pemeriksaan
TTV. Observasi TTV merupakan data dasar yang penting sebagai
bahan evaluasi pasca bedah di ruang pemulihan.
b) Pengaturan posisi fisiologis untuk penurunan respons nyeri.
c) Komunikasi trapeutik dan dukungan psikologis untuk menurunkan
tingkat kecemasan
d) Penjelasan singkat tentang prosedur yang akan di lakukan perawat
dan dokter selama pasien masih sadar
e) Pemasangan kateter IV dengan jarum berdiameter besar

Evaluasi yang di harapkan pada pasien di ruang sementara adalah sebagai berikut

a) TTV dalam batas normal


b) Respons nyeri tidak meningkat dan perdarahan dapat terkontrol
c) Tingkat kecemasan pasien menurun
d) Pasien mendapat dukungan psikologis dan secara singkat dapat
menjelaskan perihal tentang prosedur pembedahan
e) Pasien sudah terpasang kateter IV

PROSES KEPERAWATAN INTRAOPERATIF KISTA OVARIUM

Asuhan keperawatan di fokuskan pada optimalisasi pembedahan , baik dukungan


psikologis prainduksi di ruangan sementara sampai pasien selesai ke ruang pulih
sadar.

Pengkajian lengkapan pembedahan sangat lah penting di perhatikan, terutama


persiapan tranfusi darah, dimana biasanya bedah akan banyak terjadi kehilangan
darah. Pemeriksaan TTV di sesuaikan pada pasien fase praoperatif dan nanti akan
di sesuaikan pada pascaoperatif di ruang pulih sadar. Pemeriksaan status
respirasi,kardiovaskuler, dan perdarahan perlu di perhatikan dan segera di
kolaborasikan apabila terdapat perubahan yang mencolok. Selama melakukan
pengkajian, perlu di perhstikan tingkat kecemasan pasien dan kemampuan untuk
memahami diagnosis, operasi yang direncanakan.

Diagnosa keperawatan intraopratif kista ovarium yang lazim sebagai berikut

1. Resiko cidera berhubungan dengan pengaturan posisi bedah dan terutama


prosedur pembedahan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan post de entree luka pembedahan dan
penurunan imunitas skunder efek anastesi

Rencana intervensi

Tujuan umum keperawatan pada jenis pembedahan ginekologi adalah penurunan


resiko cidera, mencegah kontaminasi intraoperatif,dan optimalisasi hasil
pembedahan.

Intervensi Rasional
Kaji ulang identitas pasien Perawat ruang operasi memeriksa
kembali identitas dan kardek
Siapkan sarana pendukung pembedahan Sarana pendukung seperti kateter urine
lengkap,alat pengisap (suction)
lengkap, dan spons dalam kondisi siap
pakai
Siapkan sarana scrub Sarana scrub, meliputi cairan antiseptik
cuci tangan pada tempat nya,gaun
(terdiri dari gaun kedap air dan baju
bedah steril),duk penutup, dan duk
berlubang dalam kondisi lengkap dan
siap pakai.
Siapkan instrumen bedah Manajemen instrumen di lakukan
perawatan istrumen sebelum
pembedahan
Siapkan alat hemostasis dan alat Alat hemostasis merupakan fondasi dari
cadangan dalam kondisi siap pakai tindakan operasi untuk nebcegah
terjadinya pendarahan akibat kerusakan
pembukuh darah arteri.
Siapkan obat-obatan untuk pemberian Obat-obatan anastesi yang di siapkan
anastesi umum meliputi obat pelemas otot dan anastesi
umum
Siapkan alat-alat intubasi endostrakeal Intubasi endostrakeal di gunakan untuk
menjaga kepatenan jalan nafas

PROSES KEPERAWATAN PASCAOPERATIF

Proses keperawatan pascaoperatif merupakan salah satu bagian dari asuhan


keperawatan preoperatif, dimana asuhan yang di beri pada pasien dari kamar
operasi dan di ruang pulih sadar sampai kesadaran pasien pulih optimal.

DI RUANG PULIH SADAR

Asuhan keperawatan pascabedah di ruang pulih sadar secara umum sama dengan
asuhan keperawatan pascabedah dengan anastesi umum lain nya

DI RUANG RAWAT INAP

Fokus asuhan keperawatan pascaoperatif di ruang rawat inap adalah melanjutkan


asuhan yang di lakukan di ruang intensif, yaitu sebagai berikut.

1. Manajemen nyeri keperawatan.


2. Manajemen ambulasi dini dan penurunan resiko cidera.
3. Manajemen drainase dan perdarahan.
4. Manajemen asuhan keperawatan resiko infeksi pasca bedah.
5. Manjemen mobilisasi.
6. Manajemen eliminasi.
7. Manajemen nutrisi.
8. Penyuluhan pasien dan pemeliharaan kesehatan.
EVALUASI KEPERAWATAN PASCAOPERATIF

Evaluasi yang di harapkan pada pasien adalah sebagai berikut

1. Kembalikan fungsi fisiologis pada seluruh sistem secara normal.


2. Tidak terjadi komplikasi pascabedah.
3. Dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman.
4. Tidak terjadi infeksi luka operasi.
5. Hilangnya rasa cemas.
6. Meningkat nya konsep diri pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. (2008). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi jilid 4. Jakarta: EGC.

Mansjoer. (2010). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.

Rustam, M. (2006). Sinopsis Obstetris, Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai