Anda di halaman 1dari 24

SURVEI 2D METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI

DIPOLE-DIPOLE: DESAIN SURVEI


(Laporan Praktikum Metode Geolistrik)

Oleh

Siska Erna Sephiana


1915051025

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Judul Praktikum : Survei 2d Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole:
Desain Survei

Tanggal Praktikum : 20 Oktober 2020

Tempat Praktikum : Ruang Kelas TG-3

Nama : Siska Erna Sephiana

NPM : 1915051025

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 7 (Tujuh)

Bandar Lampung, 3 November 2020


Mengetahui,
Asisten

Denta Winardi
NPM . 1815051024

i
SURVEI 2D METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI
DIPOLE-DIPOLE: DESAIN SURVEI

Oleh
Siska Erna Sephiana

ABSTRAK

Pada praktikum bab ini dengan judul Survei 2D metode konfigurasi dipole-dipole:
desain survei, dimana dijelaskan bahwa pada setiap pengukuran dan survei desain
geofisika harus diawali dengan mendesain daerah survei terlebih dahulu dengan
tujuan agar pada saat pengukuran mendapatkan data sesuai dengan apa yang
diharapkan. kemudian tujuan dari melakukan praktikum pada bab ini yaitu agar
praktikan memahami konsep desain survey 2D, kemudian agar mampu mendesain
pengukuran geolistrik tahanan jenis 2D konfigurasi dipole-dipole yang efektif dan
efisien, dan juga mampu meakukan analisis awal dari desain survei yang telah
dibuat. desain survey ini memerlukan beberapa data pendukung seperti data
geologi, topografi, sumur dan lain-lain dan dilakukan survei pendahuluan yaitu
penentuan lintasan, dan panjang lintasan untuk pengambilan data tersebut sangat
menentukan jarak antar spasi elektroda dan posisi penempatan peralatan survei.
maka desain survei 2D ini penting untuk dipelajari karena survei 2D digunakan
untuk menggambarkan perencanaan sebelum melakukan eksplorasi.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan Praktikum....................................................................................1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan.........................................................................................5
B. Diagram Alir.............................................................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan.....................................................................................7
B. Pembahasan..............................................................................................7
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar.1 Alat Tulis...............................................................................................4

Gambar.2 Modul Praktikum...................................................................................4

Gambar 3. Google Earth.........................................................................................4

Gambar 4. Mapsource.............................................................................................4

Gambar 5. Diagram Alir.........................................................................................5

Gambar 6. Desain Survey pada Google Earth........................................................8

Gambar 7. Desain Survey pada Mapsource............................................................8

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Geofisika merupakan ilmu


yang mempelajari
C. tentang komposisi dan
struktur dari bagian
D. dalam bumi. Hampir semua
dari yang kita
E. pahami tentang bumi di bawah
permukaan yang
F. terlihat dari pengamatan yang
berhubungan
G. dengan geofisika. Beberapa
metode geofisika
H. yang secara luas
mempekerjakan untuk pekerja-
I.an eksplorasi berupa seismik,
gravitasi, geomag-
J.net, geolistrik, georadar dan well
logging.
Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi dan struktur
dari bagian dalam bumu. Hampir semua dari yang kita pahami tentang bumi di
bawah permukaan yang dari pengamatan berhubungan dengan geofisika.
beberapa metode geofisika yang secara luas mempekerjakan untuk pekerjaan
eksplorasi berupa seismic, gravitasi, geomagnet, geolistrik dan well logging.

Metode Geolistrik Tahanan Jenis adalah salah satu metode eksplorasi


geofisika yang menggunakan sifat kelistrikan untuk mempelajari keadaan
bawah permukaan seperti stratigrafi, struktur geologi dan distribusi sifat
material. Dalam eksplorasi geolistrik tahapan awal yang dilakukan adalah
investigasi benda yang ingin ditemukan, lalu membuat disain survey,
penentuan konfigurasi, akuisisi data dan yang terakhir adalah pengolahan data
atau processing data. Dalam proses pengolahan data terdapat jenis data yaitu
1D, 2D, dan 3D. Dalam tahapan identifikasi dapat dilakukan dengan
menggunakan konfigurasi dipole-dipole dengan teknik sounding mapping.

Metode geolistrik menghasilkan


informasi
pada lapisan yang mempunyai
daya hantar
listrik yang digunakan untuk
memetakan
bedrock di dalam airtanah untuk
penentuan
kadar garam.
Metode geolistrik menghasilkan informasi pada lapisan yang mempunyai daya
hantar listrik digunakan untuk memetakan bedrock di dalam air tanah untuk
penentuan kadar garam. Pada metode ini, arus listrik searah atau bolak-balik
berfrekuensi rendah diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda
arus beda potensial yang terjadi diukur melalui dua buah elektroda beda
potensial.

K. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum adalah sebagai berikut:


1. Memahami konsep desain survey 2D.
2. Mampu mendesain pengukuran geolistrik tahanan jenis 2D konfigurasi
Dipole-dipole yang efektif dan efisien.
3. Mampu melakukan analisis awal dari desain survei yang telah dibuat.
II. TEORI DASAR

Metode geofisika dapat digunakan untuk penentuan secara tidak langsung


keberadaan dan sifat material geologi di bawah permukaan. Ketebalan material
tidak terkonsolidasi, kedalaman muka air tanah, lokasi patahan, dan kedalaman
batuan dasar dapat juga ditentukan. Pada beberapa keadaan, lokasi, ketebalan, dan
keterdapatan material bawah permukaan, seperti endapan kerikil atau lapisan
lempung dapat dievaluasi. Seperti halnya seluruh investigasi hidrogeologi,
pendefinisian masalah secara teliti dan penentuan tipe informasi yang perlu
diselesaikan seharusnya dibuat sebelum survei geofisika dilaksanakan. Survei
geofisika harus direncanakan untuk menghasilkan sejumlah data penting dengan
biaya efisien (Fetter, 1988).

Survei geoifisika merupakan cara murah untuk meningkatkan pemahaman tentang


kondisi geologi. Teknik prospeksi geofisika data menjadi data pelengkap untuk
membuat penampang geologi walaupun tidak ada data pemboran. (Rao, et al.
2011).

Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup banyak
digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena
resitivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya dimana bumi
dianggap sebagai sebuah resistor. Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis
adalah salah satu jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari
keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam
batuan di bawah permukaan bumi (Hendrajaya, 1990).

Berdasarkan pada tujuan penyeledikannya, metode geolistrik tahanan jenis dapat


dibagi menjadi dua yaitu mapping dan sounding. Aplikasi teknik mapping
memberikan informasi lapisan bawah permukaan secara horisontal. Aplikasi
teknik sounding memberikan informasi detail pada kedalaman dan karakteristik
air bawah permukaan pada daerah penelitian (Ezeh & Ugwu, 2010: 420).
Dalam metode geolistrik pada dasarnya menggunakan konsep perambatan arus
listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Aliran arus listrik dalam
batuan/mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara
6

elektronik, konduksi secara elektrolitik dan konduksi secara dielektrik. Konduksi


elektronik terjadi jika batuan/mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga
arus listrik yang dialirkan dalam batuan/mineral dibawa oleh elektron-elektron
bebas itu. Konduksi secara elektrolitik terjadi jika batuan/mineral bersifat porus
dan pori-pori tersebut terisi cairan-cairan elektrolitik. Pada kondisi ini arus listrik
dibawa oleh ion-ion elektrolitik. Sedang konduksi dielektrik terjadi jika
batuan/mineral dielektrik terhadap aliran arus listrik yaitu terjadi polarisasi saat
bahan dialiri listrik (Telford et al., 1990).

Rangkaian elektroda konfigurasi dipole – dipole jarak antara pasangan elektroda


arus adalah “a” yang besarnya sama dengan jarak pasangan elektroda potensial.
Terdapat besaran lain dalam susunan ini, yakni “n”. Ini adalah perbandingan
antara jarak elektroda arus potensial terdalam terhadap jarak antara kedua pasang
elektroda arus atau potensial. Besarnya “a” dibuat tetap serta faktor “n” meningkat
mulai dari 1 ke 2 ke 3 sampai sekitar 6 untuk meningkatkan kedalaman
pengukuran (Rohidah, 2009).

Metode geolistrik yaitu salah satu metode yang cukup banyak digunakan dalam
dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena resistivitas dari batuan
sangat sensitif terhadap kandungan airnya. Sebenarnya ide dasar dari metode ini
sangatlah sederhana, yaitu dengan menganggap bumi sebagai suatu resistor.
Metode geolistrik resistivitas berdasarkan tujuan penelitiannya dibagi menjadi 2
kelompok besar, yaitu metode resistivity mapping dan metode resistivity
sounding. Metode geolistrik banyak digunakan dalam eksplorasi mineral maupun
masalah lingkungan (Reynold, 1997).

Studi hambatan listrik dari geofisika dapat dipahami dalam konteks dari aliran
arus melalui medium dibawah permukaan yang terdiri dari lapisan bahan dengan
resistivitas yang berbeda. Resistivitas () dari bahan adalah ukuran seberapa baik
bahan menghambat aliran arus listrik (Margaworo, Ayu. 2009).

konfigurasi dipole-dipole, yaitu metode geolistrik dilakukan menggunakan arus


listrik sebagai sumber pencarian bawah permukaan dan mendeteksi potensial dari
tanah yang dialiri listrik tersebut (Saptadji, 2002).

Metode geolistrik resistivitas konfigurasi Dipole-dipole adalah salah satu dari


beberapa metode geolistrik yang digunakan untuk menentukan nilai resistivitas
(R) pada obyek yang diteliti. Metode ini dapat diterapkan untuk tujuan
mendapatkan gambaran bawah permukaan pada obyek yang penetrasinya relatif
lebih dalam dibandingkan dengan metode sounding lain seperti konfigurasi
Wenner dan konfigurasi Schlumberger (Loke, 1995).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul Praktikum

Gambar 3. Google Earth

Gambar 4. Mapsource
8

B. Diagram Alir

Adapun diagram alir pada praktikum ini sebagai berikut :

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Mempelajarai bagaimana mengakuisisi data

Mempelajari bagamaimana tahap melakukan desain


survei 2D Konfigurasi Dipole-dipole

Melakukan desain survei 2D menggunakan Google


Earth dan MapSource

Selesai

Gambar 5. Diagram Alir


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan terdapat pada pembahasan dan lampiran.

B. Pembahasan

Pada praktikum bab 6 mengenai survei 2D metode geolistrik konfigurasi


dipole-dipole desain survei dijelaskan bahwa dalam melakukan desain survei
2D konfigurasi yang digunakan biasanya adalah konfigurasi dipole-dipole.
konfigurasi dipole-dipole merupakan konfigurasi yang paling sederhana
dimana memiliki susunan empat elektroda yang terdiri dari dua elektroda arus
dan dua elektroda potensial dan dimana sepasang elektroda arus dan sepasang
elektroda potensial memiliki spasi (a) yang sama sebesar dan kedua sepasang
elektroda ini terpisah sejauh na. Kemudian dijelaskan bahwa setiap
pengukuran dan survey metode geofisika harus diawali dengan mendesain
daerah survei terlebih dahulu begitu juga dengan metode geolistrik dimana
desain survei harus dibuat terlebih dahulu agar mendapatkan data sesuai
dengan apa yang diharapkan. dalam pembuatann desain survei untuk teknik
pengukuran 2D atau metode mapping membutuhkan beberapa pertimbangan
yaitu yang pertama jumlah biaya yang dibutuhkan, kemudian estimasi waktu,
area coverage, kondisi lokasi pengukuran mulai dari topografi, geologi
regional dan local, kepadatan pemukiman serta hal lain yang dapat
memegaruhi pelaksanaan pengukuran dan hasil yang didapat, dan juga
penyesuaian taret eksplorasi dengan konfigurasi yan digunakan, dan terakhir
mempertimbangkan jenis alat yang akan digunakan jenis semi-manual atau
full-otomatis. setelah mempelejari mengenai pengertian dan kegunaan dari
survei 2D, praktikan membuat sebuah desain survei 2D dengan menggunakan
Google Earth dan Mapsource dimana pada praktikum ini melakukan
pengambilan titik di lapangan sepak bola unila, dengan mengambil titik
koordinat dari masing-masing titik pengukuran tersebut dan mengakuisisi pada
Mapsource.
10

Konfigurasi Wenner merupakan salah satu konfigurasi dalam eksplorasi


Geofisika dengan susanan elektroda terletak dalam satu garis yang simetris
terhadap titik tengah. Konfigurasi elektroda Wenner memiliki resolusi vertikal
yang bagus, sensitivitas terhadap perubahan lateral yang tinggi tapi lemah
terhadap penetrasi arus terhadap kedalam. Konfigurasi Wenner dapat
digunakan untuk menganalisis jenis cair dan kerak misalnya beraneka ragam
jenis mineral dengan nilai resistivitas yang berkisar antara 55.5 – 48911 Ohm
meter, dan jenis-jenis materialnya air tanah, batuan gamping, konglomerat dan
lain sebagainya. kemudian konfigurasi wenner digunakan untuk menentukan
struktur tanah, kemudian dapat juga digunakan untuk mengetahui aliran
rembesan pada bendungan karena sesuai dengan kondisi struktur bendungan,

Gambar 6. Desain Survey pada Google Earth

Gambar 7. Desain Survey pada Mapsource

Adapun tahapan yang dilakukan untuk membuat survei 2D yang pertama


adalah menentukan target yang akan dilakukan survei 2D, hal ini penting
untuk dilakukan karena dapat memudahkan dalam proses identifikasi pada
daerah survei tersebut sehingga daerah yang bukan target dapat dieleminasi.
Selain itu hal penting lain yang harus dilakukan sebelum dilakukan survei 2D
11

adalah identifikasi kondisi geologi dan topografi yang akan dilakukan survei.
Identifikasi ini penting dilakukan untuk memperkirakan apakah mungkin
daerah tersebut dilakukan survei 2D dengan mempertimbangkan estimasi
waktu, estimasi biaya, jenis alat dan area coverage yang akan dilakukan
akuisisi. Selanjutnya pada tahap pembuatan survei 2D dapat digunakan
software Google Earth dan Map Source untuk membuat titik-titik atau grid
dan line sepanjang lintasan daerah yang akan dibuat desain surveinya.
Pembuatan grid dan line ini dapat dilakukan dengan cara memilih menu Add
Placemark pada Google Earth, kemudian ubah nama grid tersebut sesuai
dengan urutan jalur yang telah ditentukan, setelah nama titik tersebut dirubah,
klick sesuai dengan lintasan yang telah ditentukan hingga setiap titik
memenuhi setiap lintasan tersebut, kemudian hubungkan setiap grid tersebut
menggunakan menu Add Path agar dapat membuat line disepanjang grid
tersebut. Setelah semua grid dan line berada pada lintasan survei, input semua
data koordinat titik tersebut kedalam menu Way Point pada Map Source
sehingga akan terbentuk desain survei sesuai dengan yang ada pada Google
Earth., kemudian hubungkan grid tersebut menggunakan menu Begin Track.
Setelah desain survei dapat digunakan, maka tahap akuisisi akan dapat
terlaksana,
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut :


1. Metode geofisika dapat digunakan untuk penentuan secara tidak langsung
keberadaan dan sifat material geologi di bawah permukaan.
2. konfigurasi dipole-dipole, yaitu metode geolistrik dilakukan menggunakan arus
listrik sebagai sumber pencarian bawah permukaan dan mendeteksi potensial
dari tanah yang dialiri listrik tersebut.
3. Konfigurasi dipole-dipole yaitu konfigurasi dimana sepasang elektroda antara
arus dan potensial terpisah, jarak spasi antar elektroda C1-C2 dan P1-P2 adalah
a, sedangkan untuk jarak C1 dan P1 adalah na, atau lebih singkat dinyatakan
jarak antar dipole harus lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Ezeh, C. C. & G. Z. Ugwu. 2010. Geoelectrical Sounding For Estimating


Groundwaterpotential in Nsukka L.G.A. Enugu State, Nigeria. International
Journal of the Physical Sciences, 5(5): 415-420.

Fetter C.W.,. 1988. Applied Hydrogeologi, Third Edition, Prentice-Hall Inc,


Englewood Cliffs. Moscow State University Geological Faculty Department
of Geophysics 2001. WIN with IPI2Win Geoscan-M Ltd. Moscow.

Hendrajaya, L., & Idham, A. 1990. Geolistrik Tahanan Jenis, Monografi: Metoda
Eksplorasi. Bandung: Laboratorium Fisika Bumi, ITB.

Loke, M. H. 1995. Least Squares Deconvolution of Apperent Resistivity


Psedosection. Geophysics. Malaysia.

Margaworo, Ayu . 2009, Identifikasi Batuan Dasar di Desa Kroyo, Karang


Malang Kabupaten Sragen Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi
Dipole-Dipole. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Rao VVSG, Rao GT, Surinaidu L, Rajesh R, and Mahesh J., 2011. Geophysical
and Geochemical Approach for Seawater Intrusion Assessment in the
Godavari Delta Basin, A.P. India Water Air Soil Pollution. Vol. 217, pp.
503–514.

Reynolds, J.M. 1997. An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics.


New York : John Wiley & Sons.

Rohidah, S. 2009. Eksplorasi Air Bawah Tanah dengan Menggunakan metode


Dipole-dipole di Daerah Cilangkap Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta :
Univerasitas Indonesia.

Saptadji, N.M., 2002, Teknik Panas Bumi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff, & D.A. Keys. 1990. Applied
Geophysic. London : Cambridge University Press.
LAMPIRAN
Soal Pembahasan :
1. Jalannya praktikum
2. Kegunaan survey 2D konfigurasi Wenner dalam dunia Geofisika
3. Buat survey 2D

Anda mungkin juga menyukai