Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Lina Fauziah (195060088)
2. Aristania NSR (195060110)
3. Indriani Lestari (195060118)
4. Novi Widiawati (195060122)
KELAS 4C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 MATERI PENDIDIKAN ISLAM..........................................................2
A. Pengertian Materi Pendidikan Islam...............................................................2
B. Klasifikasi Materi Pendidikan Islam...............................................................3
C. Kategori Kurikulum Pendidikan Islam............................................................5
D. Prinsip Materi Pendidikan Islam.....................................................................5
E. Materi Dalam Proses Pendidikan Islam...........................................................6
F. Materi Pendidikan Islam di Keluarga..............................................................6
2.2 METODE PENDIDIKAN ISLAM........................................................9
A. Pengerian Metode Pendidikan Islam..............................................................9
B. Macam-macam Metode dalam Islam...........................................................11
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pendidikan Islam................................15
D. Urgensi Metode Pembelajaran PAI..............................................................18
BAB III PENUTUP..............................................................................................22
3.1 Kesimpulan..............................................................................................22
Daftar Pustaka......................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
3
universal mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia baik yang bersifat ubudiyyah (mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya), maupun yang bersifat muamalah (mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya) (Zuhairini, 1993:153).
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah, untuk membantu pembaca
memahami mengenai materi yang bersangkutan. Dan dapat menambah
wawasan mengenai pendidikan islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir
pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna
kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat
manusia.
1. Ilmu Lisan (bahasa) yang terdiri dari ilmu lughah, nahwu, sharaf,
balaghah, ma’aani, bayan, adab (sastra), atau syair-syair.
6
2. Ilmu Naqly, yaitu ilmu-ilmu yang dinukil dari kitab suci Al-Quran
dan Sunnah Nabi. Ilmu ini terdiri darpada ilmu membaca (qiraah)
Al-Quran dan imu tafsir, sanad-sanad Hadist dan pentashehannya,
serta istimbat tentang qanun-qanun fiqhyahnya. Dari ilmu-ilmu
tersebut manusia didikan dapat mengetahui hukum-hukum Allah
yang diwajibkan atas umat manusia. Dan ilmu-ilmu yang dapat
dipakai untuk menganalis ajaran Al-Quran adalah Ilmu Tafsir, Ilmu
Hadist, Ushul Fiqh, melalui metode istimbath, deduktif dan induktif.
3. Ilmu ‘Aqly adalah ilmu yang dapat menunjukan manusia melalui
kemampuan daya pikirnya kepada filsafat dan semua jenis ilmu
pengetahuan. Termasuk kelompok ilmu-ilmu ini adalah logika, ilmu
alam, theologi, ilmu tekhnik, ilmu hitung, ilmu tentang tingkah laku
manusia, ilmu sihir dan nujum (kedua ilmu ini adalah fasad yang
batil, yang terlarang untuk dijadikan mata pelajarana, ia berlawanan
dengan ilmu Tauhid).
7
materi pendidikan agama Islam, tardiri atas aspek: al-Qur’an,
keimanan/aqidah, akhlak mulia, fiqhi ibadah/muamalah, dan tarikh
Islam. Namun demikian, materi-materi keislaman yang disajikan di
sekolah umum masih bersifat teoretis-normatif, dan kurang pada aspek
penghayatan dan implementasi. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi
yang akan disajikan dan terbatasnya waktu yang tersedia. JadiJadi
Materi pendidikan sangat menentukan dalam proses pendidikan, sebab
melalui materi inilah, segala aspek kependidikan ditanamkan kepada
peserta didik. Materi juga memiliki hubungan yang integral dengan
unsur lainnya, apalagi jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan. Artinya
tujuan tidak mungkin tercapai kecuali materi yang akan dikembangkan
terseleksi secara baik dan tepat.
8
1. Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan idealitas Islami adalah
kurikulum yang mengandung materi ilmu pengetahuan yang mampu
berfungsi sebagi alat untuk mencapai tujuan hidup Islami.
2. Untuk berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut,
kurikulum harus mengandung alat nilai Islami yang intrinsik dan
ekstrinsik mampu merelisasikan tujuan pendidikan Islam.
3. Kurikulum yang bercirikan Islami itu diproses melalui metode yang
sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam tujuan pendidikan
Islam.
4. Antara kurikulum, metoda dan tujuan pendidikan Islam harus saling
berkaitan dan saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang
dicita-citakan menurut ajaran Islam.
9
F. Materi Pendidikan Islam di Keluarga
1. Tauhid
2. Akhlak
3. Ibadah
10
Materi ibadah ini dapat dilihat dari sebagaimana tercantum dalam
QS. Luqman/31:17 yang artinya : “Hai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)”. Pengertian etimologis ibadah adalah
pengabdian. Sedangkan terminologis ibadah yaitu pengabdian yang
dimaksud oleh agama Islam yaitu berserah diri kepada kehendak Allah
dan ketentuan Allah swt. untuk memperoleh ridha-Nya (mardhatillah).
4. Mu’amalah
11
dengan unsur lainnya, apalagi jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan.
Artinya tujuan tidak mungkin tercapai kecuali materi yang akan
dikembangkan terseleksi secara baik dan tepat.
12
berpikir dan bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
digariskan oleh Agama Islam untuk keselamatkan dan kebahagiaan
hidupnya di dunia maupun di akhirat. Maka metodologi pembelajaran
dapat diartikan suatu cara atau jalan sistematis yang ditempuh oleh
pendidik dalam menyalurkan pengetahuan pada peserta didik. Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi
Pendidikan Islam adalah jalan yang dapat ditempuh pendidik untuk
memudahkan dalam membentuk pribadi muslim yang berkepribadian
Islam dan sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan Hadits.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan
definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah
disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya:
1. Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara
yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh
seorang guru atau instruktur
3. Rama yulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara
yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk
menciptakan proses pembelajaran.
4. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar
bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru
dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang
diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam
sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai
proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki
pada tingkah laku mereka.
Metodologi pendidikan Islam adalah Cara yang dapat
ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan
Islam.Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu
13
dipahami adalah bagaimana seseorag pendidik dapat memahami
hakikat metode dalam relevansinya denagan tujuan utama
pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang
senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah swt. Tujuan diadakan
metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran
Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan
kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam
melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta
didik secara mantab. Ini menunjukkan bahwa fungsi metode
pandidikan Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi
kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat,
serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar
antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu, dalam uaraian
tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah
memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang
serasi antara pendidik dan peserta didik.
14
pernah Beliau realisasikan utuk memberikan pengajaran pada para sahabat
adalah sebagai berikut:
1. Metode ceramah ialah cara menyampaikan materi pembelajaran dengan
cara penuturan lisan pada peserta didik atau halayak ramai. Karakteristik
dari metode ini adalah pendidik lebih aktif memberikan penganjaran
kepada peserta didik, sedangkan peserta didik hanya menjadi pendengar
yang pasif. Sejak zaman Rasulallah metode ceramah menjadi metode yang
pertama kali Beliau lakukan dalam menyampaikan wahyu Allah pada
pengikutnya. Ada salah satu hadist Riwayat Muslim yang di dalam
haditsnya menjelaskan bahwa haruslah umat manusia menyelamatkan diri
mereka sendiri dari api neraka, karena Rasulallah tidak dapat
menyelamatkan mereka dari siksaan neraka. Beliau hanya mampu
menyambungkan ikatan kekeluargaan antara mereka tanpa dapat
menyelamatkan mereka dari neraka. Melalui hadits ini dapat terlihat jelas
bahwa Rasullah sudah menggunakan metode ceramah sejak dulu
2. Metode Tanya Jawab
Pengertian metode tanya jawab adalah cara penyajian dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid
atau dapat juga dari murid kepada guru. Metode ini menyampaikan pesan
pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaaan dan peserta
didik menjawab, atau sebaliknya peserta didik yang bertanya pada
pendidik. Metode tanya jawab juga sudah pernah digunakan Rasulallah
untuk memberikan pengajaran. Terdapat pada salah satu hadist riwayat Al-
Bukhari yang menjelaskan bahwa terjadi pembelajaran tanya jawab antara
Rasulallah dan seorang laki-laki. Dijelaskan bahwa seorang laki-laki
bertanya pada Rasulallah siapakah orang yang lebih berhak atau pantas
mendapatkan perlakuan baiknya, maka Rasullah menjawab “ibumu”
sebanyak tiga kali dan menjawab “ayahmu” pada pertanyaan yang
keempat. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu lebih berhak mendapatkan
perlakuan baik dari seorang anak. Melalui hadits tersebut Rasulullah telah
memberikan pendidikan budi pekerti kepada sahabat dengan menggunakan
metode tanya jawab.
15
3. Metode Diskusi
Secara bahasa diskusi berasal dari kata bahasa Latin, yaitu
“discussus” yang berakar dari kata “dis” (terpisah) dan “cuture”
(menggoncangkan atau memukul), jadi secara bahasa “discuture”berarti
suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Sedangkan secara istilah Metode
diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi
secara rasional dan objektif. etode ini merupakan suatu metode/cara yang
dapat digunakan dalam kelompok belajar dengan tujuan memecahkan
suatu permasalah dengan pendapat para anggota belajar. Selain itu diskusi
juga dapat merangsang peserta didik untuk aktif dalam memecahkan suatu
permasalahan. Pada zaman sekarang metode diskusi banyak digunakan
karena dapat merangsang siswa lebih aktif dalam berpikir dan
berpendapat, padahal metode ini sudah lama digunakan Rasulullah.
Contohnya pada hadist berikut :
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“tahukah kalian apa yang dimaksud dengan al-muflis (bangrut)?”
Sahabat menjawab “al-muflis dikalangan kami adalah orang yang tidak
memiliki uang dan harta benda.”Rasulallah berkata, “Sesungguhnya Al-
muflis diantara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat
membaawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Selain itu ia juga memfitnah
orang lain, menuduh orang lain (berbuat maksiat), memakan harta orang
lain (dengan cara tidak halal), menumpahkan darah dan memukul orang
lain. Lalu masing-masing kesalahan itu ditebus dengan kebaikan
(pahala)nya.setelah kebaikan (pahala)nya habis sebelum
permasalahannya terselesaikan, maka dosa orang yang didzalimi itu
dilemparkan kepadanya, kemudian ia dilemparkan kedalam neraka.” (HR.
Muslim)
Diskusi antara Rasulallah dan sahabat ada yang diawali pertanyaan
sahabat pada Rasulallah, ada juga yang diawali dengan pertanyaan
Rasulullah pada para sahabat. Kemudian pertanyaan itu berlanjut pada sesi
diskusi yang bertujuan menyelesaikan suatu permasalahan. Hadits diatas
16
membuktikan metode diskusi digunakan Rasulallah untuk memberitahu
dan menyelesaikan masalah tentang al-muflis.
4. Metode Demonstrasi
Demonstrasi diambil dari kata “domonstration” yang artinya
memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu. Secara
terminologi metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana proses yang harus dilalui peserta didik. alam
mendidik para sahabat Rasulullah salah satunya dengan keteladanan,
sebagai contohnya adalah bacaan shalat, kedisiplinan waktu dalam shalat
dan masih banyak lagi. Dalam salah satu hadist yaitu :
“Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan
kepada kami Abu ‘Awanah dari Musa bin Abu Aisyah dari ‘Amru bin
Syu’aib dan ayahnya dari kakeknya bahwasanya ada seorang laki-laki
datang kepada Raulullah SAW seraya berkata; “Ya Rasulallah, bagaimana
cara bersuci? Maka Beliau memerintahkan untuk didatangkan air didalam
bejana, lalu Beliau membasuh telapak tangannya tiga kali, kemudian
membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh lengannya tiga kali,
kemudian mengusap kepalanya lalu memasukkan kedua telunjuknya pada
kedua telinganya, dan mengusap bagaian luar kedua telinga dengan kedua
ibu jari dan bagian dalam kedua telinga dengan kedua jari telunjuknya,
kemudian membasuh kedua kakinya tiga kali tiga kali, kemudian Beliau
bersabda:”Beginilah cara berwudhu, barang siapa yang menambah atau
mengurangi dari keterangan ini, maka ia telah berbuat kejelekan dan
kedzaliman atau kedzaliman dan kejelekan.” (HR. Abu Dawud)
Melalui hadits ini dapat dilihat bahwa Rasulallah telah meggunakan
metode demonstrasi dalam mengajarkan cara berwudhu pada para sahabat.
5. Metode Pembiasaan
Pembiasaan dalam metode pedidikan Islam adalah sebuah cara
yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap
dan bertindak sesuai dengan tuntunan Agama Islam. Salah satu cara yang
17
ampuh untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah pembiasaan. Melalui
pembiasaan kebiasaan baik yang sering dilakukan peserta didik akan
mempermudah mereka untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Selain
itu cara ini cukup efisien utuk menghilangakan kebiasaan buruk peserta
didik dengan pembiasaan yang lebih positif. Ada salah satu hadist yang
menjelaskan bahwa:
Telah diceritakan kepada kami Waki’ telah diceritakan kepada
kami Sawwar bin Dawud dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari
kakeknya, Rasulallah SAW bersabda, “suruhlah anakmu mendirikan
shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena
meninggalkannya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada saat itu),
pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad).
Dalam mengajarkan shalat Rasulallah menganjurkan metode
pembiasaan sejak kecil, Beliau bertitah pada para sabat agar membiasakan
shalat sejak umur tujuh tahun. Meskipun anak yang berumur tujuh tahun
belum berkewajiban shalat, tetapi Rasulallah tetap menyuruh mereka
shalat. Hal ini merupakan metode pembelajaran Rasulallah dengan metode
pembiasaan, kerena dengan begitu anak-anak akan terbiasa melakukan
shalat saat usianya sudah baligh.
Dari pejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan
Islam telah dicontohkan Rasulallah pada masa lalu. Dengan metode-
metode tersebut dapat memudahkan Rasulallah menyampaikan wahyu dan
pengajaran untuk kaum muslimin agar dapat berfikir, bersikap dan
bertindak sesuai tuntunan Agama Islam. Metode Pendidikan Islam yang
pernah Rasulallah gunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
demonstrasi dan pembiasaan.
18
masing. Berikut ini adalah ulasan beberapa kelebihan dan Kekurangan
metode pendididkan Islam.
1. Metode Ceramah
Kelebihan:
a. Lebih ekonomis, praktis dan efektif untuk menyajikan informasi,
konsep ilmu, gagasan.
b. Suasana kelas lebih tenang karena semua peserta didik hanya
mendengarkan penjelasan dari pendidik.
c. Meminimalisir tenaga dan waktu, karena dengan waktu singkat
peserta didik dapat menerima pengajaran dari pendidik.
d. Melatih pendengaran dan daya tangkap peserta didik sehingga
dapat menyimpulakan pembelajaran yang diterima.
Kekurangan:
a. Pendidik lebih aktif sehingga peserta didik menjadi pasif.
b. Kurang membentuk keterampilan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Pendidik sulit mengukur pemahaman peserta didik tentang materi
yang diceramahkan.
d. Cenderung membosankan sehingga dapat mengikis fokus dan
perhatian peserta didik, sehingga tidak dapat memahami materi
dengan baik.
2. Metode Tanya Jawab
Kelebihan:
a. Situasi kelas akan lebih hidup karena peserta didik dapat
melontarkan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari hasil
pemikirannya.
b. Melatih keberanian peserta didik dalam berpendapat.
c. Perbedaan pendapat yang timbul dapat menghangatkan proses
pembelajaran.
d. Pendidik dapat mengantrol pemahaman peserta didik.
e. Pertanyaan dapat memusatkan perhatian peserta didik.
19
f. Merangsang perkembangan daya pikir peserta didik.
Kekurangan:
a. Menyita waktu lebih lama dan kurang terkontrol jika banyak
pertanyaan yang dilontarkan.
b. Bila tanya jawab tidak sesuai materi kemungkinan dapat terjadi
penyimpangan perhatian peserta didik.
c. Pembelajaran kurang terkordinir jika bayak pertanyaan yang
belum dapat dijawab dengan tepat.
3. Metode Diskusi
Kelebihan:
a. Suasana kelas lebih bergairah, karena perhatian dan pemikiran
peserta didik tercurahkan pada permasalahan yang diangkat dalam
forum diskusi.
b. Terjalinnya hubungan sosial antar peserta didik, sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya diri, toleransi, demokrasi, berpikir
kritis dan sistematis.
c. Karena peserta didik aktif dalam pembelajaran, maka hasil
diskusi dapat dipahami.
d. Adanya kesadaran peserta didik dalam mengikuti dan mematuhi
aturan dalam diskusi.
Kekurangan:
a. Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi.
b. Sulit menentukan hasil yang ingin dicapai.
c. Peserta didik sulit berpendapat secara ilmiah atau sistematis.
2. Metode Demonstrasi
Kelebihan:
a. Dapat memusatkan perhatian peserta didik pada apa yang
didemonstrasikan.
20
b. Memberikan pengalaman praktis, menguatkan ingatan dan
keterampilan peserta didik.
c. Menghindari kesalahan peserta didik dalam mengambil
kesimpulan.
Kekurangan:
a. Persiapan dan pelaksanaan memakan banyak waktu.
b. Harus menggunakan peralatan lengkap agar efektif.
c. Sukar dilaksanakan jika peserta didik belum matang
kemampuan dalam melaksanakan.
d.
2. Metode Pembiasaan
Kelebihan:
a. Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik.
b. Berkaitan dengan aspek lahiriyah dan batiniyah.
c. Tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam membentuk
kepribadian peserta didik.
Kekurangan:
Membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan
tauladan dalam menanam sebuah nilai pada peserta didik.
21
Seorang guru dituntut agar mempelajari berbagai metode yang
digunakan dalam mengajarkan suatu mata pelajaran, seperti bercerita,
mendemostrasikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendikusikan
yang digunakan oleh ahli pendidikan Islam dari zaman dahulu sampai
sekarang, dan mempelajari prinsip-prinsip metodologi dalam ayat-ayat Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Pengajaran agama Islam adalah suatu tugas yang setelah itu
barulah kita mengetahui garis temu antara kedua lingkaran tersebut
mempunyai permasalahan yang berkembang, karena obyeknya, situasinya
dan tugasnya berkembang pula. Metodik membuat si pelaksana tugas atau
guru dapat mencapai tujuan dengan tepat dan cepat. Hasilnya dapat
diyakini, dan kalau perlu dapat diperiksa kembali jalan pengajaran itu.
Dengan menelusuri kembali jalan pengajaran itu kita dapat menemukan
kelemahan-kelemahan yang telah dilakukan dan dengan itu dapat
diperbaiki. Hal yang demikian tidak atau sukar dilakukan jika kita tidak
mengikuti suatu metode yang tepat. Guru dituntut agar menguasai metodik
pengajaran, agar bahan pelajaran yang diajarkan dapat diterima dan
dicerna oleh siswa.
Kata urgensi berasal dari bahasa inggris urgency yang berarti
keadaan yang mendesak. Dalam kamus bahasa Indonesia urgensi
mempunyai arti keperluan yang amat penting dan mendesak. Sedangkan
selanjutnya telah dijelaskan pada pembahasan hakikat metodologi
pembelajaran ssebelumnya bahwa metodologi pembelajaran, yaitu ilmu
yang membahas tentang cara/strategi dalam interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi,
pengertian urgensi penerapan metode pembelajaran PAI adalah keperluan
yang mendesak akan pentingnya penerapan ilmu yang membahas tentang
cara dalam melaksanakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan.
Metode merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik. Metode
pendidikan hampir sepenuhnya tergantung kepada kepentingan peserta didik,
para guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator, fasilitator, ataupun
22
hanya sebagai instruktur. Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam
mendidik peserta didiknya harus disesuaikan dengan tuntutan dan
karakteristik peserta didiknya. Ia harus mengusahakan agar pelajaran yang
diberikan kepada peserta didiknya mudah diterima. Seorang guru dituntut agar
mempelajari berbagai metode yang digunakan dalam mengajarkan suatu mata
pelajaran, seperti bercerita, mendemostrasikan, mencobakan, memecahkan
masalah, mendikusikan yang digunakan oleh ahli pendidikan Islam dari
zaman dahulu sampai sekarang, dan mempelajari prinsip-prinsip metodologi
dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Penggunaan metode dalam suatu mata pelajaran bisa lebih dari satu
macam. Metode yang variatif dapat membangkitkan motivasi belajar anak
didik. Dalam pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus
mempertimbangkan aspek efektivitasnya dan relevansinya dengan materi yang
disampaikan. Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan
proses pembelajaran yang pada akhirnya berfungsi sebagai diterminasi
kualitas pendidikan. Metode pengajaran haruslah dapat dengan dilakukan
dengan cepat dan efektif. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang
dapat dipahami murid secara sempurna.
Dalam ilmu pendidikan sering juga dikatakan bahwa pengajaran yang
tepat adalah pengajaran yang berfungsi pada murid. “Berfungsi” artinya
menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi
pribadinya. Adapun pengajaran yang cepat adalah pengajaran yang tidak
memerlukan waktu lama. Apakah metode itu penting bagi setiap pengajaran?
Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita berbincang-bincang tentang
hakikat metodik itu. Setiap orang yang berkewajiban melakukan tugas,
kepadanya dituntut agar memangku kewajiban itu sepenuh tanggung jawab.
Setiap kewajiban berisi tuga, dan setiap tugas harus dilaksanakan. Suatu tugas
selesai dilaksanakan setelah tujuan yang dituju petugas itu tercapai.
Adapun urgensi dari penerapan metodologi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, yaitu:
23
1. Agar seorang guru dapat menyampaikan materi dengan baik, mudah
dipahami oleh siswa dan siswa tidak jenuh dalam kegiatan proses belajar
mengajar
2. Dengan adanya berbagai macam metodologi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, maka guru dapat menggunakan metode tertentu yang lebih
tepat sesuai denganvkondisi kelas, sehingga proses pembelajaran lebih
mudah dilakukan
3. Pendidik dapat lebih menekankan pada segi tujuan afektif dibanding
tujuan kognitif dan menjadikan peranan guru agama lebih bersifat
mendidik daripada mengajar
4. Mempermudah pendidik dalam mentransfer pengetahuan agama sekaligus
menumbuhkan komitmen pada siswa untuk mengamalkannya serta
menghindari kesalah pahaman dalam memahami Islam.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
materi pendidikan Islam adalah sejumlah organisasi bidang berupa isi
dari segala konsep pendidikan Islam yang akan disampaikan kepada peserta
didik di lembaga pendidikan.Materi ilmu pengetahuan yang tersusun dalam
kurikulum pendidikan Islam itu nilainya diukur berdasarkan firman-Nya
dalam QS. al-Mujaadilah/58: 11. Terjemahnya: Niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
25
Daftar Pustaka
26