3
II. SERI KETERAMPILAN PROSEDURAL:
BELAKANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
4
Tim Penyusun Buku Panduan
Keterampilan Klinik 6
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segenap puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
atas tersusunnya Buku Panduan Keterampilan Klinik 6 untuk instruktur dan mahasiswa tahun
keterampilan klinik 6 sesuai dengan jadwal yang telah diatur.Panduan KK 6 ini terdiri dari 11
Terima kasih, kami sampaikan kepada tim penyusun dan editor yang telah menyusun buku
panduan ini. Kami menyadari bahwa panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
Tim penyusun
4
DAFTAR ISI
Halaman Depan i
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
5
6
Seri Ketrampilan Pemeriksaan Fisik
TUJUANUMUM
II. TUJUANKHUSUS
Dapat mendeskripsikankeluhannyeri
Dapatmendeskripsikankeluhandisfungsimuskuloskeletal
Dapatmendeskripsikantentangdeformitasmuskuloskeletal
Mampumelakukananamnesatentangriwayatpenyakitsekarangpadakelainan orthopaedi.
Mampumenyusunriwayatpenyakitsekarangsesuaiwaktukeluhan
menunjangkeluhanutama.
Menanyakanriwayatpenyakitfamiliyangberhubungandengankeluhan utama
Mampumenanyakantentanghubungankelainan denganriwayatkelahiran,
penyakitsebelumnya,kebiasaanpenderitaseperti perokok,alkoholik,
riwayatmenstruasi,menopause,danlain - lainnya
7
II.Dapatmelakukanpemeriksaanfisikumumdanlokal kelainanorthopedi
caraberjalandanbentukbadanpenderita
Mengenalkeadaanumumpenderitaapakahkelihatansakitsedangatau berat
pendek,bungkuk,simetristubuhkiridankananmulaidari anggotaatas,
bawah,bahudanpangguldanpunggung
Dapatmelakukaninspeksiterhadapcaraberjalanpenderitabaiknormal
atautidaknormal(gaitanalyzed)
Dapatmelakukanpemeriksaanposturpenderita
Dapatmembedakankelainanpadakulitsepertiwarna,gangguansirkulasi,scar,callus,eczemeda
nnaevus.
dipergunakanpenderitasepertikorset,crutch,prostesisdanlain-lainnya.
Dapatmelakukanpalpasikulitdanjaringansubkutan
Dapatmelakukanpalpasitemperaturkulitapakahpanasataudingin
Dapatmemeriksakelainansekresikelenjarapakahbasah,kering
Dapatmendeteksikelainansubkutanpadakulit
Dapatmelakukanpalpasiototdantendon
Dapatmembedakanantaraorigodaninsersiotot
Dapatmenentukantonusotot.
Dapatmenilaiatrofiotot
8
Dapatmelakukanpalpasipadatulangdansendi
Dapatmerabapermukaantulang
Dapatmerabasendisepertijointspace,kapsulsendi
Dapatmemeriksakelaianantendondanligamen
Dapatmenilairuanggeraksendiyangnormal
Dapatmelakukanpalpasikelainansarafdanpembuluhdarah.
III.Dapatmelakukanpemeriksaankelainanregionalpadaorthopedi
6. Dapatmelakukanpemeriksaanleher
Dapatmelakukanpemeriksaangerakanlehersepertiantedandorsofleksi.
Dapatmelakukanpemeriksaanlateralbending
7. Dapatmelakukanpemeriksaansendibahu
Dapatmemeriksasendibahuyangnormalbahu
Dapatmelakukantespergerakansendibahuyangnormalsertabesarnya ROMsendibahu.
8. Dapatmelakukanpemeriksaansendisiku
Dapatmemeriksasendibahuyangnormalsiku
Dapatmelakukantespergerakansendisikuyangnormalsertabesarnya ROMsendibahu.
9. Dapatmelakukanpemeriksaanantebrachiidanpergerakannya
Dapatmelakukantespergerakanantebrachii yangnormal(pronasidan
supinasi)sertaderajatgerakannya.
10.Dapatmelakukanpemeriksaansenditangandantangan
Dapatmemeriksatangandanpersendiantanganyangnormal
9
11.Dapatmelakukanpemeriksaansendipanggul
Dapatmemeriksasendipanggul yangnormal
besarnyaROMsendipanggul
12.Dapatmelakukanpemeriksaansendilutut
Dapatmemeriksasendilutut yangnormal
DapatmemeriksaROMnormallutut.
13.Dapatmelakukanpemeriksaansendiankledankaki
Dapatmemeriksasendiankledankaki yangnormal
DapatmelakukantespergerakanROMsendiankleyangnormal
Alatyangdiperlukan:
Tapemeasure
ReflexHammer
TEORI
AnamnesaKelainanOrthopaedi
A. KeluhanUtama
Terdapat tiga keluhan utama dibidang orthopediyang sering dikeluhkan penderita yang
10
Quality; merupakanderajatkualitasnyeriseperti rasamenusuk danpanas
gangguanActivityDailyLiving(ADL)
lain-lain
Perubahan bentuk(Deformitas)
Bengkak, biasanyakarenaradang,tumor,pascatrauma,danlain-lain
Bengkok,misanyapada
Varus; bengkokkeluar
Valgus; bengkokkedalamsepertikaki X
Genuvarum; kakisepertiO
Pendek; dapatdibandingkandengankontralateralyangnormal
- Afungsi(Takbisadigerakkansamasekali)
- Kaku(stiffnesss)
- Cacat(disability)
- Gerakantakstabil(instability)
B. RiwayatPenyakitDahulu
Riwayattraumasebelumnya
Riwayatinfeksitulangdansendisepertiosteomielitis/arthritis
Riwayatpembengkakan/tumoryangdiderita
11
RiwayatkelainankongenitalmuskuloskeletalsepertiCTEV
Riwayatpenyakit–penyakitditurunkansepertiskoliosis,danlain-lain
PemeriksaanFisik UmumDanCaraBerjalanNormal
1. Pemeriksaanumumdantanda-tandavital
Keadaanumum;tampaksehat,sakit,sakitberat
Tanda–tanda vital;sepertitekanandarah,frekuensinadi,nafas,dantemperatur
2. Bentukdanpenampilantubuhsewaktudatang
a. Bentuktubuh
Normal
Athletic
Cebol
Bongkok
Miring
b.Carapenderitadatang
Normal
Pincang
Digendong
3. Caraberjalanpenderitayangnormaldankelainancaraberjalan
fasejalannormal:
Meletakkantumit atauHeelstrike
FasemenapakatauStancePhase
12
UjungjaribertumpuatauToeOff
Mengayunlangkah atauSwingPhase
Kelainan caraberjalan
nyeriwaktumenapaksehingga langkahmemendek
13
Antalgicgait Steppagegait
Tredelenberggait
14
4. Pemeriksaan tonusotot
15
Pemeriksaan tonus ototbiasanya dilakukan pada otot-otot ekstremitas dalam keadaan
lateraltubuh penderita,atauototlainnya.Dapatjugadibandingkandenganotot
Hipertonus; bilatonusmeninggi
5. Pemeriksaanatrofiotot
Ototatrofiatautidak dapatdinilaidengancara:
Membandingkandenganukuranototpadasisilateralnya
sebelahnya
16
LEMBARPENILAIAN
KETERAMPILANANAMNESIS,PEMERIKSAANUMUMDANCARA
BERJALANPADAKELAINANORTHOPAEDI
Anamnesis
Menanyakankeluhanutamaorthopaedi(nyeri,
2
deformitasdandisfungsi)
3 Menanyakankankeluhannyeri (PQRST)
4 Menanyakankeluhandeformitas
5 Menanyakankeluhandisfungsi
Menanyakanriwayatpenyakitdahuluriwayat
6 famili,penyakitbawaan,danpenyakitlainnyayang
menunjangkeluhanutama
Pemeriksaan fisik
7 Dapatmemeriksabentuktubuh
8 Dapatmemeriksatonusotot
9 Dapatmemeriksagangguancaraberjalan
Total
Keterangan:
Skor0:Tidakdilakukan
Skor1:Dilakukandenganbanyakperbaikan/dilakukan
17
Skor2:Dilakukandengansedikitperbaikan
Skor3:Dilakukandengansempurna
Keterampilanrata-rata=totalskor/25x100%=……….
Lhokseumawe,………………2017
Instruktur,
( )
NIP
18
PEMERIKSAANFISIKREGIONALPADAKELAINANORTHOPEDI
PemeriksaanPalpasi
Suhu; dibandingkandengananggotagerakkontralateral
Nadi/pulsasi; terutamapadatumor
Krepitasi; sering ditemukan pada fraktur (missal: fraktur klavikula) dan padaOAsendi
Pemeriksaan Sendi
- Membandingkansendi kiridankanantentangbentuk,ukuran,tandaradang,danlain-
lain
- MenilaiRangeofMotion(ROM)secaraaktifatau pasif
A. PemeriksaanLeher
Inspeksi
- Dariinspeksiakanterlihat:
19
Lehernormal; samakiridankanan
Lordosishebat; jikaleherlebihantefleksi
Miring; sepertipadatortikolis
20
Palpasi
melakukan perabaan pada leher untuk mengetahui adanya tonjolan tulang yang abnormal
Pemeriksaangerakanleher
21
22
Gambar 5: gerakan leher normal (2)
23
24
B. PemeriksaanBahu
Inspeksi
Palpasibahu
Gambar 7
25
AdduksiN:0–500
AbduksiN:0–170
0-165ᵒ 0-60ᵒ
26
ForwardFleksi Normal:0–165ᵒ BackwardekstensiNormal:0–60ᵒ
27
Pemeriksaansiku
Inspeksi
Palpasi
28
29
3. Pergerakan:
22
D. Pemeriksaangerakanpergelangantangan
1. Inspeksi
22
2. Palpasi
3. Pergerakan
22
E. Pemeriksaangerakanpunggung
1. Inspeksi
2. Palpasi
22
3. Pergerakan
22
Padakeadaannormalpasienbisa menyentuhlantaisampai7cmdari lantai
22
40o
22
30o
22
F. Pemeriksaangerakanpanggul
1. Inspeksi 2.Palpasi
3.Pergerakan
29
G.Pengukurandiscrepancy(kesenjanganpanjanganggotagerak)
Pengukuran anggotabadanbaikektremitasatasataubawahbertujuanuntukmelihat
kelaianansendiataupemendekanakibatsuatukelainan
Caranya:
- Membandingkanukurankiridankanandenganmelihatperbedaantonjolanatau
kanan,anklekiridengananklekanan.MisalnyacontohgambardibawahdimanaA
tampakperbedaanukurantibia,danBtampakperbedaanfemur
29
- Mengukurdenganpastiseperti
maleoluskiridankanan
kana
n
29
A B.
29
H.Pemeriksaangerakanlutut
Inspeksi
29
Palpasi
29
Pergerakan
29
I. Pemeriksaangerakanankledankaki
Inspeksi
29
Palpasi
Pergerakan
29
LEMBARANPENILAIANSKILLSLABBLOK3.4
KETERAMPILANPEMERIKSAANFISIKREGIONAL KELAINANORTHOPAEDI
7 Dapatmelakukanpemeriksaan pergelangan
tangan danjari
8 Dapatmemeriksasendipergelangantangan
danjari-jari
29
29
SKOR
0 1 2 3
12 Dapatmemeriksadiscrepencykesenjangan
anggotagerak
Keterangan:
Skor0:Tidakdilakukan
Skor1:Dilakukandenganbanyakperbaikan/dilakukan*
Skor2:Dilakukandengansedikitperbaikan
Skor3:Dilakukandengansempurna
Keterampilanrata-rata=totalskor/42x100%=……….
Lhokseumawe,…………………. 2017
Instruktur
40
(NIP)
40
dalam kehidupan sehari-hari,misalnyakakitergelincir saatmenurunitangga,seorang
peragawatiyangmenggunakansepatuberhaktinggitergelincirsaatberjalandiatascat walk,
bermanfaatdanmenentukanprognosis penyakit.
Sebagianbesar kasustraumatologimembutuhkanpertolongandenganpembebatan
danpembidaian.Pembebatanadalahketerampilanmedisyangharus dikuasaiolehseorang
dokterumum.Bebatmemilikiperananpenting dalammembantumengurangipembengkakan,
mengurangikontaminasiolehmikroorganismedanmembantumengurangiketeganganjaringanluka.
tulangyangpatahtidaksalingbergeser(mengusahakanimobilisasi), apabilatulangsaling
denganmemasangbidaiyangdipasangmelaluiduasendi.Denganproseduryangbenar, apabila
Pemasanganbebatdan bidaiyangadekuatakanmenstabilkanekstremitasyangmengalami
B. TUJUAN
40
1.Umum
2.Khusus
a. Persiapan
1) Pembebatan
dengantepatsesuaikasus.
2) Pembidaian
40
Mahasiswa dapatmemilih bidaiyangbenar sesuai kasus.
b. Pemasangan
1) Pembebatan
2) Pembidaian
C. DASAR TEORI
40
PEMBEBATAN (BANDAGE)
a. Prinsip DasarPembebatan
Dalam melakukan pembebatan, sangatv penting untuk memperhatikan derajat penekanan bebat
pada daerah luka. Pembebatan yang dilakukan tidak boleh terlalu ketat karena akan
mengakibatkan hambatan pada aliran darah didaerah luka dan sekitar luka, atau mengakibatkan
yaitu :
sangatmempengaruhibesarnyatekananyangdiberikanolehpembebatpadabagianyang dibebat,
40
c. Pentingnya jumlah lapisan pembebatan yangdiberikan.
d. ManfaatPembebatan(Bandage)
3) Memberikantekanan,misalnyadenganbebatelastikpadaekstremitasinferior
untukmeningkatkanlajudarah vena.
40
e. Putaran Dasar Dalam Pembebatan
1) Putaran Spiral(SpiralTurns)
Gambar 2PutaranSpiral(SpiralTurns)
2) Putaran Sirkuler(CircularTurns)
40
padabagianproksimal darijarikelima.Biasanyatidak digunakanuntukmenutupdaerahlukakarena
Gambar 3PutaranSirkuler(CircularTurns)
kelilingnyatidaksama, misalnyapadatungkaibawahkakiyangberotot.Bebat
diarahkankeatasdengansudut30,kemudian letakkanibujaridaritanganyang
bebasdisudutbagianatasdaribebat.Bebatdiputarkanmembaliksepanjang14cm
(6inch),dantanganyangmembawabebatdiposisikanpronasi,sehinggabebatmenekuk di
40
Gambar 4PutaranSpiralterbalik(Spiral ReverseTurns)
4).Putaran Berulang(RecurrentTurns)
proksimal,kemudianditekukmembalikdan dibawakearahsentralmenutupsemua
bagiandistal.Kemudian kebagianinferior,dengandipegangdengantanganyanglain
40
dandibawakembalimenutupibagiandistaltapi kaliinimenujukebagiankanandari
Gambar 5PutaranBerulang(RecurrentTurns)
menutup putaran sebelumnya dengan 2/3 lebar bebat. Lalu diakhiri dengandua putaran
sirkulerdi ataspersendian.
40
Gambar 6PutaranSepertiAngkadelapan(Figure-EightTurns)
f. PrinsipPembebatan(Bandage)
Mencari asisten bila bagian dari tubuh yang terluka perlu ditopang selama prosedur
pembebatan dilakukan.
40
Memintapasienmemilihposisisenyamanmungkin,denganbagianyangakan dibebatditopangpada
dipegangtanganyanglain.
Untukmemperkuatposisibebat,supayabebattidakmudahterlepas/bergeser,lakukanpenguncian
Gambar 7Menguncibebatsebelummemulaimemutar
40
Bilamemungkinkan,pembebatandilakukansearahdenganpengembaliandarah vena
sambilmenekan.
tetapdekatdenganpermukaaan tubuh.
Memastikanbahwabebatterpasangdenganbaik dibagianatasdanbawahdaerah
daerah tersebut.
Memotongbebatbilaterlalupanjangsisanya;janganmemutarberlebihdiakhir pembebatan.
Mengunciataumenutupbagianakhirbebat,danmemastikanpasientidakakanmelukai
- Melakukanbeberapakaliputaransirkulerkemudiandijepitdenganpinatau diplester.
40
Gambar 8Atas: Mengunciataumenutupbagianakhirbebat;bawah:squareknot
g. ProsedurPembebatan
-Lokasi/tempatcidera
2) Pilihlahpembebatyangbenar,dandapatmemakaikombinasilebihdarisatujenis pembebat.
seanatomis mungkin.
4) Tentukanposisi pembebatdenganbenarberdasarkan:
peredaran darah
e) Pastikan pembebattidakmudahlepas.
PEMBIDAIAN (SPLINT)
cederaakibat kecelakaandengantujuanmenyelamatkannyawa,
menghindaricederaataukondisiyanglebihparahdan
mempercepatpenyembuhan.Ekstremitasyangmengalamitraumaharusdiimobilisasidenganbidai.B
40
Tanda tanda fraktur ataupatah tulang:
a. TujuanPembidaian
3) Mengurangi nyeri
40
5) Mengistirahatkananggota badanyangpatah.
b. Persiapan Pembidaian
2)Pilihlah bidaiyangtepat.
c. Alatalatpokokyangdibutuhkan untukpembidaian
2)Pembalutsegitiga.
3)Kasa steril.
d. PrinsipPembidaian
1) Pembidaianmenggunakanpendekatanatauprinsipmelaluiduasendi,sendidi sebelah
proksimaldandistal fraktur.
2)Pakaianyangmenutupianggotagerakyangdicurigaicederadilepas,periksa
40
3) Periksa dancatat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis (status
40
4)Tutup luka terbukadengan kassa steril.
5)Pembidaiandilakukanpadabagianproximaldandistaldaerahtrauma(dicurigai patahatau
dislokasi).
6)Janganmemindahkanpenderitasebelumdilakukanpembidaiankecualiadadi tempatbahaya.
Periksa hasilpembidaian supaya tidak terlalu longgar ataupun terlalu ketatsehingga menjamin
pemakaian bidaiyangbaik
e. Syarat-syaratpembidaian
1) Siapkan alatalatselengkapnya.
3) Bidaimeliputiduasenditulangyangpatah,sebelumnyabidaidiukurdulupada anggotabadan
kontralateral korbanyangsehat.
6) Ikatanharuscukupjumlahnya,dimulaidarisebelahatasdanbawahtulangyang patah.
41
f. Prosedur Pembidaian
1) Persiapkan alat-alatyangdibutuhkan.
3) Pembidaian melalui dua sendi, sebelumnya ukur panjang bidai pada sisi kontralateral
pasienyangtidakmengalami kelainan.
41
g.Contohpenggunaan bidai
Pertolongan:
- Lenganbawah digendong.
danbiarkantangantergantungtidakusah digendong.
42
Gambar
9Pemasanganbidaipadafrakturhumerus,atas:hanyafrakturhumerus,sikubisadilipat,
bawah:sikutidakbisadilipat,jugafrakturantebrachii
42
2). Fraktur Antebrachii (patahtulanglenganbawah).
Pertolongan:
- Lengandigendong.
Gambar 10Pemasanganbidaipadafrakturantebrachii
44
3) Fraktur clavicula (patahtulangselangka). a) Tanda-tanda patahtulangselangka:
b) Pertolongan:
- Dipasangransel verban.
- Pembalutdipasangdaripundakkiridisilangkanmelaluipunggungkeketiak kanan.
- Dariketiakkanankedepandanataspundakkanan,daripundakkanan disilangkan
44
Gambar 11Kananataukiri :Ranselperban
44
Pertolongan: Gambar 12Pemasanganbidaipadafrakturfemur
- Pasang2bidaidari:
- Bawakorban kerumahsakit.
Pertolongan:
44
Gambar 13Pemasanganbidaipadafrakturcruris
D. OBSERVASISETELAH TINDAKAN
memasangbebatdan bidai,meliputi:
- Pulsasi arteri
- Pengisian kapiler
44
Perawatan rutinterhadappasien pasca pemasangan bebatdan bidaiadalah elevasi ekstremitas
yang diinstruksikandokter.
E. KOMPLIKASI PEMASANGAN
Dalam1-2haripasienkemungkinanakanmerasakanbebatnyamenjadi lebihkencang
Penatalaksanaanfrakturterdiridarimanipulasiuntukmemperbaikiposisifragmendan
splintageuntukmenahanfragmensampaimenyatu.Penyembuhan frakturdidukungoleh
pemadatantulangsecarafisiologis,sehinggaaktivitasototdan pemberianbebanawalpenting
untukdilakukan. Tujuaninididukungoleh3prosesyaitureduksi,imobilisasidanlatihan.Dua
masalahyangpentingyaitubagaimanamengimobilisasifrakturnamun tetapmemungkinkan
pasienmenggunakananggotagerakdengancukup;haliniadalahdua halyangberlawanan
(menahanversusmenggerakkan)yangdinginkan ahlibedahuntukmempercepatkesembuhan
44
tidakdiinginkan;iniadalahkonflik kedua(kecepatanversuskeamanan).Faktor yang paling
lunaksekitardansuplaidarahlokal.Frakturenergirendah(atau velositasrendah)hanya
menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang parah, walaupun fraktur terbuka ataupun
tertutup.
Grade 0 : Fraktur simple dengan sedikit atau tidak ada luka jaringan lunak
Grade 1 : Fraktur dengan abrasi superfisial atau memar pada jaringan kulit dan jaringan
subkutan
Grade 2 : Frakturyanglebihparahdengantandakerusakanjaringanlunakdan
Semakinparahtingkatanlukamakansemakinbesarkemungkinanmembutuhkanbeberapa
REDUKSI
manareduksitidakdibutuhkanyaitu:1.Saathanyasedikitatautidakadadislokasi;2.Saatdislokasi
contoh:frakturkompresipadavertebra)
44
Reduksiharusditujukan untukfragmentulangdenganapposisiyangcukupdangaris fraktur
kemungkinanterjadinya penyembuhan.Adanyajarakantaraujungfragmenmerupakan
penyebabseringunionyangterlambatataunonunion.Disisilain,selamaadakontak dan
fragmensegaris(alignment)sedikitoverlappadapermukaanfrakturmasihdiperbolehkan. Pada
frakturyangmeliputipemukaansendi, reduksiharussedekatmungkinmendekati
sempurnakarenaadanyairreguleritasakanmenyebabkandistribusi muatanyangabnormal
antarpermukaanyangakanberpredispoisisi padaperubahandegenaratifpadakartilagosendi.
Terdapat2metode reduksiyaitutertutupdanterbuka.
Reduksi Tertutup
Halinilebihefektifdilakukanketikaperiosteumdanototpadasatusisifrakturtetaputuh karenaikatan
(Charnley1961).
44
Beberapafraktursulituntukdireduksidengan manipulasikarenatarikanototygterlalu
kuatsehinggamembutuhkantraksiyg lama.Traksitulangataukulitselamabeberapahari
dilakukan untuk menghindari manipulasi langsung sisi fraktur oleh reduksi terbuka yang
merusaksuplaidarahlokaldanmungkinmenyebabkanwaktupenyembuhanlebihlambat.
diaplikasikanmenggunakanfracturetableatau bonedistraktor.
44
Gambar 14Reposisitertutup (a)Traksipadagaristulang(b)Disimpaksi (c)Menekan
fragmenpadaposisireduksi(Sumber :SolomonL.WarwickDJ.NayagamS.Principlesof
Fracture.Apley’sSystemofOrthopaedicsandFractures,8th ed.OxfordUniversityPressInc.
New York.2001)
44
44
Reduksi terbuka
fragmenataukarenajaringanlunakberadadiantaranya,2)terdapat fragmensendiyang
yangterpisah.
Dislokasi
Dislokasi berarti permukaan sendi bergeser secara lengkap dan tidak utuh lagi.
Subluksasimenekankanpadapergeserandenganderajatyanglebihringandengan permukaan
GambaranKlinis
sendi.Bentuksendiabnormaldan penandatulangdapatbergeser.Anggotagerak
yangmengalamidislokasiseringditahanpadaposisitertentu karenapergerakanmenyebabkan
fraktur.Sendiyangdicurigaiterjadidislokasidapatditesdenganmenekannya,danbila terjadi
dislokasi pada lokasi tersebut pasien akan merasakan rasa nyeri menetap yang tidak
mengalamidislokasiatausubluksasisendikarenakontraksiototsecara volunter.Kelemahan
Penatalaksanaan
52
Dislokasi harus direposisi sesegera mungkin; anestesi umum dan muscle relaxant
kadangdibutuhkan.Sendikemudiandiistirahatkanataudiimobilisasisampaipembengkakan
denganpenguatanfungsikemudianbertahapberkembangdenganmonitorfisioterapi.Biasanya
kerusakansaraf,nekrosisavaskulartulang,osifikasiheterotopic,kaku
sendidanosteoarthritissekunder.
Mitella
Mitella adalah suatu teknik immobilisasi ekstremitas ataf menggunakan balutan berbentuk
segitiga. Mitella biasa digunakan untuk mengimmobilisasi cedera pada bahu, lengan atas
dan lengan bawah. Mitella dilakukan dengan menggunakan balutan segitiga yang berukuran
Tujuan Mitella
Tujuan Umum
52
Tujuan Khusus
Mampu merencanakan dan mempersiapkan alat dan bahan untuk pemasangan mitella.
Mampu menerangkan ke pasien (inform consent) tentang tindakan yang akan dilakukan dan
pemasangan mitella.
Sarung tangan.
Balutan berbentuk segi tiga ukuran 50-100 cm yang terbuat dari cotton.
Peniti
Prosedur
Mempersiapkan alat balutan dengan ukuran yang tepat sesuai ekstremitas yang akan
dipasang mitella.
Memposisikan ekstremitas atas pada posisi adduksi dan rotasi interna sendi bahu, fleksi 90
0
sendi siku.
Lakukan pemasangan mitella dengan sisi runcing ke arah sendi siku, dan dua sisi runcing
7. Bagian akral diusahakan tidak tertutup mitella. Periksa kembali neurovaskuler distal.
52
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBEBATAN (BANDAGE)
Skor
0 1 2
1. Berkomunikasi denganpasien dan menjelaskan tujuan dari 1
4. neurovaskuler dibagiandistal
Perlindungandiri lukadanrangeofmotion.
(sarungtangansteril) 1
52
5. Memberikan perawatan pertama pada luka (dengan 1
6. disinfektan,kasasteril,
Memilih bebatyangsesuai reposisi)
denganluka 2
7. Melakukanpembebatansesuaiprosedurdanposisianatomis 2
0 Tidakdilakukanmahasiswa
1 Dilakukan,tapibelum sempurna
2 Dilakukandengansempurna,
NilaiMahasiswa =Skor Totalx 100%
30
Lhokseumawe,…………………. 2017
Instruktur
( )
NIP.
52
CHECK LISTPENILAIAN KETERAMPILAN PEMBIDAIAN
memeriksaneurovaskulerbagiandistalluka,danrange
3. Perlindungandiri (sarungtangansteril) 1
4. MemberikanperawatanIpadaluka(dengandisinfektan, kasa steril, 1
5. Memilih splintyangtepatdengantulangyangpatah
reposisi,menutup luka /pembebatan) 2
6. Melakukanprosedurpemasangansplintdenganbenar 2
meliputiduasendidiproksimaldandistaltulangyang
7. Memeriksa hasilpemasangan splint: terlalu kencang? Mudah 2
yangdibebat(pulsasi,oedema,sensasirasa,suhu,dan
9. Menasehati pasien untuk mengimobilisasi tulang yang patah 1
12. terpasangbidai
Menjelaskan masa penyembuhan tulang, waktu serta 1
keuntungan
SKOR TOTAL dan kerugian pemasanganbidai
Penjelasan :
0 Tidakdilakukanmahasiswa
1 Dilakukan,tapibelum sempurna
2 Dilakukandengansempurna
NilaiMahasiswa =Skor Totalx 100%
32
Lhokseumawe,…………………. 2017
Instruktur
52
( )
NIP.
52
LEMBARAN PENILAIAN SKILLS LAB BLOK 3.4
KETERAMPILAN MITELLA
. 0 1 2 3
TOTAL
Keterangan :
18
( __________________________ )
NIP.
54
Ketrampilan membaca X-ray tulang tengkorak dan tulang belakang
55
A. Tujuan
Umum
Mahasiswa Mampu mengenal jenis foto tulang tengkorak dan tulang belakan
Khusus
Mahasiswa mampu menilai jenis posisi foto pada tulang tengkoarak dan tulang belakang
Mahasiswa mampu minilai jenis- jenis tulang pada foto tulang tengkorak dan tulang
belakang
Mahasiswa mampu menilai kelainan pada tulang tengkorak dan tulang belakang
Mahasiswa mampu menilai adanya fraktur dan dislokasi pada tulang tengkorak dan tulang
belakang
Mahasiswa mampu menilai adanya lordosis, kifosis , dan scoliosis pada tulang belakang
Dasar Teori
Struktur yg ditampakkan :
PA : orbita terisi oleh bayangan piramid petrosum , posterior etmoidal air cell, crista galli,
frontal bone, frontal sinus. Dorsum sellae tampak seperti kurva yang berada diantara 2
PA Cadwell : hampir sama dengan PA, anterior etmoidal air cell Schuller yang pertama kali
Kriteria Evaluasi :
Jarak antara sisi lateral skull ke sisi lateral orbita sama pada kedua sisi.
Tulang petrosum berada 1/3 bagian posterior foramen orbital apabila dilakukan penyudutan
15 derajat ke caudad.
57
Posisi Lateral
58
Klinis :
Fracture
Neoplastic process
3. Paget's disease
4. Infeksi
5. Tumor
Degenerasi tulang
Persiapan pasien:
59
Lepaskan semua bahan logam, plastik dan benda-benda lain yang dapat mengganggu
Posisi Waters
60
Pada Posisi seperti ini digunakan lebih dominan untuk melihat tulang maxila dan
sinus paranasal .
Sinus paranasal adalah sinus (rongga) pada tulang berada sekitar nasal (hidung).
Rongga-rongga pada tengkorak ini berhubungan dengan hidung, dan secara terus menerus
menghasilkan lendir yang dialirkan ke hidung. Gangguan aliran ini karena berbagai sebab
akan menyebabkan penumpukan lendir di rongga sinus, jika terinfeksi oleh kuman akan
61
Sampai saat ini belum diketahui secara jelas fungsi dari sinus ini, meskipun banyak teori
Sinus Maksila
Sinus etmoid
Sinus frontal
4. Sinus Spenoid
Tulang belakang adalah susunan terintegrasi dari jaringan tulang, ligamen, otot, saraf dan
pembuluh darah yang terbentang mulai dari dasar tengkorak (basis cranii), leher, dada,
pinggang bawah hingga panggul dan tulang ekor.Fungsinya adalah sebagai penopang tubuh
bagian atas serta pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang
melewatinya.
Tulang belakang terdiri dari 4 segmen, yaitu segmen servikal (terdiri dari 7 ruas tulang),
segmen torakal (terdiri dari 12 ruas tulang), segmen lumbal (terdiri dari 5 ruas tulang) serta
segmen sakrococygeus (terdiri dari 9 ruas tulang). Diskus intervertebra terletak mulai dari
ruas tulang servikal ke-2 (C2) hingga ruas tulang sakrum pertama (S1).
62
Kelainan dari susunan anatomis maupun perbedaan posisi tulang belakang yang normal
tersebut, dapat berakibat berbagai keluhan dan gangguan yang bervariasi. Keluhan dan
gangguan tersebut akan berakibat terganggunya produktivitas dan kualitas hidup seseorang.
Tidak jarang keluhan tersebut berakibat nyeri yang hebat, impotensi, hilangnya rasa
63
Beberapa kelainan pada tulang belakang :
1. Scoliosis
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat
terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).Sekitar 4%
dari seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60%
GEJALA
Gejalanya berupa:
– nyeri punggung
– skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa menyebabkan
gangguan pernafasan.
64
Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada
punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih
tinggi dari bahu kiri.Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga
Kifosis
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma,
gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut
penyakit Scheuermann.
65
PENYEBABPenyebab dari penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul
GEJALAGejalanya berupa:
– kelelahan
DIAGNOSA
66
Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang
belakang.
Lordosis
Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya
pada tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung
bagian bawah .
Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang.Gejala lordosis yang
paling sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain
yang menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha, dan gangguan
neuromuskuler.
Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan perubahan pola buang air besar dan
buang air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi jarang.Jika terjadi gejala ini, dibutuhkan
Selain itu, gejala lordosis juga seringkali menyerupai gejala gangguan atau deformitas
tulang belakang lainnya, atau dapat diakibatkan oleh infeksi atau cedera tulang belakang.
Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan menilai kebengkokan, serta
sudutnya.
Pemeriksaan darah
67
68
CHEKLIST PENILAIAN MEMBACA FOTO TULANG TENGKORAK DAN TULANG
BELAKANG
NIM :.......
0 1 2
69
7 Menentukan kelainan kifosis dan pengertiaannya 1
SKOR TOTAL
P enjelasan:
12
Lhokseumawe,………………2017
( )
70
MENGOBATI ULKUS TUNGKAI
Ulkus diabetika adalah salah satu bentuk komplikasi kronik diabetes mellitus berupa luka
terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan setempat.Ulkus
diabetika merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya komplikasi
makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut
terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat berkembang menjadi
Ada berbagai macam klasifikasi kaki diabetes, mulai dari klasifikasi oleh Edmonds dari
King’s College Hospital London, klasifikasi Liverpool, klasifikasi wagner, klasifikasi texas,
serta yang lebih banyak digunakan adalah yang dianjurkan oleh International Working
Group On Diabetic Foot karena dapat menentukan kelainan apa yang lebih dominan,
sehingga arah pengelolaan dalam pengobatan dapat tertuju dengan baik (Waspadji, 2006).
71
- Stage 1 : Normal foot
Grade 1 : Ulkus superfisial tanpa terlibat jaringan dibawah kulit Grade 2 : Ulkus dalam
tanpa terlibat tulang / pembentukan abses. Grade 3 : Ulkus dalam dengan selulitis/abses
3 Klasifikasi Liverpool
Klasifikasi primer
Klasifikasi sekunder
: -Vascular
-Neuropati
-Neuroiskemik
72
4 Klasifikasi PEDIS menurut International Consensus On The Diabetic Foot (2003)
Impaired Perfusion
1 = None
3 = All subsequent layers of the foot involved including bone and or joint Infection
1= Absent
Tanda dan gejala ulkus kaki diabetes seperti sering kesemutan, nyeri kaki saat istirahat.,
sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis), penurunan denyut nadi arteri dorsalis
73
pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal dan kulit kering
1. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka / ulkus pada kulit atau jaringan tubuh pada
kaki, pemeriksaan sensasi vibrasi / rasa berkurang atau hilang, palpasi denyut nadi arteri
2 Pemeriksaan Penunjang :
ulkus kaki diabetes menjadi infeksi dan menentukan kuman penyebabnya (Waspadji, 2006).
Salah satu akibat komplikasi kronik atau jangka panjang diabetes mellitus adalah ulkus kaki
diabetes. Ulkus kaki diabetes disebabkan adanya tiga faktor yang sering disebut trias yaitu :
iskemik, neuropati, dan infeksi. Pada penderita diabetes mellitus apabila kadar glukosa
darah tidak terkendali akan terjadi komplikasi kronik yaitu neuropati, menimbulkan
perubahan jaringan syaraf karena adanya penimbunan sorbitol dan fruktosa sehingga
reflek otot, atrofi otot, keringat berlebihan, kulit kering dan hilang rasa, apabila penderita
diabetes mellitus tidak hati-hati dapat terjadi trauma yang akan meneybabkan lesi dan
74
Iskemik merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kekurangan darah dalam
jaringan, sehingga jaringan kekurangan oksigen. Hal ini disebabkan adanya proses
makroangiopati pada pembuluh darah sehingga sirkulasi jaringan menurun yang ditandai
oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi pada arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea,
kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal. Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis
jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau
karena penumpukan lemak pada bagian dalam pembuluh darah. Menebalnya arteri di kaki
mengakibatkan kesemutan, rasa tidak nyaman, dan dalam jangka waktu lama dapat
mengakibatkan kematian jaringan yang akan berkembang menjadi ulkus kaki diabetes.
Proses angiopati pada penderita diabetes mellitus berupa penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah perifer, sering terjadi pada tungkai bawah terutama kaki, akibat perfusi
jaringan bagian distal dari tungkai menjadi berkurang kemudian timbul ulkus kaki diabetes
(Tambunan, 2006). Pada penderita diabetes mellitus yang tidak terkendali kadar gula
darahnya akan menyebabkan penebalan tunika intima (hiperplasia membram basalis arteri)
pada pembuluh darah besar dan pembuluh kapiler bahkan dapat terjadi kebocoran albumin
keluar kapiler sehingga mengganggu distribusi darah ke jaringan dan timbul nekrosis
jaringan yang mengakibatkan ulkus diabetika. Eritrosit pada penderita diabetes mellitus
eritrosit dan pelepasan oksigen di jaringan oleh eritrosit terganggu, sehingga terjadi
kematian jaringan yang selanjutnya timbul ulkus kaki diabetes. Peningkatan kadar
darah merah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat dan memudahkan terbentuknya
75
trombosit pada dinding pembuluh darah yang akan mengganggu sirkulasi darah. Penderita
diabetes mellitus biasanya kadar kolesterol total, LDL, trigliserida plasma tinggi. Buruknya
sirkulasi ke sebagian besar jaringan akan menyebabkan hipoksia dan cedera jaringan,
Perubahan / inflamasi pada dinding pembuluh darah, akan terjadi penumpukan lemak pada
lumen pembuluh darah, konsentrasi HDL (highdensity- lipoprotein) sebagai pembersih plak
biasanya rendah. Adanya faktor risiko lain yaitu hipertensi akan meningkatkan kerentanan
Konsekuensi adanya aterosklerosis yaitu sirkulasi jaringan menurun sehingga kaki menjadi
atrofi, dingin dan kuku menebal.Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis jaringan sehingga
timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai. Pada penderita diabetes
mellitus apabila kadar glukosa darah tidak terkendali menyebabkan abnormalitas lekosit
sehingga fungsi khemotoksis di lokasi radang terganggu, demikian pula fungsi fagositosis
dan bakterisid menurun sehingga bila ada infeksi mikroorganisme sukar untuk
dimusnahkan oleh sistem plagositosis-bakterisid intra selluler. Pada penderita ulkus kaki
diabetes, 50 % akan mengalami infeksi akibat adanya glukosa darah yang tinggi karena
merupakan media pertumbuhan bakteri yang subur. Bakteri penyebab infeksi pada ulkus
diabetika yaitu kuman aerobik Staphylococcus atau Streptococcus serta kuman anaerob
76
Faktor risiko terjadi ulkus diabetika yang menjadi gambaran dari kaki diabetes pada
penderita diabetes mellitus terdiri atas faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah dan
1. Umur
Pada usia tua fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena proses aging
terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap
penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga terjadi makroangiopati, yang akan
mempengaruhi penurunan sirkulasi darah salah satunya pembuluh darah besar atau sedang
di tungkai yang lebih mudah terjadi ulkus kaki diabetes (Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).
Ulkus kaki diabetes terutama terjadi pada penderita diabetes mellitus yang telah menderita
10 tahun atau lebih, apabila kadar glukosa darah tidak terkendali, karena akan muncul
menurunnya sirkulasi darah dan adanya robekan /luka pada kaki penderita diabetes mellitus
yang sering tidak dirasakan karena terjadinya gangguan neurophati perifer (Tambunan,
77
1. Neurophati (sensorik, motorik, perifer).
Kadar glukosa darah yang tinggi semakin lama akan terjadi gangguan
mikro sirkulasi, berkurangnya aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang
mengakibatkan degenerasi pada serabut syaraf yang lebih lanjut akan terjadi neuropati.
Syaraf yang rusak tidak dapat mengirimkan sinyal ke otak dengan baik, sehingga penderita
dapat kehilangan indra perasa selain itu juga kelenjar keringat menjadi berkurang, kulit
kering dan mudah robek. Neuropati perifer berupa hilangnya sensasi rasa yang berisiko
tinggi menjadi penyebab terjadinya lesi yang kemudian berkembang menjadi ulkus kaki
2. Obesitas.
Pada obesitas dengan index massa tubuh ≥ 23 kg/m2 (wanita) dan IMT
(index massa tubuh) ≥ 25 kg/m2 (pria) atau berat badan ideal yang berlebih akan sering
terjadi resistensi insulin. Apabila kadar insulin melebihi 10 μU/ml, keadaan ini
pada vaskulopati, sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah sedang / besar pada tungkai
yang menyebabkan tungkai akan mudah terjadi ulkus / ganggren sebagai bentuk dari kaki
3. Hipertensi.
Hipertensi (TD > 130/80 mm Hg) pada penderita diabetes mellitus karena
adanya viskositas darah yang tinggi akan berakibat menurunnya aliran darah sehingga
terjadi defesiensi vaskuler, selain itu hipertensi yang tekanan darah lebih dari 130/80 mmHg
dapat merusak atau mengakibatkan lesi pada endotel. Kerusakan pada endotel akan
78
berpengaruh terhadap makroangiopati melalui proses adhesi dan agregasi trombosit yang
berakibat vaskuler defisiensi sehingga dapat terjadi hipoksia pada jaringan yang akan
sirkulasi sistemik dengan protein plasma termasuk hemoglobin dalam sel darah merah.
pengikatan oksigen oleh sel darah merah yang mengakibatkan hipoksia jaringan yang
selanjutnya terjadi proliferasi pada dinding sel otot polos sub endotel (Tambunan, 2006;
Waspadji, 2006).
lipoprotein) sebagai pembersih plak biasanya rend≤ah45( mg/dl). Kadar trigliserida ≥ 150
mg/dl, kolesterol total≥ 200 mg/dl dan HDL ≤ 45 mg/dl akan mengakibatkan buruknya
sirkulasi ke sebagian besar jaringan dan menyebabkan hipoksia serta cedera jaringan,
pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan sirkulasi jaringan sehingga suplai darah
ke pembuluh darah menurun ditandai dengan hilang atau berkurangnya denyut nadi pada
arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal.
Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai
79
6. Kebiasaan Merokok.
Pada penderita diabetes mellitus yang merokok ≥ 12 batang per hari mempunyai risiko 3x
untuk menjadi ulkus kaki diabetes dibandingkan dengan penderita diabetes mellitus yang
tidak merokok. Kebiasaan merokok akibat dari nikotin yang terkandung di dalam rokok
akan dapat menyebabkan kerusakan endotel kemudian terjadi penempelan dan agregasi
Aterosklerosis berakibat insufisiensi vaskuler sehingga aliran darah ke arteri dorsalis pedis,
poplitea, dan tibialis juga akan menurun (Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).
Kepatuhan diet diabetes mellitus merupakan upaya yang sangat penting dalam
pengendalian kadar glukosa darah, kolesterol, dan trigliserida mendekati normal sehingga
dapat mencegah komplikasi kronik, seperti ulkus kaki diabetes. Kepatuhan diet penderita
diabetes mellitus mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu mempertahankan berat
badan normal, menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan kadar glukosa
Aktivitas fisik (olah raga) sangat bermanfaat untuk meningkatkan sirkulasi darah,
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, sehingga akan
memperbaiki kadar glukosa darah. Dengan kadar glukosa darah terkendali maka akan
mencegah komplikasi kronik diabetes mellitus. Olah raga rutin (lebih 3 kali dalam
80
seminggu selama 30 menit) akan memperbaiki metabolisme karbohidrat, berpengaruh
positif terhadap metabolisme lipid dan sumbangan terhadap penurunan berat badan.
Aktivitas fisik yang dilakukan termasuk senam kaki.Senam kaki dapat membantu
memperbaiki sirkualsi darah dan memperkuat otot - otot kecil kaki dan mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas), selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot
betis dan otot paha (Gastrocnemeus, Hamsring, Quadriceps) dan juga mengatasi
keterbatasan gerak sendi. Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk
dan tidur, dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan
kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa
mencengkram pada jari – jari kaki.Latihan dilakukan sesering mungkin dan teratur terutama
Pengobatan rutin dan pengobatan intensif akan dapat mencegah dan menghambat timbulnya
komplikasi kronik, seperti ulkus diabetika. Sampai pada saat ini belum ada obat yang dapat
dianjurkan secara tepat untuk memperbaiki vaskularisasi perifer pada penderita Diabetes
Mellitus, namun bila dilihat dari penelitian tentang kelainan akibat arterosklerosis ditemapt
lain seperti jantung dan otak, obat seperti aspirin dan lainnya yang sejenis dapat digunakan
pada pasien Diabetes Mellitus meskipun belum ada bukti yang cukup kuat untuk
dari kaki diabetes berdasarkan risiko terjadinya yang dapat dijadikan acuan dalam
memeriksa kaki penderita diabetes mellitus dan tindakan pencegahan yang dilakukan
81
Sensasi normal tanpa deformitas
tinggi
Kombinasi antara adanya insensitivitas, deformitas dan / atau iskemia (Tambunan, 2006;
Waspadji, 2006).
Perawatan kaki penderita diabetes mellitus yang teratur akan mencegah atau mengurangi
terjadinya komplikasi kronik pada kaki. Acuan dalam perawatan kaki pada penderita
diabetes mellitus yaitu meliputi seperti selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih,
membersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan air suam-suam kuku dengan memakai
sabun lembut dan mengeringkan dengan sempurna dan hati-hati terutama diantara jari-jari
kaki, memakai krem kaki yang baik pada kulit yang kering atau tumit yang retak-retak,
supaya kulit tetap mulus, dan jangan menggosok antara jari-jari kaki (contoh: krem
sorbolene), tidak memakai bedak, sebab ini akan menyebabkan kulit menjadi kering dan
retak- retak. menggunting kuku hanya boleh digunakan untuk memotong kuku kaki secara
lurus dan kemudian mengikir agar licin. Memotong kuku lebih mudah dilakukan sesudah
mandi, sewaktu kuku lembut, kuku kaki yang menusuk daging dan kalus, hendaknya
diobati oleh podiatrist.Jangan menggunakan pisau cukur atau pisau biasa, yang bias
tergelincir; dan ini dapat menyebabkan luka pada kaki, jangan menggunakan penutup
82
dan celah kaki setiap hari apakah terdapat kalus, bula, luka dan lecet dan menghindari
penggunaan air panas atau bantal panas (Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).
Perawatan luka sejak pasien datang harus ditangani dengan baik dan teliti, klasifikasi ulkus
PEDIS dilakukan setelah debridement yang adekuat. Saat ini terdapat banyak sekali macam
Dressing (pembalut) yang masing – masing dapat dimanfaatkan sesuai dengan keadaan luka
dan letak luka tersebut, teapi jangan lupa tindakan debridement merupakan syarat mutlak
yang harus dikerjakan dahulu sebelum menilai dan mengklasifikasikan luka, debridement
yang baik and adekuat tentu akan sangat membantu mengurangi jaringan nekrotik yang
harus dikeluarkan tubuh sehingga membantu mengurangi produksi pus/ cairan dari ulkus /
Berbagai terapi topical dapat dimanfaatkan untuk mengurangi mikroba pada luka. Selama
proses inflamsi masih ada, proses penyembuhan luka tidak akan beranjak pada proses
selanjutnya yaitu proses granulasi sampai epitealisasi. Untuk menacapai suasana kondusif
bagi kesembuhan luka dapat pula dipakai kasa yang dibasahi dengan salin
Penderita diabetes mellitus tidak boleh berjalan tanpa alas kaki karena tanpa menggunakan
alas kaki yang tepat memudahkan terjadi trauma yang mengakibatkan ulkus kaki diabetes
yang diawali dari timbulnya lesi pada tungkai kaki, terutama apabila terjadi neuropati yang
dengan memberikan alas kaki yang pas dan nyaman untuk penderita diabetes mellitus.
Penggunaan alas kaki yang tepat harus memperhatikan hal hal berupa tidak boleh berjalan
tanpa alas kaki, termasuk di pasir, memakai sepatu yang sesuai atau sepatu khusus untuk
83
kaki dan nyaman dipakai, sebelum memakai sepatu, memerika sepatu terlebih dahulu, kalau
ada batu dan lain-lain, karena dapat menyebabkan iritasi/gangguan dan luka terhadap kulit,
sepatu harus terbuat dari kulit, kuat, pas (cukup ruang untuk ibu jari kaki) dan tidak boleh
dipakai tanpa kaus kaki, sepatu baru harus dipakai secara berangsur-angsur dan hati-hati,
memakai kaus kaki yang bersih dan mengganti setiap hari, kaus kaki terbuat dari bahan wol
atau katun. Jangan memakai bahan sintetis, karena bahan ini menyebabkan kaki berkeringat
dan memakai kaus kaki apabila kaki terasa dingin (Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).
Edukasi sangat penting untuk setiap tahap pengelolaan kaki diabetes. Dengan penyuluhan
yang baik penderita diabetes mellitus dengan kaki diabetes maupun keluarganya diharapkan
akan dapat membantu dan mendukung berbagai tindakan yang diperlukan untuk
kesembuhan luka yang optimal. Rehabilitasi merupakan program yang sangat penting yang
harus dilaksanakan unutk pengelolaan kaki diabetes, bahkan sejak pencegahan terjadinya
ulkus kaki diabetes, keterlibatan ahli rehabilitasi medis sangat diperlukan untuk mengurangi
kecacatan yang mungkin timbul pada pasien.Keterlibatan ahli rehabilitasi medis berlanjut
sampai jauh sesudah amputasi, untuk memberikan bantuan bagi para penderita kaki
diabetes yang mengalami amputasi untuk menghindari terjadinya ulkus baru. Pemakaian
alas kaki khusus untuk mengurangi tekanan plantar akan sangat membantu mencegah
terbentuknya ulkus baru yang akan memberikan prognosis yang lebih buruk dari ulkus
sebelumnya
Debridemen
Tindakan debridemen merupakan salah satu terapi penting pada kasus ulkus diabetika.
Debridemen dapat didefinisikan sebagai upaya pembersihkan benda asing dan jaringan
nekrotik pada luka. Luka tidak akan sembuh apabila masih didapatkan jaringan nekrotik,
84
debris, calus, fistula/rongga yang memungkinkan kuman berkembang. Setelah dilakukan
debridemen luka harus diirigasi dengan larutan garam fisiologis atau pembersih lain dan
ultrasonic laser, dan sebagainya, dalam rangka untuk membersihkan jaringan nekrotik.
topikal pada permukaan lesi. Enzim tersebut akan menghancurkan residu residu protein.
Contohnya, kolagenasi
akan melisikan kolagen dan elastin. Beberapa jenis debridement yang sering dipakai adalah
Debridemen autolitik terjadi secara alami apabila seseorang terkena luka. Proses ini
melibatkan makrofag dan enzim proteolitik endogen yang secara alami akan melisiskan
jaringan nekrotik. Secara sintetis preparat hidrogel dan hydrocolloid dapat menciptakan
kondisi lingkungan yang optimal bagi fagosit tubuh dan bertindak sebagai agent yang
melisiskan jaringan nekrotik serta memacu proses granulasi. Belatung (Lucilla serricata)
Debridemen bedah merupakan jenis debridemen yang paling cepat dan efisien. Tujuan
85
86
CHECK LISTPENILAIAN KETERAMPILAN Pemeriksaan ulkus pedis
daritindakandanmemintapersetujuantertulis pasien
2. Cuci tangan sesuai prosedur (sebelum dan setelah 1
3. tindakan)
Inspeksi dan palpasi bagian tubuh yang terluka, 1
memeriksaneurovaskulerbagiandistalluka,danrange
4. Perlindungandiri (sarungtangansteril) 1
5. Menentukan klasifikasi ulcus pedis menurut wagner 1
87
9. Merujuk pasien ke dokter internis dan bedah untuk 1
penenganan
SKOR TOTAL lanjutan
Penjelasan :
0 Tidakdilakukanmahasiswa
1 Dilakukan,tapibelum sempurna
2 Dilakukandengansempurna
11
Lhokseumawe,…………………. 2017
Instruktur
Nip
88
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Penuntun Skill lab Blok 18. 2013. Panduan Skill Lab Blok 18.
Lhokseumawe: FK UNIMAL.
University,
89