Anda di halaman 1dari 10

Anak laki-laki usia 4 tahun datang ke IGD dirujuk dari sebuah Klinik karena mengalam

i mimisan dan muncul bintik-bintik merah di kulit. Sebelumnya pasien dirawat di klini
k selama 2 hari karena sudah 2 hari demam tinggi terus terusan. Hasil lab saat dirawa
t di Klinik Hb 12g/dl, Ht 37%, Lekosit 2400/mm 3 , Trombosit 80.000/mm3 hitung jenis
E/B/N/L/M 0/0/20/60/20. Pemeriksaan fisik menemukan bekuan darah di hidung, pt
eki di dada dan punggung, hepatomegaly 3 jari BAC kanan, akral hangat, pulsasi nadi
masih kuat, tek darah 100/60 mmHg.
Diftel E/B/N/L/M : Neutrofil absolut adalah neutrophil batang+neutrophil segmen x limfosit,
baik matur atau immature. Neutrophil batang adalah neutrophil muda yang belum matang.
Neutrophil segmen yang sudah matang

E: 1-6 M:2-8 L: 20-40 B; 0-1 n; 50-70

Tugas :

1. Apakah diagnosis yang paling mungkin dari kasus diatas ? Dengue dengan Warning sign
2. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk membantu penegakan diagnosis? NS-1, I
solasi Virus, RT-PCR
3. Bagaimana tatalaksana kasus diatas jika diagnose tegak? Tatalaksana Grup B (sesuai Skills la
b)
1. Berikan Cairan Kristaloid 5-7 ml/ kbBB/Jam selama 1-2 jam
2. Menilai tanda-tanda vital pasien tiap jam CCTVR, tanda vital, dan volume urine (Cek kesa
daran, frekuensi jantung, frekuensi nafas, CTR, akral dingin atau tidak, urine output, teka
nan darah
3. Mengukur darah lengkap dan hematocrit tiap 6 jam
4. Menaikkan dan menurunkan kecepatan cairan sesuai klinis. Apabila hematokrit meningk
at dari nilai sebelumnya, naikkan menjadi 7 cc/kgbb/jam. Jika menurunkan turunkan me
njadi 3 cc/kgbb/jam
5. Cek darah lengkap tiap 6 jam jika belum ada perbaikan dan tiap 12 jam jika sudah perbai
kan
6. Menurunkan bertahap jadi 1,5 cc/kgbb/jam jika tanda vital baik, hemoglobin, dan hemat
okrit baik. Terapi cairan tidak boleh lebih dari >48 jam jika kondidisi tetap stabil
7. Berikan paracetamol inj/tablet10-15 mg/kgbb/ 3-4 jam
8. Diet makanan target kalori sesuai dengan RDAmenurut usia tinggi xBB ideal

Sesuai dengan pedoman (dengue)


1. Berikan cairan RL atau NACL 5-7 ml/kgbb jam selama 1-2 jam
2. Lakukan pemeriksaan terhadap tanda-tanda vital pasien , tingkat kesadaran, frekuen
si nafas, frekuensi jantung, capillary Reffill time, akral dingin atau hangat, urine outpt , tekan
an darah pasien. Atau CCTVR (Colour, CET, temperatur, volume pulse, rate)
3. Kemudian kurangi cairan menjadi 3-5 cc/kgbb/ jam selama 2-4 jam atau diturunkan
menjadi 2-3 cc/kbbb/jam berdasarkan respons klinis pasien
4. Periksa hematokrit dan darah lengkap , jika hematokrit meningkat sedikit atau tetap
sama maka kurangi cairan menjadi 2-3 cc/kgbb/jam selama 2-4 jan. Jika tanda vital membur
uk dan hematokrit meningkat dengan pesat maka naikkan cairan menjadi 5-10 cc/kgbb/jam
untuk 1-2 jam berikutnya. Lalu lakukan penilaian terhadap kondisi klinis dan hematokrit pasi
en
5. Cairan intravena umumnya diberikan 24-48 jam . Pantau kembali tanda vital setiap
1-4 jam, urine output setiap 4-6 jam, dan hematokrit ulang dan darah lengkap setiap 6-12 ja
m
6. Berikan paracetamol inj /tablet 10-15 mg/kgbb/ 4-6 jam
7. Diet makanan sesuai RDA menurut usia tinggi x Bb ideal

3 fase pada dengue ; Fase demam, kritis, pemulihan


Fase demam; muncul demam mendadak tinggi, terus menerus, bifasik (demam mendadadak tinggi,
dan hari ke5 bisa turun kemudian naik lagi), serta berlangsung 2-7 hari. Gejala muka kemerahan, nye
ri kepala, nyeri retroorbita,anoreksia, myalgia, atralgia, mual dan muntah
Fase kritis terjadi ketika demam turun dan terjadi plasma leakage/ perembesan plasma. Kenali tand
a-tanda warning sign
Fase pemulihan ; setelah melewati fase kritis 24-48 jam, terjadi reabsorpsi cairan ekstravaskular seca
ra bertahap akan berlangsung selama 48-72 jam berikutnya.

Klasifikasi dengue : dengue tanpa warning sign, dengue dengan warning sign, severe dengue

Probable dengue : orang yang berpergian ke tempat endemic dengue+demam+ 2 dari kriteria beriku
t
1. Mual dan muntah
2. Uji tourniquet (+) ukur tekanan darah kemudian tambahkan bagi 2. Hasilnya dipertahakan se
lama 5 menit. Lakukan interpretasi jika 10 ptekiae dianggap positif
3. Nyeri perut
4. Ruam
5. Leukopenia
6. Warning sign apapun
Warning sign
1. Mual dan muntah persisten >3x
2. Nyeri/nyeri tekan perut
3. Adanya pendarahan spontan pada mukosa (mimisan, ptekiae,pendarahan gusi,purpura, pen
darahan konjungtiva)
4. Hematokrit tinggi dan trombosoit yang rendah
5. Letargi, gelisah
6. Perbesaran pada hepar>3 cm (hepatomegaly)
7. Klinis akumulasi cairan : ukur lingkar perut, ronki pada kedua lapang paru, dan edema palpeb
ra
Severe dengue
1. Adanya kebocoran plasma yang menyebabkan syok+akumulasi cairan dan distress pernafasa
n
2. pendarahan hebat
3. kerusakan organ hebat (hati ast dan alt >=1000), penurunan kesadaran, jantung dan organ la
innya
uji laboratorium : Isolasi virus, deteksi NS1 antigen dengue, RT-PCR, antibody IgG dan IgM antidengu
e

Tatalaksana

Tidak ada warning sign ; tatalaksana Grup A rawat jalan

Ada warning sign, severe dengue, atau keadaan penyerta ; grup B rawat inap

Pasien dengan kebosoran plasma, pendarahan, kerusakan organ : grup c rawat inap

Tatalaksana grup A dapat diperbolehkan pulang jika Intake oral adekuat, output setidaknya 1 kali dal
am 4-6 jam, tidak ada warning sign, hematokrit dan status hemodinamik stabil, dan tidak ada kondidi
penyerta (follow up tiap hari, lakukan pemeriksaan darah lengkap berulang, identifikasi tanda awal w
arning sign)

Tatalaksana grub B :

dengue dengan kondisi penyerta tetapi tanpa warning sign


1. mulai dengan intake oral jika tidak memungkinkan maka berikan IV (Nacl 0,9% atau RL), jika
setelah beberapa jam oral bisa maka kurangi cairan IV secara bertahap untuk menghindari k
elebihan cairan
2. Monitor : Cek kesadaran, frekuensi nafas dan jantung, CTR, OUP, Suhu, TD, ), cek statud hidr
asi pasien (Oup, Muntah, intake, cairan intravena), cek kadar hematokrit dan DL

Dengue dengan warning sign

Tatalaksana grup c

Pasien sever dengue dengan menggunkan cairan koloid , pemeriksaan golongan darah dan cross mat
ched untuk semua pasien syok,

1. Syok terkompensasi
Oksigenasi , cairan IV dengan larutan isotonic 1-20 cc/kgbb/jam selama 1 jam, hija belum sta
bil berikan bolus kedua dengan cairan kristaloid 10-20 cc/jam dalam satu jam, jika HT turun
namun tanda vital tetap tidak stabil transfuse segera mungkin

2. Syok tidak terkompensasi (hipotensif)


Oksigenasi, cairan IV dengan kristaloid secara bolus 20 cc/ kg dalam 15 menit, apabila memb
aik turunkan menjadi 10 cc/kgbb/jam, transfuse jika psien tidak membaik

Kriteria memulangkan pasien


1. Tidak demam minimal 24 jam dengan antipiretik
2. Intake oral baik dan nafsu makan membaik
3. Urine output cukup
4. Minimal 48 jam setelah syok teratasi
5. Jumlah trombosit >50.000/mm3 dan cenderung meningkat
6. Tidak ada bradikasir
7. Tidak ada distress pernafasan, acites dari lingkar perut, tidak ada edema palpebral

Kondisi penyerta pasien

1. Bayi 0-1 tahun


2. DM
3. Penyakit jantung bawaan
4. Penyakit hemolitik
5. Gagal ginjal
6. Penyakit paru kronik
7. Kondisi sosial buruk (jauh dari fasilitas layanan kesehatan, hidup sendiri/kost, tanpa transpor
tasi yang memadai)

Pasien laki-laki usia 7 tahun BB 25 kg datang ke IGD dengan keluahan Mencret, Hal ini dialami sejak 3
hari ini dan memberat dalam 1 hari ini. Mencret frekuensi > 6 kali/hari, air>ampas. Muntah Dialami d
alam 2 hari ini, muntah setiap os makan. Menurut ibu os dalam 2 hari ini selera makan os berkurang,
Demam (+) dalam 1 hari ini, bersifat naik turun. BAK (+) 6 jam yang lalu

Pem fisik : Sens : E4V4M6 T: 38 C


Mata cekung (+)
HR : 136 kali per menit
RR : 30 kali per menit
Abdomen : Soepel, peristaltik meningkat
Turgor Kembali lambat
A.gerak : CRT=2 detik,akral hangat

Tugas :

a. Diagnosa kasus diatas yang paling mungkin : OS febris + Diare Akut ec dd infeksi virus de
hidrasi ringan-sedang
b. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis :
Pemeriksaan darah:
pemeriksaan darah lengkap, serum elektrolit, analisis gas darah, glukosa darah
Feses rutin : pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik
c. Tatalaksana komperhensif jika diagnosa tegak :
Tatalaksana Grup B
1. Berikan oralit /NACL/ RL 75mlxBb selama 3 - 4 jam. lalukan penilaian setelah 3-4 jam
kembali terhadap status dehidrasi, balance cairan, tanda-tanda vital, dan keluhan. A
pabila terjadi perbaikan maka cairan dilanjutkan dengan maintanance sesuai hollida
y segar 25 kg ( 1500+ 100 = 1600 cc). Pemberian cairan disesuaikan terhadap kebutu
han pasien, menilai apakah sudah bisa diberikan cairan dan makanan melalui oral se
hingga kebutuhan cairan tidak hanya dari Infus saja.
2. Berikan zink 1 tablet 20mg/hari 10 hari berturut-turut
3. Antibiotik selektif sesuai kultur dan pemeriksaan tinja
4. Berikan nasehat pada orangtua tentang PHBS
5. Berikan makanan dan minuman. Makanan diberikan setelah 3 jam pertama pemberi
an cairan

Derajat diare;

1. Diare tanpa dehidrasi


2. Diare dengan dehidrasi ringan-sedang KU; gelisah dan rewel Mata; cekung; turgor kembali la
mbat ; keinginan minum ; ingin minum terus dan ada rasa haus
3. Diare dengan dehidrasi berat KU; lesu/lunglai/tidak sadar Mata; cekung turgor kulit; kembali
sangat lambat; keinginan untuk minum; malas minum

Diare tanpa dehidrasi (Bila ada 2 atau lebih tanda)

1. Berikan cairan lebih banyak dari biasanya


- Oralit setiap kali mencret. Untuk anak >12 bulan berikan 100-200 ml setiap berak dan untu
k dibawah 12 bulan berikan 50-100
-teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
-berikan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (Kuah sayur, air tajin, air matan
g)
-anak diberikan oralit 6 bungkus bila telah diterapi dengan rencana b dan c atau tidak dapat
kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk

2. Berikan zink
3. Berikan makanan untuk mencegah gizi kurang (beri makanan sesuai umur, berikan makanan
yang mengandung kalium seperti pisang, air kelapa hijau, dan sari buah segar)
Beri makanan lebih sering dari porsi biasanya (setiap 3-4 jam)
4. Antibiotic sesuai dengan indikasi
5. Nasihat kepada ibu dan pengasuh (bawa anak apabila ada muntah berulang, sngat haus, mak
an dan minum sedikit, timbul demam, berak berdarah,tidak membaik dalam 3 hari)

Rencana terapi B

Berikan oralit atau cairan 75 ml/kgbb selama 3 jam pertama , untuk bayi <6 bulan berikan juga 100-2
00 ml air, berikan zink, untuk bayi>6 bulan tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali asi dan oral
it. Setlah 3-4 jam, nilai kembali kemudian pilih terapi a, b, atau c untuk lanjutkan terapi.

Rencana terapi c dehidrasi derajat berat

Beri RL atau nacl 0,9% (bila RL tidak tersedia) 100 ml/kgbb anak >/=1 tahun 30 menit; 30 cc/kgbb 2,5
jam; 70cc/kgbb. Untuk bayi<1 tahun beri 30 mm/kgbb; 1 jam berikan 70cc/kgbb 5 jam kedua. Nilai k
embali tiap 15-30 menit. Bila belum teraba, beri tetesan lebih cepat. Berikan oralit (5ml/kg/jam) bila
penderita bisa minumbiasanya setelah 3-4 jam(bayi) anak 1-2 jam, berikan zink selama 10 hari bertur
ut-turut. Setelah 6 jam dan 3 jam piih lagi pilihan terapi A,B,C.

Ayah membawa anaknya usia 1 tahun BB : 10 kg datang ke IGD dengan keluhan kejang, ke
jang dialami 30 menit sebelum kerumah sakit, frek 2 kali dalam 1 hari ini, kejang bersifat sel
uruh tubuh. Setelah kejang os sadar. Demam dialami pasien dalam 2 hari ini, demam bersif
at tinggi dan sulit turun dengan obat penurun panas. Riwayat kejang sebelumnya (+) saat u
sia 9 bulan didahului oleh demam. Batuk (+) dan flu dialami dalam 5 hari ini. BAB(+),BAK (+)

Pem.fisik : Sens : E4V5M6 T : 38.5 C


Dada : Simetris fusiformis,retraksi (-)
HR : 124 kali per menit,reg, desah (-/-)
RR : 40 kali per menit,reg, ronchi (-/-)

a. Apa diagnosis kerja yang paling tepat dari kasus diatas : Kejang demam kompleks ec d
d infeksi saluran nafas atas/ ISPA+kejang demam kompleks
b. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakan diagnosa diatas : pemeriks
aan darah lengkap untuk evaluasi infeksi( darah peifer, elektrolit, kadar gula darah), swa
b antigen untuk covid, dan lumbal fungsi apabila ada indikasi.
c. Tatalaksana komperhensif yang dilakukan pada kasus diatas :

1. ika belum terpasang akses IV line maka berikan Medikamentosa: diazepam rektal 5
mg (<12kg) max 2 kali jarak 5 menit jika pasien kejang

2. IVFD sesuai rumus holliday segar 1000 cc/hari dibagikan berdasarkan intake oral ya
ng pasien mampu dan dari cairan infus. Maka diberikan IVFD nacl 0,45% 10 cc/jam

3. Jika kejang lagi setelah pemberian diazepam rektal maka berikan diazepam IV 0,2-0,
5 mg/kg bb (2-5 mg)/ menit max 10 mg. jika kejang berlanjut 5-10 menit berikan fenitoi
n 20 mg/kg iv diencerkan dalam 50 cc nacl 0,9% selama 20 menit atau fenobarbital 20
mg/kg/iv dengan kecepatan 10-20 mg/menit. Kejang berlanjut 5-10 menit maka berikan
hal yang sama namun beda obat. Kejang berlanjut maka masuk dalam status epilepticu
s dengan menggunakan obat lain seperti midazolam, propofol, dan pentobarbital. Bila k
ejang berhenti maka pikirkan untuk memberikan rumatan dibagi dalam 2 dosis 5-10 mg/
kg atau fenobarbital 3-5 mg/kb/hari bagi 2 dosis.
4. Jika anak kejang : baringkan badan dan miringkan ke satu sisi, longgarkan pakaian,
buka barang-barang seperti anting maupun gelang dan kalung pada anak, jangan melet
akkan sesuatu ke dalam mulut pasien,

5. inj paracetamol 100 mg/8 jam kalau demam

6. Inj ceftriaxone 2 gram/12 jam.

Kejang demam

Bangkitan kejang yang terjadi pada anak usia 6-5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh diatas
38” yang diakibatkan oleh proses ekstrakranial.

Kejang demam sederhana : bersifat umam, kejang <15 menit, tidak berulang dalam waktu 24 jam. Ke
jang demam kompleks ; kejang bersifat fokal, durasi kejang >15 menit dan kejang berulang dalam wa
ktu <24 jam. Kejang >15 menit, atau kejang 2x dan diantara serangan anak tidak sadar 🡪 curiga statu
s epilepticus.

Pemeriksaan penunjang;

1. Laboratorium🡪 untuk evaluasi apakah ada infeksi atau tidak sx; darah perifer, elektrolit, dan
gula darah
2. Fungsi lumbal untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, hal ini tidak dilakukan rutin na
mun apabila ada indikasi.
3. EEG 🡪 jika kejang bersifar fokal
4. Ct scan🡪jika terdapat kelainan neurologgis fokal yang menetap, hemifareses atau kelemaha
n nervus kranialis

Indikasi LP ; jika ada tanda rangsang meningeal, pada bayi <12 bulan namun memiliki ku jelek, sudah
permah kejang dan diberikan terapi antibitoik

Tatalaksana : saat kejang dirumah maka diberikan diazepam rektal maksimal 2x dengan jarak 5 meni
t. Berat badan <12kg dengan 5 mg suppositoria dan >12kg dengan 10 mg suppositoria. Jika pasien da
ting kerumah sakit setelah kejang selesai, dan saat dtang masih kejang maka berikan diazepam IV 0,
2-0,5 mg/kb dengan kecepatan 2 mg/menit.

Pemerian obat saat demam dosis pacracetamol 10-15 mg/kgbb/4-6 jam

1ampul = 50 mg/ml = 2 mlx50 = 100 mg. butuh 10kgx20 mg=200 mg encerkan dalam 50 cc. 2 ampul
+50 cc= 200 mg/50 cc = 4mg/ml. 2mgkg/menit= 20 ; 4 =5 ml/menit

15x20 = 300 mg. 3 ampul. 300/50 cc= 6 mg/cc. kecepatan 2 mg/kgbb/menit. 30;6 = 5 ml/menit

Phenobarbital 200 mg/2 ml. contoh bb 15= 15x20=300 mg🡪1/1/2 ampul. Cara beri IV dan kecepatan
10-20 mg/menit. Ambil 300;20 = habis dalam 15 menit.
Seorang anak laki-laki usia 8 bulan dibawa ibunya ke poli anak dengan keluhan bercak-bercak-bercak
kemerahan pada wajah dan seluruh tubuh, hal ini dialami dalam 1 bulan ini semakin parah dalam 3 h
ari ini. Riwayat perdarahan spontan (-). Demam (-). Muntah (+) dialami pasien dalam 3 hari ini. BAB
(-) dalam 3 hari ini.

Riwayat tumbuh kembang : Normal

Riwayat Imunisasi : Lengkap

Riwayat pemberian makan : 0-6 bulan : ASI

6 bulan-saat ini : PASI +MPASI

a. Diagnosa yang paling mungkin dari kasus diatas : Alergi Susu Sapi derajat ringan-sedang
b. Pemeriksaan penunjang untuk membantu penegakan diagnosa : 1. Food recall 2. Uji alergi S
PT/Sp-IgE, elisa (blood test), atopic non IgE 3. Uji eliminasi dan provokasi 4. Open double-blin
d placebo-controlled
c. Tatalaksana secara komperhensif jika kasus diatas tegak :
1. Hindari pemberian susu formula ; ibu hindari makanan produk susu sapi, berikan susu yang y
ang tidak mengandung susu sapi contohnya susu formula tehidrolisa ekstensif, susu formula
asam amino jika ASS berat, ataupun soya.
2. Teruskan pemberian ASI
3. Makanan MPASI produk buatan sendiri agar terhindar dari produk susu sapi dan jika makan
makanan padat dari pabrik yang hipoalergik
4. Berikan emolien kepada dermatitis atopi bayi

ASS merupakan reaksi imunologi, penyakit atopi pertama pada byi. Disebabkan oleh protein dan wh
ey.
Manifestasi klinis : pada cardio-vaskular : syok anafilaksis, GIT; peningkatan motilitas usus, Kulit ; der
matitis atopi utrikaria dan angioedema; respiratory; rhinitis, batuk, hidung tersumbat, nafas dari mul
ut snoring, wheezing.

Gejala terseing: muntah, diare, kontipasi, ruam, bengkak bibir, eksim


Klasifikasi
ASS ringan/sedang : mual dan muntah , diare, konstipasi, DA, angioedema, urtikaria, kolik persisten>
3jam perhari.

ASS berat : gagal tumbuh, syok anafilaksis, DA berat, ADB,laringoedema

Gold standart: Oral food challenge dan double-blind placebo-uncontroable

Tatalaksana --

Pasien anak perempuan usia 12 tahun, BB : 26 kg datang ke IGD dengan keluhan muncul bin
tik-bintik merah di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu. Awalnya bintik- bintik merah muncul
pada wajah dan menyebar ke leher, dada dan seluruh tubuh. Bintik-bintik merah terkadang
disertai dengan rasa gatal. Ibu pasien mengatakan pada mulut anaknya timbul bercak-berca
k putih disertai mata merah dan berair. Sejak 7 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS), pa
sien mengalami demam. Demam terus menerus dan meningkat namun tidak disertai mengg
igil maupun kejang. Demam disertai batuk berdahak, dahak kental berwarna putih dan tidak
berbau. Pasien juga mengeluhkan pilek dengan sekret encer tanpa disertai sesak napas. Sec
ara bersamaan dengan timbulnya bintik- bintik merah, pasien juga mulai mengalami Buang
Air Besar (BAB) cair disertai ampas berwarna kuning kecoklatan tidak berlendir ataupun ber
darah dengan frekuensi 3-4x dalam sehari. Sebelumnya pasien telah meminum obat penuru
n panas namun demam timbul kembali.
Badan/Umur (TB/U) adalah 85% dan TB/BB adalah 71%. Pada status generalis didapatkan r
uam makulopapular generalisata di seluruh tubuh, mata lakrimasi dengan disertai injeksi konj
ungtiva dan mukosa mulut tampak hiperemis. Bercak koplik tidak ditemukan. Tidak didapatk
an pembesaran kelenjar getah bening

Pem. Fisik: Sens : CM T: 38.5 C

Mata : RC +/+, pupil isokor

Larimasi (+) injeksi konjugtivitis

Mulut : Mukosa mulut hiperemis

Leher : Pembengkakan pada leher (-)

Dada : Simetris fusiformis,retraksi (-)

HR : 98 kali per menit,reg,desah (-/-)

RR : 24 kali per menit, reg, ronchi (-/-), stridor (-/-)

Abdomen : Soepel, peristaltik N

A gerak : CRT< 3 detik, akral hangat


MASIH RAGU RAGU YA GES

1. Diagnosa yang mungkin dari kasus diatas ? Measless+ diare akut tanpa dehidrasi+ gizi kurang
2. Bagaimana tatalaksana komperhensif pada kasus diatas jika diagnosa tegak ?
Tatalaksana

Terapi ;

1. ruang isolasi rumah sakit, berikan IVFD RL/Nacl 0,9% 10 gtt/i. 26 kg rumatan : 26=1500+120
=1620 cc/hari = 67,5 cc/jam( ssuaikan dengan kebutuhan anak apabila masih bisa makan dan
minum )
2. Berikan vitamin A kapsul merah 200.000 IU/oral
3. Tatalaksana grup A tanpa dehidrasi🡪

Berikan cairan lebih banyak dari biasanya. Oralit setiap kali mencret. Untuk anak tersebut berika
n 100-200 ml setiap berak

-berikan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (Kuah sayur, air tajin, air mat
ang)

Berikan zink 20 mg/ 1tablet 10 hari beruturt-turut

Berikan makanan untuk mencegah gizi kurang (beri makanan sesuai RDA usia tinggix b ideal beri
kan makanan yang mengandung kalium seperti pisang, air kelapa hijau, dan sari buah segar)

Antibiotic sesuai dengan indikasi

Nasihat kepada ibu dan pengasuh tentang PHBS dan Penularan dari Measless sehingga ibu bisa
berhati-hati dan untuk anak berikutnya diberikan vaksin MMR/MR

4. Inj paracetamol 10-15 mg/kgbb/4-6 jam 260 mg/4-6 jam


5. Diet bergizi dan simbang sesuai dengan RDAx Bb ideal

Izin bertanya bagaimana tatalaksana measless + gizi buruk

Anda mungkin juga menyukai