Anda di halaman 1dari 39

DENGUE SYOK SINDROM (DSS)

dr. Sri Yanti Harahap, M.ked(Ped), Sp.A


PENDAHULUAN
• Demam berdarah dengue (DHF)
adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes Spp .
• ETIOLOGI
● Genus Flavivirida
● mempunyai 4 jenis serotype, yaitu: DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan
DEN 4.
EPIDEMIOLOGI
● WHO melaporkan terjadi lonjakan virus dengue baik didaerah tropis
maupun subtropis.
● Indonesia negara yang tinggi melaporkan kasus infeksi dengue setiap
tahun.
● Penelitian sebelumnya menunjukkan data bahwa angka kejadian
DBD dalam periode tahun 2010-2019 masih tinggi di Indonesia,
dengan puncak kenaikan di tahun 2016 sebanyak 204.171 kasus
PATOFISIOLOGI
Perjalanan
klinis infeksi
dengue
• Masa inkubasi 4 – 10 hari
• 3 fase
• fase demam
• fase kritis
• fase pemulihan
• Bukan penyakit jumlah
trombosit
Warning
signs

Fase Fase
Fase kritis
demam pemulihan

• Warning signs  compensated shock  decompensated shock


could take hours

• Decompensated shock cardiorespiratory arrest could happen in


minutes
Fase klinis infeksi dengue
1. Fase Demam
 Demam yang timbul mendadak tinggi (dapat mencapai 40o C), terus-menerus, kadang bifasik, serta
berlangsung selama 2–7 hari.

 Gejala lain yang sering ditemukan seperti

 muka kemerahan (facial flushing),


 nyeri kepala,
 nyeri retroorbita,
 anoreksia, mialgia, dan artralgia.
 nyeri ulu hati, mual, muntah, nyeri di daerah subkostal kanan atau nyeri abdomen difus,
 nyeri tenggorokan.
Fase klinis infeksi
dengue
2. Fase Kritis
 Terjadi pada saat demam turun (time of fever defervescence) yaitu ketika suhu
tubuh turun menjadi 37,5 – 38o C atau kurang dan tetap berada di bawah suhu
tersebut.
merupakan saat berlangsungnya perembesan plasma terjadi → pasien dapat
mengalami syok hipovolemik
 Kewaspadaan dalam mengantisipasi kemungkinan syok adalah dengan mengenal
warning signs yang mendahului fase syok.
Fase klinis infeksi
dengue
3. Fase Pemulihan
 Jika pasien berhasil melewati fase kritis selama 24–48 jam, reabsorbsi
cairan ekstravaskular secara bertahap akan berlangsung selama 48– 72 jam
berikutnya.
 Keadaan umum akan membaik, nafsu makan membaik, gejala
gastrointestinal menghilang, status hemodinamik stabil, dan diikuti dengan
perbaikan diuresis.
klasifikasi

Kriteria klasifikasi dengue berdasarkan derajat keparahan


1. Dengue tanpa warning signs.
2. Dengue dengan warning signs.
3. Severe dengue.
Klasifikasi baru
Dibanding klasifikasi sebelumnya
1. lebih mudah diaplikasikan
2. Diagnosisnya bersifat present
3. Mudah diterapkan pada triase
4. Lebih mudah dalam mendeteksi severe dengue  menekan angka kematian
Warning sign

• mendahului fase syok


• merupakan tanda perburukan
• umumnya terjadi menjelang akhir fase demam, yaitu H 3 – H 7
• Ketepatan dan kecepatan tatalaksana serta pemantauan pasien sejak fase
demam, mampu mengurangi risiko kematian pasien severe dengue
hingga <0,5%.
diagnosis

Uji laboratorium untuk konfirmasi diagnosis


• Isolasi virus
• Deteksi genomik
• Deteksi antigen (NS1 antigen dengue)
• Deteksi antibody (IgM dan IgG antidengue)
diagnosis
tatalaksana
Pendekatan bertahap tata laksana dengue
Kriteria
rawat
inap
Kriteria rawat inap
TATALAKSANA GRUP A

29
TATALAKSANA GRUP B

Dengue dengan kondisi penyerta, tetapi tanpa warning signs

30
TATALAKSANA GRUP B

Dengue dengan warning signs


• Cek DL/Ht
• larutan kristaloid isotonic (ringer laktat, ringer asetat, atau NaCl 0,9%) 5–7
ml/kg/jam selama 1–2 jam
• Dilanjutkan dengan 3–5 ml/kg/jam untuk 2–4 jam
• Cek DL/Ht ulang
• Selanjutnya naikkan atau pertahankan atau turunkan sesuai dengan klinis dan nilai
Ht
• Pemantauan
• Tanda vital
• CCTV-R
• Volume urin

31
TATALAKSANA GRUP C

• Pasien severe dengue memerlukan rawat inap di rumah sakit yang memiliki
fasilitas perawatan intensif dan unit transfusi darah

• cairan koloid (gelatin based, starch, albumin, dextran) tidak terbukti lebih
baik
daripada cairan kristaloid (ringer laktat, ringer asetat, atau NaCl 0,9%)

• Untuk pasien dengan berat badan lebih atau obesitas, digunakan berat badan ideal
untuk menghitung jumlah tetesan cairan yang diberikan

• Pemeriksaan golongan darah dan cross matched test harus dilakukan untuk semua
pasien yang mengalami syok

33
TATALAKSANA GRUP C

Syok terkompensasi
• Oksigenasi
• resusitasi cairan iv dengan larutan kristaloid isotonik tetesan 10–20 ml/kg/jam
selama satu jam
• Apabila keadaan klinis pasien membaik, cairan intravena harus dikurangi secara
bertahap
• Apabila tanda vital masih belum stabil, berikan bolus kedua dengan cairan
kristaloid 10–20 ml/kg/jam dalam satu jam
• Jika Ht turun namun tanda vital tetap tidak stabil, transfusi darah sesegera
mungkin

34
Tatalaksana DDS Terkompensasi

Portfolio Presentation
You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. I hope
and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation.
TATALAKSANA GRUP C

Syok hipotensif (dekompensasi)


• Oksigenasi
• resusitasi cairan iv dengan cairan kristaloid atau koloid dengan tetesan awal 20
ml/kg sebagai bolus dalam 15 menit
• Apabila kondisi pasien membaik, lanjutkan kristaloid/koloid dengan tetesan
10ml/kg/jam dalam satu jam
• lanjutkan dengan larutan kristaloid yang dikurangi bertahap
• Jika Ht turun namun tanda vital tetap tidak stabil, transfusi darah sesegera
mungkin
• Jumlah dan kecepatan tetesan infus diatur sesuai respons klinis

35
Tatalaksana DDS Dekompensasi

Portfolio Presentation
You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. I hope
and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation.
CONTOH DATA ANTROPEMETRI PASIEN
Berat Badan : 18,9 kg
Tinggi Badan : 110 cm
LK :-
Usia : 6 Tahun

BB/U =18,9/20 x 100% = 94 %


(BB baik)

TB/U =110/115 x 100% = 95 %


(TB normal)

BB/TB = 18,9/20 x 100% = 94 %


(Normal)
RECOMMENDED DIETARY ALLOWANCE
Holiday Segar
PENCEGAHAN
PROGNOSIS

Prognosis jika tampa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena hal ini
tergantung dari derajat berat nya penyakit.
Kriteria Memulangkan
Pasien
• Nafsu makan membaik.
• Tidak demam minimal 24 jam tanpa antipiretik.
• Perbaikan klinis yang jelas.
• Jumlah urine cukup.
• Tidak tampak distres napas yang disebabkan efusi pleura dan/atau asites.
• Minimal 48 jam setelah syok teratasi.
• Jumlah trombosit ≥50.000/mm3 dan cenderung meningkat.
• Tidak dijumpai bradikardia.

Anda mungkin juga menyukai