Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTERMIA PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA Pendidikan Profesi Ners 36/ Khosidah/ 22020120210014

Definisi
Demam neutropenia merupakan suatu sindrom yang terdiri dari 2 gejala, yaitu demam yang didefinisikan sebagai temperatur oral ≥38,3 OC sekali pengukuran, atau temperatur ≥38OC untuk pengukuran selama 1 jam terus-menerus, atau pada 2
kali pengukuran dengan jarak minimal 12 jam, dan neutropenia yang didefinisikan sebagai hitung neutrofil total (absolute neutrophils count/ ANC) <500 sel/mm3 (Dalal & Zhukovsky, 2006).

Etiologi: ETIOLOGI
Penyebab demam neutropenia tersering adalah
infeksi flora normal endogen, terutama bakteria
Faktor genetik Sinar radioaktif Kelainan Kromosom Virus onkogenik (retrovirus tipe C)- virus RNA
aerobik Gram negatif yang berada di saluran
pencernaan, mukosa, maupun permukaan kulit
Translokasi LMA dan LGK Down syndrome Invasi kedalam tubuh manusia
(Bosnjak, 2004).
kromosom
Mutasi sel induk
Faktor risiko (Hapsari, Tamam, & Satrio, 2013): Enzym reverse transcriptase dalam darah
Membuat sel lebih rawan
- Dosis kemoterapi
mengalami abnormalitas genetik Limfoid Mieloid
- Status gizi Pembentukan sel reaktif antigen oleh limfosit
- Status sosial ekonomi Megakarosit
- Rerata durasi pemakaian infus Mutasi somatik stem cell Sel T Sel B Eritrosit Granulosit-
Monosit Kerusakan mekanisme poliferasi limfosit
- Kadar albumin
Memicu pertumbuhan sel darah putih abnormal
Differentiation arrest limfoblast
Poliferasi mieloblast tidak terkontrol Poliferasi neoplastik dan differentiation arrest
Pemeriksaan Penujang Leukemia:
 Pemeriksaan darah lengkap: anemia, Akumulasi sel-sel muda dalam sum-sum tulang Efek samping: mual dan
KEMOTERAPI muntah, alopesia, reaksi
trombositopenia / trombositosis,
leukopenia/leukositosis Sel hemopoetik immatur LEUKEMIA kutaneus, toksisitas neuro,
 Pemeriksaan sel darah tepi: sel blast Menggantikan sel normal (blastosit) kerusakan system imun
(pada AML dan ALL), Auer rods (pada Infiltrasi sel Infiltrasi sel
AML) Akumulasi sel leukemik
Leukemik ke ginjal Leukosit ke hati
Destruksi sumsum tulang dalam darah
 Immunophenotyping Kerusakan
membran
 Pemeriksaan sitogenetik Infiltrasi sel Infeksi saluran kemih mukosa oral
 Fungsi liver: SGOT, SGPT Hematopoesis terganggu
Leukemik ke otak Hepatomegali
Sindrom hiperviskositas
 Fungsi pembekuan darah
darah
 Aspirasi sumsum tulang atau biopsy Hematuria Penurunan GFR
Peradangan Penurunan sekresi Gangguan
 Biopsi nodus limfa empedu
Eritrosit Produksi selaput otak Penurunan aliran darah citra tubuh
neutrophil turun Gagal ginjal
gunakan
Daftar Pustaka:
Anemia Trombositopenia Diagnosa dan Peningkatan
Rencana Intervensi
TIK
Keperawatan
Penurunan absorbsi di usus
Bosnjak S. (2004). Treatment of a febrile Hipoksia
Diagnosa 1: Hipertermia b.d infeksi
Imunosupresi
neutropenic patient. Sekresi
Kriteria hasil (SLKI): Termoregulasi (L. 14134)
Dalal, S., Zhukovsky, D.S. (2006). Suplai O2 ke paru protein
Pembekuan - Suhu tubuh An.N turun dan kembali normal 36,5OC-37,5 O
C osmotik
Tekanan
Pathophysiology and management of menurun Infeksi saluran Defisit fungsi terganggu Kelemahan fisik
Data Pengkajian terganggu Rencana Tindakan (SIKI): Manajemen Hipertermia (I. 15506) dalam rongga usus
neurologis
fever. nafasObservasi: Intoleransi
- Suhu 38,8oC (101,8oF) meningkat
Hapsari, D., Tamam, M., & Satrio, P. (2013). 3 aktifitas
- Jumlah sel darah putih 2.000/mm (leukositMetabolisme
turun, jika kadar - Identifikasi penyebab hipertermia Uremia
Faktor risiko terjadinya demam - Monitor suhu tubuh
leukosit lebih rendah/ leukopenia dapat disebabkan oleh Risiko syok Letargi
neutropenia pada anak dengan Melepaskan
virus dan parasite) hipovolemik - Monitor komplikasi akibat hipertermia Distensi abdominal
leukemia limfoblastik akut. Penimbunan sitokinin
Terapuetik: Gangguan
asam laktat
PROSES KEPERAWATAN - Sediakan lingkungan yang dingineliminasi urin
Risiko cedera
- Barikan cairan oral (minum air putih yang banyak) Mual, muntah
Otot lemah Risiko syok - Lakukan pendinginan eksternal (kompres dingin pada area dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
hipovolemik Edukasi: Sel point suhu
Menstimulasi
- meningkat
Anjurkan tirah baring Perubahan nutrisi kurang
Intoleransi hipotalamus
Kolaborasi dari kebutuhan tubuh
aktivitas - Kolaborasi pemberian antipiretik dan cairan intravena (jika perlu)
Hipertermia
Data Pengkajian Diagnosa dan Rencana Intervensi Keperawatan
- An. N mengalami infeksi stomatitis dan esophagitis, Diagnosa 2: Kerusakan Integritas Membran Mukosa Oral b.d kemoterapi
mengalami pendarahan Kriteria hasil:
- Terdapat bercak putih di mulut An. N - Tidak ada lesi pada membran mukosa
- An.N mengatakan mulut dan tenggorokannya sangat sakit, - Tidak ada pendarahan
bahkan tidak bisa makan dan minum apapun. - Warna membran mukosa kembali normal
Rencana Tindakan:
Observasi:
- Monitor kondisi mulut (bibir, lidarh, membrane mukosa, gigi, gusi,) dan cek keabnormalannya (ukuran, warna, lokasi adanya lesi
atau inflamasi internal dan eksternal dan tanda gejala infeksi lainnya)
Terapueitik:
- Instruksikan pasien untuk menjaga kebersihan sikat gigi dan alat pembersih lain
- Tentukan frekuensi yang diperlukan terkait perawatan mulut, sesuai kebutuhan
Edukasi:
- Edukasi pasien untuk menghindari makanan yang pedas, asin, kering, kasar, dan keras
Kolaborasi:
- Berikan obat obatan anti mikroba dan agen anti inflamasi jika diperlukan

Data Pengkajian Diagnosa dan Rencana Intervensi Keperawatan


- An. N mengalami Alopecia Diagnosa 3: Gangguan Citra Tubuh b.d Efek Pengobatan Kemoterapi
- Hubungan sosial berubah (An. N tidak mau bertemu Kriteria hasil:
dengan teman-temannya) - Hubungan sosial An. N cukup membaik, meningkat dari skala 4 menjadi skala 5
- Veralisasi kekhawatiran pada penolakan cukup menurun, dari skala 4 menjadi skala 5
Rencana Tindakan: Peningkatan Citra Tubuh ( 5220)
- Gunakan bimbingan antisipatif pasien dengan perubahan citra tubuh
- Bantu pasien untuk mendiskusikan stressor yang mepengaruhi citra diri terkait dengan kondisi penyakit
Daftar Pustaka: - Monitor frekuensi dari pernyataan mengkritisi diri
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan - Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh mana yang berubah
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai