Anda di halaman 1dari 14

Nama : Annisa Maulidina

NIM : 1810312320009

14 April 2019

Kenapa Harus Memilih Prabowo Subianto Presiden 2019-2024?


Prabowo memiliki visi pembangunan jangka pendek

Vanny El Rahman

Jakarta, IDN Times - Pemilu 2019 tinggal menghitung hari. Pada 17 April akan menjadi
momentum yang menentukan arah bangsa. Masyarakat akan memilih wakil mereka di lembaga
DPR RI, DPRD, DPD, hingga presiden dan wakil presiden. Inilah kali pertama dalam sejarah
demokrasi Indonesia, pemilu legislatif dan pilpres digelar serentak.
Kontestasi RI 1 dan RI 2 terbilang menarik. Bagaimana tidak, Prabowo Subianto memutuskan
mencalonkan kembali sebagai calon presiden, setelah tumbang pada dua kontestasi
sebelumnya, termasuk dikalahkan Joko “Jokowi” Widodo pada 2014. Kendati, Prabowo masih
percaya bahwa masih banyak masyarakat Indonesia menghendaki dirinya sebagai pemimpin
bangsa.   
Melihat pilihan yang serba terbatas dan tidak adanya gagasan baru yang digaungkan oleh kedua
capres, banyak masyarakat yang memilih golput alias tidak menggunakan hak pilihnya. Terlepas
dari apakah kamu golput atau tidak, meminjam istilah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi
(MK) Machfud MD, kepemimpinan negara ini harus tetap berjalan, pemilu tetap terlaksana, dan
presiden akan tetap terpilih.
Jadi, masih yakin nih mau golput? Bagi teman-teman yang masih bingung mau pilih Jokowi atau
Prabowo, IDN Times menyajikan sejumlah alasan kenapa kamu harus memilih Prabowo sebagai
Presiden Indonesia periode 2019-2024. Check it out guys!

1. Prabowo memiliki visi pembangunan jangka pendek agar segera


dirasakan masyarakat

IDN Times/Irfan fathurohman

Dalam bidang infrastruktur, Prabowo sering mengkritisi pembangunan Jokowi dianggap 'salah
alamat'. Alih-alih dinikmati masyarakat, pembangunan justru dirasa berguna bagi korporasi dan
pihak asing.
Menanggapi narasi tersebut, peneliti Indef, Bhima Yudhistira menilai Prabowo memiliki visi
pembangunan jangka pendek. Artinya, pembangunan harus digalakkan demi kepentingan
rakyat dalam waktu cepat.
“Pak Prabowo melihat (pembangunan infrastruktur) dalam jangka pendek, yaitu ketika
pembangunan harus memberikan pertumbuhan ekonomi (secara cepat). Ini tentu paradigma
yang berbeda dengan Pak Jokowi,” kata Bhima, kepada IDN Times baru-baru ini.
Dengan kata lain, pembangunan infrastruktur harus memberikan dampak terhadap penurunan
harga listrik hingga harga bahan pokok. Sehingga, manfaatnya bisa dirasakan seluruh lapisan
masyarakat.
Ihwal perusahaan rintisan (start up), menurut Bhima, Prabowo agak jeli melihat bagaimana
peran asing dalam bantuan pendanaan. Karenanya, tidak salah jika disebut keuntungannya
mengalir ke luar negeri.
“Kritik Prabowo soal dana asing (start up) ada benarnya juga. Memang unicorn ini banyak dapat
modal asing, ada dari China, Jepang, dan Amerika. Ini kenapa? Karena bank enggan
memberikan permodalan lantaran anak muda yang gak punya credit history. Dan ini jadi kritik
juga buat Pak Jokowi,” tutur dia.

2. Prabowo memiliki roadmap pertahanan negara yang baik

IDN Times/istimewa
Menurut Fitri Bintang Timur, peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), latar
belakang Prabowo sebagai militer menjadi nilai lebih. Pada debat capres keempat, Prabowo
membuktikan dirinya memiliki pengetahuan yang baik di bidang pertahanan. 
“Dia lebih mencermati pertahanan Indonesia yang relatif masih rendah secara anggaran. Beliau
menginginkan Indonesia kuat dengan anggaran pertahanan yang lebih tinggi,” kata Fitri kepada
IDN Times.
Pengampu studi doktoral di Cranfield University ini menggaris bawahi dua hal yang menarik
untuk dicermati dari janji Prabowo, yaitu peningkatan kesejahteraan TNI dan Aparatur Sipil
Negara (ASN).
Dia membeberkan, “Dengan (janji) peningkatan kesejahteraan TNI, poin ini menarik bagi
keluarga TNI yang akan memilih. Kemudian, ASN atau pegawai negeri di zaman Pak Jokowi
sedih karena diminta kerja, kerja, kerja tapi gaji naiknya relatif tidak banyak. Ini juga yang
menjadikan prabowo sebagai kandidat yang menarik untuk ASN,”.
Sementara, Prabowo akan menarik bagi mereka yang merindukan sosok presiden kuat dan
tegas, hanya saja pengalamannya perlu di-update. "Karena dia menjadi anggota akhir 1990,
sedangkan isu pertahanan terus berkembang,” kata Fitri.
3. Bila Prabowo menang, dia tidak memiliki banyak utang 'etis' politik

IDN Times/Istimewa

Berdasarkan postur koalisinya, Prabowo didukung empat partai pengusung yang memiliki 223
kursi parlemen atau sekitar 37 persen, ditambah satu partai pendukung. Menurut Pengamat
Politik Ujang Komarudin, koalisi Prabowo-Sandiaga diuntungkan karena minimnya politik etis.
“Bila Prabowo terpilih, itu menjadi kelebihan karena dia gak punya banyak utang budi politik,
kecuali dengan partai pengusungnya saat ini,” kata pengamat politik Universitas Al-Azhar itu.
Namun, Ujang menyadari Prabowo akan mengalami banyak jegalan di parlemen nantinya. Tapi
berkaca dari dinamika pasca-Pilpres 2014, tidak menutup kemungkinan koalisi Jokowi akan
beralih ke Prabowo bila dirinya menang.
“Koalisi kita (di Indonesia) ini cair. Dulu Golkar dan PPP dukung Prabowo, kemudian
dukungannya kalah beralih ke Jokowi. Nah, manuver-manuver politik seperti itu di parlemen
wajar saja saya kira,” terang dia.
4. Prabowo membawa harapan baru bagi Indonesia

IDN Times/istimewa

Berbeda dengan Jokowi yang merupakan petahana, Prabowo sebagai penantang dilihat dan
dipertimbangkan oleh masyarakat berdasarkan janji politiknya.
Walau bagaimana pun, kehadiran Prabowo merepresentasikan harapan baru bagi Indonesia.
“Karena orang yang tidak suka dengan Pak Jokowi, yang ingin perubahan, pilihannya atau
antitesis nya hanya Pak Prabowo. Dialah satu-satunya alternatif,” kata Ujang.
Menanggapi fenomena golput yang ramai dibicarakan, Ujang tidak melihatnya sebagai
alternatif dalam berdemokrasi. Dia mencontohkan persaingan antara Donald Trump dengan
Hillary Clinton sebagai bukti bahwa golput bukan cara yang tepat untuk mengekspresikan
ketidakpuasan terahadap calon pemimpin. 
“Memang golput itu hak. Tapi menurut saya menggunakan hak pilih itu kewajiban. Karena tidak
ada kebijakan di negara ini yang tidak melalui proses politik. Jadi kalau nanti situasi gak sesuai
dengan kemauan kita, menyalahkan presiden adalah hal yang salah. Ya pilihlah mana yang
mudaratnya paling kecil,” kata Ujang. 
5. Prabowo mengusung figur milenial sebagai wakilnya

IDN Times/Irfan fathurohman

Sebagaimana diketahui, pimpinan Partai Gerindra itu mempercayai Sandiaga Salahudin Uno
sebagai pendampingnya pada Pilpres 2019. Dari empat putra terbaik bangsa yang
berkontestasi, Sandiaga terbilang kontestan yang paling muda.
Menurut Founder Rumah Millennials, Taufan T Akbari, Sandiaga merupakan representasi
generasi muda. Hal itu menjadi kelebihan bagi Prabowo, karena mantan Wakil Gubernur DKI
Jakarta itu sangat mudah memahami aspirasi kawula muda zaman now.
“Karena Sandi itu dekat dengan mereka yang berusia produktif,” kata dia.
Di sisi lain, sebagai pengusaha sukses, Sandiaga bisa menjadi panutan bagi banyak milenial.
Taufan menggaris bawahi pentingnya pemuda untuk mulai merintis wirausaha demi menopang
ekonomi negara.
“Indonesia ini bisa lebih maju dengan  berwirausaha. Kunci keberhasilan berwirausaha adalah
dilakukan pada usia produktif. Jadi, secara semangat Sandiaga bisa mewakili aspirasi anak muda
dan mewakili pengusaha di usia produktif,” kata Taufan.
6. Melalui ijtima ulama, Prabowo mendapat restu dari tokoh Islam
untuk mencalonkan diri

IDN Times/Daruwaskita

Majunya Prabowo sebagai calon pemimpin Indonesia 2019-2024 mendapat restu dari 600
ulama dan tokoh nasional yang tergabung dalam Ijtima Ulama I.
Pada awalnya, perumbakan yang diinisiasi oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF-
Ulama) itu mengusung Prabowo bersama Salim Segaf atau Abdul Somad Batubara.
Namun, karena sejumlah dinamika politik, pada akhirnya koalisi Gerindra, PAN, dan PKS
mengusung Sandiaga Uno sebagai pendamping Prabowo. Walau pun tidak sesuai harapan,
akhirnya Prabowo-Sandiaga mendapat restu berdasarkan hasil Ijtima Ulama II, 16 September
2018.
"Hasil ijtima ulama tentu hal yang positif bagi kubu 02. Walaupun hasilnya berbeda dengan
Ijtima Ulama I yang kemudian diralat dengan Ijtima Ulama II. Apapun itu, dukungan Ijtima
Ulama menjadi kekuatan bagi 02," kata Ujang. 
7. Berikut visi-misi Prabowo-Sandiaga

Facebook/SandiSUno

Berikut visi Prabowo-Sandiaga:

 Terwujudnya Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang adil, makmur bermartabat,
religius, berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan
berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya serta menjamin kehidupan yang
rukun antar warga negara tanpa memandang suku, agama, latar belakang sosial dan
rasnya berdasarkan Pancasila dan UUD Republik Indonesia Tahun 1945.
Berikut misi Prabowo-Sandiaga:

 Membangun perekonomian nasional yang adil, makmur, berkualitas, dan berwawasan


lingkungan dengan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia melalui jalan politik-
ekonomi sesuai Pasal 33 dan 34 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

 Membangun masyarakat Indonesia yang cerdas, sehat, berkualitas, produktif, dan


berdaya saing dalam kehidupan yang aman, rukun, damai, dan bermartabat serta
terlindungi oleh jaminan sosial yang berkeadilan tenpa diskriminasi.
 Membangun keadilan di bidang hukum yang tidak tebang pilih dan transparan, serta
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui jalan demokrasi yang
berkualitas sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

 Membangun kembali nilai-nilai luhur kepribadian bangsa untuk mewujudkan Indonesia


yang adil, makmur, bermartabat, dan bersahabat, yang diberkati oleh Tuhan Yang Maha
Esa.

 Membangun sistem pertahanan dan keamanan nasional secara mandiri yang mampu
menjaga keutuhan dan integritas wilayah Indonesia.

8. Mengenal Prabowo Subianto lebih dekat

IDN Times/Nindias Khalika

Prabowo Subianto Djojohadikusumo lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951. Dia merupakan putra
dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Siger. Prabowo menikah dengan Siti
Hediati Hariyadi yang merupakan putri dari Presiden Soeharto atau lebih dikenal Titiek
Soeharto.
Prabowo masa mudanya banyak dihabiskan di luar negeri. Dia menamatkan sekolah dasarnya di
Hong Kong, kemudian hijrah ke Malaysia dan Swiss. Akhirnya, dia menyelesaikan sekolah
menengah atasnya di Inggris. Saat usia 19 tahun, Prabowo memutuskan menjajaki Akademi
Militer Nasional di Magelang, Jawa Tengah.
Di karier militernya, dia pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus dan Panglima
Kostrad. Dia pernah menjadi komandan operasi termuda dalam sejarah Angkatan Darat kala
memimpin operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Karena situasi politik di tengah hiruk-pikuk
1998, Prabowo diberhentikan dari dinas militer dengan pangkat Letnan Jenderal bintang tiga.
Setelah pensiun dari dunia militer, Prabowo banyak menghabiskan waktunya di Yordania untuk
melanjutkan bisnis bersama adiknya. Kemudian, pada 2004, ia berniat mencalonkan diri sebagai
presiden melalui konvensi Partai Golkar. Namun, ia kalah dari Wiranto.
Kemudian, pada 2009, ia mencalonkan diri sebagai presiden melalui parpol rintisannya sendiri,
Gerindra. Namun, dua kali mengikuti pemilu, untuk periode 2009-2014 dan 2014-2019,
Prabowo belum berhasil memenangi pesta demokrasi.
Akan kah periode ini menjadi tahunnya Prabowo?
Kalimat Persuasif :
1. Prabowo memiliki visi pembangunan jangka pendek agar segera dirasakan masyarakat.
2. Prabowo memiliki roadmap pertahanan negara yang baik.
3. Bila Prabowo menang, dia tidak memiliki banyak utang 'etis' politik.
4. Prabowo membawa harapan baru bagi Indonesia.
5. Prabowo mengusung figur milenial sebagai wakilnya.
6. Melalui ijtima ulama, Prabowo mendapat restu dari tokoh Islam untuk mencalonkan diri.
Paragraf Persuasif :
1. Jadi, masih yakin nih mau golput? Bagi teman-teman yang masih bingung mau pilih Jokowi
atau Prabowo, IDN Times menyajikan sejumlah alasan kenapa kamu harus memilih Prabowo
sebagai Presiden Indonesia periode 2019-2024. Check it out guys!
2. “Pak Prabowo melihat (pembangunan infrastruktur) dalam jangka pendek, yaitu ketika
pembangunan harus memberikan pertumbuhan ekonomi (secara cepat). Ini tentu paradigma
yang berbeda dengan Pak Jokowi,” kata Bhima, kepada IDN Times baru-baru ini.
Dengan kata lain, pembangunan infrastruktur harus memberikan dampak terhadap penurunan
harga listrik hingga harga bahan pokok. Sehingga, manfaatnya bisa dirasakan seluruh lapisan
masyarakat.
Ihwal perusahaan rintisan (start up), menurut Bhima, Prabowo agak jeli melihat bagaimana
peran asing dalam bantuan pendanaan. Karenanya, tidak salah jika disebut keuntungannya
mengalir ke luar negeri.
3. Menurut Fitri Bintang Timur, peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS),
latar belakang Prabowo sebagai militer menjadi nilai lebih. Pada debat capres keempat,
Prabowo membuktikan dirinya memiliki pengetahuan yang baik di bidang pertahanan. 
“Dia lebih mencermati pertahanan Indonesia yang relatif masih rendah secara anggaran. Beliau
menginginkan Indonesia kuat dengan anggaran pertahanan yang lebih tinggi,” kata Fitri kepada
IDN Times.
Pengampu studi doktoral di Cranfield University ini menggaris bawahi dua hal yang menarik
untuk dicermati dari janji Prabowo, yaitu peningkatan kesejahteraan TNI dan Aparatur Sipil
Negara (ASN).
4. Berdasarkan postur koalisinya, Prabowo didukung empat partai pengusung yang memiliki
223 kursi parlemen atau sekitar 37 persen, ditambah satu partai pendukung. Menurut
Pengamat Politik Ujang Komarudin, koalisi Prabowo-Sandiaga diuntungkan karena minimnya
politik etis.
“Bila Prabowo terpilih, itu menjadi kelebihan karena dia gak punya banyak utang budi politik,
kecuali dengan partai pengusungnya saat ini,” kata pengamat politik Universitas Al-Azhar itu.
5. Berbeda dengan Jokowi yang merupakan petahanan, Prabowo sebagai penantang dilihat dan
dipertimbangkan oleh masyarakat berdasarkan janji politiknya.
Walau bagaimana pun, kehadiran Prabowo merepresentasikan harapan baru bagi Indonesia.
“Karena orang yang tidak suka dengan Pak Jokowi, yang ingin perubahan, pilihannya atau
antitesis nya hanya Pak Prabowo. Dialah satu-satunya alternatif,” kata Ujang.
Menanggapi fenomena golput yang ramai dibicarakan, Ujang tidak melihatnya sebagai
alternatif dalam berdemokrasi. Dia mencontohkan persaingan antara Donald Trump dengan
Hillary Clinton sebagai bukti bahwa golput bukan cara yang tepat untuk mengekspresikan
ketidakpuasan terahadap calon pemimpin. 
“Memang golput itu hak. Tapi menurut saya menggunakan hak pilih itu kewajiban. Karena tidak
ada kebijakan di negara ini yang tidak melalui proses politik. Jadi kalau nanti situasi gak sesuai
dengan kemauan kita, menyalahkan presiden adalah hal yang salah. Ya pilihlah mana yang
mudaratnya paling kecil,” kata Ujang. 
6. Menurut Founder Rumah Millennials, Taufan T Akbari, Sandiaga merupakan representasi
generasi muda. Hal itu menjadi kelebihan bagi Prabowo, karena mantan Wakil Gubernur DKI
Jakarta itu sangat mudah memahami aspirasi kawula muda zaman now.
“Karena Sandi itu dekat dengan mereka yang berusia produktif,” kata dia.
Tanggapan :
Sebenarnya saya kurang menaruh perhatian terhadap siapa yang akan menjadi presiden
nantinya. Namun, saya sangat bersemangat untuk berpartisipasi dalam menggunakan hak saya
memilih. Apalagi tahun ini kali pertama saya ikut serta dalam mencoblos. Terlepas dari
kurangnya perhatian saya terhadap siapa yang nantinya akan menjadi Presiden Indonesia,
sebenarnya saya akan mendukung siapa saja yang akan terpilih nantinya. Berbeda pilihan tidak
apa, tetapi kita harus tetap menjaga persaudaraan. Siapapun orangnya, bagaimanapun masa
lalunya tidak masalah, tidak ada manusia yang sempurna termasuk pak Jokowi dan pak
Prabowo yang penting mereka memiliki visi misi untuk mengembangkan Indonesia yang lebih
baik, lebih maju dan lebih hebat lagi. Baik pak Jokowi maupun pak Prabowo pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Terima siapapun pemimpinnya, perubahan itu
ditangan kita rakyat Indonesia bukan hanya presiden saja, siapapun presidennya kita harus
tetap bermanfaat untuk sesama. Indonesia kita hebat kalau rakyatnya juga hebat. Jadi
berhentilah berdebat tentang siapa yang lebih baik, kalau diri kita saja belum mampu
memberikan perubahan terhadap Negara ini. Lebih baik kita sebagai rakyat mendukung dan
menggunakan hak pilih kita dengan baik serta menjadi pemilih dengan nalar kritis. Saya
berkeinginan untuk lebih kritis dan bersungguh-sungguh dalam menentukan pilihan pada
pemilu selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai