WILLEMS’S TUMOR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA KELOMPOK III :
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN WILLEMS’S TUMOR” Dengan baik. Selesainya penyusunan ini berkat
bantuan, bimbingan, pengarahan, dan bantuan moril maupun material dari berbagai pihak.
Tim penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari isi maupun susunannya, untuk tim penulis akan membuka diri terhadap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak dami kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat dari pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khusunya dibidang keperawatan. Akhir kata tim penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari
sel embrional primitive di ginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa.Tumor Wilms merupakan tumor ganas intra abdomen
yang tersering pada anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif).
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun (Kamus Kedokteran Dorland).
Tumor wilms adalah tumor padat intra abdomen yang paling sering
dijumpai pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal,
biasanya muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang.
Tumor sering ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju
anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak
sehat (Basuki,2011).
2. Epidemiologi
Deskripsi patologi mengenai tumor wilms pertama kali ditulis pada tahun
1872 dan dideskripsikan oleh osler pada tahun 1879. Osler menemukan bahwa
tumor ginjal pada anak-anak yang dilaporkan oleh beberapa klinis saat itu
sebenarnya merupakan kelainan yang sama. Pada tahun 1899,wilms melaporkan 7
kasus yang dijumpainya dan melakukan tinjauan literature pada kongres di berlin.
Insidensi wilms tumor adalah 0,8 kasus per 100 orang. Terdapat 500 kasus baru tiap
tahundi amerika serikat dan sebanyak 6% darinya melibatkan kedua ginjal. Risiko
acak untuk terkena wilms tumor adalah 1 diantara10.000 kelahiran. Wilms tumor
terutama terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun. Insidensi tertinggi terjadi
antara usia 1-3 tahun. Diperkirakan tumor ini terjadi pada 7 diantara sejuta anak di
amerika serikat dan lebih banyak mengenai ras afro-amerika.ratio penderita laki-
laki dan perempuan hamper berimbang.
3. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
a) WAGR syndrome
Kelainan yang mempengaruhi banyak sistem tubuh diantaranya :
1) Aniridia – bayi lahir tanpa iris mata
2) Genitourinary malformation
3) Retardasi mental
Orang dengan sindrom WAGR memiliki kemungkinan 45 sampai 60 persen untuk
bisa terjadi tumor Wilms, bentuk kanker ginjal yang langka.Jenis kanker ini paling
sering didiagnosis pada anak-anak namun terkadang terlihat pada orang dewasa.
b) Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat
langka.Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini
berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.
3. Beckwith- Wiedemann Syndrome
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang besar,
pembesaran organ –organ.Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema
metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron
untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik.Perkembangan
blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-
34 minggu.
4. Klasifikasi
Beberapa pernyataan mengenai klasifikasi tumor wilms diantaranya :
a) Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut :
1) T : Tumor primer
a. T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80cm
b. T2 : Unilateral permukaan > 80cm
c. T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan
d. T4 :Bilateral
2) N : Metastasis limfa
a. N0 : Tidak ditemukan metastasis
b. N1 : Ada metastasis limfa
3) M : Metastasis jauh
a. M0 : Tidak ditemukan
b. M+ : Ada metastasis jauh
b) The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor Wilms,
yaitu:
1) Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul.Tumor ini
dapat direseksi dengan lengkap.
2) Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar
limfe para-aortal.Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.
3) Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,
peritoneum, dll.
4) Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru, otak,tulang
.
5. Manifestasi Klinis
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut
dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus
ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim
pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein
tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
a) Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan
yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin.
b) Anemia
c) Penurunan berat badan
d) Infeksi saluran kencing
e) Malaise
f) Anoreksia
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.
6. Patofisiologi
Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal.Tumor tersebut tumbuh dengan
cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan
meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus
dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan
tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.
Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di invasi
oleh sel tumor.Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-
abuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor tersebut
akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu massa
abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi.
Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma mutasi pada
gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen suppressor
tumor yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua adalah inaktivasi
alel kedua dari gen tumor supresor spesifik.
Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel blastema
ginjal dan epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel precursor kedua ginjal
merupakan lokasi asal terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1 meningkat pada saat
lahir dan menurun ketika ginjal telah makin matur.WT1 merupakan onkogen yang
dominan sehingga bila ada mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah dapat
menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak
terganggu.
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema dan
stroma. Berdasarkan korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik tumor
Wilms dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tumor risiko rendah
(favourable), dan tumor risiko tinggi (unfavourable)
Munculnya tumor Wilm’s sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh
vena renal dan menyebar ke organlain.
7. Pemeriksaan Penunjang
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen. Pada
10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal.
1. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan
bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk
mengetahui fungsi ginjal.
2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis
ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor
Wilms bilateral
3. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal.
USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital
USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih
predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang
echoteksturheterogenus.
4. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor wilms. Ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intra renal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar
CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di
abdomen. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis
hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasis hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi
penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk
perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan memperlihatkan
hipointensitas (low density intensity) dan hiperintensitas (high densityintensity)
6. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang
untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl
mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan
bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada
pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat
menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
8. Penatalaksanaan
tindakan operasi
tumor belum menembus kapsul ginjal
berdiferensiasi
pre op post op
asidosis metabolik
Ketidakseimbangan Intoleran
nutrisi kurang dari Aktivitas
kebutuhan tubuh
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Penting dilakukan pengkajian terhadap klien secara holistik (Biologis, Psikologis,Social
dan Spiritual ) untuk mendapatkan data yang lengkap dan sistematis. Adapun metode yang
dapat dipakai dalam proses pengkajian yaitu :
1. Identitas klien
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
b. Status kesehatan masa lalu
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran
e. Riwayat imunisasi
3. Pola Kebutuhan Dasar
a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan. Komponen:
1) Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini,
2) Alasan kunjungan dan harapan,
3) Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang dilakukan:
a) Kepatuhan terhadap pengobatan
b) Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan
c) Penggunaan obat resep dan warung,
d) Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan frekuensi
(misal : rokok, alkohol)
e) Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko
timbulnya penyakit
f) Gambaran kesehatan keluarga
b. Nutrisi-Metabolik
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air ,
edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. adanya mual dan muntah anoreksi
menyebabkan intake nutrisi yang tidak ade kuat. adanya peningkatan berat badan
dikarenakan edema. perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
c. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit. Eliminasi alvi
tidak ada gangguan. Eliminasi urin akan ditemukan gangguan pada glomerulus
yang menyebabkan sisa-sisa metabolisme tidak dapat di ekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami
gangguan yang menyebabkan oliguria, anuria, proteiuria dan hematuria.
d. Aktivitas-Latihan
Pada klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
otot karena adanya hiperkalemia. Menggambarkan pola aktivitas dan latihan,
fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Komponen:
1) Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
2) Aktivitas saat senggang / waktu luang
3) Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,
palpitasi,nyeri pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan ADL : Level
Fungsional (0-IV), Kekuatan Otot (1-5)
e. Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen:
1) Berapa lama tidur dimalam hari
2) Jam berapa tidur-Bangun
3) Apakah terasa efektif
4) Adakah kebiasaan sebelum tidur
5) Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
f. Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil, penciuman,
persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan.
Komponen:
1) Kemampuan menulis dan membaca
2) Kemampuan berbahasa
3) Kemampuan belajar
4) kesulitan dalam mendengar
5) Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
6) Bagaimana visus
7) Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya
8) Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri
9) Apakah merasa nyeri (Skala dan karaketeristik)
g. Persepsi Diri – Konsep Diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga
diri,gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri.
Komponen:
1) Bagaimana menggambarkan diri sendiri
2) Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
3) Apa hal yang paling menjadi pikiran
4) Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana gambarannya
h. Peran Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.
Komponen:
1) Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)
2) Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
3) Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan
4) Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik
5) Bagaimana keadaan keuangan
6) Apakah mempunyai kegiatan sosial?
i. Seksualitas – Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.
Komponen:
1) Apakah kehidupan seksual aktif
2) Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
3) Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
4) Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause
riwayat kehamilan, masalah terkait dengan haid
No DX NOC NIC
No DX NOC NIC
4. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahapan perencanaan. Jenis tindakan pada implmentasi ini terdiri dari
tindakan mandiri, saling ketergantungan/kolaborasi dan tindakan
rujukan/ketergantugan. Implementasi tindakan keperawatan disesuikan dengan
rencana tindakan keperawatan.
5. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
(Meirisa, 2013).Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di
ginjal.Tumor Ginjal terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang
lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak
mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor.Faktor resiko
lainnya antara lain : kegemukan, hipertensi, lingkungan kerja, dialisa, faktor
genetik.Penatalaksanaan medis bagi penderita tumor ginjal yaitu : nefrektomi, hormonal,
imunoterapi, radiasi Eksterna, sitostatika.
3.2 Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga parapembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B, Yuvaraja
TB. Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology. October
2011.