Sistem An Dan Manajemen Kepemimpinan Organisasi
Sistem An Dan Manajemen Kepemimpinan Organisasi
* Disampaikan dalam acara Latihan Dasar Kepemimpinan Pengurus PIP PKS Kuwait Periode
2007-2010 (20 Januari 2007M /1 Muharram 1428 H).
I. Strategi Perencanaan
Perencanaan Strategi
1.Proses memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi.
2.Proses perencanaan strategi mencoba mengembangkan pemrogramanun-tuk
mengimplementasikan strategi tersebut secara efisien dan efektif.
3.Kegiatan yang sistematis
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efesien.
Manajer/Pemimpin adalah seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan
keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola,
mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Tugas-tugas seorang manajer adalah :
1.Memimpin organisasi
2.Mengatur organisasi
3.Mengendalikan organisasi
4.Mengembangkan organisasi
5.Mengatasi berbagai masalah yang terjadi di dalam organisasi
6.Menciptakan kerja sama di dalam organisasi.
7.Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak di luar organisasi
8.Menumbuhkan kepercayaan
9.Meningkatkan rasa tanggung jawab
10.Mengawasi/mengendalikan kegiatan organisasi
11.Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
12.Menggali dan mengembangkan potensi sumber daya.
B. Manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi
Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan
dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat
digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen. Metode ilmiah pada
hakikatnya meliputi urutan kegiatan sebagai berikut.
1.Mengetahui adanya persoalan.
2.Mendefinisikan persoalan.
3.Mengumpulkan fakta, data dan informasi.
4.Menyusun alternatif penyelesaian.
5.Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian.
6.Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.
Selain manajemen sebagai ilmu, manajemen juga dianggap sebagai seni. Hal ini disebabkan
oleh kepemiminan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran,
kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh
bakat seseorang dan tidak dapat dipelajari.
Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep
Korporasi" (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide
Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam
manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan
teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan
"Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam
manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
•Manajemen Sumber daya manusia
•Manajemen operasi atau produksi
•Manajemen strategi
•Manajemen pemasaran
•Manajemen keuangan
•Manajemen informasi teknologi
C. Tingkat dan Keterampilan Manajer/Pemimpin
1.Top management atau manajemen tingkat atas yang sering disebut dengan executive officer
atau top manager.
2.Middle management atau manajemen tingkat mengenah sering disebut kepala bagian.
3.Lower management atau manejemen tingkat bawah yang dikenal pula dengan istilah
manajemen opeerasional (supervisor, kepala seksi, dan mandor).
Masing-masing tingkat manajemen memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Menurut
Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono, manajer harus memiliki tiga macam keterampilan,
yaitu keterampilan konsepsional, keterampilan kemanusiaan, dan keterampilan tekhnis.
1. Keterampilan Konseptual
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide,
dan gagasan demi kemajuan organisasi. Keterampilan ini sering disebut sebagai keterampilan
kosepsional (conceptional skill). Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah
dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk menciptakan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai
proses perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan
keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan Komunikasi atau Kemanusiaan
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang laion yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan (human skill).
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang [persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat
karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbutka kepada atasan.
Keterampilan kberkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah
maupun bawah.
3. Keterampilan Teknis
Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah keterampilan
teknis (technical skill). Keterampilan ini apda umumnya merupakan bekal bagi manajer pada
tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan
suatu pekerjaan tertentu, misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bbunga
dan keterampilan teknis yang lain.
D. Prinsip dan Fungsi Manajemen
1. Prinsip manajemen
Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang
merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan dasar, namun
tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen
prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan
kondisi-kondisi khusus dan situasi-sitauasi yang berubah.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer /pemimpin dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.
Manajer --------> Mengelola fungsi-fungsi --------> Tujuan
|
|
|
*Perencanaan
*Organisasi
*Pelaksanaan
*Pengawasan
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan seorang manajer/pemimpin adalah menyusun rencana. Menyusun rencana berarti
memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat
rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai
petunjuk langkah-langkah selanjutnya.
b. Pengorganisian (Organizing)
Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian
yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antarbagian-bagian satu sama lain
dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.
Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang
lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
c. Menggerakkan (Actuating)
Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar
mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan
(leadership).
d. Pengawasan (Controling)
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya
suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
3. Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
a. Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia
tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,
manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
b. Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan
alat pengukur nilai. Besar kecilnya suatu kegiatan juga bias diliat dengan indikasi dana/uang
yang diperlukan atau justru dihasilkan dalam suatu kegiatan.
c. Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus
dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia
tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
d. Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
e. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik
akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan
kegiatan suatu program. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
f. Market (Sasaran)
Dalam rangka suksesi suatu program maka kita harus melihat sasaran dari program secara
utuh/holistic.
Perumusan Visi Organisasi :
Banyak organisasi yang tidak dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. Nanti setelah
berjalan selama bertahun- tahun, -karena pengaruh berbagai tekanan yang kerapkali
menimbulkan konflik- barulah secara bertahap mereka mulai mendefinisikan kembali tugas-
tugasnya.. Visi akan menuntun mereka untuk mengetahui cara paling efektif untuk
mencapainya, yang biasa disebut misi. Lalu dibutuhkan strategi dan aktivitas guna mencapai
misi tersebut.
Pendekatan partisipatif mampu menguatkan visi, misi dan strategi sebuah organisasi. Semua
anggota organisasi harus mengetahui visi dan misi serta sepakat dengan strategi yang akan
dijalankan. Hal ini akan mewarnai kerja rutin dan meningkatkan motivasi serta kepuasan kerja
mereka. Cara terbaik untuk memastikan bahwa visi dan misi menjadi milik bersama adalah
melibatkan orang sebanyak mungkin dalam proses perumusannya.
Perumusan visi dan misi ini diawali dengan berdiskusi bersama pengguna pelayanan atau
kelompok lain yang menerima manfaat dari organisasi ini. Peluang melibatkan banyak orang
bisa diperoleh melalui pertemuan formal dan informal serta lokakarya dan seminar. Untuk
mencari dan mendalami isu-isu tertentu bisa dibentuk kelompok kerja. Selain itu studi tour
dan kunjungan pertukaran ke organisasi lain yang melakukan pekerjaan serupa bisa
menstimulas lahirnya ide-ide bermanfaat. Hal lain yang penting adalah pertemuan dan diskusi
dengan organisasi lain yang bekerja di wilayah yang sama atau organisasi mitra. Dan untuk
memastikan semua orang mengetahui apa yang sedang berlangsung dan mampu memberikan
konstribusi secara efektif maka dibutuhkan sistem komunikasi internal yang baik.
Ada berbagai alat dan teknik partisipatif yang bisa digunakan dalam lokakarya dan seminar
perumusan misi. Alat yang dimaksud adalah analisa SWOT (Strength -kekuatan, Weaknesses
- kelemahan, Opportunities - peluang and Threats - tantangan), analisa Pohon Masalah
(Problem Tree Analysis) dan analisa Medan Daya (Force Field Analysis).
Cikal bakal TQM berasal dan berkembang dari sektor industri. Kenyataan ini menunjukkan
bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen paling efektif untuk memastikan bahwa
perusahaan memproduksi produk yang tepat dengan harga yang pas, sehingga
memaksimalkan perolehan keuntungan. Selain itu, konsep ini juga telah diterapkan di sektor
jasa -bahkan kabar paling baru kini sudah digunakan di sektor publik. Ini membuktikan bahwa
TQM memang sebuah mekanisme yang menjamin bahwa pelayanan diberikan dengan cara
efektif dan efisien.
Salah satu langkah penting dalam TQM adalah "membentuk tim berkualitas". Tim ini kelak
akan berfokus pada aspek -aspek tertentu dalam tugas yang diemban oleh organisasi, mungkin
berupa pelayanan khusus semisal pelayanan kesehatan ternak, atau unit -unit organisasi
semacam unit keuangan. Tim ini seyogianya terdiri dari wakil -wakil staf dari semua level
pada unit pelayanan, dan departemen yang memiliki tugas dalam pelayanan atau pekerjaan
unit tertentu. Lalu dengan menggunakan alat analisis sederhana, tim bisa menganalisis fungsi
dan proses yang ada dalam tugas atau pelayanan, mengidentifikasi indikator kinerja yang
mudah dikumpulkan, dan peluang -peluang perbaikan. Tim kemudian menyepakati
serangkaian kegiatan untuk mencoba meningkatkan proses dan membuat sistem pengawasan.
Lalu pada pertemuan berikutnya mereka bisa mengkaji kembali perkembangan yang telah
dicapai, melihat apa yang telah dilakukan, kenapa bisa terjadi, dan membuat rencana
perubahan yang diperlukan dalam kegiatan mereka. Proses ini bisa diterapkan dalam kegiatan
rutin yang akan memberi informasi dan insentif bagi program pengembangan selanjutnya.
Referensi :
Andreas Harefa, Sukses Tanpa gelar, Gramedia Press, Cetakan Tahun2001.
Ardian Syam, Konsep Manajemen, Author, Http://www.pembelejar.com.
Dow, Roger and Susan Cook, "Time to Turn On Your Organization", World Executive
Digest, December 1997, p.26-30.
Her Suharyanto, Bergabung dengan organisasi profesi, Cetakan Tahun 2002.
Hamel, Gary, "The Subversive Strategist", World Executive Digest, December 1995, p. 28,
30-34.
Mintzberg, Henry, "The Fall and Rise of Strategic Planning", Harvard Business Review,
January-February 1994, p.107-114.
Tregoe, Benjamin B. and Peter M. Tobia, "Getting Everyone to Think Strategically", World
Executive Digest, October 1995, p.40,42.