Pelepasan meditor ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas yang
menyebabkan 3 reaksi utama yaitu:
a. Kontruksi otot – otot olos baik saluran nafas yang besar mauun saluran nafas ang kecil yang
menimbulkan bronkuspasme
b. Peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema mukosa yang menambah
sempit saluran nafas lebih lanjut
Persisten ringan ialah derajat asma Persisten berat ialah derajat asma yang
yang tergolong ringan. Pada tingkatan paling tinggi tingkat keparahannya.
derajat asma ini, gejala pada sehari- Pada tingkatan derajat asma ini, gejala
hari berlangsung lebih dari 1 kali yang muncul biasanya hampir setiap
seminggu, tetapi kurang dari atau hari, terus menerus, dan sering
sama dengan 1 kali sehari. kambuh.
Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
b) Keluhan utama
Batuk, nafas pendek
c) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan sesak nafas, keringat dingin
PEMERIKSAAN FISIK
Dada
Inspeksi
Perkusi
1. Dada posterior dengan posisi duduk
*Normal *abnormal
2. Membandingkan dada kanan dan kiri
1. Reasonon 1. hiperresonan
dari atas ke bawah
2. Dullness 2. flatness
3. Kulit Thorax : Hangat, pucat, dan kondisi
3. Tympany
lesi, masa dan gangguan tulang belakang
kifosis,lordosis,scoliosis
Auskultasi
4. Catat jumlah jumlah irama, kedalaman,
1. Vaskuler
dan kesimetrisan pergerakan dada
2. Broncho vesikuler
5. Tipe pernafasan
3. Hyper ventilasi
6. Kelainan bentuk dada
4. Ronchi
5. Whizzing
Palpasi
6. Lokasi dan perubahan suara napas serta
1. Temperature kulit 5. Masa
kapan saat terjadinya
2. Premitus : pibrasi dada 6. Edema
3. Pengembangan dada
4. Krepitasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat
ANALISA DATA
adanya : DS : pasien mengaluh sesak nafas,nyeri
Kristal-kristal charcot leyden, Spiral curshman, dada,batuk,gelisah
Creole, Netrofil dan eosinophil, DO : Klien nampak Sesak nafas (+)
· Klien Memegang dadanya, Penggunaan otot
2. Pemeriksaan darah Bantu pernapasan
· Analisa gas darah pada umumnya · Klien batuk – batuk
· Ekspresi wajah gelisah
normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia atau asidosis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
· Kadang pada darah terdapat
Gangguan pertukaran gas berhubungan
peningkatan dari SGOT dan LDH
dengan kurangnya suplai O2 bronchospasme,
obstruksi jalan nafas oleh secret destruksi
3. Pemeriksaan penunjang
alveoli
1. Pemeriksaan radiolgi
2. Pemeriksaan test kulit
3. Elektrokardiografi
4. Scanning paru
5. Spirometri
FORMAT PERENCANAAN TINDAKAN
EVALUASI
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan kurangnya suplai O2 a. Jalan nafas kembali efektif
bronchospasme, obstruksi jalan nafas oleh b. Pola nafas kembali efektif
secret destruksi alveoli c. Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
d. Klien dapat melakukan aktivitas sehari –
Tujuan :
Pertukaran gas adekuat setelah diberikan hari secara mandiri
perwatan selama 3 hari. e. Pengetahuan klien tentang proses
penyakit menjadi bertambah
KH :
1. Bernafas dengan mudah
2. Tidak ada sianosis, saturasi O2 dalam
batas normal
1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan
dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan
termasuk penggunaan otot bantu
pernafasan/ pelebaran nasal
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat
adanya bunyi nafas seperti mengi, ronchi
6. Kolaborasi
Berikan tambahan O2
Berikan terapi nebulizer