Oleh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus atau permasalahan gender dalam dunia pendidikan, -katakanalah
sekolah- masih menjadi topik yang hangat dalam setiap perbincangan. Kasus
gender ini belum ditemukan juga titik pastinya seperti apa menerapkan keadilan
gender yang sesuai. Membicarakan gender tidak berarti membicarakan hal yang
menyangkut perempuan saja. Gender dimaksudkan sebagai pembagian sifat,
peran, kedudukan, dan tugas laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh
masyarakat berdasarkan norma, adat kebiasaan, dan kepercayaan masyarakat.
Sebenarnya dalam permasalahan bias gender, tidak hanya pihak perempuan yang
dirugikan, tetapi pihak laki-laki juga mengalami hal demikian.
Diungkapkan oleh Sri Suciati (dalam Harian Suara Merdeka, 09 Agustus
2006) bahwa bias gender ini tidak hanya berlangsung dan disosialisasikan melalui
proses dalam sistem pembelajaran di sekolah, tetapi juga melalui pendidikan
dalam lingkungan keluarga. Bila diselami lebih dalam lagi, pendidikan di sekolah
dengan komponen pembelajaran seperti media, metode, serta buku ajar yang
menjadi pegangan para siswa ternyata sarat dengan bias gender.
Dalam realitas sosial dalam masyarakat tertentu, terdapat adat kebiasaan
masyarakat tersebut yang tidak mendukung atau bahkan melarang perempuan
untuk mengikuti pendidikan formal. Bahkan ada nilai dan anggapan bahwa
perempuan tidak perlu bersekolah atau mengejar impiannya, karena toh nantinya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tentang keterkaitan gender dan
pendidikan, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimana pendidikan memandang gender?
2. Bagaimana problematika gender dalam pendidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari tulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana pendidikan memandang gender.
2. Mengetahui problematika gender dalam pendidikan.
A. Pengertian Gender
Sejak lima belas tahun terakhir ini, kata gender telah ramai memasuki
perbendaharaan kata dalam tiap diskusi ilmiah dan atau tulisan-tulisan dalam
penelitian para akademisi. Dalam Narwoko (2004) gender merupakan perbedaan
yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah
laku. Gender merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial. Gender adalah kelompok
atribut dan perilaku secara kultural yang ada pada laki-laki dan perempuan,
Gender ini merupakan suatu konstruksi dari masyarakat yang secara
sosial, sikap dan perilaku menganggap bahwa antara perempuan dan laki-laki itu
berbeda. Gender merupakan konsep hubungan sosial yang membedakan fungsi
dan peran antara perempuan dan lak-laki. Perbedaan fungsi dan peran ini tidak
ditentukan karena perbedaan biologis atau kodrat antara laki-laki dan perempuan,
melainkan dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing
dalam berbagai kehidupan dan pembangunan. Seperti yang telah dinyatakan oleh
mansour Fakih (2007) konsep gender yang lain yakni suatu sifat yang melekat
pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun
kultural. Misalnya saja, perempuan dikenal lemah lembut, emosional, keibuan,
sedangkan laki-laki dianggap kuat, irasional, jantan. Padahal sifat0sifat tersebut
dapat dipertukarkan.
Dengan demikian gender sebagai suatu konsep merupakan hasil pemikiran
manusia atau rekayasa manusia, dibentuk oleh masyarakat sehingga bersifat
dinamis dapat berbeda karena perbedaan adat istiadat, budaya, agama, sitem nilai
Kesimpulan
Astuti, Tri Marhaeni Puji. 2007. Antropologi Gender. Modul Perkuliahan Fakultas
Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.
Dwi Narwoko dan Bagong Yuryanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ihromi, TO. 1995. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Sumber Internet
http://www.duniaesai.com/index.php?option=com_content&view=article&id=166:ke
setaraan-gender-dalam-pendidikan&catid=39:gender&Itemid=93 (Diakses 01
Juni 2013)