Anda di halaman 1dari 19

ROLE PLAY FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS II


(LEVINE’S THEORY OF CONSERVATION ENERGY DAN
MOORE’S THEORY PEACEFUL AND OF LIFE)’’

OLEH :

NAMA : NI WAYAN SINTYA PUTRI


NIM : 20.322.1149
KELAS : B13 - B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
DENPASAR
2020
NASKAH ROLE PLAY
“PASIEN PADA GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DALAM
LEVINE’S THEORY OF CONSERVATION ENERGY”

Tokoh role play :


Perawat 1 (Bunga)
Perawat 2 (Ratna)
Perawat 3 (Ega)
Dokter (dr. Yoga)
Pasien (Ny.D)
Keluarga Pasien (Suami Ny.D)

Pada pagi hari di ruang dahlia sebuah Rumah Sakit daerah Tabanan dirawat
seorang pasien bernama Ny. D berusia 24 tahun, pasien tersebut mengalami kesulitan
makan pasca operasi tonsil kronis dengan kondisi sangat lemah dan berat badan
menurun. Perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada kebutuhan nutrisi
dengan memasangkan selang NGT kepada pasien yang mengalami gangguan
kebutuhan nutrisi. Pada saat itu perawat 1 datang untuk memeriksa tanda tanda vital
Ny.D.
Perawat 1 : “Selamat pagi ibu”
Pasien : “Selamat pagi sus”
Perawat 1 : “Nama Ibu siapa, tanggal lahirnya kapan?” (sambil
memeriksa gelang pasien)
Pasien : “Selamat pagi suster, nama saya D, tanggal lahir 19 Februari
1996.”
Perawat 1 : “ Perkenalan saya bu saya perawat Bunga, saya perawat yang
bertugas pada pagi hari ini yang akan merawat ibu dari jam 7
sampai jam 2 siang nanti. Jadi jika ibu membutuhkan
saya,salah satu keluarga bisa panggil saya di ruang perawat,
ibu mengerti?”

2
Pasien :”Baik suster”
Perawat 1 : “Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
Pasien :”Saya merasa lemas sust”
Perawat 1 : “Baiklah bu, kali ini saya akan melakukan tindakan
pemeriksaan tanda-tanda vital atau mengecek kondisi ibu saat
ini, yang bertujuan untuk melengkapi dokumentasi dan
mengetahui rencana tidakan apa yang tepat untuk ibu. Apa ibu
bersedia?”
Pasien : “Iya sus boleh silahkan saja diperiksa.”
Perawat 1 : Baik kalau ibu bersedia saya akan mempersiapkan
peralatannya, nanti sekitar 10 menit lagi saya akan kembali.”
Pasien : “Baik suster” (pasien mengangguk, perawat 1 pun bergegas
keluar untuk mengambil peralatan yang dia butuhkan untuk
pemeriksaan).
Perawat 1 kembali ke ruang perawat untuk mengambil alat-alat, setelah
beberapa menit, perawat 1 kembali ke ruang pasien untuk melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan sebelumnya.
Perawat 1 : “Baik ibu, saya kembali membawa alat-alat untuk
pemeriksaan tanda-tanda vital, bagaimana apakah ibu sudah
siap untu diperiksa?”
Pasien : “Iya suster silahkan saya sudah siap.”(pasien menjawab
dengan nada lemas)
Tindakanpun dimulai, akan tetapi dari awal perawat 1 melihat keadaan pasien
itu sangat tidak baik, pasien terlihat lemas, lesu dan makanan untuk makan pagi Ny.
D masih terlihat utuh. Ketika perawat 1 sedang melakukan pemeriksaan kepada Ny.
D, perawat 1 melakukan komunikasi kepada pasien.
Perawat 1 : “Baik ibu sekarang saya mulai ya, pertama saya akan
mengukur suhu badan ibu, setelah itu tekanan darah dan nadi
ibu.”
Pasien : “Iya sust silahkan.”(pasien mengangguk)

3
Perawat 1 : “Ibu terlihat sangat lemas sekali pagi ini, bagaimana dengan
makan ibu? Apakah habis makanannya bu? tetapi kelihatannya
makanan ibu tidak dimakan dan masih terlihat utuh.” (sambil
mengecek TTV pasien)
Pasien : “Iya suster, saya mengalami sulit makan, karena tenggorokan
saya masih terasa sangat sakit pasca operasi kemarin.” (pasien
menjawab dengan suara pelan dan lemas)
Perawat 1 : “Oh begitu, pantas saja ibu terlihat sangat pucat.”
Keluarga Pasien : “Iya sus tenggorokan istri saya masih sakit jika digunakan
menelan dan badan istri saya masih sangat lemas, sampai-
sampai istri saya tidak kuat untuk bangun.”
Perawat 1 :“Baik pak sepertinya istri anda mengalami gangguan dalam
makan, nanti saya akan berkonsultasi dengan perawat lainnya
dan dokter untuk merencanakan tindakan apa yang akan
dilakukan untuk istri anda.”
Keluarga Pasien :”Baik sus, terimakasih.”
Tindakan pemeriksaan TTV sudah selesai dan perawat 1 melakukan komunikasi
pengkajian Fase terminasi.
Perawat 1 : “Baiklah ibu saya sudah melakukan pemeriksaaan pada ibu
dan hasil yang saya dapatkan adalah TD : 100/70 mmhg, N :
133 X/menit, RR: 21 X/menit, dan S : 36,8 0C. Kalau begitu
saya permisi untuk kembali lagi keruang perawat unuk
membereskan alat-alatnya, jika ibu membutuhkan saya, ibu
atau keluarga bisa panggil saya diruang perawat. Terimakasih
ibu, selamat pagi.”
Pasien : “Iya sama-sama sus, selamat pagi.”
Perawat pun kembali ke ruang perawat dengan membawa peralatannya.
Berdasarkan hasil tanda-tanda vital yang sudah diperiksa dapat disimpulkan bahwa
Ny. D mengalami gangguan kebutuhan nutrisi, dari data yang telah diperoleh.
DS pasien :

4
1. Pasien mengeluh lemas
2. Pasien mengeluh sakit pada tenggorokannya
3. Pasien mengeluh tidak nafsu makan
4. Pasien mengeluh susah makan karena sulit menelan
5. Pasien mengeluh tidak mampu bangun dari tempat tidurnya
DO pasien :
1. Pasien tampak lemah dan lesu
2. Tonus kurang
3. Berat badan menurun.
4. Tekanan darah menurun
Waktu menunjukan pukul 14.00 WIB, perawat 1 akan segera digantikan oleh
perawat 2 yang bertugas dinas siang. Perawat Bunga dan perawat Ratna mengunjungi
pasien untuk memberitahu bahwa sudah ganti perawat. Setelah itu perawat Ratna
masuk ke ruang dahlia no.2 untuk mengecek kondisi pasien dan mengetahui tindakan
yang akan dilakukan setelah melihat data-data yang diperoleh dari pemeriksaan oleh
perawat yang bertugas sebelumnya. Setelah melihat tanda-tanda tersebut dan setelah
konsultasi dengan dokter, Ny. D mendapat diagnosis “Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi” kemudian perawat dan dokter menentukan tindakan yang akan
dilakukan.
Perawat 2 : “Selamat siang ibu”
Pasien : “Selamat siang suster”
Keluarga Pasien : “Selamat siang sust”
Perawat 2 : “Apakah benar ini dengan Ibu. D?”
Pasien : “Iya benar sust”
Perawat 2 :”Boleh saya lihat gelangnya bu?”
Pasien :”Silahkan suster”
Perawat 2 :”Baiklah bu, perkenalkan ibu saya perawat Ratna yang
bertugas merawat Ibu pada siang hari ini dari pukul 14.00
sampai pukul 20.00 wita. Jadi jika ibu membutuhkan saya ibu

5
atau keluarga bisa panggil saya di ruang perawat atau bisa
tekan bel yang ada di sebalah kanan ibu ya.”
Pasien :”Baik sus terimakasih.”
Perawat 2 : “Apa ibu tadi pagi sudah diperiksa oleh perawat Bunga?”
Pasien : “Iya suster sudah.”
Perawat 2 : “Baik bu, setelah saya lihat data-data dan laporan dari
perawat yang bertugas sebelum saya, katanya ibu mengeluh
susah makan?”
Pasien :”Iya sus, tenggorokan saya masih terasa sakit karena operasi
kemarin jadi susah untu menelan makanan.”
Perawat 2 : “Oh iya Ibu, baiklah sebelumnya perkenalkan ini
dr.Yoga ,dokter yang ini akan melakukan penjelasan agar ibu
bisa lebih paham dengan tindakan apa yang akan kami lakukan
selanjutnya.”
Dokter : “Selamat siang ibu, perkenalkan saya dr. Yoga, sesuai dengan
masalah penyakit yang diderita ibu dan diagnosis yang saya
terima, kami akan memberikan tindakan pemasangan NGT
yang akan dilakukan oleh perawat, pemasangan NGT ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu agar ibu
mendapat asupan energi atau nutrisi sehinggaibu tidak merasa
lemas lagi. Bagaiman ibu, apakah ibu menyetujui dengan
rencana tindakan yang akan kami lakukan ?”
Keluarga Pasien : “Mohon maaf dokter, sebelumnya pemasangan NGT itu
seperti apa ya dok?”
Dokter :” Baik pak saya jelaskan dulu ya, jadi pemasangan NGT itu
yaitu memasang selang yang akan dimasukan kedalam
lambung Ny. D melewati hidung untuk memasukan makanan
karena Ny. D saat ini sangat sulit untuk menelan makanan
setelah pasca operasi kemarin.”
Keluarga Pasien : “Oh begitu, baik dok.”

6
Perawat 2 : “Jadi begitu Ibu, bagaimana apa Ibu dan keluarga bersedia
dilakukan pemasangan NGT untu pemenuhan nutrisi Ibu ?”
Keluarga Pasien : “Baiklah jika tindakan tersebut menurut dokter dan perawat
yang terbaik bagi istri saya, saya menyetujuinya.”
Pasien dan keluarga pasien pun menyetujui tindakan dan kemudian pasien
menandatangani surat persetujuan tindakan.
Perawat 2 : “Baiklah bu, kalau begitu saya akan keruang perawat dulu
untuk mempersiapkan peralatannya. Nanti sekitar 10-15 menit
saya akan kembali lagi ya bu. Saya permisi ibu, selamat siang.”
Pasien :” Baik suster.”
Sesuai dengan kontrak yang telah dilakukan sebelumnya, perawat Suma
melakukan implementasi atas rencana tindakan yang akan diberikan kepada Ny. D
pada pukul 15.30 WIB, setelah beberapa menit perawat Ratna serta perawat lainnya
yaitu perawat Ega kembali ke ruang pasien dengan membawa peralatan untuk
memasang NGT).
Perawat 2 : “Baik ibu, sesuai dengan kesepakan kita tadi maka saya akan
melakukan tindakan pemasangan NGT, disini saya bersama
perawat Ega yang akan membantu saya dalam melakukan
tindakan pemasangan NGT. Apakah ibu sudah siap ? dan
apakah ada yang ingin ditanyakan lagi bu?”
Pasien : “Tidak suster langsung saja saya sudah siap sus.”
Kemudian perawat Ratna dan perawat Ega mempersiapkan peralatan untuk
melakukan tindakan pemasangan NGT tersebut.
Perawat 2 : “Baiklah ibu saya dan perawat ega akan melakukan
pemasangan NGT nya, maaf ya bu jika agak sedikit kurang
nyaman sebelumnya, ibu cukup rileks saja ya saat akan
dilakukan tindakan.”
Pasien : “Suster, apakah saya bisa normal kembali seperti biasa ? saya
takut sebab saya merasa lemas dan tenggorokan saya masih
terasa sakit pasca operasi.”

7
Perawat 3 : “Saya mengerti apa yang ibu rasakan, betapa khawatirnya ibu
ini. Ibu tidak usah khawatir.kami tim kesehatan akan berusaha
semaksimal mungkin untuk proses penyembuhan ibu dan akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin, tidak lupa juga ibu
dan keluarga banyak-banyak berdo’a kita serahkan semuanya
kepada Tuhan ya bu.”
Pasien : “IYa sus, kalau begitu saya optimis untuk sembuh.”
Perawat 3 : “Bagus ibu dengan bersikap optimis maka ibu akan cepat
lekas sembuh”
Kemudian tak lama setelah itu, perawat Ratna dan perawat Ega pun sudah
selesai memasang selang NGT.
Perawat 3 : “Nah sekarang pemasangan NGT nya sudah selesai
bagaimana perasaan ibu setelah saya pasangkanNGT ?”
Pasien :”Kurang nyaman sus, rasanya seperti mual dan menganjal di
tenggorokan saya.”
Perawat 3 :”Iya itu pasti bu, tapi lama kelamaan akan terbiasa dan ini pun
untuk kesembuhan ibu dan juga untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu agar ibu bisa cepat lekas sembuh.”
Pemasangan selang NGT sudah selesai, perawatpun bergegas membereskan
alat-alat dan melakukan terminasi.
Perawat 3 : “Baiklah Ibu kalau begitu saya dan perawat Ratna akan
kembali ke ruang perawat, nanti sekitar 20-30 menit, saya akan
kembali lagi untuk memberikan obat melalui selang NGT-nya
ya bu, jika Ibu membutuhkan bantuan, Ibu bisa tekan bel
sebelah kiri Ibu atau keluarga bisa panggil saya di ruang
perawat.”
Keluarga Pasien : “Iya suster, terimakasih.”
Perawat 3 : “Baik sama – sama pak, saya permisi dulu ya bu pak, selamat
sore.”
Pasien : (hanya megangguk)

8
Keluarga Pasien :”Baik suster.”
Setelah itu, perawat Ratna dan perawat Ega kembali menuju ruang perawat
untuk melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien lainnya, dan Ny. D sudah
terpasang NGT sehingga nutrisinya dapat terpenuhi dengan adekuat.
Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari role play ini seorang perawat harus mampu dalam
memenuhi tujuan dari asuhan keperawatan yang dilakukan, agar proses keperawatan
benar-benar mampu menunjang proses pemulihan klien/pasien serta mampu
memenuhi tujuan dari keperawatan sesuai dengan teori Levine’sdan juga inti dari
tema role play ini yaitu levine’s theory of conservation energi atau teori levine’s pada
konservasi energy dimana individu dikatakan sangat membutuhkan keseimbangan
energi agar dapat mempertahankan aktivitas kehidupannya. Sakit dan penuaan
dapat menyebabkan perubahan energi sesorang maka dari itu konservasi energi
pada teori Levine’stelah mengacu pada masukan dalam menyeimbangakan
kebutuhan energi.

9
NASKAH ROLE PLAY
“PASIEN DENGAN PERAWATAN PALIATIF DALAM MOORE’S THEORY
PEACEFUL AND OF LIFE”

A. Kasus
Tn. Y usia 52 Th, pendidikan tamat SLTA, pekerjaan sebagai karyawan
swasta. Mempunyai seorang istri dan 2 orang anak perempuan. Beragama kristen
dan beralamat di Tanggerang. Tn. Y masuk RS pada tanggal 8 Oktober 2020 pkl.
09.00 WIB di ruang rawat inap di Ruang Yudistira RS X dengan diagnosa
Adenomacolon Stadium IV. Status antropometri BB 50 kg, TB 167 cm, IMT
17,9. Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama nyeri pada bagian perut
sebelah kanan sejak satu tahun yang lalu. Pasien diantar oleh istrinya ke RS X,
awalnya pasien dirawat di RS didaerah kampungnya dengan diagnosa medis
appendicsitis. Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata
pasien didiagnosa penyakit kanker kolon dari hasil pemeriksaan biopsi. Tn. Y
sudah menerima dengan kondisi penyakitnya, pasien memiliki 1 orang anak yang
tinggal merantau dan berharap dapat bertemu dengan anaknya tersebut untuk
terakhir kalinya. Di lain sisi, sang anak yang berada diluar pulau masih sulit untuk
dihubungi oleh keluarga dan pihak RS. Tn. Y semasa muda sangat suka berolah
raga di pagi hari, pasien mengatakan ingin berjalan-jalan di pagi hari dan
berisirahat dirumahnya saja agar lebih tenang dan dapat berkumpul dengan
keluarganya. Tn. Y menyampaikan pada anaknya bahwa ia tidak ingin
penanganan yang berlebihan.

B. Skenario Role Play


Pasien (Tn. Y)
Istri pasien (Ny. B)
Perawat A (Dian)
Perawat B (Indah)

10
Dokter (dr. Hendra)
Anak Pasien 1 (Yanti)
Anak Pasien 2 (Mbak Lia)
Situasi : Lokasi di Ruang Rawat Inap Onkologi Ruang Yudistira RS X. Pasein di
temani istri dan anak keduanya. Pasien sudah 5 hari di rawat di RS. Pasien dengan
kondisi tidak stabil, tidak kooperatif. Keadaan Umum lemah. Pasien merintih
kesakitan di bagian perutnya.

C. Dialog
Anak Pasien : (Menekan bel perawat) “Suster, bisa datang kesini sekarang? Ayah
saya merintih kesakitan dan memegang bagian perutnya, sepertinya
ayah kesakitan. Boleh minta tolong ners untuk datang sekarang?”
Perawat A : “Baik mbak, saya segera kesana” (Ns. Dian menuju ke kamar pasien)
Istri pasien : “Ini Ners, suami saya sepertinya kesakitan sekali di bagian perutnya
terlihat tangannya memegangi perut dan merintih kesakitan, apa bisa
minta tolong untuk diberikan obat untuk nyerinya lagi?”
Perawat A : “Bagian mana yang sakit pak? Sakit sekali ya? Tahan sebentar dulu
yah pak” (Ns. Dian mengecek bagian yang nyeri pada pasien)
Pasien : “Perut saya sakit ners….” (dengan suara lirih dan ekspresi kesakitan
sambil tangan memegangi perutnya)
Perawat A : “Tunggu sebentat yah pak, saya akan coba hubungi dokter dokter
dulu” (Ns. Dian keluar ruangan dan menelpon DPJP)
Anak Pasien : “Tolong secepatnya yah ners”
Di Nurse Station Ns. Dian menghubungi doktetr DPJP melalui telepon
Perawat A : “Hallo selamat siang dok, saya Ns. Dian dari Ruang Yudistira”
Dokter : “Iya selamat siang Ns. Dian” (menerima telepon dari ruangan) “ada
apa ners?”
Perawat A : “Dok, pasien kamar 03 atas nama Tn. Y, 52 tahun, dengan diagnose
Ca.Colon mengeluh kesakitan di bagian perutnya dok, baru 3 jam yang
lalu diberikan obat anti nyeri tablet sesuai dengan program terapi,

11
tetapi sekarang mengeluh sakit yang sangat hebat skala 8. Apa ada
obat anti nyeri lain yang akan diberikan dok?”
Dokter : “Pasien itu sudah mendapatkan obat analgetik apa saja Ns. Dian?”
Perawat A : “Menurut catatan terapi Tn. Y sudah pernah mendapatkan morfin
drip dok”
Dokter : “ Untuk saat ini berikan ekstra morfin 10 mg drip dalam 100 cc
NaCl.”
Perawat A : “Baik dok saya ulangi lagi, pasien Tn. Y diberikan ekstra morfin 10
mg drip dalam 100cc Nacl” (Ns. Dian mencatat di lembar dokumentasi
pasien)
Dokter : “Iya Ns. Dian. Nanti saya akan segera kesana. Terima kasih”
Perawat A : “Baik dok, terimaksih. Ns. Indah, tolong bantu saya menyiapkan obat
untuk pasien Tn. Y” (Ns. Dian memanggil Ns. Indah untuk membatu
menyiapkan obat yang telah di instruksikan oleh dokter untuk
diberikan kepada pasien Tn. Y)
Perawat B : “Siap Ns. Dian, apa yang perlu saya siapkan?” (Ns. Indah menuju
ruangobat Bersama Ns. Dian untuk menyiapkan obat)
Perawat A : “Ini Ns. Indah obatnya ayo kita keruangan Tn. Y untuk memberikan
obatnya”
Perawat B : “Ayo Ns. Dian” (menuju kekamar pasien bersama Ns. Dian dengan
membawa obat dan IMR/kardek obat pasien)
Perawat A : “Ns. Indah tolong di berikan obatnya”
Perawat B : “Baik Ns. Dian (memastikan etiket obat sama dengan identitas
pasien, kemuadian memasangkan obatnya di line infuspasien) Tenang
yah pak, saya pasang obatnya dulu yah, ini obatnya lewat infus yah
untuk mengurangi rasa nyerinya. Nanti dokter akan segera kemari”
Istri Pasien : “Terima kasih yah ners, mudah-mudahan nyeri bapak berkurang”
Pasien : “Ners, tolong bilang ke dokternya, saya sudah capek, saya ingin
pulang saja” (ekspresi sedih sambil menahan nyeri)

12
Anak Pasien : “Ners, bapak selalu minta pulang ners, katanya pengen di rumah saja,
tapi kan kondisinya seperti ini, tidak mungkin kita bawa pulang.
(ekspresi sedih menahan tangis) Ayah juga selalu menanyakan kakak
saya yang berada di luarkota, ingin bertemu katanya, tapi kakak saya
belum bisa pulang karena sibuk, mungkin 2 hari lagi baru bisa pulang”
Perawat : “Iya, saya mengerti apa yang di inginkan bapak Yohan, beliau hanya
ingin bertemu dengan keluarga di saat seperti ini keluarga sangat
berperan penting untuk menguatkan kondisi bapak. Tolong usahakan
kakaknya suruh cepat pulang agar bisa berkumpul keluarga. Saya rasa
itu satu-atunya hal yang di inginkan bapak Irul”
Anak Pasien : “Iya ners, setiap hari sudah berusaha untuk video call dengan kakak
saya, tapi ayah selalu ingin kakak pulang. Terima kasih yah ners”
Perawat B : “Iya sama-sama mbak, kita permisi dulu yah, kalau ada apa-apa
pencet bell saja. Kami ada di nurse station” (Ns. Indah dan Ns. Dian
kembali ke Nurse Station)
Di Nurse station dr. Hendra datang dan menanyakan kabar Tn. Y.
Dokter : “Selamat siang Ns. Indah dan Ns. Dian, bagaimana kondisi Tn. Y?
Masih nyeri atau membaik?”
Perawat A : “Siang dok, tadi kami sudah kasih terapi sesuai program dokter,
sejauh ini belum ada keluhan lagi dok. Tetapi tadi sempat pasien
mengatakan ingin pulang saja dan merasa capek dengan semua
pengobatan yang diberikan. Keluarga sempat khawatir dengan kondisi
pasien yang selalu merintih meminta pulang”
Dokter : “Baiklah kita keruangan pasien dulu yah Ns. Kita lihat dulu
perkembanngan pasien. Tapi seperti nya memang pasien sudah paliatif
nanti Ns. Indah dan Ns. Dian tolong untuk mengedukasi keluarga
untuk terkait pasien yang mau pulang agar pasien bisa mengerti”
Perawat B : “Baik dok” (Ns. Dian, Ns. Indah dan dr. hendra menuju ke kamar
pasien)
Dokter : “Selamat siang pak, bu, bagaimana kondisi bapak?”

13
Pasien : “Dok, saya mau pulang saja, saya rasa sudah cukup dengan semua
pengobatan ini, saya ingin di rumah saja. Saya tidak ingin di lakukan
tindakan apa pun lagi. Saya hanya ingin pulang kerumah” (dengan
suara lirih dan terbata-bata)
Istri Pasien : “Ayah jangan bilang begitu, nanti ayah kaluar sudah sehat kita bisa
pulang” (sambil memegang tangan Tn. Y dengan ekspresi sedih)
Anak Pasien : “Iya ayah, nanti kita akan segera pulang kerumah nanti ketemu kakak
juga. Tapi ayah harus cepet sehat yah?” (dengan ekspresi sedih)
Dokter : “Iya pak, bapak harus semangat yah, nanti biar ketemu anaknya yang
dari luar kota biar anak bapak seneng”
Istri Pasien : “Bagaimana keadaan suami saya dok?”
Dokter : “Kita bicarakan di luar yah bu, Bersama dengan Ns. Dian dan Ns.
Indah” (berjalan keluar ruangan pasien)
Perawat B : “Baik dok”
Istri Pasien : “Jadi bagaimana dok? Suami saya selalu minta pulang dan sepertinya
merasa Lelah dan tidak mau diberikan tindakan apa pun lagi, saya jadi
khawatir” (ekspresi sedih)
Dokter : “Baik bu, dengan kondisi bapak yang seperti ini memang lebih baik
pasien di bawa pulang saja. Nanti Ns. Dian dan Ns. Indah akan
menjelaskan kepada ibu untuk lebih jelasnya. Mengingat dengan
perkataan bapak yang seperti tadi maka artinya bapak Irul tidak setuju
untuk dilakukan tindakan apa pun lagi. Ada hal yang perlu saya
sampaikan, Apa Ibu bersedia?”
Istri Pasien : “Baik dok, saya bersedia.”
Dokter : (Dokter menjelasakan kembali mengenai perawatan paliatif) “Baik
bu, nanti akan di bantu perawat paliatif kami yang sudah memang
handal dan bertugas untuk menangani kasus seperti suami ibu. Terima
kasih” (pergi meninggalkan ruangan) “Terima kasih Ns. Dian dan Ns.
Indah”
Perawat B : “Terima kasih dokter”

14
Perawat A : “Jadi begini ibu, dengan kondisi bapak yang seperti ini, dan seluruh
pemeriksaan telah dilakukan semampu kami di sini. Tetapi kondisi
bapak masih belum begitu ada perkembangan, maka langkah yang
harus dilakukan adalah memenuhi semua keinginan pasien. Seperti
pasien ingin pulang, bertemu dengan anaknya, berkumpul dengan
keluarga di rumah. Itu semua bisa dilakukan. Maka pasien dibolehkan
untuk pulang dan melakukan pengobatan di rumah. Ibu dan keluarga
tidak usah khawatir. Tugas keluarga disini adalah memenuhi semua
keinginan pasien agar pasien merasa senang dan meras diperhatikan
oleh keluarga. Karena di sini peran keluarga yang sangat dibutuhkan,
karena semua pengobatan sudah diberikan semampu kami di sini.”
Istri Pasien : “Apa tidak apa-apa ners jika bapak di rumah? Saya takut terjadi apa-
apa dirumah dan kami tidak bisa menagatasinya” (ekspresi menahan
tangis dan cemas)
Perawat B : “Tidak apa-apabu, kita harus menghormati permintaan beliau. Ibu
dan keluarga harus belajar menerima kondisi yang akan terjadi. Ibu
harus kuat yah, memang ini berat. Tapi ibu dan keluarga harus terlihat
sabar jika berhadapan dengan bapak, agar beliau tidak merasa sedih.”
(sambil memeluk Ny. B)
Anak Pasien : “Baik ners, kita semua perlahan-lahan sudah mulai menerima apa
pun yang akan terjadi” (sambil menangis)
Perawat A : “Nanti kita akan selalu telpon setiap hari untuk menanyakan kabar
pasien. Dan kami juga akan melakukan kunjungan kerumah. Ibu tidak
usah khawatir, kita akan ajarkan untuk persiapan yang harus dilakukan
di rumah”
Anak Pasien : “Baik, terimakasih ners”
Keesokan harinya, pasien pulang kerumah. Lokasi dirumah pasien di kamar,
berkumpul dengan seluruh anggota keluarga. Ny. B sedang menyuapi Tn. Y.
Istri Pasien : “Ayah ayo makannya dihabiskan yah” (sedang memberikan makanan
kepada pasien dengan sabar dan penuh kasih sayang)

15
Anak Pasien : (Sedang memijit ayahnya sambal memulai percakapan) “Ayah cepat
sembuh yah, biar kita bisa pergi jalan jalan lagi ketempat favorit kita”
Anak Pasien 2 : (Masuk kedalam kamar pasien) “Ibu, tadi ada telpon dari rumah sakit
menanyakan kabar ayah. Ners bilang hari ini mau datang untuk
melakukan kunjungan dan melihat kondisi ayah”
Istri Pasien : “Oh iya, kemarin ners Dian telpon katanya mereka mau ke sini lihat
kondisi ayah.”
Anak Pasien : “Iya bu, tadi katanya sedang di jalan menuju kesini. Tadi nanyain
alamatnya.”
Anak Pasien 2 : “Semoga mereka gak nyasar yah” (ekspresi sambil tertawa)
Beberapa menit kemudian Ns. Indah dan Ns. Dian sampai di rumah pasien
Perawat B : “Permisi…” (sabil mengetok pintu)
Anak Pasien : “Iya sebentar (membuka pintu)
Perawat B : “Selamat pagi Yanti”
Anak Pasien : “Eh Ners sudah datang, selamat pagi ners… mari silahkan duduk
dulu, saya panggilkan ibu sebentar ya ners”
Perawat A : “Oh iya terima kasih yah…” (duduk di ruang tamu)
Anak Pasien 2 : “Selamat pagi ners….” (berjabat tangan)
Anak Pasien : “Kakak…, ini ners yang merawat bapak, sebentar yah saya panggil
ibu dulu” (menuju ke kemar pasien)
Perawat A : “Oh ini yang kerja di luar kota itu yah? Yang selalu di tanyain di RS
oleh bapak” (sambil ekspresi tersenyum)
Anak Pasien 2 : “Iya ners, maklum kerjaannya lagi sibuk banget jadi agak susah untuk
ambil cuti”
Perawat B : “Bagaimana perkembangan kondisi bapak? Apa ada keluhan selama
di rumah?”
Anak Pasien 2 : “Iya tidak menentu ners, kadang ayah terlihat segar dan bersemangat,
tapi akhir-akhir ini ayah sedang susah makan dan bawaannya seperti
lemas dan tidur terus.”
Istri Pasien : “Selamat pagi ners bagaimana tadi, cari rumahnya susah yah ners?”

16
Perawat A : “Iya bu, tadi sempat kebingungan tapi tadi Tanya kewarga yang
sedang di warung di ujung jalan sana” (sambil tersenyum)
Istri Pasien : “Bapak sekarang susah makan Ners, tetapi sih terlihat lebih ceria dan
agak seger. Meskipun sempat dia mengeluh sakit katanya. Sekarang
bapak sedang ada di kamarnya, mari saya antar kedalam kamar
Ners…”
Perawat A : “Boleh kita lihat kondisi bapak, bu?”
Istri Pasien : “Boleh bu, mari saya antar ke kamar bapak” (menuju ke kamar
pasien)
Anak Pasien : “Ayah, ini Ners Dian dan Ners Indah datang jengukin bapak”
Perawat B : “Selamat pagi Pak Yohan, apa kabarnya? Bagaimana perasaan
bapak? Sudah ketemu anaknya nih yah sudah pulang bisa kumpul
keluarga.”
Pasien : “Baik Ners” (dengan suara lirih)
Perawat A : “Saya dengar bapak susah makan, kenapa bapak gak mau makan
Pak? Apa ada yang sakit?”
Perawat B : “Sambil saya tensi dulu yah pak” (mengukur TTV pasien)
Pasien : (sambil ekspresi tersenyum)
Perawat B : “Bapak tensinya agak rendah 90/70 mmHg. Bapak harus makan yah,
biar obatnya juga masuk. Jadi bapak gak lemas. Untuk temperature nya
normal yah 36,8C. Bapak harus makan ya…”
Anak Pasien : “Tuh Ners bilang bapak harus makan biar cepet sehat”
Perawat A : “Bapak harus makan, bapak ingin makan apa silahkan bilang saja.
Semua makan boleh bapak makan, asalkan ada yang masuk keperut
bapak yah, tidak ada pantangan makan untuk saat ini, yang penting
bapak mau makan”
Perawat B : “Iya bu, untuk saat ini beri saja bapak makanan yang di sukai bapak.
Yang penting bapak mau makan dan minum obat”
Anak Pasien 2 : “Oh boleh yah ners??”

17
Perawat A : “Iya gak apa2, untuk saat ini yang terpenting bapak bisa makan dan
minum obat. Selalu bikin bapak seneng yah ….”
Ns. Dian dan Mbak Lia keluar menuju ruang tamu
Perawat B : “Mba, melihat kondisi bapak yang seperti ini yang bisa di lakukan
adalah hanya bisa berdoa dan berusaha untuk menyenangkan hati
bapak yah, turuti saja permintaan yang bapak mau, buat bapak merasa
damai, senang dan bahagia di akhir hidup nya ini. Mbak dan keluarga
harus bisa mengikhlaskan dan merelakan bapak. Apapun yang terjadi
dengan bapak, mbak dan keluarga harus ikhlas dan lapang dada
yah….”
Anak Pasien 2 : “Iya Ners, kami sekeluarga sudah berusaha untuk ikhlas dengan
keadaan bapak yang seperti ini. Insyaallah kami siap dengan apapun
yang akan terjadi. Akhir - akhir ini juga kita berusaha menuruti semua
yang di inginkan bapak, selalu berada di dekat bapak. Mengajak bapak
mengobrol dan mengingatkan kembali memori2 yang telah kita lewati
Bersama keluarga. Agar bapak semangat. Dan kita juga sebagai anak
berusaha meyakinkan bapak, bahwa kami disini sudah berusaha ikhlas
dan kuat dengan apapun yang akan terjadi. Agar bapak tidak merasa
berat dan terbebani.”
Perawat A : “Baik bu, mbak, kita sepertinya sudah selesai, nanti jika ada apa-apa
tolong jangan sungkan-sungkan untuk menelfon kami yah. Dan jangan
bosan-bosan juga jika kami selalu menanyakan perkembangan kabar
bapak. Kita juga harus mengunjungi pasien yang lainnya. Baiklah
kami pamit dulu, terima kasih atas waktunya.”
Perawat B : ”Sebelum kita pergi apa ada yang mau di tanyakan lagi atau di
diskusikan?”
Istri Pasien : “Tidak ada Ners, nanti kalau ada apa-apa pasti saya akan langsung
kabari Ners. Terimaksih yah Ners…”
Perawat B : “Iya sama-sama bu, dengan senang hati. Kita hanya bisa berpesan,
selalu berada di samping beliau. Karena di saat-saat seperti ini

18
dukungan keluarga yang sangat berperan penting agar menguatkan
pasien. Turuti saja apapun permintaan pasien. Terutama untuk masalah
makan, pasien harus ada sesuatu yang masuk. Jadi apapun makanan
yang diinginkan pasien tolong di turuti agar pasien mau makan.”
Istri Pasien : “Iya baik Ners, terima kasih atas kunjungannya yah Ners”
(bersalaman)
Perawat A : “Terima kasih yah, kami pamit dulu, selamat siang…”
Ns. Dian dan Ns. Indah kemudian kembali ke Rumah Sakit. Setelah dua hari
kunjungan. Ns. Dian menerima telpon bahwa Tn. Yohan meninggal dunia. Ns. Dian
dan Ns. Indah mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga pasien

19

Anda mungkin juga menyukai