1. Letak Geografis
Desa Wandasari merupakan salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan
Bojonggambir yang memiliki luas 1.527,75 m² dimana secara tofograpi merupakan daerah
pegunungan.
Desa wandasari merupakan hasil pemkaran wilayah dari desa bojongkapol, pada sekitar
tahun 1980 an Desa Bojongkapol merupakan wilayah yang paling luas di kecamatan
bojonggambir dan penduduknya yang banyak, maka atas hasil musyawarah yang bertempat di
legok pal para tokoh masyarakat di antaranya H. Umar Mengusulkan untuk di lakukannya
pemekaran wilayah dan hasilnya menjadikan desa bojongkapol di bagi tiga Desa yaitu Desa
Wandasari, Desa Bojongkapol dan Desa Campakasari, dengan sebutan Desa WBC.
Selanjutnya perkembangan legenda dan sejarah Desa Wandasari adalah sebaga berikut :
2. Topografi
Desa Wandasari merupakan desa yang berada di daerah perbukitan dengan ketinggian
antara 200-300 M, Dpl ( diatas permukaan laut). Sebagian besar wilayah Desa Wandasari
merupakan lahan pertanian dan perkebunan, kemudian sebagin kecilnya pemukiman penduduk
dan lahan ternak. Di sebelah timur merupakan Desa Bojongkapol dan di sebelah barat
merupakan Desa Campakasari dan Desa Campaksari ini berbatasan langsung dengan Kabupaten
Garut bagian selatan, dan berbatasan juga dengan pantai Cipatujah, Kecanatan Cipatujah,
Kabupaten Tasikmalaya.
3. Luas dan sebaran penggunaan lahan
Desa Wandasari memiliki luas penggunaan lahan sebesar 1.527,75 m² dimana secara
tofograpi merupakan daerah pegunungan. Dan sebaran penggunaan lahan di wilayah Desa
Wandasari sebaian besar lahan pertanian yang mencapai hampir 1/3 dari kesluruhan, sisanya
hutan, lahan ternak, pemukiman penduduk dan lahan yang tidak di gunakan atau dalam Bahasa
Pada umumnya lahan yang terdapat di Desa Wandaasari di gunakan secara produktif, dan
hanya sebagian kecil lahan yang kurang produktif. Hal ini menunjukan bahwa kawasan Desa
Wandaari mrmiliki sumberdaya alam yang memadai dan siap untuk di olah.
Kondisi sosial masyarakat Desa Wandasari masih memegang teguh pada adat istiadat
daerah dengan cirri-ciri budaya sunda yang terlihat masih kental dengan kegotong-royongan,
sabanda sariksa, kesopanan dan budaya-budaya luhur sunda lainnya. Kondisi sosial inilah yang
selalu dijadikan dasar dan modal dalam melakukan setiap proses pembangunan yang senantiasa
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Wandasari terbagi beberapa bidang namun dari
keseluruhan yang sebagian besar bermata pencaharian bertani dengan penghasilan yang masih
rendah,sehingga secara umum masih tergolong masyarakat yang masih belum sejahtera. Selain
itu pada bidang lain seperti usaha mikro masyarakat masih memanfaatkan bantuan pinjaman dari
bantuan permodalan pemerintah ataupun bantuan pinjaman permodalan dari pihak-pihak lain.
a. Kependudukan
Penduduk asli Desa Wandasari merupakan satu rumpun kekeluargaan yang berasal dari
suku sunda, menggunakan Bahasa sunda sebagai Bahasa ibu dalam kegiatan sehari-hari. Tradisi
“Karuhun” masih menjadi dasar kehidupan bermasyarakat bagi generasi tua, generasi baru,
perubahan terutama dalam segi sosial dan ekonomi kearah moderenisasi dan mengikuti
Terpengaruh dengan kultur kekeluargaan yang bersumber dari satu rumpun, maka dalam
Wandasari merupakan pemeluk agama Islam. Penduduk Desa Wandasari berdassarkan data
terahir hasil sensus penduduk tahun, 2018 sebanyak 3346 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk
1 Laki-laki 1535
2 Peremuan 1811
3 Jumlah 3346
Wilayah Desa Wandasari terdiri dari 6 Kedusunan dan 27 ke RT-an, di sebelah Timur
Kedusunan Bantar Panjang yang berbatasan dengan Desa Bojong Kapol sampai sebelah Barat
Kedusunan Bojong Salam yang berbatasan dengan Desa Kertanegla. Di sebelah Selatan terdapat
Kalo dilihat secara geografis, wilayah Desa Wandasari terbentang lurus dari dari sebelah
Barat sampai Timur yang di lalui oleh jalan raya Provinsi Jawa Barat. Sehingga, hal ini
memudahkan masyarakat dalam interaksi sosial dan perekomomian sehari-hari yang pada
5. Pendidikan
sebuah invetasi untuk masadepan di Desa Wandasari jumlah guru dan murid tip taunnya
mengalami peningkatan. Guru Pendidikan pormal pada tahun 2013, berjumlah = 64 orang, dan
banyak guru dalam pendidikan non pormal seperti guru mengaji/guru agama, orangtua, dan
tempat kursus.
Tabel 4.2
1 8 42 30 -
2 45 272 92 -
Pada masa kepemimpinan kepala desa periode 2013-2018, yaitu Bapak Wawan Kartiwan
S.Ip, jumlah sarana prasarana sekolah mulai di tingkatkan, baik itu pendidikan negri ataupun
yang dikelola suasta. Adapun jumlah sarana prasarana pendidikan di Desa Wandasari, adapun
nama dan julah sarana prasarana pendidikan yang ada di Desa Wandasari dapat di lihat pada
Tabel 4.3
Data Sarana Pendidikan
Tabel 4.4
Tingkat Pendidikan
NO Jumlah Prosentasi
Penduduk
1 Belum Sekolah 441
3 Tamat SD 1585
5 SLTA 356
6 D3 7
7 S1 52
8 S2 2
9 S3 -
10 Jumlah 3346
Tingkat pendidikan yang rendah hampir di seluruh kedusunan yang ada di Desa
Wandasari. Masyarakatnya tergolong kedalam tingkat pendidikan yang sangat rendah, hal ini di
pengaruhi oleh keadaan lingkungan dan kesadaran akan pendidikan sangat rendah. Orang tua
mereka yang sehari-harinya berprofesi sebagai petani hanya mampu menyekolahkan anaknya
sampai tingkat SMA setelah itu mereka di biarkan bekerja dan mencari kehidupanya sendiri.
Meskipun demikian tidak semua keadaanya seperti itu, bagi orang-orang kalangan menengah
keatas mereka mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
6. Kesehatan
Tenaga kesehatan di Desa wandasari pada tahun 2018 terbagi atas keperawatan, bidan
dukun beranak/bayi, Dokter umum dan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan ada beberapa
sumberdaya yang mendukung. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam tablel di bawah ini.
Tabel 4.5
2 Keperawatan Bidan 1
4 Masyarakat Posyandu 3
Poskesdes 1
Desa siaga 1
masih dikatakan sangat minim, hal ini tentunya dikarenakan beberapa faktor diantaranya jarak
yang ditempuh dan akses jalan ke Desa Wandasari tidak memungkinkan bagi para pelayan dinas
kesehatan setempat untuk menjalankan tugasnya secara maksimal. Desa wandasari hanya
menggunakan jasa para dokter seadanya, hal itu pun dilakukan dalam jangka seminggu sekali
Tabel 4.6
Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi Di Desa Wandasari Tahun 2013- 2014 ( Jiwa)
3 Jumlah 38 43 40
Jumlah kelahiran bayi persalinan pada tahun 2015 adalah sebanyak 43 jiwa, yang terdiri
atas bayi lahir hidup sebanyak = 41 jiwa bayi lahir mati sebanyak = 2 jiwa. Untuk lebih jelasnya
Kesejahteraan Sosial sebagai bentuk pengamalan dari panca sila, sebagai nilai luhur
yang harus di junjung tinggi dan di rasakan kebenarannya oleh setiap individu masyarakat, tentu
memupnyai tantangan tersendiri yang di hadapi dalam membangun dan merealisasikanya, hal ini
meliputi beberapa hal yaitu, adanya arus globalisasi yang semakin berkembang, tingginya biaya
hidup, mahalnya BBM, mahalnya listrik, sistem politik yang semakin membingungkan
permasalahan sosial, kesenjangan sosial, dan menurunnya kesadaran sosial. Keadaan ini bisa di
Tabel 4.7
Kondisi Penyandang Kesejahtraan Sosial ( PMKS) Di Desa Wandasari Pada Tahun 2015.
N Jumlah
Masalah Kesejahtraan Sosial Keterangan
O Jumlah KK
1 Lansia 25
2 Penyandang Cacat 3
Penyandang Cacat Eks Penyakit
3 3
Kronis
4 Keluarga Miskin 22
Dari table diatas dapat dilihat bagaimana tingkat kesejahteraan di Desa Wandasari belum
sepenuhnya berjalan secara merata. Keadaan ini tidak hanya terjadi pada masyarakatnya sendiri,
melainkan juga dalam infrastruktur sebagai penopang jalannya kegiatan sosial yang belum