Anda di halaman 1dari 14

KASUS PEWS

Kelompok 6

• Mutia Isma Priselin


• Nur Indah Pratiwi
• Vieginanda Multahamia
• Yowsa Ibra Wardana
• Khoir Feby Anggraini
Kasus 1
Seorang anak perempuan umur 13 bulan, datang ke IGD diantar oleh
kedua orang tuanya dengan kondisi penurunan kesadaran. Menurut hasil
anamnesa yang diperoleh dari orang tua klien, 2 jam sebelum masuk rumah
sakit klien sempat kejang seluruh tubuh lebih kurang 3 menit dengan
kondisi mata mendelik keatas, setelah itu kejang berhenti tanpa di berikan
obat, post kejang anaknya tidak bangun dan hanya merintih saja. Dari
pemeriksaan di dapatkan kondisi lemah, kelopak mata terbuka apabila
diberikan rangsang nyeri, tangan seperti menarik dan klien menyeringai
hebat. Klien demam suhu 39,6°C, Nadi 140x/mnt, tekanan darah 90/40
mmHg, warna kulit kemerahan dengan kapillary reffil < 2 detik, SpO2
96%, dengan nasal kanul 1 lpm, retraksi dinding dada tidak ada. Di IGD
klien mendapatkan therapi anti kejang dan anti piretik.
Setelah dilakukan observasi selama 2 jam diruang IGD, DPJP
menyarankan kepada orangtua klien untuk dilakukan rawat inap guna
monitoring lebih lanjut. Klien pindah ruang perawatan anak untuk obervasi
lanjutan. Setelah 6 jam di rumah sakit, perawat melakukan assesment ulang
dan didapati, klien mampu membuka matanya dengan spontan, rewel +,
suhu 38,5°C, warna kulit kemerahan dengan kapilary reffil < 2 mnt, nafas
spontan tanpa alat bantu, sesak tidak ada, SpO2 96%, tekanan darah
90/40mmHg, klien BAK spontan, perawat menimbang pampers klien urine
240 cc. Berat badan klien terakhir 10 Kg.
JAWABAN
 Observasi 1 ruang IGD  Nilai PEWS : 4
GCS : 8 (Somnolen)
E : mata terbuka dengan nyeri (2) Perilaku Kardiovaskuler Respirasi
M : tangan seperti menarik (4)
Mengantuk • kapillary reffil < 2 • retraksi
V : menyeringai hebat (2) (1) detik (0) dinding
• Nadi 140 x/menit dada tidak
(3) ada (0)
 Observasi 2 Ranap Anak
GCS : 15 (compos mentis)
E : membuka mata spontan (4)  Nilai PEWS : 2
M: gerakan aktif (6)
V : rewel (bicara tanpa arti) (5) Perilaku Kardiovaskuler respirasi
• nafas
 Nilai Deurisis spontan
Rumus : cc / kg / jam • warna kulit tanpa alat
kemerahan bantu
240 cc / 10 kg / 6 jam = 4 cc/kg/jam • Rewel
dengan • sesak tidak
(2)
kapilary reffil < ada
Kategori ruangan rawat inap anak 2 detik (0) • SpO2 96%

Scoring (0)
 Intervensi
- Mengukur ttv setiap 4 jam
- Pembuatan dan pembaharuan rutin grafik ttv
- Menilai ulang Q4H
- Frekuensi motoring dipersing
- Lanjutkan rencana perawatan saat ini

 Kesimpulan
Seorang anak perempuan umur 13 bulan datang ke IGD dengan kondisi penurunan kesadaran,
setelah dilakukan observasi selama 2 jam di ruang IGD terdapat hasil observasi 1 memiliki nilai
GCS 8 (somnolen) dan nilai PEWS 4, DPJP menyarankan kepada orangtua klien untuk
dilakukan rawat inap guna monitoring lebih lanjut. Klien pindah ruang perawatan anak untuk
obervasi lanjutan. Setelah 6 jam di rumah sakit, perawat melakukan assesment ulang dan
didapati nilai GCS 15 (compos mentis), nilai deurisis 4 cc/kg/jam dan nilai PEWS 2.
Kasus II
 Bayi H jenis kelamin laki-laki datang ke RS (IGD) dengan keluhan sesak
nafas yang semakin memberat sejak 9 jam sebelum masuk rumah sakit.
Klien lahir 7 maret 2018, dengan partus spontan, BB klien saat ini 11,2 kg.
Klien riwayat BAB 10 kali cair tanpa ampas sehari yang lalu, klien tampak
lebih banyak mengantuk, buka mata pada rangsang nyeri, motorik lemah,
ektremitas bergerak dengan rangsangan, verbal tidak ada, demam suhu
40,2°C, kulit tampak biru. Klien tiba-tiba apnoe, dilakukan intubasi dan on
ventilator +, pemeriksaan fisik : TTV TD 62/35 mmHg, nadi 155x/menit, rr
60x/mnt, pergerakan dinding dada simetris, nafas cuping hidung tidak ada,
retraksi tidak ada, sianosis tidak ada, ronchi dikedua lapang paru +/+,
kapilary reffil < 2 detik, buka mata tidak ada, klien tampak menjangkau lokasi
yang diberikan rangsang nyeri. Produksi urine dari klien tiba di IGD sampai
dengan saat ini (6 jam) 300 cc.
 Observasi I
Nilai GCS : 8 (somnolen)
E : buka mata pada rangsang nyeri (2)
M : ektremitas bergerak dengan rangsangan (5)
V : tidak ada verbal (1)

 Nilai PEWS 4

Perilaku Kardiovaskuler Respirasi


Menantuk (1) • Warna kulit _
tampak biru (3)
jawaban
 Observasi II Kategori : ruang PICU
Nilai GCS : 6 (sopor)
E : buka mata pada rangsang nyeri (2)  Nilai PEWS : 6
M :ektremitas bergerak dengan
Kardiovaskule
rangsangan (3) Perilaku Respirasi
r
V : tidak dapat bicara (1)
Mengantuk (1) • Kapilary • Intubasi dan
reffil (0) Ventilator
 Nilai deurisis selama 6 jam di IGD • Nadi 155 On (1)
Rumus : cc / kg / jam x/menit (3) • RR 60
300cc / 11,2kg / 6jam = 4,42 cc/kg/jam • pergerakan x/menit (2)
dinding
dada
simetris (0)
 Intervensi
- ulangi pemeriksaan PEWS dalam 20 Menit
- Monitoring ttv setiap jam
- Segera Beritahu dokter anak bahwa pasien harus segera pindah ke ruang
picu

 Kesimpulan
Bayi H jenis kelamin laki-laki datang ke RS (IGD) dengan keluhan sesak nafas
yang semakin memberat sejak 9 jam sebelum masuk rumah sakit. Klien lahir 7
maret 2018, dengan partus spontan, setelah dilakukan hasil observasi 1
memiliki nilai GCS 8 (somnolen) dan nilai PEWS 4, observasi II di ruang IGD
terdapat hasil observasi memiliki nilai GCS 6 (sopor), suhu 40,2ºC, TTV TD
62/35 mmHg, nafas cuping hidung tidak ada, retraksi tidak ada, sianosis tidak
ada, ronchi dikedua lapang paru +/+, nilai deurisis 4,42 cc/kg/jam dan nilai
PEWS 6.
Kasus III
 An. A, 3 tahun 7 bulan, perempuan, masuk RS tanggal 3 oktober 2019 jam 12.00
wib diantar oleh kedua orangtuanya, klien rujukan dari Puskesmas. Saat tiba di
IGD, keadaan umum klien tampak lemah, cenderung lebih banyak tidur, kedua
extremitas klien teraba dingin, klien tampak pucat. Dilakukan pemeriksaan TTV,
BB. 13 kg, TD 90/50 mmHg, nadi 140x/mnt, kapilary reffil < 2 detik, suhu 39,2°C,
Respirasi 30x/mnt, O2 2 lpm, retraksi dada tidak ada. Ketika perawat memanggil
namanya, mata klien tampak terpejam dan ketika perawat memberikan rangsang
nyeri mata klien terbuka, setelah itu menutup kembali. Respon motorik + +/+ + ,
pupil isokor 2/2 reflek cahaya +/+, sesekali klien terdengar merintih tanpa arti.
Lapor kondisi klien dengan dokter jaga, advise DPJP rawat ruang intensif anak.
Setelah dokter jaga menjelaskan tentang kondisi anaknya kepada orangtua klien,
orangtua klien memutuskan agar anaknya di rawat ruang bisa saja, segala resiko
dan kemungkinan yang dapat terjadi, keluarga mengerti dan maklum dengan
kondisi anaknya, surat penolakan rawat ruang PICU di tanda tangani oleh
keluarga. Monitoring diperketat, bila kondisi semakin perburukan lapor dokter jaga.
Balance cairan produksi urine 100 cc/3 jam.
Jawaban
 Nilai GCS : 10 (somnolen)  Nilai PEWS : 5
E : dengan rangsangan nyeri (2)
Perilaku Kardiovaskuler respirasi
M : sesuai perintah (++/++) (6)
V : merintih tanpa arti (2) • klien banyak • kapilary reffil • Respirasi
tidur (1) < 2 detik (0) 30x/mnt (0)
 Nilai derurisis • nadi • O2 2 lpm (0)
140x/mnt (3) • retraksi dada
Rumus : Cc/kg/jam • tampak pucat tidak ada (0)
100cc/13kg/3jam = 2,56 cc/kg/jam (1)

Kategori : ruangan rawat inap / bangsal


 Intervensi
- Ulangi PEWS dalam waktu 30 menit
- Lakukan ttv Q2H
- Memastikan dokter anak memberi respon 10 menit
- Rencana perawatan akan berubah

 Kesimpulan
An. A, 3 tahun 7 bulan, perempuan, masuk RS tanggal 3 oktober 2019 jam 12.00 wib
diantar oleh kedua orangtuanya, klien rujukan dari Puskesmas. Saat tiba di IGD,
keadaan umum klien tampak lemah, cenderung lebih banyak tidur, kedua extremitas
klien teraba dingin, klien tampak pucat. Dilakukan pemeriksaan TTV, TD 90/50 mmHg,
nadi 140x/mnt, suhu 39,2°C, Respirasi 30x/mnt, memiliki nilai GCS 10 (somnolen),
nilai deurisis 2,56 cc/kg/jam, Respon motorik + +/+ + , pupil isokor 2/2 reflek cahaya
+/+ dan nilai PEWS 5.

Anda mungkin juga menyukai