Dosen Pembimbing :
Hepta Nur Anugrahini, S.Kep, Ns, M.Kep.
Disusun Oleh :
Desi Novita Sari (P27820119061)
Tingkat II Reguler B
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt, karna berkat rahmatnya sehinga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah
menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini untuk itu saya
mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca, sehingga makalah ini nantinya
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keselamatan pasien merupakan suatu tanggung jawab penuh para tenaga
kesehatan di Rumah Sakit, terutama sebagai perawat yang 24 jam melakukan
kontak dengan pasien. Dalam lingkungan keperawatan banyak sekali infeksi
yang terjadi, terutama yang bisa membahayakan pasien karena daya tahan
yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius.
Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit dan upaya
pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan
yang bermutu. Dalam pemberian pelayanan yang bermutu, seorang perawat
dan tenaga kesehatan lain harus memiliki kemampuan untuk mencegah infeksi
dimana hal ini memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan karena
mencakup setiap aspek penanganan pasien.
Salah satu penyakit infeksi yang masih sering terjadi adalah infeksi
nosokomial, infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh
saat seseorang itu berada di lingkungan pelayanan kesehatan. Saat ini, masalah
infeksi nosokomial makin banyak mendapat perhatian para ahli karena di
samping dapat meningkatkan morbilitas maupun mortalitas, juga menambah
biaya perawatan dan obat-obatan, waktu dan tenaga yang pada akhirnya akan
membebani pemerintah/rumah sakit, personil rumah sakit maupun penderita
dan keluarganya.
Cara penularan melalui tenaga kesehatan ditempatkan sebagai
penyebab yang paling utama terjadinya infeksi nosokomial. Penularan melalui
tangan tenaga kesehatan dapat secara langsung karena tangan yang kurang
bersih atau secara tidak langsung melalui peralatan yang invasif. Dengan
tindakan mencuci tangan secara benar saja kejadian infeksi nosokomial dapat
mencapai 50% apalagi jika tidak mencuci tangan. Peralatan yang kurang steril,
air yang terkontaminasi kuman, cairan desinfektan yang mengandung kuman,
sering meningkatkan risiko infeksi nosokomial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumah sakit, atau alat yang ada di
rumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada pasien,
dan sebaliknya.
meminimalkan resiko terpapar material infeksius seperti darah dan cairan tubuh
lain dari pasien kepada tenaga kesehatan atau sebaliknya. Kunci pencegahan
infeksi pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah mengikuti prinsip pemeliharaan
hygene yang baik, kebersihan dan kesterilan dengan lima standar penerapan yaitu:
1. Mencuci tangan untuk menghindari infeksi silang. Mencuci tangan merupakan
metode yang paling efektif untuk mencegah infeksi nosokomial, efektif
mengurangi perpindahan mikroorganisme karena bersentuhan.
2. Menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah
atau cairan tubuh lain. Alat pelindung diri meliputi pakaian khusus (apron),
masker, sarung tangan, topi, pelindung mata dan hidung yang digunakan di rumah
sakit dan bertujuan untuk mencegah penularan berbagai jenis mikroorganisme dari
pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya, misalnya melaui sel darah, cairan
tubuh, terhirup, tertelan dan lain-lain.
3. Manajemen alat tajam secara benar untuk menghindari resiko penularan
penyakit melalui benda-benda tajam yang tercemar oleh produk darah pasien.
Terakit dengan hal ini, tempat sampah khusus untuk alat tajam harus disediakan
agar tidak menimbulkan injuri pada tenaga kesehatan maupun pasien.
4. Melakukan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi instrumen dengan prinsip
yang benar. Tindakan ini merupakan tiga proses untuk mengurangi resiko tranmisi
infeksi dari instrumen dan alat lain pada klien dan tenaga kesehatan
5. Menjaga sanitasi lingkungan secara benar. Sebagaiman diketahui aktivitas
pelayanan kesehatan akan menghasilkan sampah rumah tangga, sampah medis
dan sampah berbahaya, yang memerlukan manajemen yang baik untuk menjaga
keamanan tenaga rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat.
bagi mereka yang masuk ke ruangan perawatan, lab jas diperlukan untuk
mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan atidak diperlukan.
5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie
Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak
langsung melalui tinja. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang
diperlukan, perlu disediakan ruangan khusus bagi penderita yang hygiene
perorangannya rendah. Masker tidak diperlukan jika ada kecenderungan terjadi
soiling dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang
terkontaminasi.
BAB III
9
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Infeksi nosokomial merupakan suatu hal yang harus menjadi suatu perhatian
penting tenaga kesehatan untuk tetap selalu waspada dalam meningkatkan
kebersihan dan juga kesterilan diri maupun alat-alat yang akan digunakan untuk
tindakan. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengendalikan terjadinya infeksi nosokomial yaitu dalam upaya ini adalah rantai
penularan infeksi. Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting
karena apabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat
dicegah atau dihentikan.
Klien dalam lingkungan keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya
tahan yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan
terhadap jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan
prosedur invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory. Dengan cara
mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi perawat dapat
menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
3.2. Saran
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah rantai penularan infeksi
nosokomial ini, terutama untuk para tenaga kesehatan diharap dapat
memperhatikan keamanan diri dengan selalu menggunakan alat pelindung diri
meliputi pakaian khusus (apron), masker, sarung tangan, topi, pelindung mata dan
hidung. Tidak lupa juga selalu melakukan cuci tangan di 5 momen.
Untuk para pasien dan keluarga pasien yang berkunjung juga diharap dapat
menjaga kebersihan dan melakukan cuci tangan setelah menjenguk pasien,
didalam pelayanan kesehatan sudah disediakan tempat untuk cuci tangan
menggunakan handrub maupun wastafel dengan air mengalir agar pengunjung
bisa mencuci tangan sebagai suatu upaya pencegahan dari infeksi nosokomial.
DAFTAR PUSTAKA
10
Lista Vanny 2018, Makalah Infeksi dan Infeksi Nosokomial, 10 April 2018,
http://makalahlistavanny.blogspot.com/2018/04/makalah-infeksi-dan-infeksi-
nosokomial.html