Anda di halaman 1dari 9

Perkenalkan untuk memperkenalkan diri sebab disana tak ada yg mengenal apalagi peduli

akulah orang yang tersesat kehilangan arah dari republic kebingungan. Hendak kuceritakan
padamu tentang tanah airku, perihal indah agung menawannya kebingungnanya dan segala
tentang katanya. Terbayang dibenakku dimasa silam akan cerita nyata kala pekikan takbir
membahna serta kalimat menggelora merdeka 2X. Perjuangan para pahlawan, pengorbanan
jiwa, dan tetesan para syuhada tak sia sia. Inilah negri kita Republik Kebingungan, sebuah
negeri yang makmur subur ijo royo royo, negri yg aman totro tentrem karto raharjo, hutannya
paru paru dunia, kebudayannya akar peradaban manusia, tapi segala faktanya Cuma katanya.

Sekian puluh tahun kemerdekaan dalam genggaman tapi ikatan pancung penjajahan terasa
masih mencekik kehidupan. Kita hidup ditanah surge tapi penuh lara dan sengsara sampai
pulau kami tak terjamah apalagi terkelola, tuan pengella pasti sang sipit atau sang pirang.
Hingga kita tak mewariskan mata air melainkan air mata, ilir ilir memang kita sudah ngelilir, kita
sudah bangun sudah bangkit bahkan kaki kita sudah melangkah berlari namun akal fikiran kita
belum, hati nurani kita belum. Sayang seribu sayang tak terbesit dalam pikiran, kita sudah
berbuat apa dan memberi berapa, pikiran kita masih sebatas dapat apa dan berapa, itu tak
ubahnya pikiran, SAMPAH SAMPAH PERJUANGAN, kita selalu terkecoh akan harta, tahta,
wanita, berita senjata, Toyota, dan ta ta yg lainnya.

Betapa republic kita terbelungggu, dekepung sakularis, liberalis, komunis is is is. Ditunggangi
naga beruang hingga sesuatu sesakral agama bisa mengundang curiga. Mungkinkan
mungkinkah kita telah menutup telinga terhadap nasihat ulama, mengabaikan jasad kyai dan
santrinya, menutup mata pada SEJARAH YANG NYATA. Atau mungkinkah kita lebih membuka
hati dan telinga pada penjajah yang tak pernah menguntungkan, melainkan untuk kacaukan
kuasai kuras, dan akhirnya merekapun kenyang sementara kita terkapar kelaparan. Sadarkah
bahwa kita bangsa yang terlalu pandai merasa, merasa paling kuat, merasa paling dibutuhkan,
merasa paling satu satuya padahal KITA HANYA SALAH SATUNYA.

Bukankah bukankah kita telah mengetahui asal mula negri kita? Pasaknya dibangun ulama dan
auliya, pilarnya ditopang kyai dan santrinya, atapnya disangga oleh cendekia, tapi detiik ini
semua telah berbeda. Ulama ulama jadi tersangka, kya dan santri diintai gerak geriknya,
pendapat cendekia tak lagi diterima. DEMIKIANLAH REPUBLIC KEBINGUNGAN. KEDZOLIMAN
DIANGGAP KEADILAN, KEBATILAN DIANGGGAP KEBENARAN, KEKACAUAN DIANGGAP
KEDAMAIAN.

BEGINILAH PERILAKU DAN TINGKAH KITA. Ketika diajak memilih pemimpin seiman kita malah
berujar HELEH YANG PENTING MAKAN BUKAN IMAN, kala orang memakai busana modis kita
berkomentar WIH MIRIP ARTIS, tapi kala seorang dai berdakwah ke pelosok dengansinis kita
berbisik SsssTTTTT JANGAN JANGAN DIA TERORIS, ketika ada yang menista alquran kita pada
bilang UDAH BIARKAN, tapi ketika bendera tauhid dikibarkan kita berseru TANGKAP
PENJARAKAN, saat anak band menyanyi tak karuan ramai ramai kita berseru AYO MARI
SAKSIKAN, namun ketika berjuta umat menuntut keadilan mengumandangkan takbir kita
lantang berseru GAGALKAN DAN BUBARKAN, kita mencerca maling dengan penuh kedengkian,
kenapa bukan kita yang maling? KITA MENOLAK PEMUSNAHAN DENGAN MERANCANG
PEMUSNAHAN2X, kita membenci pembuat dosa besar dengan cara setan yang melarangnya
untuk insyaf dan taubat. Cukuppppp Haii Wahaiii Republik Kebingungan(TERIAK LANTANG).

Mau sampai kapan, kita digerogoti kerunyaman, lamun kegalauan diperbudak persoaalan.
Meskikah kita bersuka rela untuk diperbudak dajal2X keduniaan, dajal2X hedonisme,
sekularisme, zionisme internasionallll. Masihkan kita bersantai, dilamun gelombang kotor, najis,
radikal, anti kemanusiaan dan anti keislaman. Masihkah kita mengingat saat imam bonjol
bertempur sebagai panglima, saat pangeran diponegoro berperan bak singa, saat bung tomo
memekikkan takbirrrrr seanterooo laaangittt Surabaya.

Inilah republic aman tentram yang melekat dengan islam, untung ada islam yang bersamnya,
rakyat tak takut apapun kecuali murka allah pun tak berharap kecuali ridho Allah. Untung ada
pesantren yang dari rahimnya muncul embrio generasi yang mampu menginspirasi bangsa agar
senantiasa melawan segala bentuk penjajah dan penjajahan, untung ada pensantren yang
bersinar sebagai lentera haqiqi untuk menerangi seluruh negri. Itulah pesantren, pelita nan
cerah yang mencerdaskan kehidupan bangsa, berdiri tegak mengemban amanatul ilmi wal
ulama dan juga selalu setia dan tak pernah jemu menjaga ikromul ilmi wal ulama. Wahaiiiii
bangsa kebingungan, saatnya bagi kita untuk membuka mata, membukaa hati, membukaa
pikiran agar tak seperti orang bermata 1 dikerumunan orang buta. Wahai bangsa kebingungan,
INGATLAH, CAMKANLAH DIATAS HANYA ALLAH DIBAWAH HANYA TANAH, bahwa jasad kita
melekat dengan bumi tapi jiwa kita harus berhubungan dengan yang ada diarsy. Wahai bangsa
kebingungan, kita harus kembali padaNYA, hidup mati kita harus bismillah, fillah, billah,
maallah, minallah, illallah, lillah, allallah, sehingga asa kita buukan sekedar asa, cita kita bukan
sekedar cita. Republik kebingungan engkaulah SEBENAR BENAR PENGGALAN FIRDAUS DIMUKA
BUMI INI, YA AIYYATUHAN NAFSUL MUTMAINNAH IRJII ILA ROBBIKI RODHIYATAM MARDIYAH
FADHULI FI IBADI FADHULI JANNATI.
Negriku subur tapi tidak makmur, negriku kaya namun fana, negriku merdeka namun hancur,
sejarah tentang sebuah negri yang puncak kerusakaanya terletak pada ketidaksanggupan para
penghuninya untuk mengakui betapa kerusakan itu sudah sedemikan tidak terperi, pakaian
kebangsaan kita, harga diri nasionalisme kita telah tersobek sobek oleh tradisi penindasan
kebodohan, keserakahan yang tidak habis habisnya harus kita jahit kembali, harus kita utuhkan
lagi untuk merajut mimpi mimpi dimasa depan, memang memang kita sudah bangun, sudah
bangkit, beribu ribu kaum muda sudah bangkit memenuhi jalanan jalanan, mereka tak sabar
membanjiri jalanan untuk memuliakan kemerdekaan yang sudah lama diidamkan. Mungkin kita
terlalu lama tidak merdeka, sekarang kita tidak mengerti bagaimana mengerjakan kemerdekaan
sehingga tidak faham beda antara demokrasi dan anarki. Terlalu lama 2X kita tidak boleh
berfikir lantas dengan fikiran kita terhenti, sehingga kita tidak bisa membedakan mana asap
mana Loyang, mana kepiyawaiyan mana kegaduhan, mana pemimpin mana pendusta, mana
nasi mana trinja. Kita cucuk cucuk penghianat dan kita buang para pahlawan, kita bela kelicikan
dan kita curigaaai ketuluusan. Negriku hancur dengan penganggur yang hidup dari pension
setiap bulan, rakyat rakyat kecil itu menyumbang Negara tanpa diberi imbalan, rampok rampok
diberi kompensasi dengan kaum sakti instansi, amplop menguasai penguasa dan
mengendalikan orang biasa, amplop2X membeberkan dan menyembunyikan, mencairkan dan
membekukan, mengganjal dan meletihkan.

Orang alim bisa nafsu, banyak terus pamer kebodohan dengan keangkuahan yg menggelikan,
banyak yg terus pamer keberanian dengan kebodohan yang menggelikan, banyak yg terus
pamer kekerdilan dengan teriakan yg memilukan, banyak yg pamer kepengecutan denga laagak
yg memuakkan.

Penegak keeadilan jalannya miring, semuannya pusing, semua semuannya semakin merasa,
merasa paling benar, paling kuasa, merasa satu satunya padahal hanya salah satunya, aku
melihat dunia ini dipenuhi peperangan, dunia terbakar sempiiit karena keserakahan
manusia,dimana islam islaaaam, dunia telah dipenuhi peperangan, dibodohi semua golongan,
tak lantas semua golongan tersebut berperang 1 sama lain, semua itu karena suki suki kaulah
penyebabnya sukii. Bisakah luka yang teramat dalam ini nanti akan sembuh? Bisakah
kekecewaan bahkan keputus asaan yg mengiris iris hati berpuluh puluh juta ini pada akhirnya
akan kikis? Adakah kemungkinan kita akan naik merangkak dari jurang yg teramat curam dan
dalam, adakah api yang berkobar bar lagi ataukah asap akan membumbung memenuhi angkasa
tanah air, apakah kita tahu apa yg sebenarnya kita jalani? Cakrawala manakah yg sebenarnya
menjadi tujuan langkah2x kita, pernahkah kita bertanya? Bagaimana cara melangkah yg benar?

Aku melihat ganjalan dinegri ini, manusia2x itu muncul lagi dari neraka jahnnam, dia Cuma
wanita biasa yg menambah semak liar dan sesekali menebas belantara kemunafikan, walaupun
dia Cuma merajut maaf, siapa yg peduli? Karena langkahnya sudah dijegal jeruji kebencian dan
sekarang mereka sudah tak sabar ingin mengoyak ngoyak kejujurannya. Kadang aku malu
bersimpuh disajadah, mencari jawabannnMU dalam doa,TUHANNNN siapa sesunggunya
pemegang kunci syurga? Ketika islam mulai mengakar kuat dinusantara dan dunia, ketika itulah
konglomerat2x barat mulai menyusup menempati tempat tempat disekitarnya, dan seketika itu
umat islam dipecah belah, dan seketika itu pula pesantren2x dipenjuru umat untuk menyatukan
ibu pertiwi dan dunia, SEBUAH PERISTIWA TENTANG SEBUAH NEGRI CAMPUR PERWAKILAN
SECUIL TANAH DARI SYURGA namun sayng merekalah pembuat onarnya, HEI tidaklah kalian
berfikir, HEI tidaklah kalian mengerti apa yg kalian perbuat, kau hancurkan agama kami, kau
hinakan agama kami, kedengkian pelecehan kau injakkan dibumi. SUMMUN BUKMUN UMYUN
FAHUM LAA YARJIUN. Apa kau tak dengar penghujat? Apa kau tak tau adanya angka kajian? 411
212 313 itu angka kajian bung.

Dan dengan semua itu kau masih belum sadar? Belum mengerti? Kawan cukup kawan, kami
ucapkan rasa terimkasih kepadamu atas semua pemberian yg tulus dari hati, sungai terhenti
kau perbaiki, kau mudahkan segala macam transportasi, kau dirikan masjid sana sini. Tapi ingat
ingtalah dibalik semua itu aqidah diobral murah, agama dijual murah, dasar pemimpin
peminpin sampah. Islam takkan memandangmu, sesungguhnya dirimu telah menhianti anak
anak yg sangat berharga,astagfiullahaladzim anak anak yang bernamakan kedamainan,
keadilan,CINTA LENYAAAAAP DAARI MUKA BUMI INI. Kemana mereka pergi? Padahal islam telah
Berjaya di negri ini, namun pemimpinnya saja yg tak tau diri, hokum tumpul keatas tapi tajam moncong
ke bawah, tikus tikus kantor itu muka bertopeng tatkala yg bersalah, jika aku pemimpinnya AKAN
KUHANCURKAN 9 NAGA DENGAN SEEKOR GARUDA. FIKULUBIHIM MARODHUM FADZA DUHULLAHU
MARODHO FAHUM ADZABUN AIMUN BIMA KANU YAKZDIBUN.
Keraguan itu ada dibenakku, disatu sisi aku berfikir untuk apa aku kembali, Negara itu tidak
menghargaiku, tidak menghormati ilmu dan karya2x ku, namun disatu sisi Negara itu ibu
kandungku dan pesantren itu bertahuntahun aku dididik, ditempa dan diajari, tanah air udara
semua sudah menjadi bagian dari hidupku, darah dagingku pun tumbuh dari minuman dari
negri itu, istigfar3x, hingga aku terigat saat kecil aku bermimpi…
Raja sejatinya bangsa ini adalah bangsa yang besar. Penerima Anugerah Terindah Budiluhur dan
cita-cita mulia terangkat sempurna, asetnya melimpah, lautnya bak hamparan permadani Tak
Berujung. Raja bangsa ini sejatinya berakhlak mulia, dihuni oleh beragam suku budaya, serta
Kyuhyun diwarnai oleh beragam adat-istiadat yang melimpah, diisi oleh para pelaku peradaban
tinggi . Raja-raja sejatinya mereka selalu berbenah telapak kakinya didirikan sepatu prajurit,
setiap jari-jarinya dijadikan cambuk, pusat matanya Cakra anak panah, air liurnya kembang
wijaya kusuma, jidatnya Cakrawala, lengannya Bima sakti, besarnya pelana kalimatullah, tulang
punggungnya sayap anak semesta, lututnya saling silang tawazun gravitasi ubun ubunnya
tempayan seluruh galaksi, adam tegak Teguh, Ibrahim garis mata angina, musa tiang bumi
kelangit, Nuh mendalam, Isa kelam, Muhamad wali nikah imanensi dan transendensi,
nyambung awal dan akhir, pemersatu Ada Dan Tiada, Awalnya mereka tegak berpegang teguh
terhadap nasihat-nasihat Rasul, Tapi kini, mereka berhianat sesama manusia, mereka tidak
serius terhadap nilai-nilai, bahkan terhadap tuhaaaan, mereka bersikap setengah hati. Raja, raja
Hei Raja, Aduh raja-raja, Astagfirullah raja-raja, Masya Allah Raja2x, Hei Raja betah sekali kau
tinggal disana dinegri kotor yang tak tahu aturan, uang dikorupsi habis-habisan, jabatan
dipertuhankan, Pancasila kode kasirakan diberi bumbu komunis dikasih topping liberalis bahkan
disajikan dengan piring sekuleris Raja. Ekonomi ekonomi mereka anjlo, pengalihan isu lewat
media merajalela, hutang mereka negri lain, hampir menyentuh 3000 triliun raja, tapi jikalau
aku penguasa seperti kamu akan aku persatukan pacasila dengan agama bukan malah
membenturkan keduanya raja. Hei hidupmu penuh kegelimpangan raja, jadi buat apa kau
memikirkan dan mementingkan negara lain raja? sudahlah berjuang untuk negara itu tak ada
untungnya lagi hanya membuang-buang waktu saja raja.

Akankah matahati Kan terbuka, setelah negri ini diguncang kembali, bukan bukan hanya gempa
namun moral dan ideology, akankah mata hati kan terketuk, negeri ini makin membusuk,
membusuk bukan karena kisah negeri yang ambruk, namun akhlak manusia nya makin
memburuk, kemana kemana anak-anak itu? Kemana anak-anak yang dilahirkan oleh seluruh
bangsa ini? dengan luka dan darah kematian, anak-anak yang dilahirkan oleh sejarah 3
setengah abad kemana? kemana anak-anak itu? siapa-siapa yang berani-berani
menyembunyikan mereka? Siapa yang menculik mereka? siapa yang mencuri dan membuang
mereka? anak-anak yang bernama kemerdekaan itu, yang bernama cinta kasih sesama, yang
bernama adilnya kesejahteraan, yang bernama keterbukaan dan kelapangan, Kemana? aku
melihat anak-anak itu lari tunggang-langgang, aku melihat anak-anak itu diserbu oleh rasa takut
yang mencekam, aku melihat anak-anak itu tiarap di semak-semak zaman, aku melihat anak-
anak itu bersembunyi dibawah Kegelapan, aku melihat anak-anak itu ditelan oleh tsunami
globalisasi, jangan salahkan tsunami globalisasi kawan, Kalau datangnyapu bumi, salahkan saja
para pemimpin tukang korupsi, salahkan saja para tipus Tikus Kotor penghuni kursi Tahta
istana, mereka telah merampas hak-hak Negeri hingga anak-anak itu perg meregang Negeri,
mereka ular berbisa pengumbar janji di belaka, mereka bak penguasa penghuni Tahta istana,
tapi tak Lebih hina dari sampah-sampah kotor, dusta janji kau dusta, kaya makin kaya, yang
miskin makin melarat, jalan haram pun ditempuh demi Tahta, bahkan Bahkan mereka Ridho
menjual harga diri dan agama, aqidah aqidah aqidah diobral murah demi rupiah, Bahkan
mereka rela membakar kepercayaan rakyat seluruhnya, merekalah para pemimpin berlabel
sampah, lahung Kulup layak fahuna biha mereka mempunyai hati tapi tak memahami
dengannya, lahum ainun layubsirun nabiha mereka mempunyai mata tapi tak melihat
dengannya, lahum adan la layasmauna biha mereka mereka mempunyai telinga api Tak
Mendengar dengannya. Berhenti raja raja permasalahan yang ada adalah tanda bahwasanya
Allah sedang berbicara padamu, kritik dibiarkan, saran diacuhkan, seluruh rakyat terdiam.

sadarlah sadarlah atas seluruh kekacauan yang ada, sadarlah sadarlah atas malapetaka yang
melanda, dan ingatlah kami menunggu jawaban anda.
Indonesia negri kita tercinta, konon Katanya negeri yang sejahtera kaya akan budaya dan
bahasa, Zamrud Khatulistiwa dibawah sinar mentari yang cerah, para pelajar menyambut
harinya dengan penuh gairah, bertemu kawan baru maupun lama, mendengarkan nasihat yang
berharga dari lisan para guru yg amat berjasa.

Guru pedagang karyawan sampai pengusaha bekerja siang dan mala, menyimpan lelah dalam-
dalam, demi menghidupi keluarga tercinta. Hai Tidakkah kalian lihat anak-anak bermain dengan
suka riang, berlarian, menghiasi sepanjang jalan, suka maupun duka, tangis dan tawa telah
menghiasi hari-hari mereka bersama, harapan telah berkata semoga selalu terjaga sepanjang
masa, namun itu semua tlah berubah dan lenyap begitu saja, Kitalah korona dikala korona dan
covid melanda. Pandemic covert 19, virus yang tak sekadar menginfeksi tubuh, virus yang
mampu menginvasi pikiran jadi rapuh, sesak nafas Terpukul pukul, saraf-saraf mulai Luruh,
Pikiran menjadi keruh, raga raga hingga mental jiwa jadi jatuh, Hei korona hadirmu meregang
harapan, hadirmu memakan banyak korban, hadirmu menjadi perantara kematian, seperti yang
kalian saksikan, kematian dimana-mana kematian dimana-mana dan kami kehilangan orang
yang kami cinta, wahai Tidakkah kalian saksikan guru-guru tak lagi mengajar, melainkan hanya
sebatas di depan layar, anak-anak tak lagi berlarian menghiasi sepanjang jalan, hanya bermain
di rumah dengan keterpaksaan, ekonomi turun secara drastic, pendapatan mulai menipis,
kehidupan kami semakin mirip, lantas hari-hari dimulai dengan tangis.

Sejarah kembali bertukar. Wabah pandemic datang memberi kabar, yang bisa dilakukan
hanyalah pasrah dan bersabar. Harga-harga terus menerus melambung tinggi, sedangkan mata
uang turun hingga ujung kaki, lantas rakyat diwarisi lilitan hutang sana dan sini. Beribadah dan
pekerja telah dirumahkan, pembelajaran anak-anak sudah mulai dilayarkan, akan tetapi mall
dan tepat hiburan tetap berjalan, sedangkan wabah pandemic covid19 muncul diakibatkan
banyaknya kerumunan, kehidupan rakyat mulai sengsara, sedangkan mafia bersantai Sambil
tertawa hahaha, korupsi mulai beredar, dan merajalela, akan tetapi tak setenar kabar wabah
pandemic covid 19 Corona. Akankah keadaan terus-menerus seperti ini, kesusahan kesedihan
hingga kematian terengar setiap hari, hingga negara harus akui bahwa pencegahan telah
terlambat, hingga banyak korban diisolasi sampai akhirnya kita bertanya-tanya Apakah semua
keadaan ini nyata atau hanyalah sebuah konspirasi belaka? Ditengah wabah seperti ini kita
meski bangkit, bangkit dan terus bangkit, walau ruang terasa sempit, pikiranpun terasa terjepit,
ekonomi pun sedang sulit, namun kata pasrah jangan sampai terbesit, di tengah wabah
pandemi ini, kita meski bangkit dan bergerak, hapuslah kata pesimis, diri berdirilah dengan
tegap, lanjutkan kerja, semangat walau jaga jarak, kembangkanlah ide kreatif, carilah jalan yang
bijak, berpikir inovatif, agar ekonomi jadi meningkat, berdiam saja di rumah, Mari putusan
rantai penularan, janganlah kalian panik karena berdiam diri adalah Jalan Terbaik. Ingatlah
bukan virus korona yang mematikan, namun berita menakutkan lah yang membebani pikiran,
berilah salam hormat pada para dokter dan tim medis karena pada masa ini mereka adalah
pahlawan, untaian doa tak kan pernah Terlupa, kan selalu kami lantunkan.

Allahumma Ya Allah engkau sangat sayang kepada kami ya Allah engkau sangat peduli kepada
kami ya Allah Dan kami yakin kepadamu ya Allah bahwasannya di setiap kesulitan pasti ada
kemudahan ya Allah Dan kami sangat yakin Ya Allah di setiap kesulitan pasti ada kemudahan ya
Allah Oleh karena itu ya Allah di setiap bencana musibah Hai wabah kopitime yang telah kau
berikan Ya Allah berikanlah kami kemudahan ya Allah di dalamnya Ya Allah Robbana Robbana
Atina Fiddunya Hasanah wafil akhiroti Hasanah waqina adzabannar alhamdulillahirobbilalamin
hai hai (doa ini)

Anda mungkin juga menyukai