Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LANSIA
DENGAN MASALAH MENTAL

FINCE INDRA JAYA WARUWU ( 170204143)


DEFENISI

Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur


(usia 60 tahun ke atas) pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada
kelompok yang dikategorikan lansi ini akan terjadi
suatu proses yang disebut aging proses.
mental adalah yang berkenaan dengan jiwa, batin
ruhaniah. Dalam pengertian aslinya menyinggung
masalah: pikiran, akal atau ingatan.
Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Mental
Pada Lansia

Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal


dari 4 aspek yaitu
fisik,
psikologi,
sosial dan
ekonomi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Perubahan Mental

1. Perubahan fisik,
Sel : jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh
menurun, dan cairan interseluler menurun.
Kardiovaskuler: katup jantung menebal dan kaku, kemampuan
memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dan volume),
elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya retensi
pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat.
Persarafan: saraf pancaindera mengecil sehingga fungsinya
menurun serta lambat dalam merespon dan waktu bereaksi
khususnya yang berhubungan dengan stres. Berkurang atau
hilangnya lapisan mielin akson, sehingga menyebabkan
berkurangnya respon motorik dan reflek.
Lanjutan..

Pendengaran: membran timpani atrofi sehingga


terjadi gangguan pendengaran. Tulang-tulang
pendengaran mengalami kekakuan.
Penglihatan: respon terhadap sinar menurun,
adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi
menurun, lapang pandang menurun, katarak.
Belajar dan memori: kemampuan belajar masih ada
tetapi relatif menurun. Memori menurun karena
proses encoding menurun.
Intelegensi: secara umum tidak berubah.
2. Kesehatan umum
Keadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga harus bergantung
pada orang lain. Terjadi banyak perubahan dalam penampilan lansia,
seperti pada bagian kepala dengan rambut yang menipis dan berubah
menjadi putih atau abu-abu, tubuh yang membungkuk dan tampak
mengecil, bagian persendian dengan pangkal tangan menjadi kendur
dan terasa berat, sedangkan ujung tangan tampak mengerut. Selain
itu, fungsi pancaindera terjadi perubahan seperti ada penurunan
dalam kemampuan melihat objek, kehilangan kemampuan
mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi, penurunan
sensitivitas papil-papil pengecap (terutama terhadap rasa manis dan
asin), penciuman menjadi kurang tajam, dan kulit yang semakin
kering dan mengeras menyebabkan indra peraba di kulit semakin
peka.
3. Lingkungan
Berkaitan dengan lingkungan sekitar, seperti
keluarga dan teman. Lansia tidak jarang merasa
emptiness (kesendirian, kehampaan) ketika
keluarganya tidak ada yang memperhatikannya.
Masalah Di Bidang Psikogeratri

Kecemasan, Gangguan kecemasan pada lansia adalah


berupa gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kondlusif,
gangguan kecemasan umum, gangguan stress akut,
gangguan stress pasca traumatic.
Gejala kecemasan
Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional terhadap
kejadian yang akan terjadi, sulit tidur sepanjang malam, rasa
tegang dan cepat marah. Sering mengeluh akan gejala yang
ringan atau takut/khawatir terhadap penyakit yang berat,
misalnya kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak
dideritanya, sering membayangkan hal-hal yang
menakutkan, merasa panic terhadap masalah yang ringan.
Depresi, Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau
emosi dengan komponen psikologis seperti rasa sedih, susah,
merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau
berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi
Gejala :
Distorsi dalam perilaku makan.
Nyeri (nyeri otot dan nyeri kepala).
Berat badan berubah drastic
Sulit berkonsentrasi.
Keluarnya keringat yang berlebihan.
Sesak napas.
Kejang usus atau kolik.
Lanjutan…

Insomnia,Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah,


yang terkadang dapat mengganggu kenyamanan anggota
keluarga lain yang tinggal serumah. Perubahan pola tidur
dapat berubah tiak bisa tidur sepanjang malam dan sering
terbangun pada malam hari, sehingga lansia melakukan
kegiatannya pada malam hari.
Kurangnya kegiatan fisik dan mental sepanjang hari
sehingga mereka masih semangat sepanjang malam.
Tertidur sebentar-sebentar sepanjang hari. Gangguan cemas
dan depresi. Tempat tidur dan suasana kamar kurang
nyaman. Sering berkemih pada waktu malam karena banyak
minum pada malam hari Infeksi saluran kemih.
Paranoid, Lansia terkadang merasa bahwa ada orang
yang mengancam mereka, membicarakan, serta
berkomplot ingin melukai atau mencuri barang miliknya.
Gejala Paranoid
Perasaan curiga dan memusuhi anggota keluarga,
teman-teman, atau orang-orang di sekelilingnya. Lupa
akan barang-barang yang disimpannya kemudian
menuduh orang-orang di sekelilingnya mencuri atau
menyembunyikan barang miliknya. Paranoid dapat
merupakan manifestasi dari masalah lain, seperti depresi
dan rasa marah yang ditahan.
Lanjutan

Demensia, adalah gangguan progresif kronik yang dicirikan dengan kerusakan


berat pada proses kognitif dan disfungsi kepribadian serta perilaku
Gejala demensia:
Afasia: kehilangan kemampuan berbahasa; kemampuan berbicara memburuk dan
klien sulit "menemukan" kata-kata.
Apraksia: rusaknya kemampuan melakukan aktivitas motorik sekalipun fungsi
sensoriknya tidak mengalami kerusakan.
Agnosia: kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek atau benda urnurn
walaupun fungsi sensoriknya tidak mengalami kerusakan.
Konfabulasi: mengisi celah-celah ingatannya dengan fantasi yang diyakini oleh
individu yang terkena.
Sundown sindrom: memburuknya disorientasi di malam hari.
Reaksi katastrofik: respon takut atau panik dengan potensi kuat inenyakiti diri
sendiri atau orang lain.
Perseveration phenomenon: perilaku berulang, meliputi mengulangi kata-kata
orang lain.
Hiperoralitas: kebutuhan untuk mencicipi dan mengunyah benda-benda yang
cukup kecil untuk dimasukkan ke mulut.
Pendekatan Perawatan Lanjut Usia

Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok


lanjut usia sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat
mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan sosial.
Pendekatan fisik
Perawat mempunyai peranan penting untuk mencegah
terjadinya cedera sehingga diharapkan melakukan
pendekatan fisik, seperti berdiri disamping klien,
menghilangkan sumber bahaya dilingkungan, memberikan
perhatian dan sentuhan, bantu klien menemukan hal yang
salah dalam penempatannya, memberikan label gambar
atau hal yang diinginkan klien.
Lanjutan…

Pendekatan psikologis
Perawat harus selalu memegang prinsip “Tripple”, yaitu sabar, simpatik dan
service. Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama
dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala,
seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya
kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur
dengan suatu kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido.
Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungan lansia dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam keadaan sakit
atau mendeteksi kematian.
Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama
dengan sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka.
Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Identitas/ riwayat
Status kesehatan
Pemeriksaan fisik
 Kaji adanya demensia. Dengan alat-alat yang sudah
distandardisasi, meliputi Mini Mental Status Exam (MMSE)
 ORIENTASI
 REGISTRASI
 PERHATIAN DAN PERHITUNGAN
 DAYA INGAT
 BAHASA
 Data Demografi
Lanjutan…..

B. Diagnosa
Gangguan pola tidur b.d ansietas.
Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori,
degenerasi neuron irreversible.
Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis daan
kognitif.
Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan
persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologist).
Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting
berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan
dengan pengaruh penyimpangan jangka panjang dari proses
penyakit.
C. Intervensi
Gangguan pola tidur b.d ansietas.
Intervensi
Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila berakibat efek
negative terhadap tidur pada malam hari.
Rasional: irama sikardian (siklus tidur bangun) yang tersinkronisasi
disebabkan oleh tidur siang yang singkat.
Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur.
Rasional: derangement psikis terjadi bila terdapat penggunaan
kortikosteroid termasuik perubahan mood, insomnia.
Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam dengan kebiasaan
klien (member susu hangat).
Rasional: mengubah pola yang sudah terbiasa dari asupan makan klien
pada malam hari terbukti mengganggu tidur.
Lanjutan…

Gangguan proses pikir berhubungan dengan


kehilangan memori, degenerasi neuron irreversible.
Intervensi:
Kembangkan lingkungan yang mendukung dan hubungan klien-
perawat yang terapeutik.
Rasional: mengurangi kecemasan dan emosional, seperti
kemarahan, meningkatkan pengembanagan evaluasi diri yang
positif dan mengurangi konflik psikologis.
Kaji derajat gangguan kognitif, seperti perubahan orientasi,
rentang perhatian, kemampuan berfikir. Bicarakan dengan
keluarga mengenai perubahan perilaku.
 Pertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang.
Lanjutan….

Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan


kognitif.
Intervensi:
Kaji derajat gangguan kemampuan, tingkah laku impulsive dan penurunan
persepsi visual. Bantu keluarga mengidentifkasi risiko terjadinya bahaya yang
mungkin timbul.
Rasional: mengidentifikasi risiko di lingkungan dan mempertinggi kesadaran
perawat akan bahaya. Klien dengan tingkah laku impulsive berisiko trauma
karena kurang mampu mengendalikan perilaku. Penurunan persepsi visual
berisiko terjatuh.
Hilangkan sumber bahaya lingkungan.
Rasional: klien dengan gangguan kognitif, gangguan persepsi adalah awal terjadi
trauma akibat tidak bertanggung jawab terhadap kebutuhan keamanan dasar.
Alihkan perhatian saat perilaku teragitasi atau berbahaya, seperti memanjat
pagar tempat tidur.
Rasional: mempertahankan keamanan dengan menghindari konfrontasi yang
meningkatkan risiko terjadinya trauma.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai