Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA Tn.

K DENGAN GANGGUAN SISTEM


RESPIRASI : BRONKOPNEUMONIA DI UNIT ICU RS UMMI KOTA BOGOR

Nama : Nurul Namira Zahara


NIM : 18210100012

PROGAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA MAJU
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA Tn. K DENGAN GANGGUAN SISTEM


RESPIRASI : BRONKOPNEUMONIA DI UNIT ICU RS UMMI KOTA BOGOR

Telah Disyahkan
Pada tanggal:

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(………………………..) (………………………………)

PROGAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA MAJU
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA Tn. K DENGAN GANGGUAN SISTEM
RESPIRASI : BRONKOPNEUMONIA DI UNIT ICU RS UMMI KOTA BOGOR

Nama Pengkaji : Nurul Namira Zahara


Nim : 18210100012
Ruangan : ICU
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 10-01-2022
Hari : Senin
Jam : 09:00 WIB
I. Identitas pasien
Nama : Tn. K
Usia : 61 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Kp. Babakan
Diagnose Medis : Bronkopneumonia
II. Pengkajian Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien tidak dapat dikaji
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang dari IGD pada tgl 07-01-22 pukul 22:29 WIB dengan keluhan sesak sudah 3
hari, batuk berdahak lebih dari sebulan dan mual dengan keasadaran composmentis,
pada hasil TTV ditemukan TD 130/80 mmHg, N 110x/mnt, RR 26x/mnt, S 36,8’C, SpO2
75%, SpO2 menjadi 92% setelah diberi nasal kanul 3lpm. Di IGD klien mendapatkan
terapi RL : NaCl 14 tpm, levofloxacin 500/24 jam, ranitidine /24 jam, ondansentro 8/24
jam, N-ace 2x1, asam folat 2x1. Pada pukul 23:00 WIB klien naik ke ranap lt. 6 dan
mengalami pemburukan kondisi dan penurunan kesadaran sehingga dirujuk ke ICU pada
tgl 08-01-22 pukul 21:15 WIB, di ICU GCS klien koma (E1, M1, V1), akral dingin, nadi
lembut, CRT <2 dengan hasil TTV TD 70/palpasi, N 99x/mnt, RR 21x/mnt, SpO2 98%
dengan terpasang NRM 15 lpm dan nasal kanu 3 lpm. Pada tanggal 09-01-2022 klien
diberikan tindakan intubasi untuk pemasangan ventilator mode V.SIMV dengan O2 100%,
RR 14, VT 350, Peep 5, ps 12, flow 32 dan p.tring 3.0. pada saat pengkajian tgl 10-01-22
kondisi umum klien koma dengan reflek cahaya 2/2, CRT <2 dtk, pada ekstremitas bawah
akral dingin dan ekstremitas atas akral hangat, nadi teraba kuat dan cepat, tidak ada
sesak, pergerakan dada simetris, ada suara napas tambahan (ronchi) pada hasil TTV
ditemukan TD 156/90 mmHg, N 84x/mnt, S 36,7’C, RR 29, SpO2 99%. Klien terpasang
IVFD dobutamin 10 mcg/kgbb/mnt, vascon 1 mcg/ kgbb/mnt (5 amp + NaCl 100 cc) miloz
drip 5mg/jam (2 amp + NaCl 50cc), klien terintubasi dengan ETT no.7 kedalaman 21 cm
batas bibir, pada settingan venti V-SIMV FlO2 100%, RR 14, VT 350, PEEP 5, PS 12,
flow 32, T.tngh 3.0
3. Riwayat Penyakit Dahulu
SMRS klien mengeluh sesak sudah 3 hari dan batuk berdahak sudah 1 bulan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga disangkal
III. Pengkajian Kritis 6 B
1. Breath (Pernapasan)
a. Inspeksi
Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris, retraksi dada tidak ada, lubang
hidung bersih, terpasang ventilator dengan ETT berukuran 7, tidak ada pernapasan
cuping hidung, frekuensi napas 29x/mnt
b. Palpasi
Tidak ada benjolan, focal fermitus tidak teraba
c. Perkusi
Terdapat penumpukan cairan
d. Auskultasi
Suara napas tambahan ronchi, terpasang alat bantu napas ventilator V-SIMV
2. Blood (Sirkulasi)
a. Inspeksi
Tidak ada sianosis, tidak ada pembesaran vena juguralis, tidak ada pendarahan,
klien terpasang CVC pada arteri femoralis kanan tanggal 10-01-2022
b. Palpasi
CRT <2 dtk, frekuensi nadi 84x/mnt teraba kuat dan cepat, akral ekstremitas atas
hangat, akral ekstremitas bawah dingin, TD 156/90 mmHg
c. Perkusi
Tidak ada pembesaran jantung
d. Auskultasi
Irama jantung reguler, tidak ada suara tambahan
3. Brain (Persyarafan)
a. Inspeksi
1) N VI (abdusen) pupil bereaksi terhadap cahaya 2/2
2) N V (trigeminus) klien dapat menggigit dan menggerakkan rahang
3) N VII (fasialis) klien dapat menutup dan membuka mata
4) N XII (hipoglosus) klien dapat membuka mulut
5) GCS 3 coma (E1 V1 M1)
4. Bladder (Perkemihan)
a. Inspeksi
Klien terpasang DC pada tgl 08-01-22, urine 2.300cc/24 jam pada tgl 10-01-22
dengan warna kuning jernih
b. Palpasi
Tidak terdapat benjolan ataupun pembesaran pada bladder
5. Bowel (Pencernaan)
a. Inspeksi
Tidak ada joudince, warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada pembesaran vena,
ada mual dan kadang muntah, sumber nutrisi diit cair 6x200 cc entramix
b. Palpasi
Tidak ada benjolan, perut lembek, tidak ada kembung
c. Perkusi
Suara timpani
d. Auskultasi
Peristaltik usus terdengar
6. Bone (Muskuloskeletal)
a. Inspeksi
Postur tubuh normal, terdapat edema pada ekstremitas atas, kekuatan otot
1 1
1 1
0 : paralis sempurna
1 : tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat
2 : gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan tompangan
3 : gerakan yang normal melawan gravitasi
4 : gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal
5 : kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan penuh
b. Perkusi
Terdapat reflek
IV. Pengkajian Pola Fungsional
1. Oksigenasi
 Ssebelum sakit
Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengalami masalah pernapasan
seperti sesak
 Saat sakit
Klien terpasang ventilator V-SIMV dengan settingan FIO2 100%, RR 14, VT 350,
PEEP 5, PS 12, Flow 32, F.trig 3.0 RRS 29
2. Cairan dan Elektrolit
 Sebelum sakit
 Intake
Minum 6-8 gelas/ hari 1600cc, minum air mineral, dapat minum secara
mandiri, suka minum minuman manis kemasan
 Output
BAK 6-7x/hari, tidak ada diare, mampu ke kamar mandiri secara mandiri,
warna urine kuning
 Saat sakit
 Intake
Minum/makan : 1.200cc/24 jam
IVFD : Dobutamine 150.6cc/24 jam
Vascon 241.5cc/24 jam
Midazolane 179.4cc/24 jam
Obat. Inj : Levofloaxcin 750cc/24 jam
Ranitidine 20cc/24 jam
Ondansentro 64cc/24 jam
Omeprazole 20cc/24 jam
Dexamethasone 3cc/24 jam
Mecobalamine 2cc/24 jam
Phenytoin 150cc/24 jam +
2.780.5cc/24 jam
 Output
Terpasang DC dengan output urine 2.799.9/ 24 jam
IWL
IWL = ((10-15) x BB)
24 jam
= (10 x 50)
24
= 500 = 20.8
24
Balance Cairan
Cairan masuk- cairan keluar- IWL
2.780.5-2.799.9-20.8 = -40.2

3. Nutrisi
 Sebelum Sakit
BB : 50 Kg, makan habis 1 porsi secara mandiri
 Saat sakit
BB : 50 Kg, klien terpasang NGT dan mendapatkan Diit cairan 6x200cc entramix

4. Aman dan Nyaman


 Sebelum Sakit
Klien tidak merasakan nyeri dada
 Saat Sakit
Klien tidak bisa dikaji
5. Eliminasi
 Sebelum Sakit
Frekuensi BAB 1-2 hari sekali, BAK frekuensi 6-7x/hari, warna urine kuning
 Saat Sakit
Belum BAB semenjak masuk RS, Terpasang DC dengan output urine 2.799.9/ 24
jam
IWL
IWL = ((10-15) x BB)
24 jam
= (10 x 50)
24
= 500 = 20.8
24
Balance Cairan
Cairan masuk- cairan keluar- IWL
2.780.5-2.799.9-20.8 = -40.2

6. Aktivitas dan Istirahat


 Sebelum Sakit
Keluarga klien mengatakan klien memiliki aktivitas lain, klien tidur rata-rata 8-
7 jam/hari
 Saat Sakit
Selama masuk RS klien bedrest karena kesadaran koma
7. Psikososial
 Sebelum Sakit
Klien adalah orang yang ramah dan mudah beradaptasi dengan lingkungan
 Saat Sakit
Klien tidak dapat dikaji
8. Komunikasi
 Sebelum Sakit
Klien dapat berkomunikasi dengan orang-orang dan cepat dalam beradaptasi
dengan lingkungan
 Saat Sakit
Klien tidak bisa berbicara karena terpasang ventilator
9. Seksual
-
10. Nilai dan Keyakinan
 Sebelum Sakit
Klien beragama islam dan rajin dalam melaksanakan ibadah
 Saat Sakit
Klien tidak melaksanakan ibadah karena kesadaran koma
11. Belajar
 Sebelum Sakit
Klien tidak tau tentang penyakitnya
 Saat Sakit
Klien tidak dapat dikaji
V. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil SATUAN NORMAL
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 147 mg/dL 70-200
ELEKTROLIT DAN GAS DARAH
ANALISA GAS DARAH
PH 7.39 mm Hg 7.35 – 7.45
PCo2 H 61.0 mm Hg 35.0 – 45.0
PO2 L 70 mm Hg 85.0 – 95.0
HCO3 H 36.1 mmol/L 21.0 – 25.0
Total Co2 H 38.0 mmol/L 22.0 – 30.0
Base Execess H 10.7 mmol/L -2.5 – 2.5
HB - g/dL 12-16
Temp B 36.6 C <37
Saturasi O2 93.3 %
FUNGSI HATI
Albumin L 2.4 g/dL 3.5 – 5.2
KIMIA – FUNGSI GINJAL
Ureum H 85.3 mg/dL 0 - 48
2. Rongent
-
3. CT Scan
-
4. EKG
-
VI. Terapi
 IVFD
 Dobutamine 18 mcg/mnt
 Vascon 1 mcg/mnt
 Midazolane 5 mg/ jam
 INJ
 Levofloxacin 1x 750 mg
 Ranitidine 2x 1 amp
 Ondancentro 2x 8 amp
 Omeprazole 2x 1 amp
 Dexamethasone 3x 1 amp
 Mecobalamine 2x 500 mg
 Propofol 3cc
 Oral
 NAC 2x 1 tab
 Asam folat 2x 1 tab
B. ANALISA DATA
Hari/Tgl/
Data Fokus Etiologi Problem
Jam
DS : -
DO :
Klien tidak dapat batuk efektif karena keadaan umum
koma
Produksi sputum meningkat
Terdapat suara napas tambahan ronchi
Frekuensi napas 29x/mnt Sekresi Bersihan
Pola napas berubah yang jalan napas
Nilai PCO2 meningkat (61.0) tertahan tidak efektif
Nilai PO2 menurun (70)
pH arteri 7.39
FiO2 dapat memenuhi kebutuhan
Saturasi oksigen 99%
Senin Gerakan dada simetris
10-01-2022 Dosis sedasi midazolame 5mg/ jam
09:00 WIB DS : -
DO : Tirah Intoleransi
Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari- baring aktivitas
hari terhambat
DS : -
DO :
Tingkat kesadaran
Kemampuan menelan klien tidak adekuat Penurunan
Risiko
Kebersihan mulut klien baik tingkat
Aspirasi
Akumulasi sekret yang tertahan kesadaran
Terdapat suara napas tambahan ronchi
Terdapat batuk
Frekuensi napas 29x/mnt
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan (D.0001)
2. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring (D.0056)
3. Risiko aspirasi b.d penurunan tingkat kesadaran (D.0006)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hr/tgl/J
Dx. Kep Tujuan Dan Kriteria Hasil SLKI SIKI TTD
am
Setelah diberikan tindakan keperawatan Manajemen jalan napas buatan (I.01012)
selama 2x24 jam bersihan jalan napas klien  Observasi
dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Monitor selang ETT
Bersihan Jalan Napas (L.01001) 2. Monitor tekanan balon ETT
Indikator SK T  Terapeutik
Produksi sputum 2 5 1. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika diperlukan
Pertukaran Gas ( L.01003) 2. Lakukan perawatan mulut
Indikator SK T Manajemen ventilasi mekanik (I.01013)
Tingkat kesadaran 1 5  Observasi
Senin Bunyi napas tambahan 2 5 1. Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi
1
10-01- PCo2 2 5 2. Monitor gejala peningkatan pernapasan
(D.0001)
2022 PO2 2 5 3. Monitor kondisi yang meingkatkan konsumsi oksigen
Respon Ventilasi Mekanik (L.01005)  Terapeutik
Indikator SK T 1. Atur posisi kepala 45-60’ untuk mencegah aspirasi
Dosis sedasi 3 5 2. Lakukan perawatan mlut secara rutin
Sekresi jalan napas 2 5 3. Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Infeksi paru 2 5  Kolaborasi
1. Kolaborasi pemilihan mode ventilator
2. Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi
alveolus

Setelah diberikan tindakan keperawatan Dukungan Perawatan Diri (I.11348)


selama 2x24 jam intoleransi aktivitas klien  Observasi
dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Monitor tingkat kemandirian
Toleransi Aktivitas (L.05047) 2. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias dan
2
Indikator SK T makan
(D.0056)
Kemudahan dalam  Terapeutik
melakukakn aktivitas 1 5 1. Sediakan lingkungan yang terapeutik
sehari-hari 2. Siapkan keperluan pribadi
3. Dampingi dalam melakukan perawatan diri
Setelah diberikan tindakan keperawatan Pencegahan aspirasi (I.01018)
selama 2x24 jam risiko aspirasi klien dapat  Observasi
3
teratasi dengan kriteria hasil : 1. Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan menelan
(D.0006)
2. Monitor status pernapasan
3. Monitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum
Tingkat Aspirasi (L.05047)  Terapeutik
Indikator SK T 1. Posisi semi-fowler (30-45’) 30 menit sebelum memberi asupan oral
Tingkat kesadaran 1 5 2. Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi sekret meningkat
Kemampuan menelan 2 5 3. Berikan obat oral dalam bentuk cair
Kebersihan mulut 3 5
Akumulasi sekret 2 5
Ronchi 2 5
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx. Kep Hari /Tgl Jam Implementasi Respon TTD
1. Memonitor selang ETT 1. Selang ETT berada pada posisinya
2. Memonitor tekanan balon ETT 2. Tekanan pada balon ETT sesuai
3. Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika 3. Tidak terdapat suara napas tambahan dan
diperlukan batuk lagi setelah dilakukan suction
4. Melakukan perawatan mulut 4. Area mulut klien tampak bersih
5. Memonitor efek ventilator terhadap status oksigenasi 5. SPO2 klien 99%
1 6. Memonitor gejala peningkatan pernapasan 6. Tidak terdapat gejala peningkatan pernapasan
(D.0001) 7. Mengatur posisi kepala 45-60’ untuk mencegah aspirasi 7. Tidak adanya tanda-tanda aspirasi
8. Melakukan perawatan mulut secara rutin 8. SPO2 klien 99% dan RR 29
9. Mendokumentasikan respon terhadap ventilator 9. Mode ventilator V-SIMV FlO2 100%, RR 14,
10. Berkolaborasi pemilihan mode ventilator VT 350, PEEP 5, PS 12, flow 32, T.tngh 3.0
11. Berkolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus
Senin
09:30
10-01- 1. Memonitor tingkat kemandirian 1. Kesadaran klien koma
WIB
2022 2. Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, 2. Klien tidak bisa melakukan perawatan diri
2 berpakaian, berhias dan makan secara mandiri, klien makan lewat NGT
(D.0056) 3. Menyediakan lingkungan yang terapeutik 3. Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
4. Menyiapkan keperluan pribadi
5. Mendampingi dalam melakukan perawatan diri
1. Memonitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan 1. Tingkat kesadaran klien koma, klien belum
menelan mampu untuk menelan
2. Memonitor status pernapasan 2. Status pernapasan klien adalah 99% untuk
3. Memonitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum spO2 dan 29 untuk RR
3
4. Memposisi semi-fowler (30-45’) 30 menit sebelum memberi 3. Terdapat suara napas tambahan ronchi
(D.0006)
asupan oral 4. Produksi sekret dan suara napas menurun
5. Melakukan penghisapan jalan napas, jika produksi sekret setelah dilakukan penghisapan
meningkat 5. Asupan obat oral bentuk cair dapat masuk
6. Memberikan obat oral dalam bentuk cair lewat selah NGT
1. Memonitor selang ETT 1. Selang ETT berada pada posisinya
2. Memonitor tekanan balon ETT 2. Tekanan pada balon ETT sesuai
3. Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika 3. Tidak terdapat suara napas tambahan dan
diperlukan batuk lagi setelah dilakukan suction
4. Melakukan perawatan mulut 4. Area mulut klien tampak bersih
5. Memonitor efek ventilator terhadap status oksigenasi 5. SPO2 klien 99%
1 6. Memonitor gejala peningkatan pernapasan 6. Tidak terdapat gejala peningkatan pernapasan
(D.0001) 7. Mengatur posisi kepala 45-60’ untuk mencegah aspirasi 7. Tidak adanya tanda-tanda aspirasi
8. Melakukan perawatan mulut secara rutin 8. SPO2 klien 99% dan RR 20
9. Mendokumentasikan respon terhadap ventilator 9. Mode ventilator V-SIMV FlO2 100%, RR 20,
10. Berkolaborasi pemilihan mode ventilator VT 350, PEEP 5, PS 10, flow 32, T.tngh 3.0
11. Berkolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus
Selasa
09:30 1. Memonitor tingkat kemandirian 1. Kesadaran klien soforcoma (E4 M1 V1)
11-01-
WIB 2. Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, 2. Klien tidak bisa melakukan perawatan diri
2022
2 berpakaian, berhias dan makan secara mandiri, klien makan lewat NGT
(D.0056) 3. Menyediakan lingkungan yang terapeutik 3. Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
4. Menyiapkan keperluan pribadi
5. Mendampingi dalam melakukan perawatan diri
1. Memonitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan 1. Tingkat kesadaran klien soforcoma, klien
menelan sudah bisa batuk, muntah dan memiliki reflek
2. Memonitor status pernapasan menelan
3. Memonitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum 2. Status pernapasan klien adalah 99% untuk
3 4. Memposisi semi-fowler (30-45’) 30 menit sebelum memberi spO2 dan 20 untuk RR
(D.0006) asupan oral 3. Terdapat suara napas tambahan ronchi
5. Melakukan penghisapan jalan napas, jika produksi sekret 4. Produksi sekret dan suara napas menurun
meningkat setelah dilakukan penghisapan
6. Memberikan obat oral dalam bentuk cair 5. Asupan obat oral bentuk cair dapat masuk
lewat selah NGT
E. EVALUASI
Hari
Dx.K Jam EVALUASI (SOAP) TTD
Tanggal
S:-
O:
Bersihan Jalan Napas (L.01001)
Indikator SK SI T
Produksi sputum 2 3 5
Pertukaran Gas ( L.01003)
Indikator SK SI T
Tingkat kesadaran 1 1 5
1 Bunyi napas tambahan 2 3 5
(D.0001) PCo2 2 2 5
PO2 2 2 5
Respon Ventilasi Mekanik (L.01005)
Indikator SK SI T
Dosis sedasi 3 3 5
Sekresi jalan napas 2 3 5
Infeksi paru 2 2 5
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Senin/10- 14:00 S:-
01-2022 WIB O:
Toleransi Aktivitas (L.05047)
Indikator SK SI T
2
Kemudahan dalam
(D.0056) melakukakn aktivitas 1 1 5
sehari-hari
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S:-
O:
Tingkat Aspirasi (L.05047)
Indikator SK SI T
Tingkat kesadaran 1 1 5
3 Kemampuan menelan 2 2 5
(D.0006) Kebersihan mulut 3 3 5
Akumulasi sekret 2 2 5
Ronchi 2 2 5

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan
S:-
O:
Bersihan Jalan Napas (L.01001)
Indikator SK SI T
Produksi sputum 3 3 5
1 Selasa/11- 14:00 Pertukaran Gas ( L.01003)
(D.0001) 01-2022 WIB
Indikator SK SI T
Tingkat kesadaran 1 2 5
Bunyi napas tambahan 3 3 5
PCo2 2 2 5
PO2 2 2 5
Respon Ventilasi Mekanik (L.01005)
Indikator SK SI T
Dosis sedasi 3 4 5
Sekresi jalan napas 3 3 5
Infeksi paru 2 2 5
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S:-
O:
Toleransi Aktivitas (L.05047)
Indikator SK SI T
2
Kemudahan dalam
(D.0056) melakukakn aktivitas 1 1 5
sehari-hari
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S:-
O:
Tingkat Aspirasi (L.05047)
Indikator SK SI T
Tingkat kesadaran 1 2 5
3 Kemampuan menelan 2 3 5
(D.0006) Kebersihan mulut 3 3 5
Akumulasi sekret 2 2 5
Ronchi 2 2 5

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai