1. Deskripsi Singkat
Modul Aplikasi Nilai Pabean disusun untuk digunakan sebagai bahan ajar
pada Diklat Fungsional Pemeriksaan Dokumen (PFPD). Modul ini dimaksudkan
untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan para PFPD didalam
menjalankan tugas dan kewenangannya berdasarkan pasal 16 Undang-undang No.
10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah atau ditambah
dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2006 (selanjutnya disebut UU Kepabeanan),
dimana dalam pasal 16 ayat (2) disebutkan bahwa Pejabat Bea dan Cukai dapat
menetapkan nilai pabean untuk penghitungan bea masuk sebelum atau dalam
jangka waktu 30 hari setelah diajukan pemberitahuan pabean.
Modulini terbagi dalam 5 (lima) pokok kegiatan sebagai berikut :
1) Kegiatan Belajar 1, dengan judul ‘Pengantar Nilai Pabean’, membahas tentang
perkembangan sistem nilai pabean ditingkat global, regional dan nasional.
2) Kegiatan Belajar 2, dengan judul ‘ Metode I, Nilai Transaksi Barang Impor
Yang Bersangkutan, membahas tentang pengertian harga sebenarnya atau
seharusnya dibayar, biaya-biaya yang ditambahkan atau tidak termasuk dalam
harga sebenarnya atau seharusnya dibayar serta persyaratan penggunaan
metode 1.
3) Kegiatan Belajar 3, dengan judul ‘ Metode II dan Metode III, Nilai Transaksi
Barang Identik dan Nilai Transaksi Barang Serupa, membahas tentang
pengertian barang identik dan serupa serta persyaratan penggunaan metode II
dan metode III.
4) Kegiatan Belajar 4, dengan judul ‘Metode IV, Metode V dan Metode VI,
membahas tentang pengertian metode deduksi, metode komputasi dan
metode I sampai dengan metode 5 yang diterapkan secara fleksibel,
persyaratan penggunaan meotode-metode tersebut dan tatacara
penghitungannya.
Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan memahami aplikasi nilai
pabean yang akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung bea masuk .
Kompetensi Dasar :
Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta setelah mempelajari
modul ini, adalah sebagai berikut :
1 Peserta dapat menjelaskan metode-metode penetapan nilai pabean;
2 Peserta dapat menghitung dan menetapkan nilai pabean untuk menghitung bea
masuk.
4. Relevansi Modul
Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat
adalah sebagai berikut :
1 Materi modul ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan tentang
pentingnya unsur nilai pabean sebagai besaran yang sangat mempengaruhi
besaran penerimaan negara dari sektor bea masuk dan pajak dalam rangka
impor.
2 Materi Modul ini juga dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas , yaitu
meneliti kebenaran pemberitahuan nilai pabean yang diberitahukan oleh
importir didalam dokumen pemberitahuan pabean.
Indikator Keberhasilan.
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu:
menjelaskan prinsip nilai pabean menurut GATT Valuation Code;
menjelaskan sistem penetapan nilai pabean yang pernah berlaku;
c.menjelaskan prinsip-prinsippenetapan nilai pabean berdasarkan Agreement on Implementation of Article VII of GAT
1.1 Uraian
Nilai Pabean adalah nilai yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung
Bea Masuk. Nilai pabean hanya akan memiliki arti jika sistem pemungutan Bea
Masuk menggunakan tarif advalorem, dimana Bea Masuk dihitung berdasarkan
prosentase tertentu dari harga barang. Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak
1947, etika penetapan nilai pabean yang disepakati secara internasional adalah
sesuai bunyi Article VII GATT. Etika ini sering disebut sebagai GATT Valuation Code
(GVC). Negara anggota didalam menetapkan nilai pabean hendaknya didasarkan
prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut :
a. hendaknya didasarkan pada harga sebenarnya (actual value) dari
barang yang dikenakan bea masuk;
Dalam rangka membuat aturan pelaksanaan dari GVC, maka atas inisiatif
dari Organisasi Pabean Eropa disusun suatu ketentuan penetapan nilai pabean
yang diharapkan menjadi satu-satunya sistem penetapan nilai pabean. Puncaknya
didalam International Convention on the Valuation of Goods Under Customs
Purpose, yang ditandatangani di Brussels pada tanggal 15 Desember 1950,
lahirlah suatu sistem penetapan nilai pabean yang dikenal dengan Brussels
Definition of Value. Sistem ini berlaku sejak tanggal 28 Juli 1953. Pada tahun 1970
negara yang secara resmi menjadi anggota BDV berjumlah 33 dan yang bukan
anggota BDV namun melaksanakan BDV dalam menetapkan harga pabean,
berjumlah 70 negara.
BDV menganut konsep notional, dimana elemen utamanya adalah adanya
sale, price, time, place, quantity dan commercial level. Didalam konsep ini, nilai
yang dapat dibebani bea (dutiable value) hendaknya didasarkan atas peraturan
yang tidak berat sebelah, adil dan menggunakan azas sederhana yang tidak
mengganggu kelancaran arus barang. Nilai yang dapat digunakan sebagai
sebagai dasar untuk penghitungan bea masuk, adalah harga normal, yaitu harga
yang dapat dicapai pada saat bea masuk wajib dibayar berdasarkan penjualan di
pasar bebas antara penjual dan pembeli yang tidak terikat satu sama lain oleh
ikatan khusus.
BDV merupakan sistem penetapan nilai pabean yang berlaku secara
internasional untuk pertama kali, kemudian lambat laun ditinggalkan oleh negara
maju karena itu banyak kelemahannya, antara lain sebagai berikut:
a) BDV terlalu sederhana dan memberikan kesempatan bagi aparat
pabean untuk melakukan pengaturan lebih lanjut sehingga keputusannya
cenderung sewenang-wenang dan tidak pasti;
1.2 Latihan
1.3. Rangkuman
1) Nilai Pabean adalah nilai yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung
Bea Masuk, jika sistem yang digunakan adalah bea advalorum.
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
5). Sebelum tahun 1995, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai didalam penetapam
nilai pabean mendasarkan keputusannya pada …
a. harga patokan.
b. nilai transaksi.
c. harga pasar dinegara pengekspor.
d. harga pasar dinegara pengimpor.
6) Berdasarkan Inpres No. 4 Tahun 1985, penetapan nilai untuk impor barang
dengan nilai FOB USD 5,000,- atau lebih dilakukan oleh …
a. Pejabat Bea dan Cukai
b. Surveyor yang ditunjuk pemerintah.
c. Menteri Perdagangan
d. Menteri Keuangan.
7). Dasar penetapan nilai pabean terhadap barang impor yang diperiksa oleh
surveyor yang ditunjuk pemerintah adalah …
a. harga pasar di Negara pengekspor.
b. harga pasar di Negara pengimpor.
c. harga patokan.
d. nilai transaksi.
Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.
Indikator Keberhasilan :
2.1 Uraian
Contoh
Harga yang Sebenarnya Dibayar atau yang Seharusnya Dibayar, tidak meliputi :
Contoh
Contoh
Deviden adalah pembagian keuntungan yang berkaitan dengan seluruh bisnis dari
perusahaan dan tidak hanya berkaitan dengan penjualan barang yang
diimpor.Deviden atau pembayaran lainnya oleh pembeli kepada penjual yang tidak
berkaitan dengan barang impor, tidak termasuk dalam harga yang sebenarnya
dibayar atau seharusnya dibayar.
4. Diskon (Potongan)
Diskon merupakan komponen untuk mengurangi harga barang impor sepanjang
diskon tersebut berlaku umum dalam perdagangan. Di dalam perdagangan dikenal
tiga jenis diskon, yaitu :
- cash discount adalah diskon yang diberikan karena pembayaran
kontan, diskon ini diberikan kepada pembeli atas pembayaran yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu yang telah disetujui oleh penjual ;
- quantity discount adalah diskon yang diberikan karena perbedaan
jumlah pembelian;
- trade discount adalah diskon yang diberikan karena adanya
perbedaan tingkat perdagangan : whole-saler, retailer dan end-user);
Dari tabel diatas terlihat bahwa jika Importir adalah whole-saler maka ia akan
mendapat potongan harga 10 %, sedangkan kalau ia adalah Retailer maka ia akan
mendapat potongan harga 5 %.
Harga barang setelah dikurangi diskon tersebut (net price) adalah harga
yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar dari barang impor yang
bersangkutan. Dalam hal terdapat importasi dengan kondisi diskon sebagaimana
tersebut di atas, importasi tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan pemeriksaan
pembukuan.
Contoh
Untuk memperoleh nilai transaksi, harga yang sebenarnya dibayar atau yang
seharusnya dibayar ditambah dengan biaya-biaya tertentu. Gambar berikut ini
adalah ringkasan dari unsur-unsur biaya yang harus ditambahkan, uraian dari tiap-
tiap unsur akan dijelaskan selanjutnya.
Contoh
Keterangan :
BM = Bea Masuk barang impor yang mengandung assist
NA = Assist dari dalam Daerah Pabean.
NT = Nilai Transaksi barang impor yang mengandung assist.
Contoh
Contoh lain:
Contoh
4. Proceeds.
Yang dimaksud dengan proceeds adalah nilai dari bagian pendapatan
yang diperoleh pembeli atas penjualan kembali, pemanfaatan atau pemakaian
barang impor yang kemudian diserahkan secara langsung atau tidak langsung
kepada penjual. Pada umumnya proceeds diberlakukan oleh penjual apabila
barang tersebut mempunyai posisi tawar yang sangat tinggi.
Apabila atas penjualan kembali, pemanfaatan atau pemakaian barang
impor, pembeli harus membayar proceeds kepada penjual secara langsung
atau tidak langsung baik sebagai persyaratan atas transaksi jual-beli barang
impor tersebut maupun tidak, proceeds dimaksud harus ditambahkan pada
harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar. Apabila
pembeli tidak dapat memperkirakan nilai proceeds tersebut, nilai pabean
barang impor yang bersangkutan tidak dapat dihitung dan ditetapkan
berdasarkan Metode I.
Pada waktu penyelesaian kewajiban pabean, pembeli harus dapat
memperkirakan besarnya nilai proceeds yang akan dibayarkan kepada penjual.
Perkiraan nilai proceeds ini kemudian ditambahkan pada harga yang
sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar untuk memperoleh nilai
transaksi barang impor yang bersangkutan. Perkiraan nilai proceeds tersebut
dihitung berdasarkan data yang obyektif dan terukur. Kepastian akan
Contoh
7. Biaya asuransi.
Latihan 1
Latihan 3
Nilai transaksi dapat diterima dan ditetapkan sebagai nilai pabean sepanjang
memenuhi persyaratan, sebagai berikut :
Dalam hal terjadi pengimporan barang yang berasal dari transaksi antara pihak
yang saling berhubungan, maka nilai transaksi barang impor yang
bersangkutan dapat ditetapkan sebagai nilai pabean sepanjang hubungan
tersebut tidak mempengaruhi harga.
Untuk menentukan apakah hubungan tersebut mempengaruhi harga barang
atau tidak, dilakukan dengan dua cara, yaitu :
(i.) penelitian hal-hal yang berkaitan dengan penjualan;
Penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjualan diarahkan
kepada dokumendokumen yang berkaitan dengan transaksi. Dalam
rangka mengetahui apakah hubungan antara penjual dan pembeli
mempengaruhi harga perlu penelitian atas :
- semua aspek transaksi / importasi;
- hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penjual dan pembeli
mengatur hubungan dagangnya (commercial relations); dan
- bagaimana harga penjualan tercapai.
Apabila terdapat lebih dari satu Test Value yang memenuhi syarat,
digunakan Test Value yang tanggalnya paling dekat dengan tanggal B/L
atau AWB (untuk Test Value berasal dari Metode I) atau tanggal PIB
(untuk Test Value Metode IV dan Metode V) barang impor yang sedang
ditetapkan nilai pabeannya.
Untuk mengetahui apakah hubungan antara penjual dan pembeli
mempengaruhi harga barang atau tidak, dilakukan perbandingan antara
nilai pabean yang diberitahukan di dalam dokumen impor dengan Test
Value. Dalam hal hasil perbandingan menunjukkan:
i. nilai pabean yang diberitahukan lebih rendah lebih dari 5 % dari nilai
pabean barang identik atau barang serupa yang tertera pada Test
Value, maka hubungan antara penjual dan pembeli dianggap
mempengaruhi harga, sehingga nilai pabean yang diberitahukan di
dalam dokumen impor tidak diterima. Nilai pabean untuk dokumen
impor tersebut ditetapkan berdasarkan salah satu metode dari
Metode II sampai dengan VI yang diterapkan sesuai hirarki
penggunaannya;
ii. nilai pabean yang diberitahukan di dalam dokumen impor lebih
rendah kurang dari 5 %, sama atau lebih dari nilai pabean barang
identik atau rang serupa yang tertera pada Test Value, maka
hubungan antara penjual dan pembeli dianggap tidak
mempengaruhi harga, sehingga nilai pabean yang diberitahukan
diterima.
Data PIB
Harga Jumlah
Tgl B/L Eksportir Importir Jenis Barang Tingkat Perdag
Satuan barang
Barang B
10/07/10 E I Merek X Made 96 500 unit whole saler
in Japan
Barang B
15//07/10 F I Merek X Made 100 500 unit whole saler
in Japan
Keterangan :
I dengan E saling berhubungan, F dengan I tidak saling berhubungan
Namun apabila terdapat pembatasan sesuai butir (i), (ii) dan (iii) tersebut
diatas, nilai transaksi tetap dapat digunakan sebagai nilai pabean, misalnya :
i. diberlakukan atau diharuskan oleh undang-undang atau pihak-
pihak yang berwenang di Daerah Pabean, yaitu antara lain ketentuan
tataniaga, pemeriksaan karantina hewan, ijin impor dari Departemen
Kesehatan untuk obat dalam Daftar G, keharusan menyerahkan certificate
of origin;
ii. membatasi wilayah geografis tempat penjualan barang tersebut,
yaitu antara lain barang impor hanya diijinkan dijual kepada konsumen
akhir di Daerah Khusus Ibukota;
iii. tidak mempengaruhi harga barang secara substansial, yaitu
antara lain:
- barang impor hanya diijinkan dijual dengan pembayaran kredit;
- barang impor hanya diijinkan dijual melalui sistem pesan
dengan pembayaran memakai wesel atau transfer uang.
Dari uraian tentang ketentuan nilai transaksi, kita dapat meringkas materi
pada metode I (nilai transaksi barang yang diimpor) dalam gambar berikut ini:
2.2 Latihan
2.3 Rangkuman
1) Nilai pabean adalah nilai transaksi . Nilai transaksi adalah harga yang
sebenarnya atau seharusnya dibayar oleh pembeli kepada penjual dari
barang yang dijual untuk diekspor ke dalam Daerah Pabean .
2) Pengertian penjualan adalah merupakan kegiatan komersial yang
mensyaratkan adanya “pembeli”, yaitu pihak yang setuju untuk
memperoleh barang dalam jumlah tertentu dan setuju untuk
membayar/mengirimkan kompensasi, dan “penjual”, yaitu pihak yang
setuju untuk menyerahkan hak kepemilikan barang . Jika importasi
bukan merupakan peristiwa jual beli maka Metode I tidak dapat
digunakan sebagai dasar penetapan nilai pabean.
3) Harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar tidak
termasuk biaya-biaya untuk kepentingan pembeli, bunga atau deviden,
potongan harga (discount) dan biaya-biaya setelah pengimporan.
4) Harga sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar harus ditambahkan
biaya-biaya tertentu apabila belum ditambahkan. Biaya-biaya tertentu
tersebut adalah komisi dan jasa kecuali komisi pembelian, biaya
mengemas atau biaya mengepak, assist, royalty dan lisensi, proceeds,
freight , biaya-biaya dari gudang eksportir sampai dengan tempat impor
di Daerah Pabean, dan asuransi.
5) Nilai Pabean dapat ditetapkan berdasarkan Metode I apabila memenuhi
4 (empat) persyaratan yaitu , tidak terdapat pembatasan pemanfaatan
Berilah tanda (X) pada huruf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
4. Enam bulan yang lalu Importir A mengimpor satu party personal komputer
generasi terbaru merek 'X' type P3, dengan harga USD 2,000.- per unit.
Karena telah muncul generasi yang lebih baru, produsen menurunkan harga
jual untuk kualias P3 menjadi USD 1,000.- per unit. A mengimpor satu party
komputer type P3 dengan harga USD 1,000.- per unit. Dengan assumsi
tidak terdapat penambahan-penambahan atas nilai transaksi, maka nilai
pabean akan ditetapkan oleh Pejabat BC…
a. USD 2,000.- , berdasarkan metode I.
b. USD 2,000.-, berdasarkan metode II.
6. I membeli 500 barang X dari E di Jerman dengan harga USD 10.- / set
dengan syarat I wajib membeli barang lain (yaitu barang Y) yang dijual E,
sebanyak 1,000 pcs dengan harga USD 5.-/pc. Jika I tidak membeli barang
Y tersebut, maka transaksi batal. Nilai Pabean ditetapkan oleh Pejabat BC...
a. untuk barang X USD 10,-/set dan untuk barang Y USD 5.-/set.
b. berdasarkan Metode I s/d VI secara hierarkhi.
c. berdasarkan Metode II s/d VI secara hierarkhi.
d. berdasarkan Metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung Pejabat BC.
8. Bagian dari hasil penjualan atau pemanfaatan barang yang dipasok oleh
Importir kepada Eksportir disebut ...
a. proceed.
b. assist.
c. royalty.
d. discount .
11. Importir I membeli master album lagu rekaman penyanyi X dari E di Inggris
dengan harga CIF USD 10,000.- . Dalam perjanjian antara I dan E
disepakati bahwa I akan membayar royalty USD 0,50 ,- untuk setiap keping
DVD yang yang direproduksi I di Indonesia. Untuk itu I diberi hak melakukan
reproduksi dalam bentuk rekaman DVD paling banyak 100.000 keping.
Harga rekaman DVD tersebut di Indonesia dijual dengan harga setara
dengan USD 3.-/keeping. Nilai Pabean wajib diberitahukan I , adalah ..
a. USD 10,000.-
b. USD 300,000.-
c. USD 50,000.-
d. USD 60,000.-
14. Metode penetapan Nilai Pabean yang dianut Indonesia berasal dari
perjanjian internasional ..
a. Agreement on Trade Related Aspect of IPR , 1994.
b. Agreement on Anti Dumping and Countervailing Duty, 1994.
c. International Convention on the Valuation of Good Under Customs
Purpose , 1950.
d. Agreement on the Implemention of Article VII of the GATT 1994.
Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.
Indikator Keberhasilan
3.1 Uraian
A. METODE II
Barang identik adalah barang yang sama dalam segala hal, termasuk
karakteristik fisik, mutu dan reputasi. Perbedaan-perbedaan kecil dalam
penampilan tidak mempengaruhi penetapan barang tersebut sebagai barang
Nilai transaksi barang identik sebagaimana dimaksud diatas dapat digunakan untuk
dasar penetapan nilai pabean menggunakan Metode II sepanjang memenuhi
persyaratan :
1. berasal dari Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang nilai pabeannya telah
ditetapkan berdasarkan nilai transaksi oleh Kantor Pelayanan Bea dan Cukai;
a) Importir mempunyai bidang usaha yg jelas,
Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean sebesar $7 untuk barang yang diimpor
oleh I.
Data PIB
Harg Jumla
Tingka
Ekspor Impor a h
Tgl B/L Jenis Barang t
tir tir Satu baran
Perdag
an g
Barang X 500
07/03/2013 E I 85 retailer
Made in Japan unit
Database nilai pabean
Data PIB
Harg Jumla
Tingka
Ekspor Impor a h
Tgl B/L Jenis Barang t
tir tir Satu baran
Perdag
an g
Barang X 300
10/02/2013 A B 110 retailer
Made in Japan unit
B. METODE III
Apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan metode I dan II, maka nilai
pabean ditetapkan berdasarkan nilai transaksi barang serupa. Penetapan nilai
pabean menggunakan nilai transaksi barang serupa disebut dengan penetapan
nilai pabean menggunakan metode III.
Barang serupa adalah barang yang walaupun tidak sama dalam segala hal
tetapi memiliki karakteristik dan komponen material sama, berfungsi sama dan
secara komersial dapat dipertukarkan. Mutu, reputasi dan merek barang
merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan apakah
suatu barang disebut sebagai barang serupa.Barang serupa tidak meliputi barang
yang dibuat dengan unsur-unsur yang dibuat dalam Daerah Pabean, yaitu teknik
karya seni, desain, rencana dan sketsa, hal mana menyebabkan penambahan
sesuai data yang obyektif dan terukur tidak dapat dilakukan. Suatu barang tidak
dapat dianggap sebagai barang serupa apabila tidak diproduksi di Negara yang
sama dengan negara tempat produksi barang yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya.
Dalam hal tidak terdapat barang serupa yang diproduksi oleh produsen yang sama
dapat dipergunakan barang serupa yang diproduksi oleh produsen yang berbeda.
Contoh barang serupa :
i. USB Flash Drive , ukuran 2 GB , merek : Sandisk , Made in China adalah
serupa dengan USB Flash Drive , ukuran 2 GB , merek :Kingston , Made in
China
ii. Accu Mobil , 40 A , merek : GS , Made Malaysia adalah serupa dengan Accu
Mobil , 40 A, merek ; Yuasa , Made in Malaysia .
Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean menggunakan metode III sebesar $ 8 per unit atas
barang yang diimpor oleh Importir I.
Penyesuaian Jumlah Barang dan Tingkat Perdagangan
Penetapan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi barang serupa sedapat
mungkin menggunakan barang serupa yang berasal dari tingkat perdagangan dan
jumlah barang sama dengan barang impor yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya.
Apabila tidak terdapat barang serupa dengan kondisi sebagaimana tersebut diatas
barang serupa dengan kondisi lain sepanjang dilakukan penyesuaian :
a) jumlah barang, dalam hal jumlah barang berbeda tetapi tingkat perdagangan
sama;
b) tingkat perdagangan, dalam hal tingkat perdagangan berbeda tetapi jumlah
barang sama; atau
c) jumlah dan tingkat perdagangan, dalam hal tingkat perdagangan dan jumlah
barang berbeda.
Penyesuaian sebagaimana dimaksud dilakukan berdasarkan bukti nyata yang
memungkinkan terlaksananya penyesuaian secara wajar dan tepat. Apabila tidak
tersedia bukti nyata sebagaimana dimaksud, maka penyesuaian tidak dapat
dilakukan dan nilai transaksi barang serupa tidak dapat digunakan untuk
menetapkan nilai pabean.
5) Apa yang dimasud dengan tingkat perdagangan ? Data apa yang dapat
digunakan untuk melakukan penyesuaian jumlah dan tingkat
perdagangan ?
3.3. Rangkuman
Untuk mengingatkan kembali tentang materi yang telah Anda pelajari , perhatikan
rangkuman berikut :
1. Metode II adalah metode penetapan nilai pabean yang didasarkan
pada nilai transaksi barang identik, sedangkan Metode III adalah metode
penetapan nilai pabean yang didasarkan pada nilai transaksi barang serupa.
2. Dua barang dianggap identik jika sama dalam segala hal meliputi
karakter fisik, mutu daan reputasi serta dibuat di negara yang sama oleh
produsen yang sama atau berbeda.
Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !
4. Diberitahukan PIB dengan jenis barang disket, ukuran 1,2 MB, unformated,
merek : FUJI, Made in Japan dengan tanggal B/L 14/06/2010. Data di pihak
pabean adalah disket, ukuran 1,2 MB, unformated, merek : Maxell, Made in
Japan dengan tanggal B/L 20/05/2010. Jika Pejabat Bea dan Cukai
7. Suatu PIB menyatakan bahwa jenis barang adalah Televisi Berwarna, ukuran
21", Type : KV21S, merek : Sony, made in Japan, harga CIF USD 200,-/unit
dan tanggal B/L adalah 19 Agustus 2010. Tidak mungkin bagi Pej. BC untuk
menetapkan nilai pabean berdasarkan metode I karena salah satu persyaratan
nilai transasaksi tidak terpenuhi. Dalam penelitian selanjutnya terdapat satu
data barang identik pada Data Base Harga II dengan harga CIF USD
250.-/unit dengan tanggal B/L 10 Agustus 2010. Jika Pejabat BC menggunakan
9. Dalam proses penetapan nilai pabean berdasarkan metode II atau metode III ,
terdapat data bahwa jumlah dan tingkat perdagangan barang identik atau
barang serupa tidak sama dengan data barang yang diberitahukan dalam
PIB , maka Pejabat Bea dan Cukai …
a. menetapkan nilai pabean berdasarkan metode selanjutnya sesuai
hierarkhi penggunaannya .
b. menetapkan nilai pabean sesuai data barang identik atau barang serupa.
c. menerbitkan Informasi Nilai Pabean ..
d. melakukan penyesuaian jumlah dan tingkat perdagangan .
10. Jika terdapat beberapa alternatif barang identik atau barang serupa yang ada
di pihak Pabean , maka harus dipilih alternatif …
a. yang paling menguntungkan penerimaan Negara .
11. Barang serupa dengan barang yang sedang ditetapkan nilai pabeannya harus
…
a. dibuat dinegara yang sama oleh produsen yang sama
b. dibuat dinegara yang sama oleh produsen yang berbeda.
c. dibuat dinegara yang berbeda oleh produsen yang sama
d. dibuat dinegara yang sama oleh produsen yang sama atau yangberbeda.
12. Salah satu syarat penggunaan metode III terhadap data yang ada di pihak
Pabean adalah tanggal tanggal B/L atau AWB barang serupa .
a. sama atau dalam waktu 30 hari sebelum tgl B/L atau AWB dari PIB yang
sedang ditetapkan nilai pabeannya.
b. sama atau dalam waktu sebelum atau sesudah tgl B/L atau AWB dari PIB
yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
c. sama dengan tgl B/L atau AWB dari PIB yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya.
d. sama atau dalam waktu 30 hari sebelum atau 30 hari sesudah tgl B/L atau
AWB dari PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
13. Jika Pejabat Bea dan Cukai menetapkan nilai pabean berdasarkan data
barang identik yang tanggal B/L-nya dalam waktu 30 hari sebelum tanggal B/L
dari PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya , maka ia menetapkan nilai
pabean berdasarkan …
a. metode III
b. metode I
c. metode II
d. metode II s/d metode VI secara hierarkhi.
15. Dalam hal terdapat barang identik namun penyesuaian jumlah dan tingkat
perdagangan tidak dapat dilakukan , maka …
a. penetapan nilai pabean berdasarkan metode II tetap dapat dilakukan.
b. penetapan nilai pabean berdasarkan metode II tetap dapat dilakukan jika
tanggal B/L atau AWB sama atau dalam waktu 30 hari sebelum tanggal
B/L atau AWB PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
c. penetapan nilai pabean berdasarkan metode II tetap dapat dilakukan jika
tanggal B/L atau AWB sama atau dalam waktu 30 hari sesudah tanggal
B/L atau AWB PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
d. penetapan nilai pabean berdasarkan metode II tidak dapat dilakukan.
Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.
Indikator Keberhasilan
4.1 Uraian
DEDUKSI
Apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan nilai transaksi barang
impor yang bersangkutan, nilai transaksi barang identik atau nilai transaksi barang
serupa, nilai pabean ditetapkan berdasarkan Metode Deduksi.
Metode Deduksi adalah metode penetapan nilai pabean berdasarkan harga satuan
yang terjadi dari penjualan di pasaran dalam Daerah Pabean atas :
a) barang impor yang bersangkutan;
Harga satuan yang digunakan sebagai dasar perhitungan Metode Deduksi harus
memenuhi persyaratan, yaitu :
a) harga satuan diperoleh dari penjualan di pasaran dalam Daerah
Pabean yang antara penjual dan pembeli tidak saling berhubungan;
b) merupakan harga satuan dari barang impor yang bersangkutan,
barang identik atau barang serupa yang laku terjual dalam jumlah terbanyak
(greatest aggregate quantity);
c) penjualan tersebut huruf a adalah penjualan tangan pertama;
d) penjualan tersebut huruf a terjadi pada tanggal yang sama dengan
atau terjadi dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum atau sesudah tanggal
pendaftaran PIB barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya;
e) apabila tidak terdapat penjualan sebagaimana tersebut huruf d,
digunakan penjualan yang terjadi pada tanggal terdekat, setelah tanggal
pengimporan barang yang sedang ditetapkan nilai pabeannya, selambat-
lambatnya dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal pengimporan
barang impor yang bersangkutan;
f) bukan merupakan penjualan di pasaran dalam Daerah Pabean atas
barang impor yang bersangkutan, barang identik atau barang serupa kepada
pihak pembeli yang memasok assist untuk pembuatan barang impor yang
bersangkutan.
Apabila tidak terdapat harga satuan yang memenuhi syarat, maka Metode Deduksi
tidak dapat digunakan untuk menetapkan nilai pabean barang impor yang
bersangkutan.
Pembeli mempunyai data penjualan di pasaran dalam Daerah Pabean kepada penjual yang
tidak berhubungan dengannya dari barang serupa yang terjadi selama satu minggu :
Dari contoh diatas, jumlah barang yang laku terjual dalam jumlah terbanyak
(greatest aggregate quantity) adalah 80. Harga satuan untuk jumlah barang yang
laku terjual sebanyak 80 uni adalah Rp 900.000,-
Harga satuan Rp 900.000,- inilah yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung
nilai pabean dengan Metode Deduksi. Harga satuan tersebut selanjutnya dikurangi
Faktor Pengurangan
Untuk menghitung nilai pabean, harga satuan sebagaimana dimaksud diatas
dikurangi dengan biaya-biaya tertentu, yaitu :
a) Komisi atau keuntungan dan pengeluaran umum atas penjualan
barang impor yang bersangkutan, barang identik atau barang serupa di
pasaran dalam Daerah Pabean;
b) Biaya transportasi, asuransi dan biaya lainnya yang ditanggung oleh
pembeli setelah barang impor yang bersangkutan, barang identik, atau barang
serupa tiba di tempat impor di Daerah Pabean;
c) Bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor.
Harga satuan setelah dikurangi dengan biaya-biaya huruf a, b, dan c diatas menjadi
nilai pabean barang impor yang bersangkutan. Data besarnya biaya yang dimaksud
pada huruf a dan b diperoleh dari pembeli, kecuali data tersebut tidak sesuai
dengan kelaziman yang berlaku di Daerah Pabean.
Importir I mengimpor satu party barang X dengan harga per unit yang diberitahukan
adalah CIF USD 30.-. Tidak mungkin bagi Pejabat Bea dan Cukai untuk
menetapkan nilai pabean berdasarkan Metode I, II, atau III karena persyaratan
untuk penggunaan metode-metode tersebut tidak terpenuhi. Dalam penelitian
selanjutnya Pejabat Bea dan Cukai mendapatkan data bahwa pada saat
bersamaan I juga barang identik di pasar dalam negri dengan harga per unit pada
jumlah penjualan terbesar adalah Rp. 700.000,- . Biaya – biaya yang dikeluarkan I
(belum termasuk Bea Masuk, PPN dan PPh) per satuan jenis barang adalah
sebagai berikut :
Jawaban :
Masukkan angka-angka diatas didalam rumus sebagai
berikut :
700.000 –(25.000 + 25.000 + 17.500 + 60.000 +
10.000)
NP =
------------------------------------------------------------------------
1 + 0,25 + 0,10 + 0,025 + (0,25 x 0,125)
700.000 – 137.500 562.500
---------------------- = ------------ = 400.000
1.375 + 0.03125 1.40625
Biaya atau harga bahan baku dihitung berdasarkan informasi yang dimiliki
oleh produsen atau kuasanya. Informasi tersebut harus berasal dari pembukuan
produsen barang impor yang bersangkutan dan informasi dimaksud harus dibuat
sesuai dengan prinsip-prinsip umum akuntansi yang berlaku di negera tempat
pembuatan barang.
Dalam hal informasi dimaksud tidak dibuat berdasarkan prinsip-prinsip
umum akuntansi yang berlaku di negara tempat pembuatan barang, maka
penghitungan biaya atau harga bahan baku menggunakan informasi lain yang
relevan, misalnya informasi dari produsen lain yang membuat barang identik atau
serupa.
Pengertian Metode VI
Apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan nilai transaksi
barang impor yang bersangkutan, nilai transaksi barang identik, nilai transaksi
barang serupa, Metode Deduksi atau Metode Komputasi, nilai pabean ditetapkan
berdasarkan tata cara yang wajar dan konsisten dengan prinsip dan ketentuan
Pasal VII GATT.
Penetapan nilai pabean berdasarkan Metode VI dilaksanakan dengan cara
mengulangi kembali prinsip dan ketentuan Metode I sampai dengan V yang
diterapkan secara fleksibel berdasarkan data yang tersedia di Daerah
Pabean.Metode VI adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara
mengulangi ketentuan Metode I sampai dengan V dengan pelaksanaan yang
fleksibel, serta memperhatikan prinsip dan ketentuan Pasal VII GATT 1994, dan
berdasarkan data yang tersedia di daerah pabean.
Dalam menetapkan nilai pabean menggunakan Metode VI, sedapat
mungkin berdasarkan pada nilai pabean yang pernah ditetapkan sebelumnya. Dan
harus memperhatikan larangan sebagaimana dimaksud diatas. Dalam
menggunakan Metode VI harus mengikuti hirarki metode penetapan nilai pabean.
Penggunaan Metode I yang diterapkan secara fleksibel lebih diutamakan dari pada
penggunaan Metode II yang diterapkan secara fleksibel, dan seterusnya.
Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean menggunakan metode VI sesuai prinsip metode II
(VI-2) sebesar $ 7per case atas barang yang diberitahukan oleh Importir I.
Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean menggunakan metode VI sesuai prinsip metode III
(VI-3) sebesar $ 8 per unit atas barang yang diberitahukan oleh Importir I.
Unsur pengurangan
Unsur pengurangan berupa komisi atau pengeluaran umum dan keuntungan,
transportasi dan asuransi, ditetapkan sebagai berikut.
- Transportasi dan asuransi ditentukan sebesar 5 % dari CIF.
- Jasa PPJK ditentukan sebesar 5 % dari CIF;
- Keuntungan ditentukan sebesar 20% dari landed cost.
Tata cara penghitungan nilai pabean berdasarkan Metode VI menggunakan Metode
Deduksi (Metode IV) yang diterapkan secara fleksibel sebagai berikut.
4.3. Rangkuman
1). Metode deduksi adalah metode penetapan nilai pabean yang dihitung dari
harga satuan di pasar Daerah Pabean atas barang yang diimpor, barang
identik atau barang serupa, dalam jumlah penjualan terbesar dikurangi dengan
faktor pengurangan.
2). Faktor pengurangan didalam penggunaan metode deduksi pada hakekatnya
adalah biaya-biaya setelah pengimporan (post importation cost). Besarnya
data faktor pengurangan berdasarkan laporan importir.
3). Metode Komputasi adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara
menjumlahkan sejumlah unsur pembentuk nilai pabean barang impor yang
bersangkutan.
4). Unsur pembentuk nilai pabean adalah semua biaya yang dikeluarkan produsen
dinegara pengekspor sampai di tempat impor di Daerah Pabean.Besarnya
unsur pembentuk nilai pabean didasarkan pada data produsen.
5). Metode VI adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara mengulangi
ketentuan Metode I sampai dengan V dengan pelaksanaan yang fleksibel,
serta memperhatikan prinsip dan ketentuan Pasal VII GATT 1994, dan
berdasarkan data yang tersedia di daerah pabean.
6). Metode VI dengan menggunakan metode I yang diterapkan secara fleksibel
dapat menggunakan nilai sewa sebagai dasar penghitungan nilai pabeaan.
7). Metode VI dengan menggunakan metode II atau III yang diterapkan secara
fleksibel dapat menggunakan barang identik atau serupa yang dibuat dinegara
yang berbeda dengan tanggal B/L atau AWB barang yang ditetapkan nilai
pabeannya dalam jangka waktu paling lama 90 hari sebelum atau sesudah
tanggal B/L atau AWB barang identik atau serupa .
8). Metode VI dengan menggunakan metode IV yang diterapkan secara fleksibel
dapat menggunakan faktor pengurangan yang telah dipatok pihak pabean
dengan menggunakan faktor multiplikator.
9). Ketentuan-ketentuan larangan dalam penggunaan metode VI, sebagai
konsekuensi dari fleksibelitas, dimaksud agar Pejabat Pabean tidak
sewenang-wenang.
a. Metode II.
b. Metode III.
c. Metode IV.
d. Metode VI.
8. Dalam menetapkan nilai pabean berdasarkan metode VI, pejabat Bea dan
Cukai dapat :
a. memilih alternatif yang paling menguntungkan penerimaan negara
jika terdapat beberapa alternatif nilai.
b. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pasar dinegara
pengekspor.
c. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pabean minimal.
d. menetapkan nilai pabean berdasarkan barang identik yang tanggal
B/L-nya lebih dari 30 hari sebelum tanggal B/L dari PIB yang sedang
ditetapkan nila pabeannya.
9. Dalam menetapkan nilai pabean berdasarkan metode VI, pejabat Bea dan
Cukai dapat:
a. memilih alternatif yang paling menguntungkan penerimaan negara
jika terdapat beberapa alternative nilai.
b. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pasar dinegara
pengekspor.
c. menetapkan nilai pabean berdasarkan barang identik yanag negara
pembuatannya berbeda dengan yang diberitahukan didalam PIB.
d. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pabean minimal.
10. Yang dimaksud 'harga jual dipasar dalam daerah pabean', dialam metode
deduksi, adalah :
a. harga jual dipasar Glodok.
b. harga jual di tingkat agen.
12. Dalam menetapkan nilai pabean berdasarkan metode VI, Pejabat BC dapat
menetapkan nilai pabean berdasarkan :
a. menggunakan barang identik yang negara pembuatannya berbeda.
b. harga pasar barang identik di negara pengekspor.
c. nilai pabean minimal (harga patokan).
d. penggunaan alternatif yang paling menguntungkan penerimaan negara.
13. Faktor-faktor pengurangan dari harga satuan dari penjualan di pasar Daerah
Pabean untuk penetapan nilai pabean berdasarkan metode deduksi, adalah
biaya-biaya setelah barang tiba di pelabuhan tujuan di Daerah Pabean,
berupa :
a. harga FOB, komisi, keuntungan, pengeluaran umum, biaya
transportasi, asuransi serta biaya lainya, bea masuk dan pajak dalam
rangka impor.
b. harga bahan baku, ongkos produksi, komisi, keuntungan, pengeluaran
umum, biaya transportasi, asuransi serta biaya lainya, bea masuk dan
pajak dalam rangka impor.
c. komisi, keuntungan, pengeluaran umum, biaya transportasi, asuransi
serta biaya lainya , bea masuk dan pajak dalam rangka impor.
d. harga CIF, komisi, keuntungan, pengeluaran umum, biaya transportasi,
asuransi serta biaya lainya , bea masuk dan pajak dalam rangka impor.
15. Yang dimaksud dengan harga pasar didalam Daerah Pabean didalam
penerapan metode VI adalah …
a. harga jual importer.
b. harga jual eksportir.
c. harga barang sampai barang impor keluar dari Kawasan Pabean.
d. harga jual ditingkat retailer atau whole saler.
Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.
Indikator Keberhasilan.
Dalam hal didapat nilai pabean tidak wajar dan pemberitahuan pabean
impor diajukan oleh importir kategori resiko sedang, importir kategori resiko tinggi
atau importir kategori resiko sangat tinggi, maka Pejabat Bea dan Cukai
menerbitkan dan mengirimkan INP dan diserahkan kepada melalaui media
elektronik atau dengan cara pengiriman lainnya. INP adalah pemberitahuan
Pejabat Bea dan Cukai kepada importir untuk menyerahkan pernyataan tentang
fakta yang berkaitan dengan transaksi barang yang diimpor.
Atas penerbitan INP oleh Pejabat Bea dan Cukai dimaksud, importir harus :
a). menyerahkan DNP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
diterbitkannya INP bilamana kantor menggunakan sistem PDE atau 5 (lima)
hari kerja bilamana kantor belum PDE;
b). menyerahkan semua informasi, dokumen, dan/atau pernyataan yang
diperlukan dalam rangka penentuan nilai pabean;
c). memberikan penjelasan baik secara lesan maupun tertulis tentangbagaimana
pembeli atau kuasanya menghitung nilai pabean, unsusr-unsur pembentuk nilai
pabean, dan hal-hal lain berkaitan dengan transaksi yang bersangkutan.
Dalam hal berdasarkan hasil penelitian DNP terdapat nilai transaksi belum dapat
diyakini kebenarannya dan keakuratannya, Pejabat Bea dan Cukai dapat
melakukan konsultasi dengan importir yang bersangkutan atau kuasanya.Bentuk
Informasi Nilai Pabean (INP) dan Deklarasi Nilai Pabean ( DNP) adalah sebagai
berikut : .
Dalam rangka penelitian nilai pabean, Pejabat Bea dan Cukai melakukan
pengujian kewajaran nilai pabean yang tercantum pada pemberitahuan pabean
impor dapat melakukan konsultasi. Konsultasi adalah kegiatan klarifikasi atau
permintaan penjelasan lebih lanjut dari Pejabat Bea dan Cukai kepada Importir
atau kuasanya atas Deklarasi Nilai Pabean untuk menentukan keakuratan nilai
transaksi.
Pejabat Bea dan Cukai menerbitkan INP, apabila hasil pengujian kewajaran
apabila didalam pengujian kewajaran kedapatn nilai pabean yang diberitahukan
tidak wajar atau tidak ditemukan data pembanding. INP dimaksud dikirimkan
kepada importir melalui media elektronik atau media lainnya. Atas INP yang
dikirimkan dimaksud, importir harus:
a) menyerahkan DNP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
setelah diterbitkannya INP;
b) menyerahkan semua informasi, dokumen, dan/atau pernyataan yang
diperlukan dalam rangka penentuan nilai pabean; dan
c) memberikan penjelasan baik secara lisan maupun tertulis tentang
bagaimana pembeli atau kuasanya menghitung nilai pabean, unsur-unsur
pembentuk nilai pabean, dan hal-hal lain berkaitan dengan transaksi yang
bersangkutan.
Pemberian penjelasan secara lisan sebagaimana dimaksud hanya
dilakukan dalam kerangka konsultasi. Kantor Pabean yang belum menerapkan
Sistem Komputer Pelayanan, penyerahan DNP dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah diterbitkannya INP. Terhadap hasil penelitian
DNP yang nilai transaksinya belum dapat diyakini kebenaran dan keakuratannya,
Pejabat Bea dan Cukai dapat melakukan konsultasi dengan importir yang
bersangkutan atau kuasanya.
Dalam melakukan penetapan nilai pabean, Pejabat Bea dan Cukai harus
mengisi Lembar Penelitian dan Penetapan Nilai Pabean (LPPNP), yang
merupakan kertas kerja dan risalah penetapan nilai pabean yang dilakukan oleh
Pejabat Bea dan Cukai.Terhadap Kantor Pabean yang telah menerapkan Sistem
Komputer Pelayanan, pengisan LPPNP dilakukan melalui Sistem Komputer
Pelayanan. Sebaliknya terhadap Kantor Pabean yang belum menerapkan Sistem
Dari bagan alur diatas tergambar proses penelitian dan penetapan nilai pabean,
dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Importir kategori Mitra Utama (MITA) dan Importir Produsen (IP) kategori Low
Risk nilai pabean yang diberitahukan langsung diterima. Selanjutnya penelitian
atas kebenaran nilai pabean yang diberitahukan melalui audit kepabeanan.
2. Pejabat melakukan pengujian nilai pabean, meliputi harus adanya kondisi jual
beli, terpenuhinya persyaratan nilai transaksi, hingga kebenaran jumlah
dan/atau jenis barang dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik.
5. Nilai pabean ditetapkan menggunakan nilai transaksi (metode I) dalam hal nilai
pabean yang diberitahukan wajar.
6. Jika nilai pabean diberitahukan tidak wajar karena selisih kurang lebih dari 5%
dari data barang identik pada DBNP I maka dilakukan penelitian profil importir.
8. Nilai pabean ditetapkan menggunakan nilai transaksi (metode I) dalam hal nilai
pabean yang diberitahukan wajar.
9. Bilamana tidak terdapat data barang identik pada DBNP II maka dilakukan
penelitian profil importir. Terdapat empat kategori pada database profil importir,
yaitu low risk (resiko rendah), medium risk (resiko sedang), high risk (resiko
tinggi), dan very high risk (resiko sangat tinggi).
11. Bilamana importir termasuk kategori medium risk, high risk dan very high risk,
maka diterbitkan Deklarasi Nilai Pabean (DNP).
12. Dalam hal DNP tidak diserahkan atau diserahkan tetapi melebihi waktu yang
ditentukan maka nilai pabean ditetapkan menggunakan metode II sampai
dengan VI secara hierarkhi.
13. Selanjutnya pejabat meneliti DNP dan dimungkinkan untuk konsultasi nilai
pabean untuk meyakinkan kebenaran nilai yang diberitahukan.
14. Nilai pabean ditetapkan menggunakan nilai transaksi (metode I) dalam hal
DNP didukung data yang mampu meyakinkan pejabat.
15. Nilai pabean ditetapkan menggunakan metode II sampai dengan VI dalam hal
DNP tidak diserahkan atau DNP tidak meyakinkan pejabat.
16. Pejabat peneliti dokumen membuat Lembar Penelitian dan Penetapan Nilai
Pabean (LPPNP) atas penetapan nilai pabean.
LPPNP
SPTNP
5.2. Latihan 5
1. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai didalam
melakukan penelitian dokumen pemberitahuan pabean impor dan semua
dokumen yang menjadi lampirannya !
5.3 Rangkuman
Berilah tanda (X) pada hurf a, b, c atau d pada pernyataan yang benar !
1. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik menunjukkan jenis dan jumlah barang
yang diberitahukan tidak sesuai , maka Pejabat Bea dan Cukai akan
menetapkan nilai pabean berdasarkan metode ...
a. II s/d VI yang diterapkan secara hierakhi .
b. I s/d VI yang diterapkan secara hierarkhi.
c. I
d. I, II, III. IV,V atau VI sesuai pertimbangannya.
2. Penelitian nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai tidak dilakukan
terhadap ...
a. Importir produsen dengan kategori resiko rendah .
b. Importir yang berasal dari Instansi Pemerintah.
3. Penelitan dan penetapan nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai
dilakukan dalam waktu ...
a. 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal INP.
b. 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal INP.
c. 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal PIB.
d. 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal PIB.
4. Dalam hal DNP tidak diserahkan oleh Importir dalam jangka waktu yang
ditetapkan maka Pejabat Bea dan Cukai akan menetapkan nilai pabean
berdasarkan metode ...
a. I s/d VI yang diterapkan secara hierakhi .
b. II s/d VI yang diterapkan secara hierarkhi.
c. I
d. I, II, III. IV,V atau VI sesuai pertimbangannya.
5. Permintaan Deklarasi Nilai Pabean tidak perlu dilakukan dalam hal ...
a. importasi mendapatkan fasilitas kepabeanan.
b. importasi bukan merupakan jual beli.
c. importasi mendapat fasilitas pembebasan.
d. importasi barang barang milik pemerintah.
10. Diberitahukan didalam satu PIB barang X dengan nilai pabean 97 cu per
unit. Data barang identik pada Data Base Nilai Pabean I menunjukkan
100 cu per unit. Hasil pemeriksaan fisik kedapatan sesuai . Importir
termasuk kategori resiko tinggi. Sikap Pejabat Bea dan Cukai adalah ...
a. menentukan nilai pabean dengan nilai 97 cu.
b. menetapkan nilai pabean berdasarkan metode II sampai dengan
metode VI sesuai hierarkhi.
c. menentukan nilai pabean 100 cu .
d. menerbitkan Informasi Nilai Pabean.
13. Jika dalam melakukan uji kewajaran tidak ditemukan data pembanding
barang identik dalam Data Base Nilai Pabean I , maka ...
a. Pejabat menggunakan Data Base Nilai Pabean II untuk melakukan
uji kewajaran.
a. nilai pabean ditentukan dengan menggunakan Metode II sampai
dengan Metode VI yang diterapkan secara hierarkhi.
c. Pejabat menerbitkan INP .
d. Pejabat menentukan nilai pabean berdasarkan data yang ada.
14. Jika persyaratan nilai transaksi untuk dapat diterima dan ditetapkan
sebagai nilai pabean tidak dipenuhi , maka Pejabat Bea dan Cukai
menetapkan nilai pabean berdasarkan ...
a. metode I s/d metode VI secara hierarkhi.
b. metode II s/d metode VI secara hierarkhi.
15. Jika unsur biaya yang harus ditambah/dikurangkan pada nilai transaksi
tidak dapat dihitung, maka Pejabat Bea dan Cukai menetapkan nilai
pabean berdasarkan ...
a. metode I s/d metode VI secara hierarkhi.
b. metode I
c. metode II s/d metode VI secara hierarkhi.
d. metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung pertimbangan Pejabat Bea
dan Cukai .
Terdapat 15 (lima belas) soal latihan yang tersedia. Silakan Anda memberikan
penilaian sendiri dengan jujur.
Tabel tingkat –tingkat penguasaan Anda adalah sebagai berikut :
Jika Anda menadapatkan score 90 % s/d 100 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik Sekali” .
Jika Anda menadapatkan score 75 % s/d 85 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik” .
Jika Anda menadapatkan score 60 % s/d 70 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Cukup”.
Jika Anda menadapatkan score 0 s/d 55 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”kurang”.
Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.
PENUTUP
5. Pejabat Bea dan Cukai akan menerbitkan INP dalam hal ...
a. PIB diajukan oleh importir dengan kategori resiko rendah dan nilai
pabean yang diberitahukan tidak wajar.
b. PIB diajukan oleh importir resiko menengah , resiko tinggi atau
resiko sangat tinggi dan nilai pabean yang diberitahukan tidak wajar
c. PIB diajukan oleh importir yang beresiko tinggi (high risk) atau
sangat tinggi meskipun nilai pabean wajar.
d. PIB diajukan oleh importir resiko menengah dan nilai pabean yang
diberitahukan tidak wajar.
7. Satu tahun yang lalu Importir A mengimpor satu party personal komputer
generasi terbaru merek 'X' type : P 4 , dengan harga USD 300.- per unit.
Saat ini jenis komputer dengan type tersebut menjadi ketinggalan jaman
karena telah muncul generasi yang lebih baru. Dengan pertimbangan
munculnya pesaing-pesaing baru yang memproduksi komputer dengan
kualitas yang sama dengan type P4 dan dengan tujuan untuk
menghabiskan stock barang, maka produsen menurunkan harga jual untuk
kualias P4 menjadi USD 150.- per unit . Dengan pertimbangan harga
semakin murah, dan type P4 masih laku keras di Indonesia , maka A
mengimpor satu party komputer type P4 dengan harga USD 150.- per unit.
9. Salah satu sebab nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan metode I,
adalah ..
a. jual beli merupakan satu-satunya persyaratan
b. terdapat keadaan jual-beli
c. tidak terdapat kondisi jual - beli.
d. pembeli dan penjual orang yang berbeda
11. Pembiayaan pembelian barang impor berupa bunga kredit bank ...
a. wajib dimasukkan dalam nilai pabean.
b. dapat dimasukkan dalam nilai pabean.
c. berdasarkan pertimbangan Pejabat Pabean dapat dimasukkan
dalam nilai pabean.
d. bukan merupakan unsur nilai pabean .
12. Didalam penggunaan Metode II, jika terdapat lebih dari satu data barang
identik yang memenuhi syarat , maka Anda wajib memilih ..
a. data yang paling menguntungkan penerimaan negara .
b. data yang paling rendah.
c. data rata-rata.
d. data pilihan sesuai profesional jugjement.
13. Dengan B/L No. 000999453 tanggal 2 September 2010 melalui kapal Gloria
Fortuna, I mengimpor 500 unit produk X dari E di Jerman , dengan harga
CIF USD 192 .- / unit. I dan E saling berhubungan. Test Value yang
diajukan I kepada Pejabat Bea dan Cukai menunjukkan bahwa I juga
mengimpor barang identik dari B di Jerman dengan harga CIF USD
200.-/unit . Barang tersebut diimpor dengan MV Ned Lloyd dengan B/L No.
70000050 tanggal 15 Agustus 2010. I dan B tidak saling berhubungan.
Nilai Pabean per unit produk X akan Anda tetapkan ..
a. sebesar USD 192.-
b. sebesar USD 200.-
c. sebesar USD 196.-
d. dengan menggunakan Metode II
14. Diberitahukan barang X dengan nilai pabean 98 cu per unit. Tidak terdapat
data barang identik pada Data Base Nilai Pabean I . Terdapat data barang
identik pada Data Base Nilai Pabean II dengan nilai pabean 100 cu per
17. Salah satu fungsi Data Base Nilai Pabean I adalah ...
a. sebagai parameter untuk melakukan uji kewajaran.
b. dasar penetapan Nilai Pabean berdasarkan Metode I s/d VI.
c. dasar penetapan Nilai Pabean berdasarkan Metode II dan Metode III
d. sebagai test value.
20. I membeli 500 barang X dari E di Jerman , dengan harga USD 8.- / set .
Harga tersebut disepakati dengan syarat I diwajibkan membeli barang lain
(yaitu barang Y) yang dijual E , sebanyak 1,000 pcs dengan harga USD
5.-/pc. Jika I tidak membeli barang Y sebanyak yang diminta E , maka
transaksi batal . Nilai Pabean Anda tetapkan …
a. untuk barang X USD 8,-/set dan untuk barang Y USD 5.-/set.
b. berdasarkan Metode I s/d VI secara hierarkhi.
c. berdasarkan Metode II s/d VI secara hierarkhi.
d. berdasarkan Metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung pilihan Pejabat
BC.
1. TES FORMATIF
A. Kegiatan Belajar 1.
1. a 11. d
2. b 12. b
3. d 13. d
4. c 14. c
5. a 15. d
6. b
7. a
8. d
9. d
10. a
B. Kegiatan Belajar 2.
1. c 11. a
2. a 12. d
3. a 13. d
4. d 14. d
5. a 15. a
6. c
7. d
8. a
9. d
10. a
C. Kegiatan Belajar 3.
1. a 11. d
2. b 12. d
3. c 13. c
D. Kegiatan Belajar 4.
1. d 11. d
2. d 12. a
3. c 13. c
4. d 14. c
5. a 15. d
6. b
7. a
8. d
9. c
10. c
D. Kegiatan Belajar 5.
1. a 11. b
2. a 12. a
3. d 13. a
4. b 14. b
5. b 15. c
6. c
7. d
8. d
9. b
10. c
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Asean Customs Valuation Guide, 2005.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Satu Sistem Penetapan Nilai Pabean Yang
Berlaku Internasional, 1994
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 02/BC/2005 tentang Asuransi
Yang Dapat Diterima Untuk Pengamanan Transaksi Perdagangan
Internasional Sebagai Komponen Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea
Masuk.
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 38/BC/2010 tentang Mekanisme
Konsultasi Nilai Pabean.
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 39/BC/2010 tentang Pengisian
Lembar Penelitian dan Penetapan.
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 40/BC/2010 tentang Data Base
Nilai Pabean.