Anda di halaman 1dari 32

PENGADILAN NEGERI GIANYAR

PUTUSAN
PERKARA TINGKAT PERTAMA PIDANA
Nomor: 77/Pid.B/2018/PN GIN
Tanggal: 09 Mei 2018

ATAS NAMA TERDAKWA :


NYOMAN JAYA

1
PUTUSAN
Nomor: 77/Pid.B/2018/PN GIN

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Gianyar yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara pidana
dengan acara pemeriksaan biasa dalam peradilan tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut atas nama terdakwa :

Nama Lengkap : NYOMAN JAYA


Tempat Tanggal Lahir : Singaraja, 25 Agustus 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Akasia 16 B, Gang 2 Denpasar Timur
Agama : Hindu

Pekerjaan : Wiraswasta

Terdakwa didampingi penasihat hukum Kadek Firman Varian Toni Tika, S.H., M.H dan
Kadek Dwi Martaprandika, S.H., Advokat/ Penasihat Hukum berkantor di Jln. Hayam Wuruk
No. 175 Denpasar-Bali, terdaftar didalam register Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gianyar
Nomor: 07/PS/2015/PN.GIN tanggal 5 Januari 2015 ;

PENGADILAN NEGERI tersebut ;

Telah membaca surat-surat dan berkas perkara yang bersangkutan ;

Telah memperhatikan :

1. Surat pelimpahan berkas perkara acara pemeriksaan biasa No.B-4921/


N.6.16/Ep.2/03/2018 diterima tanggal 25 Maret 2018 ;
2. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Gianyar No.77/Pid.B/2018/PN.GIN tertanggal 25
Maret 2018 tentang Penunjukkan Majelis Hakim yang mengadili perkara ini ;
3. Penetapan Ketua Majelis Hakim No.77/Pid.B/2018/PN.GIN 25 Maret 2018 tentang
penetapan hari sidang pertama, yaitu hari RABU tanggal 28 Maret 2018 ;
Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan terdakwa dipersidangan ;

Setelah melihat barang bukti yang diajukan dalam perkara ini ;

Halaman 1 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


Setelah mendengar Tuntutan Pidana (requisitoir) dari Penuntut Umum, yang pada pokoknya
menuntut supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gianyar yang mengadili perkara ini
memutus sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa NYOMAN JAYA telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana Penganiayaan sebagaimana dalam dakwaan pertama;
2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa NYOMAN JAYA selama 7 (Tujuh) tahun,
dikurangi tahanan sementara yang telah dijalaninya ;
3. Meminta agar terdakwa tetap ditahan ;
4. Menetapkan barang bukti berupa :
• 1 (satu) lembar baju kaos warna putih terdapat bercak darah ;
• 1 (satu) lembar celana jeans levis pendek terdapat bercak darah ;
• 1 (satu) lembar baju kaos warna hitam terdapat berck darah ;
• 1 (satu) lembar celana jeans levis panjang terdapat bercak darah ;
• 1 (satu) buah pecahan bagian motor beat putih ;
• 1 (satu) buah balok kayu ;
dirampas untuk dimusnahkan ;

5. Menetapkan agar terdakwa NYOMAN JAYA membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000.-
(dua ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa terhadap tuntutan tersebut terdakwa/Penasihat Hukum terdakwa
mengajukan pembelaan atau pledoi, yang pada pokoknya mohon agar terdakwa diputus
seadil-adilnya karena perbuatan yang terdakwa lakukan adalah untuk mempertahankan diri ;
Menimbang, bahwa terhadap pembelaan atau pledoi dari terdakwa / Penasihat
Hukumnya tersebut Penuntut Umum telah menanggapi yang pada pokoknya Penuntut Umum
tetap pada Surat Tuntutannya, sedangkan pihak Terdakwa / Penasihat Hukumnya menyatakan
tetap pada pembelaan atau pledoinya ;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri


Gianyar karena telah didakwa berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum Nomor
Reg.Perkara : NO. REG. PERKARA : 77/PID.B/2018/PN GIN tertanggal 28 Maret 2018
sebagai berikut :

DAKWAAN:
PERTAMA:

Bahwa terdakwa NYOMAN JAYA pada tanggal 24 Maret 2018 sekitar pukul 20.00
Wita bertempat di Persimpangan Desa Medahan Gianyar, yakni termasuk dalam wilayah

Halaman 2 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


hukum Pengadilan Negeri Gianyar yang berhak memeriksa dan mengadili dengan sengaja
menghilangkan jiwa orang lain, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bermula pada hari pada hari tanggal 24 Maret 2018, sekitar pukul 20.00 wita,
NYOMAN JAYA, bersama Putu Bawa berniat berkunjung keacara ulang tahun
temannya di Warung Remang Jalan Ida Bagus Mantra Lebih Gianyar. Nyoman Jaya
dibonceng oleh Putu Jawa menuju tempat acara Ulang T ahun dengan melalui Jalan
Desa Medahan Gianyar. Saat melintasi sebuah simpangan jalan di Desa Medahan, tiba-
tiba ada dua orang pemuda melanjutkan kendaraannya dengan kencang dan
menghentikan kendaraannya ditengah jalan secara tiba-tiba. Karena kaget Putu Bawa
hilang kendali hingga menabrak bagian belakang kendaraan motor Hondat Beat
PutihNopol DK 6543 KC yang dikendarai dua orang pemuda tersebut hingga bagian
belakang motor tersebut hingga bagian belakang motor tersebut pecah;
- Setelah terjatuh mereka sempat beradu mulut dengan kedua pemuda tersebut yang
diketahui bernama Jero Ketut dan Ngurah Gaul. Sambil beradu mulut dengan Putu
Bawa dan Nyoman Jaya, Ngurah Gaul yang kebetulan saat itu membawa sebuah balok
kayu memukul Putu Bawa hingga Putu Bawa hingga tak sadarkan diri. Tidak berhenti
disana Ngurah Gaul berusaha menyerang Nyoman Jaya Melempar balok kayu tersebut
kearah Nyoman Jaya hingga Nyoman Jaya terjatuh diantara pecahan dibagian motor.
Melihat Nyoman Jaya jatuh Ngurah Gaul menghampiri Nyoman Jaya dan berusaha
memukulnya. Merasa terdesak Nyoman Jaya mengambil Pecahan bagian motor dan
menusukannya kebagian leher samping Ngurah Gaul dan menggapai Balok besi yang
berada tergeletak disebelahnya dan memukulnya dua kali dibagian belakang kepala
Ngurah Gaul hingga Ngurah Gaul tewas ditempat. Melihat Ngurah Gaul tewas
bersimpah darah Nyoman Jaya ketakutan dan menyerahkan diri ke Polres Gianyar.
- Berdasarkan Visum Et Refervertum yang dikeluarkan oleh RSUD Gianyar dengan
nomor : 77/VER/MYT/IGD/RUSDGIN/III/2018 tanggal 24 Maret 2018 yang dibuat
dan ditandatangani dengan mengingat sumpah jabatan oleh Dr. Gamong.

Menjelaskan ;

• Bahwa Korban Ngurah Gaul :


• Penderita datang dan diperiksa dalam keadaan sudah meninggal dunia.
• Tampak luka memar dibagian belakang kepala akibat pukulan benda tumpul.
• Tampak luka terbuka dileher bagian samping akibat tusukan benda tajam.

Halaman 3 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


Dan Surat Keterangan Meninggal Dunia RSUD Gianyar Nomor:
77/IGD/RUSDGIN/IV/2018 tertanggal 24 Maret yang ditandatangani dengan oleh Dr.
Gamang, menyatakan Bahwa korban Ngurah Gaul Umur 25 Tahun meninggal pada
tanggal 24 Maret 2018 pukul 22.00 WITA di Rumah Sakit Umum Daerah Gianyar.

Perbuatan Terdakwa Sebagaimana Diatur Dan Diancam Pidan Dalam Pasal 338
KUHP.

Atau

KEDUA:

- Bahwa terdakwa NYOMAN JAYA pada tanggal 24 Maret 2018 sekitar pukul 20.00
Wita bertempat di Persimpangan Desa Medahan Gianyar, yakni termasuk dalam
wilayah hukum Pengadilan Negeri Gianyar yang berhak memeriksa dan mengadili
melakukan penganiayaan menyebabkan kematian orangnya,perbuatan tersebut
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bermula pada hari pada hari tanggal 24 Maret 2018, sekitar pukul 20.00 wita,
NYOMAN JAYA, bersama Putu Bawa berniat berkunjung keacara ulang tahun
temannya di Warung Remang Jalan Ida Bagus Mantra Lebih Gianyar. Nyoman Jaya
dibonceng oleh Putu Jawa menuju tempat acara Ulang Tahun dengan melalui Jalan
Desa Medahan Gianyar. Saat melintasi sebuah simpangan jalan di Desa Medahan, tiba-
tiba ada dua orang pemuda melanjutkan kendaraannya dengan kencang dan
menghentikan kendaraannya ditengah jalan secara tiba-tiba. Karena kaget Putu Bawa
hilang kendali hingga menabrak bagian belakang kendaraan motor Hondat Beat
PutihNopol DK 6543 KC yang dikendarai dua orang pemuda tersebut hingga bagian
belakang motor tersebut hingga bagian belakang motor tersebut pecah.
- Setelah terjatuh mereka sempat beradu mulut dengan kedua pemuda tersebut yang
diketahui bernama Jero Ketut dan Ngurah Gaul. Sambil beradu mulut dengan Putu
Bawa dan Nyoman Jaya, Ngurah Gaul yang kebetulan saat itu membawa sebuah balok
kayu memukul Putu Bawa hingga Putu Bawa hingga tak sadarkan diri. Tidak berhenti
disana Ngurah Gaul berusaha menyerang Nyoman Jaya Melempar balok kayu tersebut
kearah Nyoman Jaya hingga Nyoman Jaya terjatuh diantara pecahan dibagian motor.
Melihat Nyoman Jaya jatuh Ngurah Gaul menghampiri Nyoman Jaya dan berusaha
memukulnya. Merasa terdesak Nyoman Jaya mengambil Pecahan bagian motor dan
menusukannya kebagian leher samping Ngurah Gaul dan menggapai Balok besi yang

Halaman 4 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


berada tergeletak disebelahnya dan memukulnya dua kali dibagian belakang kepala
Ngurah Gaul hingga Ngurah Gaul tewas ditempat. Melihat Ngurah Gaul tewas
bersimpah darah Nyoman Jaya ketakutan dan menyerahkan diri ke Polres Gianyar.
- Berdasarkan Visum Et Refervertum yang dikeluarkan oleh RSUD Gianyar dengan
nomor : 77/VER/MYT/IGD/RUSDGIN/III/2018 tanggal 24 Maret 2018 yang dibuat
dan ditandatangani dengan mengingat sumpah jabatan oleh Dr. Gamong.

Menjelaskan ;

• Bahwa Korban Ngurah Gaul


• Korban datang dan diperiksa dalam keadaan sudah meninggal dunia.
• Tampak luka memar dibagian belakang kepala akibat pukulan benda tumpul.
• Tampak luka terbuka dileher bagian samping akibat tusukan benda tajam.

Dengan Surat Keterangan Meninggal Dunia RSUD Gianyar Nomor:


77/IGD/RUSDGIN/IV/2018 tertanggal 24 Maret yang ditandatangani dengan oleh Dr.
Bakta, menyatakan Bahwa korban Ngurah Gaul Umur 25 Tahun meninggal pada
tanggal 24 Maret 2018 pukul 22.00 WITA di Rumah Sakit Umum Daerah Gianyar.

Perbuatan Terdakwa Sebagaimana Diatur Dan Diancam Pidan Dalam Pasal 351
Ayat (3) KUHP.

Menimbang, bahwa Terdakwa/Penasihat Hukumnya menyatakan telah mengerti


tentang isi surat dakwaan tersebut dan tidak akan mengajukan keberatan atau eksepsi;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut umum telah


mengajukan saksi-saksi yang masing-masing telah memberikan keterangan dengan sumpah
didepan persidangan, adalah sebagai berikut :

1. SAKSI JERO KETUT, dibawa sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi merupakan teman korban;
- Bahwa saksi pada saat kejadian perkara ada ditempat.
- Bahwa saksi dan korban sempat beradu mulut dengan terdakwa dikarenakan motor
korban ditabrak oleh terdakwa hingga bagian belakang motor pecah.
- Bahwa saksi melihat terdakwa menusuk leher korban dengan pecahan bagian belakang
motor dan memukul bagian belakang kepala korban dengan menggunakan balok kayu
hingga tewas.

Halaman 5 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


- Bahwa semua keterangan saksi didalam BAP semua benar.

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan dan
menyatakan bener.

2. SAKSI NENGAH JINAH, dibawa sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai


berikut :
- Bahwa saksi tidak mengenal korban maupun terdakwa.
- Bahwa saksi pada tanggal 24 Maret 2018, sekitar pukul 20.30 WITA melintasi
Simpang jalan Desa Medahan Gianyar.
- Bahwa saksi melihat korban tergeletak tak bernyawa dipinggir jalan.
- Bahwa saksi melihat motor, balok kayu dan pecahan motor disekitar mayat korban.
- Bahwa saksi bersama dengan Jero Ketut membawa mayat korban ke RSUD Gianyar.
- Bahwa semua keterangan saksi didalam BAP semua benar.

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan dan
menyatakan bener.

3. SAKSI PUTU BAWA, dibawa sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa saksi merupakan teman terdakwa.


- Bahwa saksi pada saat kejadian perkara ada ditempat.
- Bahwa saksi dan terdakwa sempat beradu mulut dengan korban.
- Bahwa setelah beradu mulut saksi dipukul oleh korban menggunakan kayu balok
hingga tak sadarkan diri.
- Bahwa semua keterangan saksi didalam BAP semua benar.

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan dan
menyatakan bener.

4. SAKSI NYOMAN PETRUK, dibawa sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai


berikut :
- Bahwa saksi tidak mengenal terdakwa maupun korban.
- Bahwa saksi pada tanggal 24 Maret 2018, sekitar pukul 20.00 WITA melintasi
Simpang Jalan Desa Medahan Gianyar.
- Bahwa saksi melihat terdakwa dan korban bertabrakan.

Halaman 6 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


- Bahwa saksi melihat motor korban memotong jalur dan berhenti secara tiba-tiba
ditengah jalan sehingga terdakwamenabrak bagian belakang motor korban hingga
pecah.
- Bahwa semua keterangan saksi didalam BAP semua benar.

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan dan
menyatakan bener.

5. SAKSI AHLI DR. GAMONG, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :

- Bahwa saksi diperiksa untuk dimintai keterangan selaku saksi ahli dalam perkara
diduga melakukan tindak pidana pembunuhan dan atau penganiayaan yang terjadi pada
hari tanggal 24 Maret 2018 sekitar pukul 22.00 WITA di persimpangan Desa Medahan
Gianyar dengan terdakwa NYOMAN JAYA ;
- Bahwa yang menjadi tugas dan tanggung jawab saksi selaku Dokter Umum IGD RS.
Umum Gianyar melayani, memeriksa dan merawat pasien dalam keadaan darurat atau
emergency serta dapat malayani melakukan visum luar ;
- Bahwa diperlihatkan kepada saksi hasil Visum et Revertum an. NGURAH GAUL,
adalah benar hasil visum tersebut yang saksi buat dan yang saksi tandatangani ;
- Bahwa pada tanggal 24 Maret 2018, saksi ada menerima seorang pasien laki - laki yang
bernama NGURAH GAUL, kondisi pasien tersebut pada saat itu kondisi pasien sudah
meninggal dunia dengan banyak luka diseluruh tubuh antara lain luka tusuk pada leher
bagian samping kiri dan luka memar dibagian belakang kepala serta banyak
mengeluarkan darah dan dalam keadaan pucat.
- Bahwa yang saksi lakukan selanjutnya yakni saksi memeriksa fisik ditemukan tanda -
tanda kematian sudah positif, kemudian saksi lakukan visum luar terhadap pasien dan
diketahui pada bagian leher samping kiri terdapat luka terbuka dengan ukuran 5x5 cm
dengan kedalaman, sampai rongga, luka memar dibagian belakang kepala ukuran 2x1
cm. Kemudian saksi lakukan pembersihan luka dan lakukan jahit luar, serta melakukan
perawatan jenazah.
- Bahwa saksi merangkan, apabila terdapat luka terbuka pada leher, dimana dibagian
leher tersebut terdapat arteri kerotis (arteri terbesar dileher), dengan kedalaman sampai
ke rongga dan kemungkinan mengenai arteri tersebut, serta pasien mengeluarkan

Halaman 7 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


banyak darah, maka kemungkinan menjadi penyebab kematian bisa saja terjadi tetapi
tetap saja harus dilakukan tindakan otopsi.
- Bahwa pada hasil visum et revertum saksi menyimpulkan bahwa kematian penyebab
kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan bedah mayat, karena dibidang
kedokteran ada ilmu forensik yang dapat menentukan suatu kematian seseorang dengan
cara dilakukan otopsi atau bedah mayat karena dengan dilakukan tindakan otopsi
tersebut, maka dapat menentukan penyebab pasti kematian tersebut, sehingga apabila
hanya dilakukan visum luar, kematian seseorang belum dapat diketahui sebabnya
walaupun tampak secara kasat mata luka - luka yang dialami oleh pasien ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi ahli tersebut terdakwa tidak keberatan;

Menimbang, bahwa dipersidangan telah didengar keterangan TERDAKWA


NYOMAN JAYA sebagai berikut :

1. Bahwa pada hari tanggal 24 Maret 2018, pukul 20.00 WITA, terdakwa bersama Putu
Bawa berkunjung keacara ulang tahun temannya, diwarung remang jalan Ida Bagus
Mantra, Lebih Gianyar.
2. Bahwa saat melintasi persimpangan jalan di Desa Medan Gianyar tiba-tiba korban dan
temannya Jero Ketut menyalip kedepan dan menghentikan kendaraan secara tiba-tiba
ditengah jalan.
3. Bahwa terdakwa kaget dan kehilangan kendali sehingga menabrak motor korban honda
beat nopol DK 6543 KC sehingga bagian belakang motor pecah.
4. Bahwa setelah terjadi tabrakan, korban dan terdakwa beradu mulut dan korban
kebetulan membawa sebuah balok dan memukul Putu Bawa teman terdakwa sampai
tidak sadarkan diri.
5. Bahwa setelah itu korban juga menyerang terdakwa dengan melempar balok sehingga
terdakwa sampai terjatuh di antara pecahan motor.
6. Bahwa terdakwa merasa terdesak dan mengambil pecahan motor untuk menusuk
korban bagian leher samping, dan mengambil balok kayu dan memukul korban
sebanyak 2 kali di kepala bagian belakang sehingga korban meninggal bersimbah
darah.
7. Bahwa terdakwa merasa ketakutan dan berinisiatif untuk menyerahkan diri ke polres
gianyar.

Halaman 8 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


8. Bahwa terdakwa mengetahui ada saksi yang melihat kejadian tersebut, diketahui teman
korban dan teman terdakwa.
9. Bahwa diperlihatkan kepada terdakwa barang bukti 1 (satu) buah pecahan motor, yang
terdapat bercak darah, terdakwa mengenali pecahan motor tersebut, pecahan motor
yang terdakwa gunakan untuk balik menyerang NGURAH GAUL dan balok kayu
untuk memukul korban.
10. Bahwa terdakwa sebelum peristiwa tersebut belum pernah dilakukan operasi ditubuh
terdakwa, bekas luka memar terdakwa tersebut akibat terdakwa dilempar kayu balok
oleh NGURAH GAUL pada tanggal 24 Maret 2018 ;
11. Bahwa semua keterangan terdakwa didalam BAP semua benar ;

Menimbang, bahwa persidangan telah dibacakan Visum Et Refervertum yang


dikeluarkan oleh RSUD Gianyar dengan nomor : 77/VER/MYT/IGD/RUSDGIN/III/2018
tanggal 24 Maret 2018 yang dibuat dan ditandatangani dengan mengingat sumpah jabatan
oleh Dr. Gamong yang menyimpulkan dari hasil pemeriksaanya sebagai berikut :

Menjelaskan ;
Bahwa Korban Ngurah Gaul :
- Korban datang dan diperiksa dalam keadaan sudah meninggal dunia.
- Tampak luka terbuka dileher bagian samping akibat tusukan benda tajam
- Tampak luka memar dibagian belakang kepala akibat pukulan benda tumpul.
- Penyebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan bedah manyat.
Dan Surat Keterangan Meninggal Dunia RSUD Gianyar Nomor:
77/VER/MYT/IGD/RUSDGIN/III/2018 tertanggal 24 Maret yang ditandatangani
dengan oleh Dr. Gamang, menyatakan Bahwa korban Ngurah Gaul Umur 25 Tahun
meninggal pada tanggal 24 Maret 2018 pukul 22.00 WITA di Rumah Sakit Umum
Daerah Gianyar.

Menimbang, bahwa untuk kepentingan pembelaannya terdakwa/penasihat hukum


terdakwa tidak ada mengajukan saksi yang menguntungkan dan meringankan baginya;

Menimbang, bahwa terdakwa memperlihatkan pula luka memar dibagian perut dan
pundak kiri dan masih terlihat jelas ada bekas jahitan lukanya;

Halaman 9 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


Menimbang, bahwa berdasarkan persesuaian antara alat bukti yang satu dengan alat
bukti yang lainnya dan dihubungkan dengan barang bukti yang ada, maka telah diperoleh
fakta-fakta dipersidangan sebagai berikut :

1. Bahwa pada hari tanggal 24 Maret 2018, pukul 20.00 WITA, Terdakwa bersama Putu
Bawa berkunjung keacara ulang tahun temannya, diwarung remang jalan Ida Bagus
Mantra, Lebih Gianyar.
2. Bahwa saat melintasi persimpangan jalan di Desa Medan Gianyar tiba-tiba korban dan
temannya Jero Ketut menyalip kedepan dan menghentikan kendaraan secara tiba-tiba
ditengah jalan.
3. Bahwa terdakwa kaget dan kehilangan kendali sehingga menabrak motor korban honda
beat nopol DK 6543 KC sehingga bagian belakang motor pecah.
4. Bahwa setelah terjatuh, korban dan terdakwa beradu mulut dan korban kebetulan
membawa sebuah balok dan memukul Putu Bawa teman terdakwa sampai tidak
sadarkan diri.
5. Bahwa setelah itu korban juga menyerang terdakwa dengan melempar balok sehingga
terdakwa sampai terjatuh di antara pecahan motor.
6. Bahwa terdakwa merasa terdesak dan mengambil pecahan motor untuk menusuk
korban bagian leher samping, dan mengambil balok kayu dan memukul korban
sebanyak 2 kali di kepala bagian belakang sehingga korban meninggal bersimbah
darah.
7. Bahwa terdakwa merasa ketakutan dan berinisiatif untuk menyerahkan diri ke polres
gianyar.
8. Berdasarkan keterangan Saksi Jero Ketut, pada saat kejadian perkara saksi ada
ditempat.
9. Bahwa saksi dan korban sempat beradu mulut dengan terdakwa dikarenakan motor
korban ditabrak oleh terdakwa hingga bagian belakang motor pecah.
10. Bahwa saksi melihat terdakwa menusuk leher korban dengan pecahan bagian belakang
motor dan memukul bagian belakang kepala korban dengan menggunakan balok kayu
hingga tewas.
11. Berdasarkan Keterangan saksi Nengah Jinah, saksi pada tanggal 24 Maret 2018, sekitar
pukul 20.30 WITA kebetulan melintasi Simpang jalan Desa Medahan Gianyar.
12. Bahwa saksi melihat korban tergeletak tak bernyawa dipinggir jalan.
13. Bahwa saksi melihat motor, balok kayu dan pecahan motor disekitar mayat korban.

Halaman 10 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


14. Bahwa saksi bersama dengan Jero Ketut membawa mayat korban ke RSUD Gianyar.
15. Berdasarkan Keterangan Saksi Putu Bawa, bahwa saksi pada saat kejadian perkara ada
ditempat.
16. Bahwa saksi dan terdakwa sempat beradu mulut dengan korban.
17. Bahwa setelah beradu mulut saksi dipukul oleh korban menggunakan kayu balok
hingga tak sadarkan diri.
18. Berdasarkan keterangan Saksi Nyoman Petruk, bahwa saksi pada tanggal 24 Maret
2018, sekitar pukul 20.00 WITA melintasi Simpang Jalan Desa Medahan Gianyar.
19. Bahwa saksi melihat terdakwa dan korban bertabrakan.
20. Bahwa saksi melihat motor korban memotong jalur dan berhenti secara tiba-tiba
ditengah jalan sehingga terdakwamenabrak bagian belakang motor korban hingga
pecah.
21. Bahwa pada hari tanggal 24 Maret 2018, ahli ada menerima seorang pasien laki - laki
yang bernama NGURAH GAUL, kondisi pasien tersebut pada saat itu kondisi pasien
sudah meninggal dunia dengan banyak luka diseluruh tubuh antara lain luka tusuk pada
leher bagian samping kiri dan luka memar dibagian belakang kepala serta banyak
mengeluarkan darah dan dalam keadaan pucat.
22. Setelah menerima pasien, ahli melakukan pemeriksaan fisik ditemukan tanda - tanda
kematian sudah positif, kemudian saksi lakukan visum luar terhadap pasien dan
diketahui pada bagian leher samping kiri terdapat luka terbuka dengan ukuran 5x5 cm
dengan kedalaman, sampai rongga, luka memar dibagian belakang kepala ukuran 2x1
cm. Kemudian saksi lakukan pembersihan luka dan lakukan jahit luar, serta melakukan
perawatan jenazah.
23. Bahwa menurut ahli, apabila terdapat luka terbuka pada leher, dimana dibagian leher
tersebut terdapat arteri kerotis (arteri terbesar dileher), dengan kedalaman sampai ke
rongga dan kemungkinan mengenai arteri tersebut, serta pasien mengeluarkan banyak
darah, maka kemungkinan menjadi penyebab kematian bisa saja terjadi tetapi tetap saja
harus dilakukan tindakan otopsi.
24. Pada hasil visum et revertum saksi menyimpulkan bahwa kematian penyebab kematian
tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan bedah mayat, karena dibidang kedokteran
ada ilmu forensik yang dapat menentukan suatu kematian seseorang dengan cara
dilakukan otopsi atau bedah mayat karena dengan dilakukan tindakan otopsi tersebut,
maka dapat menentukan penyebab pasti kematian tersebut, sehingga apabila hanya

Halaman 11 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


dilakukan visum luar, kematian seseorang belum dapat diketahui sebabnya walaupun
tampak secara kasat mata luka - luka yang dialami oleh pasien ;
25. Berdasarkan Visum Et Revertum yang dikeluarkan oleh RSUD Gianyar Nomor :
77/VER/MYT/IGD/RUSDGIN/III/2018 anggal 24 Maret 2018.
Menjelaskan:
Bahwa Korban NGURAH GAUL :
• Korban datang dan diperiksa dalam keadaan sudah meninggal dunia.
• Tampak luka terbuka dileher bagian samping akibat tusukan benda tajam.
• Tampak luka memar dibagian belakang kepala akibat pukulan benda tumpul.
• Penyebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan bedah manyat.
Dan Surat Keterangan Meninggal Dunia RSUD Gianyar Nomor :
77/IGD/RUSDGIN/IV/2018 tertanggal 24 Maret yang ditandatangani dengan oleh Dr.
Gamang, menyatakan Bahwa korban Ngurah Gaul Umur 25 Tahun meninggal pada
tanggal 24 Maret 2018 pukul 22.00 WITA di Rumah Sakit Umum Daerah Gianyar.
Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terungkap dipersidangan sebagaimana tersebut
dalam Berita Acara Sidang, sepanjang belum termuat dalam putusan ini, untuk singkatnya
harus dipandang telah termuat lengkap dalam putusan ini dan telah dipertimbangkan serta
merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan tersebut diatas, maka Majelis
Hakim akan mempertimbangkan apakah dari rangkaian perbuatan yang dilakukan terdakwa
merupakan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan oleh Penuntut Umum ;
Menimbang, bahwa terdakwa telah diajukan kepersidangan oleh Penuntut Umum
dengan dakwaan berbentuk alternatif, yaitu dakwaan pertama melanggar pasal 338 KUHP
atau dakwaan kedua melanggar pasal 351 ayat (3) KUHP ;
Menimbang, bahwa KUHAP tidak memberikan pengaturan lebih lanjut tentang apa
yang dimaksud dengan surat dakwaan alternatif, namun berdasarkan doktrin sebagaimana
pendapat J.M.Van Bammelen (dikutip dari Andi Hamzah, Hukum Pidana Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta, 2006, hlm. 180-181), bahwa dakwaan disusun secara alternatif dikarenakan
oleh 2 (dua) hal, yaitu :
1. Penuntut Umum tidak mengetahui secara pasti perbuatan mana dari ketentuan hukum
pidana sesuai dakwaannya yang nantinya akan terbukti, misalnya apakah tindak pidana
yang dilakukan terdakwa nantinya terbukti merupakan pembunuhan ataukah
penganiayaan mengakibatkan mati ;

Halaman 12 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


2. Penuntut Umum merasa ragu terhadap ketentuan hukum pidana mana yang akan
diterapkan Hakim atas perbuatan yang menurut pertimbangannya telah nyata tersebut ;
Menimbang, bahwa selanjutnya dikatakannya, dalam hal dakwaan alternatif, maka
masing-masing dakwaan tersebut saling mengecualikan satu sama lain, sehingga Hakim
dapat mengadakan pilihan dakwaan mana yang akan dipertimbangkan yang dianggapnya
sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan, oleh karena itulah dakwaan
alternatif ini sering dikenal pula dengan istilah “dakwaan pilihan” (keuze tenlastelegging) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim dapat
menentukan dakwaan mana yang terlebih dahulu akan dipertimbangkan dan dibuktikan
dalam perkara ini, apabila terbukti maka dakwaan alternatif selebihnya tidak perlu
dipertimbangkan dan dibuktikan lagi ;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan
dan surat tuntutan Penuntut Umum maka Majelis Hakim terlebih dahulu akan
mempertimbangkan dakwaan alternatif pertama, yaitu melanggar pasal 338 KUHP, yang
berbunyi Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, yang unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut :
1. Barang siapa;
2. Dengan sengaja ;
3. Merampas nyawa orang lain ;
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan, apakah unsur- unsur tersebut
dapat terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa :
1. Unsur Barang Siapa;
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan unsur “Barangsiapa” dalam KUHP hanyalah
ditujukan terhadap orang perseorangan (natuurlijkpersoon) sebagai Subyek Hukum Pidana,
pendukung hak dan kewajiban, orang itu diajukan kepersidangan sebagai terdakwa oleh
Penuntut Umum karena didakwa melakukan suatu tindak pidana dan dituntut mampu
mempertanggungjawabkan perbuatannya menurut hukum atas segala perbuatan yang
didakwa telah dilakukan olehnya ;
Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah menghadapkan sebagai terdakwa kedepan
persidangan ini yakni terdakwa NYOMAN JAYA, yang bersangkutan dapat menjawab
segala pertanyaan mengenai identitas dirinya yang ternyata bersesuaian dengan identitas
terdakwa dalam surat dakwaan Penuntut umum, demikian halnya berdasarkan keterangan
saksi- saksi ;
Halaman 13 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN
Menimbang, bahwa dipersidangan terdakwa terlihat dalam keadaan sehat jasmani
maupun rohani sebagaimana lazimnya orang yang mampu membedakan perbuatan yang baik
dan buruk, yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya, sehingga
Majelis Hakim berkesimpulan bahwa terdakwa termasuk subyek hukum dan unsur ini dapat
terpenuhi ;
2. Unsur Dengan Sengaja;
Menimbang, bahwa yang dimaksud “dengan sengaja” dalam unsur ini adalah
opzettelijk ;
Menimbang, bahwa seperti yang terlihat pasal 338 dirumuskan : Barang siapa yang
dengan sengaja …dst.; maka cara penempatan yang demikian ini mempunyai arti bahwa
unsur-unsur lain dari delik tersebut yang letaknya dibelakang unsur opzet, semuanya
diliputi opzet, maksudnya adalah bahwa perbuatan yang ditujukan untuk menimbulkan
matinya orang lain itu dilakukan dengan sengaja ;
Menimbang, bahwa ditinjau dari corak atau bentuknya maka dikenal 3 (tiga) bentuk
dari “Opzet”, yaitu :
a. Kesengajaan sebagai maksud (Opzet als Oogmerk) menurut PROF.SATOCHID
KARTANEGARA, SH berorientasi adanya perbuatan yang dikehendaki dan dimaksud
oleh pembuat pada Delik Formil sedangkan pada Delik Materiil berorientasi kepada
akibat itu dikehendaki (gewild) dan dimaksud oleh si pembuat. Sedangkan menurut
PROF. VOS mengartikan “Kesengajaan Sebagai Maksud” apabila sipembuat (dader)
menghendaki akibat dari perbuatannya. Andaikata si pembuat sudah mengetahui
sebelumnya bahwa akibat dari perbuatannya tidak akan terjadi, maka sudah tentu tidak
akan melakukan perbuatannya tersebut.
b. Kesengajaan sebagai kepastian atau keharusan (Opzet BijZekerheids- Bewustzijn).
Pada dasarnya, kesengajaan ini ada apabila si pelaku dengan perbuatannya tidak
bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar dari delict, tetapi ia tahu benar,
bahwa akibat itu pasti akan mengikuti perbuatan itu. Kalau ini terjadi, maka Teori
Kehendak(Wills-Theorie)mengganggap akibat tersebut juga dikehendaki oleh si pelaku,
maka kini juga ada kesengajaan. Menurut Teori Bayangan (Voorstelling–Theorie)
keadaan ini adalah sama dengan kesengajaan berupa tujuan (oogmerk), oleh karena
dalam dua-duanya tentang akibat tidak dapat dikatakan ada kehendak si pelaku,
melainkan hanya bayangan atau gambaran dalam gagasan pelaku, bahwa akibat itu
pasti akan terjadi maka juga kini ada kesengajaan.

Halaman 14 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


c. Kesengajaan sebagai kesadaran akan kemungkinan (Opzet Bij Mogelijkheids-
Bewustzijatau Voorwaardelijk Opzetatau Dolus Eventualis) dan menurut PROF. Van
HAMEL dinamakan Eventualis Dolus. Pada dasarnya bentuk kesengajaan ini timbul
apabila seseorang melakukan sesuatu perbuatan dan menimbulkan sesuatu akibat
tertentu. Dalam hal ini orang tersebut mempunyai opzet sebagai tujuan, akan tetapi ia
insyaf guna mencapai maksudnya itu kemungkinan menimbulkan akibat lain yang juga
dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang.
Menimbang, bahwa oleh karena unsur ini menghendaki ke-3 (tiga) bentuk opzet
tersebut, sedangkan opzet tersebut pula berada pada kata yang dibelakangnya, maka Majelis
Hakim akan mempertimbangkan unsur ini terbukti apabila terpenuhinya opzet pada unsur
yang mengikuti opzet tersebut ;
3. Unsur Merampas Nyawa Orang Lain;
Menimbang, bahwa apabila jenis delik ini diproyeksikan pada deretan jenis-jenis delik
maka delik pembunuhan (doodslag) sebagaimana dakwaan primair Penuntut Umum ini
adalah merupakan delik materil atau delict materiele omschrijving, oleh karenanya delik
tersebut tidak dirumuskan perbuatan apa yang dilarang sedangkan akibatnya saja yang
dirumuskan dengan jelas, yakni merampas nyawa orang lain;
Menimbang, bahwa untuk memperjelasnya maka perbuatan-perbuatan apa saja yang
dapat menimbulkan akibat yang dilarang tersebut maka haruslah difahami ajaran causalitas
atau sebab akibat dengan tujuan untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat, artinya
kapankah akibat tersebut dapat ditentukan oleh sebab, sehingga siapa yang seharusnya dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap timbulnya suatu akibat ;
Menimbang, bahwa KUHP tidak menganut sesuatu aliran causalitas, melainkan
menyerahkan kepada Hakim suatu perbuatan dianggap suatu akibat, namun dalam
yurisprudensi Arrest Hoge Raad tanggal 18 Oktober 1933, dimana ditentukan bahwa harus
dianggap sebagai sebab daripada akibat, adalah suatu perbuatan yang apabila seseorang
melakukan perbuatan itu maka sudah harus dapat dibayangkan akibat yang akan timbul
berupa hilangnya jiwa orang lain, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Hoge
Raad menganut “Adequaate Theoris” (dikutip dari Prof. Satochid Kartanegara, SH., Hukum
Pidana, Kumpulan Kuliah, Bagian Kedua, Balai Lektur Mahasiswa hal. 358), berdasarkan
pertimbangan - pertimbangan tersebut inilah Majelis Hakim akan memeriksa fakta-fakta
hukum dipersidangan untuk membuktikan apakah perbuatan terdakwa dapat memenuhi unsur
ini ;

Halaman 15 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


Menimbang, bahwa berdasarkan fakta persidangan yang sudah tidak diragukan lagi
kebenarannya, korban NGURAH GAUL sudah meninggal dunia sebagaimana keterangan
yang termuat dalam Surat Keterangan Meninggal Dunia RSUD Gianyar Nomor :
77/IGD/RUSDGIN/IV/2018 tertanggal 24 Maret yang ditandatangani dengan oleh Dr.
Gamang, menyatakan Bahwa korban Ngurah Gaul Umur 25 Tahun meninggal pada tanggal
24 Maret 2018 pukul 22.00 WITA di Rumah Sakit Umum Daerah Gianyar;
Menimbang, bahwa terhadap luka-luka korban NGURAH GAUL telah dilakukan
Visum Et Revertum yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Gianyar Nomor:
77/VER/MYT/IGD/RUSDGIN/III/2018 tertanggal 24 Maret, yang dibuat dan ditandatangani
dengan mengingat sumpah jabatan oleh Dr. Gamong.
Menjelaskan:
Bahwa Korban NGURAH GAUL :
• Korban datang dan diperiksa dalam keadaan sudah meninggal dunia.
• Tampak luka terbuka dileher bagian samping akibat tusukan benda tajam.
• Tampak luka memar dibagian belakang kepala akibat pukulan benda tumpul.
• Penyebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan bedah manyat.
Menimbang, bahwa sebagaimana keterangan Ahli Dr. Gamong dipersidangan bahwa
pada tanggal 24 Maret 2018, ahli ada menerima seorang pasien laki - laki yang bernama
NGURAH GAUL, dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan banyak luka diseluruh
tubuh antara lain luka tusuk pada leher bagian samping kiri dan luka memar dibagian
belakang kepala serta banyak mengeluarkan darah dan dalam keadaan pucat. Setelah
menerima pasien selanjutnya Ahli pemeriksaan fisik ditemukan tanda - tanda kematian sudah
positif, kemudian saksi lakukan visum luar terhadap pasien dan diketahui pada bagian leher
samping kiri terdapat luka terbuka dengan ukuran 5x5 cm dengan kedalaman, sampai rongga,
luka memar dibagian belakang kepala ukuran 2x1 cm. Kemudian saksi lakukan pembersihan
luka dan lakukan jahit luar, serta melakukan perawatan jenazah.
Menimbang, bahwa menurut Ahli Dr. Gamong, apabila terdapat luka terbuka pada
leher, dimana dibagian leher tersebut terdapat arteri kerotis (arteri terbesar dileher), dengan
kedalaman sampai ke rongga dan kemungkinan mengenai arteri tersebut, serta pasien
mengeluarkan banyak darah, maka kemungkinan menjadi penyebab kematian bisa saja terjadi
tetapi tetap saja harus dilakukan tindakan otopsi.
Menimbang, bahwa pada hasil visum et revertum an. NGURAH GAUL, Ahli Dr.
Gamong menyimpulkan bahwa kematian penyebab kematian tidak dapat ditentukan karena

Halaman 16 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


tidak dilakukan bedah mayat, karena dibidang kedokteran ada ilmu forensik yang dapat
menentukan suatu kematian seseorang dengan cara dilakukan otopsi atau bedah mayat
karena dengan dilakukan tindakan otopsi tersebut, maka dapat menentukan penyebab pasti
kematian tersebut, sehingga apabila hanya dilakukan visum luar, kematian seseorang belum
dapat diketahui sebabnya walaupun tampak secara kasat mata luka - luka yang dialami oleh
pasien ;
Menimbang, bahwa dari pendapat ahli Dr.Gamong kiranya pendapat tersebut menjadi
dapat dibayangkan bahwa luka-luka sebagaimana yang dialami oleh korban NGURAH
GAUL menyebabkan kematiannya, namun saja belum menjadi pasti secara medis oleh
karena jenazah tidak dilakukan otopsi atau bedah mayat ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mencari sebab-sebab apa
sehingga korban NGURAH GAUL mengalami luka-luka sebagaimana visum tersebut,
apakah sebab-sebab tersebut adalah perbuatan terdakwa dan apakah perbuatan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan kepadanya;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan fakta- fakta lainnya
Majelis Hakim perlu menjelaskan bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 183 KUHAP, maka
untuk menentukan apakah seseorang telah melakukan tindak pidana, Majelis Hakim harus
mendasarkan putusannya sekurang- kurangnya pada dua alat bukti yang sah dan diperoleh
keyakinan kalau terdakwalah yang bersalah melakukannya, dan berdasarkan ketentuan Pasal
185 ayat (2) KUHAP, keterangan dari seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan
adanya tindak pidana (unus testis nullus testis);
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim menggali fakta-fakta dipersidangan maka
berdasarkan fakta-fakta yang terungkap tidak ada satu orangpun saksi yang melihat
peristiwanya, dalam hal ini Majelis Hakim tidak mendapatkan secara jelas dari keterangan
saksi-saksi apakah benar terdakwa yang melakukannya dan bagaimana terdakwa
melakukannya, fakta-fakta yang terungkap hanyalah keterangan saksi-saksi yang melihat
terdakwa maupun korban sebelum dan setelah peristiwa, sebagai berikut:;
Menimbang, bahwa pada hari tanggal 24 Maret 2018, pukul 20.00 WITA, Terdakwa
bersama Putu Bawa berkunjung keacara ulang tahun temannya, diwarung remang jalan Ida
Bagus Mantra, Lebih Gianyar.
Bahwa saat melintasi persimpangan jalan di Desa Medan Gianyar tiba-tiba korban dan
temannya Jero Ketut menyalip kedepan dan menghentikan kendaraan secara tiba-tiba
ditengah jalan.

Halaman 17 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


Menimbang, bahwa terdakwa kaget dan kehilangan kendali sehingga menabrak motor
korban honda beat nopol DK 6543 KC sehingga bagian belakang motor pecah.
Menimbang, bahwa setelah terjatuh, korban dan terdakwa beradu mulut dan korban
kebetulan membawa sebuah balok dan memukul Putu Bawa teman terdakwa sampai tidak
sadarkan diri.
Menimbang, bahwa setelah itu korban juga menyerang terdakwa dengan melempar
balok sehingga terdakwa sampai terjatuh di antara pecahan motor.
Menimbang, bahwa terdakwa merasa terdesak dan mengambil pecahan motor untuk
menusuk korban bagian leher samping, dan mengambil balok kayu dan memukul korban
sebanyak 2 kali di kepala bagian belakang sehingga korban meninggal bersimbah darah.
Menimbang, bahwa terdakwa merasa ketakutan dan berinisiatif untuk menyerahkan diri
ke polres gianyar.
Menimbang bahwa selain korban dan terdakwa ada 4 orang saksi yang melihat kejadian
tersebut, diantaranya JERO KETUT dan PUTU BAWA pada saat itu ada ditempat kejadian
Serta NENGAH JINAH dan NYOMAN PETRUK yang kebetulan melintas di persimpangan
jalan desa Medahan Gianyar.
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan SAKSI JERO KETUT, pada saat kejadian
perkara saksi ada ditempat.
Menimbang, saksi dan korban sempat beradu mulut dengan terdakwa dikarenakan
motor korban ditabrak oleh terdakwa hingga bagian belakang motor pecah.
Menimbang, bahwa saksi melihat terdakwa menusuk leher korban dengan pecahan
bagian belakang motor dan memukul bagian belakang kepala korban dengan menggunakan
balok kayu hingga tewas.
Menimbang, berdasarkan Keterangan saksi NENGAH JINAH, saksi pada tanggal 24
Maret 2018, sekitar pukul 20.30 WITA kebetulan melintasi Simpang jalan Desa Medahan
Gianyar.
Menimbang, bahwa saksi melihat korban tergeletak tak bernyawa dipinggir jalan.
Menimbang, bahwa saksi melihat motor, balok kayu dan pecahan motor disekitar mayat
korban.
Menimbang, bahwa saksi bersama dengan JERO KETUT membawa mayat korban ke
RSUD Gianyar.
Menimbang, berdasarkan Keterangan Saksi PUTU BAWA, bahwa saksi pada saat
kejadian perkara ada ditempat.
Menimbang, bahwa saksi dan terdakwa sempat beradu mulut dengan korban.
Halaman 18 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN
Menimbang, bahwa setelah beradu mulut saksi dipukul oleh korban menggunakan kayu
balok hingga tak sadarkan diri.
Menimbang, berdasarkan keterangan Saksi NYOMAN PETRUK, bahwa saksi pada
tanggal 24 Maret 2018, sekitar pukul 20.00 WITA melintasi Simpang Jalan Desa Medahan
Gianyar.
Menimbang, bahwa saksi melihat terdakwa dan korban bertabrakan.
Menimbang, bahwa saksi melihat motor korban memotong jalur dan berhenti secara
tiba-tiba ditengah jalan sehingga terdakwa menabrak bagian belakang motor korban hingga
pecah.
Menimbang, bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. tanggal 11 Nopember 1959
No. 308 K/Sip/1959 menyebutkan Bahwa “Testimonium de auditu” tidak dapat dipergunakan
sebagai bukti langsung, tetapi penggunaan kesaksian yang bersangkutan sebagai persangkaan
yang dari persangkaan itu dibuktikan sesuatu tidaklah dilarang ;
Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi yang mengetahui sebelum peristiwa,
maupun setelah peristiwa meskipun keterangan tersebut tersendiri, ataupun saksi yang
mendengar dari korban NGURAH GAUL tersebut, oleh persesuaiannya maka persangkaan
dapat menjadi fakta hukum bahwa terdakwalah yang telah membuat luka-luka pada korban
NGURAH GAUL;
Menimbang, bahwa dipersidangan terdakwa mengakui perbuatannya kepada korban
NGURAH GAUL bukan karena kesalahannya, sebagaimana fakta-fakta pengakuan terdakwa
mengungkapkan bahwa awalnya terdakwa tidak mengetahui, apa yang dialami oleh
NGURAH GAUL akibat dari perkelahian tersebut, pada tanggal 24 Maret 2018 yang jamnya
terdakwa tidak ingat, terdakwa mendapat kabar bahwa NGURAH GAUL sudah meninggal
dunia. Bahwa terdakwa mengakui pada saat rekonstruksi, apa yang disebabkannya pada
korban NGURAH GAUL yang terdakwa serang yakni leher bagian samping serta kepala
bagian belakang ;
Menimbang, bahwa dipersidangan terdakwa/ Penasihat Hukumnya mohon hukuman
yang seadil-adilnya dikarenakan apa yang dilakukan terdakwa merupakan mempertahankan
diri ;
Menimbang, bahwa apa yang menjadi pembelaan oleh terdakwa/ Penasihat Hukum
terdakwa tersebut bukanlah hal yang sulit dipahami, namun karena bagi kebanyakan orang
yang awam hukum, manakala ia dihadapkan ke muka persidangan karena didakwa telah
melakukan tindak pidana, maka akan beranggapan Pengadilan pasti akan menjatuhkan
hukuman (pidana) kepadanya, padahal “mengadili” tidak sama artinya dengan “menghukum”
Halaman 19 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN
melainkan serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara
pidana yang dilandaskan pada asas praduga tidak bersalah (presumption of innocence),
sampai dibuktikan kebenaran telah dilakukannya tindak pidana dan kesalahannya secara sah
menurut cara yang diatur dalam ketentuan perundang- undangan ;
Menimbang, bahwa Hakim wajib mencari kebenaran materil dalam suatu perkara
pidana, oleh karena itu Majelis Hakim akan menilai dan mempertimbangkan, apakah terdapat
hal yang dapat dijadikan dasar adanya alasan pembenar yakni alasan yang menghapus sifat
melawan hukum perbuatan, sehingga apa yang dilakukan terdakwa menjadi patut dan benar.
Dalam KUHP ditentukan dalam pasal 49 ayat (1) KUHP mengenai pembelaan terpaksa
(noodweer) atau Majelis Hakim akan menilai dan mempertimbangkan adanya suatu alasan
pemaaf yakni alasan menghapuskan kesalahan terdakwa karena perbuatan terdakwa tetap
melawan hukum jadi tetap perbuatan pidana tetapi tidak dipidana karena tidak ada
kesalahan pada dirinya. Hal ini diatur dalam KUHP Pasal 49 ayat (2) tentang pembelaan
yang melampaui batas (noodweer exces). (Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka
Cipta, Jakarta 2002, hlm 137-138) ;
Menimbang, bahwa mengenai ketentuan pembelaan darurat (noodweer) KUHP
memberikan syarat :
1. Perbuatan yang dilakukan itu harus terpaksa untuk membela dan mempertahankan, dan
tidak ada jalan lain artinya harus ada keseimbangan yang tertentu antara pembelaan
yang dilakukan dengan serangan;
2. Pembelaan atau pertahanan itu harus dilakukan hanya kepada kepentingan-kepentingan
yang disebut dalam pasal itu : badan, kehormatan dan barang diri sendiri atau orang
lain;
3. Harus ada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan cara mendadak atau
pada ketika itu juga;
Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap dan apabila fakta tersebut
dihubungkan dengan pengakuan terdakwa maka Majelis Hakim akan menggali suatu fakta,
keadaan atau petunjuk dari peristiwa tersebut sehingga apakah fakta-fakta tersebut memberi
keyakinan kuat pada Majelis Hakim guna untuk membenarkan perbuatan terdakwa, sebagai
berikut :
- Bahwa pada hari tanggal 24 Maret 2018, korban dan temannya melintasi persimpangan
jalan di Desa Medan Gianyar dan menyalip kedepan terdakwa dan temannya yang ingin

Halaman 20 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


menuju ke acara ulang tahun temnnya dan korban dan temannya menghentikan
kendaraan secara tiba-tiba ditengah jalan.
- Bahwa temannya terdakwa kaget dan kehilangan kendali sehingga menabrak motor
korban honda beat nopol DK 6543 KC sehingga bagian belakang motor pecah.
- Bahwa setelah terjatuh, korban dan terdakwa beradu mulut dan korban kebetulan
membawa sebuah balok dan memukul Putu Bawa teman terdakwa sampai tidak
sadarkan diri.
- Bahwa setelah itu korban juga menyerang terdakwa dengan melempar balok sehingga
terdakwa sampai terjatuh di antara pecahan motor.

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap tersebut terdakwa bersifat pasif
mengendarai sepeda motor menuju keacara ulang tahun temannya sedangkan korban
NGURAH GAUL dengan sengaja menyalip dan menghentikan kendaraan secara tiba-tiba
didepan terdakwa, Majelis Hakim menilai korban NGURH GAUL pada awalnya telah
diliputi dengan niat tidak baik, hal mana terdakwa sudah membawa balok kayu, maka apa
yang menjadi perbuatan korban NGURAH GAUL kepada terdakwa selanjutnya
merupakan suatu tindakan akan suatu niat pembunuhan terencana ataupun melakukan delik
melawan hukum ;

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta yang terungkap, terdakwa mengalami luka-


luka memar ;

Menimbang, bahwa dari pengakuan terdakwa serta dihubungkan dengan keterangan


saksi JERO KETUT, sebagaimana pengamatan Hakim dan visum tersebut diatas, Majelis
Hakim menilai luka-luka memar pada perut terdakwa sesungguhnya luka terdakwa
tersebut serangan korban NGURAH GAUL pada bagian perut, hal ini lazimnya luka bagi
orang yang menghindar bukan orang yang menyerang ;
Menimbang, bahwa fakta yang terungkap, sekira 3 (dua) meter terdakwa dan
NGURAH GAUL berdiri, Korban menyerang terdakwa dengan melemparkan balok kayu
kearah terdakwa hingga jatuh diantara pecahan motor, akan tetapi masih dapat terdakwa
tangkis dan tidak menyebabkan luka pada tubuh terdakwa, lalu terdakwa lihat NGURAH
GAUL mengambil lagi kayu berusaha memukul terdakawa, Karena merasa terdesak
terdakwa balik menyerang NGURAH GAUL dan mengambil pecahan motor untuk menusuk
NGURAH GAUL bagian leher samping, dan mengambil balok kayu dan memukul korban

Halaman 21 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


sebanyak 2 kali di kepala bagian belakang sehingga korban meninggal bersimbah darah. Dan
terdakwa merasa ketakutan dan berinisiatif langsung untuk menyerahkan diri ke polres
gianyar.
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim memperhatikan fakta diatas maka oleh
karena serangan menggunakan balok kayu yang di tujukan korban NGURAH GAUL kepada
bagian perut terdakwa dan ketika terdakwa mencoba menghindar serangan korban NGURAH
GAUL ternyata oleh NGURAH GAUL masih mengejar untuk melakukan serangan lagi
kepada terdakwa, maka tindakan terdakwa yang kemudian mengambil pecahan motor dan
balok kayu dan berbalik menikam kearah korban NGURAH GAUL, Majelis Hakim menilai
lantaran ketidaktahuan terdakwa akan adanya beberapa serangan pada tubuh terdakwa maka
perasaan terdakwa tergoncang hebat tersebut yang diikuti perbuatannya menurut Majelis
Hakim adalah perbuatan upaya untuk mempertahankan hidup ;
Menimbang, bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 49 ayat (1) KUHP, yang
menyebutkan : Barangsiapa melakukan perbuatan yang terpaksa dilakukannya untuk
mempertahankan dirinya atau orang lain, mempertahankan kehormatan atau harta benda
sendiri atau kepunyaan orang lain, dari pada serangan yang melawan hak dan mengancam
dengan segera pada saat itu juga, tidak boleh dihukum ;

Menimbang, bahwa dari pertimbangan diatas maka Majelis Hakim menilai perbuatan
terdakwa terpaksa dilakukannya untuk mempertahankan dirinya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka Majelis Hakim


berpendapat bahwa sekalipun perbuatan terdakwa telah memenuhi rumusan tindak pidana
akan tetapi oleh karena adanya pembelaan terpaksa diri terdakwa, maka perbuatan
terdakwa menjadi tidak bersifat melawan hukum, oleh karenanya Majelis Hakim tidak pula
menemukan opzet merampas nyawa orang lain pada diri terdakwa dalam unsur ini ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim menilai suatu perbuatan sekalipun


mencocoki rumusan tindak pidana tetapi bersifat tidak melawan hukum maka tidak dapat
dikatakan sebagai tindak pidana, sehingga lebih tepat jika terdakwa kemudian dibebaskan
(Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Pertanggungjawaban Pidana tanpa Kesalahan” : Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan
Tindak Pidana dan Pertanggungjawab Pidana, Prenada Media, Jakarta, 2006, hlm. 52);

Menimbang, bahwa menurut pakar hukum M.Yahya Harahap putusan pembebasan

Halaman 22 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


(vrijspraak) tidak hanya didasarkan pada hukum acara saja yang berkaitan dengan tidak
dipenuhinya asas batas minimum pembuktian, tetapi juga yang diatur dalam hukum
materiil, antara lain dalam pasal 49 ayat (1) KUHP (M.Yahya Harahap, Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm. 329) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat hukum (doktrin) tersebut, oleh karena


telah terbukti adanya pembelaan terpaksa (noodweer) pada diri terdakwa dalam melakukan
perbuatan yang dikwalifikasi sebagai pembunuhan, dengan demikian perbuatan terdakwa
tersebut menjadi tidak melawan hukum, oleh karena sifat melawan hukum mutlak harus
ada pada suatu delik oleh karenanya terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana melanggar ketentuan pasal 338 KUHP dan kepada
terdakwa haruslah dibebaskan dari dakwaan Penuntut Umum tersebut ;

Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan alternatif pertama tidak terpenuhi maka
selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan dakawaan alternatif kedua Penuntut
Umum yakni melanggar pasal 351 ayat (3) KUHP, yang unsur – unsurnya sebagai berikut:

1. Barang siapa ;

2. Penganiayaan Mengakibatkan Mati ;

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan, apakah unsur- unsur tersebut


dapat terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa :

1. Unsur Barang Siapa;

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan unsur “Barangsiapa” dalam KUHP


hanyalah ditujukan terhadap orang perseorangan (natuurlijkpersoon) sebagai Subyek
Hukum Pidana, pendukung hak dan kewajiban, orang itu diajukan kepersidangan sebagai
terdakwa oleh Penuntut Umum karena didakwa melakukan suatu tindak pidana dan
dituntut mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya menurut hukum atas segala
perbuatan yang didakwa telah dilakukan olehnya ;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah menghadapkan sebagai terdakwa kedepan


persidangan ini yakni terdakwa NYOMAN JAYA, yang bersangkutan dapat menjawab
segala pertanyaan mengenai identitas dirinya yang ternyata bersesuaian dengan identitas

Halaman 23 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


terdakwa dalam surat dakwaan Penuntut umum, demikian halnya berdasarkan keterangan
saksi- saksi ;

Menimbang, bahwa dipersidangan terdakwa terlihat dalam keadaan sehat jasmani


maupun rohani sebagaimana lazimnya orang yang mampu membedakan perbuatan yang
baik dan buruk, yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya,
sehingga Majelis Hakim berkesimpulan bahwa terdakwa termasuk subyek hukum dan
unsur ini dapat terpenuhi ;

2. Unsur Penganiayaan Mengakibatkan Mati ;

Menimbang, bahwa pasal 351 ayat (3) KUHP yang dilihat dari rumusannya ternyata
hanya menyebutkan kwalifikasinya dan ancaman hukumannya saja tanpa menyebutkan
secara otentik yang apa dimaksud “penganiayaan”. Oleh karenanya Majelis Hakim
membutuhkan penafsiran ;

Menimbang, bahwa menurut doktrin hukum pidana, “Penganiayaan” adalah setiap


perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit (pijn) atau (letsel)
kepada orang lain (Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Kumpulan Kuliah Bagian Kedua,
hlm. 509-510), “Luka” diartikan terjadinya perubahan didalam bentuk pada badan
manusia, yang berlainan dengan bentuknya semula, misalnya lecet pada kulit, bengkak
pada pipi dan lain sebagainya. Sedangkan “rasa sakit” tidak memerlukan adanya
perubahan rupa pada tubuh melainkan pada tubuh timbul rasa sakit, rasa perih dan
sebagainya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta persidangan yang sudah tidak diragukan lagi
kebenarannya, korban NGURAH GAUL, telah dilakukan Visum Et Refervertum yang
dikeluarkan oleh RSUD Gianyar dengan nomor : 77/VER/MYT/IGD/RUSDGIN/III/2018
tanggal 24 Maret 2018 yang dibuat dan ditandatangani dengan mengingat sumpah jabatan
oleh Dr. Gamong yang menyimpulkan dari hasil pemeriksaanya sebagai berikut :
Menjelaskan:
Bahwa Korban NGURAH GAUL :
• Korban datang dan diperiksa dalam keadaan sudah meninggal dunia.
• Tampak luka terbuka dileher bagian samping akibat tusukan benda tajam.

Halaman 24 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


• Tampak luka memar dibagian belakang kepala akibat pukulan benda tumpul.
• Penyebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan bedah manyat.
Menimbang, bahwa sebagaimana keterangan Ahli Dr. Gamong dipersidangan bahwa
pada tanggal 24 Maret 2018, ahli ada menerima seorang pasien laki - laki yang bernama
NGURAH GAUL, dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan banyak luka diseluruh
tubuh antara lain luka tusuk pada leher bagian samping kiri dan luka memar dibagian
belakang kepala serta banyak mengeluarkan darah dan dalam keadaan pucat. Setelah
menerima pasien selanjutnya Ahli pemeriksaan fisik ditemukan tanda - tanda kematian sudah
positif, kemudian saksi lakukan visum luar terhadap pasien dan diketahui pada bagian leher
samping kiri terdapat luka terbuka dengan ukuran 5x5 cm dengan kedalaman, sampai rongga,
luka memar dibagian belakang kepala ukuran 2x1 cm. Kemudian saksi lakukan pembersihan
luka dan lakukan jahit luar, serta melakukan perawatan jenazah.
Menimbang, bahwa menurut Ahli Dr. Gamong, apabila terdapat luka terbuka pada
leher, dimana dibagian leher tersebut terdapat arteri kerotis (arteri terbesar dileher), dengan
kedalaman sampai ke rongga dan kemungkinan mengenai arteri tersebut, serta pasien
mengeluarkan banyak darah, maka kemungkinan menjadi penyebab kematian bisa saja terjadi
tetapi tetap saja harus dilakukan tindakan otopsi.
Menimbang, bahwa pada hasil visum et revertum an. NGURAH GAUL, Ahli Dr.
Gamong menyimpulkan bahwa kematian penyebab kematian tidak dapat ditentukan karena
tidak dilakukan bedah mayat, karena dibidang kedokteran ada ilmu forensik yang dapat
menentukan suatu kematian seseorang dengan cara dilakukan otopsi atau bedah mayat
karena dengan dilakukan tindakan otopsi tersebut, maka dapat menentukan penyebab pasti
kematian tersebut, sehingga apabila hanya dilakukan visum luar, kematian seseorang belum
dapat diketahui sebabnya walaupun tampak secara kasat mata luka - luka yang dialami oleh
pasien ;
Menimbang, bahwa dari pendapat ahli Dr.Gamong kiranya pendapat tersebut menjadi
dapat dibayangkan bahwa luka-luka sebagaimana yang dialami oleh korban NGURAH
GAUL menyebabkan kematiannya, namun saja belum menjadi pasti secara medis oleh
karena jenazah tidak dilakukan otopsi atau bedah mayat ;
Menimbang, bahwa sebagaimana fakta hukum yang terungkap tidak ada satu orangpun
saksi yang melihat peristiwanya, dalam hal ini Majelis Hakim tidak mendapatkan secara jelas
dari keterangan saksi-saksi apakah benar terdakwa yang melakukannya dan bagaimana

Halaman 25 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


terdakwa melakukannya, fakta-fakta yang terungkap hanyalah keterangan saksi-saksi yang
melihat terdakwa maupun korban sebelum dan setelah peristiwa ;
Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi yang mengetahui sebelum peristiwa,
maupun setelah peristiwa meskipun keterangan tersebut tersendiri, ataupun saksi yang
mendengar dari korban NGURAH GAUL tersebut, oleh persesuaiannya maka persangkaan
dapat menjadi fakta hukum bahwa luka-luka korban NGURAH GAUL ada kaitannya dengan
terdakwa atau terdakwalah yang telah membuat luka-luka pada korban NGURAH GAUL;
Menimbang, bahwa dipersidangan terdakwa mengakui perbuatannya kepada korban
NGURAH GAUL bukan karena kesalahannya, sebagaimana fakta-fakta pengakuan terdakwa
mengungkapkan bahwa awalnya terdakwa tidak mengetahui, apa yang dialami oleh
NGURAH GAUL akibat dari perkelahian tersebut, pada tanggal 24 Maret 2018, yang jamnya
terdakwa tidak ingat, terdakwa mendapat kabar bahwa NGURAH GAUL sudah meninggal
dunia. Bahwa terdakwa mengakui pada saat rekonstruksi, apa yang disebabkannya pada
korban NGURAH GAUL yang terdakwa serang yakni leher bagian samping serta kepala
bagian belakang ;
Menimbang, bahwa dipersidangan terdakwa/ Penasihat Hukumnya mohon hukuman
yang seadil-adilnya dikarenakan apa yang dilakukan terdakwa merupakan mempertahankan
diri ;

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap dan apabila fakta tersebut
dihubungkan dengan pengakuan terdakwa maka Majelis Hakim akan menggali suatu fakta,
keadaan atau petunjuk dari peristiwa tersebut sehingga apakah fakta-fakta tersebut
memberi keyakinan kuat pada Majelis Hakim guna untuk membenarkan perbuatan
terdakwa, sebagai berikut :
• Bahwa pada hari tanggal 24 Maret 2018, korban dan temannya melintasi persimpangan
jalan di Desa Medan Gianyar dan menyalip kedepan terdakwa dan temannya yang ingin
menuju ke acara ulang tahun temnnya dan korban dan temannya menghentikan
kendaraan secara tiba-tiba ditengah jalan.
• Bahwa temannya terdakwa kaget dan kehilangan kendali sehingga menabrak motor
korban honda beat nopol DK 6543 KC sehingga bagian belakang motor pecah.
• Bahwa setelah terjatuh, korban dan terdakwa beradu mulut dan korban kebetulan
membawa sebuah balok dan memukul Putu Bawa teman terdakwa sampai tidak
sadarkan diri.

Halaman 26 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


• Bahwa setelah itu korban juga menyerang terdakwa dengan melempar balok sehingga
terdakwa sampai terjatuh di antara pecahan motor.

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap tersebut terdakwa bersifat pasif
mengendarai sepeda motor menuju keacara ulang tahun temannya sedangkan korban
NGURAH GAUL dengan sengaja menyalip dan menghentikan kendaraan secara tiba-tiba
didepan terdakwa, Majelis Hakim menilai korban NGURH GAUL pada awalnya telah
diliputi dengan niat tidak baik, hal mana terdakwa sudah membawa balok kayu, maka apa
yang menjadi perbuatan korban NGURAH GAUL kepada terdakwa selanjutnya
merupakan suatu niat perbuatan percobaan pembunuhan direncanakannya.

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta yang terungkap, terdakwa mengalami luka-


luka memar ;

Menimbang, bahwa dari pengakuan terdakwa serta dihubungkan dengan keterangan


saksi JERO KETUT, sebagaimana pengamatan Hakim dan visum tersebut diatas, Majelis
Hakim menilai luka-luka memar pada perut terdakwa sesungguhnya luka terdakwa
tersebut serangan korban NGURAH GAUL pada bagian perut, hal ini lazimnya luka bagi
orang yang menghindar bukan orang yang menyerang ;
Menimbang, bahwa fakta yang terungkap, sekira 3 (dua) meter terdakwa dan
NGURAH GAUL berdiri, Korban menyerang terdakwa dengan melemparkan balok kayu
kearah terdakwa hingga jatuh diantara pecahan motor, akan tetapi masih dapat terdakwa
tangkis dan tidak menyebabkan luka pada tubuh terdakwa, lalu terdakwa lihat NGURAH
GAUL mengambil lagi kayu berusaha memukul terdakawa, Karena merasa terdesak
terdakwa balik menyerang NGURAH GAUL dan mengambil pecahan motor untuk menusuk
NGURAH GAUL bagian leher samping, dan mengambil balok kayu dan memukul korban
sebanyak 2 kali di kepala bagian belakang sehingga korban meninggal bersimbah darah. Dan
terdakwa merasa ketakutan dan berinisiatif langsung untuk menyerahkan diri ke polres
gianyar.
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim memperhatikan fakta diatas maka oleh
karena serangan menggunakan balok kayu yang di tujukan korban NGURAH GAUL kepada
bagian perut terdakwa dan ketika terdakwa mencoba menghindar serangan korban NGURAH
GAUL ternyata oleh NGURAH GAUL masih mengejar untuk melakukan serangan lagi
kepada terdakwa, maka tindakan terdakwa yang kemudian mengambil pecahan motor dan

Halaman 27 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


balok kayu dan berbalik menikam kearah korban NGURAH GAUL, Majelis Hakim menilai
lantaran ketidaktahuan terdakwa akan adanya beberapa serangan pada tubuh terdakwa maka
perasaan terdakwa tergoncang hebat tersebut yang diikuti perbuatannya menurut Majelis
Hakim adalah perbuatan upaya untuk mempertahankan hidup ;
Menimbang, bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 49 ayat (1) KUHP, yang
menyebutkan : Barangsiapa melakukan perbuatan yang terpaksa dilakukannya untuk
mempertahankan dirinya atau orang lain, mempertahankan kehormatan atau harta benda
sendiri atau kepunyaan orang lain, dari pada serangan yang melawan hak dan mengancam
dengan segera pada saat itu juga, tidak boleh dihukum ;

Menimbang, bahwa dari pertimbangan diatas maka Majelis Hakim menilai perbuatan
terdakwa terpaksa dilakukannya untuk mempertahankan dirinya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka Majelis Hakim


berpendapat bahwa sekalipun perbuatan terdakwa telah memenuhi rumusan tindak pidana
akan tetapi oleh karena adanya pembelaan terpaksa diri terdakwa, maka perbuatan
terdakwa menjadi tidak bersifat melawan hukum, oleh karenanya Majelis Hakim tidak pula
menemukan opzet merampas nyawa orang lain pada diri terdakwa dalam unsur ini ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim menilai suatu perbuatan sekalipun


mencocoki rumusan tindak pidana tetapi bersifat tidak melawan hukum maka tidak dapat
dikatakan sebagai tindak pidana, sehingga lebih tepat jika terdakwa kemudian dibebaskan
(Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Pertanggungjawaban Pidana tanpa Kesalahan” : Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan
Tindak Pidana dan Pertanggungjawab Pidana, Prenada Media, Jakarta, 2006, hlm. 52);

Menimbang, bahwa menurut pakar hukum M.Yahya Harahap putusan pembebasan


(vrijspraak) tidak hanya didasarkan pada hukum acara saja yang berkaitan dengan tidak
dipenuhinya asas batas minimum pembuktian, tetapi juga yang diatur dalam hukum
materiil, antara lain dalam pasal 49 ayat (1) KUHP (M.Yahya Harahap, Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm. 329) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat hukum (doktrin) tersebut, oleh karena


telah terbukti adanya pembelaan terpaksa (noodweer) pada diri terdakwa dalam melakukan
perbuatan yang dikwalifikasi sebagai pembunuhan, dengan demikian perbuatan terdakwa

Halaman 28 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


tersebut menjadi tidak melawan hukum, oleh karena sifat melawan hukum mutlak harus
ada pada suatu delik oleh karenanya terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana melanggar ketentuan pasal 338 KUHP dan kepada
terdakwa haruslah dibebaskan dari dakwaan Penuntut Umum tersebut ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dibebaskan maka haruslah dipulihkan


hak-hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat serta martabatnya;

Menimbang, bahwa oleh karena surat tuntutan Penuntut Umum terdakwa


dimohonkan dipidana, sedangkan hasil pemeriksaan terungkap perbuatan terdakwa
memenuhi pasal 49 ayat (1) KUHP, yang semestinya Penuntut Umum berdaarkan asas-
asas hukum pidana Penuntut Umum dapat tidak melakukan Penuntutan supaya dipidana
terhadap terdakwa, oleh karenanya Majelis Hakim tidak sependapat dengan uraian surat
Penuntut Umum tersebut, melainkan sependapat dengan uraian pembelaan atau pledoi dari
terdakwa / Penasihat hukumnya ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tidak terbukti melakukan perbuatan


melawan hukum yang didakwakan kepadanya dan Terdakwa berada dalam tahanan maka
diperintahkan untuk dibebaskan dari tahanan segera setelah putusan ini diucapkan;

Menimbang, bahwa barang bukti yang telah disita sudah selesai dipergunakan
Majelis Hakim dalam pembuktian perkara ini, maka barang bukti berupa :
• 1 (satu) lembar baju kaos warna putih terdapat bercak darah;
• 1 (satu) lembar celana jeans levis pendek terdapat bercak darah ;
Dikembalikan kepada terdakwa ;
• 1 (satu) lembar baju kaos warna hitam terdapat berck darah ;
• 1 (satu) lembar celana jeans levis panjang terdapat bercak darah ;
Dikembalikan kepada keluarga korban ;
• 1 (satu) buah pecahan bagian motor beat putih ;
• 1 (satu) buah balok kayu ;
Dirampas Negara untuk dirusak ;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dibebaskan maka biaya perkara dibebankan
kepada negara;
Memperhatikan, Pasal 191 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana, Pasal 49 ayat (1) KUHP serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;

Halaman 29 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


MENGADILI:

1. Menyatakan terdakwa NYOMAN JAYA tersebut diatas, tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam
dakwaan Primair dan Subsidair ;
2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari semua dakwaan Penuntut Umum ;
3. Memerintahkan Terdakwa dibebaskan dari tahanan segera setelah putusan ini
diucapkan ;
4. Memulihkan hak-hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat serta
martabatnya;
5. Menetapkan barang bukti berupa:
• 1 (satu) lembar baju kaos warna putih terdapat bercak darah;
• 1 (satu) lembar celana jeans levis pendek terdapat bercak darah ;
Dikembalikan kepada terdakwa ;
• 1 (satu) lembar baju kaos warna hitam terdapat berck darah ;
• 1 (satu) lembar celana jeans levis panjang terdapat bercak darah ;
Dikembalikan kepada keluarga korban ;
• 1 (satu) buah pecahan bagian motor beat putih ;
• 1 (satu) buah balok kayu ;
Dirampas Negara untuk dirusak ;
6. Membebankan biaya perkara kepada negara;

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri


Gianyar pada hari ini RABU tanggal 09 MEI 2018, oleh kami SITI FATIMAH IFAN,
SH.,MH, selaku Hakim Ketua Majelis, I KADEK OKA SUBRYANTHA, SH, dan PUTU
AGUS PERDIAWAN, SH, dan masing-masing selaku Hakim Anggota, putusan mana
diucapkan pada hari RABU tanggal 09 MEI 2018 di muka persidangan yang terbuka untuk
umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan didampingi oleh Kedua Hakim Anggota,
dan dibantu oleh NYOMAN CHRISNA ARI PURNA, SH, selaku Panitera Pengganti serta
dihadiri oleh I WAYAN SUARDIHANA, SH dan NYOMAN AGUS HANDRIAWAN, SH,
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Gianyar, dan Terdakwa serta dihadiri
Penasihat Hukumnya.

Halaman 30 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN


Hakim Anggota, Hakim Ketua,

t.t.d. t.t.d.

I KADEK OKA SUBRYANTHA, SH SITI FATIMAH IFAN, SH., MH

t.t.d.

PUTU AGUS PERDIAWAN, SH

Panitera Pengganti,

t.t.d.

NYOMAN CHRISNA ARI PURNA, SH

Halaman 31 Putusan Perkara Pidana Nomor 77/Pid.B/2018/PN GIN

Anda mungkin juga menyukai