Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

WILLEMS’S TUMOR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA KELOMPOK III :

1. Arniat Siswi Nazara (180204001) 8. Medita A. S. Marbun (180204092)


2. Alfrida Simanjuntak (180204052) 9. Meysarah (180204034)
3. Dean Rex A.Tel (180204039) 10. Nadia Aramita (18020416)
4. Formasi L, Tobing (180204098) 11. Rizky Yanti Sagala (18020423)
5. Ika Namira Tanjung (180204068) 12. Wandes Nadi P. Zand (18020428)
6. Jiwa Sukma Sipayung (180204069) 13. Wina Sinaga (180204040)
7. Maria Pandiangan (180204072)

DOSEN : Ns. Marthalena Simamora, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN WILLEMS’S TUMOR” Dengan baik. Selesainya penyusunan ini berkat
bantuan, bimbingan, pengarahan, dan bantuan moril maupun material dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak PERLINDUNGAN PURBA, SH,MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara


Indonesia Medan.
2. Ibu Dr. IVAN ELISABETH PURBA, M.KES, selaku Rector Universitas Sari Mutiara
Indonesia
3. Ibu TARULI SINAGA, SP. M. KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Medan
4. Ibu Ns. RINCO SIREGAR, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Medan
5. Ibu Ns. Marthalena Simamora, M.Kep Selaku Dosen Pengajar yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran kepada kelompok dalam menyelesaikan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari isi maupun susunannya, untuk tim penulis akan membuka diri terhadap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak dami kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat dari pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khusunya dibidang keperawatan. Akhir kata tim penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 11 November 2020

Penulis

Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG


Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol dan
progresif. Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika atau diwariskan
kecenderungan genetika untuk karsinogen mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen
regulator, kerentanan terhadap inisiator dan promotor, kesalahan enzim pengoreksi atau
gagalnya sistem imun. Kecenderungan genetik kita dapat positif atau negatif  terhadap
tumor dipengaruhi oleh berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan (kamus kedokteran
dorland)
Salah satu contoh tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms, tumor wilms adalah
tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional,
biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun
Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi dengan
frekuensi hampir sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan indikasi tahunan
7,8 per juta anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran tumor Wilms yang paling
penting adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang paling umum adalah anomaly
urogenotal (4,4%), hemihipertrofi (2,9%), dan aniridia sporadic (91,1%).

1.2     Rumusan Masalah


1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu mempelajari konsep penyakitWillem’s Tumor dan konsep
dasar asuhan keperawatan Willem’s Tumor, sehingga mampu mencapai hasil yang
terbaik dalam mengatasi masalah pada pasiendengan Willem’s Tumor
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian keperawatan pada anak denganWillem’s Tumor
b. Mengetahui rumusan masalah keperawatan pada anak denganWillem’s Tumor
c. Mengetahui perencanaan keperawatan pada anak dengan Willem’s Tumor
d. Mengetahui implementasi keperawatan pada anak dengan Willem’s Tumor
e. Mengetahui evaluasi keperawatan pada anak dengan Willem’s Tumor
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tumor Wilms

1. Definisi

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari
sel embrional primitive di ginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa.Tumor Wilms merupakan tumor ganas intra abdomen
yang tersering pada anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif).
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun (Kamus Kedokteran Dorland).
Tumor wilms adalah tumor padat intra abdomen yang paling sering
dijumpai pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal,
biasanya muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang.
Tumor sering ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju
anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak
sehat (Basuki,2011).
2. Epidemiologi
Deskripsi patologi mengenai tumor wilms pertama kali ditulis pada tahun
1872 dan dideskripsikan oleh osler pada tahun 1879. Osler menemukan bahwa
tumor ginjal pada anak-anak yang dilaporkan oleh beberapa klinis saat itu
sebenarnya merupakan kelainan yang sama. Pada tahun 1899,wilms melaporkan 7
kasus yang dijumpainya dan melakukan tinjauan literature pada kongres di berlin.
Insidensi wilms tumor adalah 0,8 kasus per 100 orang. Terdapat 500 kasus baru tiap
tahundi amerika serikat dan sebanyak 6% darinya melibatkan kedua ginjal. Risiko
acak untuk terkena wilms tumor adalah 1 diantara10.000 kelahiran. Wilms tumor
terutama terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun. Insidensi tertinggi terjadi
antara usia 1-3 tahun. Diperkirakan tumor ini terjadi pada 7 diantara sejuta anak di
amerika serikat dan lebih banyak mengenai ras afro-amerika.ratio penderita laki-
laki dan perempuan hamper berimbang.
3. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
a) WAGR syndrome
Kelainan yang mempengaruhi banyak sistem tubuh diantaranya :
1) Aniridia – bayi lahir tanpa iris mata
2) Genitourinary malformation
3) Retardasi mental
Orang dengan sindrom WAGR memiliki kemungkinan 45 sampai 60 persen untuk
bisa terjadi tumor Wilms, bentuk kanker ginjal yang langka.Jenis kanker ini paling
sering didiagnosis pada anak-anak namun terkadang terlihat pada orang dewasa.

b) Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat
langka.Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini
berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.
3. Beckwith- Wiedemann Syndrome
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang besar,
pembesaran organ –organ.Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema
metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron
untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik.Perkembangan
blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-
34 minggu.

4. Klasifikasi
Beberapa pernyataan mengenai klasifikasi tumor wilms diantaranya :
a) Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut :
1) T : Tumor primer
a. T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80cm
b. T2 : Unilateral permukaan > 80cm
c. T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan
d. T4 :Bilateral
2) N : Metastasis limfa
a. N0 : Tidak ditemukan metastasis
b. N1 : Ada metastasis limfa
3) M : Metastasis jauh
a. M0 : Tidak ditemukan
b. M+ : Ada metastasis jauh
b) The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor Wilms,
yaitu:
1) Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul.Tumor ini
dapat direseksi dengan lengkap.
2) Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar
limfe para-aortal.Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.
3) Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,
peritoneum, dll.
4) Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru, otak,tulang
.
5. Manifestasi Klinis
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut
dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus
ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim
pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein
tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
a) Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan
yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin.
b) Anemia
c) Penurunan berat badan
d) Infeksi saluran kencing
e) Malaise
f) Anoreksia
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.
6. Patofisiologi
Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal.Tumor tersebut tumbuh dengan
cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan
meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus
dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan
tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.
Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di invasi
oleh sel tumor.Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-
abuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor tersebut
akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu massa
abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi.
Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma mutasi pada
gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen suppressor
tumor yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua adalah inaktivasi
alel kedua dari gen tumor supresor spesifik.
Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel blastema
ginjal dan epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel precursor kedua ginjal
merupakan lokasi asal terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1 meningkat pada saat
lahir dan menurun ketika ginjal telah makin matur.WT1 merupakan onkogen yang
dominan sehingga bila ada mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah dapat
menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak
terganggu.
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema dan
stroma. Berdasarkan korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik tumor
Wilms dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tumor risiko rendah
(favourable), dan tumor risiko tinggi (unfavourable)
Munculnya tumor Wilm’s sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh
vena renal dan menyebar ke organlain.

7. Pemeriksaan Penunjang
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen. Pada
10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal.
1. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan
bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk
mengetahui fungsi ginjal.
2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis
ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor
Wilms bilateral
3. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal.
USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital
USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih
predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang
echoteksturheterogenus.
4. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor wilms. Ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intra renal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar
CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di
abdomen. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis
hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasis hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi
penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk
perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan memperlihatkan
hipointensitas (low density intensity) dan hiperintensitas (high densityintensity)
6. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang
untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl
mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan
bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada
pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat
menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.

8. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan


komplikasi dan morbiditas serendah mungkin.Biasanya dianjurkan kombinasi
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan.Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomiradikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing- masing
jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan
memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka
pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi
selesai.Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih
akurat dan aman.
9. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakologi
1) Kemoterapi
Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika
yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek
samping yang rendah terhadap sel yang normal. Ada lima macam obat
sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, dengan
mekanisme kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga
pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di
sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi .
 Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan
lima hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena.
Dosis total tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama
dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.
 Vincristine
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan
dalam satu dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih
dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis,
bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu
pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat
lain karena jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila
digunakan sebagai obat tunggal dapat menyebabrelaps.
 Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,
diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari
berturut-turut.Dosis maksimal 250 mg/m2.obat ini tidak dapat melewati
sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila melebihi
dosis.Dapat dikombinasi dengan AktinomisinD.
 Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20
mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.
 Cyclophospamide
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari
secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-
300mg/m2/hari.
b. Non Farmakologi
1) Pembedahan
a) Keperawatan perioperatif
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat
kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi
dan di izinkan untuk menjalani operasi.Mereka perlu menjalani
pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi
jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan
sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena.Seluruh abdomen dan dada
dibersihkan.
b) Hasil akhir pada pasienpascaoperatif
Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang
sesuai dengan lesi.Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator
penting untuk prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat
anaplasia.Anak yan histologiknya relative baik.Maka memiliki prognosis
baik.Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii
prognosis buruk.Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-masing
anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan kualitas hidup yang
lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.
Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah
dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe
retroperitoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah
hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan.Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi.Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut
harus diangkat.
c. Radioterapi
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi
dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung,
hati dan paru.Karena itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan
tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau stadium III
dan IV.Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan
radioterapi.Radioterapi dapat jugadigunakan untuk metastase ke paru, otak,
hepar serta tulang.
10. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Meredakan kecemasan yang dihadapi pasien dan keluarga
b) Memberikan informasi tentang proses / kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
c) Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi pasien
d) Melakukan kompres untuk menurunkan suhu pasien
e) Membantu aktivitas pasien karena sebagian besar terganggu dengan adanya tumor
diperut
f) Melakukan pemasangan infus untuk menjaga keseimbangan cairan pasien
11. Pathway

Kelainan genetika Proliferasi patologik blastema

Tubuli dan glomerulus tidak berdifusi


tumbuh sel embrional primitif ginjal
dengan baik saat kehamilan

blastema renalis di janin Tumor Wilms

tindakan operasi
tumor belum menembus kapsul ginjal

berdiferensiasi
pre op post op

tumor menembus kapsul ginjal


kurang pengetahuan inkontinuitas
jaringan
penekanan pada ginjal
Ansietas

disfungsi ginjal Nyeri Akut Nyeri laserasi


Akut

gg. keseimbangan asam & basa Resiko


Infeksi

asidosis metabolik

mual& muntah berkurangnya pasokan energi

penurunan nafsu makan


keletihan, kelemahan

Ketidakseimbangan Intoleran
nutrisi kurang dari Aktivitas
kebutuhan tubuh
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Penting dilakukan pengkajian terhadap klien secara holistik (Biologis, Psikologis,Social
dan Spiritual ) untuk mendapatkan data yang lengkap dan sistematis. Adapun metode yang
dapat dipakai dalam proses pengkajian yaitu :
1. Identitas klien
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
b. Status kesehatan masa lalu
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran
e. Riwayat imunisasi
3. Pola Kebutuhan Dasar
a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan. Komponen:
1) Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini,
2) Alasan kunjungan dan harapan,
3) Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang dilakukan:
a) Kepatuhan terhadap pengobatan
b) Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan
c) Penggunaan obat resep dan warung,
d) Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan frekuensi
(misal : rokok, alkohol)
e) Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko
timbulnya penyakit
f) Gambaran kesehatan keluarga
b. Nutrisi-Metabolik
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air ,
edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. adanya mual dan muntah anoreksi
menyebabkan intake nutrisi yang tidak ade kuat. adanya peningkatan berat badan
dikarenakan edema. perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
c. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit. Eliminasi alvi
tidak ada gangguan. Eliminasi urin akan ditemukan gangguan pada glomerulus
yang menyebabkan sisa-sisa metabolisme tidak dapat di ekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami
gangguan yang menyebabkan oliguria, anuria, proteiuria dan hematuria.
d. Aktivitas-Latihan
Pada klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
otot karena adanya hiperkalemia. Menggambarkan pola aktivitas dan latihan,
fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Komponen:
1) Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
2) Aktivitas saat senggang / waktu luang
3) Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,
palpitasi,nyeri pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL :  Level
Fungsional (0-IV), Kekuatan Otot (1-5)
e. Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen:
1) Berapa lama tidur dimalam hari
2) Jam berapa tidur-Bangun
3) Apakah terasa efektif
4) Adakah kebiasaan sebelum tidur
5) Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
f. Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil, penciuman,
persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan.
Komponen:
1) Kemampuan menulis dan membaca
2) Kemampuan berbahasa
3) Kemampuan belajar
4) kesulitan dalam mendengar
5) Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
6) Bagaimana visus
7) Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya
8) Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri
9) Apakah merasa nyeri (Skala dan karaketeristik)
g. Persepsi Diri – Konsep Diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga
diri,gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri.
Komponen:
1) Bagaimana menggambarkan diri sendiri
2) Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
3) Apa hal yang paling menjadi pikiran
4) Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana gambarannya
h. Peran Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.
Komponen:
1) Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)
2) Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
3) Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan
4) Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik
5) Bagaimana keadaan keuangan
6) Apakah mempunyai kegiatan sosial?
i. Seksualitas – Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.
Komponen:
1) Apakah kehidupan seksual aktif
2) Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
3) Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
4) Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause
riwayat kehamilan, masalah terkait dengan haid

j. Koping – Toleransi Stres


Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem
pendukung.
Komponen:
1) Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
2) Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan? efektif?
3) Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
4) Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
5) Adakah penggunaan obat/zat tertentu
k. Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup.
Komponen:
1) Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan
2) Adakah tujuan,cita-cita,rencana di masa yang akan datang
3) Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
4) Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup? gambarkan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pengamatan secara seksama setatus kesehatan Klien dari kepala sampai
kaki.
b. Palpasi
Pemeriksaan dengan meraba klien :
1) Sklerosis, yaitu terjadi pengencangan dan pengerasan kulit jari-jari
tangan
2) Nyeri tekan pada daerah sendi yang meradang
3) Edema mata dan kaki, mungkin menandakan keterlibatan ginjal dan
hipertensi
c. Perkusi
Pemeriksaan pisik dengan mengetuk bagian tubuh tertentu; untuk
mengetahui Reflek, atau untuk mengetahui kesehatan suatu organ tubuh
misalnya : Perkusi organ dada untuk mengetahui keadaan Paru dan
jantung.
d. Auskultasi
Pemeriksaan fisik dengan cara mendengar, biasanya menggunakan
alat Stetoskup, antara lain untuk mendengar denyut jantung dan Paru-
paru.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan
atau pada proses kehidupan (PPNI, 2016) .Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi
pada anak dengan leukimia antara lain:
a) Diagnosa sebelum operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injurybiologis
2) Defisit Nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolisme, kehilangan protein dan penurunan intake
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
b) Diagnosa setelah operasi
1) Nyeri Akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa sebelum operasi

No DX NOC NIC

1 Nyeri akut  Pain level Paint Management


berhubungan  Pain control
dengan efek  Comfort level 1. Lakukan pengkajian secara
fisiologis dari komperhensif
neoplasia 2. Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
Kriteria Hasil : 3. Gunakan teknik komunikasi
 Mampu terapeutik
mengontrol nyeri 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
(tahu penyebab lampau
nyeri, mampu 5. Evaluasi bersama pasien dan tim
menggunakan kesehatan lain tentang
teknik non ketidakefektifan kontrol nyeri
farmakologi dimasa lampau
untuk 6. Bantu pasien dan keluarga dengan
mengurangi menemukan dukungan
nyeri, mencari 7. Kontrol lingkungan yang dapat
bantuan) mempengaruhi nyeri seperti suhu
 Melaporkan ruangan, kecahayaan, kebisingan
bahwa nyeri 8. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
berkurang
dengan farmakologi, dan interpersonal)
9. Ajarkan tentang teknik non
menggunakan
manajement farmakologi
10. Berikan analgetik untuk
nyeri
mengurangi nyeri
 Mampu
11. Tingkatkan istirahat
mengendalikan
12. Monitor penerimaan pasien
nyeri (skala,
tentang manajeen nyeri
intensitas,
frekuensi, dan
tanda nyeri)
 Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang

2 Defisit Nutrisi :  Nutritional Nutrition Management


Kurang dari Status :
Kebutuhan  Nutritional status : 1. Kaji adanya alergi makanan
berhubungan food and fluid 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
dengan intake menentukan jumlah kalori dan
peningkatan  Nutritional status : nutrisi yang dibutuhkan pasien
kebutuhan nutrient intake 3. Berikan substansi gula
metabolime,  Weight control 4. Ajarkan pasien bagaimana
kehilangan protein membuat catatan makanan harian
dan penurunan Kriteria Hasil : 5. Onitor jumlah nutrisi dan
intake  Adanya kandungan kalori
peningkatan BB 6. Berikan informasi tentang
sesuai dengan kebutuhan nutrisi
tujuan Nutrition Monitoring
 BB ideal sesuai 7. BB pasien dalam batas normal
dengan tinggi 8. Monitor adanya penurunan BB
9. Monitor tie dan jumlah aktivitas
badan
10. Monitor turgor kulit
 Mampu
11. Monitor kekeringan, rambut
mengidentifikasi
kusam, dan mudah patah
kebutuhan nutrisi
12. Monitor kadar albumin, total
 Tidak ada tanda –
protein, Hb, dan kadar Ht
tanda malnutrisi
 Menunjukkan
peningkatan
fungsi pengecapan
dari menelan
 Tidak terjadi
penurunan BB
yang berarti

3 Intoleransi  Energy Activity Therapy


aktivitas conservation
berhubungan  Activity tolerance 1. Kolaborasikan dengan tenaga
dengan kelemahan  Self Care rehabilitasi medic dalam
umum merencanakan program terapi
yang tepat
2. Bantu klien untuk
Kriteria Hasil : mengindikasikan aktivitas yang
 Berpartisipasi mampu dilakukan
dalam aktivitas 3. Bantu untuk memilih aktivitas
fisik tanpa konsisten yang sesuai dengan
disertai kemampuan fisik, psikologi, dan
peningkatan sosial
tekanan darah, 4. Bantu untuk mengidentifikasi
nadi dan RR dan mendapatkan sumber yang
 Mampu diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
melakukan
aktivitas sehari – 5. Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
hari (ADLs0
secara mandiri roda, krek
 Tanda – tanda 6. Bantu untuk mengidentifikasi
vital normal aktivitas yang disukai
 Energy 7. Bantu klien untuk membuat
psikomotor jadwal latihan diwaktu luang
 Level kelemahan 8. Bantu pasien/keluarga untuk
 Mampu mengidentifikasi kekurangan
berpindah : dalam beraktivitas
dengan atau 9. Bantu pasien untuk
tanpa bantuan mengembangkan motivasi diri
alat dan penguatan
 Status 10. Monitor respon fisik, emosi,
kardiopulmanari sosial dan spiritual
adekuat
 Sirkulasi status
baik
 Status respirasi :
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat

Diagnosa Setelah Operasi

No DX NOC NIC

1 Nyeri  Pain level Paint Management


berhubungan  Pain control
dengan  Comfort level 1. Lakukan pengkajian secara
terputusnya komperhensif
kontinuitas 2. Observasi reaksi non verbal dari
jaringan ketidaknyamanan
Kriteria Hasil : 3. Gunakan teknik komunikasi
 Mampu terapeutik
mengontrol nyeri 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
(tahu penyebab lampau
nyeri, mampu 5. Evaluasi bersama pasien dan tim
menggunakan kesehatan lain tentang
teknik non ketidakefektifan kontrol nyeri
farmakologi dimasa lampau
untuk 6. Bantu pasien dan keluarga
mengurangi dengan menemukan dukungan
nyeri, mencari 7. Kontrol lingkungan yang dapat
bantuan) mempengaruhi nyeri seperti suhu
 Melaporkan ruangan, kecahayaan, kebisingan
8. Pilih dan lakukan penanganan
bahwa nyeri
berkurang dengan nyeri (farmakologi, non
menggunakan farmakologi, dan interpersonal)
manajement nyeri 9. Ajarkan tentang teknik non
 Mampu farmakologi
mengendalikan 10. Berikan analgetik untuk
nyeri (skala, mengurangi nyeri
intensitas, 11. Tingkatkan istirahat
frekuensi, dan 12. Monitor penerimaan pasien
tanda nyeri) tentang manajeen nyeri
 Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang

2 Resikoinfeksi  Immune Status Infection Control


berhubungan  Knowledge :
dengan adanya infection control 1. Bersihkan lingkungan setelah
luka operasi  Risk control dipakai pasien lain
2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
4. Instruksikan pengunjung untuk
Kriteria Hasil : mencuci tangan saat berkunjung
 Klien bebas dari dan setelah berkunjung
tanda dan gejala meninggalkan pasien
infeksi 5. Gunakan sabun anti mikroba
 Mendeskripsikan untuk cuci tangan
proses penularan 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah
penyakit, faktor tindakan keperawatan
7. Gunakan baju, sarug tangan
yang
mempengaruhi sebagai pelindung
penularan serta 8. Pertahankan lingkungan aseptic
pelaksanaannya selama pemasangan alat
9. Berikan terapi antibiotic bila
 Menunjukkan
perlu
kemampuan
untuk mencegah
timbulnya infeksi
 Jumlah leukosit Infection Protection
dalam batas
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
normal
iskemik dan local
 Menunjukkan 2. Monitor kerentanan terhadap
perilaku hidup infeksi
sehat 3. Berikan perawatan kulit pada
area epidema
4. Inspeksi kulit dan membrane
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
5. Inspeksi luka / insisi bedah
6. Dorong masukan nutrisi yang
cukup
7. Dorong masukan cairan
8. Dorong istirahat
9. Instruksikan pasien untuk minum
antibiotic sesuai resep

4. IMPLEMENTASI

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahapan perencanaan. Jenis tindakan pada implmentasi ini terdiri dari
tindakan mandiri, saling ketergantungan/kolaborasi dan tindakan
rujukan/ketergantugan. Implementasi tindakan keperawatan disesuikan dengan
rencana tindakan keperawatan.

5. EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
(Meirisa, 2013).Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
  Dapat disimpulkan bahwa tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di
ginjal.Tumor Ginjal terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang
lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak
mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor.Faktor resiko
lainnya antara lain : kegemukan, hipertensi, lingkungan kerja, dialisa, faktor
genetik.Penatalaksanaan medis bagi penderita tumor ginjal yaitu : nefrektomi, hormonal,
imunoterapi, radiasi Eksterna, sitostatika.

3.2 Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga parapembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Christian Nordgvist. What is a Wilm’s Tumor.Edisi 2013.Diunduh dari URL


http://www.medicalnewstoday.com/articles/188130.php.

Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W. Management


of Wilms’ Tumor in Department of Urology Soetomo Hospital : report
of 70 cases. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1 Januari-Maret
2010.1-5

J.Crowin, elizabeth .2013 . Buku Saku patofisiologi .Jakarta : Penerbit Buku


kedokteran EGC

Nelson, Behrman, Kliegman. 2010. Ilmu Kesehatan Anak (Textbook of


Pediatrics). Edisi 15.Jakarta : EGC

Nurarif, A. H. dan Hardhi, K. (2015) Aplikasi NANDA NIC NOC,Edisi Revisi


Jilid I. Yogyakarta: Media Action Publishing

Pudjiadi, A. H. Dan Hegar, B. (2010) Pedoman Pelayanan Medis Ikatan


Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Smeltzer, S. C. (2010). Handbook for Brunner & Suddarth’s textbook of


medical-surgical nursing. —12th ed. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins

Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B, Yuvaraja
TB. Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology. October
2011.

Anda mungkin juga menyukai