Anda di halaman 1dari 5

Nama: Rada Parasmita

Nim: F1F120054
Kelas: Reguler B 2020
Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Farmasi

Sejarah Dunia Kefarmasian


Farmasi dalam bahasa Inggris yaitu Pharmacy dan dalam bahasa Yunani yaitu
Pharmacon yang artinya obat atau racun. Kata Farmasi berasal dari kata Farma atau Pharma.
Istilah farma digunakan pada tahun 1400 sampai dengan 1600an.Farmasi memiliki pengertian
yaitu sebuah profesi kesehatan yang memiliki kegiatan pada bidang penemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat, dan distribusi obat. Pada
tahun 460 SM hingga 370 SM yaitu pada zaman Hiprocrates atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Bapak Ilmu Kedokteran, pada saat itu ilmu kefarmasian belum dikenal oleh dunia.
Pada zaman itu dokter tidak hanya mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh pasien
tetapi ia juga mempersiapkan ramuan atau meracik obat yang dilakukan oleh apoteker karena
itu dokter memiliki banyak tugas.
Dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan kesehatan, masalah dalam
penyediaan obat semakin rumit. Oleh karena itu dibutuhkan seseorang yang bisa mendalami
keahlian dalam peracikan dan pembuatan obat. Sehingga pada tahun 1240 SM kedokteran
dan farmasi resmi di pisah, pemisahan ini di perintahkan oleh Raja Jerman Frederick.
Perintah ini dikenal dengan sebutan Dektrit Two Silices. Sehingga dari sejarah ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Ilmu farmasi berawal dari para tabib yang membuat ramuan dan pengobatan
tradisional yang dilakukan di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan wilayah Asia
lainnya. Pada awal mulanya pengobatan ini hanya dimiliki oleh orang tertentu yang secara
turun-temurun dari keluarganya.
Akhirnya ilmu farmasi pun semakin berkembang dan hampir menyebar ke seluruh
dunia. Perkembangan ini di mulai dari Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Pada tahun 1897,
Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua tom ekstra karbon dan lima atom ekstra
hidrogen ke dalam sari pati kulit kayu willow, penemuan itulah sejarah industri modern
dimulai. Hasil penemuan itu di kenal dengan nama aspirin yang menyebabkan lahir
perusahaan industri farmasi modern di dunia yaitu Bayer. Kemudian dilanjutkan dengan
perkembangan (R & D) setelah Perang Dunia I. Selanjutnya karena sedang maraknya
penyakit TBC, hormoan steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika para pakar pun berusaha
menemukan obat obatan tersebut secara massal pada Perang Dunia II.
Akhirnya dunia farmasi pun semakin berkembang dengan dukungan oleh berbagai
penemuan di bidang lain, seperti penggunaan bioteknologi. Pendidikan farmasi pun semakin
berkembang dengan kemajuan teknologi sehingga mampu menghasilkan produk obat yang
memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan.
Berikut ini adalah tokoh tokoh yang berjasa dalam perkembangan ilmu farmasi, yaitu:
1. Claudius Galen ( Pada tahun 200 – 129 SM )
Claudius Galen menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja
obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
2. Hippocrates ( Pada tahun 459 – 370 SM )
Hippocrates atau yang lebih di kenal dengan sebutan Bapak Ilmu Kedokteran
dalam praktik pengobatannya sudah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan
3. Ibnu Sina ( Pada tahun 980 – 1037 )
Ibnu Sina telah menulis beberapa yang berhubungan dengan metode
pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuataan pasokan obat
contohnya seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan
dari berbagai negara seperti Yunani, India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan
pengobatan yang baik.
4. Paracelsus ( Pada tahun 1541 – 1493 SM )
Paracelsus berpendapat bahwa untuk membuat sediaan atau pasokan obat
perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan ia membuat obat dari bahan yang ia
sudah ketahui zat aktifnya.
5. Johan Jakob Wepfer ( Pada tahun 1620 – 1695)
Johan Jakob Wepfer berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan
toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length,
finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang
melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan.
Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan
persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia.
6. Institut Farmakologi
Institut Farmakologi pertama didirikan pada tahun 1847 oleh Rudolf
Buchheim (Pada tahun 1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya
Oswald Schiedeberg (pada tahun1838-1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu
lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat,
hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep tersebut juga
diperkuat oleh T. Frazer (pada tahun 1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (pada
tahun 1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (pada tahun 1854-1915) di Jerman.

Setelah penjabaran tentang sejarah farmasi, berikut adalah penjelasan yang


saya ketahui tentang dunia farmasi:
1. Pendidikan Farmasi
Sekolah Tinggi Farmasi pertama kali didirikan di Philadelphia, Amerika
Serikat pada tahun 1821, sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of
Pharmacy and Science. Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan
bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di universitas. Dalam pendidikan
farmasi pun memiliki berbagai jenjang pendidikan yaitu:
a) Sekolah farmasi atau D-3 yang dirancang dengan lama studi tiga (3) tahun dan
mendapatkan gelar Ahli Madya Farmasi atau disingkat dengan A. Md. Far.
b) Sarjana atau Strata-1 (S1) yang dirancang dengan lama studi empat (4) tahun
dan mendapatkan gelar Sarjana Farmasi atau disingkat dengan S. Farm
c) Profesi apoteker yang dirancang dengan lama studi satu (1) tahun dan
mendapatkan gelar Apoteker atau disingkat dengan Apt.
d) Magister atau Strata-2 (S2) yang dirancang dengan lama studi dua (2) tahun
dan mendapatkan gelar Magister Sain atau M.Farm.
e) Program Doktoral yang dirancang dengan lama studi tiga (3) tahun dan
mendapatkan gelar Doktor
2. Profesi Farmasi
Lulusan farmasi biasanya bekerja menjadi apoteker yang bertanggung jawab
untuk memberikan obat sesuai resep yang telah di berikan dokter dan juga
memastikan dari keamanan, efektivitas, serta kemanan dari obat itu sendiri, selain itu
di sektor industri obat, makanan, dan kosmetik lulusan farmasi juga dapat bekerja
sebagai:
a) Peracik dan pengembang obat – obatan
b) Pembuatan obat – obatan
c) Meracik kosmetik atau produk olahan
d) Membuat formulasi obat tertentu
e) Konsultan kesehatan atau kecantikan
f) Penyuluhan kesehatan
3. Organisasi Farmasi
Organisasi profesi farmasi pertama kali didirikan pada tahun 1841 yang
bertempat di Inggris dengan nama The Pharmaceutical Society of Great Britain, dan
disusul 11 tahun kemudian di Amerika Serikat dengan nama American
Pharmaceutical Association. Kemudian, pada tahun 1910 didirikannya organisasi
internasional dengan nama Federation International Pharmaceutical.
Organisasi profesi farmasi Indonesia adalah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia
atau disingkat PAFI yang menghimpun Tenaga Ahli Farmasi Profesi Asisten
Apoteker (AA) seluruh Indonesia, sekarang disebut Tenaga Teknis Kefarmasia
(TTK). PAFI dibentuk pada tanggal 13 Februari 1946 di Hotel Merdeka Yogyakarta
dan sebagai anggota pendiri yang berjasa diangkatlah ketua PAFI pertama yaitu
Bapak. Zainal Abidin.
4. Lapangan Pekerjaan Farmasi
Lapangan pekerjaan di bidang farmasi sangat luas seperti di rumah sakit,
puskesmas, departemen kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Bekerja di bagian administrasi pelayanan obat di instansi pemerintahan, polri, maupun
TNI. Di bidang pendidikan bisa menjadi dosen jika sudah menyelesaikan S1 farmasi,
profesi apoteker dan S2 farmasi. Bekerja di industri obat-obatan, industri makanan,
bekerja di laboratorium maupun di pabrik obat, serta bisa membuka apotek sendiri
jika sudah mempunyai STRTTK Apoteker.
5. Etika dan Perundangan Farmasi
A. Etika farmasi
a) Kewajiban umum
• Setiap tenaga kefarmasian harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah/janji tenaga kefarmasian
• Setiap tenaga kefarmasian harus bersungguh sungguh dalam
mengamalkan kode etik profesinya
• Setiap tenaga kefarmasian harus senantiasa menjalankan profesinya
sesuai standar kompetensinya serta selalu mengutamakan dan
berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya
b) Kewajiban Terhadap Penderita
Seorang tenaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarsmasian
harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi dan
melindungi penderita.
c) Kewajiban Terhadap Teman Sejawat
• Harus menghargai teman sejawatnya dan berkoordinasi dengan
organisasi profesinya ataupun majelis pertimbangan etik dalam
menyelesaikan permasalahan dengan teman sejawat
• Saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi kode etik
d) Kewjiban Terhadap Sejawat Petugas kesehatan lainnya
• Setiap tenaga kefarmasian harus dapat membangun dan meningkatkan
hubungan profesi dan saling menghormati dengan sejawat petugas
lainnya
• Bila memenuhi hal hal yang kurang tepat dari pelayanan kesehatan
lainnya, maka mengingatkannya dengan baik.
• Bersungguh sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik profesi
dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
B. Perundangan Farmasi
a) PP. No. 51/2009 tentang tenaga kefarmasian
b) Permenkes No. 889/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian.
c) Kep. Men. Kes. No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Apotik
d) PMK No. 30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
e) PMK No. 35 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek
6. Kebijakan Pemerintah di Bidang Kefarmasian
Salah satu kebijakan pemerintah di bidang kefarmasian yaitu pemerintah
membuat peraturan pemerintahan dan undang-undang kefarmasian agar pasien akan
mendapatkan obat yang tepat, memenuhi syarat mutu, keamanan dan kemanfaatan
dari setiap obat yang beredar. Pemerintah juga mengatur penggolongan obat-obatan.
penggolongan obat ini dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan
penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari obat
bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
7. Kasus Kasus yang Berkaitan di Bidang Farmasi
Kasus yang pernah saya baca di berita yang berkaitan dengan dunia farmasi
yaitu tertukarnya obat anestesi. Karena kesalahan pada obat anestesi tersebut
merenggut dua nyawa pasien. Obat dengan label Buvanest Spinal tersebut kemudian
ditarik oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Satu pasien mendapat
injeksi buvanest untuk tindakan Sectio Caesarea (operasi caesar). Sedangkan satu lain
terkait dengan kasus urologi, dimana yang bersangkutan sedang melakukan cek
kandungan kemih lewat uretra. Setelah pemberian injeksi tersebut, kedua pasien
mengalami kejang dan panas dan dari saksi lain juga mengatakan pasien mengalami
gatal gatal. Kalbe Farma menarik 2 produk yakni seluruh batch Buvanest Spinal 0,5%
Heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dengan nomor batch
629668 dan 630025. Dalam suratnya untuk Otoritas Jasa Keuangan, Kalbe menyebut
langkah ini sebagai komitmen untuk bertanggung jawab atas segala produk dan
layanannya.

Berdasarkan dari penjabaran di atas saya semakin tertarik kepada ilmu farmasi
dengan beberapa alasan: yang pertama adalah karena ingin meneruskan pekerjaan
orang tua, karena ketika saya melihat orang tua saya sedang meracik obat membuat
saya lebih tertarik untuk mepelajari ilmu farmasi. Kedua, karena pada saat saya
berada di sekolah menengah saya tertarik atau menyukai pelajaran kimia, biologi, dan
matematika. Ketiga, karena farmasi juga salah satu bidang kesehatan karena itu saya
sangat tertarik belajar ilmu farmasi karena kesehatan sangat penting bagi manusia dan
saya sangat ingin bisa menolong orang lain. Keempat, karena prospek kerja di bidang
farmasi pun sangat luas saya bisa bekerja di rumah sakit, puskesmas, Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) dan instansi lainnya. Kelima, karena saya memiliki cita
cita untuk bisa membuat apotek sendiri.

Anda mungkin juga menyukai