Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PENDAHULUAN

A. Covid 19
1) Pengertian Covid 19
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti
penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam
hidupnya.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-
2adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus
Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini
bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang
dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Virus Corona adalah virus RNA untai positif yang beruntai tunggal yang tidak
tersegmentasi. Virus-virus corona termasuk dalam ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae, dan sub-keluarga Orthocoronavirinae, yang dibagi menjadi
kelompok (marga) α, β, γ, dan δ sesuai dengan karakteristik serotipik dan
genomiknya. Virus Corona termasuk dalam genus Coronavirus dari keluarga
Coronaviridae. Ini dinamai sesuai dengan tonjolan berbentuk karangan bunga di
selubung virus

2) Bentuk dan struktur virus corona


Virus corona memiliki selubung yang membungkus genom RNA, dan virion (seluruh
virus) bulat atau oval, seringkali polimorfik, dengan diameter 50 hingga 200 nm. Virus
corona baru berdiameter 60 hingga 140 nm. Paku protein terletak di permukaan virus
dan membentuk struktur seperti batang. Sebagai salah satu protein antigenik utama
virus, paku protein adalah struktur utama yang digunakan untuk penentuan tipe. Protein
nukleokapsid merangkup genom virus dan dapat digunakan sebagai antigen diagnostik.

3) Klasifikasi virus corona


Sebagian besar virus corona menginfeksi hewan. Saat ini, tiga jenis virus corona telah
diisolasi dari manusia: Human Coronavirus 229E, OC43, dan SARS coronavirus
(SARSCoV). Ada 6 jenis virus corona yang sebelumnya diketahui menginfeksi manusia.
229E dan NL63 (dari alphacoronavirus), OC43 (dari betacoronavirus), HKU1, Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), dan Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus (SARS-CoV). Baru-baru ini, virus corona baru diisolasi dari saluran
pernapasan bawah pasien di Wuhan, yang menderita pneumonia dengan penyebab
yang tidak diketahui (Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya 2019-nCoV
sedangkan Komite Internasional tentang Taksonomi Virus (ICTV) menamainya SARS-CoV-
2. Kemudian dikonfirmasi bahwa virus tersebut mampu menular dari manusia ke
manusia. Virus corona baru ini sangat mirip dalam hal urutan genom dengan enam virus
corona yang ditemukan sebelumnya. Analisis homologi urutan genetiknya
mengungkapkan bahwa virus baru memiliki banyak kesamaan dengan SARS-CoV. Virus
corona baru ini sekarang diklasifikasikan sebagai beta-coronavirus.

4) Hewan liar yang membawa virus corona


Banyak hewan liar membawa patogen dan berpotensi menularkan penyakit menular
tertentu. Kelelawar, musang, luak, tikus bambu, dan unta liar, dll, dikenal sebagai inang
dari virus corona. Wabah pneumonia virus corona baru yang berasal dari Wuhan
memiliki banyak kesamaan dengan wabah SARS di Guangdong pada tahun 2003: baik
virus corona atau SARS,penyebarannya dimulai pada musim dingin; kasus-kasus awal
ditelusuri ke kontak dengan hewan segar yang masih hidup di pasar; baik virus corona
atau SARS disebabkan oleh virus corona yang sebelumnya tidak dikenal. Karena
kesamaan urutan genom antara virus corona baru dan virus corona yang ditemukan
pada kelelawar, yaitu 85% atau lebih tinggi, ada spekulasi yang mengatakan bahwa
kelelawar adalah inang alami dari virus corona baru. Seperti halnya virus corona SARS
yang menyebabkan wabah pada tahun 2003, virus corona baru kemungkinan memiliki
inang perantara antara kelelawar dan manusia namun belum diketahui oleh kita. Oleh
karena itu, orang harus menahan diri dari mengkonsumsi hewan liar yang tidak
terinspeksi atau makanan mentah seperti daging yang dijual oleh penjual pinggir jalan.

5) Bagaimana virus corona menular dari hewan ke manusia


Banyak virus corona yang menginfeksi manusia dapat ditemukan pada kelelawar, yang
merupakan reservoir/inang alami dari virus corona. Kelelawar cenderung menjadi inang
asli virus corona baru. Penularan dari kelelawar ke manusia mungkin terjadi setelah
mutasi melalui inang perantara. Analisis urutan genom menunjukkan adanya lebih dari
85% homologi antara virus corona baru dan virus corona pada kelelawar. Namun, ada
beberapa kemungkinan inang perantara lain antara kelelawar dan manusia, yang belum
terkonfirmasi. Penularan dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia terutama
bergantung pada dua rute: kontak dan lendir (droplet). Virus corona yang saat ini
dikenal, menyebabkan pneumonia pada manusia termasuk HKU1, SARS-CoV, MERS-CoV,
dan 2019-nCoV.

6) Ketahanan virus corona terhadap lingkungan


Virus umumnya dapat bertahan selama beberapa jam di permukaan yang halus. Jika
suhu dan kelembaban memungkinkan, mereka dapat bertahan selama beberapa hari.
Virus corona baru sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Panas yang
berkelanjutan pada 132,8ºF selama 30 menit, eter, alkohol 75%, desinfektan yang
mengandung klorin, asam perasetat, kloroform, dan pelarut lipid lainnya dapat secara
efektif menonaktifkan virus. Chlorhexidine (juga dikenal sebagai chlorhexidine
gluconate) juga secara efektif menonaktifkan virus. Waktu kelangsungan hidup virus
corona baru 2019-nCoV pada suhu lingkungan yang berbeda adalah sebagai berikut.
Jenis Lingkungan Suhu Daya Bertahan
Udara 10-15°C / 25°C 4 jam / 2-3 menit
Percikan <25°C 24 jam
Lendir nasal 56°C 30 menit
Cairan 75°C 15 menit
Tangan 20-30°C <5 menit
Kain non-woven 10-15°C <8 menit
Kayu 10-15°C 48 jam
Baja tahan karat 10-15°C 24 jam
Alkohol 75% Semua suhu <5 menit
Pemutih Semua suhu <5 menit

7) Tingkat kematian akibat virus corona (Covid 19)


Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut
data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia,
jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 18 September 2020 adalah 232.628 orang
dengan jumlah kematian 9.222 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat
COVID-19 adalah sekitar 4%. Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi
menurut golongan usia, maka kelompok usia di atas 60 tahun memiliki persentase angka
kematian yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainnya. Sedangkan berdasarkan
jenis kelamin, 58,4% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan
41,6% sisanya adalah perempuan.

8) Faktor risiko virus corona


Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil, serta
orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus
ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika
Serikat, infeksi virus corona lebih umum terjadi pada musim gugur dan musim
dingin. Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau
negara yang rawan virus corona, juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya,
berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah
COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019.

9) Penyebab virus Corona


Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus
corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:

- Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).


- Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
- Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang
terkena percikan air liur pengidap virus corona. 
- Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun,


rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke
dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui
dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber dari
hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada beberapa
hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar. 
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan
menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti
nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini
penularannya bisa dari manusia ke manusia. 

10) Gejala Virus Corona


Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang
muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa
serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang
ringan :

- Hidung beringus.
- Sakit kepala.
- Batuk.
- Sakit tenggorokan.
- Demam.
- Merasa tidak enak badan.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang


parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan
oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti :

- Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.


- Batuk dengan lendir.
- Sesak napas.
- Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu.


Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem
kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. 

11) Cara penyebaran Virus corona


WHO menyarankan prosedur perlindungan menghadapi penyebaran virus
corona atau COVID-19 secara aerosol. Prosedur ini diterapkan di fasilitas
kesehatan yang menangani kasus virus corona atau COVID-19. Aerosol merujuk
pada partikel padat atau cair dalam udara atau gas lain. Partikel ini melayang
sebelum mendarat di permukaan sasaran. Cara penyebaran virus corona COVID-
19 adalah melalui tetesan air liur (droplets) atau muntah (fomites), dalam kontak
dekat tanpa pelindung. Transmisi virus corona atau COVID-19 terjadi antara yang
telah terinfeksi dengan orang tanpa patogen penyakit. Penyebaran virus corona
COVID-19 lewat dudukan toilet, pegangan pintu kamar mandi, dan wastafel (fecal
shedding) terjadi pada beberapa pasien. Namun penyebaran virus corona atau
COVID-19 atau COVID-19 dengan fecal shedding, hingga kini bukan menjadi
upaya tranmisi utama.

12) Diagnosis Virus Corona


Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan
anamnesis atau wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala
atau keluhan yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan
diagnosis. Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel
dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga
infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi
hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

13) Komplikasi Virus Corona


Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi
pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat
dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal
jantung, hati, dan kematian. Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga
bisa menimbulkan komplikasi yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. 

14) Pengobatan Virus Corona


Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya
pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:

- Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan
batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan
berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
- Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan
sakit tenggorokan dan batuk.
- Perbanyak istirahat.
- Perbanyak asupan cairan tubuh.
- Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia
layanan kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS,
MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan
penyakit yang diidap dan kondisi pasien. Bila pasien mengidap infeksi novel
coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes
(Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan,
dokter akan melakukan:

- Isolasi
- Serial foto toraks sesuai indikasi.
- Terapi simptomatik.
- Terapi cairan.
- Ventilator mekanik (bila gagal napas)
- Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

15) Pencegahan virus Corona (Covid 19)


Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun,
setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko
terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan :
 
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga
bersih.
- Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan
kotor atau belum dicuci.
- Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
- Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 
- Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan. 
- Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian,
buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih. 
- Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
- Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami
gejala penyakit saluran napas. 
- Selain itu, kamu juga bisa perkuat sistem kekebalan tubuh dengan
konsumsi vitamin dan suplemen sebagai bentuk pencegahan dari virus ini.

16) Apakah anjuran pemerintah mengenai hal-hal terkait upaya pencegahan


penularan Covid-19 di tempat kerja
Untuk meminimalkan penularan di tempat kerja, perusahaan dianjurkan untuk,
1. Melaksanakan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dan menyediakan
Pelayanan Kesehatan Kerja di tempat kerja
2. Mendorong setiap pimpinan perusahaan untuk segera membuat rencana
kesiap-siagaan dalam menghadapi menghadapi pandemic Covid-19 dengan
tujuan untuk memperkecil resiko terhadap pekerja dan kelangsungan usaha.
3. Membina pekerja/buruh untuk melaksanakan langkah-langkah pencegahan
virus Covid-19 di tempat kerja.
4. Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya pencegahan dan
penyebaran virus Covid-19 di tempat kerja.

B. Pandemi Covid 19
1) Pengertian Pandemi
Pandemi sendiri merupakan sebuah epidemi yang telah menyebar ke berbagai
benua dan negara, umumnya menyerang banyak orang. Sementara epidemi
sendiri adalah sebuah istilah yang telah digunakan untuk mengetahui peningkatan
jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu populasi area tertentu.
Pasalnya, istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingginya tingkat
suatu penyakit, melainkan hanya memperlihatkan tingkat penyebarannya saja.
Perlu diketahui, dalam kasus pandemi COVID-19 ini menjadi yang pertama dan
disebabkan oleh virus corona yang telah ada sejak akhir tahun lalu.
Menuru WHO, pandemi adalah skala penyebaran penyakit yang terjadi secara
global di seluruh dunia. Namun, ini tidak memiliki sangkut paut dengan
perubahan pada karakteristik penyakitnya, sebagaimana dilaporkan The
Guardian. Pandemi juga memiliki level yang lebih tinggi dibanding epidemi atau
keadaan ketika suatu penyakit menyebar dengan cepat di antara banyak orang dan
dalam jumlah lebih banyak dibanding yang normal terjadi.
2) Alasan WHO tetapkan sebuah wabah jadi pandemi
Menyatakan suatu wabah sebagai pandemi artinya WHO memberi
alarm pada pemerintah semua negara dunia untuk meningkatkan kesiapsiagaan
untuk mencegah maupun menangani wabah. Ini dikarenakan saat sebuah
pandemi dinyatakan, artinya ada kemungkinan penyebaran komunitas terjadi.
Dalam menentukan suatu wabah sebagai pandemi, WHO tidak memiliki
ambang batas dalam jumlah kematian atau infeksi atau juga jumlah negara
yang terkena dampak.

3) Apa yang terjadi setelah COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi 


WHO menekankan bahwa penggunaan istilah pandemi tidak berarti
ada anjuran yang berubah. Semua negara tetap diminta untuk mendeteksi,
mengetes, merawat, mengisolasi, melacak, dan mengawasi pergerakan
masyarakatnya. Sementara itu WHO juga memperingatkan agar ditetapkannya
wabah COVID-19 sebagai pandemi tidak dijadikan alasan untuk khawatir
berlebihan. Ini dikarenakan, menurut lembaga yang berbasis di Jenewa itu,
banyak pemerintah negara dunia yang telah melakukan upaya untuk
menemukan vaksin atau obat antivirus.

4) Dampak Pandemi covid 19


Tak hanya merugikan dari sisi kesehatan saja, Presiden Joko Widodo juga
mengatakan bahwa virus corona sangat berdampak pada perekonomian di
Indonesia. Bukan hanya karena produksi barang saja yang terganggu, tetapi
investasi pun juga terhambat. Berikut beberapa dampak virus COVID-19 di
Indonesia:
- Beberapa barang menjadi mahal dan langka untuk ditemukan.
- Jemaah Indonesia batal berangkat umrah.
- Kunjungan para wisatawan mancanegara di Indonesia menurun.
- Merusak tatanan ekonomi di Indonesia.
- Impor barang menjadi terhambat.

Itu tadi bahasan mengenai pandemi COVID-19 beserta dampaknya yang bisa
Anda ketahui. Demi mencegah penyebaran virus COVID-19 ini, sebaiknya
Anda juga selalu menjaga kebersihan, kesehatan dan jangan lupa untuk selalu
menggunakan masker jika melakukan aktivitas di luar ruangan.

C. New Normal
1) Pengertian New Normal
New normal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi yang berbeda dengan kondisi sebelumnya yang pada
akhirnya akan menjadi suatu hal lumrah yang baru. New normal hadir untuk
memastikan respons berbagai aspek dalam masyarakat yang dimulai dari makro,
meso, dan mikro dan efisiensi adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Hal ini
akan memastikan kesiapan masyarakat dalam membangun kembali apa yang telah
dibuat rubuh oleh suatu krisis maupun pandemi dengan kondisi yang lebih kuat
(Buheji & Ahmed, 2020). Sebenarnya, new normal merupakan istilah yang telah
digunakan jauh sebelum terjadinya COVID-19, yang dimana istilah tersebut
muncul pada sektor ekonomi setelah terjadinya krisis ekonomi (Davis, 2009).
Kendati begitu, dalam konteks pandemi, new normal juga diartikan sebagai
perubahan yang terjadi pada perilaku manusia yang akan terjadi pada pasca
pandemi COVID-19, dimana manusia akan cenderung lebih membatasi sentuhan
fisik dan juga akan cenderung lebih berjauhan dengan sesama (Griffith, 2020).
Di Indonesia, wacana pemberlakuan New Normal diawali lewat rencana
relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB hingga pemberian izin
bagi penduduk berusia dibawah 45 tahun untuk beraktivitas di luar rumah kembali.
Bagi Pemerintah Indonesia, new normal merupakan skenario untuk memperbaiki
keadaan sosial-ekonomi dengan tetap menekankan pemberlakukan protokol
kesehatan secara ketat (Putsanra, 2020). Wiku Adisasmita selaku Ketua Tim Pakar
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menegaskan bahwa masyarakat
harus merubah pola hidup serta perilaku menjadi lebih sehat setiap hari agar dapat
meminimalisir transmisi penyakit COVID-19 sampai ditemukannya vaksin yang
tepat (WH, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa bagi Indonesia, new normal
diartikan sebagai sebuah pemberlakuan kebiasaan hidup yang baru dalam kondisi
COVID-19 dimana seluruh penduduk harus menjalani hidup berdampigan dengan
COVID-19 agar kondisi sosial dan ekonomi dapat pulih meskipun perlahan.

Anda mungkin juga menyukai