KISTA OVARIUM
A. Definisi
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan atau abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong [ CITATION Agu08 \l 1057 ].
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi
cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. Kista
ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi
Kista adalah tumor jinak di yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik,
berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang
berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya. Kista termasuk tumor
jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu
terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian
tubuh lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan
pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya (Lowdermilk,
2005).
B. Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu :
a. Kista non-neoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan
biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan.
1) Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda, sebagian akibat folikel de
graft yang matang karena tidak dapat menyerap cairan setelah ovulsi. Kista
ini bisanya asimptomotik kecuali jika robek, dimana kasus ini terdapat
nyeri pada panggul. Jika kista tidak robek, bisanya meyusut setelah 2-3
siklus menstrusi.
2) Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesteron
akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri,
tendenderness pada ovari, keterlambatan menstuasi dan siklus menstuasi
yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat mengakibatkan
haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang selama 1-
2 siklus menstruasi.
3) Sindroma rolisistik ovarium
Terjadi ketika endokrin tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang
terlalu tinggi, testosteron dan LH serta penurunan sekresi FSH. Tanda dan
gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens
tidak teratur, infertilitas.
4) Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat
lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine (HCG).
b. Kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada
ukuran dan sifatnya.
1) Kistadenoma
Berasal dari pembungkus ovarium yang tumbuh menjadi kista. Kista ini
juga dapat menyerang ovarium kanan atau kiri. Gejala yang timbul
biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti vesika
urinaria sehingga dapat menyebabkan inkontinensia atau retensi. Jarang
terjadi tapi mudah menjadi ganas terutama pada usia di atas 45 tahun atau
kurang dari 20 tahun.
2) Kista coklat (endometrioma)
Terjadi karena lapisan di dalam rahim tidak terletak di dalam rahim tapi
melekat pada dinding luar indung telur. Akibatnya, setiap kali haid,
lapisan ini akan menghasilkan darah terus menerus yang akan tertimbun di
dalam ovarium dan menjadi kista. Kista ini dapat terjadi pada satu
ovarium. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama ketika haid atau
bersenggama.
3) Kista dermoid
Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik
kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi perubahan kearah keganasan,
seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur
melalui proses partenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak
diperut bagian bawah karena torsi tangkai kista.
4) Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada
di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama
saat menstruasi dan infertilitas.
5) Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
6) Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.
7) Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan.
Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista
polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan
untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan
rasa sakit.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva
(bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara
lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang
tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta
inklusi epidermal (Doengoes, 2008).
C. Penyebab
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu
yaitu :
1) Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
a) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b) Zat tambahan pada makanan
c) Kurang olah raga
d) Merokok dan konsumsi alcohol
e) Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f) Sering stress
g) Zat polutan
2) Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker,
yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia
tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi
onkogen, yaitu gen pemicu kanker (Mansjoer, 2010).
E. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan
FSH dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal
sepanjang stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari
normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus
menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan
kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang
menyebabkan terjadinya ovarium polikistik.
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan
dengan abdomen dan pelvis dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga
abdomen dan pelvis. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra
peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan
berat pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro
intestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan
konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina
skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen
beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi.
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista
folikel dan luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap
sebagai varian fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel
graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup
kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah
lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm
dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa
dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel
teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat
menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang – kadang kista ini pecah, menimbulkan
perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut (Robbins, 2007).
Pathway
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian fokus
a. Biodata Klien
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Keluhan utama
- Klien biasanya mengeluh nyeri pada perut kanan bawah
- Klien biasanya merasa berat pada daerah pelvis dan cepat merasa
lelah.
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Tanyakan apakah klien pernah mengalami penyakit ini sebelumnya
f. Tanyakan apakah klien ada mengalami / menderita penyakt
molahidatidos / kehamilan anggur, kehamilan ektopik.
g. Riwayat penyakit Keluarga
h. Riwayat Obestri
i. Pola Kebiasaan
1) Aktivitas / istirahat
· Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari, adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti: nyeri, cemas,
berkeringat malam.
· Kelemahan atau keletihan.
· Keterbatasan latihan ( dalam berpartisipasi terhadap latihan ).
2) Sirkulasi.
Palpitasi (denyut jantung cepat / tidak beraturan / berdebar-debar),
nyeri dada, perubahan tekanan darah.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Preoperasi
Perencanaan
No Dx
Tujuan Intervensi Rasional
No Dx Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Evaluasi yang di harapkan pada pasien di ruang sementara adalah sebagai berikut
Rencana intervensi
Intervensi Rasional
Kaji ulang identitas pasien Perawat ruang operasi memeriksa
kembali identitas dan kardek
Siapkan sarana pendukung pembedahan Sarana pendukung seperti kateter urine
lengkap,alat pengisap (suction)
lengkap, dan spons dalam kondisi siap
pakai
Siapkan sarana scrub Sarana scrub, meliputi cairan antiseptik
cuci tangan pada tempat nya,gaun
(terdiri dari gaun kedap air dan baju
bedah steril),duk penutup, dan duk
berlubang dalam kondisi lengkap dan
siap pakai.
Siapkan instrumen bedah Manajemen instrumen di lakukan
perawatan istrumen sebelum
pembedahan
Siapkan alat hemostasis dan alat Alat hemostasis merupakan fondasi dari
cadangan dalam kondisi siap pakai tindakan operasi untuk nebcegah
terjadinya pendarahan akibat kerusakan
pembukuh darah arteri.
Siapkan obat-obatan untuk pemberian Obat-obatan anastesi yang di siapkan
anastesi umum meliputi obat pelemas otot dan anastesi
umum
Siapkan alat-alat intubasi endostrakeal Intubasi endostrakeal di gunakan untuk
menjaga kepatenan jalan nafas
Asuhan keperawatan pascabedah di ruang pulih sadar secara umum sama dengan
asuhan keperawatan pascabedah dengan anastesi umum lain nya
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer. (2010). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.