Anda di halaman 1dari 7

Nama Kelompok 5 :

1. Dwi Ikhial Lutfiah (12210183110)

2. Rio Slamet Remanda (12210183115)

3. Okpivanda Diah R (12210183121)

4. Ali Puddin A (12210183136)

5. Tunasmah Tohdeng (12210183150)

BAB 15

Mengenai Tata Bahasa dalam Latihan atau Meningkatkan Kesadaran

Rod Ellis

Pendahuluan

Formal instruksi dalam tata bahasa tidak akan berkontribusi pada pengembangan
pengertahuan yang ‘diperoleh’ dari pengetahuan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi
dalam otentik komunikasi. Prabhu (1987) telah mencoba untuk menunjukkan, dengan
beberapa keberhasilan, bahwa kelas pelajar dapat memperoleh tata bahasa L2 (bahasa
kedua) secara natural dengan berfokus pada tugas-tugas lembaga lainnya. Pengajaran
tata bahasa formal sendiri memiliki efek yang tertunda, bukan instan. Fokus dalam
artikel ini adalah jika kita mengajarkan tata bahasa, bagaimana cara kita mengajarkan.
Ellis (1990), untuk alasannya mengalihkan perhatian pada bagaimana kita harus mulai
melakukannya. Secara khusus ada dua pertimbangan dan dua pendekatan yang akan
digunakan sebgai ‘praktik’ serta ‘peningkatan kesadaran’. Kemudian secara singkan
mempertimbangkan kasus untuk latihan dan berpendapat bahwa bukti yang tersedia
menunjukkan bahwa itu tidak seefektif yang diyakini secara umum.
A. MENENTUKAN PRAKTEK dan MENINGKATKAN KESADARAN
Bagi kebanyakan guru, gagasan utama pengajaran tata bahasa adalah untuk
membantu peserta didik menginternalisasi struktur diajarkan sedemikian rupa
sehingga mereka dapat digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Untuk tujuan
ini, peserta didik diberi kesempatan untuk mempraktikkan struktur, pertama
dalam kondisi terkendali, dan kemudian dalam kondisi komunikatif yang lebih
normal. 'Tahap latihan terdiri dari serangkaian latihan yang bertujuan untuk
membuat peserta didik menyerap struktur secara menyeluruh atau kata Iain,
untuk menstransfer apa yang mereka ketahui dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang'.( Ur,1988)
Untuk membedakan sejumlah jenis kegiatan praktik mekanis praktik, praktik
kontekstual, dan praktik komunikatif. Praktik terdiri dari berbagai jenis aktivitas
yang dikontrol secara kaku, seperti latihan substitusi. Praktik kontekstual masih
dikontrol, tetapi melibatkan upaya untuk mendorong peserta didik
menghubungkan bentuk dengan makna dengan menunjukkan bagaimana
struktur digunakan dalam situasi kehidupan nyata. Praktik komunikatif
memerlukan berbagai jenis kegiatan 'kesenjangan' yang mengharuskan pelajar
untuk terlibat dalam komunikasi otentik sementara pada saat yang sama
'mengawasi, seolah-olah, pada struktur yang dimanipulasi dalam proses' (Ur,
1988, hal. 9).
Terlepas dari praktik yang dikendalikan, di kontekstualisasikan, ataupun
komunikatif akan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Ada beberapa upaya untuk mengisolasi fitur tata bahasa tertentu yang
terfokus.
2. Peserta didik dituntut untuk menghasilkan kalimat yang mengandung Ciri
yang ditargetkan.
3. Peserta didik akan diberikan kesempatan untuk pengulangan fitur yang
ditargetkan.
4. Diharapkan peserta didik dapat melakukan fitur tata bahasa dengan benar.
5. Para peserta didik menerima umpan balik tentang apakah kinerja tata bahasa
strukturmereka benar atau tidak. Umpan balik ini mungkin bisa terjadi secara
langsung atau tertunda.
Kelima karakteristik tersebut merupakan definisi tentang apa yang di
kemukakan para ahli metodologi mengenai praktik. Perlu diperhatikan bahwa
setiap karakteristik merupakan asumsi tentang bagaimana tata bahasa dipelajari.
Pada umumnya, asumsi ini tidak tertandingi dan telah menjadi bagian dari
mitologi pengajaran bahasa.

Adapun Ciri-ciri utama dalam peningkatan kesadaran kegiatan adalah sebagai


berikut :

1. Upaya untuk mengisolasi Ciri linguistik tertentu untuk perhatian yang


terfokus.

2. Peserta didik diberikan data yang menggambarkan fitur yang ditargetkan dan
mereka juga diberikan aturan eksplisit yang menjelaskan atau menjelaskan fitur
tersebut.

3. Peserta didik diharapkan memanfaatkan upaya intelektual untuk memahami


fitur Yang ditargetkan.

4. Kesalahpahaman atau pemahaman yang tidak lengkap tentang struktur tata


bahasa Oleh peserta didik mengarah pada klarifikasi dalam bentuk data dan
deskripsi atau penjelasan lebih lanjut.

5. Peserta didik mungkin diminta (meskipun ini tidak wajib) untuk


mengartikulasikan aturan yang menjelaskan struktur tata bahasa.

Tujuan utama peningkatan kesadaran adalah untuk mengembangkan


pengetahuan eksplisit tentang tata bahasa.Hal ini karena tujuan dari jenis
pengajaran tata bahasa bukanlah untuk memungkinkan pelajar melakukan suatu
struktur dengan benar tetapi hanya untuk membantunya untuk 'mengetahuinya'.
Sedangkan praktik pada dasarnya adalah perilaku, peningkatan kesadaran pada
dasarnya adalah konsep pembentukandalam orientasi. Namun, kedua jenis tata
bahasa tersebut tidak saling eksklusif. Dengan demikian,tata bahasa pengajaran
dapat melibatkan kombinasi dari latihan dan peningkatan kesadaran dan,
dilakukan secara tradisional. Dengan demikian, banyak metodologi
merekomendasikan bahwa pekerjaan praktik di dahului dengan tahap presentasi,
untuk memastikan bahwa peserta didik memiliki gagasan yang jelas tentang apa
yang ditargetkan. Namun, perbedaan itu nyata dan penting. Kerja praktek tidak
dapat berlangsung tanpa peningkatan kesadaran (bahkan jika ini kebetulan),
yang terjadi bukan peningkatan kesadaran tapi dapat terjadi tanpa latihan.
Dengan demikian, sangatlah mungkin untuk mengajarkan tata bahasa dalam arti
membantu peserta didik untuk memahami dan menjelaskan fenomena tata
bahasa tanpa melibatkan mereka dalam aktivitas yang membutuhkan produksi
berulang dari struktur yang bersangkutan.

B. KASUS UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN

Bahwa tujuan dari kegiatan praktek bidang ini mengembangkan jenis kontrol
otomatis struktur tata bahasa yang akan memungkinkan peserta didik
menggunakannya secara produktif dan spontan. Ada alasan untuk percaya
bahwa ini mungkin tidak dapat dicapai, masalahnya terletak pada asumsi bahwa
kita dapat mengajarkan tata bahasa untuk digunakan dalam komunikasi. Jika kita
menurunkan pandangan kita dan sebaliknya bertujuan untuk mengembangkan
kesadaran peserta didik tentang apa yang benar tetapi tanpa harapan bahwa kita
dapat membawa peserta didik ke titik di mana dia dapat menggunakan
pengetahuan ini dalam komunikasi normal. Maka dari itu peningkatan kesadaran
didasarkan pada tujuan yang lebih rendah.

Pengetahuan implisit melibatkan tiga proses:

1. memperhatikan (pelajar menjadi sadar akan kehadiran fitur linguistik dalam


input, sedangkan sebelumnya dia mengabaikannya)
2. membandingkan (pelajar membandingkan fitur linguistik yang diperhatikan
dalam input yang dia miliki )

3. mengintegrasikan (yang terintegrasi pelajar representasi dari fitur linguistik


baru ke dalam dirinya tata bahasa mental)

Proses pertama dan kedua melibatkan perhatian sadar bahasa, sedangkan proses
ketiga terjadi pada tingkat yang sangat 'dalam', yang umumnya tidak disadari
oleh pelajar. Memperhatikan dan membandingkan dapat terjadi kapan saja tetapi
mereka tidak diatur secara perkembangan. Selanjutnya, peningkatan kesadaran
kontribusi pada perolehan pengetahuan implisit dengan cara utama yaitu :

1. la berkontribusi pada proses mengamati dan membandingkan oleh karena itu,


mempersiapkan dasar untuk pengintegrasian materi linguistik baru. Namun, itu
tidak akan membawa integrasi. Proses ini dikendalikan oleh pelajar dan akan
berlangsung hanya ketika pelajar siap secara perkembangan.

2. Menghasilkan pengetahuan eksplisit. Jadi, jika pelajar tidak dapat


mengintegrasikan fitur baru sebagai pengetahuan implisit, dia dapat membangun
eksplisit alternatif representasi yang dapat disimpan secara terpisah dan
selanjutnya diakses ketika pelajar siap untuk menanganinya. Lebih Ianjut,
pengetahuan eksplisit berfungsi untuk membantu pelajar untuk terus
memperhatikan fitur dalam masukan.

Alasan pendidikan yang dapat dikembangkan untuk pengajaran tata bahasa


sebagai peningkatan kesadaran yaitu dimasukkannya bahasa asing dalam
kurikulum sekolah yang tidak sepenuhnya dimotivasi oleh keinginan untuk
membina komunikasi antar penutur bahasa yang berbeda, meskipun hal ini telah
menjadi tujuan yang paling menonjol dalam beberapa tahun terakhir. Inklusi ini
memiliki, dan selalu memiliki, tujuan yang umum yaitu mendorong
perkembangan intelektual.

'Grammar' mewujudkan korpus pengetahuan yang dipelajari yang diharapkan


dapat berkontribusi pada keterampilan kognitif siswa. Ini merupakan konten
yang serius dengan demikian, kontras dengan konten sepele dari banyak buku
teks modern.

C. CONTOH TUGAS PENINGKATAN KESADARAN

Tugas peningkatan kesadaran bisa bersifat induktif atau deduktif. Dalam kasus
yang pertama, pelajar diberikan data dan diminta untuk membuat aturan eksplisit
untuk menggambarkan fitur grammatikal yang diilustrasikan oleh data. Dalam
kasus yang terakhir, pelajar diberikan sebuah aturan yang kemudian digunakan
untuk melaksanakan beberapa tugas.

Misalnya, memberikan contoh sederhana dari tugas induktif yang dirancang


untuk meningkatkan pelajar kesadaran tentang perbedaan tata bahasa antara
'untuk' dan 'sejak'. Masalah ini telah dirancang dengan sejumlah poin penting.
Pertama, tujuannya adalah untuk fokus pada sumber yang diketahui dan
kesulitan pelajar yang sering gagal membedakan 'untuk' dan 'sejak'. Kedua, data
yang disediakan harus memadai agar peserta didik dapat menemukan aturan
yang mengatur penggunaan preposisi ini dalam ekspresi waktu. Dalam tugas ini,
data menyertakan kalimat gramatikal dan tidak ada tata bahasa. Ketiga, tugas
membutuhkan produksi minimal di pihak pelajar, alih-alih, penekanan
ditempatkan pada pengembangan 'gagasan' tentang kapan kedua bentuk itu
digunakan. Keempat, ada peluang untuk menerapkan aturan tersebut dalam
konstruksi pernyataan yang dipersonalisasi. Ini tidak dimaksudkan untuk
'mempraktikkan' aturan tetapi untuk mempromosikan penyimpanannya sebagai
pengetahuan eksplisit dan produksi. Oleh karena itu, dibatasi pada dua kalimat
dan tidak ada desakan pada pemrosesan otomatis. Tugas seperti ini dapat
dirancang dengan berbagai format. Mereka dapat menggunakan informasi
situasional, diagram, bagan, tabel, dan sebagainya. Mereka juga dapat digunakan
baik dalam pengajaran berjenjang (yaitu, ketika guru menyelesaikan masalah
dengan seluruh kelas) atau kerja kelompok kecil.

Anda mungkin juga menyukai