Anda di halaman 1dari 2

Nama: Aisyah Fikrianti

Nim: 19050404031
Kelas: S1 Pendidikan Tata Busana 2019A
Mata kuliah : Literasi Digital

Peranan Literasi Digital pada Tingkat Konsumsi Masyarakat di Bidang Fashion

Literasi atau ‘letter’ yang dalam Bahasa Inggris yang bermakna literasi adalah
bahan dasar acuan pengetahuan untuk selalu berkembang. Sedangkan digital berasal
dari kata ‘digitus’ dalam Bahasa Yunani yang berarti jari jemari. Sedangkan menurut
kbbi adalah berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu;
berhubungan dengan penomoran. atau menurut Paul Gilster dalam bukunya yang
berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk
memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber
yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Namun pada buku bawden
(2001) literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan, memahami, dan
mengkaji informasi yang ada. Bisa disimpulkan literasi digital adalah ketertarikan,
sikap dan kemampuan individu yang secara menggunakan teknologi digital dan alat
komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan
mengevaluasi informasi dan membangun pengetahuan baru yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, berpikir kritis dan mampu memilah informasi dengan
baik.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini, hampir semua aspek di setiap bidang
mengalami perubahan yang signifikan, hal ini di alami juga pada bidang fashion
dengan ditandai dengan makin banyaknya informasi dan mudahnya mengakses
internet tentang fashion. Dengan banyaknya e-commerce dan e-business saat ini
memudahkan kita untuk melakukan transaksi dengan mudah dan cepat. E-commerce
atau perdagangan elektronik adalah kegiatan jual beli barang atau jasa melalui
jaringan internet. Sedangkan e-business adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara
otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan jaringan computer. E-commerce
dan e-business juga berdampak dengan pemasaran fashion, jika ditahun 1800 orang-
orang hanya mengenal katalog cetak sebagai bahan pemasaran dan pengenalan setiap
informasi tentang fashion, lalu pada tahun 1900an mulai beredar majalah fashion
cetak dan televisi yang tampil sebagai pengarah selera tren fashion dan konsumen.
Lalu pada tahun 2000-an dengan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat
katalog dan majalah sekarang sudah berbentuk online yang bisa diakses dan dibuka
dimana saja dan kapan saja.
Hal ini juga berpengaruh besar dengan tingkat konsumsi masyarakat dibidang
fashion dengan adanya e-commerce dan e-bussines yang mudah diakses. Kehadiran
teknologi digital dan internet memiliki keuntungan untuk para pemilik brand besar
maupun kecil yang baru memulai membuka brand untuk mengenalkan dan
memasarkan produk karena modal yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan
dengan membuka sebuah toko. Promosi dengan e-commerce juga lebih efektif
dibandingkan dengan iklan di majalah, malah saat ini banyak pemilik brand lebih
mempercayai seseorang untuk mempromosikan barangnya kepada para ‘influencer’.
Influencer adalah orang yang berpengaruh di media sosial, biasanya ‘influencer’
memiliki banyak pengikut di akun media sosialnya. Hal tersebut juga membuat
tingkat konsumtifitas masyarakat meningkat karena tren ‘ikut-ikutan’ para
influencer.
Tren ikutan-ikutan ini yang membuat tingkat konsumsi masyarakat meningkat di
zaman sekarang. Didukung pula dengan mudahnya mengakses e-commerce dan e-
business yang memudahkan dalam transaksi mulai dari pembayaran sampai
pelacakan barang dalam pengiriman. Belum juga promo-promo gratis ongkos kirim
juga cashback yang membuat orang-orang berbondong-bondong untuk belanja di e-
commerce dan e-business. Terdapat pula faktor-faktor yang membuat orang-orang
lebih menyukai berbelanja di e-commerce dan e-business seperti; produk yang
tersedia lebih lengkap; mudah membandingkan harga; lebih banyak promo dan
potongan harga; mudah dijangkau dalam artian tidak perlu repot untuk mencari
parkiran, banyak orang, suara bising seperti di pusat perbelanjaan.

Anda mungkin juga menyukai