Anda di halaman 1dari 28

Jenis – jenis cairan infus serta komposisi, tujuan, indikasi, efek samping

1. Asering

Komposisi :
a) Calcium Chloride Anhydrous
b) Potassium Chloride
c) Sodium Acetate
d) Sodium Chloride
Tujuan :
a) Darah dan kehilangan cairan
b) Tingkat kalsium yang rendah
c) Hipokalsemia
d) Kekurangan kalium
e) Ketidakseimbangan elektrolit
f) Inkonsistensi ph
g) Natrium yang rendah dalam darah
h) Kadar natrium yang rendah
i) Kadar kalium rendah
j) Kadar magnesium yang rendah
k) Darah dan kehilangan cairan

Indikasi :

1
ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock hipovolemik dan
asidosis), demam berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan
shock hemoragik.

Efek Samping :
a) Sakit perut atau pembengkakan
b) Hitam tinja
c) Sensasi kesemutan
d) Sensasi terbakar
e) Mual
f) Mati rasa atau kesemutan di kulit
g) Muntah
h) Kaki atau kaki lemah atau berat
i) Detak jantung tak teratur
j) Toksisitas jantung pada infus cepat

2. KA – EN 1B

Komposisi :
a) Sodium klorida 2,25 g
b) Anhidrosa dekstros 37,5 g
c) Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5),dan glukosa
(37,5 g/L

Tujuan :
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang
dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan pasien yang sedang

2
demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur maupun
bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.

Indikasi :
KA-EN 1B IV INFUS 500 ML digunakan untuk membantu menggantikan
cairan edan elektrolit di dalam tubuh.

Efek samping :
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan KA-EN 1B IV
INFUS 500 ML sesperti pembengkakan pada paru-paru, otak.

3. KA – EN 3A

Komposisi :
a) Sodium klorida 2,34 g
b) Potassium klorida 0,75 g
c) Sodium laktat 2,24 g
d) Anhydrous dekstros 27 g
e) Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa
27g/L,kcal/L:108

Tujuan :
a) Hipokalsemia
b) Cairan dan nutrisi pengganti

3
c) Kadar natrium yang rendah
d) Kadar kalium rendah
e) Kadar magnesium yang rendah
f) Tingkat kalsium yang rendah
g) Darah dan kehilangan cairan
h) Aritmia
i) Hipertensi

Indikasi :
a) Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas
b) Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
c) Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A

Efek samping :
a) Sensasi kesemutan
b) Sensasi terbakar
c) Peningkatan glukosa darah
d) Kebocoran dari situs injeksi
e) Bekuan darah
f) Peradangan di tempat suntikan
g) Mual
h) Muntah
i) Diare
j) Berkedut otot

4. KA- EN 3B

4
Komposisi :
a) Sodium klorida 1,75 g
b) Ptasium klorida 1,5 g
c) Sodium laktat 2,24
d) Anhydrous dekstros 27 g
e) Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl- (50),laktat-
(20),glukosa (27g/L),kcal/L (108)
Tujuan :
a) Hipokalsemia
b) Cairan dan nutrisi pengganti
c) Kadar natrium yang rendah
d) Kadar kalium rendah
e) Kadar magnesium yang rendah
f) Tingkat kalsium yang rendah
g) Darah dan kehilangan cairan
h) Aritmia
i) Hipertensi
Indikasi :
a) Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
b) Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas
c) Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
Efek samping :

5
a) Peningkatan glukosa darah
b) Kebocoran dari situs injeksi
c) Bekuan darah
d) Peradangan di tempat suntikan
e) Sakit perut atau pembengkakan
f) Mual
g) Hitam tinja
h) Mati rasa atau kesemutan di kulit
i) Muntah
j) Kaki atau kaki lemah atau berat

5. KA – EN MG3

Komposisi :
Dextrose Anhydrous, Potassium Chloride, Sodium Chloride and Sodium
Lactate.

Tujuan :
a) Kadar kalium rendah
b) Cairan dan nutrisi pengganti
c) Kekurangan kalium
d) Ketidakseimbangan elektrolit

6
e) Kadar natrium yang rendah
f) Kadar magnesium yang rendah
g) Tingkat kalsium yang rendah
h) Darah dan kehilangan cairan
i) Aritmia
j) Hipertens

Indikasi :
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
3. Mensuplai kalium 20 mEq/L
4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
Efek samping :
a) Peningkatan glukosa darah
b) Kebocoran dari situs injeksi
c) Bekuan darah
d) Peradangan di tempat suntikan
e) Sakit perut atau pembengkakan
f) Mual
g) Hitam tinja
h) Mati rasa atau kesemutan di kulit
i) Muntah
j) Kaki atau kaki lemah atau berat

6. KA – EN 4A

7
Komposisi :
a) Na 30 mEq/L
b) Cl 20 mEq/L
c) K 0 mEq/L
d) Laktat 10 mEq/L
e) Glukosa 40 gr/L
Tujuan :
larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak-
anak, menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu
pasien mendapatkan cairan kembali ketika mengalami dehidrasi hipertonik.
Indikasi :
Suplai cairan & elektrolit utk bayi & anak <3 thn atau BB <15 kg.

Efek samping :

Edema serebral, pulmonal & perifer; intoksikasi cairan tjd pd infus yg


berlebihan khususnya pd bayi baru lahir & neonatus; tromboflebitis.

7. KA- EN 4b

Komposisi :
1. Na 30 mEq/L
2. K 8 mEq/L
3. Cl 28 mEq/L
4. Laktat 10 mEq/L

8
5. Glukosa 37,5 gr/L

Tujuan :
Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun sebagai
cairan infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien
kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien ketika dehidrasi
hipertonik.
Indikasi :
Suplai cairan & elektrolit utk bayi & anak <3 thn atau BB <15 kg.
Efek samping :
Edema otak, paru, & perifer; intoksikasi cairan dpt terjadi pd
pemberian infus yg berlebihan khususnya pd bayi baru lahir & neonatus;
tromboflebitis.

8. Otsu-NS

Komposisi :
a) Na+=154
b) Cl- +154
Tujuan :
mengganti Na dan Cl ketika pasien diare,mengganti kehilangan natrium
pada pasien saat asidosis diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka
bakar. Selain itu, mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
Indikasi :
1. Untuk resusitasi
2. Kehilangan Na > Cl, misal diare

9
3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
Efek samping :
a) Mual
b) Muntah
c) Diare
d) Berkedut otot
e) Radang saluran pencernaan
f) Kemacetan
g) Iritasi mata

9. Otsu RL

Komposisi :
a) Na+ =130
b) K+ = 4
c) Cl- =108.7
d) Laktat = 28
e) Ca++ = 2.7
Tujuan :
memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan asidosi metabolik dan
sebagai resuisitasi.

Indikasi :
a) Resusitasi
b) Suplai ion bikarbonat
c) Asidosis metabolik

10
Efek samping :
a) Muntah
b) Sembelit
c) Sakit kepala
d) Kehilangan selera makan
e) Mual
f) Sakit perut atau pembengkakan
g) Hitam tinja
h) Mati rasa atau kesemutan di kulit
i) Kaki atau kaki lemah atau berat
j) Detak jantung tak teratur

10. Martos 10

Komposisi : 400 kcal/L


Tujuan :
dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidrat pada pasien diabetik
secara parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada pasien kritis
penderita tumor, infeksi berat, pasien stres berat maupun pasien mengalami
defisiensi protein.
Indikasi :
1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor,
infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein
Efek samping :

11
Belum di temukan efek sampingnya.

11. Amiparen

Komposisi :
L-leucine 14g, L-isoleucine 8g, L-valine 8g,lysine acetate 14,8g (L-lysine
equivalent 10,5g), L-threonine 5,7g,L-tryptophan 2g,L-methionine 3,9g,L-
phenylalanine 7g,L-cysteine 1g,L-tyrosine 0,5g, L-arginine 10,5g,L-
histidine 5g,L-alanine 8g, L-proline 5g,L-serine 3g,aminoacetic acid
5,9g,L-aspartic acid 30 w/w%,total nitrogen 15,7g,sodium kurang lebih 2
mEq,acetate kira-kira 1220 mEq dan kandungan Sodium bisulfit
ditambahkan sebagai stabilisator.
Tujuan :
pasien yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka bakar,
kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.

Indikasi :
1. Stres metabolik berat
2. Luka bakar
3. Infeksi berat
4. Kwasiokor
5. Pasca operasi
6. Total Parenteral Nutrition
7. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
Efek samping :
a) Detak jantung cepat.
b) Demam.
c) Gatal-gatal atau ruam.

12
d) Suara serak.
e) Iritasi.
f) Nyeri sendi, kaku, atau bengkak.
g) Kulit kemerahan.
h) Nafas pendek atau sesak nafas.

12. Aminovel 600

Komposisi :
a) amino acid (L-form) 50g
b) D-sorbitol 100g
c) ascorbic acid 400mg
d) inositol 500mg
e) nicotinamide 60mg
f) pyridoxine HCl 40mg,
g) riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
h) Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
i) Sodium 35 mEq
j) potassium 25 mEq
k) magnesium 5 mEq
l) acetate 35 mEq
m) maleate 22 mEq
n) chloride 38 mEq
Tujuan :
meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami luka
bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik
sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada pasien GI sebagai penambah
nutrisi.
Indikasi :

13
a) Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
b) Penderita GI yang dipuasakan
c) Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca
operasi)
d) Stres metabolik sedang
e) Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
Efek samping :
a) Sakit perut
b) Sensasi berputar
c) Pembilasan
d) Perasaan geli
e) Peradangan
f) Kembung
g) Mual
h) Muntah
i) Sakit perut
j) Diare

13. Pan Amin G

Komposisi :
Arginine, Glycine Soja/Glycine, Histidine Hydrochloride, Isoleucine, L-
Lysine Monoacetate, L-Tryptophan, L-
Valine, Leucine, Methionine, Phenylalanine, Sorbitol and Threonine.
Tujuan :
a) Sakit kronis
b) Penyembuhan luka

14
c) Gigi sensitif
d) Virus herpes simpleks
e) Stres oksidatif
f) Peradangan
g) Penyakit kulit
h) Radang sendi
i) Imunomodulator
j) Penyakit alergi
k) Bisul
l) Anemia
m) Anoreksia

Indikasi :
a) Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
b) Nitrisi dini pasca operasi
c) Tifoid
Efek samping :
a) Kembung
b) Mual
c) Muntah
d) Sakit perut
e) Diare
f) Tekanan darah rendah
g) Perburukan dari asma
h) Encok
i) Kelainan darah

14. RL

Komposisi :

15
mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30
mEq /L
Tujuan :
cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen alkalisator. Obat ini juga
diberikan untuk meringankan beberapa kondisi.
Indikasi :
cairan hidrasi dan elektrolit serta sebagai agen alkalisator. Obat ini juga
diberikan untuk meringankan beberapa kondisi, diantaranya adalah:
a) Tetani hipokalsemik.
b) Ketidakseimbangan elektrolit tubuh.
c) Diare.
d) Luka bakar.
e) Gagal ginjal akut.
f) Kadar natrium rendah.
g) Kekurangan kalium.
h) Kekurangan kalsium.
i) Kehilangan banyak darah dan cairan.
j) Hipertensi.
k) Aritmia (gangguan irama jantung).

Efek samping :
a) Nyeri dada.
b) Detak jantung tidak normal.
c) Turunnya tekanan darah.
d) Kesulitan bernapas.
e) Batuk.
f) Bersin-bersin.
g) Ruam kulit.
h) Gatal pada kulit.
i) Sakit kepala.

15. Normale saline

16
Komposisi :
Na: 154 mmol/l
Cl:154 mmol/l

tujuan :
Mengganti cairan saat diare. Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang
di intravaskuler. Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta
membuat peningkatan pada metabolit nitrogen berupa ureum dan
kreatinin pada penyakit ginjal akut.

Indikasi :
Cairan salin normal diindikasi sebagai sumber cairan dan elektrolit pada
baik untuk rumatan atau penggantian cairan yang hilang. Cairan salin
normal juga dapat digunakan sebagai media untuk memberikan obat
intravena. Cairan salin normal juga digunakan sebagai cairan irigasi
steril.

Efek samping :
a) Detak jantung cepat
b) Demam
c) Gatal-gatal atau ruam
d) Suara serak
e) Iritasi
f) Nyeri sendi, kaku, atau bengkak
g) Kulit kemerahan
h) Nafas pendek atau sesak nafas
i) Bengkak pada mata, muka, bibir, tangan, atau kaki
j) Dada sesak

17
k) Masalah pernafasan atau menelan

16. . Dektrosa

komposisi :

Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l

tujuan :
cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi intravena, dan diperlukan
untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai operasi.

Indikasi :
Dextrose merupakan gula yang dihasilkan dari jagung, yang juga digunakan
sebagai pemanis di dalam makanan olahan yang dipanggang atau sirop
jagung.

Efek samping :
a) Sakit kepala
b) Demam
c) Cemas
d) Berkeringat
e) Lemah
f) Kulit pucat
g) Sulit konsentrasi
h) Batuk kronis
i) Kejang

18
j) Halusinasi
k) Denyut jantung kian cepat atau tidak beraturan
l) Sesak napas atau napas berbunyi (mengi)
m) Hiperglikemia: kadar gula darah berada di atas normal
n) Hipokalemia: kadar kalium di dalam darah berada di bawah normal
o) Lokasi bekas suntikan terasa sakit, merah, bengkak
p) Reaksi alergi obat.
17. Albumin

Komposisi :
Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari plasma
manusia (misalnya 5 %).

Tujuan :
mengganti jumlah volume yang hilang atau protein ketika pasien mengalami
syok hipovolemia, hipoalbuminemia, saat operasi, trauma, gagal ginjal yang
akut dan luka bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat
memberi pengaruh diuresis yang berkelanjutan serta membantu dalam
penurunan berat badan.

Indikasi :
a) Untuk dosis intravena:
b) Untuk kondisi Asites
1. Dosis dewasa: diberikan 6-8 gram albumin 25% setiap 1.000 mL
cairan Asites yang dikeluarkan dari rongga perut (peritoneum)
melalui tindakan parasintesis (aspirasi asites menggunakan jarum).
c) Luka bakar-Hipovolemik 24 jam pertama:
1. Dosis dewasa: albumin 5% atau 25% IV untuk mencapai target
kadar Albumin plasma sekitar 2,5gr/100mL atau konsentrasi protein

19
plasma total 5,2g/100mL; Rekomendasi dosis awal 25 gram
Albumin (Albumin 5% sebanyak 500 mL)
2. Dosis anak usia 12-16 tahun: dosis harus ditentukan dengan
pengukuran tekanan onkotik plasma atau dengan pemeriksaan tanda
vital secara langsung. Pasien harus tercukupi kebutuhan cairannya
ketika mendapatkan Albumin (status hidrasi baik).
d) Operasi bypass Jantung:
1. Dosis dewasa: penambahan Albumin pada pompa kristaloid primer
untuk mencapai kadar hematokrit 20% dan konsentrasi Albumin
plasma 2,5g/100mL)
2. Dosis anak usia 12-16 tahun: menghitung dosis dengan
memperkirakan perbedaan antara kadar protein serum total yang
diinginkan dan kadar protein serum aktual serta mengalikan dengan
volume plasma (sekitar 40 mL/kg), kemudian dikalikan dengan 2.
e) Selulitis Ekstensif (luas) untuk pengobatan defisit volume
1. Dosis dewasa: tidak boleh diberikan melebihi kadar konsentrasi
Albumin sirkulasi normal (2 g/kgBB); hanya boleh diberikan tanpa
adanya tanda perdarahan aktif dan dengan memperkirakana respon
hemodinamik pasien.
f) Selulitis Ekstensif (luas) untuk pengobatan defisit onkotik
1. Dosis dewasa: dosis harus dihitung dengan melakukan estimasi
kadar protein total serum yang diinginkan dan kadar saat
pemeriksaan dan dikalikan dengan volume plasma (sekitar 40
ml/kgBB); kemudian dikalikan 2. Penyesuaian dibutuhkan dengan
melakukan pengecekan ulang kadar Albumin pasca pemberian
infus.
g) Syok Hipovolemik
1. Dosis dewasa: dosis awal diberikan 12,5 gr hingga 25 gr IV (250
hingga 500 mL sediaan 5%, 50 hingga 100 mL sediaan 25%), dapat
diulangi dalam 15 hingga 30 menit kemudian. Dosis pemeliharaan
sesuai dengan respon manifestasi klinis, tekanan darah, dan
penilaian anemia

20
2. Dosis neonatus, bayi dan anak < 12 tahun: 0,5 hingga 1 gram/kgBB.
Dosis selanjutnya bergantung pada respon klinis, tekanan darah dan
penilaian anemia
3. Dosis anak 12-16 tahun: 12,5 hingga 25 gram, dapat diulang dengan
interval 30 menit, dosis selanjutnya sangat bergantung pada kondisi
individual pasien.
h) Gagal liver (akut)
1. Dosis dewasa: 10 hingga 20 gram IV per hari; FDA
merekomendasikan untuk menghitung dosis berdasarkan kebutuhan
defisit onkotik yaitu: melakukan estimasi kadar protein total serum
yang diinginkan dan kadar saat pemeriksaan dan dikalikan dengan
volume plasma (sekitar 40 ml/kgBB), kemudian dikalikan 2.
i) Sindrom Hepatorenal
1. Dosis dewasa: 1 g/kgBB pada hari pertama (maksimal 100 gram),
kemudian 20 hingga 40 gram/hari. Pemberian Albumin dihentikan
ketikan konsentrasi Albumin serum lebih besar dari 45 g/L atau jika
ditemukan tanda edema paru.
j) Mediastinitis
1. Dosis dewasa untuk defisit volume: mempertimbangkan respons
hemodinamik pasien dengan memperhitungkan estimasi kadar
protein total serum yang diinginkan dan kadar saat pemeriksaan dan
dikalikan dengan volume plasma (sekitar 40 ml/kgBB), kemudian
dikalikan 2.
k) Nefropati Akut
1. Dosis dewasa: diberikan pada dosis awal 25 gram ( cairan infus 25%
sebanyak 100 mL) IV sehari sekali selama 7 hingga 10 hari dengan
diuretik loop.
l) Sindrom hiperstimulasi ovarium
1. Dosis dewasa dan anak: 50 hingga 100 gram IV selama 4 jam,
diulangi dalam 4 hingga 12 jam sesuai dengan kebutuhan atau
diberikan 10 hingga 15 gram dalam sekali pemberian.
m) Pankreatitis dan Peritonitis

21
1. Dosis dewasa untuk mengobati defisit volume: estimasi respon
hemodinamik pasien. Albumin diberikan secara hati-hati untuk
menghindari overload cairan. Jika tidak terdapat perdarahan aktif,
total dosis maksimal tidak boleh melebihi massa albumin tubuh (2
g/kgBB)
2. Dosis dewasa untuk mengobati defisit onkotik: menghitung dosis
dengan memperkirakan perbedaan antara kadar protein serum total
yang diinginkan dan kadar protein serum aktual serta mengalikan
dengan volume plasma (sekitar 40 mL/kg), kemudian dikalikan
dengan 2. Sesuaikan seperlunya dengan memeriksa kadar protein
serum pasca pemberian.
n) Plasmafaresis
1. Dosis dewasa: digunakan untuk menggantikan volume plasma yang
telah dikeluarkan dari tubuh melalui mekanisme plasmafaresis.
Dosis Albumin yang diberikan sama dengan volume plasma yang
dikeluarkan; penggunaan Albumin 5% lebih direkomendasikan.
o) Neonatal hiperbilirubinemia
1. Dosis neonatus: 1 g/kgBB dengan Albumin 25% selama 1 jam atau
ketika dilakukan tranfusi tukar.
Efek samping :
a) Kardiovaskular: gagal jantung (pencetus), edema, hipertensi, takikardia
b) Sistem saraf pusat: menggigil, nyeri kepala
c) Kulit: pruritus, ruam pada kulit, dan urtikaria
d) Endokrin dan Metabolik: hipervolemia
e) Saluran cerna: mual dan muntah
f) Hipersensitivitas: anafilaksis
g) Pernapasan: Bronkospasme, edema paru
h) Demam.

22
18. Hidroxyetyl Starches (HES)

Komposisi :
Starches (memiliki 2 tipe polimer glukosa:amilosa dan amilopektin).

Tujuan :membantu menurunkan permeabilitas pembuluh darah pada pasien


post trauma. Sehingga resiko kebocoran kapiler dapat terhindarkan dan
membantu menambah jumlah volume plasma walaupun pasien mengalami
kenaikan permeabilitas.

Indikasi :
perawatan Tetani hypocalcemic, Mencegah sengatan berikut kehilangan
darah yang disebabkan oleh operasi, Trauma atau masalah
lainnya, Kekurangan kalium, Ketidakseimbangan elektrolit, Kadar natrium
yang rendah, Kadar kalium rendah, Kadar magnesium yang rendah, Tingkat
kalsium yang rendah, Darah dan kehilangan cairan, Aritmia dan kondisi
lainnya.

Efek samping :
a) Sembelit
b) Sakit kepala
c) Kehilangan selera makan
d) Mual
e) Muntah
f) Gejala seperti influenza ringan
g) Bradikardia
h) Takikardia
i) Bronkospasme

23
j) Edema paru non-kardiogenik

19. TUTOFUSIN OPS

Komposisi :

Natrium = 100 mEq


Kalium = 18 mEq
Kalsium = 4 mEq
Sorbitol = 50 gram
Klorida = 90 mEq
Magnesium = 6 mEq

Tujuan :
memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit baik saat
sebelum, sedang dan sesudah operasi. Selain itu, dapat membantu pasien
mendapatkan kembali air dan cairan elektrolit saat mengalami dehidrasi
isotonik dan kehilangan cairan intarselular, juga memenuhi kebutuhan
pasien akan makanan yang mengandung karbohidrat secara parsial.

Indikasi :
perawatan Hipokalsemia, Jumlah rendah magnesium dalam
darah, Kekurangan kalium, Ketidakseimbangan elektrolit, Inkonsistensi
ph, Natrium yang rendah dalam darah, Kadar natrium yang rendah, Kadar
kalium rendah, Kadar magnesium yang rendah, Tingkat kalsium yang
rendah dan kondisi lainnya.

24
Efek samping :
a) Sensasi kesemutan
b) Sensasi terbakar
c) Depresi
d) Merasa lelah
e) Kram otot
f) Diare berat atau yang sedang berlangsung
g) Sakit perut atau pembengkakan
h) Mual
i) Hitam tinja
j) Mati rasa atau kesemutan di kulit

20. Aminofluid

komposisi :
Alanine, Aminoacetic Acid, Arginine, Aspartic Acid, Calcium
Gluconate, Cysteine, Glucose, Glutamic Acid, Histidine, Isoleucine, L-
Lysine Monoacetate, Leucine, Magnesium
Sulfate, Methionine and Phenylalanine.

Tujuan :
perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit, kondisi dan gejala
berikut ini:
a) Sintesis hemoglobin
b) Penguatan sistem kekebalan tubuh
c) Asma

25
d) Hiperkalemia
e) Gula darah rendah
f) Dehidrasi
g) Skizofrenia
h) Penyembuhan luka
i) Tissue perbaikan
j) Gigi sensitif
k) Virus herpes simpleks
l) Depresi
m) Detoksifikasi hati
n) Kelelahan
o) Tetani hypocalcemic
p) Hipokalsemia berhubungan dengan hipoparatiroidisme
q) Hipokalsemia karena pertumbuhan yang cepat atau kehamilan
r) Kram otot
s) Ajun dalam pengobatan rakhitis
t) Osteomalacia
u) Magnesium sulfat overdosis
v) Pencegahan kerusakan hati alkoholik
w) Hangover pencegahan
x) Blok bangunan untuk protein
y) Glukosa darah yang rendah
z) Mencegah kerusakan saraf
a. Parenteral dan nutrisi enteral
b. Sintesis hemoglobin
c. Perbaikan jaringan
d. Penguatan sistem kekebalan tubuh
e. Anoreksia
f. Fungsi otak miskin terkait dengan penyakit hati
g. Kegilaan
h. Kerusakan otot
i. Gangguan gerakan

26
j. Membangun kembali otot
k. Ketahanan fisik dan kekuatan
l. Eklampsia
m. Kejang
n. Hypomagnesemia akut
o. Tetani uterus
p. Kekurangan asam amino
q. Ruam popok
r. Sifat tdk bertarak
s. Parasetamol lebih dosis
t. Keracunan parasetamol
u. Alkoholisme
v. Alergi
w. Asma
x. Keracunan tembaga
y. Vitiligo
z. Penyakit parkinson
a) Adhd
b) Gejala penarikan alkohol
c) Sakit kronis
d) Rasa sakit dan bengkak sendi

Indikasi :
untuk perawatan Sintesis hemoglobin, Penguatan sistem kekebalan
tubuh, Asma, Hiperkalemia, Gula darah rendah, Dehidrasi, Skizofrenia,
Penyembuhan luka, Tissue perbaikan, Gigi sensitif dan kondisi lainnya.
Efek samping :
a) Pembilasan
b) Perasaan geli
c) Tekanan darah abnormal rendah
d) Angina
e) Detak jantung cepat

27
f) Cocok
g) Ketidakseimbangan dalam garam tubuh
h) Kongesti paru-paru
i) Kebutaan sementara
j) Tampungan air

28

Anda mungkin juga menyukai