Anda di halaman 1dari 11

Klasifikasi dan Ciri-Ciri Vertebrata (Osteichtyes)

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistematika Tumbuhan
yang Dibina oleh Bunga Ihda Nora, M.Pd

Oleh:

Kelompok 5

1. Rahmi Aulia (1908086011)


2. Intan Aprilia Pratiwi (1908086020)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt., karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat meyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “Klasifikasi dan Ciri-Ciri Vertebrata
(Osteichtyes)”, yang merupakan suatu bahasan yang sangat penting dalam kehidupan
kita sebagai makhluk hidup.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman dan wawasan


tentang vertebrata lebih khususnya Osteichtyes yang mana hal ini sangat diperlukan
dalam berbagai hal. Dan harapan lain yaitu dapat menambah pemahaman kita tentang
hal ini, menumbuhkan rasa kasih sayang dan saling menjaga sebagai sesame makhluk
hidup.

Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan


dan arahan, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan
kepada Ibu Bunga Ihda Nora, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Zoo;ogi
Vertebrata, rekan-rekan mahasiswa kela PB-3A semester 3 Fakultas Sains Dan
Teknologi yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.

Demikian, makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Semarang, 02 September 2020

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang banyak dikenal dan
dikonsumsi masyarakat (Hadiwiyoto, 1993). Potensi sumber daya perikanan laut
di Indonesia menghasilkan sekitar 65 juta ton pertahun, namun terdapat
keterbatasan dalam teknik pengolahan dan pengawetan yang mengakibatkan
ikan mudah mengalami kerusakan, sehingga perlu teknik yang tepat untuk
mempertahankan kualitas ikan (Ghufran dan Kordik, 2009). Ikan merupakan
bahan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi
pada ikan adalah protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Ikan mudah
mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain kadar air
yang cukup tinggi (70-80% dari berat daging) dan kandungan zat gizi pada ikan.
Kandungan air dan zat gizi yang cukup tinggi tersebut dapat menyebabkan
mikroorganisme mudah tumbuh dan berkembang biak (Astawan, 2004). Ikan
nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
sangat populer dibudidayakan di Indonesia. Selain populer ikan nila merupakan
salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (Fatimah,
2010).
Ikan merupakan salah satu jenis hewan dalam filum chordate, dengan
subfilum vertebrata. Yang dibagi dalam 2 superkelas yaitu Gnathostome dan
Agnatha. Dan salah satu kelasnya adalah Osteichtyes. Osteichtyes atau disebut
juga ikan bertulang sejati memiliki mulut berahang, skeleton sebagian atau
seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium (Cranium tulang rawan)
dilengkapi oleh tulang dermal untuk membentuk tengkorak majemuk. Sisik tipe
ganoid, sikloid atau ctenoid yang semuanya berasal dari mesodermal, atau tidak
bersisik. Pada stadium embrio ada 6 celah insang, pada dewasa biasanya tinggal
4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh operculum. Biasanya ada gelembung
renang yang berhubungan atau tiak berhubungan dengan faring. Notokorda
ditempati oleh vertebrae yang menulang. Otak terdiri dari 5 bagian denga 10
pasang saraf cranial. Pada ikan dewasa terdapat mesonerfros. Ada sistem portal
renal. Pada ikan bentuk pipih primitive dalam ususnya terdapat kaatup spiral
(Mukayat, 1989).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri umum, klasifikasi dan sistem otot ikan (Osteichtyes)?
2. Bagaimana sistem sirkulasi, pencernaan, pernafasan dan urogenital
Osteichtyes?
3. Bagaimana sistem saraf, organ indra dan kelenjar endokrin pada
Osteichtyes?

C. Tujuan
1. Untuk memahami ciri-ciri umum, klasifikasi dan sistem otot ikan
(Osteichtyes).
2. Untuk memahami sistem sirkulasi, pencernaan, pernafasan dan
urogenital Osteichtyes.
3. Untuk memahami sistem saraf, organ indra dan kelenjar endokrin pada
Osteichtyes.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri-ciri umum, Klasifikasi dan Sistem Otot Ikan (Osteichtyes)

1. Ciri Umum
Ikan yang tergolong dalam kelas Osteichtyes mempunyai ciri utama
bahwa struktur tubuhnya tersusun atas tulang sejati/tulang keras atau
mengalami osifikasi. Osteichtyes berasal dari Bahasa Yunani yaitu Osteon
yang berarti tulang dan ichtyes yang berarti ikan. Jadi, Osteichtyes adalah ikan
bertulang sejati. Kelompok Osteichtyes berjumlah sekitar 30.000 spesies.
Ikan kelompok ini memiliki kerangka yang tersusun dari tulang keras yang
mengandung matriks kalsium fosfat. Menurut Jasin (1984), ciri-ciri dari
Osteichtyes, yaitu:

1. Kulit banyak mengandung kelenjar mucosa, biasanya diliputi oleh sisik


(sisik ganoid, cycloid atau ctenoid) beberapa spesies tidak bersisik,
bersirip pada media baik dorsal maupun ventral.
2. Mulut terletak diujung dan bergerigi rahang tumbuh dengan baik dan
bersendi pada tulang tempurung kepala.
3. Skeleton terutama berupa tulang keras, kecuali beberapa jenis yang
sebagian bertulang rawan.
4. Cor terdiri atas dua ruangan (auriculum dan ventriculum) dengan sinus
venosus dan conus arterious yang berisi darah vena.
5. Perbafasan dilakukan dengan beebrapa pasang insang yang terletak pada
archus branchius.
6. Terdapat 10 pasang nervi cranialis.
7. Suhu tubuh tergantung kepada lingkungan sekitarnya.
8. Memiliki sepasang gonad, umumnya ovipar, ovovipar dan vivipara.
9. Fertilisasi (pembuahan) terjadi di luar tubuh.
2. Klasifikasi kelas Osteichthyes
(ikan bertulang sejati)terdiri dari: Kelas Actinopterygii (ikan bersirip duri)
Contoh : ikan bersirip duri adalah ikan mas (cyprinus carpio), ikan cupang (Betta
splendens), ikan gurami (Osphronemus gouramy), ikan badut (Premnas
biaculeatus), ikan kakap merah (Lutjanus bitaeniatus), dan ikan louhan
(Cichlasoma sp.).

3. Sistem Otot Ikan (Osteichtyes)


Tipe otot tubuh ikan masih menampangkan susunan apabila tubuh
ikan dipotong tegak lurus dengan punggung, akan tampak bahwa otot-otot
tersusun menurut lingkaran-lingkaran konsentri. Potongan otot yang
melingkar ini tersusun dari arah kranial ke kaudal berbentuk konimuskuli
(berbentuk kerucut). Otot tersebut disebut miomer yang tersusun secara
segmental. Masing-masing miomer dibungkus dan dipisahkan oleh jaringan
ikat miocommata. Otot-otot brankial berfungsi untuk menutup dan membuka
lubang insang dan mulut, terutama otot konstriktor (dorsal dan ventral). Otot
ini di inervensi oleh saraf spinal. Otot sirip pada ikan yang paling banyak
adalah berupa otot ektensordorsar dan fleksor ventral (Sukiya, 2005).
Otot badan tersusun dalam seri dari blok otot dan disebut dengan
minotom. Otot minotomini yang akan membentuk badan berpasangan
sehingga ikan dapat bergerak seperti ombak dan membantu ikan berenang di
dalam air.

B. Sistem Sirkulasi, Pencernaan, Pernafasan dan Urogenital Osteichtyes

1. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada ikan yang bertulang keras yaitu ada dua jantung
(jantung beruang) letaknya di daerah faring dan di pericardium. Jantung ikan
hanya terisi darah yang tidak mengandung oksigen. Darah dari jantung
dipompa menuju ke insang untuk diisi oksigen lalu akandiedarkan ke seluruh
tubuh (Sukiya, 2005).
Proses sirkulasi berawal dari venos kemudian masuk ke dalam sinus
venosus, terus akan menuju ke aurikel yang berdinding tipis, setelah itu ke
ventrikel yang berdinding tebal, semuanya telah dipisahkan oleh katup-katup
agar mencegah aliran balik. Kemudian ventrikel berdenyut ritmis dan mendesak
darah masuk ke dalam konus anterior, terus menuju ke aorta ventral, terus ke
cabang-cabang arteriaferen, terus menuju ke kapiler-kapiler dalam filamen-
filamen insang dan mendapatkan oksigen, oksgen ini akan diedarkan keseluruh
tubuh. Darah lalu berkumpul dalam cabang-cabang arteriaferen, terus ke aorta
dorsal dan tersebar diseluruh kepala dan tubuh. Vena-vena utama yaitu
sepasang vena cardinal anterior dan sepasang vena cardinal posterior yang akan
bersatu menjadi vena portahepatis yang melewati hati (Sukiya, 2005).

2. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada Vertebrata termasuk ikan yang terdiri atas
dua bagian besar yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esophagus hanya pendek,
lambung, usus dan anus. Kelenjar pencernaan umumnya berupa kelenjar
mukosa, hati dan pancreas (Sukiya, 2005).

Letak gigi pada ikan yang lebih maju agak ke arah palatum dan kearah
faring. Maka oleh sebab itu ikan hidup di air maka tidak perlu banyak
kelenjar di mulut untuk membasahi makanannya, namun masih ada
beberapa kelenjar mukosa untuk melancarkan makanan. Esopagus ikan
sangat pendek. Usus ikan bisa disebut Elasmobranchii atau bisa disebut usus
besar dan usus kecil. Organ pencernaan terdiri dari lambung, usus, dan
lambung pelepasan. Organ dalam yang terkait dengan sistem pencernaan
antara lain liver/hati dan limpa yang berfungsi memproduksi enzim
pencernaan serta kandungan empedu yang berfungsi sebagai tempat
memproduksi pemecah lemak.
3. Sistem Pernafasan
Insang merupakan ciri sistem pernapasan pada ikan. Masuk dan
keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan
pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut
akibat gerakan naik turun rongga mulut. Setiap kali mulut dibuka maka air
dari luar akan menuju ke faring kemudian keluar lagi melewati celah
insang(Sukiya, 2005).
Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah,
sehingga tekanan lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air
mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah
proses inspirasi. Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut
mengecil, tekanan naik celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar
melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah
terjadi pertukaran gas O2 dan C02.

4. Sistem Urogenital
Sistem urogenital terdiri atas dua bagian yaitu sistem eksresi dan
sistem urogenital. Sistem ekskresi mempunyai banyak fungsi antara lain
untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam, dan
mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein (Sukiya, 2005).
Masalah menjaga keseimbangan kadar air dan garam merupakan hal
yang sangat penting untuk ikan. Sejak ikan hidup di air baik pada air
bergaram maupun air tawar. Air garam cenderung menyebabkan tubuh
terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat menyebabkan
naiknya konsentrasi garam di dalam tubuh ikan. Ginjal ikan berperan besar
untuk menjaga keseimbangan garam tubuh ikan. Ginjal berfungsi untuk
menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan
dikeluarkan lewat korpusrenalis.
B. Sistem Saraf, Organ Indra dan Kelenjar Endokrin pada
Osteichtyes
1. Sistem Saraf
Sistem saraf pada vertebrata, secara embriologik berasal dari penebalan
ektodrem yang membentuk Medullary plate. Perkembangan selanjutnya akan
menjadikan jaringan saraf potensial yang disebut neuraltube di bagian aksial tubuh dan
bagian anterior oleh karena berkembang lebih cepat daripada bagian lain akan
berkembang menjadi otak primitif. Otak primitife ini terdiri atas tiga buah vesikel
(gelembung) primer. Vesikel anterior adalah otak depan (forebrain), kemudian otak
tengah (midbrain), vesikel paling posterior adalah otak belakang (hindbrain) dan
kemudian berlanjut kebelakang menjadi sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
dan selanjutnya membentuk cabang saraf yang semakin banyak (Sukiya, 2005).

2. Organ Indra
Tubuh ikan terdiri dari bagian kepala, badan, dan ekor. Pada bagian kepala
terdapat organ mulut yang terdiri dari rahang dan gigi, lubang hidung/nostril yang
merupakan organ untuk merasakan bau dan rasa di dalam air, serta otak yang terdapat
di dalam tengkorak. Selain itu, ada pula telinga yang berfungsi sebagai organ
pendengaran, sungut yang digunakan sebagai alat sensor/merasakan
lingkungan/mendeteksi pakan, serta sepasang mata tanpa kelopak berfungsi sebagai
organ penglihatan.

3. Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endokrin adalah kelenjar tanpa saluran, produknya langsung masuk ke
dalam sistem peredaran darah. Produk tersebut disebut hormon, yang merupakan
regulator kimia tubuh. Fungsi pokoknya adalah sebagai agen katalis dengan cara
merangsang kelenjar lain, mengatur pertumbuhan, metabolisme, dan menjaga
keseimbangan kimiawi tubuh, tanpa mengalami perubahan pada kelenjar itu sendiri
(Sukiya, 2005).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ikan yang tergolong dalam kelas Osteichtyes mempunyai ciri utama
bahwa struktur tubuhnya tersusun atas tulang sejati/tulang keras atau
mengalami osifikasi. Kelompok Osteichtyes berjumlah sekitar 30.000 spesies.
Ikan kelompok ini memiliki kerangka yang tersusun dari tulang keras yang
mengandung matriks kalsium fosfat.

Tipe otot tubuh ikan masih menampangkan susunan apabila tubuh ikan
dipotong tegak lurus dengan punggung, akan tampak bahwa otot-otot tersusun
menurut lingkaran-lingkaran konsentri. Sistem sirkulasi pada ikan yang
bertulang keras yaitu ada dua jantung (jantung beruang) letaknya di daerah
faring dan di pericardium. Sistem pencernaan pada Vertebrata termasuk ikan
yang terdiri atas dua bagian besar yaitu saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esophagus
hanya pendek, lambung, usus dan anus. Sedangkan pernafasan menggunakan
insang.

B. Saran
Perlu adanya metode penilitian lebih lanjut akan upaya peningkatan
dikusi terhadap mahasiswa terkatit materi ini sebagai salah satu cara
memaksimalakan pengetahuan dalam menjadikan dasar atau acuan pengetahuan
dirinya dari persoalan yg seringkali muncul terutama pada mata kuliah
ini .Diharapkan agar bisa ebih baik lagi . Demikian pembahasan mengenai contoh
saran dalam makalah, semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan (Invertebrate Dan Vertebrata). Surabaya:

Sinar Surya

Mukayat, Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai