Sebagai
Antioksidan terhadap Kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase) serta SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) Tikus
Galur Sprague dawley yang Diinduksi Parasetamol
Abstrak
Parasetamol merupakan obat antipiretik yang bila digunakan dengan dosis lebih dari 4 g/hari dapat menyebabkan
hepatotoksisitas. SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)
adalah enzim hepar pada darah yang dapat dijadikan acuan kerusakan sel-sel hepar. Buah belimbing wuluh (Averrhoa
Bilimbi L.) memiliki senyawa antioksidan yang bersifat hepatoprotektif terhadap kerusakan sel hepar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol belimbing wuluh terhadap kadar SGPT serta SGOT darah
tikus yang diinduksi parasetamol, serta pengaruh peningkatan dosis ekstrak etanol belimbing wuluh terhadap kadar SGOT
dan SGPT darah tikus yang diinduksi parasetamol. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan desain
posttest only control group design, menggunakan 30 ekor tikus galur Sprague dawley yang terbagi menjadi 5 kelompok, 2
kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan, kelompok tersebut diberi perlakuan selama 14 hari pemberian ekstrak
belimbing wuluh berbeda dosis, dan 7 hari pemberian parasetamol dosis toksik 1,8 gr dimulai dari hari ke-8. Ekstrak
belimbing wuluh dosis 0,8 g/kgBB dan 1,6 g/kgBB dapat menurunkan kadar SGOT dengan rerata skor 271,2 dan 206,2.
Ekstrak belimbing wuluh dengan dosis 1,6 g/kgBB juga dapat menurunkan kadar SGPT dengan rerata skor 62,8. Terdapat
pengaruh pemberian ekstrak etanol belimbing wuluh terhadap kadar SGOT dan SGPT darah tikus yang diinduksi
parasetamol, dan terdapat pengaruh perbedaan dosis dari ekstrak belimbing wuluh hanya kepada kadar SGOT dan tidak
pada kadar SGPT tikus yang diinduksi parasetamol.
Korespondensi: Danang Hafizfadillah, alamat Jl. ZA Pagar Alam Gg. Singgah pay No. 19, Rajabasa, Bandar Lampung
HP 082182902132, e-mail dananghf@gmail.com
pada tiap kelompok dianestesi terlebih dahulu Kesehatan Daerah Provinsi Lampung.
dengan Ketamin-xylazine dan kemudian Pembacaan hasil pemeriksaan kadar SGPT dan
diambil darahnya sebanyak 1-3 ml dengan SGOT dilakukan dan dinilai rerata hasil
metode pungsi transkardial kemudian pemeriksaannya.
diterminasi dengan metode cervical Data yang diperoleh dari hasil
dislocation. Darah tikus dimasukan ke dalam pemeriksaankadar SGPT dan SGOT diuji
vacutainer EDTA 3 ml tutup ungu, kemudian menggunakan program Statistical Product and
disentrifugasi selama 10 menit. Selanjutnya Service Solution (SPSS). Hasil penelitian
serum diambil menggunakan mikropipet dianalisis secara statistik dengan uji normalitas
sebanyak 100 μl dan dimasukkan ke dalam data Saphiro-Wilk kemudian dilanjutkan
kuvet A, reagen SGPT sebanyak 1 ml dengan uji homogenitas uji Levene. Karena
dimasukkan kedalam kuvet A dan biarkan syarat uji paramterik terpenuhi maka dilakukan
selama 5 menit agar mengalami reaksi. Buat uji One Way Anova. Hipotesis dianggap
blanko yang diisi reagen SGOT pada kuvet B, bermakna jika p<0,05 dan dilanjutkan dengan
setelah itu masukkan kuvet A dan B yang berisi analisis Post Hoc LSD.
blanko dan yang berisi sampel ke dalam
spektrofotometer, nilai absorbansinya pada Hasil
menit ke 1,2, dan 3 dalam frekuensi 340 nm.11 Dari hasil penelitian didapatkan rerata
Pemeriksaan sampel darah dilakukan di nilai SGPT sebagai berikut dapat dilihat pada
Laboratorium Patologi Klinik, Laboratorium Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Rerata Kadar SGPT Dengan Uji One Way Anova.
Kelompok Rerata (IU/L) Signifikansi (p)
K(+) 111,0
K(-) 52,2
K1 123,2 0,001
K2 90,6
K3 62,8
Setelah diperoleh rerata dari masing parametrik telah terpenuhi sehingga dilakukan
masing kelompok, selanjutnya dilakukan uji uji One Way Anova dan didapatkan p=0,001
normalitas Saphiro-Wilk didapatkan p>0,05. yang kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc
Kemudian dilanjutkan dengan uji Levene untuk LSD untuk melihat adanya perbedaan
mengetahui homogenitas data dan didapatkan bermakna antar kelompok. Hasil uji Post Hoc
p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa syarat uji LSD dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan uji Post Hoc LSD di atas yang bermakna. Maka dari pemeriksaan kadar
didapatkan nilai p<0,05 yang menunjukkan SGPT didapatkan hasil, K+ bermakna terhadap
bahwa terdapat perbedaan bermakna antar K- dan K3, K- bermakna terhadap K+, K1 dan
kelompok menurut kadar SGPT. Sedangkan K2, K1 bermakna terhadap K- dan K3, K2
pada uji Post Hoc LSD dengan p>0,05 bermakna terhadap K- dan K3, serta K3
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap K+, K1 dan K2.
Setelah diperoleh rerata dari masing uji One Way Anova dan didapatkan p=0,006
masing kelompok, selanjutnya dilakukan uji yang kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc
normalitas Saphiro-Wilk didapatkan p>0,05. LSD untuk melihat adanya perbedaan
Kemudian dilanjutkan dengan uji Levene untuk bermakna antar kelompok. Hasil uji Post Hoc
mengetahui homogenitas data dan didapatkan LSD dapat dilihat pada Tabel 4.
p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa syarat uji
parametrik telah terpenuhi sehingga dilakukan
Berdasarkan uji Post Hoc LSD di atas mg/200grBB selama 7 hari menghasilkan
didapatkan nilai p<0,05 yang menunjukkan peradangan yang banyak pada gambaran
bahwa terdapat perbedaan bermakna antar histopatologi hepar dan juga terdapat nekrosis
kelompok menurut kadar SGPT. Sedangkan dalam jumlah banyak. Begitu pula dengan
pada uji Post Hoc LSD dengan p>0,05 penelitian yang dilakukan oleh Pamanggih
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan (2017) yang menggunakan ekstrak etanol biji
yang bermakna. Maka dari pemeriksaan kadar jengkol sebagai zat toksik yang mengakibatkan
SGPT didapatkan hasil, K+ bermakna terhadap kerusakan sel hepar dan kenaikan kadar SGOT
K-, K2, dan K3, K- bermakna terhadap K+ dan dan SGPT tikus galur Sprague dawley.12-13
K1, K1 bermakna terhadap K-, K2 bermakna Kerusakan hepar yang terjadi akibat
terhadap K+, dan K3 bermakna terhadap K+. parasetamol dikarenakan proses stress
oksidatif akibat menumpuknya metabolit N-
Pembahasan asetil-p-benzoquinone (NAPQI) yang merusak
Dari pemeriksaan enzim amino mitokondria dan menghambat pembentukan
transferase yang telah dilakukan, diketahui energi sel hepatosit sehingga mengakibatkan
bahwa terdapat nilai yang abnormal pada kerusakan pada hepar. Pada keadaan normal
kadar SGOT dan SGPT darah tikus pada setiap produk reaktif ini akan cepat berikatan dengan
kelompok terutama pada kelompok K+, K1, K2, kadar gluthation di hati, sehingga menjadi
dan K3. Kenaikan kadar SGOT dan SGPT pada bahan yang tidak toksik. Akan tetapi pada
kelompok K+, K1, K2, dan K3, menunjukkan keadaan kelebihan dosis atau pemakaian terus-
bahwa pemberian induksi parasetamol yang menerus parasetamol, akan menyebabkan
bersifat toksik menyebabkan kerusakan pada produksi NAPQI terus bertambah dan tidak
sel-sel hepar. Hal ini sejalan dengan penelitian sebanding dengan kadar gluthation, maka
yang dilakukan oleh Indahsari (2017), NAPQI berikatan membentuk makromolekul
pemberian parasetamol dengan dosis 200
dengan sel hati mengakibatkan nekrosis sel K2, dan K3. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
hati.12,14 terdapat pengaruh peningkatan dosis ekstrak
Aktivitas hepatotoksik dari parasetamol belimbing wuluh terhadap kadar SGOT tikus
terjadi melalui mekanisme metabolisme galur Sprague dawley yang diinduksi
parasetamol yang diperantarai oleh metabolit parasetamol.
reaktif toksik NAPQI dan radikal bebas Reactive Flavonoid sebagai senyawa antioksidan
Oxygene Species (ROS) yang dibentuk dari bekerja dengan mereduksi hasil efek radikal
senyawa induk oleh sistem oksidasi fungsi bebas dalam proses peroksidasi lipid.
campuran sitokrom P450 yang banyak terdapat Kandungan flavonoid juga menangkap radikal
di daeran vena sentralis.15 Radikal bebas ROS bebas dengan membebaskan atom hidrogen
adalah suatu molekul yang memiliki satu atau dalam gugus hidroksilnya.17 Kandungan
lebih elektron tidak berpasangan pada orbit flavonoid yang ada dalam buah belimbing
terluarnya, sehingga menyebabkan molekul ini wuluh diketahui mempunyai aktivitas
sangat reaktif dan tidak stabil. ROS ada yang hepatoprotektor yang mampu menghambat
berasal dari dalam tubuh (endogen) dan luar reaksi oksidasi melalui mekanisme
tubuh (eksogen). Secara eksogen, ROS dapat penangkapan radikal bebas (free radical
berasal dari berbagai zat yang bersifat toksik scavenging) dengan cara menyumbangkan satu
seperti parasetamol.16 Metabolit reaktif toksik elektron pada elektron yang tidak berpasangan
dan radikal bebas ROS dapat mengganggu dalam radikal bebas sehingga banyaknya
integritas membran sel hepatosit sehingga radikal bebas menjadi berkurang. Flavonoid
menyebabkan keluarnya berbagai enzim amino diduga berpengaruh dalam menghambat
transferase dari hepatosit ke dalam aliran kerusakan hati dengan cara mengikat radikal
darah sehingga hal ini menjadi indikator bebas sehingga dampaknya terhadap hati
terjadinya kerusakan hati. Radikal bebas yang berkurang.18
berlebihan akan menimbulkan stres oksidatif Nilai normal kadar SGPT darah tikus
yang memicu terjadinya proses peroksidasi galur Sprague dawley adalah 17,5-30,2 IU/L.
terhadap lipid dan dapat berlanjut menjadi Pada uji Oneway Anova didapatkan nilai
kerusakan sel hepar.12 p=0,001 (p<0,05), hal ini menunjukkan adanya
Pada kelompok kontrol negatif hubungan pemberian ekstrak belimbing wuluh
seharusnya tidak terdapat adanya kerusakan terhadap kadar SGPT darah tikus galur Sprague
pada sel hepatosit karena kelompok K- tidak dawley yang diinduksi parasetamol. Namun
diberikan induksi parasetamol melainkan pada uji Post hoc LSD yang telah dilakukan
hanya diberikan akuades dan pakan, pada terhadap kadar SGPT didapatkan hasil,
dasarnya akuades bukan merupakan suatu terdapat hubungan bermakna kadar SGPT
bahan iritan. Hal ini bisa disebabkan oleh diantara kelompok K2, dan K3. Hal ini
adanya variabel luar yang tidak bisa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
dikendalikan, seperti kondisi psikologi atau peningkatan dosis ekstrak belimbing wuluh
tingkat stres tikus maupun kondisi awal hepar terhadap kadar SGPT tikus galur Sprague
tikus sebelum diberikan perlakuan. dawley yang diinduksi parasetamol pada dosis
Nilai normal kadar SGOT darah tikus 0,8 gr dan 1,6 gr.
galur Sprague dawley adalah 30,2-45,7 IU/L. SGPT paling banyak ditemukan didalam
Pada uji Oneway Anova didapatkan nilai hati, sehingga untuk mendeteksi penyakit SGPT
p=0,006 (p<0,05), hasil ini menunjukkan dianggap paling lebih spesifik dibanding SGOT.
adanya hubungan pemberian ekstrak Enzim SGPT sumber utama pembentukannya
belimbing wuluh terhadap kadar SGOT darah berada di hati, sedangkan enzim SGOT banyak
tikus galur Sprague dawley. Hal ini terdapat pada jaringan terutama jantung, otot
membuktikan bahwa ekstrak belimbing wuluh rangka, ginjal dan otak. Sementara itu kenaikan
memiliki efek antioksidan dan juga bersifat SGOT saja bisa bermakna kelainan non hepatik
hepatoprotektor. Namun pada uji Post hoc LSD atau kelainan hati yang didominasi kerusakan
yang telah dilakukan terhadap kadar SGOT mitokondria.6,19 Mekanisme kenaikan kadar
didapatkan hasil, tidak terdapat hubungan enzim SGPT pada kerusakan sel hepar terjadi
bermakna kadar SGOT diantara kelompok K1, akibat rusaknya sel hepatosit khususnya
membran sel, hal tersebut membuat enzim 6. Cahyono JB, Suharjo B. Hepatitis A Ed 1.
SGPT yang terdapat pada sel hepatosit keluar Yogyakarta: Kanisius; 2009.
dan mengalir ke dalam darah. Kenaikan enzim 7. Mardyana D. Uji efektifitas filtrat daun
SGOT memiliki mekanisme yang sama dengan jambu biji (psidium guajava l) terhadap
kenaikan enzim SGPT, yaitu rusaknya sel gambaran kadar SGOT dan SGOT pada
hepatosit, khusunya membran sel, hal ini tikus putih jantan yang diinduksi dengan
membuat enzim SGPT yang terdapat pada sel karbon tetraklorida (CCL4) [Tesis]. Malang
hepatosit keluar dan mengalir ke dalam : Universitas Muhammadiyah Malang;
darah.20 2007.
8. Ronald, Sacher R. Tinjauan Kilis Hasil
Simpulan Pemeriksaan Laboratorium Edisi ke-11.
Terdapat pengaruh pemberian ekstrak Jakarta: EGC; 2004.
etanol belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) 9. Ismail R, Sugeng B, Thalut K. Jengkolic acid
terhadap kadar SGOT serta SGPT darah tikus intoxication: an akut pediatrik in west
galur Sprague dawley yang diinduksi sumatra. 2014; 10 (2):112-115
parasetamol. Perbedaan dosis ekstrak etanol 10. Sukohar A, Pasya AV, Soleha TU, Sangging
belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) tidak PRA. The Effect of kemuning leaves (
memiliki pengaruh terhadap kadar SGPT darah murraya paniculata ( l .) jack ) infusion on
tikus galur Sprague dawley yang diinduksi SGOT and SGPT enzym activities in obese
parasetamol tetapi memiliki pengaruh patients. 2017; 10(2):953–958.
terhadap kadar SGOT darah tikus galur Sprague 11. Rafika. Pengaruh ekstrak etanol dan
dawley yang diinduksi parasetamol yaitu pada ekstrak air kulit batang artocarpus
dosis 0,8 gram dan 1,6 gram. champeden spreng terhadap kadar enzim
SGPT dan SGOT mencit. Jurnal Universitas
Daftar Pustaka Airlangga. 2005; 5:3
1. Roberts E, Nunes VD, Buckner S, Latchem 12. Indahsari NK. Histopatologi hepar tikus
S, Constanti M, Miller P, Dkk. Paracetamol: putih (rattus novergicus) yang diinduksi
not as safe as we thought? A systematic dengan parasetamol dosis toksik pasca
review of observational studies. Ann pemberian ekstrak etanol daun kelor
Rheum Dis. 2016; 75:552-59. (moringa oleifera). Jurnal Kimia Riset.
2. Blieden M, Paramore LC, Shah D, Ben- 2017; 2(2):123-30.
Joseph R. A perspective on the 13. Pamanggih R. Efek toksik ekstrak etanol
epidemiology of acetaminophen exposure 96% biji jengkol (pithecollobium lobatum
and toxicity in the United States. Expert benth) terhadap gambaran histopatologi
Review of Clinical Pharmacology. 2014; hepar dan kadar SGPT (Serum Glutamic
7(3):341–48. Pyruvate Transaminase) serta SGOT
3. Vasanthakumar KG, Swamy GK. (Serum Glutamic Oxaloacetic
Hepatoprotective activity of averrhoa Transminase) tikus putih (Rattus
bilimbi fruit in acetaminophen induced norvegicus) galur sprague dawley [skripsi]:
hepatotoxicity in wistar albino rats. Bandar Lampung: Universitas Lampung;
Journal of Chemical and Pharmaceutical 2017.
Research. 2015; 7(1):535–40. 14. Jurnalis YD, Sayoeti Y, Moriska M.
4. Alhassan AM, Ahmed QU. Averrhoa Kelainan hati akibat penggunaan
bilimbi Linn: A review of its antipiretik. Jurnal Kesehatan Andalas.
ethnomedicinal uses, phytochemistry, and 2015; 4(3):978-87.
pharmacology. Journal of Pharmacy and 15. Pestalozi G. The effect of tempe extract on
BioAllied Science. 2016; 8(4):265–271 damage liver cells in white rat with
5. Soeksmanto A, Hapsari Y, Simanjuntak P. paracetamol-induce. Medula. 2014;
Kandungan antioksidan pada beberapa 2(4):33-38.
bagian tanaman mahkota dewa, phaleria 16. Labibi MH. Pengaruh ekstrak buah
macrocarpa (scheff) boerl. (thymeleceae). belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.)
Biodiversitas. 2007; 8(2):92–5. terhadap struktur histologis hepar mencit