Anda di halaman 1dari 136

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat

Modul Aplikasi Nilai Pabean disusun untuk digunakan sebagai bahan ajar
pada Diklat Fungsional Pemeriksaan Dokumen (PFPD). Modul ini dimaksudkan
untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan para PFPD didalam
menjalankan tugas dan kewenangannya berdasarkan pasal 16 Undang-undang No.
10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah atau ditambah
dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2006 (selanjutnya disebut UU Kepabeanan),
dimana dalam pasal 16 ayat (2) disebutkan bahwa Pejabat Bea dan Cukai dapat
menetapkan nilai pabean untuk penghitungan bea masuk sebelum atau dalam
jangka waktu 30 hari setelah diajukan pemberitahuan pabean.
Modulini terbagi dalam 5 (lima) pokok kegiatan sebagai berikut :
1) Kegiatan Belajar 1, dengan judul ‘Pengantar Nilai Pabean’, membahas tentang
perkembangan sistem nilai pabean ditingkat global, regional dan nasional.
2) Kegiatan Belajar 2, dengan judul ‘ Metode I, Nilai Transaksi Barang Impor
Yang Bersangkutan, membahas tentang pengertian harga sebenarnya atau
seharusnya dibayar, biaya-biaya yang ditambahkan atau tidak termasuk dalam
harga sebenarnya atau seharusnya dibayar serta persyaratan penggunaan
metode 1.

3) Kegiatan Belajar 3, dengan judul ‘ Metode II dan Metode III, Nilai Transaksi
Barang Identik dan Nilai Transaksi Barang Serupa, membahas tentang
pengertian barang identik dan serupa serta persyaratan penggunaan metode II
dan metode III.

4) Kegiatan Belajar 4, dengan judul ‘Metode IV, Metode V dan Metode VI,
membahas tentang pengertian metode deduksi, metode komputasi dan
metode I sampai dengan metode 5 yang diterapkan secara fleksibel,
persyaratan penggunaan meotode-metode tersebut dan tatacara
penghitungannya.

5) Kegiatan Belajar 5, dengan judul ‘Penentuan dan Penetapan Nilai Pabean’,


membahas tentang tatalaksana penentuan dan penetapan nilai pabean yang
harus dilakukan oleh PFPD serta pelaksanaan konsultasi nilai pabean.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 1


2. Prasyarat Kompetensi

Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki


kompetensi awal dan persyaratan, sebagai berikut :
1) Pangkat minimal Penata Muda Tk I (Gol. III/b).
2) Berlatar belakang pendidikan S-1 atau Lulusan Program Diploma III STAN
Jurusan Kepabeanan dan Cukai.
3) Usia maksimal 50 tahun.
4) Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti Diklat.
5) Memiliki pengalaman kerja sebagai Pemeriksa Bea dan Cukai minimal lima
tahun.

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan memahami aplikasi nilai
pabean yang akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung bea masuk .
Kompetensi Dasar :
Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta setelah mempelajari
modul ini, adalah sebagai berikut :
1 Peserta dapat menjelaskan metode-metode penetapan nilai pabean;
2 Peserta dapat menghitung dan menetapkan nilai pabean untuk menghitung bea
masuk.

4. Relevansi Modul

Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat
adalah sebagai berikut :
1 Materi modul ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan tentang
pentingnya unsur nilai pabean sebagai besaran yang sangat mempengaruhi
besaran penerimaan negara dari sektor bea masuk dan pajak dalam rangka
impor.
2 Materi Modul ini juga dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas , yaitu
meneliti kebenaran pemberitahuan nilai pabean yang diberitahukan oleh
importir didalam dokumen pemberitahuan pabean.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 2


PENGANTAR NILAI PABEAN

Indikator Keberhasilan.
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu:
menjelaskan prinsip nilai pabean menurut GATT Valuation Code;
menjelaskan sistem penetapan nilai pabean yang pernah berlaku;
c.menjelaskan prinsip-prinsippenetapan nilai pabean berdasarkan Agreement on Implementation of Article VII of GAT

1.1 Uraian

A. PRINSIP NILAI PABEAN MENURUT GATT VALUATION CODE

Nilai Pabean adalah nilai yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung
Bea Masuk. Nilai pabean hanya akan memiliki arti jika sistem pemungutan Bea
Masuk menggunakan tarif advalorem, dimana Bea Masuk dihitung berdasarkan
prosentase tertentu dari harga barang. Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak
1947, etika penetapan nilai pabean yang disepakati secara internasional adalah
sesuai bunyi Article VII GATT. Etika ini sering disebut sebagai GATT Valuation Code
(GVC). Negara anggota didalam menetapkan nilai pabean hendaknya didasarkan
prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut :
a. hendaknya didasarkan pada harga sebenarnya (actual value) dari
barang yang dikenakan bea masuk;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 3


b. hendaknya tidak didasarkan atas harga barang-barang produksi
dalam negeri;
c. hendaknya tidak ditetapkan secara fiktif atau sewenang-wenang.
GVC ini sangat umum sifatnya dan tidak mengikat negara anggota, sehingga
diperlukan aturan pelaksanaan yang lebih praktis dan rinci.

BRUSSELS DEFINITION OF VALUE

Dalam rangka membuat aturan pelaksanaan dari GVC, maka atas inisiatif
dari Organisasi Pabean Eropa disusun suatu ketentuan penetapan nilai pabean
yang diharapkan menjadi satu-satunya sistem penetapan nilai pabean. Puncaknya
didalam International Convention on the Valuation of Goods Under Customs
Purpose, yang ditandatangani di Brussels pada tanggal 15 Desember 1950,
lahirlah suatu sistem penetapan nilai pabean yang dikenal dengan Brussels
Definition of Value. Sistem ini berlaku sejak tanggal 28 Juli 1953. Pada tahun 1970
negara yang secara resmi menjadi anggota BDV berjumlah 33 dan yang bukan
anggota BDV namun melaksanakan BDV dalam menetapkan harga pabean,
berjumlah 70 negara.
BDV menganut konsep notional, dimana elemen utamanya adalah adanya
sale, price, time, place, quantity dan commercial level. Didalam konsep ini, nilai
yang dapat dibebani bea (dutiable value) hendaknya didasarkan atas peraturan
yang tidak berat sebelah, adil dan menggunakan azas sederhana yang tidak
mengganggu kelancaran arus barang. Nilai yang dapat digunakan sebagai
sebagai dasar untuk penghitungan bea masuk, adalah harga normal, yaitu harga
yang dapat dicapai pada saat bea masuk wajib dibayar berdasarkan penjualan di
pasar bebas antara penjual dan pembeli yang tidak terikat satu sama lain oleh
ikatan khusus.
BDV merupakan sistem penetapan nilai pabean yang berlaku secara
internasional untuk pertama kali, kemudian lambat laun ditinggalkan oleh negara
maju karena itu banyak kelemahannya, antara lain sebagai berikut:
a) BDV terlalu sederhana dan memberikan kesempatan bagi aparat
pabean untuk melakukan pengaturan lebih lanjut sehingga keputusannya
cenderung sewenang-wenang dan tidak pasti;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 4


b) BDV tidak cermat (unprecise), sehingga menimbulkan ketidak
seragaman dalam pelaksanaannya;
c) BDV disusun dengan latar belakang dimasa tahun lima puluhan,
dimana transaksi itu dilakukan pada kondisi pasar bebas. Padahal dewasa ini
transaksi antar mereka yang saling berhubungan (related firm) cenderung
meningkat . Dengan demikian BDV tidak cocok lagi untuk mengantisipasi
kemajuan tersebut.
d) Sistem untuk melakukan penyesuaian harga menurut BDV adalah
samar. Explanatory Notes tidak mempunyai kekuatan yang mengikat sehingga
menimbulkan kesewenang-wenangan.
e) Sistem penetapan nilai pabean menurut BDV sangat teoritis (tidak
riil).

B. SISTEM PENETAPAN NILAI PABEAN YANG PERNAH BERLAKU DI


INDONESIA

Sebelum tahun 1985, Indonesia menganut sistem harga patokan


(priscourant) dimana nilai pabean dipatok secara tetap dan tertentu untuk selama
periode tertentu. Importir yang memberitahukan nilai pabean lebih rendah dari
harga patokan akan terkena tambah bayar bea masuk dan Pajak dalam rangka
impor serta terkena sanksi administrasi. Harga Patokan ditetapkan oleh dan
berdasarkan keputusan bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan
Menteri Perindustrian. Dalam prakteknya ketiga menteri tersebut sangat jarang
melakukan peninjauan kembali atas harga patokan yang telah ditetapkannya,
sehingga keputusan harga cenderung ketinggalan jaman, tidak aktual dan tidak
mengikuti perkembangan jenis-jenis barang yang kemudian muncul. Untuk
mengatasi hal ini muncul terminologi ’Catatan Harga’ yang berasal dari Direktur
Jenderal Bea dan Cukai, Kantor Wilayah Bea dan Cukai atau Kantor Inspeksi Bea
dan Cukai. ’Catatan Harga’ ini kemudian dijadikan dasar penetapan nilai pabean
oleh Pejabat Bea dan Cukai. Namun tidak semua barang impor mempunyai catatan
harga, sehinggga sangat mudah bagi Pejabat Bea dan Cukai melakukan
pengaturan-pengaturan lebih lanjut yang dapat bermuara pada kepentingan-
kepentingan pribadi.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 5


Didalam perkembangan selanjutnya muncullah argumen bahwa institusi
kepabeanan pada waktu itu dipandang sebagai intitusi yang sangat tidak efisien ,
penuh biaya tinggi dan menghambat arus barang impor dan ekspor. Akhirnya
dengan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 Pemerintah mengeluarkan instruksi
sebagai berikut :
a) impor barang dengan nilai FOB USD 5,000.- atau lebih dilakukan
pemeriksaan oleh Surveyor yang ditunjuk (yaitu PT Surveyor Indonesia / SGS)
untuk melakukan pemeriksaan di negara pengekspor (pre-shipment
inspection).
b) ekspor barang tidak dilakukan pemeriksaan fisik oleh Pejabat
Pabean.

Dibidang impor pemeriksaan nilai pabean dilakukan oleh Surveyor di negara


pengekspor yang didasarkan pada harga pasar (prevailing on the market price in
the country of exportation). Laporan Pemeriksaan Surveyor (LPS) yang dikeluarkan
Surveyor, disamping meliputi jumlah, jenis dan kualitas barang, juga meliputi harga
barang. Jika suatu importasi sudah dilindungi dengan dokumen LPS, maka
Pejabat Pabean tidak lagi diperkenankan melakukan pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan atas tarif dan nilai pabean, kecuali ada informasi yang sangat akurat
dan dilakukan dengan izin Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Untuk importasi barang dengan harga kurang dari FOB USD 5,000,-,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai masih mempunyuai kewenangan melakukan
pemeriksaan fisik, tarif dan nilai pabean. Dasar penetapan nilai pabean adalah
harga sebenarnya yang umumnya tercermin pada harga yang tercantum dalam
invoice atas barang yang dijual ke Indonesia. Harga invoice harus memenuhi
criteria tertentu. Kriteria harga invoice diragukan kebenarannya adalah :
a. uraian barang dan atau harga satuan tidak jelas ;
b. harga invoice tidak sama dengan harga PIUD (pemberitahuan
pabean pada saat itu);
c. berdasarkan keyakinan profesi (professional judgement) harga
invoice dinilai tidak wajar.

Dalam hal harga invoice diragukan maka digunakan sebagai data


pembanding data barang identik atau barang serupa yang terdapat pada Profil
Harga I atau Profil Harga II.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 6


C. AGREEMENT ON IMPLEMENTATION OF ARTICLE VII OF GATT
1994.

Perundingan perdagangan multilateral GATT Putaran Uruguay di Maroko,


tanggal 15 April 1994 telah menyetujui terbentuknya Organisasi Perdagangan
Dunia (World Trade Organization). Salah satu agreement yang terlampir didalam
persetujuan tersebut adalah Persetujuan tentang pelaksanan Article VII GATT
(Agreement on Implementation of Article VII of GATT). Persetujuan ini sering
disebut sebagai WTO Valuation Agreement. Persetujuan ini menggariskan bahwa
untuk menetapkan harga pabean harus menggunakan salah satu cara dari 6 cara
atau metode penetapan harga yang tersedia sebagai berikut :

a. Metode I : Metode nilai transaksi (article 1 dan 8) ;


b. Metode II : Metode nilai transaksi barang identik (article 2);
c. Metode III : Metode nilai transaksi barang serupa (article 3);
d. Metode IV : Metode deduksi (article 5);
e. Metode V : Metode komputasi (article 6); dan
f. Metode VI : Metode fall-back (article 7).

Prinsip-prinsip dari Agreement on Implementation of Artcle VII of GATT 1994


adalah :
1. Sistem penetapan nilai pabean yang netral dan tidak digunakan sebagai
instrument proteksi dengan menaikkan nilai pabean yang digunakan sebagai
dasar pemungutan bea masuk ;
2. Sistem penetapan nilai pabean yang tidak digunakan sebagai sarana untuk
mengatasi dumping.
3. Sistem penetapan nilai pabean yang dapat melindungi iklim perdagangan dari
persaingan dagang yang tidak sehat akibat adanya penetapan harga yang
terlalu rendah ( under valuation) .
4. Sistem penetapan harga yang berlaku umum tanpa membedakan asal usul
pemasukan.
5. Harga yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung bea masuk (nilai
pabean) didasarkan pada criteria yang wajar dan sederhana dan tidak
bertentangan dengan praktek perdagangan.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 7


6. Sistem penetapan harga yang mengurangi tatacara formal sampai batas
minimum dan penetapan nilai pabeannya didasarkan atas dokumen
perdagangan yang diajukan .
7. Sistem penetapan nilai pabean yang tidak menghambat kecepatan
pengeluaran barang .
8. Ketentuan penetapan nilai pabean yang diterbitkan oleh instansi pabean
disebarluaskan sedemikian rupa sehingga memungkinkan perdagangan untuk
membuat penghitungan terlebih dahulu dengan cukup meyakinkan tentang
jumlah nilai yang akan dikenakan bea;
9. Sistem penetapan nilai pabean yang pelaksanaannya memperhatikan
kepentingan pengamanan rahasia perusahaan.

Indonesia sebagai negara berkembang telah meratifikasi persetujuan


pendirian WTO dengan undang-undang No. 7 Tahun 1994. Dengan demikian
persetujuan ini mengikat bagi Indonesia, termasuk segala agreement yang
terlampir didalam persetujuan tersebut, diantaranya adalah Agreement on
Implementation of Article VII of GATT 1994. Konsekuensinya adalah, Indonesia
harus menyesuaikan segala ketentuan yang berkaitan dengan nilai pabean sesuai
dengan ketentuan agreement dimaksud. Bagi Indonesia tidak usah menunggu
sampai dengan batas waktu ketentuan WTO (1 Januari 2000), karena ketentuan
penetapan nilai pabean berdasarkan WTO Valuation Agreement telah dimasukkan
didalam pasal 15 Undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan.

D. ASEAN CUSTOMS VALUATION GUIDE

GATT / WTO Valuation Agreement disusun untuk membangun sebuah


sistem internasional untuk menetapkan nilai pabean barang impor. Tujuan utama
dari WTO Valuation Agreement adalah untuk menciptakan system penetapan nilai
pabean yang netral, adil dan seragam yang tidak memberikan ruang bagi
penggunaan nilai pabean yang sembarangan atau fiktif. WTO Valuation Agreement
juga menghendaki agar dasar bagi penetapan nilai pabean sedapat mungkin
berdasarkan nilai transaksi barang impor yang bersangkutan yang sedang
ditetapkan nilai pabeannya tersebut. Dengan demikian penerapan WTO Valuation

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 8


Agreement memerlukan adanya perubahan pola pikir dunia usaha dan bea dan
cukai.
WTO Valuation Agreement mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1995 bagi
anggota WTO termasuk tujuh negara anggota ASEAN yang merupakan anggota
WTO. Sebagaimana telah dinyatakan dalam Asean Customs Policy Implementation
and Work Programe (PIWP), semua administrasi bea dan cukai di ASEAN telah
setuju untuk memasukkan WTO Valuation Agreement ke dalam peraturan
perundang-undangan kepabeanan mereka masing-masing. Dalam usaha
menerapkan system nilai pabean yang baru ini, WTO Valuation Agreement
memberikan sedikit keleluasaan bagi anggotanya agar ketentuan nilai pabean yang
baru dapat diterapkan secara cepat. Sebagai akibatnya di kawasan ASEAN
terdapat perkembangan yang berbeda-beda dalam penerapan ketentuan WTO
Valuation Agreement.
Masing-masing Negara anggota ASEAN telah mengambil langkah-langkah
dalam rangka standarisasi pelaksanaan Agreement sehingga sesuai dengan
standar internasional yang berlaku. Sebagai contoh, berbagai pelatihan dan
seminar tentang WTO Valuation Agreement telah dilaksanakan di wilayah ASEAN
untuk petugas bea dan cukai dan dunia usaha. Disamping itu , masing-masing
Negara anggota ASEAN telah melakukan usaha untuk merevisi dan
mengamandemen perundang-undangan mereka agar ketentuan penetapan nilai
pabean sesuai dengan Agreement dapat diwujudkan. Beberapa administrasi bea
dan cukai Negara anggota ASEAN juga melakukan pembenahan struktur
organisasi.
Selain dari usaha diatas, Negara anggota ASEAN beranggapan bahwa
adanya semacam petunjuk umum yang seragam tentang manajemen dan
penerapan Agreement bagi Negara ASEAN adalah penting. Petunjuk umum
(Customs Valuation Guide) ini, yang dimanatkan oleh PIPW, dirancang untuk
membahas berbagai isu dalam penetapan nilai pabean dari sudut pandang dan
pendekatan regional ASEAN, dan diharapkan dapat memberikan bantuan besar
kepada Negara anggota ASEAN dalam usaha memberlakukan ketentuan nilai
pabean WTO baik dalam peraturan perundang-undangan maupun praktik
adminstrasinya. Namun demikian perlu diingat bahwa Asean Customs Valuation
Guide tidaklah dimaksudkan untuk menjadi cara alternative dalam
menginterpretasikan Agreement, karena Asean Customs Valuation Guide akan
selaras dengan Agreement dalam segala hal. .

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 9


Asean Customs Valuation Guide terdiri dari enam bab. Bab I berisi
pengantar Agreement dan berisi penjelasan tentang pasal-pasal yang berkaitan
dengan ketentuan administratif dan pilihan-pilihan yang tersedia dalam Agreement.
Sehubungan dengan hal itu, serangkaian saran dan rekomendasi yang berisi
interpretasi standar akan diusulkan kepada negara anggota ASEAN untuk
pertimbangan. Bab I juga berisi rekomendasi yang berkaitan dengan penerapan
‘self assesment’ dan tatalaksana ‘valuation advice’ serta ‘valuation ruling’ yang
dilaksanakan dibawah kerangka konsultasi dan tanggung jawab bersama antar
dunia usaha dengan bea dan cukai. Konsep ini dapat ditemukan dalam ‘General
Introductory Commentary’ dari Agreement.
Bab II membahas secara mendalam ketentuan atau tatacara penetapan
nilai pabean. Metode penetapan nilai pabean memang dijelaskan secara
menyeluruh dalam pasal-pasal Agreement, namun maksud yang sebenarnya hanya
dapat ditangkap apabila bea dan cukai dan dunia usaha bersama-sama
mengetahui sepenuhnya latar belakang / alas an dibalik pasal-pasal Agreement
dari sudut pandang pelaksanaan di lapangan. Dengan tujuan untuk memberikan
gambaran jelas bagi Negara anggota ASEAN, maka metode penetapan nilai
pabean dan cara penetapannya diterangkan secara rinci melalaui penjelasan-
penjelasan dari WTO dengan interpretasi/petunjuk disarankan WCO dalam hal
Technical Committee on Customs Valuation.
Sudah barang tentu tidak semua elemen dunia usaha akan mematuhi
sepenuhnya ketentuan-ketentuan nilai pabean, sehubungan dengan hal ini
permasalahan kunci bagi bea dan cukai adalah mengidentifikasi ketidakpatuhan
tersebut baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak. Tingkat perdagangan dunia
telah mencapai suatu tingkat yang sedemikian rupa sehingga pengawasan dan
verifikasi total tidak dapat dilaksanakan efektif tanpa pendekatan manajemen
resiko. Pengawasan yang ketat diawal proses penyelesaian barang impor kadang-
kadang dapat dapat merugikan konsep ‘pelayanan masyarakat’ dan fasilitas
perdagangan karena penyelesaian kepabeanan yang terhambat. Kenyataan ini
menyebabkan bea dan cukai melakukan pengawasan dengan tahap-tahap yang
berbeda disepanjang penyelesaian kepabeanan dengan menggunakan berbagai
strategi yang berbeda juga. Elemen pengawasan nilai pabean dan pendekatan
manajemen resiko merupakan fokus pembahasan Bab III. Bab ini juga membahas
pelanggaran yang berkaitan dengan nilai pabean dan strategi untuk
mengatasinya.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 10


Bab IV secara spesifik berisi rekomendasi untuk negara Asean. Semua butir
rekomendasi dalam Asean Customs Valuation Guide untuk manajemen dalam
penerapan Agreement diberikan secara singkat. Bagian ini juga dapat dianggap
sebagai executive summary Asean Customs Valuation Guide. Bab V berisi aksi
yang ditujukan kepada negara ASEAN yang butir-butir strategi untuk menerapkan
dan menggunakan Asean Customs Valuation Guide.
Bab terakhir Asean Customs Valuation Guide (bab VI) merupakan bab
khusus yang disediakan untuk studi kasus. Kasus-kasus yang dibahas disini
menggambarkan penyelesaian atau jawaban praktis dalam menghadapi berbagai
isu yang berkaitan dengan Agreement dan pelaksanaan di lapangan. Sebaliknya
bagian ’studi kasus prkatis’ berisi contoh-contoh kejadian atau situasi nyata yang
dihadapi Negara anggota anggota ASEAN dan cara penyelesaiannya. Tujuan bab
ini adalah membantu Negara anggota ASEAN dalam menghadapi isu sulit yang
muncul, menginformasikan isu tersebut dan membuat kemungkinan harmonisasi
alternative penyelesaiannya.
Asean Customs Valuation Guide juga dilengkapi dengan lampiran yang
berisi antara lain naskah ketentuan nilai pabean berdasarkan WTO Valuation
Agreement. Disertakan teks asli dari WTO Valuation Agreement beserta
Interpretative Notes , yang bermanfaat karena pembaca dapat mempelajari dan
membandingkan penjelasan WTO Valuation Agreement serta rekomendasi yang
diberikan dalam Asean Customs Valuation Guide ini dengan ketentuan asli dalam
WTO Valuation Agreement tanpa diperlukan dokumen tambahan lainnya.
Disamping itu, dokumen-dokumen yang harus diisi dan petunjuk pengisiannya
sebagaimana diuraikan dalam Asean Customs Valuation Guide juga disertakan.
Asean Customs Valuation Guide selanjutnya akan dikembangkan lebih
lanjut untuk menampung perkembangan sesuai dengan hasil pertemuan Doha
Ministrial Decision yang berkaitan dengan Agreement. Tiap-tiap Negara anggota
ASEAN diharapkan dapat memberikan konstribusi aktif dalam perkembangan studi
kasus.Indonesia selaku country coordinator dalam nilai pabean dengan dibantu
Sekretariat ASEAN bertanggung jawab untuk pemutahiran Asean Customs
Valuation Guide secara teratur dan periodic berdasarkan masukan dan saran dari
Negara anggota ASEAN lainnya.

1.2 Latihan

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 11


Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, anda diminta untuk me-review kembali
pemahaman Saudara dengan cara mengerjakan latihan sebagai berikut :
1) Pada tahun 1947 GATT menyepakati untuk
menetapkan kode etik penetapan nilai pabean (GATT Valuation Code) yang
direkomendasikan untuk dilaksanakan oleh para anggotanya . Jelaskan
prinsip-prisip dari GATT Valuation Code !
2) Pada tahun 1950 mulai dilaksanakan prinsip-prinsip
penetapan nilai pabean berdasarkan Brussel Definition of Value . Jelaskan
prinsip-prinsip penetapan nilai pabean berdasarkan Brussel Definition of Value
serta kelemahan-kelemahannya !
3) Sebelum tahun 1985 , Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai menerapkan nilai pabean minimal yang terkenal dengan Harga
Patokan , sebagai dasar penetapan nilai pabean . Jelaskan !
4) Pada tahun 1985 pemerintah memangkas
kewenangan Direktorat Jenderal Bea Cukai dengan memberikan kewenangan
penelitian nilai pabean kepada PT Surveyor Indonesia cq SGS . Jelaskan hal-
hal apa saja yang menjadi kewenangan pihak Surveyor !
5) Jelaskan perbedaan sistem penetapan nilai pabean
yang dilaksanakan oleh pihak surveyor dengan sistem penetapan nilai pabean
yang dilaksanakan oleh Direktorat jenderal Bea dan Cukai pada saat itu !
6) Jelaskan pengertian nilai pabean !
7) Dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1997 ,
Indonesia telah meratifikasi Persetujuan Pendirian Badan Dunia WTO .
Didalam salah satu agreement yang terlampir pada persetujuan tersebut
adalah persetujuan tentang penerapan nilai pabean tentang nilai pabean yang
berlaku bagi anggota WTO. Sebutkan prinsip-prinsip penetapan nilai pabean
dan metode-metode yang digunakan sesuai agreement dimaksud !
8) Apa produk dari dari Asean Customs Policy
Implementation and Work Programme untuk keseragaman implementasi WTO
Valuation Agreement ? Jelaskan !

1.3. Rangkuman

1) Nilai Pabean adalah nilai yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung
Bea Masuk, jika sistem yang digunakan adalah bea advalorum.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 12


2) Penetapan nilai pabean yang berbeda-beda dapat menimbulkan ketegangan
antar Negara, karena suatu Negara dapat menghambat pemasukan barang
dari Negara lain dengan menggunakan penetapan nilai pabean yang
diskriminatif. Karena itulah pada tahun 1947 GATT mengeluarkan Kode Etik
Penetapan Nilai Pabean yang termuat didalam Article VII GATT.
3) Sebagai implementasi dari Article VII GATT yang masih bersifat sumir, maka
Organisasi Pabean Eropa memprakarsai untuk ditandatanganinya International
Convention on the Valuation of Goods Under Customs Purpose, pada tahun
1950 yang kemudian dikenal dengan Brussel Definition of Value (BDV). Prinsip
yang dianut didalam BDV adalah Notional Concept, dimana nilai pabean
didasarkan pada actual price, yaitu harga yang dapat dicapai pada saat Bea
Masuk wajib dibayar. Meskipun tidak meratifikasi konvensi ini, Indonesia
mengganut BDV dengan menyatakan actual price didalam harga patokan.
4) Pada tahun 1985, Pemerintah Indonesia mencabut sebagian kewenangan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menetapkan nilai pabean. Untuk
barang impor dengan harga FOB USD 5,000.- atau lebih, nilai pabean
ditetapkan oleh surveyor (PT Surveyor Indonesia / SGS) di luar negeri sebelum
barang impor dikirim ke Indonesia. Sedangkan untuk barang impor dengan
harga kurang dari FOB USD 5,000.-, nilai pabeannya ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
5) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada tahun 1985 s/d 1997 menggunakan
Data Profil Harga I dan Profil Harga II untuk menguji kebenaran nilai pabean
yang diberitahukan Importir.
6) WTO Valuation Agreement adalah salah satu persetujuan yang terlampir pada
Persetujuan Pendirian Badan Dunia WTO yang ditandatangani di Marakesh
pada tanggal 15 April 1994.Terdapat 6 (enam) metode penetapan nilai pabean
berdasarkan WTO Valuation Agreement yaitu : Metode I, Metode nilai
transaksi (article 1 dan 8), Metode II, Metode nilai transaksi barang identik
(article 2), Metode III, Metode nilai transaksi barang serupa (article 3), Metode
IV, Metode deduksi (article 5), Metode V,Metode komputasi (article 6); dan
Metode VI, Metode fall-back (article 7).
7) Indonesia telah meratifikasi Persetujuan Pendirian Badan Dunia WTO dengan
UU No. 7 Tahun 1994. Oleh karena itu ketentuan persetujuan ini mengikat bagi
Indonesia, termasuk WTO Valuation Agreement. Konsekuensinya Indonesia

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 13


harus merubah semua ketentuan perundang-undangannya sesuai dengan
ketentuan WTO.
8) Semua administrasi Bea dan Cukai ASEAN telah setuju untuk memasukkan
WTO Valuation Agreement ke dalam peraturan perundangan-undangan
kepabeanan mereka masing-masing serta melakukan pembenahan struktur
organisasi. Petunjuk umum yang seragam tentang penerapan Agreement bagi
seluruh anggota ASEAN adalah Asean Customs Valuation Guide yang telah
diamanatkan oleh Asean Customs Policy Implementation and Work
Programme.
1.4 Tes Formatif

Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !

1). Didalam sistem self assesment, besarnya nilai pabean ...


a. wajib diberitahukan Importir dalam pemberitahuan pabean.
b. harus ditetapkan oleh Pejabat Pabean.
c. tidak perlu diberitahukan kepada Pejabat Bea dan Cukai.
d. dapat diberitahukan Importir dalam pemberitahuan pabean.

2). Kode Etik Penetapan Nilai Pabean terdapat di …


a. WTO Valuation Agreement.
b. Article VII GATT
c. Customs Valuation Guide.
d. Brussel Definition of Value.

3). Menurut Brussel Definition of Value , nilai pabean adalah ...


a. harga pasar dinegara pengekspor
b. harga pasar dinegara pengimpor
c. harga barang setelah barang keluar dari pelabuhan pembongkaran.
d. harga yang dapat dicapai pada saat Bea Masuk wajib dibayar.

4). Brussel Definition of Value adalah produk dari …


a. WTO Valuation Agreement.
b. Article VII GATT

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 14


c. International Convention on the Valuation of Goods Under Customs
Purpose.
d. Customs Valuation Guide.

5). Sebelum tahun 1995, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai didalam penetapam
nilai pabean mendasarkan keputusannya pada …
a. harga patokan.
b. nilai transaksi.
c. harga pasar dinegara pengekspor.
d. harga pasar dinegara pengimpor.

6) Berdasarkan Inpres No. 4 Tahun 1985, penetapan nilai untuk impor barang
dengan nilai FOB USD 5,000,- atau lebih dilakukan oleh …
a. Pejabat Bea dan Cukai
b. Surveyor yang ditunjuk pemerintah.
c. Menteri Perdagangan
d. Menteri Keuangan.

7). Dasar penetapan nilai pabean terhadap barang impor yang diperiksa oleh
surveyor yang ditunjuk pemerintah adalah …
a. harga pasar di Negara pengekspor.
b. harga pasar di Negara pengimpor.
c. harga patokan.
d. nilai transaksi.

8). Sebelum tahun 1985, harga harga patokan ditetapkan oleh …


a. Menteri Keuangan
b. Menteri Perdagangan.
c. Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
d. Keputusan bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan
Menteri Perindustrian.

9). Country coordinator dalam nilai pabean ditingkat ASEAN adalah …


a. Thailand
b. Singapura

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 15


c. Malaysia
d. Indonesia

10). WTO Valuation Agreement yang dianut sekarang berasal dari …


a. Agreement on Implementation of Article VII of the GATT 1994.
b. International Convention on the Valuation of Goods Under Customs
Purpose.
c. Customs Valuation Guide .
d. GATT Valuation Code.

11). Berdasarkan WTO Valuation Agreement penetapan nilai pabean harus


menggunakan …
a. harga patokan yang ditetapkan.
b. nilai pabean minimal.
c. nilai pabean yang berlaku di Negara pengekspor.
d. salah satu dari 6 (enam) metode yang ditetapkan.

12). Berdasarkan prinsip WTO Valuation Agreement, nilai pabean…


a. dapat digunakan untuk mengatasi dumping.
b. tidak dapat digunakan untuk mengatasi dumping.
c. merupakan satu-satunya sarana yang tepat untuk mengatasi dumping .
d. dapat digunakan untuk mengatasi dumping berdasarkan Peraturan
Pemerintah.

13. Indonesia telah menyesuaikan perundang-undangannya dengan ketentuan


WTO Valuation Agreement didalam …
a. perundang-undangan tersendiri yang khusus mengatur tentang itu.
b. Keputusan Presiden yang khusus mengatur tentang itu.
c. Peraturan Pemerintah yang khusus mengatur tentang itu.
d. Pasal 15 UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

14. Berdasarkan WTO Valuation Agreement, nilai pabean ditetapkan


berdasarkan salah satu pilihan dari …
a. 4 (empat) metode.
b. 5 (lima) metode.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 16


c. 6 (enam) metode.
d. 1 (satu) metode.

15. Berdasarkan WTO Valuation Agreement, Metode III untuk penetapan


nilai pabean, adalah …
a. metode nilai transaksi barang identik.
b. metode deduksi
c. metode fall-back
d. metode nilai transaksi barang serupa.

1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Terdapat 15 (lima belas) soal latihan yang tersedia.Silakan Anda memberikan


penilaian sendiri dengan jujur.
Tabel tingkat –tingkat pengusaan Anda adalah sebagai berikut :
 Jika Anda menadapatkan score 90 % s/d 100 % dari keseluruhan
soal, mendapat predikat ”Baik Sekali”.
 Jika Anda menadapatkan score 75 % s/d 85 % dari keseluruhan
soal, mendapat predikat ”Baik”.
 Jika Anda menadapatkan score 60 % s/d 70 % dari keseluruhan
soal, mendapat predikat ”Cukup”.
 Jika Anda menadapatkan score 0 s/d 55 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”kurang”.

Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 17


METODE I , NILAI TRANSAKSI BARANG
IMPOR YANG BERSANGKUTAN

Indikator Keberhasilan :

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan


mampu :
1). menjelaskan pengertian nilai transaksi .
2). menentukan dan menghitung biaya-biaya yang tidak termasuk
dalam harga sebenarnya atau harga seharusnya dibayar.
3). menentukan dan menghitung biaya-biaya yang harus
ditambahkan dalam harga sebenarnya atau seharusnya
dibayar .

2.1 Uraian

Sesuai dengan prinsip utama WTO Valuatian Agreement, dasar utama


penetapan nilai pabean adalah nilai transaksi dari barang impor yang
bersangkutan. Untuk selanjutnya dalam hal nilai transaksi barang impor yang
bersangkutan tidak dapat ditentukan, maka dipakai metode lainnya didalam
pelaksanaan penetapan nilai pabean. Pasal 15 UU Kepabeanan, telah
mengadopsi prinsip-prinsip WTO Valuation Agreement sebagai berikut :

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 18


a. Metode I , nilai transaksi barang impor yang bersangkutan
( ayat 1) ;
b. Metode II, nilai transaksi barang identik (ayat 2) ;
c. Metode III, nilai transaksi barang serupa (ayat 3) ;
d. Metode IV, metode deduksi (ayat 4) ;
e. Metode V , metode komputasi (ayat 5) ;
f. Metode VI, pengulangan / fallback ( ayat 6).

Metode I sampai dengan Metode VI harus diterapkan secara hierarkhi, artinya


Pejabat Bea dan Cukai tidak diperkenankan menerapkan Metode IV, tanpa ia
menerapkan terlebih dahulu Metode I, II atau III. Namun didalam pasal 15 ayat
(3A) Undang-undang Kepabeanan dimungkinkan penerapan Metode V mendahului
Metode IV atas permintaan importir yang bersangkutan.

A. PENGERTIAN NILAI TRANSAKSI

Metode I mengatur bahwa nilai pabean untuk penghitungan bea masuk


adalah nilai transaksi dari barang impor yang bersangkutan. Pada prinsipnya nilai
pabean untuk penghitungan Bea Masuk ditetapkan berdasarkan nilai transaksi dari
barang impor yang bersangkutan, sepanjang barang impor tersebut berasal dari
suatu transaksi jual-beli dan nilai transaksi dimaksud memenuhi persyaratan
tertentu.
Yang dimaksud dengan nilai transaksi adalah harga yang sebenarnya atau
yang seharusnya dibayar dari barang yang dijual untuk diekspor ke Daerah Pabean
ditambah dengan biaya – biaya tertentu, sepanjang biaya-biaya tertentu tersebut
belum termasuk dalam harga yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar.
Harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar merupakan
total pembayaran yang dilakukan atau akan dilakukan oleh pembeli kepada atau
untuk kepentingan penjual berkenaan dengan barang yang diimpor. Pembayaran
tersebut tidak harus dilakukan dalam bentuk transfer uang. Pembayaran dapat
dilakukan dengan melalui Letter of Credit atau alat pembayaran lainnya.
Pembayaran dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Sebagai contoh
pembayaran secara tidak langsung adalah pembayaran berupa kompensasi utang
penjual kepada pembeli secara keseluruhan atau sebagian.
Yang dimaksud dengan harga yang sebenarnya dibayar (price actually paid)
adalah harga barang yang pada waktu barang tersebut diimpor (diserahkan PIB-

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 19


nya kepada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai) telah dibayar/dilunasi oleh pembeli.
Sedangkan yang dimaksud dengan harga yang seharusnya dibayar (payable)
adalah bahwa barang tersebut pada waktu diimpor (diserahkan PIB-nya ke Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai) belum dibayar/dilunasi oleh pembeli yang
bersangkutan. Contoh harga yang seharusnya dibayar (payable) : pada invoice
disebutkan bahwa pembayaran harus dilakukan dalam waktu 90 hari sejak tanggal
invoice. PIB diserahkan kepada Bea dan Cukai pada hari ke 30 sejak tanggal
invoice. Pembeli melunasi pembelian barang yang bersangkutan pada hari ke 60
sejak tanggal invoice, sehingga kondisi nilai transaksi adalah payable.

Contoh

PT WW di Jakarta membeli satu unit barang X dari penjual di


Jepang dengan kondisi sebagai berikut:
a. harga yang disepakati CIF USD 50,000.-
b. Pembeli membayar USD 20.000 sebelum barang dikirim,
sedangkan sisanya sebesar USD 30.000 akan dibayar dalam
tempo 3 bulan setelah barang tiba.
Pada invoice disebutkan bahwa pembayaran harus dilakukan
dalam waktu 60 hari sejak tanggal Invoice. PIB diserahkan pada
hari ke 30 sejak tanggal Invoice. Pembeli melunasi harga barang
pada hari ke 60 sejak tanggal Invoice. Nilai pabean wajib
diberitahukan importir kepada Bea dan Cukai adalah USD 50,000,-.
Dalam kondisi ini nilai pabean adalah harga yang seharusnya
dibayar (payable).

Penjualan Untuk Ekspor Ke Daerah Pabean

Suatu penjualan (transaksi jual-beli) merupakan kegiatan komersial yang


mensyaratkan adanya “pembeli”, yaitu pihak yang setuju untuk memperoleh barang
dalam jumlah tertentu dan setuju untuk membayar/mengirimkan kompensasi, dan
“penjual”, yaitu pihak yang setuju untuk menyerahkan hak kepemilikan barang.
Apabila ke dua belah pihak, yaitu penjual dan pembeli yang terlibat dalam transaksi
tersebut memberikan persetujuan dalam kaitannya dengan barang dan harga,
maka terjadilah suatu penjualan (transaksi jual-beli).
Dalam hal pembeli menyerahkan proses importasinya kepada importir
(pembeli bukan importir), beban pembuktian berada pada pembeli. Penjualan yang
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan nilai pabean berdasarkan Metode I,
harus merupakan penjualan untuk ekspor ke Daerah Pabean. Penjualan dipasaran
dalam negeri negara pengekspor atau penjualan untuk ekspor ke negara ke tiga,

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 20


tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan nilai pabean berdasarkan
Metode I.
Apabila terdapat lebih dari satu penjualan untuk ekspor ke Daerah Pabean,
maka untuk kepentingan penetapan nilai pabean digunakan penjualan yang paling
menyebabkan secara langsung terjadinya ekspor barang ke Daerah Pabean.
Penjualan untuk ekspor ke Daerah Pabean terjadi pada saat penjualan (transaksi
jual-beli) atas barang yang bersangkutan dilakukan. Apabila atas penjualan
tersebut dibuat kontrak jual-beli (sales contract ), maka tanggal penjualan adalah
tanggal kontrak jual-beli yang bersangkutan.

Apabila barang impor bukan merupakan subyek dari suatu penjualan,


berarti tidak terdapat nilai transaksi sehingga barang impor yang bersangkutan
tidak dapat ditetapkan nilai pabeannya berdasarkan Metode I. Contoh barang impor
yang bukan merupakan suatu subyek penjualan, yaitu:
a. Barang yang dikirim secara konsinyasi yang dijual setelah
pengimporan atas perintah dan/atau untuk kepentingan pemasok;
b. Barang yang dikirim dengan cuma-cuma, misalnya barang hadiah,
barang promosi, barang contoh (free of charge);
c. Barang yang diimpor oleh intermediary yang tidak membeli
barang, barang tersebut dijual setelah pengimporan;
d. Barang yang diimpor oleh anak cabang perusahaan dengan
kondisi anak cabang tersebut bukan merupakan badan hukum yang berdiri
sendiri;
e. Barang yang disewa (leasing contract);
f. Barang bantuan dari luar negeri yang kepemilikannya ditangan
pengirim barang.

B. BIAYA-BIAYA YANG TIDAK TERMASUK HARGA SEBENARNYA ATAU


SEHARUSNYA DIBAYAR.

Harga yang Sebenarnya Dibayar atau yang Seharusnya Dibayar, tidak meliputi :

1. Biaya yang terjadi dari kegiatan yang dilakukan oleh


pembeli untuk kepentingannya sendiri, yaitu antara lain biaya untuk : uji
coba; pembuatan ruang pamer; penyelidikan pasar; dan biaya pembukaan L/C.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 21


Contoh

Importir S membeli satu party barang X dari Eksportir R dengan


kondisi sebagai berikut :
a. harga yang disepakati CIF SGD 10,000.-
b. S menanggung biaya promosi di Indonesia sebesar 2,500.- Biaya
tersebut sudah termasuk harga yang disepakati.
Nilai Pabean wajib diberitahukan S adalah 7,500.- karena biaya
tersebut dianggap sebagai biaya untuk kepentingan pembeli. Biaya
tersebut harus dikurangkan dari harga karena termasuk dalam
harga yang disepakati.

2. Biaya yang terjadi setelah pengimporan barang adalah :


- biaya konstruksi, pembangunan, perakitan, pemeliharaan atau
bantuan teknik yang dilakukan setelah pengimporan;
- biaya pengangkutan, asuransi dan atau biaya lainnya setelah
pengimporan;
- bea masuk, cukai, dan pungutan dalam rangka impor

Contoh

Importir M membeli mesin X dari Eksportir Z dengan kondisi


sebagai berikut :
a. harga disepakati USD 20,000.-
b. Z setuju untuk melakukan pemasangan mesin di Pabrik M di
Bekasi dan memberikan bantuan teknik dengan nilai sebesar
2,500. Biaya tersebut sudah termasuk dalam harga yang
disepakati.
Nilai Pabean wajib diberitahukan M adalah 17,500.

3. Bunga (Interest Charges) dan deviden.


Bunga yang dibebankan terhadap pembayaran atas pembelian barang impor oleh
penjual kepada pembeli bukan merupakan bagian dari nilai pabean, sepanjang :
- nilai bunga secara nyata tertera dalam dokumen pelengkap
pabean (invoice, purchase order) di luar harga yang sebenarnya dibayar
atau seharusnya dibayar;
- kesepakatan pengaturan pembayaran (financing arrangement),
termasuk ketentuan tentang bunga harus dibuat secara tertulis
- apabila diperlukan pembeli harus menunjukkan bahwa :

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 22


- barang yang bersangkutan benar-benar dibeli sesuai dengan
harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar; dan
- tingkat bunga tidak melebihi tingkat bunga yang pada umumnya
berlaku, di negara penjual atau pembeli tergantung pada kesepakatan
transaksi barang impor yang bersangkutan.

Contoh

Importir H membeli barang X dari Eksportir R dengan harga


disepakati USD 10,000.-
Cara pembayaran disepakati sebagai berikut :
a. USD 5,000 dibayar tunai sebelum barang dikirim,
b. sisanya sebesar USD 5,000 akan dilunasi dalam waktu 3 bulan
setelah kontrak jual beli disepakati. Atas kekurangan
pembayaran tersebut H dikenakan bunga 2 % setiap bulan.
Nilai pabean wajib diberitahukan H adalah tetap USD 10,000.-

Deviden adalah pembagian keuntungan yang berkaitan dengan seluruh bisnis dari
perusahaan dan tidak hanya berkaitan dengan penjualan barang yang
diimpor.Deviden atau pembayaran lainnya oleh pembeli kepada penjual yang tidak
berkaitan dengan barang impor, tidak termasuk dalam harga yang sebenarnya
dibayar atau seharusnya dibayar.

4. Diskon (Potongan)
Diskon merupakan komponen untuk mengurangi harga barang impor sepanjang
diskon tersebut berlaku umum dalam perdagangan. Di dalam perdagangan dikenal
tiga jenis diskon, yaitu :
- cash discount adalah diskon yang diberikan karena pembayaran
kontan, diskon ini diberikan kepada pembeli atas pembayaran yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu yang telah disetujui oleh penjual ;
- quantity discount adalah diskon yang diberikan karena perbedaan
jumlah pembelian;
- trade discount adalah diskon yang diberikan karena adanya
perbedaan tingkat perdagangan : whole-saler, retailer dan end-user);

Contoh dari trade discount adalah sebagai berikut :

Level Unit price


Whole-saler 90 cu

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 23


Retailer 95 cu
End-user 100 cu

Dari tabel diatas terlihat bahwa jika Importir adalah whole-saler maka ia akan
mendapat potongan harga 10 %, sedangkan kalau ia adalah Retailer maka ia akan
mendapat potongan harga 5 %.

Harga barang setelah dikurangi diskon tersebut (net price) adalah harga
yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar dari barang impor yang
bersangkutan. Dalam hal terdapat importasi dengan kondisi diskon sebagaimana
tersebut di atas, importasi tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan pemeriksaan
pembukuan.

Contoh

Importir B membeli 1.000 pcs barang X dari Eksportir E dengan


harga AUD 100 / pce. Karena membeli dalam jumlah besar maka E
memberi tambahan barang X secara cuma-cuma sebanyak 50 pcs.
Tambahan cuma-cuma ini berlaku secara umum, artinya kepada
siapapun yang membeli barang dengan kondisi sama, akan
diperlakukan sama oleh Eksportir.
Tambahan secara cuma-cuma sebanyak 50 pcs adalah quantity
discount. Pemberitahuan impor oleh B kepada pihak Pabean harus
memuat 1.050 pcs barang X dengan harga AUD 100,000.-

C. BIAYA-BIAYA YANG DITAMBAHKAN PADA HARGA SEBENARNYA ATAU


SEHARUSNYA DIBAYAR

Untuk memperoleh nilai transaksi, harga yang sebenarnya dibayar atau yang
seharusnya dibayar ditambah dengan biaya-biaya tertentu. Gambar berikut ini
adalah ringkasan dari unsur-unsur biaya yang harus ditambahkan, uraian dari tiap-
tiap unsur akan dijelaskan selanjutnya.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 24


1. biaya yang dibayar oleh pembeli yang belum termasuk dalam
harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar, berupa :
1.1. Komisi dan jasa perantara, kecuali komisi pembelian;
Komisi adalah imbalan finansial yang diberikan kepada suatu pihak atas
jasanya mewakili penjual atau pembeli dalam suatu transaksi. komisi
pembelian adalah imbalan finansial yang diberikan kepada suatu pihak
yang mewakili pembeli (buying agent) dalam suatu transaksi. Jasa
perantara adalah imbalan finansial yang diberikan kepada suatu pihak
yang berfungsi sebagai perantara (intermediary) yang bertugas
mempertemukan penjual dan pembeli dalam suatu transaksi. Untuk
menentukan apakah suatu pihak bertindak sebagai wakil penjual (selling
agent), wakil pembeli (buying agent) atau perantara (intermediary) harus
dilihat fungsi pihak tersebut dalam transaksi perdagangan bertindak
mewakili kepentingan siapa.
Contoh

Importir P membeli satu unit barang X dari Eksportir C


melalui perwakilan P di luar negeri yaitu S, dengan
harga CIF USD 10,000,- Biaya yang masih menjadi
tanggungan P adalah komisi untuk S sebesar USD
1,000.-
Komisi untuk S tidak ditambahkan ke dalam nilai
transaksi karena termasuk komisi pembelian. Nilai
transaksi atas barang tersebut tetap CIF USD 10,000.-

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 25


1.2. Biaya pengemasan yang menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan barang yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan biaya pengemasan adalah biaya untuk
mengemas arang dalam kemasan yang menjadi bagian tak terpisahkan
dari barang yang bersangkutan meliputi upah tenaga kerja dan nilai
material pengemasan. Sangat dimungkinkan harga kemasan suatu
barang lebih mahal dari barangnya itu sendiri. Misalnya air minum dalam
kemasan atau minyak wangi yang dikemas dalam botol kristal.

Contoh

Importir A membeli dari Eksportir D kamera sebanyak 100 unit


dengan harga USD 500 / unit. Total harga yang disepakati adalah
USD 50,000.- Importir meminta agar barang dikemas dengan tas
khusus kamera yang menjadi satu kesatuan dengan barangnya,
dimana harga per tas adalah USD 10. Total biaya kemasan
adalah USD 1,000.- Biaya kemasan khusus ini diluar harga yang
disepakati. Dalam kasus ini, biaya kemasan harus ditambahkan
sehingga nilai pabean wajib diberitahukan A adalah USD 51,000.-

1.3. biaya pengepakan, baik untuk upah tenaga kerja maupun


material pengepakan.
Jenis pengepakan yang kita kenal sekarang ini, misalnya, case, crate,
coil, drum, tin, bag, skid, bobbin dan sebagainya. Biaya pengepakan,
baik meliputi upah tenaga kerja maupun material pengepakan. Yang
dimaksud dengan biaya pengepakan adalah segala biaya yang
dikeluarkan untuk mengepak barang dalam bentuk sedemikian rupa ntuk
pengiriman barang (ekspor). Pengemasan atau pengepakan yang
merupakan bagian dari sarana transportasi yang dapat dipakai berulang-
ulang, misalnya peti kemas 20 atau 40 kaki, palet kargo pesawat/kapal
laut, drum yang setelah dikosongkan dikirim kembali keluar negeri tidak
termasuk dalam kategori pengemasan atau pengepakan tersebut diatas.

2. Nilai bantuan (assist).

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 26


Assist adalah nilai dari barang dan jasa yang dipasok secara langsung atau
tidak langsung oleh pembeli dengan cuma-cuma atau dengan harga yang
diturunkan, untuk kepentingan produksi dan penjualan untuk ekspor barang
impor yang bersangkutan, sepanjang nilai tersebut belum termasuk dalam
harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar.

Nilai sebagaimana dimaksud dapat berupa nilai dari :


2.1. Material, komponen, bagian dan barang-barang sejenis yang
terkandung dalam barang impor, misalnya : material kayu, baja dalam
lembaran, plastik, kain tekstil; komponen : sakelar pemutus arus,
kapasitor, engsel pintu,
2.2. Peralatan, cetakan dan barang-barang sejenis yang digunakan untuk
pembuatan barang impor, misalnya :
- peralatan : mesin jahit, mesin penggulung benang, alat
pertukangan (alat bor, palu)
- cetakan : cetakan untuk membuat barang dari plastik atau
karet,
2.3. Material yang digunakan dalam pembuatan barang impor,
misalnya:
- zat kimia sebagai katalisator;
- bahan bakar minyak untuk pengujian kendaraan.
2.4. Teknik, pengembangan, karya seni, desain, perencanaan-
perencanaan dan sket-sket yang dilakukan dimana saja di luar Daerah
Pabean dan diperlukan untuk pembuatan barang impor, misalnya :
- teknik : production engineering, technical and engineering
study ofthe project;
- pengembangan : meliputi kegiatan conceptional formulation,
testingproduct alternatives dan construction of prototypes;
- karya seni : architectural drawings;
- desain : blueprints;
- perencanaan-perencanaan : plans for furnace system ;
- sket-sket : sketches for the construction of tanks.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 27


Contoh

Importir C membeli mesin X dari Eksportir E dengan harga


CIF USD 10,000.- Pembeli memasok kepada penjual secara
cuma-cuma sebagian komponen mesin untuk pembuatan
mesin X dari luar daerah pabean seharga USD 500. Bantuan
cuma-cuma sebesar USD 500 adalah assist yang harus
ditambahkan ke nilai transaksi sehingga nilai pabean yang
harus diberitahukan sebesar USD 10,500.-

Cara penghitungan assist


a. Dalam menghitung assist, biaya transportasi (freight) dari tempat
pengiriman assist ke penjual di luar negeri ditambahkan pada assist
tersebut.
b. Apabila assist dipasok dengan cuma-cuma kepada penjual, maka assist
yang ditambahkan pada harga yang sebenarnya dibayar atau yang
seharusnya dibayar adalah jumlah semua nilai tersebut.
c. Apabila assist dipasok dengan harga yang diturunkan, maka assist yang
ditambahkan pada harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya
dibayar adalah selisih antara jumlah semua assist dengan harga yang
dibayar penjual.
d. Besarnya assist ditentukan sebagai berikut:
- sebesar biaya untuk memproduksinya apabila diproduksi
oleh pembeli sendiri atau pihak yang berhubungan dengan pembeli ,
- sebesar harga pembelian;dalam hal dibeli oleh pembeli ,
- sebesar biaya sewa;dalam hal disewa oleh pembeli ,
- harga pembelian atau biaya untuk memproduksi atau
memperolehnya yang disesuaikan (depresiasi) sesuai dengan waktu
penggunaan tersebut; dalam hal assist yang bersangkutan sebelumnya
telah digunakan oleh pembeli untuk memproduksi barang lain,
- meliputi biaya perbaikan atau modifikasi.dalam hal assist
tersebut diperbaiki atau dimodifikasi.
e. Untuk assist yang berasal dari Daerah Pabean, penghitungannya
berpedoman antara lain pada dokumen ekspor barang .
Penambahan assist pada harga yang sebenarnya dibayar atau yang
seharusnya dibayar oleh pembeli dapat ditambahkan pada :

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 28


- keseluruhan jumlah barang untuk pengapalan pertama atau
dibagi menjadi beberapa pengapalan;
- keseluruhan jumlah barang yang akan diproduksi sesuai
dengan kontrak pembuatan barang;
- jumlah barang yang diproduksi berdasarkan jangka waktu
(umur) produktivitas assist;
- kondisi lainnya, sesuai permintaan pembeli sepanjang cara
tersebut didokumentasikan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku.

Berdasarkan ketentuan UU Kepabeanan yang mengatur bahwa barang


hasil dalam Daerah Pabean dapat dibebaskan dari Bea Masuk, maka
untuk penghitungan Bea Masuk barang impor yang mengandung assist
yang berasal dari Daerah Pabean dilakukan sebagai berikut :
Bea Masuk yang harus dibayar adalah :

Keterangan :
BM = Bea Masuk barang impor yang mengandung assist
NA = Assist dari dalam Daerah Pabean.
NT = Nilai Transaksi barang impor yang mengandung assist.

Untuk memudahkan pemahaman Anda, perhatikan contoh berikut:


Harga CIF : USD 100,000.-

Assist (dari Daerah Pabean ) : USD 10,000,-

Assist (dari luar Daerah Pabean) : USD 15,000,-


----------------------

Nilai Pabean : USD 125,000,-


============

Tarif BM = 10 % , NDPBM = USD 1.- = Rp.10.000,-

Nilai Pabean = 125.000 x Rp.10.000=Rp.1.250.000.000,-

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 29


BM= 10 % x Rp. 1.250.000.000 =Rp.125.000.000,-

BM dibayar = Rp.125.000.000 (1-10.000/125.000)=Rp.115.000.000

3. Royalti dan biaya lisensi.


Royalti dan lisensi adalah pembayaran yang berkaitan antara lain dengan
paten, merek dagang dan hak cipta. Royalti dan lisensi ditambahkan
sepanjang belum termasuk dalam harga sebenarnya dibayar atau seharusnya
dibayar serta memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Dibayar oleh pembeli secara langsung atau tidak langsung. Pembeli
berkewajiban membayar royalti atau biaya lisensi atas pembelian barang
impor yang bersangkutan.
b. Merupakan persyaratan penjualan barang impor; Dalam rangka pembelian
barang, pembeli diharuskan membayar royalti atau biaya lisensi. Tanpa
mempermasalahkan apakah pembayaran royalty ditujukan kepada penjual
atau pihak lain (royalty holder atau kuasanya) yang sama sekali tidak
terlibat dalam transaksi barang impor yang bersangkutan.
c. Berkaitan dengan barang impor. Pada barang impor yang bersangkutan
terdapat Hak Atas Kekayaaan Intelektual, antara lain berupa hak atas
merek, hak cipta atau hak paten (didalam barang impor terdapat proses
kerja yang dipatenkan).

Pembayaran atas hak untuk memproduksi ulang tidak ditambahkan pada


harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar dari barang
impor yang bersangkutan. Pembayaran atas hak untuk distribusi dan
penjualan kembali barang impor tidak ditambahkan pada harga yang
sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar sepanjang pembayaran
tersebut bukan merupakan persyaratan atas penjualan untuk ekspor ke Daerah
Pabean barang impor yang bersangkutan.

Contoh

F membeli 1.000 keping DVD film dari S di luar negeri


dengan kondisi:
- harga USD 20 / pce,
- F diwajibkan membayar royalty kepada royalty holder
R di USA melalui S sebesar USD 2 / pce.
Dalam kasus tersebut royalty yang dibayar F wajib

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 30


ditambahkan pada nilai transaksi karena memenuhi
ketiga persyaratan.

Contoh lain:

Contoh

P membeli master album lagu rekaman penyanyi X dari


M di luar negeri, dengan kondisi:
- harga master USD 1,000.-
- P diberi hak untuk mereproduksi dalam bentuk CD
sebanyak 10.000 keping, dengan syarat P wajib
membayar royalty sebesar USD 1.- per keping kepada
M.
Dalam kasus ini royalty tidak perlu ditambahkan pada
nilai transaksi karena tidak berkaitan dengan barang
yang diimpor.

4. Proceeds.
Yang dimaksud dengan proceeds adalah nilai dari bagian pendapatan
yang diperoleh pembeli atas penjualan kembali, pemanfaatan atau pemakaian
barang impor yang kemudian diserahkan secara langsung atau tidak langsung
kepada penjual. Pada umumnya proceeds diberlakukan oleh penjual apabila
barang tersebut mempunyai posisi tawar yang sangat tinggi.
Apabila atas penjualan kembali, pemanfaatan atau pemakaian barang
impor, pembeli harus membayar proceeds kepada penjual secara langsung
atau tidak langsung baik sebagai persyaratan atas transaksi jual-beli barang
impor tersebut maupun tidak, proceeds dimaksud harus ditambahkan pada
harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar. Apabila
pembeli tidak dapat memperkirakan nilai proceeds tersebut, nilai pabean
barang impor yang bersangkutan tidak dapat dihitung dan ditetapkan
berdasarkan Metode I.
Pada waktu penyelesaian kewajiban pabean, pembeli harus dapat
memperkirakan besarnya nilai proceeds yang akan dibayarkan kepada penjual.
Perkiraan nilai proceeds ini kemudian ditambahkan pada harga yang
sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar untuk memperoleh nilai
transaksi barang impor yang bersangkutan. Perkiraan nilai proceeds tersebut
dihitung berdasarkan data yang obyektif dan terukur. Kepastian akan

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 31


keakuratan besarnya nilai proceeds hanya dapat diketahui melalui
pemeriksaan pembukuan.
Perhatikan contoh kasus berikut :

Contoh

R membeli 100 unit barang X dari V diluar negeri dengan


kondisi sebagai berikut :
- harga per unit USD 1,000.-
- Rwajib menyerahkan proceeds sebesar USD 10.- atas
setiap penjualan barang X. pembayaran dilakukan 3
bulan setelah tanggal importasi. Dalam kasus ini
terdapat proceeds yang harus ditambahkan pada nilai
transaksi, sehingga nilai pabean yang wajib
diberitahukan adalah (1.000 + 10) x 100 = USD
101.000

5. Biaya transportasi barang impor yang dijual untuk di ekspor ke


tempat impor di Daerah Pabean.
Biaya transportasi (freight) adalah biaya transportasi barang impor ke
tempat impor (pelabuhan tujuan) di Daerah Pabean, yaitu biaya transportasi
yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar yang pada umumnya
tercantum pada dokumen pengangkutan, seperti B/L atau AWB dari barang
impor yang bersangkutan.Apabila biaya transportasi belum termasuk dalam
nilai transaksi dan bukti nyata atau data yang obyektif dan terukur mengenai
besaran biaya transportasi tidak tersedia, maka besaran biaya transportasi
yang digunakan dalam penetuan nilai pabean ditentukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Pengangkutan melalui laut :
1) 5 % (lima persen) dari nilai Free On Board (FOB) untuk
barang yang berasal dari negara ASEAN ;
2) 10 % (sepuluh) persen dari nilai FOB untuk barang yang
berasal dari Asia non ASEAN dan Australia ; atau
3) 15 % (lima belas) persen dari nilai FOB untuk barang
yang berasal dari negara selain butir I dan ii diatas.
Contoh

P membeli 1 unit mesin X dari W China dengan kondisi


sebagai berikut :
- harga per unit FOB USD 10,000.-
- BL yang terlampir tidak mencantumkan freight yang

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 32


harus dibayar dan importir tidak dapat menunjukkan
biaya yang sebenarnya dibayar.
Dalam kasus ini maka freight ditentukan sebesar 10%
dari FOB, sehingga didapatkan biaya transportasi
sebesar USD 1,000.

b. Pengangkutan melalui udara ditentukan berdasarkan tarff


International Air Transport Association (IATA).
Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis barang dalam satu pemberitahuan
pabean impor, besaran biaya transportasi untuk tiap – tiap jenis barang
ditentukan dengan cara sebagai berikut :
a. Perbandingan antara berat atau volume barang
dimaksud dengan berat atau volume atau volume keseluruhan barang
dikalikan besaran keseluruhan biaya transportasi; atau
b. Dalam hal perbandingan sebagaimana dimaksud butir a. diatas tidak dapat
dilakukan, maka ditentukan berdasarkan perbandingan antara harga
barang dimaksud dengan harga keseluruhan barang, dikalikan besaran
keseluruhan biaya transportasi.

6. Biaya pemuatan, pembongkaran dan penanganan yang berkaitan


dengan pengangkutan barang impor ke tempat impor di Daerah Pabean.
Yang dimaksud dengan biaya pemuatan, pembongkaran dan
penanganan (handling charges) yang belum termasuk biaya transportasi
adalah segala biaya yang berkaitan dengan pengangkutan barang ke tempat
impor di Daerah Pabean yang belum termasuk dalam biaya transportasi
(freight). Biaya tersebut antara lain berupa biaya pemuatan, pembongkaran,
penyimpanan / pergudangan, transit dan penanganan barang impor (handling
charges) yang timbul sejak barang diangkut ke tempat impor (pelabuhan
tujuan) di Daerah Pabean.Apabila biaya tersebut belum termasuk dalam biaya
transportasi, maka perlu ditambahkan pada harga yang sebenarnya dibayar
atau yang seharusnya dibayar. Besarnya biaya tersebut dihitung berdasarkan
biaya yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar untuk kegiatan tersebut
yang ditunjukkan dengan bukti yang obyektif dan terukur.

7. Biaya asuransi.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 33


Yang dimaksud dengan biaya asuransi adalah biaya penjaminan
pengankutan barang dari tempat ekspor di luar negeri ke tempat impor di
Daerah Pabean . Dalam hal biaya asuransi belum termasuk dalam nilai
transaksi dan bukti nyata atau data yang obyektif dan terukur mengenai
besaran biaya asuransi tidak tersedia, maka besaran biaya asuransi yang
digunakan dalam penentuan nilai pabean dihitung 0,5 % (nol koma lima
persen) dari nilai Cost and Freight (CFR).
Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis barang dalam satu
pemberitahuan pabean impor, besaran asuransi untuk tiap jenis barang
ditentukan dengan cara sebagai berikut :
a. perbandingan antara berat atau volume barang dimaksud
dengan berat atau volume keseluruhan barang , dikalikan besaran
keseluruhan biaya asuransi ; atau
b. dalam hal penentuan sesuai butir a. diatas tidak dapat
dilakukan, maka ditentukan berdasarkan perbandingan harga barang
dimaksud dengan harga barang keseluruhan dikalikan dengan besaran
keseluruhan biaya asuransi.
Dalam hal biaya asuransi ditutup di dalam daerah pabean berdasarkan bukti
nyata atau data yang obyektif dan terukur, maka besaran nilai asuransi untuk
menentukan nilai pabean dianggap nol .

Latihan Menghitung Nilai Transaksi


Setelah mempelajari konsep nilai pabean, untuk memperkuat penguasaan
kita tentang nilai transaksi, coba kita kerjakan latihan-latihan berikut ini.

Latihan 1

I membeli mesin X dari E di Korea dengan harga EXW USD


100,000. Agar barang sampai di parbiknya, I masih
menanggung biaya sbb:
- biaya pemuatan, pembongkaran, cargo handling dan inland
freight di Korea USD 10,000.-
- freighft dari Korea s/d Tanjung Priok USD 9,000.-
- marine cargo insurance USD 400.-
- biaya pengurusan dokumen dan cargo handling di Tg Priok
USD 1,500.-
- BM + PDRI setara USD 15,000.-
- biaya pengangkutan dari Tg Priok s/d Bekasi USD 1,500.-
Tentukan Nilai Pabean yang harus diberitahukan importir !

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 34


Latihan 2

PT Kawan Baru (memiliki API) mengimpor mesin X dari Chui


Lan Sheng Co di China melalui P (pihak yang mewakili
pembeli) di Hongkong. Perjanjian jual beli sbb :
Harga barang CIF USD 50,000. Karena Importir membayar
secara tunai maka diberikan potongan harga 10 %. Importir
memasok sebagian bahan baku yg berasal dari luar daerah
pabean untuk pembuatan barang X kepada Chui Lan Sheng
Co dengan nilai USD 5,000. Jumlah tersebut tidak termasuk
dalam harga CIF. Importir harus membayar untuk komisi untuk
P sebesar USD 5,000. Importir juga dikenakan biaya
pemasangan mesin di Indonesia sebesar USD 4,000.
Tentukan Nilai Pabean yang harus diberitahukan importir !

Latihan 3

PT Sinyal Express (memiliki API) mengimpor seperangkat


pemancar (BTS) dari Phone World di China, dengan informasi
sbb :
 Harga BTS disepakati FOB USD 10,000.-
 Pembeli memasok kepada penjual dengan cuma-cuma
(termasuk biaya transportasi ke China), sebagian hard
ware untuk pembuatan BTS di India dengan nilai USD
2,000.-
 Diluar harga yang disepakati, pembeli menanggung
biaya pemasangan dan pemeliharaan BTS sebesar USD
3.000,-
 Pembeli diwajibkan mengirimkan sebagian dari nilai
penjualan BTS di Indonesia (proceed) sebesar USD 300,-
Pembayaran ini diluar harga FOB yang disepakati.
 Freight dari China ke Tanjung Priok, USD 1,000.-
 Marine cargo insurance dibayar di Indonesia sebesar
USD 500.-
 Terminal handling charge (THC) di Tanjung Priok, sebesar
USD 150.-
Tentukan Nilai Pabean yang harus diberitahukan importir !

D. PERSYARATAN NILAI TRANSAKSI UNTUK DAPAT DITERIMA DAN


DITETAPKAN SEBAGAI NILAI PABEAN

Nilai transaksi dapat diterima dan ditetapkan sebagai nilai pabean sepanjang
memenuhi persyaratan, sebagai berikut :

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 35


1. tidak terdapat persyaratan atau pertimbangan yang diberlakukan
terhadap transaksi atau harga barang impor yang mengakibatkan harga
barang impor yang bersangkutan tidak dapat ditentukan;

Contoh dari persyaratan ini antara lain adalah :


(i.) harga barang yang bersangkutan ditentukan
dengan persyaratan pembeli akan membeli barang lain dalam jumlah
tertentu;
(ii.) harga barang yang bersangkutan ditentukan
berdasarkan harga barang lain yang dijual pembeli kepada penjual ; atau
(iii.) harga barang yang bersangkutan ditentukan
berdasarkan suatu bentuk pembayaran yang tidak ada hubungannya
dengan barang tersebut, misalnya barang impor merupakan barang
setengah jadi yang harganya ditentukan setelah penjual menerima barang
jadi dari pembeli dalam jumlah tertentu.
2. tidak terdapat proceeds yang harus diserahkan oleh pembeli
kepada penjual, kecuali nilai proceeds tersebut dapat ditambahkan pada
harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar;
Ketentuan proceeds tersebut diatur sebagai berikut :
(i.) Apabila pembeli dapat memperkirakan
(menghitung dimuka) besarnya proceeds yang akan diserahkan kepada
penjual maka nilai proceeds tersebut ditambahkan pada harga yang
sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar sehingga diperoleh
nilai traansaksi barang impor yang bersangkutan.
(ii.) Apabila pembeli tidak dapat memperkirakan
(menghitung dimuka) besarnya proceeds yang akan diserahkan kepada
penjual, maka nilai pabean barang impor yang bersangkutan tidak dapat
ditetapkan berdasarkan Metode I.

3. tidak terdapat hubungan antara penjual dengan pembeli yang antara


penjual dan pembeli yang mempengaruhi harga barang;
Pembeli dengan penjual dianggap berhubungan jika :
(i.) pegawai atau pimpinan pada suatu perusahaan
sekaligus pegawai atau pimpinan pada perusahaannya;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 36


(ii.) mereka dikenal / diketahui secara hukum
sebagai rekan dalam perdagangan;
(iii.) pekerja dan pemberi kerja;
(iv.) mereka yang salah satu diantaranya secara
langsung atau tidak langsung menguasai 5 persen atau lebih saham
yang mereka miliki dalam satu perusahaan;
(v.) mereka yang salah satu diantaranya secara
langsung atau tidak langsung mengawasi pihak lainnya;
(vi.) mereka secara langsung atau tidak langsung
diawasi pihak ketiga;
(vii.) mereka yang secara bersamaan langsung atau
tidak langsung menguasai pihak ketiga ; atau
(viii.) mereka yang merupakan anggota satu keluarga
yaitu suami, isteri, orang tua, anak , adik dan kakak (sekandung atau
tidak) , kakek, nenek, cucu, paman, bibi, keponakan, mertua, menantu
dan ipar.

Dalam hal terjadi pengimporan barang yang berasal dari transaksi antara pihak
yang saling berhubungan, maka nilai transaksi barang impor yang
bersangkutan dapat ditetapkan sebagai nilai pabean sepanjang hubungan
tersebut tidak mempengaruhi harga.
Untuk menentukan apakah hubungan tersebut mempengaruhi harga barang
atau tidak, dilakukan dengan dua cara, yaitu :
(i.) penelitian hal-hal yang berkaitan dengan penjualan;
Penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjualan diarahkan
kepada dokumendokumen yang berkaitan dengan transaksi. Dalam
rangka mengetahui apakah hubungan antara penjual dan pembeli
mempengaruhi harga perlu penelitian atas :
- semua aspek transaksi / importasi;
- hal-hal yang berkaitan dengan tata cara penjual dan pembeli
mengatur hubungan dagangnya (commercial relations); dan
- bagaimana harga penjualan tercapai.

Indikasi yang menunjukkan bahwa hubungan antara penjual dan pembeli


tidak mempengaruhi harga antara lain adalah bahwa kedua belah pihak

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 37


melakukan transaksi jual-beli sebagaimana lazimnya transaksi jual-beli
yang dilakukan oleh pihak yang tidak berhubungan. Indikasi ini dapat
diketahui dari hasil penelitian hal-hal yang berkaitan dengan panjualan
yaitu apabila :
- harga penjualan tercapai berdasarkan tata cara yang konsisten
dengan tata cara tercapainya harga penjualan yang lazim terjadi pada
industri yang bersangkutan (pricing practices); atau
- harga penjualan meliputi semua biaya ditambah dengan
keuntungan rata-rata perusahaan yang bersangkutan selama satu
tahun.
Dalam hal ditemukan kondisi sebagaimana tersebut diatas tersebut,
maka hubungan antara penjual dan pembeli tidak mempengaruhi harga.

(ii.) Perbandingan dengan Test Value.


Yang dimaksud dengan Test Value adalah :
i. Nilai transaksi barang identik atau barang
serupa yang diekspor ke Daerah Pabean yang berasal dari
penjualan antara penjual dan pembeli yang tidak salingberhubungan;
ii. Nilai Pabean barang identik atau barang serupa
yang ditetapkan berdasarkan metode deduksi; atau
iii. Nilai Pabean barang identik atau barang serupa
yang ditetapkan berdasarkan metode komputasi.

Test Value yang digunakan untuk perbandingan guna menentukan


apakah hubungan antara penjual dan pembeli mempengaruhi harga atau
tidak, harus memenuhi persyaratan, yaitu apabila digunakan :
i. Nilai transaksi barang identik yang tanggal B/L atau AWB-nya sama
atau dalam waktu 30 hari sebelum atau sesudah tanggal B/L atau
AWB barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya;
ii. Nilai Pabean barang identik yang ditetapkan berdasarkan Metode
Deduksi, tanggal penjualan barang identik atau serupa tersebut di
Daerah Pabean sama atau dalam waktu 30 hari sebelum atau
sesudah tanggal PIB barang impor yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 38


iii. Nilai Pabean barang identik yang ditetapkan berdasarkan Metode
Komputasi, tanggal pengimporan barang identik atau serupa
tersebut sama atau dalam waktu 30 hari sebelum atau sesudah
tanggal PIB barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.

Apabila terdapat lebih dari satu Test Value yang memenuhi syarat,
digunakan Test Value yang tanggalnya paling dekat dengan tanggal B/L
atau AWB (untuk Test Value berasal dari Metode I) atau tanggal PIB
(untuk Test Value Metode IV dan Metode V) barang impor yang sedang
ditetapkan nilai pabeannya.
Untuk mengetahui apakah hubungan antara penjual dan pembeli
mempengaruhi harga barang atau tidak, dilakukan perbandingan antara
nilai pabean yang diberitahukan di dalam dokumen impor dengan Test
Value. Dalam hal hasil perbandingan menunjukkan:
i. nilai pabean yang diberitahukan lebih rendah lebih dari 5 % dari nilai
pabean barang identik atau barang serupa yang tertera pada Test
Value, maka hubungan antara penjual dan pembeli dianggap
mempengaruhi harga, sehingga nilai pabean yang diberitahukan di
dalam dokumen impor tidak diterima. Nilai pabean untuk dokumen
impor tersebut ditetapkan berdasarkan salah satu metode dari
Metode II sampai dengan VI yang diterapkan sesuai hirarki
penggunaannya;
ii. nilai pabean yang diberitahukan di dalam dokumen impor lebih
rendah kurang dari 5 %, sama atau lebih dari nilai pabean barang
identik atau rang serupa yang tertera pada Test Value, maka
hubungan antara penjual dan pembeli dianggap tidak
mempengaruhi harga, sehingga nilai pabean yang diberitahukan
diterima.

Perbandingan menggunakan Test Value sebagaimana dimaksud diatas


perlu memperhatikan perbedaan yang terjadi, antara lain :
i. tingkat perdagangan;
ii. tingkat kuantitas;
iii. biaya-biaya penambahan yang diwajibkan ;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 39


iv. biaya yang dimasukkan oleh penjual dalam
harga jual dalam hal antara penjual dan pembeli tidak saling
berhubungan; dan
v. biaya yang tidak dimasukkan oleh penjual dalam
harga jual dalam hal antara penjual dan pembeli saling
berhubungan.

Penelitian hubungan antara penjual dan pembeli menggunakan Test


Value yang diserahkan pembeli. Apabila Test Value yang diserahkan
pembeli tidak memenuhi syarat, penelitian dilakukan dengan
menggunakan Test Value yang tersedia di Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai.

CONTOH UJI HUBUNGAN

Data PIB
Harga Jumlah
Tgl B/L Eksportir Importir Jenis Barang Tingkat Perdag
Satuan barang
Barang B
10/07/10 E I Merek X Made 96 500 unit whole saler
in Japan

Data test value

Barang B
15//07/10 F I Merek X Made 100 500 unit whole saler
in Japan

Keterangan :
I dengan E saling berhubungan, F dengan I tidak saling berhubungan

Keputusan pihak Pabean :


Nilai Pabean yang diberitahukan I sebesar 96 per unit adalah wajar, dan
hubungan dianggap tidak mempengaruhi harga karena lebih rendahnya tidak
lebih dari 5 % dari data test value yang diajukan importir.

4. Tidak terdapat pembatasan atas pemanfaatan atau pemakaian


barang impor.
Dikecualikan adalah pembatasan yang :
i. diberlakukan atau diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Daerah Pabean;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 40


ii. membatasi wilayah geografis tempat penjualan kembali barang
yang bersangkutan;
iii. tidak mempengaruhi harga barang secara substansial.
Pada prinsipnya adanya pembatasan atas pemanfaatan atau pemakaian
barang impor yang dipersyaratkan penjual kepada pembeli, mengakibatkan
nilai transaksi tidak dapat digunakan sebagai nilai pabean, misalnya :
- barang impor hanya diijinkan digunakan untuk pameran;
- barang impor hanya diijinkan dijual kepada pihak tertentu.

Namun apabila terdapat pembatasan sesuai butir (i), (ii) dan (iii) tersebut
diatas, nilai transaksi tetap dapat digunakan sebagai nilai pabean, misalnya :
i. diberlakukan atau diharuskan oleh undang-undang atau pihak-
pihak yang berwenang di Daerah Pabean, yaitu antara lain ketentuan
tataniaga, pemeriksaan karantina hewan, ijin impor dari Departemen
Kesehatan untuk obat dalam Daftar G, keharusan menyerahkan certificate
of origin;
ii. membatasi wilayah geografis tempat penjualan barang tersebut,
yaitu antara lain barang impor hanya diijinkan dijual kepada konsumen
akhir di Daerah Khusus Ibukota;
iii. tidak mempengaruhi harga barang secara substansial, yaitu
antara lain:
- barang impor hanya diijinkan dijual dengan pembayaran kredit;
- barang impor hanya diijinkan dijual melalui sistem pesan
dengan pembayaran memakai wesel atau transfer uang.

Dari uraian tentang ketentuan nilai transaksi, kita dapat meringkas materi
pada metode I (nilai transaksi barang yang diimpor) dalam gambar berikut ini:

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 41


TIDAK DIGUNAKANNYA METODE I
Metode I tidak dapat digunakan untuk menetapkan nilai pabean apabila :
i. barang impor bukan merupakan subyek suatu penjualan untuk
diekspor ke Daerah Pabean;
ii. nilai transaksi tidak memenuhi persyaratan untuk diterima dan
ditetapkan sebagai nilai pabean ;
iii. penambahan atau pengurangan yang harus dilakukan terhadap
harga yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar tidak didukung oleh
data yang obyektif dan terukur; dan/atau
iv. Pejabat Bea dan Cukai mempunyai alasan berdasarkan data yang
obyektif dan terukur untuk meragukan kebenaran atau keakuratan
pemberitahuan nilai transaksi.

2.2 Latihan

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 42


Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, anda diminta untuk me-review
kembali pemahaman Saudara dengan cara menjawab soal-soal latihan
berikut.
1. Jelaskan pengertian nilai transaksi barang impor yang bersangkutan !
2. Jelaskan pengertian harga sebenarnya atau harga seharusnya dibayar !
3. Jelaskan biaya-biaya yang tidak termasuk dalam harga sebenaranya
atau seharusnya dibayar !
4. Jelaskan unsur-unsur biaya yang termasuk dalam biaya-biaya setelah
pengimporan (post importatioan cost ) !
5. Sebutkan jenis-jenis potongan harga (discount) yang dapat
mengurangkan harga barang !

2.3 Rangkuman

1) Nilai pabean adalah nilai transaksi . Nilai transaksi adalah harga yang
sebenarnya atau seharusnya dibayar oleh pembeli kepada penjual dari
barang yang dijual untuk diekspor ke dalam Daerah Pabean .
2) Pengertian penjualan adalah merupakan kegiatan komersial yang
mensyaratkan adanya “pembeli”, yaitu pihak yang setuju untuk
memperoleh barang dalam jumlah tertentu dan setuju untuk
membayar/mengirimkan kompensasi, dan “penjual”, yaitu pihak yang
setuju untuk menyerahkan hak kepemilikan barang . Jika importasi
bukan merupakan peristiwa jual beli maka Metode I tidak dapat
digunakan sebagai dasar penetapan nilai pabean.
3) Harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar tidak
termasuk biaya-biaya untuk kepentingan pembeli, bunga atau deviden,
potongan harga (discount) dan biaya-biaya setelah pengimporan.
4) Harga sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar harus ditambahkan
biaya-biaya tertentu apabila belum ditambahkan. Biaya-biaya tertentu
tersebut adalah komisi dan jasa kecuali komisi pembelian, biaya
mengemas atau biaya mengepak, assist, royalty dan lisensi, proceeds,
freight , biaya-biaya dari gudang eksportir sampai dengan tempat impor
di Daerah Pabean, dan asuransi.
5) Nilai Pabean dapat ditetapkan berdasarkan Metode I apabila memenuhi
4 (empat) persyaratan yaitu , tidak terdapat pembatasan pemanfaatan

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 43


barang oleh pembeli, tidak terdapat persyaratan atau pertimbangan
yang menyebabkan Metode I tidak dapat digunakan, tidak terdapat
proceeds kecuali dapat dihitung, tidak terdapat hubungan antara penjual
dengan pembeli yang mempengaruhi harga barang .

2.4 Tes Formatif

Berilah tanda (X) pada huruf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !

1. Biaya promosi dan pembukaan L/C yang dibayar pembeli. ..


a. harus dimasukkan dalam nilai pabean.
b. dapat dimasukkan dalam nilai pabean
c. tidak termasuk nilai pabean.
d. dapat dimasukkan dalam nilai pabean jika diputuskan Pejabat

2. Biaya mengemas dan biaya mengepak ..


a. termasuk dalam nilai transaksi apabila belum ditambahkan.
b. tidak termasuk nilai transaksi
c. termasuk dalam nilai transaksi apabila ditetapkan oleh Pejabat
d. termasuk nilai transaksi apabila diberitahukan didalam PIB.

3. Biaya cargo handling dan inland freight di negara pengekspor …


a. harus ditambahan pada nilai transaksi
b. tidak termasuk nilai transaksi
c. dapat termasuk dalam nilai transaksi
d. termasuk nilai transaksi apabila diberitahukan didalam PIB.

4. Enam bulan yang lalu Importir A mengimpor satu party personal komputer
generasi terbaru merek 'X' type P3, dengan harga USD 2,000.- per unit.
Karena telah muncul generasi yang lebih baru, produsen menurunkan harga
jual untuk kualias P3 menjadi USD 1,000.- per unit. A mengimpor satu party
komputer type P3 dengan harga USD 1,000.- per unit. Dengan assumsi
tidak terdapat penambahan-penambahan atas nilai transaksi, maka nilai
pabean akan ditetapkan oleh Pejabat BC…
a. USD 2,000.- , berdasarkan metode I.
b. USD 2,000.-, berdasarkan metode II.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 44


c. USD 1,000,-, berdasarkan metode II.
d. USD 1,000.- berdasarkan metode I.

5. Importir I membeli master album lagu rekaman penyanyi X dari E di Inggris


dengan harga CIF USD 10,000.- . Dalam perjanjian antara Importir I dengan
E disepakati I akan membayar royalty USD 0,50 setiap keping DVD yang
direproduksi I di Indonesia. Untuk itu I diberi hak reproduksi rekaman DVD
sebanyak 100.000 keping. Harga rekaman DVD tersebut di Indonesia dijual
setara USD 3.-/keping.Nilai Pabean wajib diberitahukan I adalah …
a. USD 10,000.-
b. USD 300,000.-
c. USD 50,000.-
d. USD 60,000.-

6. I membeli 500 barang X dari E di Jerman dengan harga USD 10.- / set
dengan syarat I wajib membeli barang lain (yaitu barang Y) yang dijual E,
sebanyak 1,000 pcs dengan harga USD 5.-/pc. Jika I tidak membeli barang
Y tersebut, maka transaksi batal. Nilai Pabean ditetapkan oleh Pejabat BC...
a. untuk barang X USD 10,-/set dan untuk barang Y USD 5.-/set.
b. berdasarkan Metode I s/d VI secara hierarkhi.
c. berdasarkan Metode II s/d VI secara hierarkhi.
d. berdasarkan Metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung Pejabat BC.

7. Barang impor berupa barang hibah, nilai pabeannya menggunakan...


a. metode I
b. metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung pilihan Pejabat Bea dan Cukai.
c. metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung pilihan Importir
d. metode II, III, IV, V atau VI secara hierarkhi.

8. Bagian dari hasil penjualan atau pemanfaatan barang yang dipasok oleh
Importir kepada Eksportir disebut ...
a. proceed.
b. assist.
c. royalty.
d. discount .

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 45


9. A mengimpor mesin industri dari B di Amerika Serikat dengan harga yang
disepakati adalah CIF USD 200,000. Termasuk pada harga tersebut adalah
biaya pemasangan mesin di Indonesia dengan nilai USD 10,000.- serta
bantuan tehnis berupa pelatihan pegawai A dengan nilai USD 15,000.- Nilai
pabean yang ditetapkan oleh Pejabat Bea dan Cukai, adalah ..
a. USD 200,000.
b. USD 225,000.-
c. USD 210,000.-
d. USD 175,000.-
10. Importir I membeli 10.000 keping CD rekaman penyanyi X dari Eksportir E
dengan harga CIF USD 1,50 / keping . Tidak terdapat persyaratan lain
dalam kontrak jual beli antara I dan E. Dipihak lain I terikat perjanjian
dengan R ( royalty holder penyanyi X ) , dimana atas pembelian CD
rekaman penyanyi X dari eksportir manapun juga , I wajib membayar royalti
kepada E sebesar USD 0.50 / keping. Nilai Pabean yang wajib
diberitahukan Importir I adalah ..
a. USD 15,000.-
b. USD 20,000.-
c. USD 10,000.-
d. USD 5,000.-

11. Importir I membeli master album lagu rekaman penyanyi X dari E di Inggris
dengan harga CIF USD 10,000.- . Dalam perjanjian antara I dan E
disepakati bahwa I akan membayar royalty USD 0,50 ,- untuk setiap keping
DVD yang yang direproduksi I di Indonesia. Untuk itu I diberi hak melakukan
reproduksi dalam bentuk rekaman DVD paling banyak 100.000 keping.
Harga rekaman DVD tersebut di Indonesia dijual dengan harga setara
dengan USD 3.-/keeping. Nilai Pabean wajib diberitahukan I , adalah ..
a. USD 10,000.-
b. USD 300,000.-
c. USD 50,000.-
d. USD 60,000.-

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 46


12. I membeli dari E di Perancis 500 boxes @ 12 botol air minum dalam
kemasan merek “X”, isi 0,5 liter / botol, harga USD 3.- /boxes. Harga per
box USD 0,90 dan harga botol per box USD 2,10.Nilai Pabean sebesar…
a. USD 450.-
b. untuk air USD 450.- dan untuk botol USD 1,050.-
c. USD 1,050.
d. USD 1,500.-

13. Salah satu syarat nilai pabean menggunakan Metode I adalah..


a. sesuai dengan harga patokan Bea dan Cukai.
b. semua biaya seharusnya dibayar sudah sudah ditambahkan.
c. nilai pabean yang diberitahukan sama dengan Data Base Harga II.
d. tidak terdapat hubungan antara importir dengan eksportir yang
mempengaruhi harga barang.

14. Metode penetapan Nilai Pabean yang dianut Indonesia berasal dari
perjanjian internasional ..
a. Agreement on Trade Related Aspect of IPR , 1994.
b. Agreement on Anti Dumping and Countervailing Duty, 1994.
c. International Convention on the Valuation of Good Under Customs
Purpose , 1950.
d. Agreement on the Implemention of Article VII of the GATT 1994.

15. Pembuktian Importir bahwa hubungan-khususnya dengan pihak Eksportir


tidak mempengaruhi harga barang , adalah ..
a. test value.
b. sales contract.
c. letter of intent (LOI).
d. purchase order.

2.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Terdapat 15 (lima belas) soal latihan yang tersedia.Silakan Anda memberikan


penilaian sendiri dengan jujur.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 47


Tabel tingkat –tingkat pengusaan Anda adalah sebagai berikut :
 Jika Anda mendapatkan score 90 % s/d 100 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik Sekali” .
 Jika Anda menadapatkan score 75 % s/d 85 % dari keseluruhan
soal, mendapat predikat ”Baik” .
 Jika Anda menadapatkan score 60 % s/d 70 % dari keseluruhan
soal , mendapat predikat ”Cukup”.
 Jika Anda menadapatkan score 0 s/d 55 % dari keseluruhan soal ,
mendapat predikat ”kurang”.

Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 48


METODE II DAN METODE III :
NILAI TRANSAKSI BARANG IDENTIK DAN
NILAI TRANSAKSI BARANG SERUPA

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta diklat diharapkan mampu :


1) Menjelaskanpengertian barang identik dan barang serupa
2) Menjelaskan persyaratan penggunaan metode II dan metode III
3) Menetapkan nilai pabean berdasarkan metode II dan metode III

3.1 Uraian

A. METODE II

Apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan nilai transaksi


barang impor yang bersangkutan, nilai pabean ditetapkan berdasarkan nilai
transaksi barang identik. Penetapan nilai pabean menggunakan nilai transaksi
barang identik disebut dengan penetapan nilai pabean menggunakan metode II.

Pengertian Barang Identik

Barang identik adalah barang yang sama dalam segala hal, termasuk
karakteristik fisik, mutu dan reputasi. Perbedaan-perbedaan kecil dalam
penampilan tidak mempengaruhi penetapan barang tersebut sebagai barang

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 49


identik. Barang identik tidak meliputi barang yang dibuat dengan unsur-unsur yang
dibuat dalam Daerah Pabean, yaitu teknik karya seni, desain, rencana dan sketsa,
hal mana menyebabkan penambahan ini tidak dapat dilakukan. Suatu barang tidak
dapat dianggap sebagai barang identik apabila tidak diproduksi di negara yang
sama dengan negara tempat produksi barang yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya.
Dalam hal tidak terdapat barang identik yang diproduksi oleh produsen
yang sama dapat dipergunakan barang identik yang diproduksi oleh produsen
yang berbeda.
Contoh barang identik :
1. Steel sheet dengan komposisi kimiawi, bentuk, dan ukuran yang
identik, di impor untuk tujuan yang berbeda. Beberapa lembar digunakan untuk
perakitan kendaraan bermotor dan beberapa lembar lainya untuk pembuatan
silinder dapur industri. Walaupun tujuan penggunaan berbeda, steel sheet
tersebut adalah barang identik.

2. Wall paper diimpor dari interior decorator dan wholesaler distributor


dengan karakteristik warna, corak, lebar, dan panjang sama. Wall paper
tersebut yang identik dalam segala hal, tetapi dianggap sebagai barang identik
walaupun diimpor dengan harga berbeda oleh interior decorator dan
wholesaler distributor.
3. Insecticide sprayer dalam kondisi terurai dan terpasang (utuh).
Insecticide sprayer (alat semprot nyamuk) terdiri dari dua bagian yaitu:
i. pompa dan lubang semprot (puzzle),

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 50


ii. tabung berisi cairan anti nyamuk,
Untuk menggunakan sprayer tersebut tabung harus dilepas dari pompanya dan
diisi cairan, selanjutnya dipasang kembali pada pompa, barulah siap untuk
digunakan. Kedua sprayer tersebut diatas walaupun yang satu dalam keadaan
terurai (tabung dilepas dari pompa) yang lainya dalam kondisi terpasang, adalah
identik dalam segala hal (meliputi karakteristik fisik, mutu, dan reputasi). Pada
umumnya dua barang dalam keadaan terurai (unassembled) dan terpasang
(assembled) tidak dapat dianggap sebagai barang identik, namun apabila dalam
penggunaan barang yang bersangkutan (sebagaimana contoh sprayer diatas)
harus dilepas terlebih dahulu (unassembled) dan selanjutnya dipasang
(assembled), maka kondisi terlepas dan terpasang tersebut tidak menyebabkan
barang dimaksud tidak dianggap sebagai barang identik.
Berikut ini contoh lainnya dari barang identik.

Persyaratan penggunaan Metode II

Nilai transaksi barang identik sebagaimana dimaksud diatas dapat digunakan untuk
dasar penetapan nilai pabean menggunakan Metode II sepanjang memenuhi
persyaratan :
1. berasal dari Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang nilai pabeannya telah
ditetapkan berdasarkan nilai transaksi oleh Kantor Pelayanan Bea dan Cukai;
a) Importir mempunyai bidang usaha yg jelas,

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 51


b) Data memuat dgn jelas uraian, spesifikasi, dan satuan brg,
c) Bukan dari importir yg NPnya akan ditetapkan.
2. tanggal Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB)-nya sama atau dalam waktu
tiga puluh hari sebelum atau sesudah tanggal B/L atau AWB barang impor
yang sedang ditetapkan nilai pabeannya;
3. tingkat perdagangan dan jumlah barangnya sama dengan tingkat perdagangan
dan jumlah barang, barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
4. apabila terdapat lebih dari satu nilai transaksi barang identik, maka untuk
menetapkan nilai pabean digunakan nilai transaksi barang identik yang paling
rendah.

CONTOH PENETAPAN NILAI PABEAN DENGAN METODE II


Data PIB
Harga Jml
Ekspor Import Tingkat
Tgl B/L Jenis Barang per baran
tir ir Perdag
case g
Snowman
07/03/20 500 whole
E I boardmarker, $5
13 case saler
made in Japan
Database nilai pabean
Snowman
10/02/20 500 whole
A B boardmarker, $7
13 case saler
made in Japan

Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean sebesar $7 untuk barang yang diimpor
oleh I.

Berikut ini contoh lain penetapan nilai pabean


menggunakan metode II.

CONTOH PENETAPAN NILAI PABEAN DENGAN METODE II


Data PIB
Ekspor Impor Harga Jml Tingkat
Tgl B/L Jenis Barang
tir tir Satuan barang Perdag
17/03/20 Barang Y 500 whole
E I 100
13 Made in China unit saler
Database nilai pabean
10/03/20 Barang Y 500 whole
A B 103
13 Made in China unit saler

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 52


Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean sebesar 103 untuk barang Y yang diimpor oleh I.

Penyesuaian Tingkat Perdagangan dan Jumlah Barang

Penetapan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi barang identik sedapat


mungkin menggunakan barang identik yang berasal dari tingkat perdagangan dan
jumlah barang sama dengan barang impor yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya.
Apabila tidak terdapat barang identik dengan kondisi sebagaimana tersebut diatas ,
maka digunakan barang identik dengan kondisi lain sepanjang dilakukan
penyesuaian:
a. jumlah barang, dalam hal jumlah barang berbeda tetapi tingkat
perdagangan sama ;
b. tingkat perdagangan, dalam hal tingkat perdagangan berbeda
tetapi jumlah barang sama; atau
c. jumlah dan tingkat perdagangan, dalam hal tingkat perdagangan
dan jumlah barang berbeda.
Penyesuaian dimaksud dilakukan berdasarkan bukti nyata yang memungkinkan
terlaksananya penyesuaian secara wajar dan tepat.Apabila tidak tersedia bukti
nyata sebagaimana dimaksud diatas , maka penyesuaian tidak dapat dilakukan dan
nilai transaksi barang identik tidak dapat digunakan untuk menetapkan nilai
pabean.
Tingkat perdagangan terdiri dari tiga tingkat, yaitu :
1. Wholesaler;
2. Retailer; dan
3. End-user
Yang dimaksud dengan :
i. Wholesaler adalah orang yang membeli barang untuk dijual
kembali kepada pihak lain yang bukan end-user. Pada umumnya jumlah
barang yang dijual kepada retailer atau single konsumen dalam jumlah besar.
Wholesaler meliputi industrial user yaitu orang yang membeli barang dalam
jumlah besar untuk diproduksi menjadi barang yang kemudian dijual dengan
tingkat perdagangan wholesaler. Wholesaler pada umumnya mendapatkan

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 53


harga pembelian yang lebih murah dibandingkan dengan retailer karena
wholesaler membeli barang dalam jumlah besar.
Contoh : produsen furniture yang menjual produknya ke retailer.
ii. Retailer adalah orang yang membeli barang untuk dijual kembali
dengan tingkat penjualan retailer. Pada umumnya retailer membeli barang
dalam jumlah besar kemudian menjualnya kepada pembeli individu. Retailer
membeli barang dari wholesaler dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan
harga pembelian wholesaler, namun dalam kondisi tertentu retailer tersebut
merupakan perusahaan besar yang mampu membeli barang dalam jumlah
besar sehingga mendapatkan harga sama dengan harga pembelian
wholesaler (wholesaler price).
Contoh : department stores, supermarket, car dealers, retail shop.
iii. End-user adalah orang yang membeli barang dalam jumlah
tertentu untuk dipakai sendiri, tidak untuk dijual kembali.
Contoh : rumah makan, universitas, rumah sakit, hotel.

Dibawah ini diberikan petunjuk penyesuaian tingkat perdagangan dan/atau jumlah


barang dalam menetapkan nilai pabean berdasarkan Metode II.

a. Penyesuaian jumlah barang


CONTOH PENYESUAIAN JUMLAH BARANG DALAM PENERAPAN METODE II
Data PIB
Harg
Ekspor Impor a Jumlah Tingkat
Tgl B/L Jenis Barang
tir tir Satua barang Perdag
n
07/03/201 Barang X whole
E I 85 200 doz
3 Made in Japan saler
Database nilai pabean
10/02/201 Barang X whole
A B 100 300 doz
3 Made in Japan saler

Data price-list yang dibuat A(penjual):


Jml Pembelian Whole saler Retailer End User
s/d 200 doz 110 cu 120 cu 130 cu
201 s/d 400 100 cu 110 cu 120 cu
> 400 90 cu 100 cu 110 cu

Sebelum melakukan penyesuaian cek terlebih dahulu apakah price


list diatas valid ataukah tidak. Setelah terbukti valid gunakan price
list untuk penyesuaian perbedaan jumlah yang diimpor. Berikutnya

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 54


berapakah nilai pabean yang ditetapkan pejabat bea dan cukai ?

b. Penyesuaian Tingkat Perdagangan


CONTOH PENYESUAIAN TINGKAT PERDAGANGAN DALAM PENERAPAN
METODE II

Data PIB

Harg Jumla
Tingka
Ekspor Impor a h
Tgl B/L Jenis Barang t
tir tir Satu baran
Perdag
an g

Barang X 500
07/03/2013 E I 85 retailer
Made in Japan unit
Database nilai pabean

Barang X 500 whole


10/02/2013 A B 90
Made in Japan unit saler

Data price-list yang dibuat A :


Jml Pembelian Whole saler Retailer End User
s/d 200 doz 110 cu 120 cu 130 cu
201 s/d 400 100 cu 110 cu 120 cu
> 400 90 cu 100 cu 110 cu

Sebelum melakukan penyesuaian cek terlebih dahulu apakah price


list diatas valid ataukah tidak sebagaimana contoh terdahulu.
Setelah terbukti valid gunakan price list untuk penyesuaian
perbedaan jumlah yang diimpor.
Berapakah nilai pabean setelah disesuaikan ?

c. Penyesuaian Tingkat Perdagangan dan Jumlah Barang


CONTOH PENYESUAIAN JUMLAH DAN TINGKAT PERDAGANGAN

Data PIB

Harg Jumla
Tingka
Ekspor Impor a h
Tgl B/L Jenis Barang t
tir tir Satu baran
Perdag
an g

Barang X 500 whole


07/03/2013 E I 85
Made in Japan unit saler
Database nilai pabean

Barang X 300
10/02/2013 A B 110 retailer
Made in Japan unit

Data price-list yang dibuat A :


Jml Pembelian Whole saler Retailer End User

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 55


s/d 200 doz 110 cu 120 cu 130 cu
201 s/d 400 100 cu 110 cu 120 cu
> 400 90 cu 100 cu 110 cu

Berapakah nilai pabean setelah disesuaikan ?

B. METODE III

Apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan metode I dan II, maka nilai
pabean ditetapkan berdasarkan nilai transaksi barang serupa. Penetapan nilai
pabean menggunakan nilai transaksi barang serupa disebut dengan penetapan
nilai pabean menggunakan metode III.

Pengertian barang serupa

Barang serupa adalah barang yang walaupun tidak sama dalam segala hal
tetapi memiliki karakteristik dan komponen material sama, berfungsi sama dan
secara komersial dapat dipertukarkan. Mutu, reputasi dan merek barang
merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan apakah
suatu barang disebut sebagai barang serupa.Barang serupa tidak meliputi barang
yang dibuat dengan unsur-unsur yang dibuat dalam Daerah Pabean, yaitu teknik
karya seni, desain, rencana dan sketsa, hal mana menyebabkan penambahan
sesuai data yang obyektif dan terukur tidak dapat dilakukan. Suatu barang tidak
dapat dianggap sebagai barang serupa apabila tidak diproduksi di Negara yang
sama dengan negara tempat produksi barang yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya.
Dalam hal tidak terdapat barang serupa yang diproduksi oleh produsen yang sama
dapat dipergunakan barang serupa yang diproduksi oleh produsen yang berbeda.
Contoh barang serupa :
i. USB Flash Drive , ukuran 2 GB , merek : Sandisk , Made in China adalah
serupa dengan USB Flash Drive , ukuran 2 GB , merek :Kingston , Made in
China
ii. Accu Mobil , 40 A , merek : GS , Made Malaysia adalah serupa dengan Accu
Mobil , 40 A, merek ; Yuasa , Made in Malaysia .

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 56


Berikut ini contoh gambar barang serupa.

Persyaratan penggunaan Metode III.


Nilai transaksi barang serupa, dapat digunakan untuk dasar penetapan nilai pabean
dengan menggunakan Metode III sepanjang memenuhi syarat :
a) berasal dari PIB yang nilai pabeannya telah ditetapkan berdasarkan nilai
transaksi oleh Kantor Pelayanan Bea dan Cukai;
b) tanggal B/L atau AWB-nya sama atau dalam waktu tiga puluh hari sebelum
atau sesudah tanggal B/L atau AWB barang impor yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya;
c) tingkat perdagangan dan jumlah barangnya sama dengan tingkat perdagangan
dan jumlah barang dari barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
CONTOH PENETAPAN NILAI PABEAN DENGAN METODE III
Data PIB
Harg Jumla
Ekspo Impor a h Tingkat
Tgl B/L Jenis Barang
rtir tir Satu baran Perdag
an g

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 57


Flash disk,
merek 500 whole
07/03/2013 E I $5
Transcend, Made unit saler
in China
Database nilai pabean
Flash disk,
500 whole
10/02/2013 A B merek Toshiba, $8
unit saler
Made in China

Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean menggunakan metode III sebesar $ 8 per unit atas
barang yang diimpor oleh Importir I.
Penyesuaian Jumlah Barang dan Tingkat Perdagangan
Penetapan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi barang serupa sedapat
mungkin menggunakan barang serupa yang berasal dari tingkat perdagangan dan
jumlah barang sama dengan barang impor yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya.
Apabila tidak terdapat barang serupa dengan kondisi sebagaimana tersebut diatas
barang serupa dengan kondisi lain sepanjang dilakukan penyesuaian :
a) jumlah barang, dalam hal jumlah barang berbeda tetapi tingkat perdagangan
sama;
b) tingkat perdagangan, dalam hal tingkat perdagangan berbeda tetapi jumlah
barang sama; atau
c) jumlah dan tingkat perdagangan, dalam hal tingkat perdagangan dan jumlah
barang berbeda.
Penyesuaian sebagaimana dimaksud dilakukan berdasarkan bukti nyata yang
memungkinkan terlaksananya penyesuaian secara wajar dan tepat. Apabila tidak
tersedia bukti nyata sebagaimana dimaksud, maka penyesuaian tidak dapat
dilakukan dan nilai transaksi barang serupa tidak dapat digunakan untuk
menetapkan nilai pabean.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 58


3.2. Latihan

1) Jelaskan pengertian barang identik dan barang serupa serta berikan


contoh perbedaan antara barang identik dan barang serupa !
2) Jelaskan persyaratan penggunaan Metode II !
3) Jelaskan persyaratan penggunaan Metode III !
4) Bagaimana sikap Pejabat Pabean didalam menetapkan nilai pabean ,
jika terdapat lebih dari satu data barang identik atau data barang serupa
di Kantor Pabean ?

5) Apa yang dimasud dengan tingkat perdagangan ? Data apa yang dapat
digunakan untuk melakukan penyesuaian jumlah dan tingkat
perdagangan ?

3.3. Rangkuman

Untuk mengingatkan kembali tentang materi yang telah Anda pelajari , perhatikan
rangkuman berikut :
1. Metode II adalah metode penetapan nilai pabean yang didasarkan
pada nilai transaksi barang identik, sedangkan Metode III adalah metode
penetapan nilai pabean yang didasarkan pada nilai transaksi barang serupa.
2. Dua barang dianggap identik jika sama dalam segala hal meliputi
karakter fisik, mutu daan reputasi serta dibuat di negara yang sama oleh
produsen yang sama atau berbeda.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 59


3. Dua barang dianggap serupa jika meskipun tidak sama dalam segala
hal tetapi mempunyai karakter fisik dan komponen material yang sama ,
berfungsi sama serta secara komersial saling dapat dipertukarkan .
4. Data barang identik atau data barang serupa adalah data importasi
terdahulu yang menjadi catatan pihak Pabean.
5. Jika terdapat lebih dari satu data barang identik atau barang serupa ,
maka pihak Pabean harus memilih alternatif yang paling rendah ;
6. Persyaratan penggunaan Metode II atau Metode III adalah tanggal B/L
atau AWB barang identik sama atau 30 hari sebelum atau sesudah tanggal
B/L atau AWB dari PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
7. Persyaratan lainnya untuk penggunaan Metode II atau Metode III
adalah jumlah barang dan tingkat perdagangan dari PIB yang sedang
ditetapkan nilai pabeannya harus sama dengan jumlah barang dan tingkat
perdagangan barang identik.
8. Jika tidak memenuhi persyaratan butir 7 tersebut diatas , maka harus
dilakukan penyesuaian dengan menggunakan data price-list .
9. Jika penyesuaian sebagaimana butir 8 tidak dapat dilakukan meskipun
terdapat data barang identik , maka berakibat Metode II atau Metode III tidak
dapat digunakan sebagai dasar penetapan nilai pabean.

3.4 Tes Formatif

Berilah tanda (X) pada hurf a, b , c atau d pada pernyataan yang benar !

1. Diberitahukan PIB dengan jenis barang disket, ukuran 1,2 MB , unformated ,


merek : Verbatim , Made in Japan dengan tanggal B/L 14/06/2010. Data di
pihak pabean adalah disket, ukuran 1,2 MB, unformated, merek : Verbatim,
Made in Japan dengan tanggal B/L 20/05/2010. Jika Pejabat Bea dan Cukai
menggunakan data tersebut sebagai dasar penetapan nilai pabean , maka ia
menggunakan :
a. Metode II.
b. Metode III.
c. Metode IV.
d. Metode VI.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 60


2. Suatu barang dinilai serupa dengan barang lain dengan syarat :
a. memiliki karakteristik dan komponen material yang sama sehingga
dapat melakukan fungsi yang sama dan secara komersial dapat saling
dipertukarkan serta berasal dari negara yang sama atau negara yang
berbeda dengan produsen yang sama atau yang berbeda.
b. memiliki karakteristik dan komponen material yang sama sehingga
dapat melakukan fungsi yang sama dan secara komersial dapat saling
dipertukarkan serta berasal dari negara yang sama dengan produsen yang
sama atau yang berbeda.
c. sama dalam segala hal baik karakter fisik , mutu dan reputasi serta
berasal dari negara yang sama dengan produsen yang sama atau yang
berbeda.
d. sama dalam segala hal baik karakter fisik, mutu dan reputasi serta
berasal dari negara yang sama atau berbeda dengan produsen yang sama
atau yang berbeda.

3. Suatu barang dinilai identik dengan barang lain dengan syarat :


a. memiliki karakteristik dan komponen material yang sama sehingga dapat
melakukan fungsi yang sama dan secara komersial dapat saling
dipertukarkan serta berasal dari negara yang sama atau negara yang
berbeda dengan produsen yang sama atau yang berbeda.
b. memiliki karakteristik dan komponen material yang sama sehingga dapat
melakukan fungsi yang sama dan secara komersial dapat saling
dipertukarkan serta berasal dari negara yang sama dengan produsen yang
sama atau yang berbeda.
c. sama dalam segala hal baik karakter fisik , mutu dan reputasi serta berasal
dari negara yang sama dengan produsen yang sama atau yang berbeda.
d. sama dalam segala hal baik karakter fisik, mutu dan reputasi serta berasal
dari negara yang sama atau berbeda dengan produsen yang sama atau
yang berbeda.

4. Diberitahukan PIB dengan jenis barang disket, ukuran 1,2 MB, unformated,
merek : FUJI, Made in Japan dengan tanggal B/L 14/06/2010. Data di pihak
pabean adalah disket, ukuran 1,2 MB, unformated, merek : Maxell, Made in
Japan dengan tanggal B/L 20/05/2010. Jika Pejabat Bea dan Cukai

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 61


menggunakan data tersebut sebagai dasar penetapan nilai pabean , maka ia
menggunakan :
a. Metode II.
b. Metode III.
c. Metode IV.
d. Metode VI.

5. A mengimpor barang dari B di Hongkong barang X dengan harga satuan yang


diberitahukan dalam PIB adalah USD 100 per unit. Tidak mungkin bagi
Pejabat Bea dan Cukai untuk menetapkan nilai pabean berdasarkan metode I,
karena A dan B saling berhubungan dan hubungan tersebut mempengaruhi
harga. Data barang indentik di Kantor Pabean menunjukkan adanya 3 (tiga)
data yang memenuhi syarat, yang masing-masing dengan nilai USD 110/unit,
USD 105/unit, dan USD 125/unit. Nilai Pabean akan ditetapkan Pejabat Bea
dan Cukai sebesar :
a. USD 100.
b. USD 110
c. USD 125
d. USD 105

6 Penyesuaian jumlah dan tingkat perdagangan hanya diperlukan apabila


Pejabat BC akan menetapkan nilai pabean berdasarkan :
a. metode I, II dan III.
b. metode II, III dan IV.
c. metode III, IV dan V.
d. metode II, III dan VI.

7. Suatu PIB menyatakan bahwa jenis barang adalah Televisi Berwarna, ukuran
21", Type : KV21S, merek : Sony, made in Japan, harga CIF USD 200,-/unit
dan tanggal B/L adalah 19 Agustus 2010. Tidak mungkin bagi Pej. BC untuk
menetapkan nilai pabean berdasarkan metode I karena salah satu persyaratan
nilai transasaksi tidak terpenuhi. Dalam penelitian selanjutnya terdapat satu
data barang identik pada Data Base Harga II dengan harga CIF USD
250.-/unit dengan tanggal B/L 10 Agustus 2010. Jika Pejabat BC menggunakan

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 62


data tersebut sebagai dasar untuk menetapkan nilai pabean, maka metode
yang digunakan Pejabat BC adalah :
a. metode I, nilai pabean USD 200.-
b. metode II, nilai pabean USD 250.-
c. metode III. nilai pabean USD 250.-
d. metode VI. Nilai pabean USD 250.-

8. A (pedagang besar) mengimpor barang X dari B di Jepang dengan jumlah 500


unit dengan harga CIF 100.- per unit. Tidak mungkin bagi Pejabat Bea dan
Cukai untuk menetapkan nilai pabean berdasarkan metode I, karena
berdasarkan Deklarasi Nilai Pabean (DNP) yang diajukan A , terdapat
hubungan antara A dan B yang mempengaruhi harga barang . Data barang
identik di Kantor Bea dan Cukai menunjukkan satu-satunya data dengan
tanggal B/L yang hampir bersamaan yaitu dari importir C (retailer) dengan
jumlah 400 unit dan harga CIF USD 130.- per unit. Prosedure yang dilakukan
Pejabat BC adalah :
a. menetapkan nilai pabeannya adalah USD 120.-/ unit.
b. menetapkan nilai pabeannya adalah USD 130.-/unit.
c. menetapkan nilai pabean berdasarkan professional judgement.
d. menetapkan nilai pabean dengan menyesuaikan jumlah dan tingkat
perdagangan.

9. Dalam proses penetapan nilai pabean berdasarkan metode II atau metode III ,
terdapat data bahwa jumlah dan tingkat perdagangan barang identik atau
barang serupa tidak sama dengan data barang yang diberitahukan dalam
PIB , maka Pejabat Bea dan Cukai …
a. menetapkan nilai pabean berdasarkan metode selanjutnya sesuai
hierarkhi penggunaannya .
b. menetapkan nilai pabean sesuai data barang identik atau barang serupa.
c. menerbitkan Informasi Nilai Pabean ..
d. melakukan penyesuaian jumlah dan tingkat perdagangan .

10. Jika terdapat beberapa alternatif barang identik atau barang serupa yang ada
di pihak Pabean , maka harus dipilih alternatif …
a. yang paling menguntungkan penerimaan Negara .

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 63


b. berdasarkan nilai pabean rata-rata.
c. yang paling tinggi.
d. yang paling rendah.

11. Barang serupa dengan barang yang sedang ditetapkan nilai pabeannya harus

a. dibuat dinegara yang sama oleh produsen yang sama
b. dibuat dinegara yang sama oleh produsen yang berbeda.
c. dibuat dinegara yang berbeda oleh produsen yang sama
d. dibuat dinegara yang sama oleh produsen yang sama atau yangberbeda.

12. Salah satu syarat penggunaan metode III terhadap data yang ada di pihak
Pabean adalah tanggal tanggal B/L atau AWB barang serupa .
a. sama atau dalam waktu 30 hari sebelum tgl B/L atau AWB dari PIB yang
sedang ditetapkan nilai pabeannya.
b. sama atau dalam waktu sebelum atau sesudah tgl B/L atau AWB dari PIB
yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
c. sama dengan tgl B/L atau AWB dari PIB yang sedang ditetapkan nilai
pabeannya.
d. sama atau dalam waktu 30 hari sebelum atau 30 hari sesudah tgl B/L atau
AWB dari PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.

13. Jika Pejabat Bea dan Cukai menetapkan nilai pabean berdasarkan data
barang identik yang tanggal B/L-nya dalam waktu 30 hari sebelum tanggal B/L
dari PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya , maka ia menetapkan nilai
pabean berdasarkan …
a. metode III
b. metode I
c. metode II
d. metode II s/d metode VI secara hierarkhi.

14. Metode III tidak dapat digunakan jika …


a. tidak terdapat data barang serupa.
b. persyaratan penggunaan metode III terpenuhi.
c. penyesuaian jumlah dan tingkat perdagangan dapat dilakukan.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 64


d. tidak terdapat barang identik.

15. Dalam hal terdapat barang identik namun penyesuaian jumlah dan tingkat
perdagangan tidak dapat dilakukan , maka …
a. penetapan nilai pabean berdasarkan metode II tetap dapat dilakukan.
b. penetapan nilai pabean berdasarkan metode II tetap dapat dilakukan jika
tanggal B/L atau AWB sama atau dalam waktu 30 hari sebelum tanggal
B/L atau AWB PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
c. penetapan nilai pabean berdasarkan metode II tetap dapat dilakukan jika
tanggal B/L atau AWB sama atau dalam waktu 30 hari sesudah tanggal
B/L atau AWB PIB yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
d. penetapan nilai pabean berdasarkan metode II tidak dapat dilakukan.

3.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Terdapat 15 (lima belas) soal latihan yang tersedia.Silakan Anda memberikan


penilaian sendiri dengan jujur.
Tabel tingkat –tingkat penguasaan Anda adalah sebagai berikut :
 Jika Anda menadapatkan score 90 % s/d 100 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik Sekali” .
 Jika Anda menadapatkan score 75 % s/d 85 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik” .
 Jika Anda menadapatkan score 60 % s/d 70 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Cukup”.
 Jika Anda menadapatkan score 0 s/d 55 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”kurang”.

Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 65


APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 66
METODE IV , METODE V DAN METODE VI

Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta diklat diharapkan


mampu :
a.menjelaskan pengertian metode IV, metode V dan metode
VI .
b. menjelaskan persyaratan-persyaratan penggunaan metode
IV, metode V dan metode VI.
c. menetapkan nilai pabean berdasarkan metode IV, metode V

4.1 Uraian

A. METODE IV, NILAI PABEAN BERDASARKAN METODE

DEDUKSI

Pengertian Metode Deduksi

Apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan nilai transaksi barang
impor yang bersangkutan, nilai transaksi barang identik atau nilai transaksi barang
serupa, nilai pabean ditetapkan berdasarkan Metode Deduksi.
Metode Deduksi adalah metode penetapan nilai pabean berdasarkan harga satuan
yang terjadi dari penjualan di pasaran dalam Daerah Pabean atas :
a) barang impor yang bersangkutan;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 67


b) barang identik; atau
c) barang serupa,
dengan kondisi sebagaimana saat diimpor, dikurangi dengan faktor pengurangan
berupa biaya-biaya yang timbul setelah pengimporan.

Syarat Harga Satuan

Harga satuan yang digunakan sebagai dasar perhitungan Metode Deduksi harus
memenuhi persyaratan, yaitu :
a) harga satuan diperoleh dari penjualan di pasaran dalam Daerah
Pabean yang antara penjual dan pembeli tidak saling berhubungan;
b) merupakan harga satuan dari barang impor yang bersangkutan,
barang identik atau barang serupa yang laku terjual dalam jumlah terbanyak
(greatest aggregate quantity);
c) penjualan tersebut huruf a adalah penjualan tangan pertama;
d) penjualan tersebut huruf a terjadi pada tanggal yang sama dengan
atau terjadi dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum atau sesudah tanggal
pendaftaran PIB barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya;
e) apabila tidak terdapat penjualan sebagaimana tersebut huruf d,
digunakan penjualan yang terjadi pada tanggal terdekat, setelah tanggal
pengimporan barang yang sedang ditetapkan nilai pabeannya, selambat-
lambatnya dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal pengimporan
barang impor yang bersangkutan;
f) bukan merupakan penjualan di pasaran dalam Daerah Pabean atas
barang impor yang bersangkutan, barang identik atau barang serupa kepada
pihak pembeli yang memasok assist untuk pembuatan barang impor yang
bersangkutan.

Apabila tidak terdapat harga satuan yang memenuhi syarat, maka Metode Deduksi
tidak dapat digunakan untuk menetapkan nilai pabean barang impor yang
bersangkutan.

Pemilihan Harga Satuan

Penetapan nilai pabean berdasarkan Metode Deduksi harus menggunakan harga


satuan dari barang impor yang bersangkutan, barang identik atau barang serupa

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 68


yang laku terjual dalam jumlah terbanyak (greatest aggregate quantity) di pasaran
dalam Daerah Pabean.
Penggunaan data harga satuan barang impor yang bersangkutan, barang identik,
dan barang serupa sesuai hirarki sebagai berikut :
a) barang impor yang bersangkutan;
b) barang identik;
c) barang serupa.

Data penjualan tersebut diutamakan dari penjualan-penjualan yang terjadi dalam


kurun waktu tertentu yang dari segi jumlah barang relatif mencukupi untuk
pemilihan harga satuan
Contoh pemilihan harga satuan dengan memperhatikan persyaratan greatest
aggregate quantity adalah sebagai berikut :

Pembeli mempunyai data penjualan di pasaran dalam Daerah Pabean kepada penjual yang
tidak berhubungan dengannya dari barang serupa yang terjadi selama satu minggu :

Jumlah Barang Harga Satuan Frekuensi Total barang


yang laku
(Rp) penjialan terjual untuk
masing-
masing harga satuan
------------------ ----------------- ------------- ---------------------------
1-10 unit 1.000.000 10 kali penjualan a. 5 unit 70 unit

5 kali penjualan a. 4 unit


11-20 unit 950.000 6 kali penjualan a 11 unit 66 unit
> 20 unit 900.000 4 kali penjualan a. 20 unit 80
unit
1 kali penjualan a. 50 unit 50 unit

Dari contoh diatas, jumlah barang yang laku terjual dalam jumlah terbanyak
(greatest aggregate quantity) adalah 80. Harga satuan untuk jumlah barang yang
laku terjual sebanyak 80 uni adalah Rp 900.000,-

Harga satuan Rp 900.000,- inilah yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung
nilai pabean dengan Metode Deduksi. Harga satuan tersebut selanjutnya dikurangi

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 69


dengan biaya-biaya yang timbul setelah pengimporan antara lain berupa komisi
atau keuntungan dan pengeluaran umum, transportasi dan suransi dalam negeri
dan bea masuk serta pajak dalam rangka impor. Hasil pengurangan merupakan
nilai pabean dalam kondisi CIF untuk barang impor yang bersangkutan.

Faktor Pengurangan
Untuk menghitung nilai pabean, harga satuan sebagaimana dimaksud diatas
dikurangi dengan biaya-biaya tertentu, yaitu :
a) Komisi atau keuntungan dan pengeluaran umum atas penjualan
barang impor yang bersangkutan, barang identik atau barang serupa di
pasaran dalam Daerah Pabean;
b) Biaya transportasi, asuransi dan biaya lainnya yang ditanggung oleh
pembeli setelah barang impor yang bersangkutan, barang identik, atau barang
serupa tiba di tempat impor di Daerah Pabean;
c) Bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor.

Harga satuan setelah dikurangi dengan biaya-biaya huruf a, b, dan c diatas menjadi
nilai pabean barang impor yang bersangkutan. Data besarnya biaya yang dimaksud
pada huruf a dan b diperoleh dari pembeli, kecuali data tersebut tidak sesuai
dengan kelaziman yang berlaku di Daerah Pabean.

Kondisi Barang yang Berbeda


Apabila tidak terdapat penjualan di pasaran dalam Daerah Pabean atas barang
impor yang bersangkutan, barang identik atau barang serupa dengan kondisi
barang sama seperti pada waktu diimpor, Metode Deduksi dapat digunakan
berdasarkan barang impor yang bersangkutan,barang identik atau barang serupa
yang dijual di pasaran dalam Daerah Pabean dengan kondisi berbeda, sepanjang
dilakukan penyesuaian atas perbedaan kondisi tersebut. Data yang digunakan
untuk menghitung penyesuaian atas perbedaan kondisi tersebut harus didasarkan
pada data yang obyektif dan terukur.

Tata cara penghitungan nilai pabean berdasarkan Metode IV.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 70


Perhatikan contoh kasus sebagai berikut :

Importir I mengimpor satu party barang X dengan harga per unit yang diberitahukan
adalah CIF USD 30.-. Tidak mungkin bagi Pejabat Bea dan Cukai untuk
menetapkan nilai pabean berdasarkan Metode I, II, atau III karena persyaratan
untuk penggunaan metode-metode tersebut tidak terpenuhi. Dalam penelitian
selanjutnya Pejabat Bea dan Cukai mendapatkan data bahwa pada saat
bersamaan I juga barang identik di pasar dalam negri dengan harga per unit pada
jumlah penjualan terbesar adalah Rp. 700.000,- . Biaya – biaya yang dikeluarkan I
(belum termasuk Bea Masuk, PPN dan PPh) per satuan jenis barang adalah
sebagai berikut :

Transportasi Rp. 25.000,-


Biaya lain (promasi dll) Rp. 25.000,-
Pengeluaran umum Rp. 17.500,-
Keuntungan Rp. 60.000,-
Asuransi dalam negeri Rp. 10.000,-
Data lainnya : BM : 25 % , PPN : 10 % , PPh : 2,5% dan
NDPBM : USD 1.-= Rp.9.000,-

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 71


Tetapkan nilai pabean berdasarkan metode deduksi !

Jawaban :
Masukkan angka-angka diatas didalam rumus sebagai
berikut :
700.000 –(25.000 + 25.000 + 17.500 + 60.000 +
10.000)
NP =
------------------------------------------------------------------------
1 + 0,25 + 0,10 + 0,025 + (0,25 x 0,125)
700.000 – 137.500 562.500
---------------------- = ------------ = 400.000
1.375 + 0.03125 1.40625

Jadi nilai pabean per unit = Rp. 400.000,- = USD 44.44

Importir memberitahukan kepada Pejabat Bea Cukai sebesar USD


30,-. Dengan demikian Importir kedapatan salah memberitahukan
nilai pabean . Pejabat Bea dan Cukai akan mengenakan tambah
bayar Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor serta mengenakan
sanksi admisntrasi.

Latihan Metode Deduksi

Importir H mengimpor barang X dengan harga per unit


diberitahukan CIF USD 0,5. Persyaratan penggunaan metode I,
II dan III tidak terpenuhi. Berdasarkan penelitian didapatkan
data bahwa pada saat bersamaan di pasar dalam negeri
terdapat barang bersangkutan yang dijual importir dalam
jumlah terbesar Rp 20.000 per unit.
Biaya-biaya yang dikeluarkan H (belum termasuk BM dan
PDRI) :
Keuntungan : Rp. 3.000
Pengeluaran Umum : Rp. 2.000
Transportasi : Rp. 2.000
Asuransi : Rp. 625
Data lainnya : BM 10%, PPN 10%, PPh 2,5%
NDPBM USD 1.- : Rp.10.000

Berapakah nilai pabean berdasar Metode IV?

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 72


B. METODE V, METODE KOMPUTASI

Pengertian metode komputasi


Metode Komputasi adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara
menjumlahkan sejumlah unsur pembentuk nilai pabean barang impor yang
bersangkutan.
Unsur pembentuk nilai pabean adalah :
a) biaya atau harga bahan baku dan proses pembuatan atau proses
lainnya yang dilakukan dalam memproduksi barang impor yang
bersangkutan;
b) keuntungan dan pengeluaran umum yang besarnya sama atau
mendekati keuntungan dan pengeluaran umum penjualan barang sejenis
yang dibuat oleh produsen di negara pengekspor untuk dikirim ke Daerah
Pabean;
c) biaya transportasi dari pelabuhan muat ke tempat impor di Daerah
Pabean, termasuk biaya pemuatan, pembongkaran dan penanganan; dan
d) biaya asuransi.
Unsur pembentuk nilai pabean sebagaimana dimaksud diatas termasuk juga
biaya:
a) yang ditanggung oleh pembeli berupa :
i. komisi dan jasa perantara, kecuali komisi pembelian;
ii. biaya pengemas yang untuk kepentingan pabean pengemas tersebut
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan barang yang
bersangkutan; dan / atau
iii. biaya pengapakan meliputi upah tenaga kerja dan material
pengepakan,
b) assist
Metode Komputasi hanya digunakan dalam hal antara penjual dan pembeli
saling berhubungan, dan produsen atau kuasanya bersedia memberikan
informasi kepada pihak pabean mengenai unsur-unsur pembentuk nilai
pabean dan bersedia memberikan fasilitas untuk pemeriksaan lebih lanjut
apabila diperlukan

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 73


Unsur-unsur pembentuk nilai pabean berdasarkan metode komputasi
1) Biaya atau Harga Bahan Baku

Biaya atau harga bahan baku dihitung berdasarkan informasi yang dimiliki
oleh produsen atau kuasanya. Informasi tersebut harus berasal dari pembukuan
produsen barang impor yang bersangkutan dan informasi dimaksud harus dibuat
sesuai dengan prinsip-prinsip umum akuntansi yang berlaku di negera tempat
pembuatan barang.
Dalam hal informasi dimaksud tidak dibuat berdasarkan prinsip-prinsip
umum akuntansi yang berlaku di negara tempat pembuatan barang, maka
penghitungan biaya atau harga bahan baku menggunakan informasi lain yang
relevan, misalnya informasi dari produsen lain yang membuat barang identik atau
serupa.

2) Keuntungan dan Pengeluaran Umum


Data tentang keuntungan dan pengeluaran umum diperoleh dari pembeli
dan data tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai pabean sepanjang nilai
keuntungan dan pengeluaran umum konsisten dengan nilai yang umumnya
terdapat pada barang-barang dari kelas atau jenis yang sama dan diproduksi di
negara yang sama dengan barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya.
Dengan perkataan lain nilai keuntungan dan pengeluaran umum harus selaras
dengan keuntungan dan pengeluaran umum yang terjadi pada praktik komersial
(pricing policies) pada jenis industri yang bersangkutan.
Dalam hal data keuntungan dan pengeluaran umum tidak konsisten dengan
nilai keuntungan dan pengeluaran umum yang umumnya terjadi pada barang dari
kelas atau jenis yang sama (tidak selaras dengan pricing policies yang umum
terjadi), maka penghitungan keuntungan dan pengeluaran umum menggunakan
informasi lain yang relevan, misalnya informasi dari produsen lain yang membuat
barang identik atau serupa.
Untuk menghitung nilai keuntungan dan pengeluaran umum, nilai
keuntungan dan pengeluaran umum tersebut harus dihitung menjadi satu kesatuan.
Dalam kasus tertentu, dapat terjadi bahwa keuntungan produsen rendah
sedangkan pengeluarannya tinggi.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 74


Keuntungan dan pengeluaran tersebut dijumlah dan sepanjang sesuai
dengan hal serupa yang terjadi pada barang dari kelas atau jenis yang sama, maka
keuntungan dan pengeluaran umum tersebut dapat digunakan sebagai unsur
pembentuk nilai pabean berdasarkan Metode Komputasi.

Pemberitahuan kepada Pembeli


Apabila data yang digunakan untuk menghitung nilai pabean berdasarkan
metode komputasi tidak berasal dari produsen barang impor yang bersangkutan,
maka pihak pabean harus memberitahu pembeli tentang hal tersebut. Apabila
pembeli meminta keterangan tentang sumber informasi, data yang digunakan dan
perhitungan yang dilakukan berdasarkan data tersebut, maka perlu diperhatikan
kerahasian data dalam rangka penetapan nilai pabean sebagaimana ditentukan.
Cara penetapan nilai pabean
Perhatikan kasus berikut :
Produsen E di Jepang memberitahukan unsur biaya barang X yang diimpor oleh
Importir I sebagai berikut :
a. harga bahan baku 100 cu
b. ongkos produksi50 cu
c. pengeluaran umum30 cu
d. keuntungan40 cu
e. biaya pemuatan, pembongkaran dan cargo handling di Jepang 10cu
f. freight dari Jepang ke Tanjung Priok10 cu
g. marine cargo insurance5 cu
Tetapkan nilai pabean wajib berdasarkan Metode VI !
Jawaban :
Nilai pabean wajib diberitahukan I adalah :
100 cu + 50 cu + 30 cu + 40 cu + 10 cu + 10 cu + 5 cu = 245 cu.

Latihan Metode Komputasi

Importir C mengimpor dari S diluar negeri satu party


barang X dengan harga diberitahukan USD 1.500,- C
dan S adalah pembeli dan penjual yang saling
berhubungan. Persyaratan penggunaan metode I, II, III
dan IV tidak terpenuhi. Terdapat data biaya satuan atas
barang impor bersangkutan :
Harga bahan baku : USD 1.000
Ongkos produksi : USD 300

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 75


Pengeluaran umum : USD 150
Laba pemasok : USD 200
Biaya handling di luar negeri : USD 40
Freight : USD 100
Marine cargo insurance : USD 10
Biaya handling pelab bongkar : USD 50
Berapakah niali pabean menggunakan metode V ?

C. METODE VI , METODE PENGULANGAN (FALLBACK)

Pengertian Metode VI
Apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan nilai transaksi
barang impor yang bersangkutan, nilai transaksi barang identik, nilai transaksi
barang serupa, Metode Deduksi atau Metode Komputasi, nilai pabean ditetapkan
berdasarkan tata cara yang wajar dan konsisten dengan prinsip dan ketentuan
Pasal VII GATT.
Penetapan nilai pabean berdasarkan Metode VI dilaksanakan dengan cara
mengulangi kembali prinsip dan ketentuan Metode I sampai dengan V yang
diterapkan secara fleksibel berdasarkan data yang tersedia di Daerah
Pabean.Metode VI adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara
mengulangi ketentuan Metode I sampai dengan V dengan pelaksanaan yang
fleksibel, serta memperhatikan prinsip dan ketentuan Pasal VII GATT 1994, dan
berdasarkan data yang tersedia di daerah pabean.
Dalam menetapkan nilai pabean menggunakan Metode VI, sedapat
mungkin berdasarkan pada nilai pabean yang pernah ditetapkan sebelumnya. Dan
harus memperhatikan larangan sebagaimana dimaksud diatas. Dalam
menggunakan Metode VI harus mengikuti hirarki metode penetapan nilai pabean.
Penggunaan Metode I yang diterapkan secara fleksibel lebih diutamakan dari pada
penggunaan Metode II yang diterapkan secara fleksibel, dan seterusnya.

Metode VI menggunakan Prinsip Metode I.


Fleksibilitas diterapkan untuk barang impor yang merupakan barang sewa (bukan
subyek suatu transaksi jual-beli).

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 76


Nilai pabean berdasarkan harga sewa per bulan dikalikan umur ekonomis barang
yang bersangkutan. Penghitungan nilai pabean barang yang disewa dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 77


Contoh perhitungan metode VI - 1

PT. A di Jakarta bergerak di bidang pengeboran minyak, menyewa alat


berat berupa excavator ke perusahaan Z di Singapura. Isi perjanjian
persewaan adalah sebagai berikut :

a. Jangka waktu pembiayaan adalah 12 bulan, dan dapat diperbaharui


b. Pembayaraan sewa per bulan adalah USD 1,000.00. Apabila ada
perpanjangan, pembayaran sewa perbulan berkurang 10%

Atas importasi tersebut, perusahaan A memberikan informasi kepada


Bea dan Cukai tempat impor sebagai berkut :

a. Bukti dokumen menyebutkan bahwa perusahaan Z


mengenakan bunga 9% atas kontrak pembayaran sewa
b. metode II, III dan IV tidak dapat digunakan, karena alat
berat tersebut belum pernah diimpor sebelumnya.
Penetapan dengan Metode V tidak dapat diterapkan,
karena produsen alat berat tidak bersedia memberikan
informasi tentang struktur biaya produksi.
c. Berdasarkan informasi dari Z melalui A, diperkirakan alat
berat tersebut masih dapat dipergunakan secara ekonomis
selama 60 bulan sejak tanggal sewa.
d. Bunga sebesar 9%.

Berapakah nilai pabean berdasarkan metode VI !

Untuk menjawab kasus diatas, maka kita harus menentukan terlebih


dahulu unsur-unsur perhitungan sebagai berikut:
 R1, USD 1,000.00
 R2, USD 900.00 (90% x R1)
 N pada masa sewa, 12 bulan
 N setelah periode sewa, 48 bulan (60 dikurangi 12 bulan)
 i = 9% / tahun = 0.0075/bulan
 Q = 1 + i = 1,0075

Setelah mendapatkan ringkasan unsur-unsur perhitungan


selanjutnya masukkan kedalam rumus tersebut diatas. Karena pada soal
tidak disebutkan sewa dibayar di depan atau dibelakang, maka
perhitungan kita untuk kedua kondisi dimaksud.

1. Jika sewa dibayar dibelakang, berikut ini perhitungannya

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 78


2. Jika sewa dibayar didepan, maka berikut ini perhitungannya.

Metode VI menggunakan Metode II dan III yang ditetapkan secara fleksibel.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 79


Fleksibilitas diterapkan atas :
1). Jangka waktu
Jangka waktu pengapalan barang identik atau barang serupa yang digunakan
sebagai harga satuan dilonggarkan (diperpanjang) menjadi 90 (sembilan
puluh) hari sebelum atau sesudah tanggal B/L atau AWB barang impor yang
sedang ditetapkan nilai pabeannya .

2). Negara asal barang


Barang identik atau barang serupa yang diproduksi di negara lain diluar negara
tempat produksi barang impor yang sedang ditetapkan nilai pabeannya dapat
digunakan untuk dasar menetapkan nilai pabean.

Contoh penerapan metode VI-2 adalah sebagai berikut:

CONTOH PENETAPAN NILAI PABEAN DENGAN METODE VI – 2


Data PIB
Jumla
Harga
Ekspor Impor h Tingkat
Tgl B/L Jenis Barang per
tir tir baran Perdag
case
g

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 80


Snowman
07/03/ 500 whole
E I boardmarker, $5
2013 case saler
made in China
Database nilai pabean
Snowman
10/01/ 500 whole
A B boardmarker, $7
2013 case saler
made in Japan

Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean menggunakan metode VI sesuai prinsip metode II
(VI-2) sebesar $ 7per case atas barang yang diberitahukan oleh Importir I.

Contoh dari penerapan metode VI-3 adalah sebagai berikut:

CONTOH PENETAPAN NILAI PABEAN DENGAN METODE III


Data PIB
Harg Jumla
Ekspor Impor a h Tingkat
Tgl B/L Jenis Barang
tir tir Satua baran Perdag
n g
Flash disk, merek
07/03/201 500 whole
E I Transcend, Made $5
3 unit saler
in China
Database nilai pabean
Flash disk, merek
10/02/201 500
A B Toshiba, Made in $8 Retailer
3 unit
Thailand

Keputusan Pejabat :
Menentukan nilai pabean menggunakan metode VI sesuai prinsip metode III
(VI-3) sebesar $ 8 per unit atas barang yang diberitahukan oleh Importir I.

Metode VI dengan menggunakan Metode IV yang diterapkan secara fleksibel.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 81


Fleksibilitas diterapkan atas :

1). Jangka waktu


Jangka waktu penjualan barang identik atau barang serupa yang digunakan
sebagai data harga satuan dilonggarkan menjadi 90 (sembilan puluh hari)
sebelum atau sesudah tanggal pengimporan barang impor yang sedang
ditetapkan nilai pabeannya.
2). Jumlah penjualan terbesar (the greatest aggregate quantity)
Ketentuan tentang harga satuan berdasarkan jumlah penjualan terbesar (the
greatest aggregate quantity) diterapkan menjadi harga satuan berdasarkan
harga penjualan satu satuan barang.
3). Data harga
a. sumber data harga dapat diperoleh bukan dari penjualan
tangan pertama, dan berasal dari :
i. penjualan eceran (retail), adalah aktifitas
menjual barang ke konsumen akhir dalam jumlah kecil (satuan),

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 82


misalnya : pusat perbelanjaan (supermarket, departement store, car
dealer);
ii. penjualan grosir (wholesaler), adalah
aktifitas menjual dan membeli dalam jumlah besar sehingga harga
menjadi lebih murah, khususnya dijual kepada penjual eceran, misalnya
: pusat penjualan grosir.
b. Data harga tersebut dapat dibuktikan dengan bukti berupa
kuitansi, price list, katalog dari tempat penjualan dimaksud.
c. Dalam hal dijumpai dua atau lebih data harga dari tempat
penjualan yang berbeda digunakan harga rata-rata.

Unsur pengurangan
Unsur pengurangan berupa komisi atau pengeluaran umum dan keuntungan,
transportasi dan asuransi, ditetapkan sebagai berikut.
- Transportasi dan asuransi ditentukan sebesar 5 % dari CIF.
- Jasa PPJK ditentukan sebesar 5 % dari CIF;
- Keuntungan ditentukan sebesar 20% dari landed cost.
Tata cara penghitungan nilai pabean berdasarkan Metode VI menggunakan Metode
Deduksi (Metode IV) yang diterapkan secara fleksibel sebagai berikut.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 83


Perhatikan contoh kasus berikut :

Contoh Penghitungan Metode VI - 4

PT WHO mengajukan pemberitahuan pabean impor dengan


nomor penerimaan 150170 tanggal 15 Januari 2010 dengan
uraian barang sbb :
 Jenis barang : AC Split
 Jumlah: 1 unit
 Merk : Samsung
 Tipe : AS-090VD
 Kapasitas : 1 PK
 Harga : CIF HKD 1,250.67
Metode I s.d V tidak dapat digunakan.
Data-data terkait barang impor sebagai berikut:
 Tarip pos : 8415.10.00.00

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 84


 Bea Masuk : 10%
 PPN : 10%
 PPnBm : 20%
 PPh : 2,5%
 Harga jual ditingkat grosir Rp. 3.199.000,-
 Kurs HKD 1 = Rp. 1.043,17
Bagaimana menghitung nilai pabean menggunakan metode VI-
4?

Untuk menghitung menggunakan metode VI-4, kita lakukan dalam 3 tahap,


yaitu menentukan harga importir, kemudian menghitung faktor multiplikator, dan
terakhir menentukan nilai pabean.

Langkah pertama : tentukan harga importir

Langkah kedua: hitung faktor multiplikator

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 85


Langkah ketiga : tentukan nilai pabean

Ketentuan Larangan dalam Penerapan Metode VI


Untuk mencegah kesewenang-wenangan Pejabat karena adanya prinsip
fleksibelitas, maka ditentukan rambu-rambu dalam menggunakan Metode VI.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 86


4.2. Latihan

1). Jelaskan pengertian metode deduksi !


2). Jelaskan pengertian harga satuan dalam jumlah penjualan terbesar !
3). Apa yang dimaksud dengan pengertian ’harga pasar dalam Daerah Pabean’ ?
4). Jelaskan faktor-faktor pengurangan didalam metode deuksi !
5). Jelaskan pengertian metode komputasi !
6). Sebutkan unsur-unsur pembentuk nilai pabean berdasarkan metode komputas!
7). Jelaskan pengertian metode VI !
8). Jelaskan cara penetuan metode VI dengan menggunakan metode I yang
diterapkan secara fleksibel !
9). Jelaskan cara penetuan metode VI dengan menggunakan metode II atau III
yang diterapkan secara fleksibel !
10). Jelaskan cara penetuan metode VI dengan menggunakan metode IV yang
diterapkan secara fleksibel !
11). Jelaskan ketentuan larangan dalam penggunaan metode VI

4.3. Rangkuman

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 87


Untuk mengingkatkan kembali tentang materi yang telah Anda pelajari , perhatikan
rangkuman berikut :

1). Metode deduksi adalah metode penetapan nilai pabean yang dihitung dari
harga satuan di pasar Daerah Pabean atas barang yang diimpor, barang
identik atau barang serupa, dalam jumlah penjualan terbesar dikurangi dengan
faktor pengurangan.
2). Faktor pengurangan didalam penggunaan metode deduksi pada hakekatnya
adalah biaya-biaya setelah pengimporan (post importation cost). Besarnya
data faktor pengurangan berdasarkan laporan importir.
3). Metode Komputasi adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara
menjumlahkan sejumlah unsur pembentuk nilai pabean barang impor yang
bersangkutan.
4). Unsur pembentuk nilai pabean adalah semua biaya yang dikeluarkan produsen
dinegara pengekspor sampai di tempat impor di Daerah Pabean.Besarnya
unsur pembentuk nilai pabean didasarkan pada data produsen.
5). Metode VI adalah metode penetapan nilai pabean dengan cara mengulangi
ketentuan Metode I sampai dengan V dengan pelaksanaan yang fleksibel,
serta memperhatikan prinsip dan ketentuan Pasal VII GATT 1994, dan
berdasarkan data yang tersedia di daerah pabean.
6). Metode VI dengan menggunakan metode I yang diterapkan secara fleksibel
dapat menggunakan nilai sewa sebagai dasar penghitungan nilai pabeaan.
7). Metode VI dengan menggunakan metode II atau III yang diterapkan secara
fleksibel dapat menggunakan barang identik atau serupa yang dibuat dinegara
yang berbeda dengan tanggal B/L atau AWB barang yang ditetapkan nilai
pabeannya dalam jangka waktu paling lama 90 hari sebelum atau sesudah
tanggal B/L atau AWB barang identik atau serupa .
8). Metode VI dengan menggunakan metode IV yang diterapkan secara fleksibel
dapat menggunakan faktor pengurangan yang telah dipatok pihak pabean
dengan menggunakan faktor multiplikator.
9). Ketentuan-ketentuan larangan dalam penggunaan metode VI, sebagai
konsekuensi dari fleksibelitas, dimaksud agar Pejabat Pabean tidak
sewenang-wenang.

4.4. Test Formatif

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 88


1. Diberitahukan PIB dengan jenis barang disket, ukuran 1,2 MB, Snformatted ,
merek : Verbatim , Made in Japan dengan tanggal B/L 14/06/2010. Data di
pihak pabean adalah disket, ukuran 1,2 MB, unformatted, merek : Verbatim ,
Made in Japan dengan tanggal B/L 20/04/2010. Jika Pejabat Bea dan Cukai
menggunakan data tersebut sebagai dasar penetapan nilai pabean , maka ia
menggunakan :
a. Metode II.
b. Metode III.
c. Metode IV.
d. Metode VI.

2. Diberitahukan PIB dengan jenis barang disket, ukuran 1,2 MB , unformated ,


merek : Verbatim , Made in Japan dengan tanggal B/L 14/06/2010. Data di
pihak pabean adalah disket, ukuran 1,2 MB, unformated, merek : Verbatim,
Made in Malaysia dengan tanggal B/L 20/05/2010. Jika Pejabat Bea dan
Cukai menggunakan data tersebut sebagai dasar penetapan nilai pabean ,
maka ia menggunakan :
a. Metode II.
b. Metode III.
c. Metode IV.
d. Metode VI.

3. Diberitahukan PIB dengan jenis barang Televisi Berwarna, ukuran 14 ” ,


merek : X , art. U14 , buatan Japan, dengan tanggal PIB 01/07/2010. Data
penjualan barang identik di pasar dalam daerah pabean yang diajukan
importir adalah terjadi pada tanggal 28/06/2010. Jika Pejabat Bea dan Cukai
menggunakan data tersebut sebagai dasar penetapan nilai pabean , maka ia
menggunakan :
a. Metode II.
b. Metode III.
c. Metode IV.
d. Metode VI.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 89


4. Diberitahukan PIB dengan jenis barang Televisi Berwarna, ukuran 14 ” ,
merek : X , art. U14 , buatan Japan, dengan tanggal PIB 01/07/2010. Data
penjualan barang identik di pasar dalam daerah pabean yang diajukan
importir adalah terjadi pada tanggal 28/05/2010. Pejabat Bea dan Cukai
menggunakan data tersebut sebagai dasar penetapan nilai pabean , maka ia
menggunakan :

a. Metode II.
b. Metode III.
c. Metode IV.
d. Metode VI.

5. Diberitahukan PIB dengan jenis barang Televisi Berwarna, ukuran 14 “ ,


merek : X , art. U14 , buatan Japan, dengan tanggal PIB 01/07/2010.
Terdapat penjualan barang di pasar dalam daerah pabean yang diajukan
Importir adalah terjadi pada tanggal 25/06/2010, jaitu Televisi Berwarna,
ukuran 14 “, merek : X, art. U14, Made in Thailand. .Jika Pejabat Bea dan
Cukai menggunakan data tersebut sebagai dasar penetapan nilai pabean ,
maka ia menggunakan :
a. Metode VI.
b. Metode III.
c. Metode IV.
d. Metode II.

6. Dalam penggunaan metode komputasi, pihak Pabean :


a. dapat menggunakan upaya paksa agar pemasok di luar negeri
memberikan data-data guna penelitian nilai pabean.
b. tidak dapat memaksa pemasok di luar negeri untuk memberikan
data guna penelitian nilai pabean .
c. dengan sepengetahuan pemerintah negara domisili pemasok, dapat
memaksa pemasok di luar negeri untuk memberikan data guna penelitian
nilai pabean.
d. dengan persetujuan importir, dapat memaksa pemasok di luar
negeri untuk memberikan data guna penelitian nilai pabean.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 90


7. Metode deduksi adalah metode untuk menetapkan nilai pabean dengan cara
mengurangkan dengan sejumlah faktor pengurangan terhadap :
a. barang yang diimpor, barang identik, atau barang serupa yang dijual
dipasar negara pengimpor.
b. barang identik atau barang serupa yang dijual dipasar negara
pengimpor.
c. barang identik yang dijual dinegara pengimpor.
d. barang yang diimpor, barang identik, atau barang serupa yang dijual
dipasar negara pengekspor.

8. Dalam menetapkan nilai pabean berdasarkan metode VI, pejabat Bea dan
Cukai dapat :
a. memilih alternatif yang paling menguntungkan penerimaan negara
jika terdapat beberapa alternatif nilai.
b. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pasar dinegara
pengekspor.
c. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pabean minimal.
d. menetapkan nilai pabean berdasarkan barang identik yang tanggal
B/L-nya lebih dari 30 hari sebelum tanggal B/L dari PIB yang sedang
ditetapkan nila pabeannya.

9. Dalam menetapkan nilai pabean berdasarkan metode VI, pejabat Bea dan
Cukai dapat:
a. memilih alternatif yang paling menguntungkan penerimaan negara
jika terdapat beberapa alternative nilai.
b. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pasar dinegara
pengekspor.
c. menetapkan nilai pabean berdasarkan barang identik yanag negara
pembuatannya berbeda dengan yang diberitahukan didalam PIB.
d. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pabean minimal.

10. Yang dimaksud 'harga jual dipasar dalam daerah pabean', dialam metode
deduksi, adalah :
a. harga jual dipasar Glodok.
b. harga jual di tingkat agen.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 91


c. harga jual importir.
d. harga jual pengecer.

11. Penyesuaian jumlah dan tingkat perdagangan hanya diperlukan apabila


Pejabat BC akan menetapkan nilai pabean berdasarkan :
a. metode I, II dan III.
b. metode II, III dan IV.
c. metode III, IV dan V.
d. metode II, III dan VI.

12. Dalam menetapkan nilai pabean berdasarkan metode VI, Pejabat BC dapat
menetapkan nilai pabean berdasarkan :
a. menggunakan barang identik yang negara pembuatannya berbeda.
b. harga pasar barang identik di negara pengekspor.
c. nilai pabean minimal (harga patokan).
d. penggunaan alternatif yang paling menguntungkan penerimaan negara.

13. Faktor-faktor pengurangan dari harga satuan dari penjualan di pasar Daerah
Pabean untuk penetapan nilai pabean berdasarkan metode deduksi, adalah
biaya-biaya setelah barang tiba di pelabuhan tujuan di Daerah Pabean,
berupa :
a. harga FOB, komisi, keuntungan, pengeluaran umum, biaya
transportasi, asuransi serta biaya lainya, bea masuk dan pajak dalam
rangka impor.
b. harga bahan baku, ongkos produksi, komisi, keuntungan, pengeluaran
umum, biaya transportasi, asuransi serta biaya lainya, bea masuk dan
pajak dalam rangka impor.
c. komisi, keuntungan, pengeluaran umum, biaya transportasi, asuransi
serta biaya lainya , bea masuk dan pajak dalam rangka impor.
d. harga CIF, komisi, keuntungan, pengeluaran umum, biaya transportasi,
asuransi serta biaya lainya , bea masuk dan pajak dalam rangka impor.

14. Didalam menerapkan Metode VI , Pejabat Bea dan Cukai dapat …


a. memilih alternatif yang paling menguntungkan keuangan Negara.
b. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga patokan.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 92


c. menetapkan nilai pabean berdasarkan nilai sewa.
d. menetapkan nilai pabean berdasarkan harga pasar dinegara
pengekspor.

15. Yang dimaksud dengan harga pasar didalam Daerah Pabean didalam
penerapan metode VI adalah …
a. harga jual importer.
b. harga jual eksportir.
c. harga barang sampai barang impor keluar dari Kawasan Pabean.
d. harga jual ditingkat retailer atau whole saler.

4.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Terdapat 15 (lima belas) soal latihan yang tersedia.Silakan Anda memberikan


penilaian sendiri dengan jujur.
Tabel tingkat –tingkat penguasaan Anda adalah sebagai berikut :
 Jika Anda menadapatkan score 90 % s/d 100 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik Sekali”.
 Jika Anda menadapatkan score 75 % s/d 85 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik” .
 Jika Anda menadapatkan score 60 % s/d 70 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Cukup”.
 Jika Anda menadapatkan score 0 s/d 55 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”kurang”.

Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 93


PENELITIAN DAN PENETAPAN NILAI PABEAN

Indikator Keberhasilan.

Setelah melaksanakan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan


mampu :
a. melakukan penelitian dan pengujian
kewajaran pemberitahuan nilai pabean nilai pabean;
b. menerbitkan Informasi Nilai Pabean (INP)
dan melakukan penelitian terhadap Deklarasi Nilai Pabean
(DNP);
c. melakukan Konsultasi Nilai Pabean;
d. menuangkan penetapan nilai pabean

A. PENELITIAN DAN PENGUJIAN NILAI PABEAN


Dalam rangka menentukan nilai pabean untuk penghitungan bea masuk,
Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian terhadap nilai pabean yang
diberitahukan dalam pemberitahuan pabean impor dan semua dokumen yang
menjadi lampirannya, yang meliputi :
a) mengidentifikasi apakah barang impor yang
bersangkutan merupakan obyek suatu transaksi jual beli yang menyebabkan
barang ekspor ke dalam Daerah Pabean;
b) meneliti persyaratan nilai transaksi untuk dapat
diterima dan ditetapkan sebagai nilai pabean;
c) meneliti unsur biaya-biaya dan/atau nilai yang
seharusnya tidak termasuk dalam nilai transaksi;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 94


d) meneliti unsur biaya-biaya dan/atau nilai yang
seharusnya ditambahkan pada nilai transaksi;
e) penelitian hasil pemeriksaan fisik, untuk barang-
barang-barang yang dilakukan pemeriksaan fisik;
f) menguji kewajaran pemberitahuannilai pabean
yang tercantum pada pemberitahuan pabean impor.
Penelitian nilai pabean tersebut diatas, tidak dilakukan terhadap
pemberitahuan pabean impor apabila :
a) pemberitahuan impor diajukan oleh importir produsen dengan resiko rendah;
b) importasinya mendapatkan jalur Mitra Utama (MITA) prioritas; atau
c) importasinya mendapatkan jalur Mitra Utama (MITA) non-prioritas.
Namun demikian terhadap pemberitahuan pabean impor yang diajukan oleh
importir produsen dengan resiko rendah atau oleh importir yang mendapatkan jalur
MITA non-prioritas yang mengimpor ;
a) barang ekspor yang diimpor kembali;
b) barang yang terkena pemeriksaan acak;
c) barang impor tertentu yang ditetapkan pemerintah,
tetap dilakukan penelitian terhadap nilai pabean dan semua dokumen yang
menjadi lampirannya.
Dalam hal hasil pemeriksaan fisik tidak dapat digunakan untuk digunakan
untuk melakukan penelitian nilai pabean, maka Pejabat Bea dan Cukai dapat
mengembalikan hasil pemeriksaan fisik tersebut kepada pemeriksa barang untuk
dilengkapi sehingga dapat menunjukkan jenis, spesifikasi, satuan, dan jumlah
barang dengan jelas.
Apabila berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa :
a) barang impor yang bersangkutan bukan merupakan obyek suatu transaksi jual
beli;
b) persyaratan nilai transaksi untuk dapat diterima dan ditetapkan sebagai nilai
pabean tidak terpenuhi;
c) unsur biaya-biaya dan/atu nilai yang harus ditambah/tidak termasuk pada nilai
transaksi tidak dapat dihitung dan/atau tidak didasarkan bukti nyata atau data
yang obyektif dan terukur; atau
d) hasil pemeriksaan fisik menunjukkan jenis, spesifikasi atau jumlah barang yang
diberitahukan tidak sesuai dengan pemberitahuan.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 95


Pejabat Bea dan Cukai menentukan nilai pabean berdasarkan nilai transaksi
barang identik sampai dengan metode pengulangan (fallback) yang diterapkan
sesuai hierarkhi pengunaannya.Pejabat Bea dan Cukai melakukan pengujian
kewajaran bilamana berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa :
a) barang impor yang bersangkutan merupakan obyek suatu transaksi jual beli ;
b) persyaratan nilai transaksi untuk dapat diterima dan ditetapkan sebagai nilai
pabean dipenuhi;
c) unsur biaya-biaya dan/atu nilai yang harus ditambah/tidak termasuk pada nilai
transaksi dapat dihitung berdasarkan bukti nyata atau data yang obyektif dan
terukur; atau
d) hasil pemeriksaan fisik menunjukkan jenis, spesifikasi atau jumlah barang yang
diberitahukan sesuai dengan pemberitahuan.

DATABASE NILAI PABEAN.


Database Nilai Pabean adalah kumpulan data nilai barang impor dalam
Cost, Insurance, dan Freight (CIF) dan/atau nilai barang impor yang telah dilakukan
penghitungan kembali, yang tersedia di Daerah Pabean. Dalam rangka penelitian
nilai pabean, Pejabat Bea dan Cukai dapat menggunakan Database Nilai Pabean.
Database Nilai Pabean dimaksud terdiri atas:
a). Database Nilai Pabean I; dan
b). Database Nilai Pabean II.

DATABASE NILAI PABEAN I


Database Nilai Pabean I disusun, dimutakhirkan, dan ditetapkan oleh Direktur
Teknis Kepabeanan untuk dan atas nama Direktur Jenderal;
Sumber data Database Nilai Pabean I adalah:
a) Database Nilai Pabean II;
b) Pemberitahuan pabean impor yang telah ditentukan nilai pabeannya
berdasarkan nilai transaksi;
c) Data pada Laporan Hasil Audit yang nilai pabeannya ditentukan berdasarkan
nilai transaksi;
d) Data pada Surat Keputusan Keberatan yang nilai pabeannya ditentukan
berdasarkan nilai transaksi; dan/atau

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 96


e) Katalog, brosur, atau informasi lainnya yang berasal dari dalam dan luar
Daerah Pabean yang telah dilakukan proses penghitungan kembali.
Proses penyusunan dan pemutakhiran Database Nilai Pabean I dilakukan dengan
tahapan pengumpulan dan analisis bahan Database Nilai Pabean I. Pengumpulan
bahan dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berasal dari sumber data
Database Nilai Pabean I sebagaimana tersebut diatas.
Analisis bahan Database Nilai Pabean meliputi:
a) frekuensi importasi;
b) kecenderungan atau fluktuasi harga;
c) profil importir; dan/atau
d) penambahan dan/atau pengurangan unsur-unsur biaya dan/atau unsur-unsur
lainnya pada harga barang impor untuk mendapatkan nilai Cost, Insurance,
and Freight.
Hasil penyusunan dan pemutakhiran dimaksud ditetapkan menjadi Database Nilai
Pabean I. Database Nilai Pabean I sekurang-kurangnya memuat elemen data:
a) tanggal awal berlaku;
b) nomor dan tanggal identitas Database Nilai Pabean I;
c) klasifikasi barang;
d) uraian barang;
e) valuta;
f) negara asal;
g) satuan barang; dan
h) harga satuan.

Direktur Teknis Kepabeanan mendistribusikan Database Nilai Pabean I ke


Kantor Wilayah, Kantor Pelayanan Utama dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai, yang dilakukan melalui:
a) Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean I;
b) akses internet; atau
c) media lainnya.
Pendistribusian Database Nilai Pabean I melalui akses internet, dilakukan dengan
memberikan hak akses Database Nilai Pabean I kepada Kantor Wilayah, Kantor
Pelayanan Utama dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang
telah mengajukan surat permintaan akses Database Nilai Pabean I kepada Direktur
Teknis Kepabeanan yang dilampiri dengan Surat permintaan akses Database Nilai

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 97


Pabean I dimaksud dilampiri nama email kantor disertai dengan nama Pejabat Bea
dan Cukai yang diberi wewenang hak akses.
Database Nilai Pabean I digunakan sebagai:
a) parameter dalam kegiatan pengujian kewajaran pemberitahuan nilai pabean;
b) salah satu data untuk penentuan dan penetapan nilai pabean secara official
assessment;
c) salah satu data untuk penentuan dan penetapan kembali nilai pabean oleh
Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal; dan/atau
d) salah satu data untuk penentuan dan penetapan nilai pabean oleh Pejabat Bea
dan Cukai dengan menggunakan metode pengulangan (fallback).
Database Nilai Pabean I digunakan secara nasional pada Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai , dan Database Nilai Pabean I berlaku sejak tanggal awal berlaku yang
tertera dalam Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean I, serta dilakukan
pemutakhiran secara periodik sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan.
Data nilai pabean pada Database Nilai Pabean I ada dalam Sistem Komputer
Pelayanan paling lama 2 (dua) tahun sejak tanggal Database Nilai Pabean I.

DATABASE NILAI PABEAN II


Database Nilai Pabean II disusun, dimutakhirkan, dan ditetapkan oleh
Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai untuk
dan atas nama Direktur Jenderal. Sumber data Database Nilai Pabean II adalah
Nilai Pabean pada Pemberitahuan Impor Barang yang tanggal Bill of Lading (B/L)
atau Air Way Bill (AWB)-nya paling lama 60 (enam puluh) hari sebelum penyusunan
Database Nilai Pabean II. Nilai Pabean dimaksud adalah Nilai Pabean yang
ditentukan berdasarkan nilai transaksi dan telah dilakukan analisis oleh Kepala
Bidang Pelayanan Pabean dan Cukai atau Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai.
Pemberitahuan Impor Barang yang digunakan sebagai sumber data harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a). barang yang diimpor sesuai dengan bidang usaha importir (nature of
business); dan
b). memuat dengan jelas mengenai uraian, spesifikasi, jumlah dan satuan barang.
Proses penyusunan dan pemuktahiran Database Nilai Pabean II dilakukan
dengan tahapan pengumpulan dan analisis bahan Database Nilai Pabean II , yang

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 98


dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berasal dari sumber data
Database Nilai Pabean II sebagaimana dimaksud diatas. Analisis bahan Database
Nilai Pabean II meliputi penelitian kesesuaian bidang usaha importir (nature of
business) dan/atau uraian, spesifikasi, jumlah dan satuan barang. Hasil
penyusunan dan pemuktahiran data ditetapkan menjadi Database Nilai Pabean II.
Penetapan dilakukan melalui Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean II. Database
Nilai Pabean II memuat 1 (satu) record untuk setiap jenis barang identik. Database
Nilai Pabean II sekurang-kurangnya memuat elemen data:
a) tanggal awal berlaku;
b) nomor dan tanggal identitas Database Nilai Pabean II;
c) klasifikasi barang;
d) uraian barang;
e) jumlah barang;
f) valuta;
g) negara asal;
h) nama dan alamat negara pemasok;
i) satuan barang;
j) harga satuan; dan
k) nomor dan tanggal B/L atau AWB.
Kepala Kantor Wilayah DJBC mendistribusikan Database Nilai Pabean II ke Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang berada dibawah pengawasannya
dan kepada Direktur Teknis Kepabeanan. Pendistribusian dan penyampaian
dilakukan melalui:
a) Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean II;
b) akses internet; atau
c) media lainnya.
Direktur Teknis Kepabeanan melakukan supervisi dan evaluasi atas penetapan
Database Nilai Pabean II.
Database Nilai Pabean II digunakan sebagai:
a) Test Value dalam rangka identifikasi hubungan antara penjual dan pembeli
yang mempengaruhi harga dalam hal pembeli tidak menyerahkan test value;
b) parameter dalam kegiatan pengujian kewajaran pemberitahuan nilai pabean
dalam hal tidak ditemukan data pembanding pada Database Nilai Pabean I;

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 99


c) salah satu data untuk penentuan dan penetapan nilai pabean oleh Pejabat Bea
dan Cukai dengan menggunakan nilai transaksi barang indentik atau nilai
transaksi barang serupa.
Database Nilai Pabean II dapat digunakan di lingkungan Kantor Wilayah
dan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai, dan berlaku sejak tanggal awal
berlaku yang tertera dalam sistem aplikasi Database Nilai Pabean II. Pemutakhiran
Database Nilai Pabean II dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
bulan. Data nilai pabean pada Database Nilai Pabean II ada di dalam Sistem
Komputer Pelayanan paling lama 120 (seratus dua puluh) hari sejak tanggal
identitas Database Nilai Pabean II.
Dalam hal terdapat Pemberitahuan Impor Barang dengan data barang identik yang
sama dengan data barang identik di Database Nilai Pabean I, maka Kantor Wilayah
dan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai:
a) tidak perlu membuat data yang sama pada Database Nilai Pabean II; dan
b) memberikan informasi kepada Direktur Teknis Kepabeanan untuk
pemuktahiran Database Nilai Pabean I.
Database Nilai Pabean I dan Database Nilai Pabean II hanya dapat diakses oleh
Pejabat Bea dan Cukai yang melaksanakan tugas untuk meneliti nilai pabean atau
menyusun Database Nilai Pabean I atau Database Nilai Pabean II.
Dalam hal sistem aplikasi Database Nilai Pabean II belum tersedia, maka:
a) Penyusunan dan pemuktahiran dilakukan secara manual.
b) Penetapan Database Nilai Pabean II dilakukan dengan menerbitkan Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea
dan Cukai; dan
c) Pendistribusian dan penyampaian Database Nilai Pabean II , dilakukan melalui
surat elektronik (e-mail) atau media lainnya.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 100


UJI KEWAJARAN
Pengujian kewajaran pemberitahuan nilai pabean dilakukan dengan cara
membandingkan nilai pabean yang diberitahukan didalam pemberitahuan pabean
impor dengan harga barang identik pada Data Base Nilai Pabean I. Nilai Pabean
yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean impor dikategorikan :
a). wajar, apabila dalam penelitian kewajaran menunjukkan bahwa nilai pabean
yang diberitahukan kedapatan :
- lebih rendah dibawah 5 %;
- lebih rendah sebesar 5 %;
- sama; atau
- lebih besar
dari barang identik pada Data Base Nilai Pabean I .

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 101


b). tidak wajar, apabila dalam penelitian kewajaran menunjukkan bahwa nilai
pabean yang diberitahukan kedapatan lebih rendah diatas 5 % dari harga
barang identik pada Data Base Nilai Pabean I.
Dalam hal berdasarkan hasil uji kewajaran, terdapat :
a). nilai pabean wajar, maka Pejabat Bea dan Cukai menetukan nilai pabean
berdasarkan nilai transaksi barang yang bersangkutan ;
b). nilai pabean tidak wajar, maka Pejabat Bea dan Cukai :
- menentukan nilai pabean berdasarkan nilai
transaksi barang yang bersangkutan dan mengkonfirmasikan ke unit
penindakan dan penyidikan Kantor Pabean untuk importir kategori risiko
rendah; atau
- menerbitkan INP untuk importir kategori resiko
sedang, importir kategori resiko sedang, importir kategori resiko tinggi atau
importir kategori resiko sangat tinggi.
Dalam hal tidak ditemukan data pembanding barang identik dalam Data Base Nilai
Pabean I, maka Pejabat Bea dan Cukai melakukan pengujian kewajaran dengan
data pembanding barang identik dalam Data Base Nilai Pabean II.
Nilai Pabean yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean impor
dikategorikan:
a. wajar , apabila berdasarkan hasil penelitian kewajaran
menunjukkan bahwa nilai pabean yang diberitahukan :
- sama ; atau
- lebih besar,
dari harga barang identik pada Data Base Nilai Pabean II.
b. tidak wajar, apabila berdasarkn hasil penelitian kewajaran menunjukkan bahwa
nilai pabean yang diberitahukan lebih rendah dari harga barang identik pada
Data Base Nilai Pabean II.
Dalam hal hasil uji kewajaran, terdapat :
i. nilai pabean wajar, maka Pejabat Bea dan Cukai menentukan nilai
pabean berdasarkan nilai transaksi barang yangbersangkutan;
ii. nilai pabean tidak wajar atau tidak ditemukan data pembanding,
maka, maka Pejabat Bea dan Cukai :
- menentukan nilai pabean berdasarkan nilai
transaksi barang bersangkutan dan menginformasikan ke unit penindakan

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 102


dan penyidikan Kantor Pabean untuk importir umum kategori resiko rendah;
atau
- menerbitkan INP untuk importir kategori resiko
sedang, importir kategori resiko tinggi atau importir kategori resiko sangat
tinggi.

B. INFORMASI NILAI PABEAN (INP) DAN DEKLARASI NILAI PABEAN (DNP)

Dalam hal didapat nilai pabean tidak wajar dan pemberitahuan pabean
impor diajukan oleh importir kategori resiko sedang, importir kategori resiko tinggi
atau importir kategori resiko sangat tinggi, maka Pejabat Bea dan Cukai
menerbitkan dan mengirimkan INP dan diserahkan kepada melalaui media
elektronik atau dengan cara pengiriman lainnya. INP adalah pemberitahuan
Pejabat Bea dan Cukai kepada importir untuk menyerahkan pernyataan tentang
fakta yang berkaitan dengan transaksi barang yang diimpor.
Atas penerbitan INP oleh Pejabat Bea dan Cukai dimaksud, importir harus :
a). menyerahkan DNP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
diterbitkannya INP bilamana kantor menggunakan sistem PDE atau 5 (lima)
hari kerja bilamana kantor belum PDE;
b). menyerahkan semua informasi, dokumen, dan/atau pernyataan yang
diperlukan dalam rangka penentuan nilai pabean;
c). memberikan penjelasan baik secara lesan maupun tertulis tentangbagaimana
pembeli atau kuasanya menghitung nilai pabean, unsusr-unsur pembentuk nilai
pabean, dan hal-hal lain berkaitan dengan transaksi yang bersangkutan.

Dalam hal berdasarkan hasil penelitian DNP terdapat nilai transaksi belum dapat
diyakini kebenarannya dan keakuratannya, Pejabat Bea dan Cukai dapat
melakukan konsultasi dengan importir yang bersangkutan atau kuasanya.Bentuk
Informasi Nilai Pabean (INP) dan Deklarasi Nilai Pabean ( DNP) adalah sebagai
berikut : .

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 103


APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 104
APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 105
APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 106
C. KONSULTASI NILAI PABEAN

Dalam rangka penelitian nilai pabean, Pejabat Bea dan Cukai melakukan
pengujian kewajaran nilai pabean yang tercantum pada pemberitahuan pabean
impor dapat melakukan konsultasi. Konsultasi adalah kegiatan klarifikasi atau
permintaan penjelasan lebih lanjut dari Pejabat Bea dan Cukai kepada Importir
atau kuasanya atas Deklarasi Nilai Pabean untuk menentukan keakuratan nilai
transaksi.
Pejabat Bea dan Cukai menerbitkan INP, apabila hasil pengujian kewajaran
apabila didalam pengujian kewajaran kedapatn nilai pabean yang diberitahukan
tidak wajar atau tidak ditemukan data pembanding. INP dimaksud dikirimkan
kepada importir melalui media elektronik atau media lainnya. Atas INP yang
dikirimkan dimaksud, importir harus:
a) menyerahkan DNP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
setelah diterbitkannya INP;
b) menyerahkan semua informasi, dokumen, dan/atau pernyataan yang
diperlukan dalam rangka penentuan nilai pabean; dan
c) memberikan penjelasan baik secara lisan maupun tertulis tentang
bagaimana pembeli atau kuasanya menghitung nilai pabean, unsur-unsur
pembentuk nilai pabean, dan hal-hal lain berkaitan dengan transaksi yang
bersangkutan.
Pemberian penjelasan secara lisan sebagaimana dimaksud hanya
dilakukan dalam kerangka konsultasi. Kantor Pabean yang belum menerapkan
Sistem Komputer Pelayanan, penyerahan DNP dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah diterbitkannya INP. Terhadap hasil penelitian
DNP yang nilai transaksinya belum dapat diyakini kebenaran dan keakuratannya,
Pejabat Bea dan Cukai dapat melakukan konsultasi dengan importir yang
bersangkutan atau kuasanya.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 107


Konsultasi hanya dilakukan terhadap importir kategori risiko menengah
atau importir kategori risiko tinggi. Pembatasan kategori importir dilakukan dalam
rangka bimbingan kepatuhan dan manajemen risiko. Dalam rangka konsultasi,
Pejabat Bea dan Cukai menerbitkan Surat Pemberitahuan Konsultasi Nilai Pabean
(SPKNP) kepada importir atau kuasanya yang disampaikan melalui media
elektronik atau media lainnya. Dalam SPKNP dicantumkan data, informasi dan/atau
dokumen yang perlu penjelasan lebih lanjut.
Dalam rangka konsultasi nilai pabean ini, Importir atau kuasanya harus
hadir di Kantor Pabean:
a) dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal SPKNP dalam hal
disampaikan melalui media elektronik.
b) dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak tanggal SPKNP dalam hal
disampaikan melalui media lainnya.
Dalam hal konsultasi dihadiri oleh kuasa importir harus dilengkapi surat kuasa
sesuai contoh terlampir.
Pelaksanaan konsultasi dilakukan di Kantor Pabean dan harus disaksikan
oleh minimal 1 (satu) orang Pejabat Bea dan Cukai lainnya yang ditunjuk oleh
Kepala Kantor Pabean.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 108


Dalam hal importir atau kuasanyatidak hadir atau tidak dapat memberikan
penjelasan yang meyakinkan Pejabat Bea dan Cukai tentang kebenaran dan
keakuratan nilai transaksi barang yang diimpor Pejabat Bea dan Cukai menentukan
nilai pabean berdasarkan nilai transaksi barang identik sampai dengan metode
pengulangan sesuai hierarki penggunaannya.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 109


Dalam konsultasi, Importir atau kuasanya wajib memberikan penjelasan
yang diminta oleh Pejabat Bea dan Cukai. Dalam memberikan penjelasan, importir
atau kuasanya dapat memberikan data tambahan yang objektif dan terukur.
Konsultasi dituangkan dalam Berita Acara Konsultasi Nilai Pabean dan
ditandatangani oleh Pejabat Bea dan Cukai, importir atau kuasanya dan saksi yaitu
Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk Kepala Kantor Pabean. Pelaksanaan
konsultasi nilai pabean antara Pejabat Bea dan Cukai dan importir atau kuasanya
dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 110


APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 111
D. PENETAPAN NILAI PABEAN

Dalam melakukan penetapan nilai pabean, Pejabat Bea dan Cukai harus
mengisi Lembar Penelitian dan Penetapan Nilai Pabean (LPPNP), yang
merupakan kertas kerja dan risalah penetapan nilai pabean yang dilakukan oleh
Pejabat Bea dan Cukai.Terhadap Kantor Pabean yang telah menerapkan Sistem
Komputer Pelayanan, pengisan LPPNP dilakukan melalui Sistem Komputer
Pelayanan. Sebaliknya terhadap Kantor Pabean yang belum menerapkan Sistem

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 112


Komputer Pelayanan, pengisian LPPNP dilakukan secara manual. Bentuk dan
petunjuk pengisian LPPNP diatur didalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai No. P-39/BC/2010 terlampir.
Untuk memperjelas alur kegiatan penelitian dan penetapan nilai pabean,
berikut ini bagan alur hal tersebut.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 113


Penjelasan bagan alur.

Dari bagan alur diatas tergambar proses penelitian dan penetapan nilai pabean,
dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Importir menyerahkan pemberitahuan impor barang (PIB).

Importir kategori Mitra Utama (MITA) dan Importir Produsen (IP) kategori Low
Risk nilai pabean yang diberitahukan langsung diterima. Selanjutnya penelitian
atas kebenaran nilai pabean yang diberitahukan melalui audit kepabeanan.

2. Pejabat melakukan pengujian nilai pabean, meliputi harus adanya kondisi jual
beli, terpenuhinya persyaratan nilai transaksi, hingga kebenaran jumlah
dan/atau jenis barang dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik.

3. Penetapan nilai pabean menggunakan metode II sampai dengan VI dalam hal


persyaratan nilai transaksi tidak terpenuhi.

4. Bilamana persyaratan nilai transaksi terpenuhi, penelitian berlanjut pada uji


kewajaran nilai pabean menggunakan DBNP I barang identik. Taraf toleransi
selisih kurang pemberitahuan adalah maksimal 5%.

5. Nilai pabean ditetapkan menggunakan nilai transaksi (metode I) dalam hal nilai
pabean yang diberitahukan wajar.

6. Jika nilai pabean diberitahukan tidak wajar karena selisih kurang lebih dari 5%
dari data barang identik pada DBNP I maka dilakukan penelitian profil importir.

7. Uji kewajaran menggunakan DBNP II barang identik dilakukan jika tidak


terdapat DBNP I barang identik yang dapat digunakan. Tidak ada toleransi
selisih kurang pada pemberitahuan nilai pabean pada uji kewajaran ini. Nilai
pabean dianggap wajar bilamana sama besar atau lebih tinggi dengan DBNP II
barang identik.

8. Nilai pabean ditetapkan menggunakan nilai transaksi (metode I) dalam hal nilai
pabean yang diberitahukan wajar.

9. Bilamana tidak terdapat data barang identik pada DBNP II maka dilakukan
penelitian profil importir. Terdapat empat kategori pada database profil importir,
yaitu low risk (resiko rendah), medium risk (resiko sedang), high risk (resiko
tinggi), dan very high risk (resiko sangat tinggi).

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 114


10. Nilai pabean ditetapkan menggunakan nilai transaksi (metode I) dalam hal
importir termasuk kategori low risk.

11. Bilamana importir termasuk kategori medium risk, high risk dan very high risk,
maka diterbitkan Deklarasi Nilai Pabean (DNP).

12. Dalam hal DNP tidak diserahkan atau diserahkan tetapi melebihi waktu yang
ditentukan maka nilai pabean ditetapkan menggunakan metode II sampai
dengan VI secara hierarkhi.

13. Selanjutnya pejabat meneliti DNP dan dimungkinkan untuk konsultasi nilai
pabean untuk meyakinkan kebenaran nilai yang diberitahukan.

14. Nilai pabean ditetapkan menggunakan nilai transaksi (metode I) dalam hal
DNP didukung data yang mampu meyakinkan pejabat.

15. Nilai pabean ditetapkan menggunakan metode II sampai dengan VI dalam hal
DNP tidak diserahkan atau DNP tidak meyakinkan pejabat.

16. Pejabat peneliti dokumen membuat Lembar Penelitian dan Penetapan Nilai
Pabean (LPPNP) atas penetapan nilai pabean.

LPPNP

LPPNP adalah dokumen yang dibuat pejabat pemeriksa dokumen yang


memuat hasil penelitian dan penetapan nilai pabean. Dalam Undang-undang
Kepabeanan diatur bahwa penetapan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal pemberitahuan pabean impor. Penetapan hanya dilakukan jika nilai
pabean yang diberitahukan berbeda dengan nilai pabean barang yang
sebenarnya, sehingga berakibat:
1. bea masuk kurang dibayar jika nilai pabean ditetapkan lebih tinggi, atau
2. bea masuk lebih dibayar jika nilai pabean ditetapkan lebih rendah.
LPPNP berfungsi sebagai kertas kerja sekaligus sebagai risalah penetapan
nilai pabean yang akan digunakan untuk penyelesaian selanjutnya bilamana
importir mengajukan keberatan atau banding. Untuk kantor pabean yang telah
menerapkan Sistem Komputer Pelayanan, pengisian LPPNP dilakukan melalui
Sistem Komputer Pelayanan, sedangkan dalam hal belum tersedia di Sistem
Komputer Pelayanan, pengisian LPPNP dilakukan secara manual.
Untuk mengetahui seperti apa LPPNP, berikut ini format LPPNP yang telah
diatur dalam P-39/BC/2010.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 115


Gambar diatas adalah lembar pertama LPPNP. Lembar selanjutnya dapat kita
lihat pada gambar di bawah ini.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 116


LPPNP yang telah dibuat PFPD akan digunakan sebagai dasar untuk
penerbitan SPTNP yang sering disebut dengan Notul (nota pembetulan).

SPTNP

SPTNP(Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean) diterbitkan dalam hal


terdapat kesalahan pemberitahuan, baik terkait tarif maupun nilai pabean.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 117


APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 118
E. CUSTOMS ADVICE DAN VALUATION RULING.
Berkaitan dengan penetapan nilai pabean untuk penghitungan bea masuk,
terdapat ketentuan yang memberi kemudahan kepada importir yaitu customs
advice dan valuation ruling.

5.2. Latihan 5

1. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai didalam
melakukan penelitian dokumen pemberitahuan pabean impor dan semua
dokumen yang menjadi lampirannya !

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 119


2. Jelaskan penggunaan Database Nilai Pabean I dan Database Nilai Pabean II !
3. Jelaskan bilamana pemberitahuan nilai pabean impor dianggap wajar atau
tidak wajar !
4. Jelaskan dalam hal apa Pejabat Bea dan Cukai menerbitkan Informasi Nilai
Pabean !
5. Jelaskan kapan dan dalam hal apa Importir diwajibkan menyerahkan Deklarasi
Nila Pabean (DNP) !
6. Jelaskan dalam hal apa Pejabat Bea dan Cukai harus melakukan Konsultasi
Nilai Pabean dengan Importir !
7. Jelaskan jangka waktu penetapan nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai
dan dalam hal apa penetapan harus dilakukan !
8. Jelaskan jangka waktu penetapan nilai pabean oleh Direktur Jenderal Bea dan
Cukai i dan dalam hal apa penetapan harus dilakukan !
9. Jelaskan dalam hal apa Pejabat Bea dan Cukai tidak perlu melakukan
penelitian nilai pabean terhadap pemberitahuan pabean impor !
10. Jelaskan dalam hal apa Pejabat Bea dan Cukai akan menentukan nilai pabean
berdasarkan nilai transaksi barang identik sampai dengan metode metode
pengulangan (fallback) yang ditetapkan sesuai hierarkhi penggunaannya !

5.3 Rangkuman

a. Pada tahap pertama penelitian nilai pabean meliputi apakah


barang impor merupakan subyek transaksi jual beli, persyaratan nilai transaksi
dan unsur-unsur biaya yang seharusnya ditambahkan atau dikurangkan serta
kesesuaian hasil pemeriksaan fisik ;
b. Pejabat Bea dan Cukai berwenang menentukan apakah nilai
pabean yang diberitahukan importer wajar atau tidak berdasarkan kriteria yang
ditetapkan. Pemberitahuan nilai pabean oleh importir dianggap tidak wajar jika
lebih rendah lebih dari 5 % dari data barang identik yang ada pada Data Base
Nilai Pabean I .Atau jika tidak ada data barang identik pada Data Base Nilai
Pabean I , nilai pabean yang diberitahukan lebih rendah dari Data Base Nilai
Pabean II.
c. Pejabat Bea dan Cukai berwenang untuk mengirimkan
Informasi Nilai Pabean (INP) untuk importer kategori resiko menengah, resiko

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 120


tinggi atau resiko sangat tinggi , yang nilai pabeannya tidak wajar atau tidak
ditemukan data pembanding barang identuk pada Data Base Nilai Pabean I
atau Data Base Nilai Pabean II .
d. Data Base Nilai Pabean I disusun, dimutakhirkan dan
ditetapkan oleh oleh Direktur Tehnis Kepabeanan atas nama Direktur Jenderal
Bea dan Cukai dan berlaku secara nasional. Sedangkan Data Base Nilai
Pabean II disusun, dimutakhirkan dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah
dan Kantor Pelayanan Utama atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan
berlaku dalam lingkungan Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan Utama yang
bersangkutan.
e. Pejabat Bea dan Cukai berwenang melakukan konsultasi nilai
pabean dengan Importir yang termasuk dalam kategori resiko menengah dan
resiko tinggi sesuai presedur yang ditetapkan.
f. Pejabat Bea dan Cukai dapat menetapkan nilai pabeaan
barang impor untuk penghitungan bea masuk sebelum penyerahan
pemberitahuan pabean impor atau dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak pemberitahuan pabean impor.
g. Direktur Jenderal Bea dan Cukai dapat menetapkan kembali
nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
terhitung sejak tanggal pemberitahuan pabean impor.

5.4. Test Formatif

Berilah tanda (X) pada hurf a, b, c atau d pada pernyataan yang benar !

1. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik menunjukkan jenis dan jumlah barang
yang diberitahukan tidak sesuai , maka Pejabat Bea dan Cukai akan
menetapkan nilai pabean berdasarkan metode ...
a. II s/d VI yang diterapkan secara hierakhi .
b. I s/d VI yang diterapkan secara hierarkhi.
c. I
d. I, II, III. IV,V atau VI sesuai pertimbangannya.
2. Penelitian nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai tidak dilakukan
terhadap ...
a. Importir produsen dengan kategori resiko rendah .
b. Importir yang berasal dari Instansi Pemerintah.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 121


c. Importir umum dan importir produsen dengan kategori resiko rendah
d. Importir yang mendapatkan fasilitas kepabeanan .

3. Penelitan dan penetapan nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai
dilakukan dalam waktu ...
a. 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal INP.
b. 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal INP.
c. 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal PIB.
d. 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal PIB.

4. Dalam hal DNP tidak diserahkan oleh Importir dalam jangka waktu yang
ditetapkan maka Pejabat Bea dan Cukai akan menetapkan nilai pabean
berdasarkan metode ...
a. I s/d VI yang diterapkan secara hierakhi .
b. II s/d VI yang diterapkan secara hierarkhi.
c. I
d. I, II, III. IV,V atau VI sesuai pertimbangannya.

5. Permintaan Deklarasi Nilai Pabean tidak perlu dilakukan dalam hal ...
a. importasi mendapatkan fasilitas kepabeanan.
b. importasi bukan merupakan jual beli.
c. importasi mendapat fasilitas pembebasan.
d. importasi barang barang milik pemerintah.

6. Pemberitahuan nilai pabean dianggap tidak wajar jika ...


a. lebih rendah dari data barang identik pada Data Base Nilai Pabean I
atau Data Base Nilai Pabean II
b. lebih rendah dari data barang identik atau data barang serupa pada
Data Base Nilai Pabean I atau Data Base Nilai Pabean II.
c. lebih rendah lebih 5 % dari data barang identik pada Data Base
Nilai Pabean I atau lebih rendah dari data barang identik pada Data
Base Nilai Pabean II.
d. .lebih rendah lebih 5 % dari data barang identik atau barang serupa
pada Data Base Nilai Pabean I atau lebih rendah dari data barang
identik atau barang serupa pada Data Base Nilai Pabean II.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 122


7. Diberitahukan didalam satu PIB barang X dengan nilai pabean 90 cu per
unit. Data barang identik pada Data Base Nilai Pabean I 100 cu per unit.
Importir berisiko sedang. Sikap Pejabat Bea dan Cukai adalah ...
a. menetapkan nilai pabean dengan nilai 100 cu.
b. menetapkan nilai pabean dengan metode II s/d VI secara hierarkhi.
c. menetapkan nilai pabean berdasarkan metode II.
d. menerbitkan Informasi Nilai Pabean.

8. Penelitian nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk dalam


pemberitahuan pabean impor tidak perlu dilakukan oleh Pejabat Bea dan
Cukai dalam hal ...
a. barang impor mendapat pembebasan bea masuk .
b. barang impor mendapat pelayanan segera (rush handling) .
c. importir termasuk kategori resiko rendah .
d. importasi mendapatkan jalur Mitra Utama (MITA) Prioritas .

9. Penyusunan, pemutakhiran dan penetapan Data Base Nilai Pabean I


dilakukan oleh ...
a. Direktur Jenderal Bea dan Cukai .
b. Direktur Tehnis Kepabeanan a.n.Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
c. Kepala Kantor Wilayah atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai .
d. Kepala Kantor Utama atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai .

10. Diberitahukan didalam satu PIB barang X dengan nilai pabean 97 cu per
unit. Data barang identik pada Data Base Nilai Pabean I menunjukkan
100 cu per unit. Hasil pemeriksaan fisik kedapatan sesuai . Importir
termasuk kategori resiko tinggi. Sikap Pejabat Bea dan Cukai adalah ...
a. menentukan nilai pabean dengan nilai 97 cu.
b. menetapkan nilai pabean berdasarkan metode II sampai dengan
metode VI sesuai hierarkhi.
c. menentukan nilai pabean 100 cu .
d. menerbitkan Informasi Nilai Pabean.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 123


11. Diberitahukan barang X dengan nilai pabean 98 cu per unit. Tidak
terdapat data barang identik pada Data Base Nilai Pabean I . Terdapat
data barang identik pada Data Base Nilai Pabean II dengan nilai pabean
100 cu per unit . Importir termasuk kategori resiko rendah . Keputusan
Pejabat Bea dan Cukai adalah ...
a. menerbitkan INP .
b. menentukan 98 cu sebagai nilai pabean yang diterima .
c. menetapkan nilai pabean dengan menggunakan metode II sampai
metode VI yang diterapkan secara hierarkhi.
d. menentukan 100 cu sebagai dasar penghitungan bea masuk .

12. Diberitahukan barang X dengan nilai pabean 98 cu per unit. Tidak


terdapat data barang identik pada Data Base Nilai Pabean I . Terdapat
data barang identik pada Data Base Nilai Pabean II dengan nilai pabean
100 cu per unit . Importir termasuk kategori resiko menengah . Keputusan
Pejabat Bea dan Cukai adalah ...
a. menerbitkan INP .
b. menentukan 98 cu sebagai nilai pabean yang diterima .
c. menetapkan nilai pabean dengan menggunakan metode II sampai
metode VI yang diterapkan secara hierarkhi.
d. menentukan 100 cu sebagai dasar penghitungan bea masuk .

13. Jika dalam melakukan uji kewajaran tidak ditemukan data pembanding
barang identik dalam Data Base Nilai Pabean I , maka ...
a. Pejabat menggunakan Data Base Nilai Pabean II untuk melakukan
uji kewajaran.
a. nilai pabean ditentukan dengan menggunakan Metode II sampai
dengan Metode VI yang diterapkan secara hierarkhi.
c. Pejabat menerbitkan INP .
d. Pejabat menentukan nilai pabean berdasarkan data yang ada.
14. Jika persyaratan nilai transaksi untuk dapat diterima dan ditetapkan
sebagai nilai pabean tidak dipenuhi , maka Pejabat Bea dan Cukai
menetapkan nilai pabean berdasarkan ...
a. metode I s/d metode VI secara hierarkhi.
b. metode II s/d metode VI secara hierarkhi.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 124


c. metode I.
d. metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung pertimbangan Pejabat Bea
dan Cukai .

15. Jika unsur biaya yang harus ditambah/dikurangkan pada nilai transaksi
tidak dapat dihitung, maka Pejabat Bea dan Cukai menetapkan nilai
pabean berdasarkan ...
a. metode I s/d metode VI secara hierarkhi.
b. metode I
c. metode II s/d metode VI secara hierarkhi.
d. metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung pertimbangan Pejabat Bea
dan Cukai .

5.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Terdapat 15 (lima belas) soal latihan yang tersedia. Silakan Anda memberikan
penilaian sendiri dengan jujur.
Tabel tingkat –tingkat penguasaan Anda adalah sebagai berikut :
 Jika Anda menadapatkan score 90 % s/d 100 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik Sekali” .
 Jika Anda menadapatkan score 75 % s/d 85 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Baik” .
 Jika Anda menadapatkan score 60 % s/d 70 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”Cukup”.
 Jika Anda menadapatkan score 0 s/d 55 % dari keseluruhan soal,
mendapat predikat ”kurang”.
Apabila jawaban Anda telah mendapatkan score 75 % atau lebih, maka berarti
Anda telah mempelajari Modul ini dengan baik. Namun jika Anda mendapat score
kurang dari 75 % maka disarankan kepada Anda untuk mempelajari kembali
kegiatan belajar ini.

PENUTUP

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 125


Penelitian dan penetapan nilai pabean adalah bagian dari tugas penelitian
dokumen impor yang harus dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai. Tujuannya
adalah melakukan penelitian dan pengujian terhadap kebenaran nilai pabean yang
diberitahukan oleh importer didalam pemberitahuan impor. Terdapat 6 (enam)
metode penetapan nilai pabean yang telah dibahas didalam modul ini. Juga telah
dibahas pula tatalaksana penelitian dan penetapan nilai pabean oleh Pejabat Bea
dan Cukai. Sebagai bagian dari institusi DJBC , hendaknya materi modul ini benar-
benar dipahami agar Anda dapat mengambil keputusan yang tepat setelah
melakukan penelitian dan analisa yang komprehensif tentang pemberitahuan
importir tentang nilai pabeaan .
Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Teknis
Pejabat Fungsional Pemeriksaan Dokumen dan umumnya bagi pegawai Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai yang mempelajari modul ini. Apabila masih dibutuhkan
penjelasan lebih lanjut terhadap materi dalam modul ini, dapat dimintakan kepada
fasilitator atau widyaiswara yang ditugasi.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 126


TES SUMATIF

Sebagai tolak ukur pemahaman anda terhadap modul Teknik Perdagangan


Internasional ini, silahkan anda kerjakan soal-soal latihan berikut. Tingkat
Pemahaman (TP) dapat anda hitung sendiri menggunakan rumus yang telah
kami sampaikan pada bagian sebelumnya.

1. Biaya cargo handling dan inland freight di negara pengekspor ...


a. harus ditambahan pada harga sebenarnya atau seharusnya dibayar .
b. tidak termasuk harga sebenarnya atau seharusnya dibayar .
c. termasuk dalam nilai transaksi apabila ditetapkan oleh Pejabat
d. termasuk nilai transaksi apabila diberitahukan didalam PIB.

2. Nilai Pabean yang diberitahukan importir diragukan kewajarannya , jika ...


a. lebih rendah lebih dari 5 % dari data barang identik atau serupa
pada Data Base Nilai Pabean I .
b. lebih rendah lebih dari 5 % dari data barang identik atau serupa
pada Data Base Nilai Pabean I atau Data Base Nilai Pabean II .
c. barang diimpor oleh importir resiko tinggi ..
d. lebih rendah lebih dari 5 % dari data barang identik pada Data Base
Nilai Pabean I .

3. I mengimpor barang X dari produsen E di Korea dengan harga CIF USD


100,000.-. Perjanjian antara I dan E menyatakan bahwa I harus memasok
dengan cuma-cuma sebagian bahan baku untuk pembauatan barang X
dengan nilai USD 20,000.-. Dengan asumsi tidak terdapat faktor
penambahan atau pengurangan terhadap transaksi , maka Nilai Pabean
akan Anda tetapkan ...
a. USD 100.-
b. USD 80.000.-.
c. USD 20.000.-
d. USD 120.000.-

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 127


4. Biaya – biaya setelah pengimporan yang dikeluarkan Importir ...
a. harus dimasukkan didalam nilai pabean.
b. dapat dimasukkan didalam nilai pabean
c. tidak termasuk nilai pabean.
d. dapat dimasukkan didalam nilai pabean apabila diputuskan Pejabat
Bea dan Cukai.

5. Pejabat Bea dan Cukai akan menerbitkan INP dalam hal ...
a. PIB diajukan oleh importir dengan kategori resiko rendah dan nilai
pabean yang diberitahukan tidak wajar.
b. PIB diajukan oleh importir resiko menengah , resiko tinggi atau
resiko sangat tinggi dan nilai pabean yang diberitahukan tidak wajar
c. PIB diajukan oleh importir yang beresiko tinggi (high risk) atau
sangat tinggi meskipun nilai pabean wajar.
d. PIB diajukan oleh importir resiko menengah dan nilai pabean yang
diberitahukan tidak wajar.

6. Komisi yang dibayar pembeli bagi pihak yang mewakili kepentingannya


didalam melakukan pembelian barang …
a. termasuk dalam nilai transaksi apabila belum ditambahkan.
b. tidak termasuk nilai transaksi
c. termasuk dalam nilai transaksi apabila ditetapkan oleh Pejabat Bea
dan Cukai
d. termasuk nilai transaksi apabila diberitahukan didalam PIB.

7. Satu tahun yang lalu Importir A mengimpor satu party personal komputer
generasi terbaru merek 'X' type : P 4 , dengan harga USD 300.- per unit.
Saat ini jenis komputer dengan type tersebut menjadi ketinggalan jaman
karena telah muncul generasi yang lebih baru. Dengan pertimbangan
munculnya pesaing-pesaing baru yang memproduksi komputer dengan
kualitas yang sama dengan type P4 dan dengan tujuan untuk
menghabiskan stock barang, maka produsen menurunkan harga jual untuk
kualias P4 menjadi USD 150.- per unit . Dengan pertimbangan harga
semakin murah, dan type P4 masih laku keras di Indonesia , maka A
mengimpor satu party komputer type P4 dengan harga USD 150.- per unit.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 128


Dengan asumsi tidak terdapat penambahan-penambahan atas nilai
transaksi, maka nilai pabean akan Anda tetapkan …
a. USD 150.- berdasarkan metode I.
b. USD 150.- berdasarkan metode II.
c. USD 300.- berdasarkan metode II.
d. USD 300.- berdasarkan metode I.

8. Importir I mengimpor bahan baku B dari E di Jerman dengan harga CIF


USD 50,000.- . Bahan baku B tersebut setelah digabung dengan bahan
baku C produk dalam negeri , dapat digunakan untuk membuat 1.000 sets
barang X dengan merek ‘XY’ . Merek ‘XY’ adalah merek yang dilindungi
Hak Kekayaan Intelektual. Dalam sales-contract , E mewajibkan kepada I
untuk membayar royalty sebesar USD 5.- untuk setiap barang dengan
merek ‘XY’ yang dibuat . Pembayaran royalty diluar harga CIF yang
disepakati. Nilai Pabean wajib diberitahukan I adalah ...
a. USD 50,000.-
b. USD 55,000.-
c. USD 5,000.-
d. USD 45,000.-

9. Salah satu sebab nilai pabean tidak dapat ditetapkan berdasarkan metode I,
adalah ..
a. jual beli merupakan satu-satunya persyaratan
b. terdapat keadaan jual-beli
c. tidak terdapat kondisi jual - beli.
d. pembeli dan penjual orang yang berbeda

10. PT A, importir produsen bahan makanan di Indonesia mengimpor bahan


baku dari B di Amerika Serikat. Pihak B mewajibkan agar A membayar
kepadanya , proceeds sebesar 5 % dari omzet penjulan barang jadi
makanan di Indonesia. Dalam kasus tersebut, nilai pabean dapat ..
a. ditetapkan berdasarkan metode II s/d VI secara hierarkhi, karena
persyaratan nilai transaksi jelas tidak terpenuhi.
b. ditetapkan berdasarkan Metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung
pilihan Anda .

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 129


c. ditetapkan berdasarkan Metode I apabila pada saat PIB diajukan,
Importir dapat memperkirakan besarnya proceeds.
d. ditetapkan berdasarkan Metode VI.

11. Pembiayaan pembelian barang impor berupa bunga kredit bank ...
a. wajib dimasukkan dalam nilai pabean.
b. dapat dimasukkan dalam nilai pabean.
c. berdasarkan pertimbangan Pejabat Pabean dapat dimasukkan
dalam nilai pabean.
d. bukan merupakan unsur nilai pabean .

12. Didalam penggunaan Metode II, jika terdapat lebih dari satu data barang
identik yang memenuhi syarat , maka Anda wajib memilih ..
a. data yang paling menguntungkan penerimaan negara .
b. data yang paling rendah.
c. data rata-rata.
d. data pilihan sesuai profesional jugjement.

13. Dengan B/L No. 000999453 tanggal 2 September 2010 melalui kapal Gloria
Fortuna, I mengimpor 500 unit produk X dari E di Jerman , dengan harga
CIF USD 192 .- / unit. I dan E saling berhubungan. Test Value yang
diajukan I kepada Pejabat Bea dan Cukai menunjukkan bahwa I juga
mengimpor barang identik dari B di Jerman dengan harga CIF USD
200.-/unit . Barang tersebut diimpor dengan MV Ned Lloyd dengan B/L No.
70000050 tanggal 15 Agustus 2010. I dan B tidak saling berhubungan.
Nilai Pabean per unit produk X akan Anda tetapkan ..
a. sebesar USD 192.-
b. sebesar USD 200.-
c. sebesar USD 196.-
d. dengan menggunakan Metode II

14. Diberitahukan barang X dengan nilai pabean 98 cu per unit. Tidak terdapat
data barang identik pada Data Base Nilai Pabean I . Terdapat data barang
identik pada Data Base Nilai Pabean II dengan nilai pabean 100 cu per

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 130


unit. Importir termasuk kategori resiko menengah . Keputusan Pejabat Bea
dan Cukai adalah ...
a. menerbitkan INP .
b. menentukan 98 cu sebagai nilai pabean yang diterima .
c. menetapkan nilai pabean dengan menggunakan metode II sampai
metode VI yang diterapkan secara hierarkhi.
d. menentukan 100 cu sebagai dasar penghitungan bea masuk .

15. Metode komputasi adalah metode penetapan nilai pabean berdasarkan


penjumlahan unsur-unsur biaya sebagai berikut ..
a. FOB, freight dan insurance.
b. FOB, biaya / harga bahan baku , freight dan insurance.
c. biaya / harga bahan baku, biaya produksi, keuntungan, pengeluaran
umum, biaya pengangkutan, pemuatan, cargo handling , asuransi
sampai pelabuhan tujuan di Daerah Pabean.
d. biaya / harga bahan baku, biaya produksi, keuntungan, pengeluaran
umum, biaya pengangkutan, pemuatan, cargo handling , asuransi
sampai di gudang Importir.

16. Pembuktian Importir bahwa hubungan-khususnya dengan pihak Eksportir


tidak mempengaruhi harga barang , adalah ..
a. purchase order .
b. sales contract.
c. letter of intent (LOI).
d. test value .

17. Salah satu fungsi Data Base Nilai Pabean I adalah ...
a. sebagai parameter untuk melakukan uji kewajaran.
b. dasar penetapan Nilai Pabean berdasarkan Metode I s/d VI.
c. dasar penetapan Nilai Pabean berdasarkan Metode II dan Metode III
d. sebagai test value.

18. Obyek penggunaan metode I adalah ..


a. barang yang dijual dinegara pengekspor.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 131


b. barang impor yang dijual untuk diekspor ke negara pengimpor
maupun negara lain.
c. barang yang dijual untuk diekspor ke negara pengimpor
d. barang ex-impor yang dijual dinegara pengimpor.

19. Pada tanggal 10 September 2010, PT X , suatu perusahaan perakitan


mobil di Jakarta , menerima kiriman 50 set blok mesin sebagai pengganti
blok mesin yang rusak pada pengiriman terdahulu. Blok mesin yang rusak
tersebut termasuk dalam party 100 units CKD minus , minibus merek ’M’
yang telah dikeluarkan dari Tanjung Priok dengan PIB No. 001089 tanggal 7
Juni 2010. Penggantian ini adalah resiko dari ’M’ di Jepang , dan PT X
tidak dikenakan pembayaran. Dalam kasus tersebut, Nilai Pabean atas
pemasukan 50 set blok mesin tersebut Anda tetapkan ...
a. berdasarkan metode II s/d VI sesuai hierarkhi penggunaannya.
b. nihil.
c. berdasarkan metode I s/d VI sesuai hierarkhi penggunaannya.
d. berdasarkan metode I .

20. I membeli 500 barang X dari E di Jerman , dengan harga USD 8.- / set .
Harga tersebut disepakati dengan syarat I diwajibkan membeli barang lain
(yaitu barang Y) yang dijual E , sebanyak 1,000 pcs dengan harga USD
5.-/pc. Jika I tidak membeli barang Y sebanyak yang diminta E , maka
transaksi batal . Nilai Pabean Anda tetapkan …
a. untuk barang X USD 8,-/set dan untuk barang Y USD 5.-/set.
b. berdasarkan Metode I s/d VI secara hierarkhi.
c. berdasarkan Metode II s/d VI secara hierarkhi.
d. berdasarkan Metode I, II, III, IV, V atau VI tergantung pilihan Pejabat
BC.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 132


KUNCI JAWABAN

1. TES FORMATIF
A. Kegiatan Belajar 1.
1. a 11. d
2. b 12. b
3. d 13. d
4. c 14. c
5. a 15. d
6. b
7. a
8. d
9. d
10. a

B. Kegiatan Belajar 2.
1. c 11. a
2. a 12. d
3. a 13. d
4. d 14. d
5. a 15. a
6. c
7. d
8. a
9. d
10. a

C. Kegiatan Belajar 3.
1. a 11. d
2. b 12. d
3. c 13. c

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 133


4. b 14. d
5. a 15. d
6. d
7. b
8. d
9. a
10. d

D. Kegiatan Belajar 4.
1. d 11. d
2. d 12. a
3. c 13. c
4. d 14. c
5. a 15. d
6. b
7. a
8. d
9. c
10. c

D. Kegiatan Belajar 5.
1. a 11. b
2. a 12. a
3. d 13. a
4. b 14. b
5. b 15. c
6. c
7. d
8. d
9. b
10. c

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 134


2. TES SUMATIF
1. a 11. d
2. d 12. b
3. d 13. a
4. a 14. a
5. b 15. c
6. b 16. d
7. a 17. a
8. a 18. c
9. c 19. a
10. a 20. c

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 135


DAFTAR PUSTAKA

Agreement on Implementation of Article VII of GATT 1994.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Asean Customs Valuation Guide, 2005.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Satu Sistem Penetapan Nilai Pabean Yang
Berlaku Internasional, 1994

Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah


diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean Untuk


Penghitungan Bea Masuk.

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 02/BC/2005 tentang Asuransi
Yang Dapat Diterima Untuk Pengamanan Transaksi Perdagangan
Internasional Sebagai Komponen Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea
Masuk.

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 38/BC/2010 tentang Mekanisme
Konsultasi Nilai Pabean.

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 39/BC/2010 tentang Pengisian
Lembar Penelitian dan Penetapan.

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 40/BC/2010 tentang Data Base
Nilai Pabean.

APLIKASI NILAI PABEAN -DIKLAT PFPD 136

Anda mungkin juga menyukai