Anda di halaman 1dari 11

NAMA : Lina Fauziyah

NPM : 195060088
KELAS : 3C
MATA KULIAH : Psikologi Perkembangan Anak
RANGKUMAN TEORI PERKEMBANGAN PIAGET DAN BF SKINNER
Jean Piaget merupakan adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan yang
lahir di Neuchâtel, Swiss, 9 Agustus 1896 dan meninggal 16 September 1980. Jean Piaget
salah satu perintis besar dalam teori constructivist tentang pengetahuan yang karya-
karyanya banyak dikutip dalam pembahasan mengenai psikologi kognitif. Piaget yang
menjabat sebagai profesor psikologi di Universitas Geneva dari 1929 hingga 1980 telah
menulis lebih dari 60 buah buku dan ratusan artikel.

Pengertian kognitif secara umum adalah kemampuan atau potensi intelektual sesorang


dalam berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Dengan demikian, kognitif berkaitan
dengan persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan otak
(akal rasional).Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk
mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Di dalamnya
tercakup aspek-aspek: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).

A. Teori kognitif Jean Piaget

Teori kognitif dari Jean Piaget masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang
pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kirakira permulaan tahun 1960-an. Piaget
menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan
pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu:

1. kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan saraf;

2. pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan dunianya;

3. interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan


lingkungan social,
4. ekulibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar
dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya.

Pokok-pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitif dan perkembangannya

Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan
intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi
seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.

Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam
perkembangan genetik. Perubahan genetik bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup
suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi
antara organisme dan lingkungannya. Dalam responnya organisme mengubah kondisi
lingkungan, membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa
mempertahankan hidupnya.

Perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal
Piaget dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi, ia sampai pada
suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderungan yang
fundamental, yaitu kecenderungan untuk : beradaptasi dan organisasi (tindakan penataan)
untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar, yaitu
sebagai berikut :

1. Skema

Istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat menjelaskan mengapa
seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal
yang berhubungan dengan ingatan. Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh
manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara
intelektual. Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi.

2. Asimilasi

Asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-
bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yang ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi
berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya memproses satu stimulus saja, melainkan
memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan
skemata, tetapi asimilasi mempengaruhi pertumbuhan skemata. Dengan demikian asimilasi
adalah bagian dari proses kognitif, dengan proses itu individu secara kognitif mengadaptasi
diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.

3. Akomodasi

Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama.
Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut
oleh Piaget adalah keseimbangan.

Untuk keperluan pengkonseptualisasian pertumbuhan kognitif/ perkembangan intelektual


Piaget membagi perkembangan ini ke dalam 4 periode yaitu :

1. Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)

Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan sistem
penginderaan untuk mengenal lingkungannya untuk mengenal obyek.

2. Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)

Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu
model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.

3. Periode konkret (7,0-11,0 tahun)

Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi
didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis.

4. Periode operasi formal (11,0-dewasa)

Periode operasi formal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak
remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia
dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.

 
B. Teori Belajar Menurut Skinner

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para
tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun
lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi
melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah
laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Untuk lebih
lengkapnya penulis akan membahas teori kondisioning operan pada bagian berikut ini.

Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner.

1. Sejarah teori Kondisioning Operan menurut B.F. Skinner

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya
teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model kondisian klasik dari
Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada pelaksanaan penelitian

Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana
stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner
penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan
bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku
menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh
terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu merespon
nanti.

Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John
Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus
dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya,
Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari
Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang
mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang
bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.

Kajian Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner

Kondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari


prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Inti dari teori
behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Ada 6 asumsi
yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122).
Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:

a. Belajar itu adalah tingkah laku.

b. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan


dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.

c. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan
kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan
di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.

d. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang
dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya
penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan dan Hukuman. Penguatan
(reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku
akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan
probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Penguatan positifadalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat


karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan
positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau
penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

b. Penguatan negatif,adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons


meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah
dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan
negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan
penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan
negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan
probabilitas terjadinya perilaku.

Contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).

a. Penguatan Positif

Perilaku, Murid mengajukan pertanyaan yang bagus

Konsekuensi, Guru menguji murid

Prilaku kedepan, Murid mengajukan lebih banyak pertanyaan

b. Penguatan Negatif

Perilaku, Murid menyerahkan PR tepat waktu

Konsekuensi, Guru berhenti menegur murid

Prilaku kedepan, Murid makin sering menyerahkan PR tepat waktu

Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada dinamika perubahan
tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang digambarkan oleh
makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure
(SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas menempatkan binatang percobaan
dalam "kontigensi terminal". Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko, berhasil
atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu
prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan Sitimulus-
respon-penguatan yang diatur secara seksama.

Skinner menggambarkan praktek "tugas dan ujian" sebagai suatu contoh menempatkan
pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner menyarankan penerapan
cara pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti menunjukkan perhatian pada
stimulus dan melakukan studi yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari
karena adanya hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya
tingkah laku positif yang diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi
peran penguat berkondisi dan alami, penguat positif dan negative, dan penguat umum.

Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:
a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar
diberi penguat.

b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

c. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

d. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

e. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

f. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan
dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforce

g. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan
selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan
selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus
penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat
melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan
perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Aplikasi Skinner terhadap pembelajaran.

Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

b. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika
benar diperkuat.

c. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sistem
modul.

d. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.


e. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

f. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

g. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran


agar tidak menghukum.

h. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

i. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

j. Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.

k. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan pembentukan (shaping).

l. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

m. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.

n. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya
masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah
dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.

Analisa Perilaku terapan dalam pendidikan

Analisis Perilaku terapanadalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah


perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang
pendidikan yaitu

1. Meningkatkan perilaku yang diharapkan

Ada lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak
yang diharapkan yaitu:

a. Memilih Penguatan yang efektif

Tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak. Analisis perilaku terapan
menganjurkan agar guru mencari tahu penguat apa yang paling baik untuk anak, yakni
mengindividualisasikan penggunaan penguat tertentu. Untuk mencari penguatan yang
efektif bagi seorang anak, disarankan untuk meneliti apa yang memotivasi anak
dimasa lalu, apa yang dilakukan murid tapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi
anak terhadap manfaat dan nilai penguatan. Penguatan alamiah seperti pujian lebih
dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi, seperti permen, mainan dan uang.
b. Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu

Agar penguatan dapat efektif, guruharus memberikan hanya setelah murid melakukan
perilaku tertentu. Analisis perilaku terapan seringkali menganjurkan agar guru
membuat pernyataan "jika...maka". penguatan akan lebih efektif jika diberikan tepat
pada waktunya, sesegera mungkin setelah murid menjalankan tindakan yang
diharapkan. Ini akan membantu anak melihat hubungan kontingensi antar-imbalan dan
perilaku mereka. Jika anak menyelesaikan perilaku sasaran (seperti mengerjakan
sepuluh soal matematika) tapi guru tidak memberikan waktu bermain pada anak,
maka anak itu mungkin akan kesulitan membuat hubungan kontingensi.

c. Memilih jadwal penguatan terbaik

Menyusun jadwal penguatan menentukan kapan suatu respons akan diperkuat. Empat
jadwal penguatan utama adalah

1). Jadwal rasio tetap: suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respon.

2). Jadwal rasio variabel : suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respon,
akan tetapi tidak berdasarkan basis yang dapat diperidiksi.

3). Jadwal interval - tetap : respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan
diperkuat.

4). Jadwal interval - variabel : suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel
waktu berlalu.

d. Menggunakan Perjanjian. Perjanjian (contracting)

adalah menempatkan kontigensi penguatan dalam tulisan. Jika muncul problem dan
anak tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada perjanjian yang
mereka sepakati. Analisis perilaku terapan menyatakan bahwa perjanjian kelas harus
berisi masukan dari guru dan murid. Kontrak kelas mengandung pernyataan "jika...
maka" dan di tandatangani oleh guru dan murid, dan kemudian diberi tanggal.

e. Menggunakan penguatan negatif secara efektif


Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena respon tersebut
menghilangkan stimulus yang dihindari.seorang guru mengatakan"Pepeng, kamu
harus menyelesaikan PR mu dulu diluar kelas sebelum kamu boleh masuk kelas ikut
pembelajaran" ini berarti seorang guru menggunakan penguatan negatif.

2. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukkan (shaping).

Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum
respons dan meningkatkan kemungkinan respon tersebut akan terjadi. Shapping
(pembentukan) adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku sasaran.

3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.

Ketika guru ingin mengurangi perilaku yang tidak diharapkan (seperti mengejek,
mengganggu diskusi kelas, atau sok pintar) yang harus dilakukan berdasarkan analisis
perilaku terapan adalah

a. Menggunakan Penguatan Diferensial.

b. Menghentikan penguatan (pelenyapan)

c. Menghilangkan stimuli yang diinginkan.

d. Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman)

Kelebihan dan kekurangan Menurut B.F. Skinner

a. Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan
dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan
lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.

b. Kekurangan

Beberapa kelemahan dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B. G. 1994)
adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang
berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon sukar diterapkan
pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa
adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang
mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan
belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin
berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai
salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah
anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami
sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun
fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

Anda mungkin juga menyukai