Anda di halaman 1dari 2

Berita 1 (kelapa sawit)

Berdasarkan berita diatas, permasalahan dalam pertanian komoditas kelapa sawit ialah lebih dari
separuh lahan kelapa sawit dikuasai oleh oerusahaan swasta dan kebijakan pemberian 20% plasma
belum dilakukan secara optimal. Kedua hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan ekonomi
didalam masyarakat

Permalsahan ini menjadi poin penting dalam Inpres no 8 tahun 2018. Selain permasalahan diatas,
masalah lainnya yang penting adalah 74% pasar ekspor minyak sawit mentah hanya dikuasai oleh 4
perushaaan besar. Beberapa permasalahan ini dapat menimbulakn ketimpangan ekonomi dan
ketimpangan akses lahan dan pasar yang dapat merugikan petani. Maka dari itu dibutuhkan
moratorium untuk mengubah dan memperbaiki sistem pertanian komoditas kelapa sawit, mulai dari
perizinan hingga kewajiban bagi pemilik lahan oleh perusahaan swasta.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan Dinas Pertanian sekitar 55% lahan kelapa
sawit dikuasai oleh swasta, sedangkan perkebunan masyarakat hanya sekitar 38,6% dan 6,1 persen
lainnya adalah lahan milik negara. Sebagian besar lahan milik swasta ada di Kalimantan dan
Sumatera. Lahan milik negara paling besar ada di pulau Jawa sedangkan perkebunan rakyat paling
luas ada di Sulawesi.

Selain permasalahan dalam kepemilikan lahan, permasalahan dalam ekspor juga menjadi sorotan
dalam pemerintah. Masalah yang timbil adalah 74 persen pasar minyak sawit dikuasai 4 perushaaan
besar. Data ini disampaikan oleh Auriga Kementrian Perdagangan pada tahun 2017. Hal ini dapat
menyebabkan perusahaan besar tersebut dengan mudah mengatur harga sehingga dapat
menyebabkan kerugian pada petani. Berdasar data dari beberapa penelitian dapat dilihat bahwa
harga yang diterima petani lebih rendah 32 51 persen dari harga yang ditentukan. Hal ini juga
disebabkan dari rendahnya daya tawar, adanya pengepul dan adanya biaya tambahan produksi

Permaslahan dalam perijinan dan pemberian plasma sebesar 20% juga menjadi sangat oenting.
Pemberian perijinan yang sangat mudah membuat banyaknya perusahaaan swasta yang membuka
lahan untuk usahanya. Oeraturan tentang pemberian plasma sebesar 20% pada oerkebunan
masyarakat tidak berlaku secara optimal, sanksi yang disepakatai juga tidak berjalan dengan baik.
Hal ini membuat masyarakat kehilangan lahan dan sulit untuk mengembangkan usaha mereka.

Perlu adanya solusi dan penegakan peraturan terhadap oermaslahan ini. Peraturan yang sudah ada
haeus diperketat. Perizinan harus disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan sanksi harus diberikan
sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan

Berdasarkan berita tersebut, daoat dilihat bahwa pasar kelapa sawit di Indonesia adalah pasar yang
bersifat oligopoli. Hal ini dapat dilihat karena hanya beberapa perusahaan yang menguasai pasar.
Perusahaan besar ini juga dengan mudah mengatur pasar yang dikuasai mereka. Kondisi seoerti ini
dapat merugikan masyarakat karena oerusahaan tersebut tidak melakukan kewajiban sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan
Berita 2 rokok

Rencana pemberlakuan simplifikasi cukai yang menaikkan harga rokok yang awalnya bertujuan
untuk menaikkan pendapatan negara dikatakan justru akan merugikan negara. Hal ini disampaikan
oleh Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Ini dikarenakan, menurut KPPU permaslahan
cukai bukan pada jenis cukainya, tetapi pada adminstrasinya. Permalsahan ini menunjuk pada
banyaknya pihak atau oerusahaan yang menghindar dari kewajiban membayar cukai.maka dari itu
pemberlakuan simplifikasi cukai akan merugikan negara, dan menyebabkan kemerosotan bagi
oerusahaan kecil.

Kenaikan harga rokok akan menurunkan permintaan konsumen sehingga bersampak pada indsurti
rokok kecil dan juga para petani tembakau sehingga mereka akan mengalami kerugian.padahal
menurut data BPS (2018), sebagian besar produksi rokok menggunakan tembakau yang berasal dari
dalam negeri

Kondisi seperti ini daoat menyebabkan kondisi oasar yang bersifat oligopoli dikarenakan pasar akan
dikuasai oleh perusahaan besar dan mereka dengan mudah mengatur pasar sehingga masyarakat
atau industri kecil akan tertekan.

Sebaiknya, simplifikasi dikaji ulang. Lebih baik dilakukan oengawasan yang baik terhadap
administrasi cukai sehingga semua perushaaan tidak menghindar. Dengan itu, pendapatan negara
melalui cukai akan lebib optimal tanoa merugikan petani dan masyarakat kecil

Anda mungkin juga menyukai