Anda di halaman 1dari 12

Nama : Kristina Anita Meilani

NIM : 1914201145

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas

1. Sebutkan dan jelaskan perkembangan pemberdayaan masyarakat pada masing-


masing pelita?

Jawaban :

Dalam masa Pemerintahan Letnan Jendral Soeharto (masa Orde Baru) yang
dijalankan sejak terbentuknya Kabinet yang disebut Kabinet Ampera mempunyai
tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai prasyarat pelaksanaan
pembangunan nasional. Tugas Kabinet Ampera disebut Dwidarma Kabinet
Ampera. Program kerjanya disebut Caturkarya yang isinya adalah mencukupi
kebutuhan sandang dan pangan, melaksanakan pemilihan umum (pemilu),
melaksanakan politik luar negeri bebas aktif, dan melanjutkan perjuangan anti
imperialisme dan kolonialisme. Jenderal Soeharto melanjutkan pembangunan
yang telah dilakukan Kabinet Ampera dengan membentuk kabinet pembangunan
pada tanggal 6 juni 1968. Tugas pokok Kabinet Pembangunan disebut Pancakrida.

Dalam upaya melaksanakan pembangunan dibidang ekonomi, pemerintah


Jenderal Soeharto yang dikenal juga sebagai pemerintahan Orde Baru
melaksanakannya melalui Repelita (rencana pembangunan lima tahun). Repelita
dilaksanakan mulai tanggal 1 April 1969. Pembangunan ekonomi pada masa orde
baru diarahkan pada sektor pertanian. Hal tersebut dikarenakan kurang lebih 55%
dari produksi nasional berasal dari sektor pertanian dan juga 75% pendudukan
Indonesia memperoleh penghidupan dari sektor pertanian itu sendiri. Bidang
sasaran pembangunan dalam Repelita antara lain yaitu bidang pangan, sandang,
perbaikan prasarana, rumah rakyat, perluasan lapangan kerja dan kesejahteraan
rohani. Jangka waktu pembangunan orde baru dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu program pembangunan jangka pendek dan program pembangunan jangka
panjang.

Program pembangunan jangka pendek sering disebut Pelita (Pembangunan lima


tahun). Adapun program pembangunan jangka panjang terdiri atas pembangunan
jangka pendek yang saling berkesinambungan.

Masa pembangunan jangka panjang direncanakan selama 25 tahun. Modernitas


memerlukan sarana, salah satunya dengan pengadaan sarana fisik.

Pembangunan yang dilaksanakan direalisasikan dalam sistem pembangunan


nasional yang dilaksanakan dengan bentuk Pembangunan Lima Tahun (PELITA).

1) Pelita I

Pada 1 April 1969 dimulailah pelaksanaan pelita 1 yaitu pada periode 1969-1974.
Pada pelita 1 ini, orde baru menyelesaikan fase stabilitas dan rehabilitasi sehingga
dapat menciptakan keadaan yang stabil. Selama beberapa tahun, sebelum orde
baru keadaan ekonomi mengalami kemerosotan. Pada 1955-1960, laju inflasi rata-
rata 25% per tahun, dalam periode 1960-1965 harga-harga meningkat dengan laju
rata-rata 226% per tahun, dan pada 1966 laju inflasi mencapai puncaknya, yaitu
650% setahun. Kemerosotan ekonomi tersebut terjadi di segala bidang akibat
kepentingan ekonomi dikorbankan demi kepentingan politik.

Pada masa orde baru, kemerosotan ekonomi dapat dikendalikan. Pada 1976, laju
inflasi dapat ditekan menjadi 120% atau seperlima dari tahun sebelumnya. Pada
1968, inflasi dapat ditekan lagi menjadi 85%. Berdasarkan hasil-hasil yang telah
dicapai, kemudian dimulailah pelaksanaan pelita 1 pada tahun 1969. Adapun titik
berat pelita 1 adalah pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor
pertanian.

Adapun sasaran pelita :


Yaitu meningkatkan pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat,
perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelaksanaan pelita 1 termasuk
pembiayaannya selalu disetujui DPR dengan membuat undang-undang sesuai
ketentuan UUD 1945.

2) Pelita II

Pelita 1 berakhir pada 31 Maret 1974, yang telah meletakan dasar-dasar yang kuat
bagi pelaksanaan pelita I. MPR hasil pemilu 1971 secara aklamasi memilih dan
mengangkat kembali Jendral Soeharto sebagai Presiden RI. Selain itu, MPR hasil
pemilu 1971 berhasil pula menyusun GBHN melalui Tap MPR RI No
IV/MPRS/1973.

- Di dalam GBHN 1973 terdapat rumusan pelita II, yaitu :

a) Tersedianya bahan pangan dan sandang yang cukup dan terjangkau oleh daya
beli masyarakat;

b) Tersedianya bahan-bahan bangunan perumahan terutama bagi kepentingan


masyarakat;

c) Perbaikan dan peningkatan prasarana;

d) Peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata;

e) Memperluas kesempatan kerja.

- Untuk melaksanakan pelita II, Presiden Soeharto kemudian membentuk kabinet


pembangunan II. Program kerja kabinet pembangunan II, disebut Sapta Krida
Kabinet Pembangunan II, yang meliputi:

a) Meningkatkan stabilitas politik;


b) Meningkatkan stabilitas keamanan;
c) Melanjutkan pelita 1 dan melaksanakan pelita II;
d) Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
e) Melaksanakan pemilihan umum.
3) Pelita III

Pada 31 Maret 1979, Pelita III mulai dilaksanakan. Titik berat pembangunan pada
pelita III adalah pembangunan sektor pertanian menuju swasembada pangan yang
mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Sasaran pokok pelita III diarahkan pada
trilogi pembangunan dan delapan jalur pemerataan.

a. Trilogi pembangunan mencakup:

1) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terwujudnya keadilan


sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

2) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi;

3) Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

b. Delapan jalur pemerataan mencakup:

1) Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan


perumahan bagi rakyat banyak;

2) Pemerataan kesempatan memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan;

3) Pemerataan pembagian pendapatan;

4) Pemerataan memperoleh kesempatan kerja;

5) Pemerataan mempreoleh kesempatan berusaha;

6) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi


generasi muda dan kaum wanita;

7) Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Indonesia;

8) Pemerataan memperoleh keadilan. Terpilih menjadi presiden RI untuk kedua


kalinya MPR hasil pemilu membentuk kabinet pembangunan III.
- Kabinet ini dilantik secara resmi pada 31 Maret 1978. Program kerja kabinet
pembangunan III, disebut Sapta Krida Pembangunan III, yang meliputi:

1. Menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan


memeratakan hasil pembangunan;

2. Melaksanakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi;

3. Memelihara stabilitas keamanan yang mantap;

4. Menciptakan Aparatur Negara yang bersih dan berwibawa;

5. Membina persatuan dan kesatuan bangsa yang kukuh dan dilandasi oleh
penghayatan dan pengamalan pancasila;

6. Melaksanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, dan rahasia;

7. Mengembangkan politik luar negri yang bebas aktif untuk diabdikan kepada
kepentingan nasional.

4) Pelita IV

Pelita III berakhir pada 31 Maret 1989 yang dilanjutkan dengan pelaksanaan pelita
IV yang dimulai 1 april 1989. Untuk ketiga kalinya Jenderal Soeharto terpilih dan
diangkat kembali oleh MPR hasil pemilu. Untuk melaksanakan pelita IV, Presiden
Soeharto membentuk kabinet pembangunan IV. Titik berat pelita IV adalah
pembangunan sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-
mesin sendiri, baik untuk mesin-mesin industri ringan maupun industri berat.

- Sasaran pokok pelita IV yaitu sebagai berikut:

a) Bidang politik, yaitu berusaha memasyarakatkan P4


(Pedoman,Penghayatan,dan Pengamalan Pancasila).

b) Bidang pendidikan, menekankan pada pemerataan kesempatan belajar dan


meningkatkan mutu pendidikan.
c) Bidang keluarga berencana (KB), menekankan pada pengendalian laju
pertumbuhan penduduk yang dapat menimbulkan masalah nasional.

5) Pelita V

Pelita IV berakhir pada 31 Maret 1994 yang dilanjutkan oleh pelaksanaan pelita V
yang dimulai 1 April 1994. Pelita V ini merupakan pelita terakhir dari
keseluruhan program pembangunan jangka panjang pertama (PPJP 1).

Pelita V merupakan masa tinggal landas untuk memasuki program pembangunan


jangka panjang kedua (PPJP II), yang akan dimulai pada pelita VI pada april
1999. Titik berat pelita V adalah meningkatkan sektor pertanian untuk
memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian
lainnya serta sektor industri, khususnya industri yang menghasilkan barang untuk
ekspor, industri yang banyak tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertaian, dan
industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri menuju terwujudnya
struktur ekonomi yang seimbang antara industri dengan pertanian, baik dari segi
nilai tambah maupun dari segi penyeraan tenaga kerja.

6) Pelita VI

Pelita V berakhir pada 31 Maret 1999 yang dilanjutkan oleh pelaksanaan pelita VI
yang dimulai pada 1 April 1999. Pada akhir pelita V diharapkan akan mampu
menciptakan landasan yang kukuh untuk mengawali pelaksanaan pelita VI dan
memasuki proses tinggal landas menuju pelaksanaan program pembangunan
jangka panjang kedua (PPJP II). Titik berat pelita VI diarahkan pada
pembangunan sektor-sektor ekonomi dengan keterkaitan antara industri dan
pertanian serta bidang pembangunan lainnya dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia.

Sasaran pembangunan industri dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun VI


sebagai bagian dari sasaran bidang ekonomi sesuai amanat GBHN 1993 adalah
tertata dan mantapnya industri nasional yang mengarah pada penguatan,
pendalaman, peningkatan, perluasan, dan penyebaran industri ke seluruh wilayah
Indonesia, dan makin kukuhnya struktur industri dengan peningkatan keterkaitan
antara industri hulu, industri antara, dan industri hilir serta antara industri besar,
industri menengah, industri kecil, dan industri rakyat. Serta keterkaitan antara
sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya. Pelita VI yang diharapkan menjadi
proses lepas landas Indonesia kearah yang lebih baik lagi, malah menjadi gagal
landas, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit diatasi pada akhir tahun 1997.

Namun, pelaksanaan PPJP II tidak berjalan lancar akibat krisis ekonomi dan
moneter melanda Indonesia. Inflasi yang tinggi akibat krisis ekonomi
menyebabkan terjadinya gejolak sosial yang mengarah pada pertentangan
terhadap pemerintah orde baru. Kenaikan tarif BBM pada 1997 merupakan awal
gerakan pengkoreksian rakyat dan mahasiswa terhadap pemerintahan orde baru.
Sejak saat itu terjadilah gelombang demonstrasi, kerusuhan, penjarahan, dan
pembakaran di ibu kota Jakarta yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah di
tanah air .

2. Jelaskan secara detail tentang PKMD ?

Jawaban :

PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) merupakan kegiatan


masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
peningkatan berbagai pelayanan yang diperlukan masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
program PKMD sebagai bagian dari pembangunan desa perlu didukung dan
dilaksanakan bersama-sama secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh
masyarakat.

Pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah rangkaian kegiatan masyarakat


yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong
diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang
kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan
yang sehat sejahtera.

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan


masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat
dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan
masalah atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan
maupun bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara
kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan masyarakat.

PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan


melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-
kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikutsertakan anggota-anggota masyarakat
di pedusunan melalui segala pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara
aktif di dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha
kesehatan di desanya.

PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan


edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau
kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat
dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan
inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam
program-program kesehatan di daerahnya dan menentukan prioritas program
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan.

3. Sebutkan dan jelaskan tujuan PKMD ?

Jawaban :
Tujuan PKMD adalah :
- Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya swadaya masyarakat,


sehingga masyarakat mampu secara mandiri melakukan perilaku sehat, dalam
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat.

- Tujuan Khusus

1)    Menumbuhkan kegiatan dan kesadaran masyarakat akan potensi yang


dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup
mereka

2)    Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara


aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri

3)    Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu,


terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa

4)    Membentuk kader-kader kesehatan yang berasal dari masyarakat yang


mampu dan aktif dalam program pembangunan kegiatan desa.

5)    Terjalinnya kerja sama kegiatan dari berbagai sektor masyarakat dengan


pemerintah secara terpadu.

6)    Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan turunnya angka


kelahiran, kematian, kesakitan, dan perbaikan status gizi masyarakat.

4. Sebutkan dan jelaskan prinsip PKMD ?

Jawaban :

Adapun prinsip-prinsip dari PKMD itu sendiri adalah :

1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi


kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan
merupakan kegiatan kesehatan secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan
tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga mencakup
aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang
peningkatan taraf kesehatan.

- Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :

a. Antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga lain yang


bersangkutan

b. antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga tersebut dengan


masyarakat

1. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau


kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh
sektor-sektor yang bersangkutan
2. PKMD merupakan upaya swadaya masyarakat yang pembinaannya
oleh Puskesmas
3. Operasionalisasinya oleh pos-pos kesehatan yang didirikan dan
dilaksanakan oleh tenaga masyarakat sendiri (kader kesehatan yang
dilatih dan dibina oleh puskesmas
4. Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos kesehatan
antara lain
- Penyuluhan kesehatan
- Mengawasi adanya penyakit menular dan segera melaporkan ke
Puskesmas
- Upaya dalam perbaikan sanitasi lingkungan umpamanya jamban,
kebersihan halaman, pembuangan limbah, dll.
- Pengobatan ringan dalam rangka P3K sebelum dirujuk ke
Puskesmas.
- Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan balita,
kurang gizi, dll.
- Diskusi-diskusi dengan ibu hamil melalui arisan / PKK.
Pembinaan yang dilakukan PKMD antara lain :

1. Pembinaan peran serta masyrakat dalam kesehatan, baik secara


individu, kelompok atau masyarakat luas

2. Dalam pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas


sektor dan lintas program
3. Pelayanan langsung dapat diberi oleh petugas kesehatan apabila
masyarakat tidak mampu melaksanakannya
4. Tipe penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan
kemampuan masyarakat

5. Sebutkan dan jelaskan ciri PKMD ?

Jawaban :

1. Kegiatan-kegiatan PKMD didasarkan atas kesadaran masyarakat


dan dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat
berdasarkan gotong-royong yang menggali dan menggunkan
sumber dan potensi masyarakat setempat
2. Setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan
oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari
masyarakat setempat dan dipilih oleh masyarakat sendiri. Tenaga
tersebut dipersiapkan terlebih dahulu sehingga pengetahuan sikap
dan ketrampilannya sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan
4. Bantuan dan dukungan pemerintah yang bersifat lintas program
dan lintas sektoral baik dalam bentuk latihan maupun bahan-bahan
atau peralatan selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
dan tidak sampai menimbulkan ketergantungan
5.   Dari berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal ada satu
kegiatan yang merupakan salah satu unsur dari unsur “Primary
Health Care”

Anda mungkin juga menyukai