Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Sekolah : MI Muslimat NU Pucang Sidoarjo


B. Mata Pelajaran : Aswaja dan Ke NU-an
C. Kelas : VI
D. Semester : 1 (satu)
E. Kompetensi Inti
1. Menjelaskan faham keislaman yang pertama kali berkembang di Indonesia, peran
pesantren sebagai lembaga pengajaran agama islam dan proses pembentukan Jamiyah
Nahdlatul Ulama
2. Meneladani nilai-nilai perjuangan KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah,
dan KH. Bisri Syansuri
3. Bersikap dan berprilaku menghormati kitab suci Al Quran, Nabi Muhammad SAW,
para sahabat, Ulama’, dan auliya
4. Menjelaskan arti nama, lambang, tujuan, dan usaha Nahdlatul Ulama’, susunan
pengurus Nahdlatul Ulama’
5. Membiasakan diri berdzikir dan berdoa
F. Kompetensi Dasar
3. Membiasakan diri dengan kepribadian Nahdlatul Ulama

G. Indikator
1. Mendeskripsikan pengertian As Shidqu, Al Amanah, Al Adalah, At Taawun, dan Al
Istiqamah
2. Mengidentifikasi dalil prilaku As Shidqu, Al Amanah, Al Adalah, At Taawun, dan Al
Istiqamah
3. Mendeskripsikan perilaku yang mencerminakan As Shidqu, Al Amanah, Al Adalah, At
Taawun, dan Al Istiqamah dalam kehidupan sehari-hari

H. Alokasi Waktu : 35 menit x 4 jam pelajaran

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dan pengalaman empiris selama proses belajar
peserta didik diharapkan :
a. Mendeskripsikan pengertian As Shidqu, Al Amanah, Al Adalah, At Taawun, dan Al
Istiqamah
b. Mengidentifikasi dalil prilaku As Shidqu, Al Amanah, Al Adalah, At Taawun, dan
Al Istiqamah
c. Mendeskripsikan perilaku yang mencerminakan As Shidqu, Al Amanah, Al Adalah,
At Taawun, dan Al Istiqamah dalam kehidupan sehari-hari

J. Materi Pembelajaran
a. Pengertian As Shidqu, Al Amanah, Al Adalah, At Taawun, dan Al Istiqamah
b. Dalil perilaku As Shidqu, Al Amanah, Al Adalah, At Taawun, dan Al Istiqamah

K. Metode Pembelajaran
Saintific Approach

L. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan i. Motivasi :
sabda Rasulullah :

ُ‫نَتَتَعَلّ ُموانَََ ِم ْن َه‬ َ ‫س ِك ْي َن َةََ َوا ْل َوقَاَ ََرَ َوت َ َوا‬


َْ ‫ضعُ ْواَ ِل َم‬ ّ ‫تَعَلّ ُمواال ِع ْل ََمَ َوتَعَلّ ُم ْواَ ِل ْل ِع ْل َِمَال‬
Artinya : 10 menit
"Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah
pada orang yang kamu belajar darinya". HR.At-Tabrani.

ii. Apersepsi
 Apa yang kalian ketahui tentang Mabadi Khaira Ummah?
Kegiatan Inti Penguatan Pendidikan Karakter 50 menit
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu
wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya
seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas"
HR.Ibnu Majah

 Jam'iyah NU merupakan anugerah yang sangat mulia dari Allah SWT.


Anugerah yang membentengi umat dari gerusan roda jaman yang cenderung
merusak. Di mana perkembangan zaman yang menyuguhkan kemudahan-
kemudahan buah dari kemajuan ilmu teknologi, percepatan arus komunikasi,
dan pertentangan-pertentangan pemahaman membanjiri pemikiran umat
(PPK Religius)

 Setiap muslim hendaklah memiliki sifat dan sikap jujur, yakni adanya
kesatuan antara ucapan dan perbuatannya, apa yang dilahirkan senantiasa
sama dengan apa yang ada di dalam batinnya. Dengan kata lain, tidak boleh
bagi setiap muslim bertindak dan berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan
apa yang diucapkannya(PPK Integritas)
 Dengan mempelajari kepribadian Nahdlatul Ulama siswa akan mengetahui
kepribadian Nahdlatul Ulama yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.(PPK Sosial)
 NU tetap istiqomah menaungi umat, semakin terlatih untuk menghadapi
tantangan-tantangan zaman, menjaga keragaman dan menguatkan
keberlangsungan NKRI dengan berkah-berkah ulamanya demi kehidupan
umat yang tenteram santosa.(PPK Nasionalis)
 Setelah memperlajari kepribadian NU dan terbiasa memiliki sifat layaknya
warga Nahdlatul Ulama, siswa akan menerapkan apa yang telah
dipelajarinya di lingkungan sekitarnya. Terbiasa menerapkan kepribadian
NU pada kehidupan sehari-hari membuat siswa lebih mawas diri dalam
menjalani setiap masalah yang ia dapatkan. Siswa akan mampu
menyelesaikan setiap masalahnya sesuai dengan kepribadian NU yang
telah ia pelajari. (PPK Gotong Royong)

I. CRITICAL THINKING
1. Mengapa Mabadi Khaira Ummah menjadi acuan berperilaku warga
NU?

II. CREATIVE
1. Deskripsikan fungsi Mabadi Khaira Ummah!
2. Identifikasilah keutamaan dibentuknya Mabadi Khaira Ummah!

III. COMMUNICATIVE
1. Komunikasikan hasil temuanmu dengan teman sebangku tentang :
a. Fungsi Mabadi Khaira Ummah
b. Keutamaan dibentuknya Mabadi Khaira Ummah
IV. COLLABORATIVE
1) Budaya Literasi
1. Bandingkan perilaku seseorang yang menerapkan Mabadi Khaira
Ummah dalam kehidupan sehari-hari dengan seseorang yang
tidak menerapkan Mabadi Khaira Ummah dalam hidupnya!
2. Diskusikan hasil temuanmu dengan teman sebangkumu!
3. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk mempresentasikan
hasil temuannya.

2) Bacalah kutipan bacaan berikut berikut!

Dalam menghadapi kemelut kehidupan hari ini di mana badai dan


gelombang fitnah akhiru zaman yang semakin dahsyat, baik fitnah
kehidupan (fitnatu mahya) yaitu masalah ekonomi, sosial, politik dan
sebagainya, atau fitnatun masihi dajjal; masalah-masalah agama, dan
banyaknya ulama suuk, mari kita selamatkan keluarga dan diri kita
dengan bergabung kepada sawadil a'dhom, (golongan ulama min
waratsatil ambiya’) yaitu NU ini. Jangan kita hidup tersendiri dan terpisah
dari mereka. Karena serigala tidak memangsa kecuali kambing yang
terpisah dari rombongan. Di sinilah pentingnya berjam’iyah, pentingnya
untuk berasosiasi, bergabung dalam satu barisan dengan para auliya,
ulama dan jama’ah Ahli sunnah wal Jama’ah.

Kami melihat jam'iyah NU merupakan anugerah yang sangat mulia dari


Allah SWT. Anugerah yang membentengi umat dari gerusan roda jaman
yang cenderung merusak. Di mana perkembangan zaman yang
menyuguhkan kemudahan-kemudahan buah dari kemajuan ilmu
teknologi, percepatan arus komunikasi, dan pertentangan-pertentangan
pemahaman membanjiri pemikiran umat, NU tetap memberikan kawalan
yang konsisten dan pengasuhan yang penuh kelembutan dalam
membimbing umat melewati kesemuanya itu untuk mencapai kehidupan
yang bermartabat dan diridhoi oleh Allah SWT. Dan di dalamnya jamaah
yang di bangun oleh para kiai ini tetap tenteram melaksanakan
ubudiyahnya baik yang bersifat personal dan sosial kemanusiaan.

Di dalamnya pun banyak kiainya yang tak pernah bergeser dari posisinya
sebagai pewaris pusaka kenabian meskipun digempur fitnah dan
guncangan-guncangan akibat pergeseran sosial umatnya. Tetap
berpegang pada ajaran yang sambung langsung pada Rasulullah SAW,
menjalani tradisi-tradisi ulama salafussalih dan di sisi lain mengupayakan
pembaharuan-pembaharuan metode pemahaman yang sesuai zamannya.

Akhirnya, dengan usia yang mencapai hampir satu abad ini, semoga NU
tetap istiqomah menaungi umat, semakin terlatih untuk menghadapi
tantangan-tantangan zaman, menjaga keragaman dan menguatkan
keberlangsungan NKRI dengan berkah-berkah ulamanya demi kehidupan
umat yang tenteram santosa.

V. CONFIDENCE
1. Dengan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan fungsi
Mabadi Khaira Ummah
2. Dengan percaya diri peserta didik dapat mengidentifikasi keutamaan
Mabadi Khaira Ummah
Kegiatan 1. Pendidik mempersilahkan salah satu peserta didik untuk melakukan refleksi 10 menit
Penutup pembelajaran
2. Pendidik melakukan paper and pencil test sebagai bentuk dari proses umpan
balik
3. Pendidik melakukan analisis tentang ketercapaian dalam proses pembelajaran
4. Pendidik melakukan langkah tindak lanjut

Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan i. Motivasi :
sabda Rasulullah :

ُ‫نَتَت َ َعلّ ُموانَََ ِم ْن َه‬ َ ‫س ِك ْي َنةَََ َوا ْل َوقَاَ ََرَ َوت َ َوا‬
َْ ‫ضعُ ْواَ ِل َم‬ ّ ‫تَ َعلّ ُمواال ِع ْل ََمَ َوتَ َعلّ ُم ْواَ ِل ْل ِع ْل َِمَال‬
Artinya : 10 menit
"Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah
pada orang yang kamu belajar darinya". HR.At-Tabrani.

ii. Apersepsi
 Apa yang kalian ketahui tentang Mabadi Khaira Ummah?
Kegiatan Inti Penguatan Pendidikan Karakter 50 menit
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu
wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya
seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas"
HR.Ibnu Majah

 Jam'iyah NU merupakan anugerah yang sangat mulia dari Allah SWT.


Anugerah yang membentengi umat dari gerusan roda jaman yang cenderung
merusak. Di mana perkembangan zaman yang menyuguhkan kemudahan-
kemudahan buah dari kemajuan ilmu teknologi, percepatan arus komunikasi,
dan pertentangan-pertentangan pemahaman membanjiri pemikiran umat
(PPK Religius)

 Setiap muslim hendaklah memiliki sifat dan sikap jujur, yakni adanya
kesatuan antara ucapan dan perbuatannya, apa yang dilahirkan senantiasa
sama dengan apa yang ada di dalam batinnya. Dengan kata lain, tidak boleh
bagi setiap muslim bertindak dan berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan
apa yang diucapkannya(PPK Integritas)
 Dengan mempelajari kepribadian Nahdlatul Ulama siswa akan mengetahui
kepribadian Nahdlatul Ulama yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.(PPK Sosial)
 NU tetap istiqomah menaungi umat, semakin terlatih untuk menghadapi
tantangan-tantangan zaman, menjaga keragaman dan menguatkan
keberlangsungan NKRI dengan berkah-berkah ulamanya demi kehidupan
umat yang tenteram santosa.(PPK Nasionalis)
 Setelah memperlajari kepribadian NU dan terbiasa memiliki sifat layaknya
warga Nahdlatul Ulama, siswa akan menerapkan apa yang telah
dipelajarinya di lingkungan sekitarnya. Terbiasa menerapkan kepribadian
NU pada kehidupan sehari-hari membuat siswa lebih mawas diri dalam
menjalani setiap masalah yang ia dapatkan. Siswa akan mampu
menyelesaikan setiap masalahnya sesuai dengan kepribadian NU yang
telah ia pelajari. (PPK Gotong Royong)

I. CRITICAL THINKING
1. Bagaimana cara agar kita mampu mengimplementasikan Mabadi
Khaira Ummah dalam kehidupan sehari-hari?

II. CREATIVE
1. Deskripsikan makna dari As-Shidqu, Al Amanah, dan Al Adalah!
2. Identifikasilah dalil perilaku As Shidqu, Al Amanah, dan Al Adalah!
3. Deskripsikan perilaku yang mencerminakan As Shidqu, Al Amanah,
dan Al Adalah

III. COMMUNICATIVE
Komunikasikan hasil temuanmu dengan teman sebangku tentang :
a. Makna As-Shidqu, Al Amanah, dan Al Adalah
b. Dalil perilaku As Shidqu, Al Amanah, dan Al Adalah
c. Perilaku yang mencerminkan As Shidqu, Al Amanah, dan Al
Adalah,

IV. COLLABORATIVE
Budaya Literasi
a. Bandingkan perilaku seseorang yang menerapkan Mabadi Khaira
Ummah dalam kehidupan sehari-hari dengan seseorang yang
tidak menerapkan Mabadi Khaira Ummah dalam hidupnya!
b. Diskusikan hasil temuanmu dengan teman sebangkumu!
c. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk mempresentasikan
hasil temuannya.

Bacalah kutipan bacaan berikut berikut!

Nahdlatul Ulama didirikan sebagai Jam’iyah Diniyah Ijtima’iyah


(organisasi keagamaan kemasyarakatan) untuk menjadi wadah
perjuangan para ulama dan pengikutnya. Tujuan didirikannya NU ini
diantaranya adalah : Memelihara, Melestarikan, Mengembangkan dan
Mengamalkan ajaran Islam Ahlu al-Sunnah Wal Jama’ah yang manganut
salah satu pola madzhab empat: Imam Hanafi, Imam Maliki,Imam Syafi’i
dan Imam Hanbali, Mempersatukan langkah para ulama dan pengikut-
pengikutnya, dan Melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian
harkat serta martabat manusia. Kendala utama yang menghambat
kemampuan umat melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan
menegakkan agama dan karena kemiskinan dan kelemahan dibidang
ekonomi. Maka, muktamar mengamanatkan PBNU untuk mengadakan
gerakan penguatan ekonomi warga. Para pemimpin NU waktu itu
menyimpulkan bahwa kelemahan ekonomi ini bermula dari lemahnya
sumber daya manusianya (SDM). Mereka lupa meneladani sikap
Rasulullah sehingga kehilangan ketangguhan mental. Setelah diadakan
pengkajian, disimpulkan ada beberapa prinsip ajaran Islam yang perlu
ditanamkan kepada warga NU agar bermental kuat sebagai modal
perbaikan sosial ekonomi meliputi Mabadi Khaira Ummah, Khittah
Nahdhiyah, dan UkhuwahNahdhiyah.

V. CONFIDENCE
1. Dengan percaya diri peserta didik makna As Shidqu, Al Amanah, dan
Al Adalah
2. Dengan percaya diri peserta didik dapat mengidentifikasi dalil
perilaku As Shidqu, Al Amanah, dan Al Adalah
3. Dengan percaya diri peserta didik dapat mengidentifikasi perilaku
yang mencerminkan As Shidqu, Al Amanah, dan Al Adalah, dalam
kehidupan sehari-hari
Kegiatan 1. Pendidik melakukan paper and pencil test sebagai bentuk dari proses umpan 10 menit
Penutup balik
2. Pendidik mempersilahkan salah satu peserta didik untuk melakukan refleksi
pembelajaran
3. Pendidik melakukan analisis tentang ketercapaian dalam proses pembelajaran
4. Pendidik melakukan langkah tindak lanjut

Pertemuan 3
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan i. Motivasi :
sabda Rasulullah :

ُ‫نَتَتَعَلّ ُموانَََ ِم ْن َه‬ َ ‫س ِك ْينَ َةََ َو ْال َوقَاَ ََرَ َوت ََوا‬
َْ ‫ضعُ ْواَ ِل َم‬ ّ ‫تَعَلّ ُمواال ِع ْل ََمَ َوتَعَلّ ُم ْواَ ِل ْل ِع ْل َِمَال‬
Artinya : 10 menit
"Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah
pada orang yang kamu belajar darinya". HR.At-Tabrani.

ii. Apersepsi
 Apa yang kalian ketahui tentang Mabadi Khaira Ummah?
Kegiatan Inti Penguatan Pendidikan Karakter 50 menit
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu
wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya
seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas"
HR.Ibnu Majah
 Jam'iyah NU merupakan anugerah yang sangat mulia dari Allah SWT.
Anugerah yang membentengi umat dari gerusan roda jaman yang
cenderung merusak. Di mana perkembangan zaman yang menyuguhkan
kemudahan-kemudahan buah dari kemajuan ilmu teknologi, percepatan
arus komunikasi, dan pertentangan-pertentangan pemahaman membanjiri
pemikiran umat (PPK Religius)
 Setiap muslim hendaklah memiliki sifat dan sikap jujur, yakni adanya
kesatuan antara ucapan dan perbuatannya, apa yang dilahirkan senantiasa
sama dengan apa yang ada di dalam batinnya. Dengan kata lain, tidak boleh
bagi setiap muslim bertindak dan berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan
apa yang diucapkannya(PPK Integritas)
 Dengan mempelajari kepribadian Nahdlatul Ulama siswa akan mengetahui
kepribadian Nahdlatul Ulama yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.(PPK Sosial)
 NU tetap istiqomah menaungi umat, semakin terlatih untuk menghadapi
tantangan-tantangan zaman, menjaga keragaman dan menguatkan
keberlangsungan NKRI dengan berkah-berkah ulamanya demi kehidupan
umat yang tenteram santosa.(PPK Nasionalis)
 Setelah memperlajari kepribadian NU dan terbiasa memiliki sifat layaknya
warga Nahdlatul Ulama, siswa akan menerapkan apa yang telah
dipelajarinya di lingkungan sekitarnya. Terbiasa menerapkan kepribadian
NU pada kehidupan sehari-hari membuat siswa lebih mawas diri dalam
menjalani setiap masalah yang ia dapatkan. Siswa akan mampu
menyelesaikan setiap masalahnya sesuai dengan kepribadian NU yang
telah ia pelajari. (PPK Gotong Royong)

I. CRITICAL THINKING
Bagaimana cara agar kita mampu mengimplementasikan Mabadi Khaira
Ummah dalam kehidupan sehari-hari?

II. CREATIVE
1. Deskripsikan makna dari At Taawun dan Al Istiqamah!
2. Identifikasilah dalil perilaku At Taawun dan Al Istiqamah!
3. Deskripsikan perilaku yang mencerminakan At Taawun dan Al
Istiqamah!
III. COMMUNICATIVE
Komunikasikan hasil temuanmu dengan teman sebangku tentang :
a. Makna At Taawun dan Al Istiqamah
b. Dalil perilaku At Taawun dan Al Istiqamah
c. Perilaku yang mencerminkan At Taawun dan Al Istiqamah,

IV. COLLABORATIVE
Budaya Literasi
a. Bandingkan perilaku seseorang yang menerapkan Mabadi Khaira
Ummah dalam kehidupan sehari-hari dengan seseorang yang tidak
menerapkan Mabadi Khaira Ummah dalam hidupnya!
b. Diskusikan hasil temuanmu dengan teman sebangkumu!
c. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk mempresentasikan
hasil temuannya.

Bacalah kutipan bacaan berikut berikut!


Gagasan untuk merumuskan khittah NU baru muncul sekitar tahun
1975-an, ketika NU sudah kembali menjadi jam'iyyah diniyah.
(organisasi sosial keagamaan). Karena sebelumnya NU memfusikan
fungsi politik praktisnya ke dalam PPP, sebagai tindak lanjut dari
langkah penyederhanaan partai-partai di Indonesia(1973).
Setelah kembali menjadi jam’iyah diniyah, baru terasa bahwa NU
kembali kepada garisnya yang semula, kepada khitthahnya. Terasa
sekali selama ini ada kesimpangsiuran. Ada kesemrawutan di dalam
tubuh dan gerak NU. Banyak yang berharap terutama kalangan ulama
sepuh serta generasi muda, bahwa akan tumbuh udara segar di dalam
tubuh NU sehingga ada pembenahan dalam bergerak.
Saat itulah mulai terdengar kalimat kembali kepada semangat 1926,
kembali pada khitthah 1926 dan lain-lain. Makin lama gaung
semboyan tersebut kian kencang. Apalagi fakta menunjukkan sesudah
berfusi politik ke dalam PPP, kondisi NU bukan bertambah baik, justru
kian semrawut dan terpuruk.
Tetapi gagasan “kembali pada khitthah” itu terhadang oleh kesulitan
tentang bagaimana rumusannya. Apa saja yang termasuk unsur atau
komponen khitthah danbagaimana rumusan redaksionalnya. Orang
sudah sering mengemukakan bahwa NU sudah memiliki khitthah yang
hebat. Tetapi bagaimana runtutnya dan bagaimana jluntrungnya
kehebatan itu, belum dapat diketahui, dipelajari dengan mudah dan
cepat.
Adapun sebab utama timbulnya kesulitan perumusan itu adalah:
Pertama, Nahdliyyin melalui ketauladanan dan petunjuk yang
berangsur-angsur diberikan oleh para ulama, dibanding dengan
diberikan secara tertulis sekaligus legkap berupa risalah.
Kedua, aktivitas tulis-menulis di kalangan para tokoh-tokoh NU belum
membudaya, masih lebih banyak merumuskan atau menyampaikan
pesan secara lisan dan kesulitan ketiga, kaum nahdliyyin umumnya
belum biasa menerima pesan-pesan atau pikiran- pikiran tertulis sebab
budaya membaca belum tinggi.
Namun betapapun sulitnya merumuskan Khitthah NU, perumusan harus
dilakukan karena hal itu sangat diperlukan. Sudah banyak generasi baru
NU yang tidak sempat berguru secara intensif kepada tokoh generasi
pertama. Tidak salah kalau kemudian pemahaman dan penghayatan
mereka terhadap apa dan bagaimana NU secara benar, kurang
mendalam dan lengkap. Padahal di antara mereka yang tidak memiliki
pengetahuan cukup memadai itu sudah banyak berperan penting
sebagai pengurus, wakil-wakil NU di berbagai lembaga dan lain-lain.
Pada sisi lain dokumen-dokumen yang dapat dipergunakan sebagai
sarana pewarisan penghayatan khitthah sangat minim atau boleh
dibilang tidak ada.
Pada tahun 1979 menjelang diselenggarakannya Muktamar di
semarang, Kiai Achmad Siddiq yang tergolong pemikir di antara para
pemikir NU yang sedikit jumlahnya, merintis rumusan khitthah dengan
menulis sebuah buku yang berjudul Khitthah Nahdliyyah. Cetakan
kedua dari buku tersebut terbit pada 1980 dan merupakan cikal bakal
rumusan khitthah.
Pada 12 Mei 1983 di Hotel Hasta Jakarta, ada 24 orang yang mayoritas
terdiri dari tokoh- tokoh muda NU. Mereka membicarakan kemelut
yang melanda NU dan bagaimanamengantisipasinya. Meskipun
mereka tidak memiliki otoritas apa-apa pada masa itu, namun
kesungguhan mereka ternyata mendatangkan hasil. Mula-mula mereka
menginventariskan gagasan-gagasan, kemudian membentuk ”tim tujuh
untuk pemulihan khitthah” yang bertugas merumuskan,
mengembangkan dan memperjuangkan gagasan. Rumusannya berjudul
“Menatap NU di Masa Depan” yang kemudian “ditawarkan” kepada
segenap “kelompok” di dalam NU
V. CONFIDENCE
1. Dengan percaya diri peserta didik makna At Taawun dan Al Istiqamah
2. Dengan percaya diri peserta didik dapat mengidentifikasi dalil
perilaku At Taawun dan Al Istiqamah
3. Dengan percaya diri peserta didik dapat mengidentifikasi perilaku
yang mencerminkan At Taawun dan Al Istiqamah, dalam kehidupan
sehari-hari
Kegiatan 1. Pendidik mempersilahkan salah satu peserta didik untuk melakukan 10 menit
Penutup refleksi pembelajaran
2. Pendidik melakukan paper and pencil test sebagai bentuk dari proses
umpan balik
3. Pendidik melakukan analisis tentang ketercapaian dalam proses
pembelajaran
4. Pendidik melakukan langkah tindak lanjut

Pencil and Paper Test!


1. Deskripsikan tentang kepribadian Nahdlatul Ulama!
2. Deskripsikan tentang Mabadi Khaira Ummah!
3. Deskripsikan tentang Ash-Shidqu!
4. Deskripsikan tentang At Taawun!
5. Desrkripsikan tentang Al Amanah Wal Wafa bil Ahdi!
6. Deskripsikan tentang Al Istiqamah!
7. Deskripsikan tentang Al-Adalah!
8. Mengapa kita harus mengetahui kepribadian Nahdlatul Ulama?
9. Bandingkan antara Khittah nahdliyah dan Mabadi Khaira Ummah!
10. Bagaimana langkah tepat agar kita bisa menerapkan kepribadian NU dalam kehidupan sehari-
hari?bukan ulama!

Mengetahui Sidoarjo, .................................201


Kepala Madrasah Guru Mata pelajaran

M. Hamim Thohari, S.Pd, M.Pd Khumaidah Uniati, S.Pd, M.M

Anda mungkin juga menyukai