Anda di halaman 1dari 6

KAMPUS.

PEREMPUAN DAN RUANG KESETARAAN GENDER DI LINGKUNGAN UNESA


Febriyanti Dwi Anggraini
S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
Febriyanti.19007@mhs.unesa.ac.id
Evira Elsa Abiyya
S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, evira.19009@mhs.unesa.ac.id
Bilqissima Az Zahrah
S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
Bilqissima.1905011@mhs.unesa.ac.id
Fitriani Hofifatus Zahro
S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
Fitriani.19015@mhs.unesa.ac.id
Nahilla Dyantina
S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
nahilladyantina.19023@mhs.unesa.ac.id
Aisyah Fikrianti
S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
aisyah.19031@mhs.unesa.ac.id
Fauzan Alfitrah
S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
fauzan.19037@mhs.unesa.ac.id
Abstract

The study aims to find out how widely Surabaya State University students understand the meaning of gender
equality especially within the scope of the campus. This study uses a qualitative method. Data collection is done by
giving questionnaires. The questionnaires was made through Google Form then the link was distributed to Unesa
students. Data obtained through the results of the questionnaires responses filled by university students. The results
showed that half of the responses were pro to gender equality, but half preferred cons because of lack of
understanding of the meaning of gender equality. Some students of Surabaya state universities have seen the leader
of an organization of a woman, but some stucents have never seen the leader of an organization of a woman.

Keyword : gender equality, campus, organization.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa luas mahasiswa Universitas Negeri Surabaya paham dengan arti
kesetaraan gender terutama dalam lingkup kampus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan kuisioner. Kuisioner dibuat melalui google form kemudian link nya
disebar kepada mahasiswa unesa. Data diperoleh melalui hasil respone kuisioner yang diisi oleh mahasiswa Unesa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah responed Pro terhadap kesetaraan gender namun setengah lebih
memilih kontra karena kurang paham arti kesetaraan gender. Sebagian mahasiswa Universitas Negeri Surabaya ada
yang pernah melihat pemimpin suatu organisasi seorang perempuan, namun sebagian mahasiswa ada yang belum
pernah melihat pemimpin organisasi seorang perempuan.

Kata Kunci : Kesetaraan gender, kampus, organisasi

mengapa tidak untuk dijadikan sebagai pemimpin


daripada seorang lelaki yang terlihat kuat namun
Pendahuluan
hanya bisa pasrah saja jika ada masalah yang timbul.
Isu gender menjadi salah satu isu yang
Jadi, tidak ada alasan lagi untuk
gencar diperbincangkan akhir-akhir ini dengan
membedakan wanita dan pria, lemah dan kuat, tegas
mengaitkan permasalahan keadilan hak laki-laki dan
dan tidak, dan sebagainya. Dalam hal ini dapat
perempuan di masyarakat atau dapat dikatakan
dicontohkan pada kalangan mahasiswa Universitas
dengan istilah kesetaraan gender. Makna dari istilah
Negeri Surabaya dalam menentukan pemimpin pada
kesetaraan gender yaitu menunjukkan pembagian
suatu organisasi. Dari sekian banyak organisasi yang
tugas yang adil antara laki – laki dan perempuan.
ada di kampus UNESA, ada beberapa peran
Namun, pemaknaan dalam istilah ini memiliki
perempuan sebagai pemimpin organisasi tersebut.
masalah, dimana adanya kesenjangan antara
walaupun tetap lebih banyak laki – laki yang
kedudukan laki-laki dan perempuan di masyarakat.
mendominasi sebagai pemimpin organisasi maupun
Isu ini muncul dan menjadi suatu perdebatan yang
ketua divisi. Permasalahan ini juga dapat terjadi
panjang. Mengapa demikian? Karena perempuan
karena faktor jurusan yang dipilih lebih didominasi
masih memiliki kesempatan yang terbatas daripada
oleh gender tertentu. Meskipun demikian, baik dari
laki – laki yang berperan aktif dalam aktivitas dan
laki –laki maupun perempuan harus sadar akan
berkehidupan di masyarakat.
kesetaraan gender tersebut. oleh karena itu, dalam
Di zaman yang modern ini, sering terdapat kajian ini didapati hasil rumusan tujuan yaitu :
perubahan budaya dan perilaku masyarakat yang
1. Mengapa kesetaraan gender sangat penting bagi
keluar dari adat zaman dulu. Contohnya tentang
kehidupan bermasyarakat terutama pada lingkungan
wanita yang tidak lagi dipandang sebagai orang yang
kampus?
lemah dan tidak bisa apa-apa. Seiring dengan
perkembangan zaman, menjadikan karakter wanita 2. Apa dampak dari kurangnya kesadaran atas
yang telaten dan membuat banyak wanita sekarang kesetaraan gender ?
tidak lagi dipandang lemah, bahkan beberapa dari
mereka mempunyai cara bertahan hidup lebih dari 3. Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran tentang
laki-laki. Pada zaman dulu perempuan tidak diberi pentingnya kesetaran gender supaya hak setiap insan
pendidikan, hanya disuruh dirumah, memasak dan berlaku sama?
berdandan. Padahal jika seorang perempuan yang Diharapakan dalam kajian kesetaraan gender
diberi pendidikan ia akan mampu menciptakan ini kita saling berpikiran positif dan tidak
sesuatu yang belum ada sebelumnya dan dapat mempermasalahkan gender sebagai sesuatu yang
mendidik anaknya dan memerdekakan satu generasi. dianggap aneh atau asing terutama dalam dunia
Sekarang banyak wanita yang berkarakter kuat dan perkuliahan yang setiap hari kita lakukan. Di dalam
tegas sehingga disuatu organisasi ia menjadi kampus kita diajarkan mempunyai sudut pandang
pemimpin. Yang terpenting bukan fisik dan rupa yang berbeda, tidak berpikiran tradisional dan selalu
untuk memimpin suatu organisasi tetapi yang mengikuti perkembangan zaman yang menjurus ke
terpenting adalah seberapa kreatif ia dalam hal-hal positif. Kesetaraan gender sangat penting kita
memimpin anggotanya dan kemampuan untuk sadarkan kepada masyarakat, mengingat pentingnya
memecahkan perkara yang sulit. Jika ada seorang toleransi agar tidak sampai terjadinya diskriminasi
wanita yang mempunyai jalan pikiran lurus dan antara laki-laki dan perempuan.
rasional sehingga ia tidak mudah terpengaruh sesuatu
telah ditetapkan sebelumnya. Hasil analisisnya
dipaparkan sebagai berikut.
Metode 25

Untuk memperoleh data dan informasi mengenai 20


Frekuensi
penulisan (f)
artikel “Kampus, Perempuan dan ruang
15
kesetaraan gender di lingkungan Unesa”
menggunakan metode kualitatif, dimana data dan 10
informasi diperoleh dengan hasil tulisan-tulisan dari
anggapan mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan 5
dengan cara memberikan kuisioner. Kuisioner dibuat 0
melalui google form yang linknya disebarkan pada 1 2 3 4 5
mahasiswa Unesa. Kuisioner yang diberikan berisi
pertanyaan seputar kesetaraan gender dan dilengkapi
Tingkat pemahaman
dengan bagaimana pandangan setiap mahasiswa
Unesa tentang adanya kesetaraan gender dan
Grafik 1. Data Tingkat Pemahaman Mahasiswa
diskriminasi yang terjadi. Dalam hal ini, kita
Lingkup Unesa Tentang Arti Kesetaraan
mengharapkan setiap pandangan atau pendapat yang Gender.
diberikan para mahasiswa mampu memberikan acuan
dalam mengumpulkan data atau fakta. Dengan Pertama, berdasarkan perhitungan dari
menggunakan pengisian kuisioner ini juga bertujuan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
mendapatkan pemahaman secara mendalam terhadap lingkup kampus Unesa ternyata telah mengetahui dan
suatu masalah. Laporan akhir dari penelitian memahani arti dari kesetaraan gender itu sendiri.
Pengertian ataupun pemahaman tentang kesetaraan
menggunakan metode ini akan menjadikan
gender merupakan pandangan bahwa semua orang
pandangan mengenai isu kesetaraan gender menjadi didalam masyarakat harus menerima perlakuan yang
fleksibel karena terlibat dalam bentuk penelitian sama atau setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan
dengan cara pandang yang menyeluruh atau objektif. identitas gender mereka, yang bersifat kodrati.
Kemudian, dapat dilihat juga pada grafik diatas
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa lebih dari setengah jumlah responden
beranggapan bahwa mereka lebih memilih untuk
Pengertian menjadi pribadi yang turut menegakkan adanya
kesetaraan gender. Para mahasiswa yang pro akan
Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada
tindakan kesetaraan gender ini beranggapan bahwa
mahasiswa lingkup kampus Unesa dengan jumlah
itu merupakan sebuah tindakan yang penting,
responden sebanyak 41 orang mahasiswa, baik dari
mengingat juga pada perkembangan jaman yang
kampus daerah Ketintang maupun kampus daerah
semakin maju ini. Selain itu, dalam praktiknya tujuan
Lidah Wetan. Para responden juga berasal dari
untuk menegakkan kesetaraan gender adalah agar
berbagai Fakultas yang ada pada kampus Unesa.
tiap orang memperoleh perlakuan yang sama dan adil
Fakultas yang terdapat pada kampus Unesa antara
dalam masyarakat, tidak hanya dalam bidang politik,
lain Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Bahasa dan
di tempat kerja, atau bidang yang terkait dengan
Seni, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolahragaan ,
kebijakan tertentu. Tentunya di dalam lingkup
Fakultas Ekonomi, Fakultas Matematika dan IPA,
kampus juga harus menegakkan akan kesetaran
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, serta Fakultas
gender, yakni dalam bidang pembelajaran maupun
Pascasarjana Unesa. Penelitian ini dilakukan melalui
organisasi.
dua tahap yaitu tahap pertama dimana peneliti
membagikan kuesioner melalui google form khusus
Kedua, selain itu para peneliti juga
untuk para mahasiswa lingkup kampus Unesa. Tahap
menemukan beberapa responden yang kontra dengan
kedua yaitu peneliti memberikan penilaian (evaluasi)
pemahaman tentang kesetaraan gender ini.
terhadap kuesioner. Data yang dikumpulkan yaitu
Kurangnya pemahaman dan wawasan tentang arti
pemahaman dan pengertian seseorang mahasiswa
dari kesetaraan gender ini sendiri mengakibatkan
terhadap kampus, perempuan dan kesetaraan gender
mahasiswa masih kebingungan tentang tujuan
di lingkup kampus Unesa. Data yang diperoleh
kesetaran gender juga. Bahkan dari data kuesioner
tersebut dianalisis dengan menggunakan metode yang
yang diberikan, beberapa mahasiswa ini para peneliti
dapat mengambil kesimpulan bahwa mereka tidak Grafik 2. Data melihat perempuan memimpin suatu
terlalu memikirkan dan menganggap bahwa tindakan organisasi di lingkungan Unesa
untuk menegakkan kesetaran gender merupakan
tindakan yang tidak penting untuk dilakukan. Bisa kita lihat dari hasil responden tersebut ternyata
banyak yang sudah melihat langsung perempuan
Dampak dari Kurangnya Kesadaran Kesetaraan yang sudah memimpin organisasi di lingkungan
Gender Unesa, namun banyak juga yang belum melihat
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya
langsung perempuan memimpin suatu organisasi di
kesadaraan tentang kesetaraan gender adalah
lingkungan Unesa. Hal tersebut menandakan masih
rendahnya tingkat pendidikan bagi perempuan,
belum banyaknya perempuan yang memimpin
karena adanya sterotipe bahwasanya perempuan akan
organisasi di lingkungan Unesa. Banyak factor yang
kembali lagi ke Dapur-Sumur-Kasur. Sterotipe ini
menjadi penghambat untuk membuat seorang
sebetulnya sangat riskan, karena sering dikaitkankan
perempuan memutuskan untuk memilih diam yaitu
dengan doktrin Agama. Sehingga jika ada perempuan
salah satunya adalah diskriminasi Gender. Sebanyak
yang lebih produktif dianggap melanggar ketiga
43,9% responden pernah merasakan diskriminasi
kodrat dan sudah melimpir melewati jalurnya sebagai
gender ini.
perempuan. Sejatinya jika perempuan dianggap
remeh dengan ketiga hal tersebut adalah sebuah Di Indonesia, di lingkungan pemerintahan maupun
kekeliruan. Karena urusan dan kesukaran dari ketiga swasta, perempuan yang telah mempunyai
hal tersebut adalah penentu dari kualitas keluarga. kesempatan menduduki jabatan, belum sebanding
Penelitian membuktikan bahwa kecerdasan anak dengan laki-laki. Padahal kalau ditengok dari segi
menurun dari gen sang Ibu. Sejatinya seorang ibu jumlah, penduduk perempuan lebih banyak daripada
harusnya mengenyam pendidikan yang tinggi. Maka laki-laki. Meskipun kita sudah mempunyai menteri
menganggap sederhana ketiga hal tersebut adalah wanita, duta besar wanita, jendral wanita bahkan
tindakan yang salah. pernah presiden wanita, namun itu semua masih
kelihatan perbedaan yang sangat jauh jumlahnya bila
Banyak anggapan bahwasanya jika perempuan yang
dibandingkan dengan laki-laki yang menduduki
produktif dalam pekerjaan membuat perempuan
jabatan tersebut. Dalam jumlah, perempuan
melupakan kodratnya sebagai seorang wanita, pula
merupakan mayoritas, ironinya, sebagian besar dari
jika perempuan yang produktif akan sulit
makhluk perempuan ini “tidak terlihat”. Kesempatan
memutuskan kebijakan ketimbang laki-laki. Menurut
yang diberikan di bidang pendidikan dan peluang
survey yang kami lakukan sebanyak 92,7%
untuk menduduki jabatan eksekutif pada umumnya
responden menganggap wajar jika perempuan
baru dinikmati oleh segelintir perempuan
memimpin suatu organisasi, sedangkan sebanyak
(Raharjo,1995).
7,3% menganggap hal tersebut tidak wajar dan
sebanyak 61% responden pernah melihat perempuan Menumbuhkan kesadaran Kesetaraan Gender
memimpin suatu organisasi di lingkungan Unesa dan
sebanyak 39% responden tidak pernah melihat Sebelum memasuki ranah membangun
perempuan memimpin suatu organisasi di lingkungan “Kesetaraan Gender” itu sendiri, kita perlu
memahami betul apa itu gender. Gender merupakan
Unesa
aspek hubungan sosial yang dikaitkan dengan
diferensiasi seksual pada manusia. Untuk memahami
konsep gender, perlu dibedakan antara kata sex dan
kata gender. Sex adalah perbedaan jenis kelamin
tidak secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis
pernah kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi
39% masyarakat.
pernah Banyak masyarakat yang tumbuh dari stereotype
61%
yang berartikan stereotip dalam bahasa Indonesia.
Dimana laki-laki dianggap lebih berpotensi daripada
potensial seorang perempuan. Bagaimana hal ini bisa
terjadi?, tentunya dikarenakan didikan peran yang organisasi seorang perempuan kebanyakan mereka
didapat sedari masa kanak-kanak seperti “perempuan mendapati pemimpin suatu organisasi itu laki-laki.
tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena pada Jadi, pentingnya wawasan yang luas bagi
akhirnya kan memiliki peran untuk menjadi ibu mahasiswa tentang arti kesetaraan gender terutama
rumah tangga”. Hal-hal seperti ini yang perlu kita pada mahasiswa unesa dan organisasi-organisasi
benahi. Penting pula menanamkan kesadaran yang yang ada supaya tidak terjadi deskriminasi antara
perlu “ada” pada setiap calon orang tua agar laki-laki dan perempuan. Dengan demikian akan
mendidik anaknya melaui cara-cara efektif dan menciptakan kerjasama yang baik antara laki-laki dan
menumbuhkan intelektual anak dan bukan melalui perempuan dalam berorganisasi. Perlu kita sadari
cara tradisional dimana masih berbau patriatrikal dan bahwa kesetaraan gender membuat komunitas social
menutup peran perempuan untuk berkembang. kita lebih aman karena saling menghargai dan tidak
membeda-bedakan fisik setiap individu. Mahasiswa
Secara tidak langsung, hal ini berarti kita perlu dipercayai sebagai generasi penerus bangsa yang
mendidik generasi muda bagaimana peran setiap mampu membawa perubahan karena mahasiswa
gender terbilang valueable dan hal ini diharapkan adalah orang yang berpendidikan. Pola fikir
dapat merombak kembali stereotip yang tumbuh mahasiswa yang kritis diharapkan mampu memahami
seiring waktu. Mulai dari mendidik toleransi kepada arti kesetaraan gender dan dapat mengaplikasikannya
sesama manusia sampai mendukung cita cita mulia ketika berorganisasi. Tidak ada perbedaan antara
setiap anak tanpa memandang peran selagi hal individu jika dilihat dari gendernya karena semua
tersebut bisa dibilang bermanfaat bagi setiap orang. memiliki peran yang sama asal ada kemampuan.
Perempuan juga memiliki kesempatan untuk memilih
Perlu kita sadari bahwa Kesetaraan gender membuat dan dipilih.
suatu komoditi dan komunitas sosial kita lebih aman Dengan adanya wawasan tentang kesetaraan gender
dan sehat tanpa kita sadari. Sedangkan pada semoga dalam berorganisasi maupun kegiatan
komunitas yang berisikan Masyarakat yang tidak kegiatan lainnya terutama di lingkungan unesa
setara kurang maka lingkungannya menjadi kurang mahasiswa dapat mengimplementasikan keadilan
kohesif. Mereka memiliki tingkat perilaku dan dalam kepemimpinan tanpa adanya deskriminatif.
kekerasan anti sosial yang lebih tinggi. Negara-
negara dengan tingkat kesetaraan gender yang lebih UCAPAN TERIMA KASIH
besar lebih terhubung dan berkembang karena Dengan terselesaikannya Artikel Ilmiah ini,
mereka mampu menjalin sebuah hubungan sosial penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-
tanpa memandang gender seseorang tersebut dan dalamnya kepada :
lebih terfokus pada bagaimana hubungan sosial 1. Allah Swt. Atas limpahan karunia dan
tersebut dapat membuat suatu manfaat baik kepada hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
satu sama lain. artikel ilmiah.
2. Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
KESIMPULAN Kewarganegaraan selaku pembimbing yang telah
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya memberikan arahan dan masukan selama penyusunan
kebanyakan telah mengetahui apa arti dan pentingnya artikel ilmiah.
kesetaraan gender. Dari data yang telah didapatkan 3. Anggota kelompok yang telah bekerjasama
dengan pengisian quisioner setengah dari responden dengan baik selama penyusunan artikel ilmiah
mereka memilih pro dengan pentingnya kesetaraan 4. Seluruh mahasiswa unesa yang telah
gender. Mereka beranggapan bahwa dengan membantu dalam proses pendataan.
kemajuan zaman dan adanya emansipasi wanita,
perempuan dan laki-laki dapat menduduki jabatan
yang setara. Terutama dalam lingkungan kampus
perempuan juga bisa menjadi pemimpin suatu DAFTAR PUSTAKA
organisasi asalkan mereka memiliki kemampuan.
Kelly, Wallance. 2017. How to teach children about
Namun setengah lebih dari responden mereka
menganggap kontra dengan adanya kesetaraan gender equality.
gender. Dari data yang telah dikumpulkan mahasiswa https://edition.cnn.com/2017/09/26/health/gender-
yang kontra dengan pemahaman kesetaraan gender equality-teaching-children-parenting/index.html.
karena kurangnya wawasan tentang arti kesetaraan (diakses tanggal 24 April 2020)
gender. Dalam lingkup unesa sendiri masih banyak
responden yang belum menemukan pemimpin Hermawati, T. (2007). Budaya Jawa dan kesetaraan
gender. Jurnal Komunikasi Massa, 1(1), 18-24.
Sujang, Badio. 2016. Kesetaraan gender.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesetaraan_gender.
(diakses pada tanggal 24 april 2020).

Sari, P. N. (2010). Hubungan Status Gizi Dengan


Tingkat Kecerdasan Intelektual (Intelligence
Quotient–Iq) Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Ditinjau Dari Status Sosial-Ekonomi Orang Tua Dan
Tingkat Pendidikan Ibu, Jurnal Gizi – Kesehatan.
129 (7208), 1-60.

Anda mungkin juga menyukai