Disusun Oleh:
DEVI WULANSARI
161210008
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep). Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang
Oleh :
DEVI WULANSARI
161210008
Jombang, 2019
Penulis
Devi Wulansari
vi
MOTTO
Setiap orang punya mimpi masing-masing, kamu juga punya mimpi jadi jangan
tenggelam dalam mimpi milik orang lain sehingga mimpi kamu terabaikan atau
mungkin terlupakan, sebaliknya kamu lah yang harus membuat orang lain
tenggelam dalam mimpi kita agar kita tau seberapa dalam mimpi kita sudah
terwujud.
viii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur alhamdulillah kepada Allah SWT. Atas karunia
serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah yang
sederhana ini saya selesaikan.
Saya persembahkan karya tulis ilmiah ini untuk seseorang yang selalu
senantiasa merawatku, membesarkanku, memberikanku banyak pendidikan mulai
dari tidak mengerti sampai umurku sekarang terima kasih papa David priyono dan
mama Khotimah karena selalu memanjatkan do’a di setiap sujudmu dan motivasi
yang sangat luar biasa sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.
Terima kasih untuk suami saya mukhamad aminudin yang selalu
mendukung dan memberikan semangat yang luar biasa dan terima kasih juga buat
sahabat-sahabat tercinta saya fitri, elka, winda, nur, elma, vila, erfayang selalu
mensuport saya dan selalu memberi semangat dukungan dalam bentuk appapun
itu. Serta teman-teman DIII Keperawatan yang saya cintai sudah menjadi keluarga
besar yang luar biasa selama 3 tahun ini canda, tawa, tangis sudah pernah kita
rasakan saya pasti rindu dengan kalian semua.
Terima kasih atas semuanya.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Stroke Non Hemoragik Dengan Masalah Gangguan
Perfusi Jaringan
Serebral Di Ruang Krisan RSUD Bangil Pasuruan” sesuai dengan waktu yang
ditentukan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat H. Imam Fatoni, SKM.MM selaku ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, Maharani Tri
Puspitasari,S.Kep.,Ns.MMselaku Kepala Program Studi Diploma III Keperawatan
STIKes ICMe Jombang dan dosen pembimbing satuh. Imam Fatoni, SKM.MM
dan Endang Y. S.Kep,Ns.,M.Kepselaku pembimbing dua Studi Kasus Karya Tulis
Ilmiah yang telah penulis teliti. Kepala Diklat RSUD yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis utuk mengambil data dan menyelesaikan Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, motivasi,
kekuatan, dan nasehat selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang
hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Dan tidak lupa kepada semua pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan
dan bantuannya dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penulis sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis di masa
yang akan datang.
Jombang, 2019
Penulis
x
ABSTRACT
NURSING CARE IN
STROKE CLIENTS ARE NOT HEMORAGIC
WITH NETWORK PERFUSION DISORDERS PROBLEMS
SEREBRAL IN THE ROOM OF THE KRISAN RSUD BANGIL PASURUAN
Devi Wulansari
This study uses descriptive methods in the form of case studies. The subject
of this study were 2 Non-Hemorrhagic Stroke patients with problems with
cerebral tissue perfusion disorders in the Chrysanthemum Room at
BangilPasuruan Hospital.
Conclusion from the case of Mrs. S and Mr. R with Stoke Non Hemorrhagic
is a problem partially resolved.
x
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN STROKE NON HEMORAGIK
DENGAN MASALAH GANGGUAN PERFUSI JARINGAN
SEREBRAL DI RUANG KRISAN RSUD BANGIL PASURUAN
Devi Wulansari
ABSTRAK
Stroke Non Hemoragik merupakan penyakit yang disebabkan karena
adanya sumbatan pada aliran darah di otak. Sumbatan tersebut disebabkan
terbentuknya gumpalan darah diotak atau disebabkan karena terbentuknya
gumpalan ditempat lain kemudian terbawa keotak melalui pembuluh darah.
Gumpalan darah tersebut bisa menghambat aliran darah menuju otak sehingga
otak kekurangan darah. dapat memahami dan mengaplikasiakan asuhan
keperawatan.
studi kasus pada klien Ny. E dan Tn. S dengan Stroke Non Hemoragik,
didapatkan satu diagnosa yang diprioritas yakni gangguan perfusi jaringan
serebral. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari didapatkan pasien
keduanya sudah sadarkan diri tetapi perawatan pengobatan masih lanjut
Kesimpulan dari kasus Ny. S dan Tn. R dengan Stoke Non Hemoragik
adalah masalah teratas sebagian. Saran dari studi kasus ini yaitu diharapkan
keluarga klien harus ikut berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan dalam
upaya mempercepat proses penyembuhan serta bisa menerima dan melaksanakan
perturan yang telah dietapkan di ruangan. SARAN: Diharapkan klien selalu
berusaha untuk melatih secara mandiri untuk berbicara dan melatih pergerakan
tangan dan kaki
xi
DAFTAR ISI
xi
4.2.3 Intervensi keperawatan ....................................... 70
4.2.4 Implementasi keperawatan ................................. 71
4.2.5 Evaluasi Keperawatan ......................................... 72
BAB 5 PENUTUP ............................................................................ 74
.1 Kesimpulan ................................................................... 74
.1 Saran ............................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
lainnya,fungsi organ-organ tubuh akan mengalami gangguan seperti
gangguan pada pembentukan air seni di dalam ginjal ataupun pembentukan
2
2
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan pengetahuan yang akan memperkaya body of
knowledge terutama di bidang Keperawatan.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penulisan proposal dengan kasus ini dapat menambah
wawasan pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan klien
yang mengalami stroke non hemoragik dengan gangguan perfusi
jaringan serebral.
2. Hasil proposal ini dapat dijadikan bahan untuk solusi atau ide
terbaru bagi penerapan intervensi yang mampu mempercepat
proses penyembuhan klien stroke non hemoragik dengan gangguan
perfusi jaringan serebral.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa atau peserta didik untuk mengetahui secara jelas akan
tindakan mengatasi masalah pasien yang mengalami stroke non
hemoragik dengan gangguan perfusi jaringan serebral.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
2.1.3 Etiologi
Berdasarkan penyebab stroke menurut corwin (2009), Irianto
(2014), Padila (2013), Price dan Wilson(2006), Syamsudin (2011),
Udjianti (2010) yaitu:
1. Atau stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat
kejadian yaitu :
a. thrombosis(bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau
leher)
b. embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang
dibawa ke otak dari bagian tubuh lain )
c. iskemia (penurunan aliran darah ke area otak )
d. hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahn ke jaringan otak atau ruang sekitar otak).
Akibatnya adalah penghentian/penyumbatan suplai aliran
darah ke otak yangmenyebabkan kehilangan sementara atau
permanen gerakan,berfikir,memori,bicara atau sensasi.
2.1.4 Pathofisiologi
Ketika suatu trombosis terbentuk maka pembuluh arteri otak
menjadi tersumbat oleh bekuan darah. Trombosis ini kemudian
menyebabkan aliran darah menuju otak menjadi terhambat.
Begitu pula dengan emboli, ketika bekuan darah yang terbuka di
tempat yang berjauhan dari otak terlepas, dan terbawa dalam aliran
darah sampai tersumbat pada suatu daerah tertentu.
Maka aliran darah menuju otak juga menjadi terhambat. Hal
inilah yang kemudian mengakibatkan jaringan dan sel otak menjadi
iskemik dan akhirnya mengalami kematian.
Berdasarkan lokasi, penyumbatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penyumbatan pembuluh darah besar kecil. Penyumbatan pembuluh
darah besar adalah penyumbatan yang mengenai arteri besar seperti
arteri carotis dan arteri cerebri media.
Sementara penyumbatan pembuluh darah kecil adalah penyumbatan
pada arteri kecil yang masuk lebih dalam ke otakimplus yang bergerak
7
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Spasme arteriole
Sistemik
Vasokontriksi pembuluh darah ginjal Koroner
Suplai O2 otak menurun
Resistensi pembuluh darah otak menurun
Diplopis
Vasokontriksi
Iskemi miocard
SinkopBlood flow menurun
Resti injuri
Afterload meningkat
Respon RAA Nyeri dada
Nyeri kepala
Gangguan pola tidur
Rangsang aldosteron
Fatique
Penurunan curah jantung
Gangguan perfusi jaringan Resistensi Na
2.1.7 Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasin kemungkinan akan mengalami
komplikasi antara lain adalah :
1. Berhubungan dengan mobilisasi (infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan konstipasi dan thrombophlebitis
2. Berhubungan dengan paralisis (nyeri pada daerah punggung,
dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak (epilepsi dan sakit kepala )
4. Hedrocephalus
individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang
mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal
2.1.9 Terapi
- Inj Ranitidine 50 mg 2x1
- Inj Ondansentron 4mg 2x1
- Inj Ceticolin 500mg2x1
- Inj Ceftrianxone 1gr 2x1
- Amlodiphin oral 10 mg 1x1
- Irbesartan oral 150mg 1x1
12
2.3 Konsep asuhan keperawatan pada pasien cva infark non hemoragik
2.3.1 Pengkajian
1. Biodata
13
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis kelamin :
5. Suku bangsa :
6. Keluhanutama &riwayat penyakit sekarang:kepalapusing, tidak
bisa tidur,lemah, cemas
7. Riwayatpenyakit masalalu:biasanya pasien punya riwayat
hipertensi dan kolesterol yang sudah lama di alami pasien dan
mengkonsumsi obat secara rutin.
8. Riwayatpenyakit keluarga :biasanya hipertensi ini adalah penyakit
turunan dari keluarga dan penyakit kolesterol dari tidak bisanya
mengontrol pola makan.
9. Riwayatpsikososial
10.Hubunganpasien dengan kerabat,keluarga dan teman
11.pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Kebiasaanmakan, porsi makan,menu makan, porsi minum
b. Istirahattidur
Kebiasaantidur pasien,jam tidur pasien,gangguan tidur pasien.
c. Eliminasi
Kebiasaan BAK,warna BAK,bau BAK, jumlah BAK
Kebiasaan BAB,warna,konstipasi
d. Personal hygine
Mandi (berapa kali pasien mandi,memakai sabun ), Gosok gigi
(kebiasaan gosok gigi pasien,berapa kali pasien menggosok
gigi)
12.Pemeriksaan fisik
a. Kulit rambut dan kuku
Inspeksi : warna kulit, jaringan parut, lesi, dan
vaskularisasi, amati adnya pruritus dan
abnormalitas lainnya.
14
NOC
pengobatan
6. Kekuatan
fungsi otot
7. Keutuhan kulit
Diagnosa 8. Suhu kulit
keperawatan hangat
9. Tidak ada
edema perifer
10. Tidak ada nyeri
pada
ekstremitas
11. Kriteria hasil :
12. Setelah
dilakukan
intervensi
selama 1 X 24
jam
menunjukkan
status sirkulasi
yang di
buktikan
dengan :
1. Tekanan darah
sistolik dan
diastolik dalam
rentan yang di
harapkan
2. Tidak ada
ortotastik
hipotensi
3. Tidak ada tanda- NIC
20
NOC
tanda
peningkatan TIK
4. Pasien mampu
Diagnosa berkomunikasi
keperawatan dengan jelas
sesuai dengan
kemampuan
pasien
5. Pasien
menunjukkan
perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
6. Pasien mampu
memproses
informasi
7. Klien mampu
membuat
keputusan
dengan benar
8. Tingkat
kesadaran pasien
membaik
2.3.5 Evaluasikeperawatan
Evaluasikeperawatan adalah tahap yang menentukan apakah tujuan
yang telah di susun tercapai atau tidak. Menurut friedman ( dalam,
harmoko 2013 ) evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya
intervensi-intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang
lainnya. Ada beberapa metode yang di pakai dalam perawatan, faktor
yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus disesuaikan
dengan tujuan dan intervensi yang sedang di evaluasi
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
22
23
3.3 Partisipan
Subyek yang di gunakan dalam penelitian adalah 2 pasien yang
mengalami strok dengan masalah gangguan perfusi jaringan serebral di
RSUD Bangil Pasuruan, adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
1. 2pasien yang mengalami cva dengan gangguan perfusi jaringan
serebral.
2. 2 pasien yang mengalami kelemahan dan ketidak normalan dalam
berbicara.
3. 2 pasien yang di rawat hari ke 2 di ruang krisan.
4. 2 pasien yang bersedia di jadikan subyek penelitian.
5. 2 pasien dan keluarga yang kooperatif.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas klien
Tabel 4.1 Identitas klien
Identitas klien Klien 1 Klien 2
2. Riwayat penyakit
26
27
27
27
kesehatan
malam hari klien sering langsung tidur
bangun karena kurang
nyaman dengan keadaanya.
Pola Di Rumah : klien BAK Di Rumah :Klien BAK 2x/
eliminasi 4x/hari, produksi urine hari produksi urine kurang
kurang lebih 800 cc, warna lebih 700 cc warna kuning
kuning keruh dan BAB jernih dan BAB 1x/hari
1x/hari warna kuning warna kuning kecoklatan
kecoklatan dengan dengan konsistensi padat.
konsistensi padat.
Di Rumah Sakit : Saat
Di Rumah Sakit : klien melakukan pengkajian klien
mengatakan belum BAB, belum BAB sama sekali
BAK dengan alat bantu dan sudah BAK dengan alat
kateter 1 hari urine ± 700 cc bantu kateter 1 hari urine ±
/24 jam 500 cc /24 jam
6. Terapi klien
Tabel 4.6 terapi klien
Terapi
Klien 1 Klien 2
Infus Asering 1000 cc / 24 jam Infus Asering 1000 cc / 24 jam
16tpm 14 tpm
Injeksi kalmeco 1x 500 mg Injeksi kalmeco 1x 500 mg
Injeksi omz 1 x 40 mg Injeksi omz 1 x 40 mg
Injeksi antrain 3 x 1 gr Injeksi antrain 3 x 1 gr
33
14.
15.
16.
perfusi 3x 24 jam keadaan sirkulasi 17. catat warna kulit dan
jaringan klien mulai membaik. Kriteria temperatur
serebral hasil : 9. Tekanan darah 18. cek capillary refill
berhubungan sistolik dan diastolik dalam 19. monitor status cairan
dengan rentang yang diharapkan masukan dan keluaran
peningkatan 1. tidak ada orthotestik yang sesuai monitor lab
tekanan hipotensi HB dan HMT
intrakranial 2. tidak ada tanda-tanda 20. monitor perdarahan
peningkatan TIK 21. monitor status
3. klien mampu hemodinamik,
berkomunikasi dengan jelas neurologis dan tanda
dan sesuai kemampuan vital
4. klien menunjukkan 22. monitor ukuran, bentuk,
konsentrasi, perhatian dan kesimetrisan dan reaksi
orientasi pupil
5. klien mampu memproses 23. monitor tingkat
informasi kesadaran
6. klien mampu membuat 24. monitor tingkat orientasi
keputusan dengan benar 25. monitor GCS
7. tingkat kesadaran klien 26. monitor tanda-tanda
mulai mem vital
36
Mencatat
08.40 warna kulit 08.10 Mencatat 08.15 Memantau
dan warna kulit warna kulit
temperate : dan dan
tidak ada temperature : temperature :
cyianosis, tida ada tidak ada
kulit klien cyianosis, cyianosis,
lembab kulit lembab kulit lembab
09.00 Mengecek 08.15 Mengecek 08.20 Mengecek
capillary capillary capillary
refill : <2 refill : < 2 refill : <2
detik detik detik
09.10 Memonitor 08.30 Memonitor 08.30 Memonitor
status cairan, statusme status tanda-
masukan, tanda-tanda tanda vital :
keluaran vital : TD TD :
yang sesuai : 170/100x/mn 160/100x/mn
Infus asering t, N : 80 t, N : 82
1000 cc/ 24 x/mnt, x/mnt,
jam 16 tpm, RR : 20x/mnt RR : 22x/mnt
urine ± 700 S : 36 0C S : 36,7 0C
cc /24 jam
09.25 Memonitor 08.35 Memonitor 08.35 Memonitor
perdarahan : ukuran, ukuran,
38
+/+
10.10 Memonitor 09.15 Memonitor 09.10 Memonitor
tingkat GCS : 4-3-6 GCS : 4-X3-
kesadaran : 6
tingkat
kesadaran
klien
composment
is
10.15 Memonitor 10.00 Berkolaboras 10.00
tingkat i dengan Berkolaboras
orientasi : dokter untuk i dengan
adanya pemberian dokter untuk
kelemahan terapi obat pemberian
otot Infus Asering terapi obat
1 5 1000 cc / 24 Infus Asering
1 5 jam 16 tpm 1000 cc / 24
Injeksi jam 16 tpm
kalmeco 1x Injeksi
500 mg kalmeco 1x
Injeksi omz 1 500 mg
x 40 mg Injeksi omz 1
Injeksi x 40 mg
antrain 3 x 1 Injeksi
gr antrain 3 x 1
Injeks gr
Citicolin 2x Injeks
500 mg Citicolin 2x
O2 NRBM 8- 500 mg
10 Lpm O2 NRBM 8-
10 Lpm
0 5
Hemiplegi kanan
Klien 2
Senin 17 April 14.00 Subjektif : Keluaraga klien mengatakan
2019 klien masih belum bisa
berbiacara
46
Gangguan
perfusi Objektif : K/u : lemah, Kesadaran
jaringan Composmentis, GCS : 4-x-6,
serebral TTV : TD 170/100 Mmhg, S :
berhubungan 37 °C, N: 80x/menit, R :
dengnan 20x/menit
peningkatan Tidak ada cyianosis,
tekanan Kulit klien lembab
intrakranial 0 5
0 5
Hemiplegi kanan
intrakranial 0 5
0 5
Hemiplegi kanan
4.2 Pembahasan
Penulis akan menjelaskan antara kesenjangan yang terjadi antara
praktek dan teori yang dilakukan di Rumah sakit umum daerah Bangil
Pasuruan dengan teori yang ada disini penulis akan menjelaskan kesenjangan
tersebut. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil kesempatan atau
pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi hingga dapat
digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan keperawatan
sebagai berikut :
4.2.1 Pengkajian
Data subjektif pada tinjauan kasus dilihat dari pengkajian antara
dua klien didapatkan keluhan yang tidak sama yang di alami klien 1 terjadi
mulut perot susah berbicara, anggota gerak sebelah kanan tidak bisa di
gerakkan, sedangkan pada klien 2 tiba-tiba tidak bisa berbiacara dan
anggota gerak sebelah kanan susah digerakkan.
Hariyanto & Sulistyowati, (2015) menjelaskan bahwa gejala
yang timbul dari stroke non hemoragik tergantung dari serangan pada otak
49
hemisfer kanan atau kiri. Bila terjadi serangan pada otak hemisfer kanan,
maka pasien akan mengalami kelumpuhan sebelah kiri tubuh dan
penurunan terhadap objek menurun. Sebaliknya, bila terjadi serangan pada
otak hemisfer kiri maka terjadi kelumpuhan sebelah kanan tubuh, perilaku
lambat dan sangat hati-hati, gangguan penglihatan pada mata sebelah
kanan, kesulitan menelan, sulit bicara, mudah tersinggung dan mudah
frustasi.
Keterangan teori dan bukti-bukti data diatas pada pengkajian studi
kasus ini peneliti menemukan perbedaan pada keluhan utama yang di
alami oleh kedua klien, klien 1 mengeluhkan bahwa mulut perot susah
biacara, dan anggota gerak sebelah kanan tidak bisa digerakkan,
sedangkan pada klien 2 kelurga klien mengeluhkan jika klien tidak bisa
berbiacara dan anggota gerak sebelah kanan susah digerakkan. Dari semua
keluhan kedua klien merupakan gejala dari penyakit stroke, yang
disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah otak. Sehingga menurut
peneliti menarik kesimpulan bahwa antara fakta dan teori terdapat
kesamaan.
Data objektif pada pemeriksaan fisik antara klien 1 dan klien 2
didapatkan pemeriksaan fisik dengan tanda gejala yang tidak sama yakni
pada klien 1 data objektif yang muncul yaitu keadan umum lemah, pucat,
mukosa bibir kering kesadaran : composmentis, GCS : 4-3-6 TTV :TD :
190/100, N : 96 x/m, S :36,50C RR : 20 x/m, LAB : Wbc : 14,45 Bun : 37,
Terpasang infus asering 1000 cc/ 24 jam 16 tpm, Terpasang O2 NRBM 6-
8 lpm, sedangkan pada klien 2 data objektif yang muncul yaitu keadan
umum lemah klien hanya berbaring di tempat tidur tidak melakukan
aktifitas apapun sesak nafas dan tidak bisa bicara, Kesadaran :
composmentis, GCS : 4-X-6, TTV : TD : 170/90 N : 96 x/m S :36,70C RR
: 24 x/m, LAB Wbc : 13,73Bun : 36, Terpasang infus asering 1000 cc/ 24
jam 14 tpm , Terpasang O2 NRBM 6-8 lpm.
Hariyanto & Sulistyowati, (2015) menjelaskan bahwa
pemeriksaan fisik pada pasien stroke dijumpai adanya ketidak mampuan
menggerakkan setengah badan pasien ,tingginya tekanan
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan pada Ny. E dan Tn.S
di Ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan dan saran, yang penulis buat berdasarkan laporan studi kasus
untuk karya tulis ilmiah sebagai berikut :
1. Hasil dari pengkajian pada klien stroke non hemoragik pada Ny. E dan
Tn. S, pada data subjektif hari pertama didapatkan Ny. E dan keluarga Tn.
S sama-sama mengatakan anggota tubuh bagian kanan tidak bisa
digerakkan dan merasa sesak, akan tetapi Ny. Emengalami kesulitan
berbicara, mulut perot dan pusing sedangkan Tn. S tidak bisa bicara,mual
dan muntah hal ini dikarenakan Ny. E dan Tn. S kurang mengetahui tanda
gejala dan proses perjalanan penyakit stroke non hemoragik. Dari
pengkajian hari kedua didapatkan Ny. E sudah tidak merasa sesak, dan
Tn. S masih merasakan sesak walaupun hanya kadang-kadang. Dan saat
pengkajian hari ketiga Ny. E dapat berbicara sedikit demi sedikit
walaupun masih pelo dan mulut masih perot, dan Tn. S sudah bisa
menggerakkan jari-jarinya walaupun masih berat dan sulit.
2. Pada klien Ny. E dan Tn. S diagnosa keperawatannya menunjukkan
gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengnan peningkatan
tekanan intracranial yang ditandai beberapa tanda gejala anggota gerak
tangan dan kaki bagian kanan tidak bisa digerakkan, pada klien Ny. E
mengalami kesulitan berbicara, mulut perot, pusing dan keluarga Tn. S
mengatakan Tn. S tidak bisa berbicara dan mual mutah.
3. Pada intervensi keperawatanpada Ny. E dan Tn. S dengan masalah
keperawatangangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengnan
peningkatan tekanan intracranial : pantau nadi perifer, catat warna kulit
dan temperature, cek capillary refill, monitor status cairan masukan dan
48
49
6.2 SARAN
1. Bagi pasien
Diharapkan klien selalu berusaha untuk melatih secara mandiri
untuk berbicara dan melatih pergerakan tangan dan kaki serta untuk
keluarga klien harus ikut berpartisipasi dalam perawatan dan
pengobatan dalam upaya mempercepat proses penyembuhan klien.
2. Bagi institusi pendidikan
Institusi pendidikan sebagai tempat sarana konsultasi ilmu
keperawatan diharapkan hasil penelitian ini dijadikan sebagai wacana
dan acuhan dalam proses pembelajaran terkait dengan masalah
keperawatan pada klien stroke non hemoragik dengan gangguan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengnan peningkatan tekanan
intracranial.
50
DIII Keperawatan, Tim Dosen. 2017. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah :
Studi Kasus Program Studi DIII Keperawatan. Jombang: STIKes ICMe.
Herdman & Kamitsuru. 2015. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya:
Healt Books Publishing.
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction.
Nurarif, Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis : Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam Berbagai Kasus. Jogjakarta: Mediaction.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Oktaria Batubara Sakti & Florentianus. 2015. Hubungan Penanganan Awal dan
Kerusakan Neurologis Pasien Stroke Di RSUD Kupang. Vol.10, No.3.
dilihat 16 januari 2018.
Pudiastuti, R. 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Jogjakarta: Nuha Medika.
Sari, Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: KDT.
Smeltzer S. 2016. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Elsa. S. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipertensi + CVA Dengan
Masalah Gangguan Perfusi Jaringan Serebral Di Ruang Krissan RSUD
Bangil. Dilihat 23 Juni 2019. http://repo.stikesicme-
jbg.ac.id/1530/13/ARTIKEL ELSA BENAR.pdf.
Hariyanto, A & Sulistyowati, R. 2015. Buku ajar keperawatan medikal bedah 1 :
dengan diagnosis NANDA international. Yogyakarta : AR- RUZZ MEDIA.
Nabyl R.A. 2012. Deteksi Dini Gejala Pengobatan Stroke. Yogyakarta : Aulia
Publishing.
59
Nurarif H. Amin & Kusuma Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association) NIC-NOC. Mediaction Publishing.
Potter & Perry. 1997. Fudamental of Nursing Concept: Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Volume 1. Edisi 4. United States of America: Mosby. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Vol.1 E/4.
Yulianti & Ester. EGC. Jakarta.
Kozier, E.B, Erb, G. L, et. All. Fundamental of Nursing: Concept, Process and
Practice. 5 th ed. California: Addison-Wesley Publ. 1995.
Kozier, et al. 2004. Foundamentals of nursing consepts process, and practice, New
Jersey: Pearson Prentise Hall.
Kozier. 2010. Buku Ajr Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta. EGC.
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. (S. Riyadi, Ed.) (Pertama.).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
60
51