Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Lina Fauziyah

NPM : 195060088
KELAS : 5C
TUGAS : Pertemuan 4 Membuat Naskah Monolog
MATA KULIAH : Public Speaking

Sekedar Islam ??
Ketika bumi dengan segala keberagamannya penuh dengan lika liku yang terus menggejolak.
Hati ini serasa hancur dan gelisah memikirkan keadaan yang begitu perih. Dengan harta,
juga tahta yang melimpah, bahkan jabatan yang disegani orang.  Kelihatannya aja yang
bahagia, namun sebenarnya berbalik menjadi kesengsaraan.
Harapan bagaikan daun tua yang gugur, sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia.
Daun mudah yang menggantikan daun tua, begitulah seterusnya. Saya sadar... Sangat sadar,
bahwa apa yang kini saya lakukan itu salah. Namun, bisikan setan ini sering kali
melumpuhkan hatiku. Berusaha keluar dari zona setan yang akhirnya terjerumus kembali.
Akupun sadar bahwa ini adalah hal yang sementara yang kemudian akan
dipertanggungjawabkan. Aku harus keluar dari jebakan ini, karena aku menyadari tujuan
hidup kita sebenarnya. 
Jangan sampai nafsu sesaat akan kehidupan mengalahkan kekekalan abadi di sana. Jangan
sampai nafsu ini mengalahkan logika dan akal yang diberikan sang pencipta, karena hanya
hewan saja yang tak punya akal. Mendekatkan diri kepadanya sebagai seorang pendosa,
tidak akan menjadi hina dibanding menjauh darinya sebagai seorang pendosa. Sang
pendosa.. Yah, mungkin itulah saya. Tapi, saya tau Allah tak hanya melihat awal ketaatan
seseorang, namun juga akhir dari taatnya.
Demokrasi
Saya begitu mencintai demokrasi. Tapi saya cuman wong cilik, tak ada tampang seperti
pejuang, apalagi pahlawan gagah berani.
Saya tak mungkin masuk koran, wajah saya juga tak banyak dikenal orang. Perjuangan saya
hanya sebatas RT 01 tempat saya tinggal.
Demokrasi di tempat kecil ini begitu indah. Semua warga memaknai dan mengamalkan
demokrasi tanpa ada paksaan darimanapun.
Saat ada yang anti demokrasi di wilayah kecil nan indah ini, dengan gejolak semangat
perdamaian para warga akan meminta saya menyelesaikannya. Ya, mereka menghormati
saya sebagai pimpinan hasil demokrasi mereka.
Jika saya mampu, saya bisa mengerahkan mereka bila ada yang megusik demokrasi. Tapi
toh buat apa? Di sini, di RT 01, demokrasi sudah berjalan begitu indah. Semua membela
demokrasi dengan kompak dan dengan kesadaran sendiri.
Seandainya, semua wilayah negaraku seperti ini. Oh, sungguh indahnya.
“DIRUMAHAJA”
Saat ini,, dunia sedang sakit, mulai dari banjir bandang, Iran melawan Amerika, matinya
pemain legend, serta penyakit virus yang sangat berbahaya yang sedang melanda dunia ini,
banyak yang sudah menjadi korban. Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus diam?
Tidak. Kita harus bangkit dan kita harus mematuhi aturan pemerintah.
Tolong….
Jangan anggap remeh,, karena ini semua tidak akan berakhir, jika tidak mulai dari kesadaran
kita sendiri.
Kita bisa Bersama perangi virus corona, agar dunia ini bisa Kembali seperti semula, yang
kata kalian, kalian mau hidup seperti dulu lagi, semua kita harus mulai dari sekarang.
Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Dan kalua bukan kita, siapa lagi?
Semua untuk kebaikan dunia ini, ikutilah aturan pemerintah, dengan rajin mencuci tangan,
jaga jarak fisik, jangan berkumpul, dan tetap dirumah.
Ayo kita bantu pemerintah dan tenaga medis yang berjuang diluar sana, meraka semua
berjuang untuk kita. Maka kitapun harus berjuang untuk mereka.
Dengan dirumah saja semua akan cepat berakhir dan pulih.
Sebentar lagi….
Banyak hari raya yang sudah menunggu kita, jika kita tidak cepat menyelesaikan semua ini,
apa kalian tidak sedih? Banyak rumah ibadah yang kosong, karena larangan pemerintah
untuk tidak berkumpul.
Kita tidak boleh diam! Kita harus terus berjuang! Sampai semua Kembali normal
Wahai dunia…. Wahai Indonesia… cepat lah pulih.

Anda mungkin juga menyukai