Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi
yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka
kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia delapan belas tahun.
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak.
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian
Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi
penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi.
Penatalaksanaan bayi baru lahir memiliki tiga tujuan utama yaitu untuk mendeteksi masalah
medis sedini mungkin sehingga dapat diobati secara tepat, mempermudah adaptasi pada
kehidupan ekstraueri, melindungi bayi baru lahir dari proses bahaya seperti hipotermi dan
infeksi (Rudolph, 2006).
AKN menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal
care, pertolongan persalinan, dan postnatal ibu hamil. Semakin tinggi angka kematian
neonatal, berarti semakin rendah tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak. Berdasarkan
hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian
Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama
dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurun 1 poin dibanding SDKI tahun
2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Indonesia masih
tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Indonesia
menduduki ranking ke-6 setelah Thailand (20 per 1.000 kelahiran hidup), Vietnam (18 per
1.000 kelahiran hidup), Malaysia (10 per 1.000 kelahiran hidup), Brunei Darussalam (8 per
1.000 kelahiran hidup), dan Singapura (3 per 1.000 kelahiran hidup), (DepKes RI, 2008).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 32 kematian/1000 kelahiran hidup (Hendriyana, 2013).
Sedangkan angka kematian neonatal di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 7,2 per 1.000
kelahiran hidup kabupaten/kota dengan AKN tertinggi adalah Grobogan yaitu 13,6 per
1.000 kelahiran hidup, diikuti Kota Magelang 11,9 per 1.000 kelahiran hidup, dan

1
Temanggung 11,1 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKN paling rendah
adalah Kota Surakarta 2,1 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Magelang 4,7 per 1.000
kelahiran hidup, Jepara 4,7 per 1.000 kelahiran hidup.
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator yang
menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada
periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi, antara lain kunjungan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) termasuk konseling
perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi, dan Hepatitis B0 injeksi
bila belum diberikan. Selama periode tahun 2010-2014, indikator KN1 selalu mencapai target
Renstra dengan rata-rata peningkatan cakupan dari tahun 2010-2014 sebesar 3,2%. Pada
akhir tahun 2014 cakupan KN1 telah mencapai 97%. Target KN1 pada tahun 2015 sebesar
75%, lebih rendah dari tahun sebelumnya, karena perubahan definisi operasional indikator
KN1. Sebelumnya cakupan KN1 merupakan indikator KN1 akses kemudian pada Renstra
2015 berubah definisi dengan peningkatan kualitas kunjungan neonatal.
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL) bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan pada bayi atau bayi mengalami masalah kesehatan. Risiko terbesar
kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga bila bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama (Depkes, 2011). Bidan sebagai tenaga kesehatan sangat berperan dalam
menurunkan AKN. Dengan pemberian asuhan kebidanan bayi baru lahir yang tepat memadai
dan paripurna akan memberikan kontribusi positif dalam rangka melaksanakan fungsinya
untuk meningkatkan kesehatan dan taraf hidup ibu dan bayi dan pada akhirnya dapat
menurunkan AKI dan AKB.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil studi kasus
tentang Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis pada Bayi Ny. S Usia 2 Jam jenis
kelamin Perempuan Fase Reaktifitas II di PKM Godong II Kabupaten Grobogan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis pada Bayi Ny. S Usia 2 Jam jenis
kelamin Perempuan Fase Reaktifitas II PKM Godong II Kabupaten Grobogan sesuai
standar kebidanan dengan dokumentasi dalam bentuk SOAP.

2
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada bayi baru lahir/
neonatus normal dengan cara allo anamnesa.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada bayi baru lahir/
neonatus normal dengan melakukan pemeriksaan TTV, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
c. Mahasiswa mampu menentukan analisa atau diagnosa masalah pada bayi baru lahir/
neonatus normal
d. Mahasiswa mampu menentukan masalah dan kebutuhan serta penatalaksanaan
sesuai dengan kebutuhan pada bayi baru lahir/ neonatus normal
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari penatalaksanaan asuhan yang
diberikan.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan (Poltekkes Kemenkes Semarang)
Studi kasus ini dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi terhadap mahasiswa
kebidanan untuk mengukur kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir, serta sebagai penambah bahan kepustakaan yang dapat
dijadikan studi banding bagi studi kasus selanjutnya.
2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan (PKM Godong II)
Studi kasus ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pelayanan kesehatan dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya dalam kesehatan ibu dan
anak.
3. Manfaat untuk Penulis
a. Melatih dalam mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif
b. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
c. Memperluas wawasan ilmu pengetahuan
d. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan

D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI

3
Ditulis berdasarkan judul kasus yang di ambil, sebaiknya dari rujukan/daftar
pustaka yang jelas dari jurnal-jurnal ilmiah
BAB III : TINJAUAN KASUS
Diulas tentang kasus yang diambil dari pengkajian (data subyektif dan data
obyektif ), analisa, penatalaksanaan ( mencangkup intervensi, implementasi, dan
evaluasi )
BAB IV : PEMBAHASAN
Diulang berkaitan dengan masalah – masalah yang muncul pada saat
memberikan asuhan, kesenjangan yang ada antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus.
BAB V : KESIMPULAN
Berisi kesimpulan berdasarkan tujuan disertai dengan saran

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAYI BARU LAHIR

A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


1. Pengertian
Yang dimaksud bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat
bawaan. (Asuhan Neonatus, 2012 : 2)
Ciri-ciri bayi baru lahir normal yaitu:
a. Berat badan 2500 gr sampai 4000 gr
b. Panjang badan lahir 48-50 cm
c. Lingkar dada 32-34 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/ menit kemudian menurun
sampai 120-140x/ menit
f. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi vernix coseosa
g. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
h. Genetalia testis turun (pada bayi laki-laki), labia mayora sudah menutup labia minora
(pada perempuan)
i. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik (Ilmu Kebidanan,1999)
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari ketergantungan mutlak
pada ibu menjadi kemandarian fisiologi. (Asuhan Neonatus, 2012 : 2).
2. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
a. Perubahan Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat dan
tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah
paru sehingga aliran darah tersebut meningkat. Hal ini mengakibatkan darah dari
arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus talpus dipotong aliran
darah dari plasenta melalui vena cava. Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi
yang hidup di luar kandungan. (Imu Kebidanan,1999)

5
b. Perubahan Pernafasan
Pada menit-menit terakhir kelahirannya janin semakin hipoksik karena kekurangan
oksigen. Sebagai akibat kurangnya sirkulasi darah melalui plasenta karena kontraksi
uterus yang kuat. Dengan usaha bernafas pertama cairan yang menempati jalan
nafas didorong ke dalam alveoli yang berkembang, sehingga cairan ini dapat
diabsorpsi dengan cepat ke dalam pembuluh darah dan sirkulasi limfa paru. Dalam
15 menit setelah lahir, cairan ini telah hilang dan alveoli mengembang karena udara
(Saifuddin, 2010)
c. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami
stres dengan adanya perubahan suhu lingkungan. Pada saat meninggalkan rahim ibu
yang hangat bayi akan masuk ke dalam lingkungan ruangan yang jauh lebih dingin.
Pembentukkan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat.
Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika
seorang bayi kedinginan, ia akan mulai mengalami hipoglikemi, hipoksia dan
asidosis.
d. Metabolisme Glukosa
Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi penurunan dapat dilakukan dengan tiga cara, melalui penggunaan ASI yaitu
dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu menyusukan segera bayi
segera setelah lahir selama 1 jam, melalui penggunaan cadangan glikogen
(glikogenolisis), melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama
(glukoneogenesis). Gejala-gejala hipoglikemi tidak khas dan dapat meliputi kejang-
kejang halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi, lunglai dan menolak makan.
Akibat jangka panjang hipoglikemi ialah kerusakan yang meluas di seluruh sel-sel
otak.
e. Perubahan Gastrointestinal
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung belum sempurna yang
mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri
sangat terbatas kurang dari 30cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas
lambung ini akan bertambah secara lambat bersaman dengan tumbuhnya bayi baru
lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi
ASI on demand.

6
f. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
g. Refleks-Refleks pada Bayi Baru Lahir
Bayi yang baru lahir normal memiliki refleks-refleks fisiologis yang ditunjukkan oleh
organ-organ vitalnya. Adapun refleks-refleks tersebut sebagai berikut:
1) Mata
a) Berkedip atau corneal. Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang
tiba-tiba. Refleks ini harus menetap sepanjang hidup.
b) Pupil. Pupil akan berkontraksi bila sinar terang diarahkan padanya. Refleks
ini harus ada sepanjang hidup.
2) Glabela. Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antar dua alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat.
3) Mulut dan tenggorokan
a) Rooting. Bayi akan memutar kepala seakan mncari puting susu. Refleks ini
biasanya ada pada saat lahir dan menghilang pada usia 3-4 bulan.
b) Mengisap/Sucking. Refleks ini timbul bersama refleks rooting untuk
mengisap puting susu dan menelan ASI.
c) Swallowing/Menelan. Refleks ini harus tetap ada sepanjang hidup.
d) Muntah. Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, isapan atau
masuknya selangharus menyebabkan bayi mengalami refleks muntah.
Refleks ini harus menetap sepanjang hidup.
e) Menguap. Refleks ini menetap sepanjang hidup.
f) Ekstrusi. Jika lidah disentuh atau ditekan, maka bayi akan merespon dengan
mendorongnya keluar. Refleks ini akan menghilang pada usia 4 bulan.
g) Batuk. Refleks ini harus ada sepanjang hidup.
4) Ekstremitas
a) Menggenggam/ Palmar. Sentuhan pada telapak tangan dapat menyebabkan
fleksi tangan dan jari. Refleks ini akan menghilang pada usia 3-4 bulan.
b) Babinski. Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi. Refleks ini
dijumpai hingga usia 8 bulan.

7
5) Masa tubuh. Ada beberapa refleks pada masa tubuh, diantaranya :
a) Refleks Moro. Refleks dimana bayi akan mengembangkan tangan lebar-
lebar dan melebarkan jari-jari, lalu membalikkan dengan tarikan yang cepat
seakan-akan memeluk seseorang. Refleks moro biasanya ada pada saat
lahir dan hilang setelah berusia 6 bulan.
b) Kaget/Startle. Jika bayi mendengar suara keras yang tiba-tiba,menyebabkan
bayi akan mengekstensikan dan memfleksikan seluruh ekstremitas. Refeks
ini akan menghilang setelah usia 4 bulan.
c) Refleks Tonic Neck. Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah
satu sisi, lengan dan kakinya akan berektensi pada sisi tersebut. Refleks ini
tampak pada usia 2bulan dan menghilang pada usia 6 bulan.
d) Gallant. Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang
menyebabkan panggul bergerak ke arah sisi yang terstimulasi. Refleks ini
akan dijumpai pada usia 4-8 minggu. (Rohani, 2011)
3. Hal-Hal yang Dilakukan Pada Bayi Baru Lahir
a. Menghisap lendir dan merangsang pernafasan sekaligus menilai Apgar Score.
Tujuan menghisap lendir adalah saluran pernafasan bebas dari sumbatan kotoran
sehingga pasien dapat bernafas secara normal.

Skor
Tanda
0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada < 100 x/ menit > 100 x/ menit
Usaha bernafas Tidak ada lambat, tidak teratur Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi Gerakan
Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat
Warna kulit Biru/ pucat Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan

8
Penggunaan Apgar Score bayi baru lahir ada 3 golongan :
Apgar score 1 menit 7-10 : Normal/ baik
Apgar score 1 menit 4-6 : Asphyxia/ sedang
Apgar score 1 menit 0-3 : Asphyxia/ berat
b. Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain yang halus
atau handuk
c. Memotong dan mengikat tali pusat dan memperhatikan tehnik septik dan antiseptik,
agar tidak terjadi infeksi tali pusat dipotong dengan menggunakan gunting steril
d. Apabila bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut :
1) Rangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki, mengelus-elus dada, perut dan
pinggang.
2) Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan mount to mount (nafas
buatan dari mulut ke mulut)
e. Memperhatikan suhu tubuh bayi dengan cara :
1) Bayi dibungkus dengan kain hangat
2) Jangan membiarkan bayi dalam keadaan basah
3) Jangan memandikan bayi dengan kain dingin
4) Daerah kepala ditutupi
f. Merawat tali pusat dengan menggunakan triple day
g. Mendekatkan bayi dengan ibu dan menetek setelah lahir
h. Membersihkan badan bayi dengan menggunakan kain waslap dengan air hangat
i. Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi gonorhoe, rubella dll
j. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan tertukarnya bayi satu dengan yang lain
k. Memakaikan pakaian bayi (Imu Kebidanan,1999)
4. Pemantauan Tanda-tanda Vital
a. Suhu badan bayi diukur melalui rectum atau ketiak
b. Pada pernafasan normal, perut dan dada waktu inspirasi
c. Nadi dapat dipantau di semua titik nadi perifer
d. Tekanan darah hanya bila ada indikasi
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda
sebagai berikut :
a. Sesak nafas
b. Frekuensi pernafasan boxim
c. Malas minum

9
d. Panas atau suhu badan bayi rendah
e. Gerak retraksi di dada
f. Kurang aktif
g. Berat lahir rendah (1500-2500) dengan kesulitan minum (Buku Ilmu Kesehatan Anak)

5. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir


Penatalaksanaan bayi baru lahir meliputi:
a. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi saat melakukan penanganan bayi baru
lahir, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut :
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
2) Pakai sarung tangan bersih
3) Pastikan semua peralatan termasuk klem, gunting dan benang tali pusat telah
diinfeksi tingkat tinggi (steril)
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, serta kain untuk bayi telah dalam
keadaan bersih
5) Pastikan bahwa timbangan, pita ukur, temperatur, stetoskop dan benda-benda
yang akan bersentuhan dengan bayi telah dalam keadaan bersih.
b. Penilaian awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30
detik) jika bayi mengalami kesulitan bernafas, menangis lemah, lemas dan atau kulit
berwarna pucat biru segea bersihkan asuhan untuk membantu memulai pernafasan.
c. Pencegahan kehilangan nafas
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat
dengan cepat mengalami kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami
hipotermi meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Mekanisme
kehilangan panas yang dapat terjadi pada bayi yaitu:
1) Evaporasi, adalah cara kehilangan panas tubuh bayi yang terjadi karena
menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi yang tidak cepat
dikeringkan.
2) Konduksi, adalah kehilangan panas melalui kontak kulit langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang cepat dingin.

10
3) Konveksi, adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan
4) Radiasi,adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda
yang mempunyai temperatur tubuh.
Mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir yang rentan kehilangan panas:
1) Keringkan bayi secara seksama
2) Selimuti bayi dengan selimut/ kain bersih, kering dan hangat
3) Tutup bagian kepala bayi
4) Anjurkan Ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5) Jangan segera memandikan bayi baru lahir
6) Tempatkan bayi di lingkungan
7) Rangsangan taktil
8) Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi, jika bayi tidak
memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan serta menunjukkan
tanda-tanda kegawatan maka segera lakukan tindakan untuk membantu
pernafasan
d. Asuhan tali pusat
Mengikat tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
desinfektan tingkat tinggi atau klem plastic tali pusat kemudian lakukan simpul kunci
atau jepitan secara mantap klem tali pusat tersebut.
e. Perawatan tali pusat
Dari hasil penelitian Ani Yunanto, dkk. tahun 2005 dapat diketahui bahwa perawatan
tali pusat dengan menggunakan alkohol 70%, povidone-iodine 10% dan kasa kering
steril dapat mencegah terjadinya infeksi tali pusat dan aktivitas ketiga perlakuan
tersebut tidak menujukkan perbedaan yang bermakna terhadap hari lepasnya tali
pusat. Namun bila dipandang dari segi ekonomi perawatan tali pusat dengan kasa
kering steril dinilai lebih ekonomis dibandingkan perawatan tali pusat dengan
menggunakan alkohol 70% dan povidoneiodine 10%. (Yunanto, Ani. 2005)
f. Memulai pemberian ASI
Pastikan pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Jika mungkin
anjurkan Ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui bayinya segera setelah
tali pusat di klem atau di potong. Keuntungan pemberian ASI secara dini :
1) Merangsang produksi ASI
2) Memperkuat reflek menghisap bayi
3) Mempromosikan keterikatan antara Ibu dan bayi

11
4) Memberikan kekebalan pasif melalui colostrum
Pedoman umum untuk Ibu saat menyusui:
1) Mulai menyusui segera setalah lahir (dalam waktu 1 jam)
2) Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi
3) Berikan ASI saja selam 6 bulan pertama sesuai dengan kebutuhannya selama
bayi menginginkannya.
g. Pemberian Profilaksis terhadap gangguan mata
Pemberian tetes mata profilaktif (lar. Perak nitrat 1%) atau salep (tetrasiklin 1% atau
eritromisin 0,5%) harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran bayi
jika melebihi waktu tersebut, maka pemberiannya tidak efektif terutama diafragmatik
dan abdominal biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan ditanya
pernafasan ini timbul akibat aktifitas normal susunan syaraf pusat dan perifer yang
dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. (Buku Ilmu Kesehatan Anak).
h. Pemberian Vitamin K
Vitamin K merupakan bahan pembentuk faktor pembekuan darah. Sistem
pembekuan darah pada neonatus masih imatur sehingga pada saat lahir kadar
protein koagulasinya seperti protein prekalikrein. Cadangan vitamin K pada Bayi baru
lahir juga rendah, hal ini disebabkan oleh sedikitnya transfer vitamin K dari ibu melalui
plasenta serta tidak mampu mensintesa vitamin K pada bayi. Oleh karena itu perlu
diberikan vitamin K secara injeksi atau oral pada bayi baru lahir untuk mencegah
terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir (Ayu, 2011).
Perdarahan akibat kekurangan vitamin K pada bayi baru lahir dapat terjadi spontan
atau akibat trauma atau benturan, gesekan terutama trauma ketika anak lahir.
Perdarahan dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh bayi seperti pada otak, kulit,
mata, tali pusat, hidung, telinga dan saluran pencernaan. Perdarahan dalam otak
dengan manisfestasi sakit kepala (bayi mengais terus menerus), muntah, ubun-ubun
menonjol, pucat hingga kejang. Perdarahan otak sering bermasalah serius karena
dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pada bayi 2 minggu sampai 6 bulan.
Tingkat kematian akibat perdarahn otak pada bayi sebesar 10-50 % dari seluruh
kasus, sedangkan tingkat kecacatannya 30-50% dari seluruh kasus. Jadi peran bidan
sangat berpengaruh dalam mengurangi tingkat kematian bayi dengan cara
memberikan vitamin K profilaksis (Wijaya, 2010). Salah satu upaya menurunkan
angka kematian bayi (AKB) adalah dengan mencegah terjadinya perdarahan otak
pada bayi baru lahir sebagai akibat kekurangan vitamin K. (Wijaya, 2010)

12
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
Prinsip proses manajemen kebidanan menurut ACNM (1999) Proses manajemen kebidanan
sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh American College of Nurse Midwife terdiri dari :

1. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap


danrelevan dengan melakukan pengkajian yang komperehensif terhadap kesehatan
setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interpretasi datadasar
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikanmasalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.
4. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan
danbertanggung jawab terhadap kesehatannya
5. Membuat rencana asuhan yang komperehensif bersama klien
6. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual
7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen
denganberkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu dalam situasi darurat danbila ada
penyimpangan dari keadaan normal
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan danmerevisi
rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan

Proses Manajemen Menurut Hellen Varney (1997)


Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara periodik. Proses dimlulai dengan pengumpulan data dasar danberakhir
dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang
dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut
Varney adalah sebagai berikut :
1. Langkah I (pertama) : pengumpulan data dasar , pada langkah pertama ini dilakukan
pengkajian dengan mengumpulkan semua datayang diperlukan untuk mengevaluasi

13
keadaan klien secara lengkap, yaitu :1. riwayat kesehatan 2. pemeriksaan fisik sesuai
dengan kebutuhannya3. meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya4. meninjau
data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
2. Langkah II (kedua) : interpretasi data dasar pada langkah ini dilakukan identifikasi yang
benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yangdikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehinggaditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik. Kata masalah dan diagnosakeduanya digunakan, karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan sepertidiagnosa tetapi sungguh membutuhkan
penanganan yang dituangkan kedalam sebuahrencana asuhan terhadap klien.
3. Langkah III (ketiga) : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial. Pada langkah
ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
4. Langkah IV (keempat) : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya
selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus.
5. Langkah V (kelima ) : merencanakan asuhan yang menyeluruh . Pada langkah ini
direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa
atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
6. Langkah VI (keenam) : melaksanakan perencanaan. Pada langkah keenam ini rencana
asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan
yang lain.

14
7. Langkah VII (ketujuh) : evaluasi. Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap
efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

15

Anda mungkin juga menyukai