Tatalaksana
a. Demam Dengue
Pasien demam dengue dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada fase
demam pasien dianjurkan tirah baring, selama masih demam, obat antipiretik
atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Untuk menurunkan suhu
<39 dianjurkan pemberian paracetamol. Dianjurkan pemberian cairan peroral,
jus buah, sirup, susu, selain air putih paling sedikit diberikan selama dua hari.
Monitor suhu , jumlah trombosit serta kadar hematokrit hingga normal. Awasi
tanda kegawatan berupa nyeri perut hebat, buang besar hitam atau terdapat
perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi disertai
berkeringat dan kulit dingin.12
1
Tatalaksana dengue terbagi atas 3 fase.6
Fase demam
Pada fase ini yang diperlukan hanya pengobatan suportif dan simtomatik.
Paracetamol merupakan antipiretik pilihan pertama dengan dosis 10
mg/kgBB/dosis selang 4 jam apabila suhu > 38,0C. Pengobatan suportif lain
yang dapat diberikan adalah oralit, larutan gula garam, jus buah, susu dll.
Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah hebat, koreksi
dehidrasi sesuai kebutuhan. 6
Fase Kritis
Periode kritis adalah waktu transisi, yaitu saat suhu turun pada umumnya
hari ke 3-5 fase demam. Pasien harus diawasi ketat terhadap kejadian syok
yang mungkin terjadi. Pemeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan
pemeriksaan laboratorium yang terbaik untuk pengawasan hasil pemberian
cairan yaitu menggambarkan derajat kebocoran plasma dan pedoman
kebutuhan cairan intravena. Hemokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum
dijumpai perubahan tekanan darah dan tekanan nadi. Tetesan berikutnya harus
selalu disesuaikan
tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil, diuresis cukup, dan kadar hematokrit
cenderung turun minimal dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut, maka
2
tetesan dikurangi secara bertahap menjadi 5ml/kgBB/jam, kemudian 3 ml/
kgBB/jam dan akhirnya cairan dihentikan setelah 24-48 jam.
Jenis Cairan Kristaloid: ringer laktat (RL), ringer asetat (RA), ringer
maleate, garam faali (GF), Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL),
Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA), Dekstrosa 5% dalam 1/2
larutan garam faali (D5/1/2LGF). 6
Fase Penyembuhan
Pada fase penyembuhan, ruam konvalesen akan muncul pada daerah
esktremitas. Perembesan plasma berhenti ketika memasuki fase penyembuhan,
saat terjadi reabsorbsi cairan ekstravaskular kembali ke dalam intravaskuler.
Apabila pada saat itu cairan tidak dikurangi, akan menyebabkan edema
palpebra, edema paru dan distrespernafasan. 6
Pada kasus dengue berat yang ditemukan adanya perdarahan bermakna,
kebocaran plasma, penurunan kesadaran, perdarahan organ cerna dan
gangguan organ berat, tatalaksana dini adalah pemberian cairan untuk
menggantikan plasma dengan kristaloid 10-20cc/kgBB atau tetesan lepas
selama 10-15 menit sampai tekanan darah dan nadi dapat diukur, kemudian
diturunkan sampai 10cc. Setelah resusitasi awal, pantau pasien 1-4 jam, ulangi
2.8 Pencegahan
Kontrol demam dengue atau DHF secara primer yaitu dengan kontrol dari
gigitan nyamuk Ae.aegypti, karena tidak ada vaksin yang memungkinkan untuk
mencegah infeksi dengue dan tidak ada obat spesifik untuk pengobatannya. Usaha
dini yang bisa dilakukan yaitu menyebar insektisida untuk mengkontrol nyamuk
dewasa. Akan tetapi penyebaran insektisida sering berimbas sehingga banyak
penolakan dari komunitas. Sehingga kini digunakan metode modifikasi ramah
lingkungan meliputi transformasi tanah, air dan vegetasi bertujuan menurunkan
habitat dari vektor tanpa menyebabkan efek samping lingkungan.3
2.10 Prognosis
Prognosis tergantung pada pengenalan, pengobatan tepat segera dan
pemantauan ketat syok. Tanda prognosis baik adalah membaiknya takikardi,
takipneu, dan kesadaran, munculnya diuresis dan kembalinya nafsu makan.18
Demam berdarah dengue mempunyai kemungkinan 5% menyebabkan
kematian, tetapi bila berkembang menjadi sindrom syok dengue akan
meningkatkan kematian hingga 40%. Prognosis buruk pada koagulasi
intravaskular diseminata dan sindrom syok dengue dengan renjatan berulang atau
berkepanjangan.19