Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH SENAM AEROBIC TERHADAP KADAR GULA

DARAH DIABETESI DI KELURAHAN MRANGGEN


KECAMATAN MRANGGEN
KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI

ANGGI PUTRI ANGGRAENI


1607003

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEMARANG
2020
FORMULIR No Dokumen: WH-FM-08.2/65
No Revisi 01
FORMULIR PERNYATAAN
Tgl berlaku 02 Juni 2020
SIAP UJIAN SKRIPSI
Halaman 1 dari 1

PERNYATAAN SIAP UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI NERS UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

Judul Skripsi : Pengaruh Senam Aerobic Terhadap Kadar Gula Darah


Diabetesi Di Kelurahan Mranggen Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak.

Nama Mahasiswa : Anggi Putri Anggraeni

NIM : 1607003

Telah pertahankan di depan Tim Penguji

pada tanggal September 2020

Menyetujui,

Pembimbing I

ii
FORMULIR No Dokumen: WH-FM-08.2/65
No Revisi 01
FORMULIR PERNYATAAN
Tgl berlaku 02 Juni 2020
SIAP UJIAN SKRIPSI
Halaman 1 dari 1

Ns. Tamrin, M.Kep

Pembimbing II

Ns. Arifianto, M.Kep

iii
FORMULIR No Dokumen: WH-FM-08.2/65
No Revisi 01
FORMULIR PENGESAHAN
Tgl berlaku 02 Juni 2020
SKRIPSI
Halaman 1 dari 1

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI NERS UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

Judul Skripsi : Pengaruh Senam Aerobic Terhadap Kadar Gula Darah


Diabetesi Di Kelurahan Mranggen Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak.

Nama Mahasiswa : Anggi Putri Anggraeni

NIM : 1607003

Telah pertahankan di depan Tim Penguji

pada tanggal September 2020

Menyetujui,

Penguji I : Ns.Dwi Retnaningsih, S.Kep.,M.Kes ( )

Penguji II : Ns. Tamrin, M.Kep ( )

Penguji III : Ns. Arifianto.,M.Kep ( )

ii
FORMULIR No Dokumen: WH-FM-08.2/65
No Revisi 01
FORMULIR PENGESAHAN
Tgl berlaku 02 Juni 2020
SKRIPSI
Halaman 1 dari 1

Dekan Ketua

Fakultas Keperawatan, Bisnis dan Teknologi Program Studi Keperawatan

Dr. Ari Dina Permana Citra, SKM.,M.Kes Ns. Niken Sukesi., M.Kep

iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anggi Putri Anggraeni

Tempat tanggal lahir : Demak, 12 Agustus 1997

NIM : 1607003

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Skripsi dengan judul “Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Kadar Gula


Darah Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah ini tidak terdapat karya
ilmiah yang diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar Sarjana di
suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain baik sebagian atau keseluruhan,
kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan diterbitkan dalam sumber
kutipan atau daftar pustaka.
2. Apabila ternyata dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur plagiat, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang
telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalty
non ekslusif.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Semarang, ...Agustus 2020

Yang menyatakan,

( Anggi Putri Anggraeni )

iv
MOTTO

“Bila Allah menolongmu, tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, sebaliknya
kalau Allah meninggalkan kamu, siapa lagi yang dapat menolongmu salain Dia.
Maka kepada Allahlah para mukmin harus bertakwakal.”

(Q.S. Al Imron : 160)

“Mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Hal itu sungguh sangat
berat kecuali bagi mereka yang khusyuk.”

(Q.S. Al Baqarah : 45)

“Usaha dan Kebaranian tidak cukup tanpa tujuan dan arah perencanaan.”

(John F. Kennedy)

“Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman.”

(Albert Einstein)

“Orang yang sukses akan mengambil keuntungan dari kesalahan dan mencoba
lagi dengan cara yang berbeda.”

(Dale Carnegie)

“Kesempatan untuk menemukan kekuatan yang lebih baik dalam diri kita muncul
ketika hidup terlihat sangan menantang.”

(Joseph Campbell)

“Anda mungkin bisa menunda, tapi waktu tidak akan menunggu.”

(Benjamin Franklin)

v
PERSEMBAHAN

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan dukungan


dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak dan skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kepada Allah SWT atas limpahan kasih sayang, nikmat karunia kesehatan,
rahmat, hidayah dan keberkahan-MU. Puji syukur yang tak terhingga kepada
Allah SWT penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa.
2. Kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladan kepada
seluruh umatnya termasuk penulis, dimana mendorong penulis untuk selalu
ingin menjadi orang yang lebih baik lagi.
3. Kepada orangtuaku tercincta, Bapak Narto Handoyo, bapak yang tidak pernah
berhenti mendoakan anaknya, mengingatkan sholat dan mengaji. Bapak yang
menjadi tempat diskusiku, motivasiku dan guru terbaikku.
4. Ibu Puji Astuti, ibu yang selalu sabar terimakasih atas segala cinta, kasih
sayang yang amat sangat tulus untukku. Doa yang selalu ibu panjatkan untuk
kebaikan dan kebahagianku. Ibu yang menjadi tempat diskusiku, dan
penyemangatku, motivasiku, inspirasiku, dan guru terbaikku.
5. Kepada kakaku tercinta Angga Purwoko Susilo serta istrinya Etika Utari yang
selalu memberikan motivasi, saran, serta doa yang telah diberikan.
6. Kepada Galeh Dwi Nopianto, yang selalu disampingku dan membantu serta
sabar menghadapiku maupun memotivasi untuk semangat dan menghiburku
dikala bosan mengerjakan skripsi.
7. Kepada Bapak Ns. Tamrin, M.Kep, Bapak Ns. Arifianto, M.Kep, dan Ibu Ns.
Dwi Retnaningsih, S.Kep.,M.Kes terimakasih banyak telah menjadi dosen
terhebat dalam membantu proses bimbingan skripsi sehingga dapat
terselesaikan tepat waktu.
8. Kepada sahabatku Anita Ratna, Nina Aditriya, Avis Mafadzoh dan Luthfia
Indah Astuti, terimakasih sudah membantu, memberikan masukan pendapat,
motivasi dan mendengarka keluh kesahku.

vi
9. Kepada sahabat seperjuangan dikampus Puput Sely, Linda Putri O, Maudya
Eka, Ridya, Vega, serta Syafina yang memotivasi dan memberikan pendapat.
10. Kepada teman-teman angkatan 2016 Prodi Ners Universitas Widya Husada
Semarang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih sudah
berjuang bersama-sama selama 4 tahun.
11. Untuk almamater kampus tercinta Universitas Widya Husada Semarang.

vii
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Anggi Putri Anggraeni
Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 12 Agustus 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl Rayungkusuman IV RT 08 RW 05
Kec Mranggen Kab Demak, Jawa Tengah,
Indonesia
Nomor HP : 082136762860
Email : anggiputri155@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan :
1. TK Kemala Bayangkari 38 tamat Tahun 2004
2. SDN Mranggen 1 tamat Tahun 2010
3. SMP Negeri 9 Semarang tamat Tahun 2013
4. SMA Institut Indonesia Semarang tamat Tahun
2016
5. S1 Ilmu Keperawatan Universitas Widya Husada
Semarang tamat Tahun 2020

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala


rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini dengan Judul “ Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Kadar Gula Darah
Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak“.
Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dalam pembuatan
skripsi. Penelitian ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat
dan terimakasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keperawatan, Bisnis dan Teknologi Dr. Ari Dina
Permana Citra, SKM.,M.Kes
2. Ketua Program Studi Keperawatan Ns. Niken Sukesi., M.Kep
3. Ns.Dwi Retnaningsih, S.Kep.,M.Kes selaku penguji I atas
bimbingan, kritik, dan sarannya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Ns. Tamrin, M.Kep selaku pembimbing I sekaligus sebagai penguji
II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis
dengan sabar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ns. Arifianto, M.Kep selaku pembimbing II sekaligus sebagai
penguji III yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis dengan sabar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
6. Segenap dosen dan seluruh staff akademik Prodi Keperawatan
Universitas Widya Husada Semarang serta semua pihak yang
membantu serta memberikan ilmu dan bimbingan pada peneliti.
7. Kepada orangtuaku tercinta, Ayah Narto Handoyo, Ibu Puji Astuti
dan kakakku tercinta Angga Purwoko Susilo yang tak lupa selalu
mendoakan, memberikan segala dukungan dan motivasi kepada
penulis.

ix
8. Galeh Dwi Nopiato yang telah membantu dan memberikan
motivasi dengan sabar kepada penulis.
9. Sahabatku yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis.
10. Sahabat seperjuangan di kampus Universitas Widya Husada
Semarang, Puput Sely, Linda Putri O,Nina Aditriya, Avis
Mafadzoh dan Luthfia Indah Astuti yang telah memberikan
dukungan dan motivasinya kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 yang selalu
memberikan dan saran kepada penulis.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh


dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai masukan guna melengkapi dan memperbaiki lebih lanjut.

Semarang,...............................

Anggi Putri Anggraeni

x
DAFTAR ISI

Pernyataan Siap Ujian SKRIPSI..............................................................................ii


Halaman Pengesahan Skripsi...................................................................................ii
Pernyataan Keaslian Penelitian...............................................................................iv
Motto........................................................................................................................v
Persembahan...........................................................................................................vi
Riwayat Hidup......................................................................................................viii
Kata Pengantar........................................................................................................ix
Daftar Isi.................................................................................................................xi
Daftar Lampiran....................................................................................................xvi
BAB I Pendahuluan.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan...........................................................................................................6
1.Tujuan Umum................................................................................................6
2.Tujuan Khusus...............................................................................................6
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
BAB II Tinjauan Pustaka.........................................................................................9
A. Diabetes Melitus...........................................................................................9
1. Pengertian..................................................................................................9
2. Klasifikasi..................................................................................................9
3. Faktor Penyebab......................................................................................11
4. Tanda dan Gejala.....................................................................................12
5. Komplikasi..............................................................................................15
6. Penatalaksaanaan.....................................................................................18
B. Kadar Gula Darah.......................................................................................19
1. Pengertian................................................................................................19
2. Macam Macam Pemeriksaan Gula Darah...............................................20
3. Waktu yang tepat untuk Cek Gula Darah................................................20
4. Nilai Normal Kadar Gula Darah.............................................................22

xi
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah...........................23
C. Senam Aerobik............................................................................................24
1. Pengertian................................................................................................24
2. Macam-macam Senam Aerobik..............................................................25
3. Tahap tahap Melakukan Senam Aerobik................................................26
4. Prosedur Senam Aerobik.........................................................................27
5. Manfaat Senam Aerobik..........................................................................28
D. Pengaruh Senam Aerobik terhadap Kadar Gula Darah Diabetesi..............29
E. Kerangka Teori...........................................................................................30
BAB III Metode Penelitian....................................................................................31
A. Kerangka Konsep........................................................................................31
B. Hipotesis Penelitian.....................................................................................32
C. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................32
D. Lokasi Penelitian.........................................................................................33
E. Populasi dan Sampel...................................................................................34
1. Populasi...................................................................................................34
2. Sampel.....................................................................................................34
F. Teknik Sampling.....................................................................................35
G. Definisi Operasional...................................................................................37
H. Instrumen Penelitian...................................................................................38
I. Metode Pengumpulan Data dan Cara Pengumpulan Data..........................38
J. Teknik Pengolahan......................................................................................41
1. Editing.....................................................................................................41
2. Coding.....................................................................................................42
3. Pemindahan data ke komputer (Entering Data)......................................42
4. Tabulating................................................................................................43
5. Cleaning...................................................................................................43
K. Analisis Data...............................................................................................43
1. Analisis Univariat....................................................................................43
2. Uji Normalisasi........................................................................................44
3. Analisis Bivariat......................................................................................45
L. Etika Penelitian...........................................................................................46

xii
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................49
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................66
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................67
LAMPIRAN...........................................................................................................49

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Kadar Tes Laboratorium Darah untuk Diagnosis Diabetes &
Prediabetes 22

Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu & Puasa sebagai Patokan
Penyaring dan Diagnosa Diabetes Melitus(DM) 22

Tabel 3.1 Definisi Operasional 36


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
51
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia 51
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
52
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama
52
Tabel 4.6 Kadar Gula Darah Pre Senam Aerobik 53
Tabel 4.7 Kadar Gula Darah Post Senam Aerobik 53
Tabel 4.8 Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Kadar Gula Darah
Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Demak
53

xiv
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori 30

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 31

Bagan 3.2 Desain Penelitian 33

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Lampiran 2 Surat Persetujuan Judul
Lampiran 3 Surat Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4 Surat Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Lembar Observasi
Lampiran 8 SOP Senam Aerobik
Lampiran 9 SOP Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Lampiran 10 Distribusi Frekuensi
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Data
Lampiran 12 Hasil Uji Paired Sample T-test
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 14 Balasan Ijin Penelitian

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi kekacauan

insulin karena kelainan sekresi insulin oleh pankreas, kelainan kerja

insulin, atau kedua-duanya kadar gula darah tidak teratur (American

Diabetes Association (ADA), 2010). Diabetes Melitus (DM) diistilahkan

sebagai the silent killer karena penderita baru akan mengetahui kondisinya

bila penyakit sudah berjalan lama dengan komplikasi yang sangat jelas

terlihat, barulah melakukan pengobatan dan pemeriksaan di rumah sakit.

Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) di

Indonesia karena termasuk penyakit kronik yang berasal dari keturunan

(Profil Jawa Tengah,2018).

WHO 2018, menyebutkan bahwa beberapa penyakit tidak menular

(PTM) menyebabkan kematian sebesar 63% di seluruh dunia seperti

penyakit jantung, DM, stroke, kanker, hipertensi, serta penyakit kronik

lainnya. Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukan bahwa

1 dari 12 orang di Dunia menderita penyakit Diabetes Melitus (DM), 1

dari 2 orang penderita Diabetes Melitus (DM) tidak mengetahui bahwa

dirinya menderita Diabetes Melitus (DM). Di Indonesia penyakit menular

(PM) masih menjadi masalah kesehatan utama dan dalam waktu

1
2

bersamaan morbilitas (angka kejadian) dan mortalitas (angka kematian)

PTM juga semakin meningkat. Hal ini menjadi beban ganda dalam

pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam

pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.

Menurut hasil Rikesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 oleh

Kementrian Kesehatan, menunjukan bahwa rata-rata prevelensi DM umur

15 tahun di daerah urban sebesar 1,9% dan di Indonesia sebesar 2,0%

sedangkan pada tahun 2013 rata-rata prevelensi DM menurut umur 15

tahun di daerah urban sebesar 1,4% dan di Indonesia sebesar 1,5%.

Prevalensi terkecil terdapat di Propinsi NTT sebesar 1,2%, dan terbesar di

Propinsi DKI yang mencapai 3,4%, Propinsi Jateng sendiri sebesar 2,1%.

Berdasarkan hasil rekapitulasi data PTM, jumlah kasus baru PTM

yang dilaporkan secara keseluruhan pada tahun 2018 sebesar 2.412.297

kasus. Adapun proporsi kasus baru PTM, beberapa penyakit yang menjadi

prioritas utama dalam pengendalian PTM di Jawa Tengah yaitu peringkat

pertama Hipertensi (57,10%) dan peringkat dua yaitu Diabetes Melitus

(DM) (Profil Jawa Tengah, 2018).

Peningkatan angka kejadian di Jawa Tengah diabetes melitus (DM)

terjadi karena beberapa faktor penyebab seperti gaya hidup monoton

(kurang aktifitas fisik). Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan

berat badan dan menyebabkan kadar gula darah mengalami kekacauan,

obesitas (kelebihan berat badan mengakibatkan kadar gula darah tidak


3

stabil), dan usia (penderita yang sering mengalami DM yaitu usia 30 tahun

ke atas)(Riset Kesehatan Dasar, 2018).

Aktivitas fisik yang kurang dari 150 menit seminggu dapat

menimbulkan penyakit tidak menular salah satunya DM. Menurut

Rikesdas 2018, menunjukan angka kejadian kurangnya aktivitas fisik

mengalami peningkatan di Indonesia dari tahun 2013 sebesar 26,16% dan

ditahun 2018 meningkat menjadi 33,5%. Hal ini bersamaan dengan

peningkatan angka kejadian kurangnya aktifitas fisik di Provinsi Jawa

Tengah pada tahun 2013 sebanyak 20% dan di tahun 2018 menjadi 38%.

Apabila aktivitas fisik tidak dapat teratasi maka akan menyebabkan

komplikasi.

Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM :

Komplikasi Akut Penyakit DM meliputi Hipoglikemia, Ketoasidosis

diabetik, menurunnya tingkat kesadaran, Hiperglikemi. Komplikasi Kronis

Penyakit DM meliputi Jantung Koroner, Stroke, Hipertensi, Kerusakan

Ginjal, Retinopati diabetik, Ulkus DM dan Neuropati diabetik perifer

(Satriya Pranata, 2017).

Komplikasi diabetes melitus dapat di cegah atau di atasi dengan

dilakukan pengendalian kadar gula darah. Kadar gula darah tersebut

merupakan salah satu indikator keberhasilan pengendalian DM.

(Perkeni,2011). Penatalaksanaan DM dapat dilakukan untuk mencegah

dan mengontrol kadar gula darah melalui 4 pilar pengelolaan DM yaitu

perencanaan makan, latihan fisik, obat, penyuluhan (Anonim, 2009).


4

Latihan fisik dapat dilakukan secara teratur sebanyak 3x-5x

perminggu sekitar 30-45 menit. Latihan fisik selain untuk menjaga

kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki

sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.

Latihan fisik yang dianjurkan berupa latihan fisik yang bersifat aerobic

dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal)

(Perkeni,2015)

Senam aerobik adalah suatu latihan tubuh yang melibatkan

sejumlah unsur oksigen dalam melaksanakan aktivitas tubuh, yang

gerakannya dipilih dan diciptakan sesuai dengan kebutuhan, disusun

secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi

secara harmonis serta diharapkan memiliki efek yang baik terhadap

pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh. Senam aerobik bisa

dilakukan sendiri atau bersama-sama, saat bersama-sama melakukan

senam aerobik akan memberikan rasa senang dan gembira karna dilakukan

secara bersama-sama (Hetti Restianti, 2010). Senam aerobik adalah

olahraga yang membuat denyut jantung kita bertambah cepat. Senam

aerobik yang disarankan adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang

(mencapai 50-70% denyut jantung maksimal) dilakukan sedikitnya selama

150 menit/minggu, atau 30 menit 5 kali dalam seminggu. (Satriya Pranata,

2017)

Penelitian yang dilakukan oleh Vania tahun 2019 di Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang dengan 61 responden dengan jumlah


5

sampel 15 responden. Pelaksanaan senam aerobik dilakukan 3 kali

seminggu selama 45 menit. Menunjukan bahwa ada pengaruh senam

aerobic terhadap penurunan kadar glukosa darah sewaktu pada penderita

diabetes mellitus tipe 2 dengan penurunan glukosa darah sekitar 48 mg/dl.

Penelitian yang terkait dengan senam diabetes adalah penelitian

yang dilakukan oleh Rozalina tahun 2019 dalam penelitiannya mengenai

senam aerobik terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus

usia dewasa akhir yang menunjukan bahwa ada pengaruh senam aerobic

terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus usia Dewasa

Akhir di Desa Kepuhanyar Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

dengan responden sejumlah 66 responden dengan sampel sejumlah 25

responden. Senam aerobik dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari. Hasil

wawancara di Kelurahan Mranggen dengan petugas pukesmas didapatkan

bahwa terdapat 80 penderita diabetes melitus dan belum ada program

khusus dari Pukesmas untuk mencegah komplikasi penyakit DM. Pasien

datang ke Pukesmas untuk kontrol kesehatannya dan hanya sekedar

meminta rujukan. Hasil wawancara dengan beberapa pasien di Pukesmas

didapatkan bahwa mereka jarang melakukan olahraga secara rutin untuk

mengontrol kadar gula darah, mencegah komplikasi DM dan hanya

mengkonsumsi obat dari pukesmas untuk menurunkan resitensi pada gula

darah. Pasien belum pernah melakukan terapi non farmalogi seperti senam

aerobik dalam perawatan diabetes melitus. Rata-rata pasien bekerja

sebagai petani di sawah masing-masing atau sekedar bekerja untuk


6

mengerjakan sawah tetangga. Dari hasil studi pendahuluan sehingga

peneliti akan mengambil topik penelitian tentang “Pengaruh senam

aerobik terhadap kadar gula darah diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan

Mranggen Kabupaten Demak”.

B. Rumusan Masalah

DM masih menjadi permasalahan di Jateng, data menunjukan

angka DM mencapai 2,2%. Penatalaksanaan DM dapat dengan 4 pilar,

salah satunya dengan latihan fisik (senam aerobik). Senam aerobik

bertujuan untuk menjaga kebugaran, menurunkan berat badan dan

memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga diharapkan memperbaiki

kendali glukosa darah. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan

pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut “Apakah ada pengaruh senam

aerobik terhadap kadar gula darah diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan

Mranggen Kabupaten Demak?”.

C. Tujuan

1. TUJUAN UMUM

Mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap kadar gula darah

Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.


7

2. TUJUAN KHUSUS

a. Mengetahui kadar gula darah sebelum dilakukan senam aerobik

pada Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak.

b. Mengetahui kadar gula darah sesudah dilakukan senam aerobik

pada Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak.

c. Menganalisis pengaruh senam aerobik terhadap kadar gula darah

Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten

Demak.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran

terhadap pengembangan ilmu pengetahuan bidang keperawatan

komunitas dalam meningkatkan dukungan terhadap diabetesi sehingga

dapat mencegah komplikasi.

2. Bagi Perawat

Senam aerobic dapat dijadikan pertimbangan senam pilihan dalam

kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu

PTM) untuk mencegah komplikasi.

3. Bagi Pukesmas
8

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengembangan

pelayanan kesehatan di Pukesmas pada diabetesi untuk mencegah

komplikasi dengan melaksanakan kegiatan senam aerobic.


9

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada masyarakat dan

meningkatkan pengetahuan dalam mencegah komplikasi pada

diabetesi.

5. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan memperluas

pengetahuan mengenai ilmu keperawatan komunitas khususnya

pengaruh senam aerobic untuk mencegah komplikasi.

6. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus
1. Pengertian

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

(PERKENI,2015). Diabetes melitus adalah tidak seimbangnya kadar gula

dalam darah karena terjadinya gangguan pada hormon insulin di mana

tubuh tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk

kebutuhannya, atau tidak mampunya penderita menghasilkan insulin

sama sekali, atau penderita mampu menghasilkan insulin yang cukup

namun sel tidak dapat menerima insulin tersebut karena reseptor yang

berfungsi sebagai penangkap insulin mengalami penurunan fungsi

(Pranata, Satriya 2017).

2. Klasifikasi

Diabetes melitus (DM) dibagi menjadi 4 tipe, berikut ini beberapa tipe

Diabetes Melitus (DM) :

a. Diabetes Melitus Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes melitus

(IDDM))

Diabetes melitus tipe 1 disebut juga dengan insulin

dependent diabetes melitus merupakan tipe diabetes yang terjadi

9
10

dikarenakan tubuh tidak mampu menghasilkan insulin sama sekali

sehingga gula tidak mampu dihantarkan ke sel. DM tipe 1

membutuhkan suntikan insulin agar mampu menjalani kehidupan

serta aktivitas secara normal kembali (Irianto, Koes 2014).

b. Diabetes Melitus Tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes

Melitus(NIDDM)).

Diabetes melitus tipe II disebut juga dengan non insulin

dependent diabetes melitus merupakan tipe DM dimana tubuh

mampu menghasilkan insulin namun tidak mencukupi kebutuhan.

DM tipe II merupakan DM yang paling banyak di Indonesia.

Keadaan ini berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat seperti

kurang gerak dan makanan siap saji yang semakin hari banyak

dikonsumsi (Irianto, Koes 2014).

c. Diabetes Melitus Gestational

Diabetes melitus gestational adalah ketidakeimbangan

kadar gula darah saat kehamilan. Saat hamil hormon didalam tubuh

semakin besar, akibatnya tidak seimbangnya hormon (hormon

insulin) kadar gula darah dapat meningkat. Selama gula darah

dapat ditoleransi tubuh maka tidak akan membahayakan kondisi

(Pranata, Satriya 2017).

d. Diabetes Melitus Syndrome Lainnya

Diabetes melitus syndrome lainnya merupakan jenis DM

yang terjadi dikarenakan banyak faktor, faktor tersebut terdiri dari


11

kanker pankreas atau karena konsumsi obat-obatan yang dapat

meningkatkan gula darah (Pranata, Satriya 2017).

3. Faktor Penyebab

Pranata, Satriya 2017 menyebutkan beberapa faktor yang

mempengaruhi Diabetes Mellitus (DM) yaitu

a. Diet

Makanan cepat saji berkaitan dengan berbagai penyakit,

salah satunya DM. Masyarakat cenderung memilih makanan cepat

saji, makanan dan minuman kemasan karena alasan efisiensi.

Bahan kimia yang masuk ke tubuh lama kelamaan menjadi racun.

Selain racun, kandungan pemanis buatan serta tingginya kadar gula

yang terkandung dalam minuman menjadi faktor pendukung

penyakit diabetes.diabetesi wajib mengatur jenis dietnya terutama

pembatasan konsumsi gula berlebih.

b. Kurang Olahraga

Olahraga berperan untuk membuat kondisi seseorang tetap

prima. Dengan melakukan olahraga, tubuh aktif bergerak sehingga

metabolisme meningkat. Peningkatan tersebut membuat jantung

sehat dan peredaran darah lancar. Penumpukan lemak dari

kurangnya olahraga akan menghambat kerja dari reseptor insulin.

Resptor ini berperan sebagai penerima gula yang dibawaoleh

insulin untuk dimasukan ke dalam sel tubuh. Ketika reseptor tidak

bekerja dengan maksimal maka insulin yang sudah dihasilkan oleh


12

tubuh tidak dapat membantu menurunkan gula darah. Peningkatan

gula darah secara terus menerus menyebabkan diabetes melitus.

c. Stres

Stress menurunkan daya tahan tubuh dan mendukung

terjadinya kegemukan karena tubuh resisten terhadap insulin dan

glukosa (gula darah). Respon setiap orang berbeda-beda pada

setiap jenis kelamin. Wanita rentan mengalami gangguan imunitas

karena stress dibandingkan laki-laki karena jumlah hormon

esterogen pada wanita lebih banyak. Stress dapat menyebabkan

penyakit diabetes melitus begitu sebaliknya.

d. Obesitas

Penumpukan lemak akibat obesitas akan mengganggu kerja

reseptor insulin. Ketika reseptor insulin terganggu maka gula yang

dibawa oleh insulin tidak dapat masuk ke sel, akibatnya gula darah

akan tertimbun di aliran darah. Penimbunan gula darah yang terus-

menerus dalam waktu jangka panjang mengakibatkan terjadinya

diabetes melitus.

4. Tanda dan Gejala

Tanda diabetesi dapat dilihat dengan tanda khas dan tanda tidak

khas(Bustan, M.N 2012) :


13

a. Keluhan atau Tanda Khas Diabetesi

1) Poliguri (banyak buang air kecil)

Poliguri merupakan gejala umum pada diabetesi.

Banyaknya air kencing disebabkan gula dalam darah (glukosa)

terlalu banyak, sehingga membuat tubuh harus mengeluarkan

kelebihan gula tersebut melalui ginjal bersama urine. Kondisi

ini sering terjadi saat malam hari karena kadar gula darah

relatif meningkat.

2) Polidipsi (banyak minum)

Polidipsi merupakan akibat reaksi tubuh banyak

mengeluarkan urine. Gejajala ini untuk menghindari tubu

kekurangan cairan. Oleh karena itu tubuh mengeluarkan

banyak urine , secara otomatis meimbulkan rasa haus untuk

mengganti cairan yang keluar. Selama kadar gula belum stabil

maka akan timbul keinginan untuk terus minum.

3) Polifagi (banyak makan)

Polifagi disebabkan kurangnya cadangan gula dalam tubuh

meskipun kadar gula darah tinggi. Karena insulin tidak mampu

menyalurkan gula sebagi sumber tenaga dalam sel sehingga

membuat tubuh merasa lemas seperti kurang tenaga.

Kurangnya tenaga maka tubuh akan terus meminta untuk

mengkonsumsi makanan. Diabetesi saat makan tetap sulit

merasakan kenyang.
14

4) Penurunan Berat Badan

Tingginya kandungan glukosa dan kurangnya hormon

insulin akan menyebabkan tubuh memecah lemak sebagai

sumber energi. Bila didiamkan, pemecahan lemak terjadi secara

terus-menerus, dan pasokan lemak diabetesi berkurang diikuti

penurunan berat badan sehingga terlihat semakin kurus.

b. Keluhan atau Tanda Tidak Diabetesi

1) Kesemutan pada kaki dan pruritus (gatal pada kaki)

Kesemtuan terjadi karena peredaran darah tidak lancar.,

sering terjadi dibagian kaki. Gatal yang dirasakan terjadi

karena kulit diabetesi kering, keringnya bagian kulit maka

diabetesi harus waspada terjadinya luka. Semakin kering

kulitnya maka semakin beresiko terjadinya luka dengan infeksi.

2) Pandangan Kabur

Tingginya kadar gula dalam darah menyebabkan darah

menjadi lebih kental, kekentalan darah meningkat

menyebabkan aliran darah tidak lancar. Lama kelamaan

gangguan aliran darah mempengaruhi mikrovaskuler ke retina.

Terganggunya kerja retina akan menyebabkan pandangan

menjadi kabur
15

3) Disfungsi Ereksi

Masalah seksual di mana alat kelamin laki-laki tidak

mampu ereksi dengan maksimal. Kondisi ini berkaitan dengan

penurunan fungsi saraf bagian alat kelamin karena tingginya

kadar gula darah.

5. Komplikasi

Komplikasi pada diabetes melitus dibagi menjadi 2 yaitu komplikasi

akut dan komplikasi kronik.

a. Komplikasi Akut (Irianto, Koes 2014)

1) Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula di dalam

tubuh. Banyak penyebab hipoglikemia salah satunya aktivitas

fisik berlebihan seperti olahraga terlalu berat, takut

mengkonsumsi makananan karena terdiagnosis DM atau

mengkonsumsi obat insulin berlebih tanpa pemantauan berkala.

Tanda-tanda hipoglikemia salah satunya lelah,pusing, jantung

berdebar, konsentrasi menurun, dan penurunan tingkat

kesadaran. Seseorang mulai merasakan satu atau lebih tanda-

tanda hipoglikemi bila kadar gula darah berada dibawah

80mg/dl.

2) Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosis termasuk dalam kondisi gawat bila tidak

segera ditangani. Komplikasi ini sering ditemui di DM tipe I,


16

meski sering terjadi pada DM tipe I , diabetesi tipe II harus

tetap waspada. Tanda tanda ketoasidosis adalah sesak nafas,

kelelahan, kebigungan, nafas berbau buah, kadar gula darah

sangat tinggi, peningkatan ketone di dalam darah, Ph dibawah

7,35. Penyebab utamanya adalah terjadinya pemecahan lemak

secara berlebihan menghasilkan benda keton dari pemecahan

tersebut.

3) Hiperglikemi

Hiperglikemia adalah tingginya kadar gula darah didalam

darah lebih dari 200mg/dl. Tanda khas hiperglikemia adalah

banyak minum dan sering ke kamar kecil untuk BAK.

Hiperglikemia terjadi bila diabetesi makan berlebihan tanpa

diimbangi aktivitas fisik. Diabetesi juga harus menghidari

makan malam karena sehabis makan akan mengantuk dan

tertidur tanpa melakukan aktivitas berat. Gula yang dikonsumsi

tidak terpakai akan menumpuk ditubuh yang disebut

hiperglikemia.

b. Komplikasi Kronik (Pranata, Satriya, 2017)

1) Jantung Koroner

Jantung koroner merupakan komplikasi DM yang

menyebabkan kematian. Gangguan pembuluh besar

(makrovaskuler) pada diabetesi karena peningkatan kekentalan

darah merupakan penyebab utama penyakit ini berkembang.


17

2) Hipertensi

Hipertensi meningkatkan resiko terjadinya penyakit

jantung, ginjal, dan gangguan pembuluh darah otak

(stroke).Hipertensi di teksi dengan menggunakan alat

spigmomanometer. Diabetesi lebih baik rutin melakukan

pemeriksaan tekanan darah. Tekanan darah normal adalah

120/80mmHg, sedangkan tekanan darah lebih dari

140/80mmHg dapat digolongkan dalam kondisi hipertensi.

3) Stroke

Stroke merupakan penyakit yang terjadi karena gangguan

peredaran darah di otak. Stroke dibagi menjadi stroke

hemoragik (stroke karena pecahnya pembuluh darah otak) dan

stroke non hemoragik (penurunan suplai oksigen ke jaringan

otak sehingga sel otak mati). Hipertensi yang dialami diabetesi

karena kentalnya darah mempunyai pengaruh besar terhadap

kejadian stroke.

4) Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik terjadi karena penumpukan sorbitol

pada lensa mata sehingga cairan akan tertarik dan

menyebabkan lensa mata tidak jernih lagi.

5) Ulkus DM

Luka atau ulkus DM terjadi di bagian tubuh penderita

menyebabkan kerusakan pada bagian epidermis, dermis,


18

subutan, hingga dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam

seperti otot hingga tulang. Kulit diabetesi mengalami degradasi

kolagen sehingga tidak elastis. Menurut American Diabetes

Association, klasifikasi luka pada DM ada tiga, yaitu :

a) Superficial Ulcer

Stadium 0 : tidak terdapat lesi, kulit dalam keadaan baik

tapi dalam bentuk tulang kaki yang menonjol.

Stadium 1 : hilangnya lapisan kulit higga dermis dan

kadang-kadang nampak luka menonjol.

b) Deep Ulcer

Stadium 2 : lesi terbuka dengan ke tulang atau tendon

(dengan goa).

Stadium 3 : penetrasi hingga dalam, osteomilitis, plantar

abses atau infeksi hingga tendon

c) Ganggren

Stadium 4 : ganggren sebagian, menyebar hingga sebagian

dari jari kaki, kulit sekitarnya selulitis, ganggren lembab/

kering.

6. Penatalaksaanaan

Komplikasi diabetes melitus (DM) dapat dicegah atau di atasi

dengan dilakukannya pengendalian kadar gula darah. Kadar gula darah

tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pengendalian

DM. (PERKENI,2011). Penatalaksanaan DM dapat dilakukan untuk


19

mencegah dan mengontrol kadar gula darah melalui 4 pilar

pengelolaan DM yaitu perencanaan makan, latihan fisik, obat,

penyuluhan (Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, edisi

kedua,2009). Latihan fisik dapat dilakukan secara teratur sebanyak 3x-

5x perminggu sekitar 30-45 menit. Latihan fisik selain untuk menjaga

kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki

sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.

Latihan fisik yang dianjurkan berupa latihan fisik yang bersifat

aerobic dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal)

(PERKENI,2015)

B. Kadar Gula Darah

1. Pengertian

Glukosa adalah perangsang atau stimulator utama pelepasan

insulin dari sel β, yang muncul dalam pola bifasik khas (suatu fase

pertama akut yang berlangsung hanya beberapa menit, diikuti dengan

fase kedua yang terus-menerus) (Bilous MD, Rudy 2015). Kadar gula

darah yaitu tingkat glukosa di dalam darah konsentrasi gula darah atau

tingkat glukosa serum di atur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa

yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel

tubuh (Wikipedia, 2012).


20

2. Macam Macam Pemeriksaan Gula Darah

a. Gula darah sewaktu

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu

sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang

dimakan dan kondisi tubuh orng tersebut (Dyah Astuti, 2016).

b. Gula darah puasa dan 2 jam setelah makan

Pemeriksaan gula darah puasa adalah pemeriksaan glukosa

yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam,

sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah

pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien

menyelesaikan makan (Dyah Astuti, 2016).

3. Waktu yang tepat untuk Cek Gula Darah

Menurut Bilous MD, Rudy, 2014 waktu yang tepat untuk cek gula

darah adalah

a. Diabetes Melitus Tipe 1

1) Pada dewasa penderita diabetes melitus

a) Sebelum sarapan/makan

b) Setelah makan (kadang-kadang 2 jam setelah makan)

c) Sebelum dan setelah aktivitas fisik/olahraga

d) Sebelum tidur

e) Saat terbangun di tengah-tengah waktu tidur


21

2) Pada anak-anak penderita diabetes melitus

a) Sebelum makan

b) Sebelum tidur

c) 1-2 jam setelah makan

d) Sebelum dan sesudah berolahraga

e) Malam hari

b. Diabetes Melitus Tipe II

1) Penderita yang menggunakan insulin

a) Saat puasa

b) Sebelum makan

c) Sebelum tidur

d) Terkadang malam hari

2) Penderita yang menggunakan insulin dan obat tambahan

a) Saat puasa

b) Saat tidur

3) Penderita yang menggunakan insulin basal dan 1 injeksi insulin

sehari-hari.

a) Saat puasa

b) Sebelum dosis dan makan yang dicampur

c) Terkadang saat malam hari


22

c. Hipoglikemia

Dilakukan pada waktu :

1) Sebelum mengemudi

2) Sebelum melakukan aktivitas fisik yang cukup berat

3) Sebelum melakukan berbagai hal yang membutuhkan

konsentras tinggi

d. Ibu Hamil Penderita Diabetes

1) Pada ibu hamil menggunakan insulin

2) Ibu hamil tidak menggunakan insulin

4. Nilai Normal Kadar Gula Darah

Nilai normal kadar gula darah dapat dihitung menggunakan berbagai

cara.

Tabel 2.1
Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan prediabetes

HbA1c (%) Glukosa darah Glukosa plasma 2


puasa (mg/dL) jam setelah TTGO
(mg/dL)
Diabetes ≥ 6,5 ≥ 126 mg/dL ≥ 200 mg/Dl
Prediabetes 5,7 – 6,4 100 - 125 140 – 199
Normal ˂ 5,7 ˂ 100 ˂ 140
Sumber : Perkeni 2015

Tabel 2.2
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM
(mg/dL)

Bukan DM Belum pasti DM


DM
Kadar glukosa Plasma vena ˂ 100 100 – 199 ≥ 200
darah sewaktu
(mg/dL) Darah kapiler ˂ 90 90 – 199 ≥ 200

Kadar glukosa Plasma vena ˂ 100 100 – 125 ≥ 126


23

darah puasa Darah kapiler ˂ 90 90 – 99 ≥ 100


(mg/dL)
Sumber : Perkeni 2015.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah

Pranata, Satriya 2017 menyebutkan beberapa faktor yang

mempengaruhi kadar gula darah yaitu

a. Diet

Makanan cepat saji berkaitan dengan berbagai penyakit,

salah satunya DM. Masyarakat cenderung memilih makanan cepat

saji, makanan dan minuman kemasan karena alasan efisiensi.

Bahan kimia yang masuk ke tubuh lama kelamaan menjadi racun.

Selain racun, kandungan pemanis buatan serta tingginya kadar gula

yang terkandung dalam minuman menjadi faktor pendukung

penyakit diabetes.diabetesi wajib mengatur jenis dietnya terutama

pembatasan konsumsi gula berlebih.

b. Kurang Olahraga

Olahraga berperan untuk membuat kondisi seseorang tetap

prima. Dengan melakukan olahraga, tubuh aktif bergerak sehingga

metabolisme meningkat. Peningkatan tersebut membuat jantung

sehat dan peredaran darah lancar. Penumpukan lemak dari

kurangnya olahraga akan menghambat kerja dari reseptor insulin.

Resptor ini berperan sebagai penerima gula yang dibawaoleh

insulin untuk dimasukan ke dalam sel tubuh. Ketika reseptor tidak

bekerja dengan maksimal maka insulin yang sudah dihasilkan oleh


24

tubuh tidak dapat membantu menurunkan gula darah. Peningkatan

gula darah secara terus menerus menyebabkan diabetes melitus.

c. Stres

Stress menurunkan daya tahan tubuh dan mendukung

terjadinya kegemukan karena tubuh resisten terhadap insulin dan

glukosa (gula darah). Respon setiap orang berbeda-beda pada

setiap jenis kelamin. Wanita rentan mengalami gangguan imunitas

karena stress dibandingkan laki-laki karena jumlah hormon

esterogen pada wanita lebih banyak. Stress dapat menyebabkan

penyakit diabetes melitus begitu sebaliknya.

d. Obesitas

Penumpukan lemak akibat obesitas akan mengganggu kerja

reseptor insulin. Ketika reseptor insulin terganggu maka gula yang

dibawa oleh insulin tidak dapat masuk ke sel, akibatnya gula darah

akan tertimbun di aliran darah. Penimbunan gula darah yang terus-

menerus dalam waktu jangka panjang mengakibatkan terjadinya

diabetes melitus.

C. Senam Aerobik

1. Pengertian

Menurut Katch, tarian arobik merupakan salah satu bentuk latihan

yang bagus karena selain menyenangkan, susunan intensitas latihannya

dilakukan dengan zona latihan, durasi antara 30-45 menit dan frekuensi

latihan kira-kira 2-3 hari seminggu cukup untuk menaikan sedikit fungsi
25

kardiovskuler dan kesehatannya serta daya tahan otot ke keadaan yang

lebih baik. Senam aerobik adalah suatu latihan yang melibatkan sejumlah

unsur oksigen dalam melaksanakan aktivitas tubuh, gerakannya dipilih dan

diciptakan sesuai dengan kebutuhan, disusun secara sistematis dengan

tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis serta

diharapkan memiliki efek yang baik terhadap pertumbuhan dan

perkembangan organ dalam tubuh (Restianti, Hestti 2010). Dapat

disimpulkan senam aerobik adalah suatu rangkaian gerakan yang

diciptakan secara sengaja, disusun secara sistematis dengan iringan musik

yang harmonis yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kebugaran

bagi setiap pelaku secara optimal.

2. Macam-macam Senam Aerobik

a. Low Impack (Benturan Ringan)

Latihan yang dilakukan dengan iringan musik dengan irama sedang

dengan rangkaian gerakan yang dipadu tanpa latihan yang

menggunakan lompatan-lompatan.

b. Hight Impack (Benturan Berat)

Latihan yang dilakukan dengan intensitas yang tinggi diiringi oleh

musik yang berirama cepat. Latihan ini bertujuan meningkatkan

power dan meningkatkan kardiovaskuler bagi pelakunya

c. Mix Impack
26

Latihan ini adalah perpaduan antara low dan high yang

diperlakukan secara sistematis dan harmonis serta ritmis untuk

meningkatkan endurance atau daya tahan tubuh secara keseluruhan.

(Restianti, Hestti 2010)

3. Tahap tahap Melakukan Senam Aerobik

a. Tahap Low Impack

1) Pemanasan (10 menit).Gerakan dimulai perlahan-lahan yang

lambat laun meningkatkan denyut nadi dan peredaran darah, serta

melenturkan otot tubuh dan siap untuk melakuka latihan

selanjutnya.

2) Kelenturan dan peregangan otot (stretcing). Tahap ini meliputi

latihan peregangan dan melenturkan otot-otot diseluruh tubuh tanpa

gerakan yang memantulkan atau menyentak (aerobik ow impack).

b. Latihan Inti

Tahap ini berupa pola gerak dan langkah kombinasi dengan gerak

dan tari yang dirancang dengan iringan lagu. Latihan inti dilakukan

selama kurang lebih 25-55 menit. Gerakannya harus terus menerus

(jangan berhenti) dan selama latihan inti penting untuk menghitung

denyut nadi latihan (DNL).

c. Pendinginan

Tahap ini berupa pola gerak dan langkah kombinasi dengan gerak

dan tari yang dirancang dengan iringan lagu. Pendingan dilakukan

selama kurang lebih 5 menit sampai 10 menit. Gerakannya harus terus


27

menerus (jangan berhenti) dan selama latihan inti penting untuk

menghitung denyut nadi latihan (DNL).

(Restianti, Hestti 2010)


28

4. Prosedur Senam Aerobik

a. Fase I Latihan Pemanasan

Pemanasan (warning up) merupakan tahap awal dengan kegiatan

stretching, yaitu penguluran otot-otot tubuh dan dilanjutkan dengan

gerakan dinamis pemanasan. Fase ini dilakukan selama 5 – 10 menit

tergantung kebutuhan tiap individu. Tujuan dari latihan ini adalah

untuk meningkatkan elastisitas otot dan ligamen di sekitar persendian,

sehingga dapat mencegah kemungkinan cedera yang berbahaya.

Selain itu, pemanasan juga dapat meningkatkan suhu tubuh dan

denyut nadi, untuk menyiapkan tubuh menghadapi latihan yang lebih

intensif.

b. Fase II Latihan Inti

Latihan ini merupakan tahap utama dari keseluruhan senam

aerobik. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah senam aerobik low

impact, moderate impact, hight impact, atau kombinasi ketiganya.

Intensitas latihan fase ini cukup tinggi dengan durasi 25 hingga 55

menit. Pada fase inilah sasaran latihan harus mencapai training zone.

Training zone merupakan daerah ideal denyut nadi dalam fase latihan.

Jangkauan training zone ini 60% - 90% dari denyut nadi maksimal

seseorang (DNM). Oleh karena tingkat usia manusia berbeda, berarti

denyut nadi yang dimiliki juga berbeda.


29

c. Fase III Pendinginan

Pendinginan (cooling down) merupakan usaha untuk menurunkan

kondisi tubuh dari kerja dengan intensitas yang tinggi secara bertahap

dan teratur, agar kembali ke keadaan semula. Fase ini dilakukan

selama 5 – 10 menit tergantung kebutuhan tiap individu. Cara

melakukannya dengan tetap melakukan kegiatan fisik dan intensitas

yang paling rendah, dengan diiringi musik yang nyaman, yaitu irama

¾ atau 4/4 lambat. (Restianti, Hestti 2010)

5. Manfaat Senam Aerobik

a. Manfaat Senam Aerobik secara umum

1) Membakar lemak yang berlebih ditubuh, menguatkan daya tahan

jantung dan paru-paru.

2) Penurunan berat badan (high impack)

3) Mencegah penyakit menyerang tubuh sistem tubuh baik dan dapat

menghilangkan kebiasaan buruk (merokok).

4) Meningkatkan kelenturan, keseimbangan dan sanggup melakukan

olah raga lainnya.

b. Manfaat Senam Aerobik Diabetesi

1) Meningkatkan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.

2) Mengurangi resiko terjadinya penyakit : hipertensi, DM, penyakit

jantung koroner.
30

3) Meningkatkan kerja fungsi organ jantung, paru-paru, pembuluh

darah yang ditandai dengan denyut nadi istirahat menurun,

penumpukan asam laktat berkurang, meningkatkan pembuluh darah

kolateral, meningkatkan HDL kolesterol, dan mengurangi

aterosklerosis. (Dyah Astuti, 2016).

D. Pengaruh Senam Aerobik terhadap Kadar Gula Darah Diabetesi

Penatalaksanaan DM dapat dilakukan untuk mencegah dan

mengontrol kadar gula darah melalui 4 pilar pengelolaan DM yaitu

perencanaan makan, latihan fisik, obat, penyuluhan (Penatalaksanaan

Diabetes Melitus Terpadu, edisi kedua, 2009). Latihan fisik dapat

dilakukan secara teratur sebanyak 3x-5x perminggu sekitar 30-45 menit.

Latihan fisik selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan

berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan

memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan fisik yang dianjurkan berupa

latihan fisik yang bersifat aerobic dengan intensitas sedang (50-70%

denyut jantung maksimal) (PERKENI,2015)

Penelitian yang dilakukan oleh Vania Desiani tahun 2019 di

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dengan 61 responden.

Pelaksanaan senam aerobik dilakukan 3 kali seminggu selama 45 menit.

Menunjukan bahwa ada pengaruh senam aerobik terhadap penurunan

kadar gula darah sewaktu pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan

penurunan glukosa darah sekitar 48mg/dL.


31

E. Kerangka Teori

Faktor Yang
Mempengaruhi DM :
1. Diet
2. Kurang olahraga
3. Stress
Komplikasi :
4. obesitas 1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia
b. Ketoasidosis Diabetik
c. hiperglikemi
Diabetes Mellitus 2. Komplikasi Kronik
a. Jantung Koroner
b. Hipertensi
c. Stroke
Kadar Gula Darah d. Retinopati Diabetetik
e. Ulkus DM

Kadar Gula Darah Normal : Penatalaksanaan :

1. Glukosa Darah Puasa 1. Latihan fisik (senam aerobik)


(mg/dL) : ˂100 mg/dL 2. Perencanaan Makan
3. Obat
2. Glukosa Plasma 2 jam
4. Penyuluhan
setelah TTGO (mg/dL) :

˂140 mg/dL

Tabel 2.3
Kerangka Teori

Sumber : Pranata, Satriya (2017), Perkeni (2015), Irianto, Koes (2014), Bustan, M.N (2012)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan gambaran dan arahan asumsi

mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, atau memiliki arti

hasil sebuah sintesis dari proses berpikir deduktif maupun induktif,

kemudian dengan kemampuan kreatif dan inovatif diakhiri konsep

atau ide baru. Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen

(variabel terikat). Variabel dalam penelitian ini adalah Senam

Aerobik. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Penurunan Kadar Gula Darah (Hidayat, A.

Aziz Alimul, 2017).

Variabel Bebas (Independent) Variabel Terikat (Dependent)

Senam Aerobik Penurunan Kadar Gula Darah

Tabel 3.1

Kerangka Konsep

31
32

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernyataan),

yaitu suatu pernyataan yang masih lemah yang membutuhkan

pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis dapat diterima

atau ditolak (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2017).

1. Hipotesis alternative (Ha)

Ada pengaruh senam aerobik terhadap kadar gula darah diabetesi di

Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

2. Hipotesis nol (Ho)

Tidak ada pengaruh senam aerobik terhadap kadar gula darah

diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten

Demak.

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode pre-

Eksperimental Design karena masih terdapat variabel luar yang ikut

berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil

ekperiment yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-

mata dipengaruhi variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena

tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara

random (Sugiyono,2012). Peneliti menggunakan rancangan one-

group pretest-posttest desaign. Desaign ini terdapat pretest sebelum

diberi perlakuan dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui


33

lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan

sebelum diberi perlakuan (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2017.

Peneliti mulai dari sini

Menentukan subjek penelitian

Pretest Memberikan Perlakuan Posttest

(diukur/observasi) (diukur/observasi)

Dibandingkan

Gambar 3.2
Bagan rancangan Penelitian Pre-Eksperimental Jenis One Group Pretest-Posttest
Sumber : Hidayat, A. Aziz Alimul 2017

D. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten

Demak. Tempat penelitian tersebut dipilih karena memiliki Diabetesi yang

banyak dan belum ada penelitian sejenis sebelumnya yang dilakukan di

Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.


34

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek yang

dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki

subjek atau objek tertentu (Sugiyono,2009). Populasi dalam penelitian

ini adalah Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak sebanyak 80 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Hidayat, A. Aziz Alimul,2017). Sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel

yang diambil dari populasi harus representatif atau mewakili populasi

(Sugiyono,2012). Menurut Sugiyono (2016), besar sampel dalam

penelitian eksperimen minimal 30 sampel. Oleh karena itu, peneliti

mengambil sampel sesuai dengan teori Sugiyono (2016) yaitu sebesar

30 sampel dan dilakukan dropout dengan rumus :

n
N=
1−f

Keterangan :

N : jumlah subyek yang dihitung


35

n : jumlah sampel minimum

f : perkiraan proporsi dropout (0,05)

Sehingga,

30
N=
1−0,05

30
= = 33
0,95

Berdasarkan perhitungan sampel minimal dengan kemungkinan

dropout didapatkan besar sampel sebanyak 33 respondenl.

F. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga

jumlah sampel akan mewakili dari keseluruhan populasi yang ada,

secara umum ada dua jenis pengambilan sampel yakni probability

sampling dan nonprobability sampling. Dalam penelitian ini

menggunakan jenis pengambilan sampel probability sampling dengan

teknik stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel

dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang

homogen (Nursalam,2013).

Rumus pengambilan sampel setiap RW di Kelurahan Mranggen :

∑ responden tiap RW x sampel


Populasi

Jadi besar sampel tiap RW adalah :


36

26
1. Rw 05 = x 33 = 10,7 = 11
80

27
2. Rw 06 = x 33 = 11,1 = 11
80

27
3. Rw 07 = x 33 = 11,1 = 11 +
80

Total 33

Dalam penentuan sampel diperlukan kriteria-kriteria untuk

mengambil sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun istilah

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yaitu kriteria yang digunakan untuk

menentukan sampel yang dapat dijadikan kriteria sampel peneliti dan

untuk membatasi sampel yang tidak sesuai dengan tujuan peneliti

(Sugiyono, 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah warga penderita

Diabetes Mellitus (DM) di Kelurahan Mranggen Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak.

Adapun kriteria sampel yang layak diteliti sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria subyek penelitian dari suatu

populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2013).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini :

1. Tidak mengalami luka DM

2. Tidak menggunakan terapi komplementer lain seperti obat

herbal.

3. Masih mampu berjalan


37

4. Rentang usia (usia 26-65 tahun)

b. Kriteria eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yag memenuhi kriteria inklusi dan studi karena sebagai sebab

(Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini :

1. Mengalami komplikasi akut diabetes seperti hipoglikemia.

2. Diabetesi yang tidak bersedia menjadi responden.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2017).

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
dan Cara
Ukur
1 Variabel Suatu rangkaian SOP Senam - -
Independen gerakan yang Aerobik
adalah dilakukan dengan
Senam beberapa tahap dari
Aerobik pemanasan, latihan inti,
dan pendinginan.
Responden melakukan
senam aerobik dipandu
oleh instruktur.
2 Variabel Glukosa dalam darah di Menggunaka 1. Ada Rasio
Dependen ukur dengan alat blood n blood penurunan
adalah kadar glucose meter dengan glucose kadar gula
Gula Darah mengambil sampel meter darah.
darah vena dengan 2. Kadar gula
sampel darah darah tetap.
38

perifer dari 3. Kadar gula


salah satu darah
ujung jari meningkat.
kanan atau
kiri sampel
sebanyak ±
2μl

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk

melakukan atau mengukur suatu masalah yang nantinya akan memperoleh

hasil berupa data dari pengukuran tersebut. Data yang diperoleh kemudian

akan dianalisis dan menjadi bukti penelitian (Kelana Dharma, 2011).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian Pengaruh Senam Aerobik

Terhadap Kadar Gula Darah Pada Diabetesi yaitu :

1. Alat ukur glukometer (easy touch)

2. Lembar Observasi kadar gula darah sebelum dan sesudah dilakukannya

tindakan.

3. Bolpoint

4. Note book

5. CD Senam Aerobik

6. SOP Pemeriksaan GDS

7. SOP Senam Aerobik

I. Metode Pengumpulan Data dan Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian menggunakan data primer dan data sekunder, sebagai

berikut :

a. Data Primer
39

1) Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain seperti wawancara

dan lembar observasi (Sugiyono,2012). Dalam penelitian ini, lembar

observasi yang digunakan untuk memuat data demografi responden

dan hasil pengukuran kadar gula darah sebelum dan sesudah

dilakukan senam aerobik.

2) Pengukuran

Instrumen angket harus dapat digunakan untuk mendapatkan data

yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur (Sugiyono,2012).

Pengukuran data dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan

data kadar glukosa darah. Data kadar glukosa darah digunakan

menggunakan alat glukometer.

Cara pengambilan sampel darah :

a) Ujung jari bersihkan dengan kapas alcohol

b) Tusuk ujung jari dengan lanset

c) Darah yang keluar diambil dan diletakkan di strips dan bersihkan

ujung jari dengan kapas alkohol.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah daftar nama responden

dari Puskesmas Mranggen 1.

1. Cara pengumpulan data dan prosedur penelitian.

a. Cara pengumpulan data


40

1) Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta

rekomendasi izin pengambilan data awal dari ketua

Universitas Widya Husada, kemudian membawa surat izin

penelitian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

untuk pengambilan data di Puskesmas Mranggen I.

2) Setelah mendapat surat rekomendasi izin pengambilan data

tersebut, peneliti melakukan pengambilan data.

b. Prosedur penelitian

1) Tahap awal pengumpulan data setelah peneliti

mendapatkan surat izin penelitian dengan Nomor A-

17/ADAK/STIKES-WH/II/2020

2) Peneliti menyerahkan surat ijin pengambilan data awal

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dan

memperoleh surat izin balasan yang ditujukan kepada

Kepala Puskesmas Mranggen I dengan Nomor

440/0501.1/2020

3) Peneliti memberikan informasi terlebih dahulu kepada

Diabetesi mengenai maksud dan tujuan penelitian,

kemudian memberikan surat persetujuan menjadi

responden.

4) Penelitian melakukan pendekatan dengan perkenalan,

menjelaskan tujuan, maksud dan tujuan penelitian,


41

kemudian memberikan surat persetujuan menjadi

responden.

5) Peneliti menemui responden untuk memberikan surat

inform consent

6) Peneliti memberikan informasi terlebih dahulu kepada

Diabetesi tentang maksud dan tujuan penelitian, kemudian

memberikan surat persetujuan responden.

7) Peneliti melakukan pemeriksaan kadar gula darah sebelum

melakukan intervensi dan mendokumentasikan.

8) Peneliti melakukan intervensi senam aerobik sesuai dengan

kriteria inklusi. Peneliti melakukan tiga kali perlakuan

dalam seminggu dengan durasi 30-45 menit dan diberikan

pre test berupa pengukuran kadar gula darah pada hari

pertama sebelum dilakukan senam aerobik dan responden

diberikan post test dengan mengukur kadar gula darah

dengan menggunakan glukometer (easy touch) setelah

dilakukannya senam aerobik. Responden dikumpulkan di

sebuah aula untuk melakukan senam aerobik.

9) Peneliti melakukan evaluasi terhadap responden. Peneliti

melakukan screening akhir berupa pengukuran kembali

kadar gula darah dan mendokumentasikan.


42

J. Teknik Pengolahan

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, A. Aziz Alimul

2017). Penelitian ini yang harus di edit adalah lembar observasi prosedur

pelaksanaan senam aerobik.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolaan dan analisis data menggunakan komputer

(Hidayat, A. Aziz Alimul 2017). Data responden yang akan di olah

dengan komputer dimasukan dengan coding seperti jenis kelamin (laki-

laki dan perempuan). Peneliti memasukan coding 1 untuk data responden

laki-laki, coding 2 untuk data responden perempuan. Berdasarkan

pendidikan dengan coding 1 untuk data tidak sekolah, coding 2 untuk

data SD, untuk coding 3 untuk data SMP, coding 4 untuk data SMA,

coding 5 untuk Perguruan Tinggi. Berdasarkan usia dengan rentang 26-

35 tahun diberi coding 1, rentang usia 36-45 diberi coding 2, rentang usia

46-56 tahun diberi coding 3, rentang usia 56-65 diberi coding 4, rentang

usia >65 diberi coding 5. Berdasarkan pekerjaan dengan tidak bekerja

diberi coding 1, swasta diberi coding 2, wiraswasta diberi coding 3, dan

PNS diberi coding 4..


43

3. Pemindahan data ke komputer (Entering Data)

Entering data adalah kegiatan memasukan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau membuat tabel kontigensi

(Hidayat, A. Aziz Alimul 2017). Data responden yang di masukan ke

komputer di olah kedalam kode-kode di program komputer, yaitu paket

program SPSS for windows versi 22 (Nursalam,2013). Dalam penelitian

ini data yang dimasukkan adalah jenis kelamin, pendidikan, status

pekerjaan, usia dan kadar gula darah.

4. Tabulating

Tabulating adalah proses mengidentifikasi data meurut kriteria

tertentu sehingga frekuensi dari masing-masing item (Adam Sukmana,

2015). Data yang sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,

peneliti memasukan data ke dalam mesin pengelolaan data komputer

yaitu perbandingan kadar gula darah pre test dan post test.

5. Cleaning

Setelah data dimasukkan sesuai dengan kategori, proses

selanjutnya adalah pembersihan data dengan melihat ada tidaknya

kesalahan dalam memasukkan data. Setelah semua data benar kemudian

dilakukan pengujian statistic (Nursalam, 2013).


44

K. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat pada penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik responden. Penyajian

data menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dilakukan analisis

terhadap tampilan data tersebut untuk mengeahui besar dari masing-

masing variabel, setelah dilakukan perlakuan kemudian diliat

presentasenya.

2. Uji Normalisasi

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data empirik

yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik

tertentu (Sugiyono, 2012). Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan alat uji Saphiro karena penelitian ini jenis datanya numerik

atau rasio (Dahlan, 2010 dalam Astuti, D 2016). Untuk melakukan Uji

Shapiro-Wilk, dapat memanfaatkan fasilitas menu explore yang terdapat

dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

normalitas Shapiro-Wilk adalah :

Keterangan Rumus Shapiro Wilk

D = Berdasarkan rumus di bawaha = Coeffisient test Shapiro Wilk

X n-i+1 = Angka ke n – i + 1 pada data


45

X i = Angka ke i pada data

Keterangan :

Xi = Angka ke i pada data yang

X = Rata-rata data

Keterangan :

T 3= berdasarkan rumus di atas b n+c n+d n= Konversi statistic shapiro


wilk pendekatan distribusi normal.

a. Jika nilai sign ≥ 0,05, berarti Ho ditolak yang artinya data

berdistribusi normal.

b. Jika nilai sign ˂ 0,05, berarti Ho diterima yang artinya data tidak

berdistribusi normal.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahuipengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat, untuk menguji hipotesis dan menganalisa

dta yang diperoleh menggunakan uji Paired sample t-test

(Notoatmodjo,2010). Paired sample t-test merupakan uji hipotesis yang

digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata, yaitu nilai kadar

gula darah sebelum dan sesudah diberikan terapi non farmakologi berupa

senam aerobik. Adapun rumusnya : (Sugiyono, 2012)

X 1−X 2
T= S 1² S 2²
√ +
n1 n2
46

Keterangan :

X1 = Rata-rata data pre test

X2 = Rata-rata data post test

n1 = Jumlah responden pre test

n2 = Jumlah responden post test

S1 = Nilai standart devisiasi pre test

S2 = Nilai standart devisiasi post test

Berdasarkan uji statistik maka dapat diputuskan :

1) Bila hasil t hit <t tabel atau nilai p > 0,05, artinya bahwa tidak ada

perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah diberi terapi

senam aerobik pada Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan

Mranggen Kabupaten Demak.

2) Bila hasil t hit ≥ t tabel atau p ≤ 0,05, artinya bahwa ada perbedaan

kadar gula darah sebelum dan sesudah diberi terapi senam aerobik

pada Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak.

L. Etika Penelitian

Peneliti harus memperhatikan etika penulisan yang meliputi :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Peneliti bermaksud menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

kepada responden untuk memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian dan


47

mendapatkan persetujuan dari responden. Pada penelitian ini tidak ada

responden yang menolak menjadi responden (Hidayat, 2012).

2. Tanpa Nama (Anonim)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam lembar

observasi yang digunakan, tetapi menggunakan inisial nama responden,

dan termasuk dalam penyajian tabel hasil penelitian (Hidayat, 2012).


48

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan dalam penelitian ini dirahasiakan oleh peneliti, dan

hanya kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil riset (Hidayat, 2012).

4. Determinant

Responden memiliki hak untuk memutuskan menjadi subyek

penelitian peneliti.

5. Disclosure

Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung

jawab jika ada sesuatu yang terjadi terhadap responden.

6. Right in fair treatment

Responden diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan

sesudah keikutsertaan dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari peneliti.

7. Benefits ratio

Peneliti mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang akan

berakibat pada responden setiap tindakan.

8. Bebas dari eksplorasi

Peneliti menyakinkan kepada responden bahwa partisipasinya

dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan

dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan responden dalam

bentuk apapun.
49

9. Bebas dari penderitaan

Penelitian yang dilakukan peneliti dilaksanakan tanpa

mengakibatkan penderitaan kepada responden khususnya dalam

melakukan tindakan khusus.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Mranggen Kelurahan Mranggen Kabupaten

Demak, dimulai pada tanggal 29 Juni 2020 sampai dengan 29 Juli 2020.

Sampel dalam penelitian adalah 33 Diabetesi Desa Mranggen Kelurahan

Mranggen Kabupaten Demak.penelitian dilakukan dengan mengecek kadar

gula darah diabetesi lalu diberikan perlakukan senam aerobik selama 3x

dalam seminggu. Desa Mranggen merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak dengan luas wilayah ±260,012 ha.

Kepadatan penduduk sudah mencapai 110,5 jiwa/Ha. Letak geografis Desa

Mranggen berada di wilayah selatan Kabupaten Demak dan dipersimpangan

jalan Raya Semarang Purwodadi dan mayoritas penduduk desa mranggen

bekerja sebagai pedagang. Batasan wilayah Desa Mranggen :

Sebelah Utara : Desa Brumbung

Sebelah Timur : Desa Kembangarum dan Desa Kangkung

Sebelah Selatan : Desa Kangkung dan Desa Batursari

Sebelah Barat : Desa Bandungrejo dan Batursari

Desa Mranggen memiliki 9 RW yaitu RW 1, RW 2, RW 3, RW 4, RW 5, RW

6, RW 7, RW 8, dan RW 9. Dari beberapa RW tersebut, peneliti mengambil

lokasi penelitian berada di 3 RW yang ada di Desa Mranggen. RW tersebut

49
50

meliputi RW 5, RW 6, dan RW 7 dikarenakan menurut data Puskesmas

Mranggen I, angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) terbanyak ditemukan di

3 RW tersebut.

B. Karakteristik Responden

1. Demografi

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
Mranggen Kelurahan Mranggen Bulan Juni 2020
n=33
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-laki 10 30.3

Perempuan 23 69.7

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa dari 33 diabetesi,

jumlah Diabetesi yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak

dibandingkan laki-laki yaitu 23 diabetesi (69.7%).


51

b. Pendidikan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa
Mranggen Kelurahan Mranggen Bulan Juni 2020
n = 33
Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

Tidak Sekolah 3 9.1


SD 6 18.2

SMP 16 48.5

SMA 6 18.2

Perguruan Tinggi 2 6.1

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa dari 33 Diabetesi,

sebagian besar pendidikan Diabetesi adalah SMP yaitu sebanyak 16

diabetesi (48.5%).

c. Usia

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Desa Mranggen
Kelurahan Mranggen
n=33

Usia Frekuensi Presentase (%)

26-35 tahun 3 9.1

36-45 tahun 6 18.2

46-55 tahun 8 24.2

56-65 tahun 11 33.3

˃65 tahun 5 15.2

Jumlah 33 100
52

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa dari 33 Diabetesi,

sebagian besar usia Diabetesi adalah 56-65 tahun yaitu sebanyak 11


Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

Tidak Bekerja 19 57.6

Swasta 9 27.3

Wiraswasta 3 9.1

PNS 2 6.1

Jumlah 33 100

Diabetesi (33.3%).

d. Pekerjaan

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa
Mranggen Kelurahan Mranggen
n=33
53

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa dari 33 Diabetesi, sebagian

besar pekerjaan Diabetesi adalah Tidak Bekerja sebanyak 19 Diabetesi

(57.6%).

e. Agama

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama di Desa Mranggen
Kelurahan Mranggen
n=33
Agama Frekuensi Presentase

Islam 30 90.9
Katolik 1 3.0
Kristen 2 6.1
JUMLAH 33 100

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa dari 33 Diabetesi, sebagian besar

agama Diabetesi adalah Agama Islam sebanyak 30 Diabetesi (90.9%).

C. Analisis Univariat

1. Kadar Gula Darah Sebelum Diberi Perlakuan Senam Aerobik.

Tabel 4.6
Kadar Gula Darah Sebelum Diberi Perlakuan Senam Aerobik di Desa
Mranggen Kelurahan Mranggen.
n = 33
Variabel n Mean SD Min – 95%CI
Dependen Maks
Kadar Gula 33 277,39 31.242 222 – 347 266.32 – 288.47
Darah pre
Senam
Aerobik
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh hasil bahwa dari 33 Diabetesi,

menunjukan nilai mean kadargula darah pre senam aerobik sebesar 277.39

mg/dl dengan standar deviasi 31.242. hasil estimasi interval dapat


54

disimpulkan 95% diyakini mean kadar gula darah pre senam aerobik

adalah diantara 266.32 mg/dl sampai dengan 288.47 mg/dl, dengan kadar

gula darah pre senam aerobik terendah adalah 222 mg/dl dan kadar gula

darah pre senam aerobik tertinggi adalah 347 mg/dl.

2. Kadar Gula Darah Setelah Diberi Perlakuan Senam Aerobik.

Tabel 4.7
Kadar Gula Darah Post Diberi Perlakuan Senam Aerobik di Desa
Mranggen Kelurahan Mranggen.
n=33
Variabel n Mean SD Min – Maks 95%CI

Kadar Gula 33 269.52 31.284 211 – 335 258.42–


Darah Post 280.61
Senam Aerobik
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh hasil bahwa dari 33 Diabetesi,

menunjukan nilai mean kadar gula darah post senam aerobik sebesar

269.52 mg/dl dengan standar deviasi 32.284 mg/dl. Hasil estimasi interval

dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini mean kadar gula darah post senam

aerobik adalah diantara 258.42 mg/dl sampai dengan 280.61 mg/dl, dengan

kadar gula darah post senam aerobik terendah 211 mg/dl dan kadar gula

darah post senam aerobik tertinggi adalah 335 mg/dl.

D. Analisis Bivariat

Tabel 4.8
Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Kadar Gula Darah Pada Diabetesi di
Desa Mranggen Kelurahan Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak.
n=33
55

Kadar Mean n Std Std Error T P value


Gula Deviation Mean (sig.2-
Darah tailed)
Pre Senam 277.39 33 31.242 5.439 14.062 0.000
Post 269.52 33 31284 5.446
Senam

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh hasil bahwa dari 33 Diabetesi

menggambarkan rata-rata kadar gula darah Diabetesi sebelum senam aerobik

adalah 277.38 mg/dl dan rata-rata kadar gula darah Diabetesi setelah senam

aerobik adalah 269.52 mg/dl. Hasil Uji Paired t test, diketahui bahwa nilai p-

value (sig.2-tailed) = 0.000 yang berarti lebih kecil dari α = 0.05 sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

significant Senam Aerobik terhadap Kadar Gula Dara pada Diabetesi di Desa

Mranggen Kelurahan Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak


BAB V

PEMBAHASAN
A. Karakteristik

1. Jenis Kelamin

Hasil penelitian yang didapat dari 33 Diabetesi di wilayah Desa

Mranggen Kecamatan Mranggen menunjukan bahwa sebagian besar

jenis kelamin Diabetesi yaitu perempuan sebanyak 23 Diabetesi

(69.7%), sedangkan jumlah Diabetesi berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 10 Diabetesi (30.3). Banyaknya Diabetesi yang berjenis

kelamin perempuan karena pada dasarnya perempuan mengalami

masalah berat badan (obesitas) disebabkan adanya peningkatan hormon

estrogen yang menyebabkan peningkatan lemak pada jaringan subkutis,

jaringan lemak tersebut akan menghambat kerja insulin (insulin

resistence), terutama jika lemak tubuh terkumpul di pinggang (central

obesity). Hal ini menyebabkan lemak memblokir kerja insulin karena

menutup reseptor sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke sel-sel dan

menumpuk di dalam darah, akibatnya kadar gula darah meningkat

(Srikandi,2009).

Corwin (2009) menyatakan bahwa diabetes melitus tipe II banyak

ditemukan pada perempuan dibanding laki-laki. Pernyataan ini

didukung oleh diabetes gestasional yang sering terjadi pada perempuan

hamil yang sebelumnya tidak mengalami diabetes. Meskipun diabetes

gestasional sering membaik setelah persalinan dan kembali ke status

57
58

non diabetes. Namun perempuan hamil yang tidak mengalami diabetes

memiliki resiko tinggi terkena diabetes tipe II.

Hasil penelitian Desy, dkk pada tahun 2016 dengan judul

“Hubungan antara Umur, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan

dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Ranotana Weru

Kota Manado Tahun 2016” didapatkan bahwa terdapat hubungan antara

umur dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 yaitu rata-rata penderita

diabetes melitus berumur ±60 tahun keatas. Selain itu juga terdapat

hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian diabetes melitus tipe 2

yaitu sebagian besar Diabetesi yang menyandang Diabetes Melitus tipe

2 berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 28 Diabetesi (67.1%) dan

berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 11 Diabetesi (32.9%). Namun,

dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

tingkat pendidikan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2.

2. Pendidikan

Hasil penelitian yang diperoleh dari 33 Diabetesi di Desa

Mranggen Kecamatan Mranggen menunjukan bahwa sebagian besar

tingkat pendidikan Diabetesi yaitu SMP sebesar 16 Diabetesi (48.5%).

Tingkat pendidikan SMP diabetesi mempengaruhi dalam pengetahuan

Diabetesi dalam melakukan upaya pemantauan kadar gula darah

diabetesi melalui lima pilr penatalaksanaan Diabetes Melitus. Tingkat

pendidikan mempengaruhi perilaku seseorang dalam perawatan diri

(self care) diabetes melitus. Pengetahuan yang tinggi pada Diabetesi


59

mampu mengendalikan kadar gula darah menjadi normal

(Wapadji,2008).

Pendidikan merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku,

semakin tinggi pendidikan seseorang maka dalam memilih tempat

pelayanan kesehatan semakin diperhitungkan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingga pengetahuannya

mengenai kesehatan. Oleh karena itu, pendidikan yang tinggi

mempengaruhi kesadaran seseorang dalam menjaga pola makan

sehingga komplikasi diabetes dapat dicegah dan kadar gula darah dapat

terkontrol (Waspadji,2008). Menurut Willy (2007) dalam Unimus

(2010), pendidikan akan mempengaruhi kemampuan penerimaan

informasi tentang diabetes melitus, dimana pengetahuan yang cukup

menjadi titik tolak perubahan sikap dan perilaku Diabetesi dalam

kepatuhan, perawatan, dan pencegahan. Semakin tinggi dalam

menerima dan menerapkan informasi khususnya pencegahan dan

penatalaksanaan diabetes melitus.hal ini sejalan dengan penelitian

Masdarina pada tahun 2015 dengan “Pengetahuan Diabetes Melitus

dengan Kadar Gula Darah pada Pasien DM Tipe 2” menunjukan bahwa

terdapat hubungan pengetahuan diabetes melitus (DM) dengan kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2. Hubungan ini

ditunjukan dengan nilai p value = 0.000 (p ˂ 0.05).

Namun hasil penelitian terdapat 2 diabetesi (6.1%) dari 33

diabetesi memiliki jenjang pendidikan pada tingkat Perguruan Tinggi.


60

Menurut Hendrik. L. Blum terdapat 4 faktor yang mempengaruhi status

derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor tersebut meliputi

faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Salah

satu faktor yang mempengaruhi angka kejadian Diabetes Melitus (DM)

pada Diabetesi yang memiliki jenjang pendidikan tingkat perguruan

tinggi adalah faktor perilaku. Menurut hasil wawancara peneliti dengan

2 Diabetesi didapatkan bahwa diabetesi tidak pernah meninggalkan

kebiasaan minum teh manis di pagi hari sehingga kadar gula darah

dapat meningkat. Hal ini terjadi karena makanan dan minuman manis

pada umumnya mengandung gula pasir atau biasa disebut sukrosa. Gula

pasir spontan yang tidak diperlukan lagi bagi metabolisme di dalam

tubuh akan masuk kealiran darah. Hal ini menyebabkan kadar gula

darah meningkat (Marewa,2015). Hal tersebut sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Juriansi Sarci dkk pada tahun 2015 dengan judul “

Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Diabetes Mellitus di Desa

Lobbo dan Lobbo I Kecamatan Beo Utara Kabupaten Kepulauan

Talaud Tahun 2015” menunjukan bahwa terdapat hubungan antara

Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Diabetes Mellitus di Desa

Lobbo dan Lobbo I Kecamatan Beo Utara Kabupaten Kepulauan

Talaud dengan p value ˂ 0.05.


61

3. Usia

Hasil penelitian yang didapat dari 33 Diabetesi di Desa Mranggen

Kecamatan Mranggen menunjukan bahwa sebagaian besar yang terkena

diabetes melitus yaitu berumur 56-65 tahun sebanyak 11 Diabetesi

(33.3%). Banyaknya diabetesi yang berumur 56-65 tahun karena

adanya intoleransi terhadap glukosa yang akan meningkat sejalan

dengan adanya pertambahan usia. Pertambahan usia terjadi karena pada

umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis

menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun (Waspadji,2008). Hal ini

sejalan dengan penelitian Gratia, dkk tahun 2015 dengan judul “

Hubungan Antara Umur dan Pola Makan Dengan Kejadian Diabetes

Melitus Tipe 2 pada Pasien Rawat Jalan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tenga Kecamatan Tenga” menunjukanbahwa ada hubungan antara

umur dan pola makan terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2. Umur

Diabetesi tipe 2 sebagian berusia ≥45 tahun yaitu sebanyak 46 orang

(41.8%).

Meningkatnya kadar gula darah pada usia lanjut terjadi juga karena

penurunan sensitivitas reseptor insulin, penurunan regulasi hormon

glukagon dan epineprin yang berperan dalam kadar gula darah (Kumar

& Clark, 2009). Pada saat memasuki usia lanjut umumnya cenderung

mengalami resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin akibat

penuaan dan apoptosis sel beta pankreas. Bagi usia lanjut dengan indeks

massa tubuh normal, gangguan lebih banyak pada sekresi insulin di sel
62

beta pankreas, sementara pada usia lanjut dengan obesitas, gangguan

lebih banyak pada resistensi insulin di jaringan parifer seperti sel hati,

otot, dan sel lemak (Waspadji,2008).

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa Diabetes

Melitus dapat menyerang pada usia dewasa akhir yaitu usia 26-35 tahun

sebanyak 3 Diabetesi (9.1%). Menurut Manganti (2012) menyatakan

bahwa penyebab diabetes melitus tipe II adalah kurangnya kesadaran

masyarakat untuk melakukan medical checkup sejak usia muda. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian Sri Yanti pada tahun 2009 dengan

judul “ Analisis Hubungan Kesadaran Diri Pasien dengan Kejadian

Komplikasi Diabetes Melitus dalam Konteks Asuhan Keperawatan di

RSUD. Dr. Adnan W. D. Payakumbuh” menyatakan bahwa pasien yang

tidak mendapatkan penyuluhan resiko 9 kali lebih beresiko terjadi

komplikasi dibandingkan dengan pasien yang pernah mendapat

penyuluhan. Selain itu faktor genetik menyebabkan seseorang beresiko

tinggi terkena Diabetes Melitus tipe II. Gen penyebab ini dapat terjadi

pada cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil (Hasdiana,

2012). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Agus Santosa,

dkk tahun 2017 dengan judul “Hubungan Riwayat Garis Keturunan

dengan Usia Terdiagnosis Diabetes Melitus Tipe II” menunjukan

bahwa pada usia berapapun dapat terkena diabetes melitus tanpa

melihat garis keturunan riwayat diabetes melitus.


63

4. Pekerjaan

Hasil penelitian dari 33 diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan

Mranggen menunjukan bahwa sebagian besar diabetesi tidak bekerja

yaitu sebesar 19 diabetesi (57.6%). Banyaknya diabetesi yang tidak

bekerja disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu kurangnya

aktifitas fisik . aktivitas fisik dapat membakar kalori sehingga sel-sel

lemak dapat berkurang dan insulin dapat mengalirkan glukosa darah

masuk ke dalam sel sehingga kadar gula darah meningkat (Brunner &

Suddart, 2011). Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Matius, dkk tahun 2016 dengan judul “Pengaruh aktivitas fisik terhadap

kadar gula darah pada pria dewasa” menunjukan bahwa nilai p-value

(sig.2-tailed) = 0,001 yang berarti lebih kecil dari ɑ = 0.05 sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

bermakna akibat aktifitas fisik terhadap gula darah pada pria normal.

Selain itu, seseorang yang tidak bekerja memiliki tingkat pendapatan

rendah, sehingga mempengaruhi status sosial dan ekonomi. Semakin

tinggi pendapatan seseorang maka dalam memilih tempat pelayanan

kesehatan semakin diperhitungkan. Selain itu seseorang dengan sosial

ekonomi yang tinggi cenderung menjaga pola makannya sehingga dapat

mengontrol kadar gula darah dalam batas normal (Tandra, 2014). Hal

ini sejalan dengan penelitian Gabby Moginsidi pada tahun 2014 dengan

judul “Hubungan antara Status sosial-Ekonomi dengan Kejadian

Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Interna BLU RSUP Prof. Dr. R.


64

D.Kandou Manado” menunjukan bahwa Terdapat hubungan antara

pendapatan dan status pekerjaan dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe

2 pada pasien Poliklinik Interna BLU RSUP Prof. Dr. D.Kandou

Manado, ditunjukan hasil p-value = 0.018 ( p ˂ 0.05).

Faktor lain penyebab diabetesi yang tidak memiliki pekerjaan

dapat terdiagnosa penyakit diabetes melitus dikarenakan oleh faktor

stress. Hadirnya stres dipicu oleh kekhawatiran dalam pemenuhan

kebutuhan yang tidak dapat tercapai karena tidak memiliki mata

pencahariaan. Namun, stres juga dapat terjadi pada seseorang yang

memiliki pekerjaan dengan tingkat kejenuhan tinggi. Stres akan

memberikan stimulasi pada SAM dan HPA untuk merangsang produksi

hormon epineprin dan kartisol dari kelenjar adrenal. Efek peningkatan

hormon kartisol dan epineprin adalah tersedianya banyak energi,

glukosa dan lemak untuk sel, namun insulin tidak siap untuk membawa

glukosa kedalam sel sehingga terjadi peningkatan glukosa darah

(Guillams and Edwards, 2010). Hal itu sejalan dengan penelitian

Prihatmoko (2009) dengan judul “Pengaruh Stres Terhadap Kadar Gula

Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2” menyatakan bahwa ada

pengaruh significant antara stres dan kadar gula darah pada penderita

diabetes melitus tipe 2.


65

B. Pengaruh Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah Senam Arobik

1. Kadar Gula Darah Sebelum Senam Aerobik pada Diabetesi di Desa

Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Hasil penelitian yang didapat dari 33 Diabetesi di Desa Mranggen

Kecamatan Mranggen, menunjukan nilai mean kadar gula darah pre

senam aerobik sebesar 277,39 mg/dl. Hal tersebut berhubungan erat

dengan besar usia responden yaitu berumur 56-65 tahun (33,3%). Usia

tersebut termasuk dalam penggolongan usia lansia akhir menurut

Depkes RI tahun 2009. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh

Kumar & Clarks tahun 2009 menyatakan bahwa meningkatnya kadar

gula darah pada usia lanjut dapat juga terjadi karena penurunan

sensitivitas reseptor insulin, penurunan regulasi hormon glukagon dan

epineprin yang berperan dalam kadar gula darah. Hal ini sejalan dengan

penelitian Gratia, dkk tahun 2015 dengan judul “ Hubungan Antara

Umur dan Pola Makan Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada

pasien Rawat Jalan di Wilayah Kerja Puskesmas Tenga Kecamatan

Tenga” menunjukan bahwa terdapat hubungan antara umur dan pola

makan terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2. Umur Diabetesi

berusia ≥45 tahun sebanyak 4 diabetesi (41,8%).

Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi nilai kadar

mean gula darah pre senam aerobik yaitu status pendidikan sebagian

besar diabetesi tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu

sebesar 48,5%. Pengetahuan yang tinggi pada diabetesi mampu


66

mengendalikan kadar gula darah menjadi normal. Oleh karena itu,

pendidikan tinggi mempengaruhi kesadaran seseorang dalam menjaga

pola makan sehingga komplikasi diabetes melitus dapat dicegah dan

kadar gula darah terkontrol (Waspadji,2008). Hal tersebut sejalan

dengan penelitian Misdarina pada tahun 2015 dengan judul

“Pengetahuan Diabetes Melitus dengan Kadar Gula Darah pada pasien

DM Tipe 2” menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan DM

dengan Kadar Gula Darah pada pasien DM Tipe 2, yang ditunjukan

dengan nilai p value = 0.000 (p ˂ 0.05).

Kadar gula darah pre senam aerobik terendah adalah 222 mg/dl,

hal tersebut diketahui peneliti merupakan diabetesi berjenis kelamin

laki-laki berusia 38 tahun. Berdasarkan teori yang dikemukakan Corwin

tahun 2009 menyatakan bahwa diabetes melitus tipe 2 banyak diderita

perempuan dibanding laki-laki. Sedangkan, kadar gula darah pre senam

aerobik tertinggi sebesar 347 mg/dl. Hasil tersebut diketahui peneliti

merupakan diabetesi berjenis kelamin perempuan berusia 61 tahun.

Selain itu, berdasarkan penelitian didapatkan bahwa sebagian responden

berjenis kelamin perempuan (69.7%). Banyaknya diabetesi perempuan

karena pada umumnya perempuan mengalami kelebihan berat badan

(obesitas) yang disebabkan oleh peningkatan hormon esterogen yang

menyebabkan peningkatan lemak pada jaringan subkutis, jaringan

lemak akan menghambat kerja insulin, terutama apabila lemak tubuh

berkumpul di pinggang. (central obesity). Hal ini menyebabkan lemak


67

memblokir kerja insulin karena menutup reseptor sehingga glukosa

tidak dapat diangkut ke sel-sel dan menumpuk di dalam darah,

akibatnya kadar gula darah meningkat (Srikandi, 2009). Hal ini sejalan

dengan penelitian Desy, dkk tahun 2016 dengan judul “Hubungan

antara umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan Kejadian

Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado

Tahun 2016” didapatkan bahwa ada hubungan antara diabetes melitus

yang berumur diatas 60 tahun. Selain itu, terdapat hubungan antara

jenis kelamin dengan kejadia diabetes melitus tipe 2 yaitu sebagian

besar responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 28

responden (67.1%) dan berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 11

responden (32.9%).

Kadar gula darah adalah tingkat gula darah yang terdapat di dalam

darah (Kumar & Clark, 2009). Kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Selain faktor usia,jenis kelamin, dan pendidikan, kadar

gula darah dapat juga dipengaruhi oleh faktor hormonal dan stres.

Kondisi psikis seseorang dapat mempengaruhi kestabilan kadar gula

darah. Faktor hormonal yang mempengaruhi kadar gula darah yaitu

hormon epineprinn, kortisol dan GH (Growth Hormone). Sekresi

hormon terjadi jika seseorang mengalami stres. Stres akan menstimulasi

hipotalamus melalui aksis HPA (Hipotalamic pituitary adrenal) untuk

memproduksi epineprin dan kortisol.


68

Kortisol bertugas meningkatkan konsentrasi glukosa darah dengan

menghambat penyerapan, merangsang glukogenesis, dan penggunaan

glukosa oleh seluruh jaringan kecuali otak, meningkatkan lipolisis serta

merangsang proses penguraian protein menjadi asam amino. Sedangkan

epineprin merangsang peningkatan glukosa darah dengan mensekresi

glukagon yang berfungsi pada proses perubahan asam lemak dan asam

amino menjadi glukosa di hati. Selain itu, epineprin bertugas

meningkatkan kadar asam lemak darah dengan mendorong lipolisis,

menghambat sekresi insulin. Hormon GH pun berperan dalam

meningkatkan kadar gula darah dengan menguraikan simpanan lemak

trigliserida pada jaringan adipose sehingga proses penyerapan glukosa

berkurang dan kadar asam lemak dalam darah meningkat (Smeltzer

Bare, 2009). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Prihatmoko (2009)

dengan “Pengaruh Stres Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2” menyatakan bahwa ada pengaruh significant

antara stres dan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus

tipe 2”

Penatalaksanaan diabetes dapat dilakukan dengan aktivitas fisisk

atau latihan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Miller (2007),

dengan teori aktivitasnya yang menyatakan bahwa penuaan yang sukses

tergantung dari bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam

melakukan dan mempertahankan aktivitas. Hal tersebut berkaitan

dengan interaksi sosial dan keterlibatan lansia di lingkungannya


69

sehingga kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang

lansia.

Menurut Barned (2006) menyatakan bahwa aktivitas fisik

mempunyai hubungan bermakna dengan gangguan ekstremitas dimana

aktivitas fisik yang rendah, salah satunya tidak teratur berolahraga

berisiko terjadi gangguan gerak. Masalah lain yang sering terjadi pada

lansia terkait pengendalian gula darah adalah sering terjadi kebosanan,

tidak adanya motivasi dan kepuasan. Kondisi tersebut menurut teori

Health Promotion Model perlu diberikan intervensi melalui edukasi,

supporting dari perawat, dengan menerapkan prinsip-prinsip teori

psikososial, sehingga permasalahan kurangnya motivasi untuk menjaga

kesehatan pada lansia dapat diatasi.

2. Kadar Gula Darah Sebelum Senam Aerobik pada Diabetesi di Desa

Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Hasil penelitian yang diporel dari 33 diabetesi di Desa Mranggen

Kecamatan Mranggen, menunjukan nilai mean kadar gula darah post

senam aerobik sebesar 269,52 mg/dl, sedangkan kadar gula darah post

senam aerobik terendah adalah 211 mg/dl dan kadar gula darah post

senam aerobik tertinggi adalah 335 mg/dl.

Nilai mean kadar gula darah post senam aerobik sebesar 269.52

mg/dl masuk dalam kelompok golongan Diabetes yang disebabkan oleh

kurangnya aktivitas diabetesi. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil

penelitian bahwa sebagian besar responden tidak bekerja (57,6%).


70

Menurut Brunner & Suddart (2011) menyatakan bahwa kurangnya

aktivitas fisik akan menurunkn daya penyerapan atau metabolisme

kadar gula darah dan lemak di dalam sel otot atau sel jaringan, sehingga

dapat meningkatkan konsentrasi gula dan lemak di dalam darah. Selain

itu menurut Smeltzer and Bare (2009) menyatakan bahwa ketika

diabetesi melakukan aktivitas fisik maka akan menurunkan resistensi

insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin. Maka dari itu akan

memicu penurunan kebutuhan insulin. Hal tersebut terjadi akibat dari

latihan fisik yang berlangsung dapat meningkatkan permeabelitas

membran terhadap glukosa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Matius, dkk tahun 2016 dengan judul : “ Pengaruh

aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada pria dewasa” menunjukan

bahwa nilai p value (sig.2-tailed) = 0.001 yan berarti lebih kecil dari α

= 0.05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh yang bermakna akibat aktivitas fisik terhadap gula

darah pada pria normal.

Terdapat faktor lain yang mempengaruhi nilai kadar mean kadar

gula darah post senam aerobik yaitu disebabkan oleh adanya budaya

diabetesi mengkonsumsi makanan pokok sehari-hari yaitu nasi. Nasi

adalah suatu makanan pokok utama yang harus ada. Makanan sehari-

hari dianggap cukuo apabila sudah terdapat nasi dan lauk pauk. Nasi

merupakan sumber karbohidrat yang memiliki kadar glukosa yang

tinggi. Kadar glukosa yang tinggi jika dikonsumsi secara berlebihan


71

akan mengganggu keseimbangan pankreas dalam memproduksi insuli

(Brunner & Suddart, 2011). Hal itu sejalan dengan penelitian Tiara

Putri tahun 2014 dengan judul “Perbedaan Pengaruh Pemberian

Berbagai Menu Makanan Berbahan Dasar Nasi terhadap Kadar Gula

Darah” menunjukan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah yang

bermakna dari setiap jenis makanan yang berbahan dasar nasi.

Faktor lainnya yaitu kebiasaan merokok pada Diabetesi berjenis

kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

diabetesi laki-laki didapatkan data bahwa sebagian besar diabetesi

adalah perokok aktif. Asap rokok yang mengandung nikotin dapat

menyebabkan insulin tidak bekerja dengan baik, memperburuk

metabolisme kadar gula dalam darah dan menyebabkan terjadinya

peradangan pankreas. Mekanisme nikotin menyebabkan resistensi

reseptor insulin yaitu nikotin akan menempel pada nicotinic

acetylcolinesterase (NachR) dan merangsang kerja dari mTOR. mTOR

bertanggung jawab pada pertumbuhan sel, dimana jika aktivitas mTOR

berlebihan akan terjadi pertumbuhan sel abnormal dan poliferasi dari

reseptor IRS-1 Ser 636 sehingga insulin tidak mengenali reseptornya

lagi. Peningkatan reseptor IRS-1 Ser 636 yang abnormal dapat

menurunkan insulin glucose uptake sehingga dapat terjadi resistensi

reseptor insulin maka kadar gula darah meningkat. Hal ini sejalan

dengan penelitian Chintya Halim tahun 2017 dengan judul “ Pengaruh

Perilaku Merokok terhadap Kadar Gula Darah : Tinjauan Jumlah


72

Batang Rokok yang Dihisap pada Pria Perokok Bersuku Tionghoa

Indonesia” menunjukan bahwa kadar glukosa darah pada pria perokok

bersuku Tionghoa Indonesia dipengaruhi oleh jumlah batang rokok

yang dihisap perhari dimana semakin banyak jumlah batang rokok

maka semakin naik kadar glukosa darah.

C. Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Kadar Gula Darah pada Diabetesi di

Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

Diketahui dari hasil penelitian bahwa rata-rata kadar gula darah

diabetesi sebelum senam aerobik adalah 277,39 mg/dl dan rata-rata kadar

gula darah diabetesi sesudah senam aerobik adalah 269,52 mg/dl. Hasi uji

Dependend Sample T-Test (Paired t test) diketahui bahwa nilai p value

(sig. 2-tailed) = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang significant Senam Aerobik terhadap Kadar Gula Darah pada

Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen.

Penelitian ini sejalan oleh yang dilakukan oleh Kayman et al

(2010) yakni aktifitas fisik secara teratur dengan berolahraga minimal 3

kali dalam seminggu dilakukan minimal 30 menit setiap kali latihan dan

selama 12 minggu akan dapat menurunkan berat badan. Penelitian ini

didukung oleh Nella (2015) yang menyatakan ada pengaruh senam

aerobic terhadap kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2 dengan

rata-rata kadar glukosa darah pre test adalah 207.1mg/dl, rata-rata kadar
73

glukosa darah post test 174.9mg/dl, hasil uji Paired t-test P = 0,000.

Pelaksanaan senam aerobic dilakukan secara 3 kali seminggu selama 45

menit.

Latihan fisik atau senam aerobik pada penderita diabetes mellitus

memiliki peran penting dalam mengendalikan kadar glukosa dalam darah,

dimana saat melakukan senam terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh

otot sehingga dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Penurunan

kadar glukosa darah ini disebabkan saat berolahraga atau senam, glukosa

dan lemak merupakan sumber utamanya. Setelah berolahraga atau senam

selama 10 menit, dibutuhkan glukosa 15 kalinya dibandingkan pada saat

istirahat Adanya pengaruh senam aerobik terhadap perubahan kadar

glukosa darah ini disebabkan karena senam aerobik merupakan suatu

proses yang sistematis dengan menggunakan rangsangan gerak yang

bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsional

tubuh yang meliputi daya tahan paru-jantung, kekuatan dan daya tahan

otot, kelenturan dan komposisi tubuh (Fidrotim, 2018).

Terjadinya penurunan kadar glukosa darah yang bervariatif di

sebabkan oleh jenis metode yang digunakan dan dimungkinkan

disebabkan oleh pemakaian sumber energi dari metode tersebut. Senam

aerobik dengan dosis yang tepat dapat menimbulkan proses adaptasi pada

tingkat sistem yaitu sistem saraf, sistem hormon, sistem kardiorespirasi,

sistem metaboliesme, sistem neuromuskuloskelektal, sistem ketahanan


74

tubuh. Setelah latihan fisik atau berolahraga selama 10 menit kebutuhan

glukosa akan meningkat sampai 15 kali lipat dari jumlah kebutuhan

glukosa pada keadaan biasa. Setelah 60 menit dapat meningkat sampai 35

kali lipat dari jumlah kebutuhan glukosa sewaktu istirahat. Olahraga pada

penderita diabetes dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian

glukosa oleh otot yang aktif, sehingga secara langsung olahraga dapat

menyebabkan penurunan glukosa darah (Siswantoyo, 2009).

Penurunan kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh pankreas

dengan mengurangi insulin dan menambah glukagon. Latihan yang

bersifat akut kurang efektif untuk digunakan sebagai stresor dalam

penurunan kadar glukosa darah. Olahraga yang bersifat aerobik endurance

yang dilakukan selama 20-40 menit minimal 3 kali seminggu dapat

menurunkan glukosa darah, meningkatkan toleransi glukosa dan

sensitivitas insulin perifer, menurunkan berat badan, dan mengurangi

beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskuler (Siswantoyo, 2009).

Penurunan kadar glukosa darah yang bervariatif disebabkan oleh

jenis metode yang digunakan dan dimungkinkan disebabkan oleh

pemakaian sumber energi dari metode tersebut. Senam aeobik dengan

dosis yang tepat dapat menimbulkan proses adaptasi pada sistem yaitu

sistem saraf, skeletal dan ketahanan tubuh. Setelah senam aeroik selama

10 menit kebutuhan glukosa akan meningkat sampai 15 kali dari jumlah

kebutuhan pada keadaan biasa. Setelah 60 menit dapat meningkat sampai


75

35 kali lipat dari jumlah kebutuhan glukosa sewaktu istirahat. Menurut

Chaveu dan Kaufman olahraga pada penderita diabetes dapat

menyebabkan terjadianya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang

aktif, sehingga secara langsung olahraga dapat menyebabkan penuruanan

glukosa darah (Siswantoyo, 2009).

Menurunnya kadar insulin dalam darah selama senam disebabkan

oleh berkurangnya sekresi insulin dari pankreas dan meningkatnya

pengambilan insulin oleh otot yang bekerja. Menurut Waserman dan Mohr

bahwa selama latihan, glukosa otot tetap akan meningkat tanpa bergantung

pada insulin maupun perubahan tingkat substrat yang bersirkulasi. Hal ini

sejalan dengan yang dikatakan oleh Murdowo bahwa senam yang

meningkatkan pemanfaatan glukosa melalui perbaikan reseptor insulin.

Senam yang menambah metabolisme lemak juga akan merangsang sintesis

transpor glukosa dan kemudian meningkatkan respons insulin

(Siswantoyo, 2009).
76

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memiliki beberapa keterbatasan selama

melakukan penelitian yaitu :

1. Peneliti sulit mengontrol pola makan Diabetesi setelah dilakukan

Senam Aerobik. Selain itu peneliti belum mengkaji berat badan

responden sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian.

2. Peneliti belum mengkaji kondisi psikologi Diabetesi setelah dilakukan

Senam Aerobik. Tingkat stress akan mempengaruhi konsentrasi

Diabetesi dalam melakukan Senam Aerobik.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Kadar Gula Darah pre Senam Aerobik terendah adalah 222 mg/dl dan

Kadar Gula Darah tertinggi adalah 347 mg/dl.

2. Kadar Gula Darah pre Senam Aerobik terendah adalah 211 mg/dl dan

Kadar Gula Darah tertinggi adalah 335 mg/dl.

3. Rata-rata Kadar Gula Darah Gula Darah Diabetesi pre Senam Aerobik

sebesar 277,39 mg/dl dan Rata-rata Kadar Gula Darah Diabetesi post

Senam Aerobik sebesar 2699,52 mg/dl.

4. Hasil Uji Dependent Sample T-test (Paired t test),diketahui bahwa nilai

p-value (sig.2-tailed) = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

5. Ada Pengaruh Senam Aerobik terhadap Kadar Gula Darah pada

Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen.

B. SARAN
1. Bagi Penderita DM

Diharapkan Penderita Diabetes Mellitus secara rutin mengikuti

senam aerobic atau latihan fisik dan beristirahat yang cukup serta

menghindari stress.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sumber referensi atau bahan perbandingan bagi

kegiatan yang ada kaitannya dengan penatalaksanaan Diabetes Mellitus.

66
67

3. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan memberikan fasilitas kepada penderita DM

agar bisa rutin melakukan senam aerobik selama 1 minggu 3 kali

pertemuan dengan lama senam 30 menit.

4. Bagi Peneliti lain

Peneliti selanjutnya disarankan untuk membuat variasi model

latihan yang lebih efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah pada

pederita Diabetes Mellitus, melakukan pengukuran variabel yang lebih

lengkap dan parameter yang lebih mendalam.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Anonim. 2020. Ini waktu terbaik cek gula darah yang tepat untuk diabetes.
https://doktersehat.com/waktu-terbaik-mengecek-gula-darah/. 8 Febuary
2020 Jam 07.20

Anonim. 2015. Upaya Pencegahan Diabetes Tipe 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia

Anonim. 2009. Penatalaksanaan Diabetes MelitusTerpadu Edisi Kedua. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Astuti, D. 2016. Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Kadar Gula Darah Puasa
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Kelompok Prolanis UPT
Puskesmas Wonogiri 1. Skripsi. S1 Keperawatan. STIKES Kusuma
Husada. Surakarta

Bilous MD, Rudy. 2014. Buku Pegangan Diabetes Edisi Ke 4. Jakarta: Bumi
Medika

Brian J, Sharkey. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada

Depkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Desiani, V. 2019. Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar Gula


Darah Sewaktu pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang. Skripsi. S1 Keperawatan. Universitas
Ngudi Waluyo. Semarang

Febriana, Tanty. 2018. Pengaruh Meditation Therapy Terhadap Kadar Gula


Darah Pada Diabetesi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mijen Kota
Semarang. Skripsi. S1 Keperawatan. STIKES Widya Husada. Semarang
Giriwijoyo, S. Dan Sidik, D.Z. 2013. Ilmu Faal Olahraga(Fisiologi Olahraga):
Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Prestasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Hatianty, R. 2018. Pengaruh Senam Aerobic Terhadap Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Akhir

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2017. Metodologi Penelitian Keperawatan dan


Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular. Bandung :
Alfabeta

M.N, Bustan. 2012. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.


Jakarta : Salemba Medika

Perkeni. 2015. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di


Indonesia, Perkeni, Jakarta
Pranata, S. dan Khasanah D.U. 2017. Merawat Penderita Diabetes Melitus.
Yogyakarta: Pustaka Panasea

Priyono. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Zifatama Publishing

Restianti, Hetti. 2010. Mengenal Jenis Senam. Jawa Timur: Tim Quadra

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta
Lampiran 1 Jadwal Penyususan Proposal

LAMPIRAN
JADWAL PENYUSUNAN PROPOSAL
PROGRAM STUDI NERS
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

KEGIATAN JANUARI FEBUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI


MINGGU 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Perbaikan
Hasil
Pelaksanaan
Penelitian
Analisis dan
Penyusunan
Hasil
Ujian Skripsi
Perbaikan
Skripsi
Lampiran 2 Persetujuan Judul Penelitian
Lampiran 3 Surat Ijin Pengambilan Data
Lampiran 4 Surat Ijin Pengambilan Data
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth :
Calon Responden Penelitian
Di Tempat

Denganhormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Widya Husada Semarang.
Nama : Anggi Putri Anggraeni
NIM : 1607003
Pembimbing : 1. Ns. Tamrin, M.Kep
2. Ns. Arifianto, M.Kep
Akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Senam Aerobic

Terhadap Kadar Gula Darah Diabetesi di Desa Mranggen Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak.”. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan

bagi responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan terjaga dan

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Jika saudara menyetujui maka

saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan.

Demikian permohonan ini, atas perhatian, dan kesediaannya menjadi

responden saya ucapkan terimakasih.


Hormat saya,
Peneliti

Anggi Putri Anggraeni


Lampiran 6 Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……………………………

Umur : ……………………………

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dengan judul“Pengaruh

Senam Aerobic Terhadap Kadar Gula Darah Diabetesi di Desa Mranggen

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.”, yang dilakukan oleh Anggi Putri

Anggraeni, mahasiswa Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Widya Husada Semarang serta bersedia untuk bekerjasama selama penelitian

berlangsung.

Mrangen, 2020

( )
Lampiran 7 Lembar Observasi

LEMBAR KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Petunjuk Pengisian :

1. Semua pertanyaan harus dijawab.


2. Berilah tanda checlist (√ ) pada tempat yang disediakan dan isilah titiktitik.
3. Jika ada pertanyaan yang harus dijawab.
4. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban.
5. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1) Jenis Kelamin : laki –laki perempuan

2) Usia : ...........tahun

3) Pekerjaan : Swasta Wiraswasta

Buruh Karyawan

4) Agama : Islam Kristen

Katolik Hindu

Budha

5) Pendidikan : Tidak Sekolah SMP

SD SMA

Perguruan tinggi
Lampiran 8 Standart Operasional Prosedur Senam Aerobik

SOP (Standart Operasional Procedure)


Senam Aerobik

Tujuan Mengontrol glukosa darah, menghambat dan memperbaiki faktor


resiko penyakit kardiovaskular yang banyak terjadi pada
penderita DM yaitu penyakit – penyakit vascular yang berbahaya
yaitu Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke, penyakit pembuluh
darah perifer.
Waktu 30 menit
Prosedure 1. Pemanasan
a. Jalan di tempat (2x8 hitungan)
b. Jalan di tempat sambil tarik nafas dan buang nafas (2x8
hitungan)
c. Jalan di tempat, kepala tunduk tegak (1x8 hitungan)
d. Jalan di tempat, kepala menoleh ke kanan dan kiri (1x8
hitungan)
e. Jalan di tempat, kepala rebah ke kanan dan kiri (1x8 hitungan)
f. Jalan di tempat, kepala diputar ke kana dan kiri (1x8 hitungan)
g. Jalan satu langkah ke samping kanan dan kiri bahu di putar ke
depan (1x8 hitungan)
h. Jalan satu langkah kesamping kanan dan kiri bahu di putar ke
belakang (1x8 hitungan)
i. Jalan satu langkah ke samping kanan dan kiri bahu di gerakkan
naik turun (2x8 hitungan)
j. Kaki dibuka, lutut ditekuk, kedua tangan didorong ke depan
(4x8 hitungan)
k. Kaki dibuka, lutut ditekuk, kedua tangan didorong ke atas (4x8
hitungan)
l. Kaki dibuka, lutut ditekuk, kedua tangan digerakan ke samping
(4x8 hitungan)
m. Kaki dibuka, lutut ditekuk, kedua tangan digerakkan ke
Lampiran 8 Standart Operasional Prosedur Senam Aerobik

samping (4x8 hitungan)


n. Kaki dibuka, lutut ditekuk, kedua tangan ditekuk kemudian
digerakkan ke depan (4x8 hitungan)
o. Kaki dibuka, lutut dan tangan ditekuk digerakkan bergantian ke
kanan dan ke kiri, naik dan turun (4x8 hitungan)
p. Kaki dibuka, lutut kemudian ditekuk, tepuk di paha (2
hitungan) sambil diselingi tepuk tangan (2 hitungan) sebanyak
(4x8 hitungan)
q. Kaki dibuka, kedua tangan dilambaikan ke atas (4x8 hitungan)
r. Kaki dibuka, kedua tangan digerakkan kesamping kanan dan
kiri (4x8 hitungan)
s. Kaki dibuka, kedua tangan digerakkan ke atas dan ke bawah (2
hitungan) sebanyak (4x8 hitungan)
t. Tangan kiri di dorong ke kanan bergantian tangan kanan
didorong ke kiri (1x4 hitungan). Kedua tangan didorong ke
kanan bergantian dengan kedua tangan didorong ke kiri (1x4
hitungan) dilakukan (4x8 hitungan)
u. Tangan kiri di dorong ke kanan atas bergantian dengan yang
kanan didorong ke atas (1x4 hitungan). Kedua tangan didorong
ke atas (1x4 hitungan), lakukan (4x8 hitungan)
v. Tangan kanan lurus ke samping sedang tangan kiri ditekuk di
depan dada, digerakkan ke samping kanan dan kiri (1x4
hitungan) dilakukkan secara bergantian
w. Kedua tangan ditekuk dipinggan, gerakkan setengah lingkaran
ke kanan dan kiri (1x4 hitungan), lakukan (4x8 hitungan)
2. Latihan inti
a. Kaki dibuka kedua tangan lurus ke samping, badan digerakkan
ke samping kanan dan kiri (1x8 hitungan)
b. Kaki kanan ditekuk, kaki kiri lurus, tangan kanan diletakkan ke
paha, tangan kiri lurus ke atas (gerakan menahan) (1x8
hitungan)
c. Badan hadap kanan, kaki kanan lurus ke belakang, kedua
tangan lurus kedepan (gerakan menahan) (1x8 hitungan)
d. Badan hadap kanan, kiri kanan lurus kebelakang, kedua tangan
Lampiran 8 Standart Operasional Prosedur Senam Aerobik

dilektakkan di paha kanan (gerakan menahan) (1x8 hitungan)


e. Badan menghadap kanan, kaki kanan lurus, kaki kiri di tekuk
tangan kanan lurus ke bawah menyentuh kaki kanan, tangan
kiri lurus ke atas (gerakan menahan) (1x8 hitungan)
f. Badan tegak menghadap kedepan kaki dibuka, tangan kanan
ditekuk ke kiri tangan kiri menahan tangan kanan (1x8
hitungan)
g. Badan tegak menghadap ke depan kaki dibuka, tangan kanan
ditekuk diletakkan di atas bahu kiri (1x8 hitungan)
h. Badan tegak menghadap ke depan kaki dibuka, tangan kanan
ditekuk dibelakang kepala tangan kiri dibelakang kepala
menahan siku tangan kanan (1x8 hitungan)
i. Badan tegak kedua tangan dikaitkan didorong ke belakang (1x8
hitungan)
j. Lutut ditekuk kedua tangan diatas paha badan miring ke kiri
(1x8 hitungan), bergantian arah ke kanan (1x8 hitungan)
k. Jalan ditemapat kedua tangan di putar (hitungan pertama) tepuk
2 kali (hitungan ke 2), hitungan ke 3 dan ke 4 mengulang
hitungan ke 1 dan 2, jalan di tempat tangan kanan lurus ke
depan (hitungan 5) tangan kiri lurus ke depan (hitungan 6),
kedua tangan diayun ke atas (hitungan 7) kedua tangan di ayun
kebawah sambil teriak ha (hitungan 8)
l. Kaki satu langkah ke kanan dan kiri sambil kedua tangan
didorong ke depan (hitungan 1-4) tangan kanan didorong ke
kiri, tangan kiri di pinggang (2 hitungan) gerakan dilakukan
bergantian (5 s/d 8 hitungan), diulang 4x8 hitungan
m. Kaki dua langkah ke kanan dan kiri tangan digerakan lurus
keatas (1-4 hitungan), satu langkah ke kanan dan kiri kedua
tangan ditekuk digerakkan ke depan dan samping (5-8
hitungan). Diulang 4x8 hitungan
n. Kaki melangkah ke depan dan belakang kanan, kiri, buka, tutup
kedua tangan diayun bergantian ke kanan dan kiri (1-4
hitungan), mendorong tumit menyentuh lantai tangan ditekuk
didorong ke belakang (5-8 hitungan). Diulang 4x8 hitungan
Lampiran 8 Standart Operasional Prosedur Senam Aerobik

o. Kaki melangkah maju dan mundur 2 langkah (1-4 hitungan)


mengangkat kaki kanan dan kiri sebatas pangkal paha kedua
tangan didiorong kedepan (5-8 hitungan), gerakan diulang 4x8
hitungan
p. Mengulang gerakan kaki dibuka kedua tangan lurus kesamping,
badan digerakkan ke samping kanan dan kiri (1x8 hitungan)
q. Dua langkah serong kanan, depan, dan kiri tangan kanan lurus
tangan kiri di pinggang (1-4 hitungan), 2 langkah serong kanan,
kiri dan belakang, kedua tangan lurus(5-8 hitungan) diulang
4x8 hitungan
r. Dua langkah maju mundur dan mundur satu langkah kedua
tangan diayun keatas (1-4 hitung), mendorong kaki ke kanan
dan ke kiri tangan diagonal sesuai arah badan (5-8 hitungan),
diulang 4x8 hitungan
s. Satu langkah serong kanan kiri depan dan serong kanan kiri
belakang tangan ditekuk digerakkan naik turun (1-4 hitungan),
kaki menendang ke kanan dan kiri (5-8 hitungna), diulang 4x8
hitungna
t. Kaki dua langkah ke kanan dan kiri tangan ditekuk dan dorong
ke sampinng (1-4 hitungan), satu langkah ke samping kanan
dan kiri kedua tangan ditekuk didorong ke samping kanan kiri
bergantian (5-8 hitungan), diulang 4x8 hitungan
u. Kaki dibuka, kedua tangan lurus ke samping, badan digerakkan
ke samping kanan dan kiri (1x8 hitungan)
3. Pendinginan
a. Badan tegak, kedua tangan lurus kea tas (1x8 hitungan)
b. Badan tegak, kedua tangan di belakang kepala sambil
menunduk (1x8 hitungan)
c. Badan tegak, kedua tangan dibawah dagu kepala tengadah ke
atas (1x8 hitungan)
d. Badan tegak, tangan kiri lurus ke samping tangan kanan
memegang kepala sambil di tarik ke arah kanan (1x8 hitungan),
diulang bergantian ke kiri (1x8 hitungan)
e. Kaki dibuka selebar bahu, kedua tangan lurus ke samping
Lampiran 8 Standart Operasional Prosedur Senam Aerobik

digerakkan ke kanan dan kiri (1x8 hitungan)


f. Kaki kanan ditekuk, kaki kiri lurus tangan kanan diletakkan di
atas paha tangan kiri lurus ke atas ( gerakan menahan) (1x8
hitungan)
g. Kaki kanan ditekuk, kaki kiri lurus, tangan kanan diletakkan
diatas paha tangan kiri lurus ke atas (gerakan menahan) (1x8
hitungan)
h. Badan hadap kanan, kaki kanan lurus ke belakang, kedua
tangan lurus ke depan (gerakan menahan) (1x8 hitungan)
i. Badan hadap kanan, kaki kanan lurus ke belakang, kedua
tangan diletakkan di paha kanan (gerakan menahan) (1x8
hitungan)
j. Badan hadap kanan, kaki kanan lurus kaki kiri ditekuk, tangan
kanan lurus ke bawah menyentuh kaki kanan, tangan kiri lurus
ke atas (gerakan menahan 1x8 hitungan)
Gerakan A-E di ulang bergantian arah
k. Kaki dibuka, lutut ditekuk tangan kanan dan kiri didorong ke
depan dari bawah ke atas (1-4 hitungan), kedua tangan lurus ke
samping kanan dan kiri (5-6 hitungan), kedua tangan lurus ke
bawah (7-8 hitungan), diulang (2x8 hitungan)
l. Badan tegak, tangan digerakkan ke atas dan bawah sambil tarik
nafas lalu buang nafas (4 x8 hitungan)

Sumber : Dyah Astuti, (2016


Lampiran 9 SOP Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

PROSEDUR PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH

Pengertian Pemeriksaan glukosa darah menggunakan alat gluko meter


digital yaitu blood glukose test meter dengan cara
pengambilan darah kapiler pada ujung jari telunjuk
Tujuan mengetahui atau mengukur kadar glukosa darah
Prosedur 1. Persiapan alat
a. Gluko meter digital
b. Lancet
c. Alkohol 70%
d. Sarung tangan dan Kapas
2. Cara pemeriksaan glukosa darah
a. Sebelum darah diambil usap atau bersihkan ujung jari
dengan menggunakan alkohol 70%
b. Kemudian ambil darah dengan menggunakan lanset
c. Setelah darah diambil kemudian teteskan darah ke strip
kemudian masukkan strip kedalam alat
d. Hasil akan keluar secara digital selama kurang lebih 20
detik dan baca hasil pengukuran kadar gula darah
Lampiran 10 Distribusi Frekuensi

Warning # 849 in column 23. Text: in_ID


The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter.
It could
not be mapped to a valid backend locale.
GET
FREQUENCIES VARIABLES=Jeniskelamin Usia Pendidikan Agama Pekerjaan
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

Jenis kelamin Usia Pendidikan Agama Jenis Pekerjaan

N Valid 33 33 33 33 33

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki laki 10 30,3 30,3 30,3

perempuan 23 69,7 69,7 100,0

Total 33 100,0 100,0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 26-35 th 3 9,1 9,1 9,1

36-45 th 6 18,2 18,2 27,3

46-55 th 8 24,2 24,2 51,5

56-65 th 11 33,3 33,3 84,8

>65 th 5 15,2 15,2 100,0

Total 33 100,0 100,0


Lampiran 10 Distribusi Frekuensi

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak sekolah 3 9,1 9,1 9,1

Sd 6 18,2 18,2 27,3

Smp 16 48,5 48,5 75,8

Sma 6 18,2 18,2 93,9

perguruan tinggi 2 6,1 6,1 100,0

Total 33 100,0 100,0

Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid islam 30 90,9 90,9 90,9

katolik 1 3,0 3,0 93,9

kristen 2 6,1 6,1 100,0

Total 33 100,0 100,0

Jenis Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak bekerja 19 57,6 57,6 57,6

swasta 9 27,3 27,3 84,8

wiraswasta 3 9,1 9,1 93,9

pns 2 6,1 6,1 100,0

Total 33 100,0 100,0


Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Data

Warning # 849 in column 23. Text: in_ID


The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter.
It could
not be mapped to a valid backend locale.
EXAMINE VARIABLES=Sebelum Sesudah
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore
[DataSet0]
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sebelum 33 100,0% 0 0,0% 33 100,0%


Sesudah 33 100,0% 0 0,0% 33 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Sebelum Mean 277,39 5,439

95% Confidence Interval for Lower Bound 266,32


Mean Upper Bound 288,47
5% Trimmed Mean 277,02

Median 283,00

Variance 976,059

Std. Deviation 31,242

Minimum 222

Maximum 347

Range 125

Interquartile Range 41

Skewness -,076 ,409

Kurtosis -,344 ,798


Sesudah Mean 269,52 5,446

95% Confidence Interval for Lower Bound 258,42


Mean Upper Bound 280,61

5% Trimmed Mean 269,48


Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Data

Median 270,00

Variance 978,695

Std. Deviation 31,284

Minimum 211

Maximum 335

Range 124

Interquartile Range 43

Skewness -,109 ,409

Kurtosis -,406 ,798

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Sebelum
,113 33 ,200* ,963 33 ,323

Sesudah
,087 33 ,200* ,973 33 ,555

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction


Lampiran 12 Hasil Uji Paired Sample T-Test

Warning # 849 in column 23. Text: in_ID


The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter.
It could
not be mapped to a valid backend locale.
T-TEST PAIRS=Sebelum WITH Sesudah (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.

T-Test
[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 277,39 33 31,242 5,439

Sesudah 269,52 33 31,284 5,446

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 33 ,995 ,000

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of Sig. (2-

Std. Std. Error the Difference T df tailed)

Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair 1 Sebelum –
7,879 3,219 ,560 6,737 9,020 14,062 32 ,000
Sesudah
Lampiran 13 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 13 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 13 Surat Uji Etik

Anda mungkin juga menyukai